Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pengajaran adalah suatu proses mengajar belajar yang di dalamnya ada dua subjek yaitu
guru dan peserta didik. Istilah peserta didik penulis gunakan untuk anak didik, objek didik,
atau sebagai istilah lain dari murid/siswa. Tugas dan tanggung jawab utama seorang
guru/pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif,
yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif di antara dua subjek
pengajaran, guru sebagai penginisiatif awal, pengarah, pembimbing, sedang peserta didik
sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam
pengajaran.
Pengajaran memang bukan konsep atau praktek yang sederhana ia bersifat kompleks,
menjadi tugas dan tanggung jawab guru yang seharusnya. Pengajaran itu berkaitan erat
dengan pengembangan potensi manusia (peserta didik), perubahan dan pembinaan dimensi-
dimensi kepribadian peserta menyikapi makanan pada sang bayi. Dengan kata lain, tugas
pengajaran adalah berat, kompleks, perlu keseriusan, tidak asal jadi atau coba-coba.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan
pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan
masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik
bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai
makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang
membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologi
dan biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan
bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal itu pula yang menjadi tugas
cukup berat bagai guru dalam menggelola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering
terlontar hanya karena masalah sukarnya menggelola kelas. Akibat kegagalan guru
menggelola kelas, tujuan pembelajaran pun sukar untuk dicapai.
Masing-masing unsur yang terkait dengan proses pembelajaran dapat menjadi sumber
permasalahan pembelajaran. Permasalahan pembelajaran dapat timbul dari tujuan
pembelajaran, dari materi pembelajaran, dari proses pembelajaran, atau dari evaluasi
pembelajarannya. Pelaksanaan pembelajaran sering mengalami kendala seperti terjadinya
perubahan kurikulum, perubahan ini sengaja diciptakan oleh atasan (Depdiknas) sebagai
usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh
pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan sebagainya. Inovasi
seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak, menganjurkan
dan bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik untuk kepentingan bawahannya.
Dan bawahan tidak punya otoritas untuk menolak pelaksanaannya.
1
Kendala-kendala lain yang mempengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas antara
lain adalah perkiraan yang tidak tepat terhadap inovasi , konflik dan motivasi yang kurang
sehat, lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak berkembangnya
inovasi yang dihasilkan , keuangan (financial) yang tidak terpenuhi ,penolakan dari
sekelompok tertentu atas hasil inovasi, serta kurang adanya hubungan sosial dan publikasi.
Dengan berbagai masalah di atas menjadikan sebagian besar guru Matematika merasa
kesulitan untuk mengembangkan perencanan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum
2013. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mencari tahu kendala-kendala yang
dirasakan oleh Guru Matematika dalam membuat perencanaan pembelajaran. Berdasarkan
latar belakang tersebut maka judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah “Tantangan Dan
Kendala Yang Dialami Guru Dalam Membuat perangkat Perencanaan Pembelajaran
Matematika Kelas Iv Di SDN 13 POASIA” .
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana profil sekolah SDN 13 Poasia ?
2. Kendala-kendala apakah yang dihadapi oleh guru dalam Membuat dan
Melaksanakan Perencanaan Pembelajaran Matematika berdasarkan Kurikulum
2013 di Sekolah Dasar Negeri 13 Poasia ?
3. Apakah upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi kendala-kendala
yang dihadapi dalam Membuat dan Melaksanakan Perencanaan Pembelajaran
Matematika berdasarkan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Negeri 13 Poasia ?
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang semuanya telah diuraikan
diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui profil sekolah di Sekolah Dasar Negeri 13 Poasia.
2. Mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh guru dalam Membuat dan
Melaksanakan Perencanaan Pembelajaran Matematika berdasarkan Kurikulum
2013 di Sekolah Dasar Negeri 13 Poasia.
3. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi hambatan-
hambatan yang dihadapi dalam Membuat dan Melaksanakan Perencanaan
Pembelajaran Matematika berdasarkan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Negeri
13 Poasia.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Profil sekolah :
Nama lembaga :
Alamat
Kepala sekolah
Jumlah siswa
Jumlah guru
Susunan pengurus
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Profil sekolah :
1.identitas siswa
Nama sekolah
3
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan
sumberdaya yang tersedia.
2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
mengembangkan kurikulum melalui pengambilan bersama.
3) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai.
4
7. Sumber belajar diisi dengan menuliskan sumber belajar yang akan digunakan
termasuk alat, media, dan bahan pembelajaran atau buku sumber.
8. Penilian yang terdiri dari beberapa sistem penilaian yaitu tes tulis, kinerja
(perfomansi),produk, penugasan/proyek,portofilio. Dari beberapa macam
penilaian tersebut dituis dengan memilih jenis penilian yang paling sesuai.
5
BAB III
METODE ANALISIS
6
langsung dari sumbernya. Peneliti melihat buku-buku yang digunakan guru
Matematika sebagai sumber pembelajaran, serta bentuk penugasan dan penilaian
yang dikerjakan oleh siswa. Arsip-arsip yang dimiliki guru seperti perangkat
pembelajaran (Rencana Pembelajaran, Silabus, Program Tahunan, Program
Semester, Kalender Akademik, dan Minggu Efektif), yang dapat memberikan
keterangan mengenai kendala-kendala yang dihadapi guru dalam membut
perencanaan pembelajaran Matematika.
2) Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini akan digunakan beberapa teknik
diantaranya :
a) Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru matematika kelas VI di
SD Negeri 13 Poasia. Wawancara yang dilakukan kepada guru Matematika untuk
mencari tahu mengenai latar belakang pendidikan guru Matematika, kemampuan dan
kendala yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran Matematika meliputi
perencanaan dan pelaksanaan yaitu : perumusan indikator keberhasilan belajar,
pemilihan materi pembelajaran, pengorganisasian materi pembelajaran, pemilihan
sumber pembelajaran, skenario pembelajaran, penilaian, pra pembelajaran, membuka
pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, dan penutup.
b) Observasi
Peneliti mengobservasi guru tentang perencanaan pembelajaran Matematika,
tantangan dan kendala dalam membuat perencanaan pembelajaran Matematika serta
solusi untuk mengatasi masalah dalam membuat perencanaan pembelajaran
Matematika.
c) Dokumentasi
Peneliti mengambil foto aktifitas pembelajaran Matematika di kelas,
ketersediaan buku-buku di perpustakaan, media yang digunakan guru, dan sarana
prasarana yang digunakan. Hal tersebut berkaitan dengan kendala dalam perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran Matematika yang dapat dilihat di dalam
pembahasan.
7
data yang diperlukan dalam penelitian. Pengumpulan data terakhir peneliti mulai
melakukan usaha menarik kesimpulan dengan menarik verifikasi berdasarkan reduksi
dan sajian data. Jika permasalahan yang diteliti belum terjawab dan atau belum
lengkap, maka peneliti harus melengkapi kekurangan tersebut di lapangan terlebih
dahulu. Secara skematis proses analisis interaktif ini dapat digambarkan sebagai
berikut.
BAB IV
PEMBAHASAN
8
bahan ajar atau materi pelajaran belum difahami secara baik. Guru-guru masih banyak
yang sekedar menggunakan buku-buku teks pelajaran yang tidak dikemas dalam
pelaksanaan pembelajaran (R1, R2, R6, wawancara 26 september 2018). Padahal
tugas guru salah satu tuntutan undang-undang adalah mampu mengembangan materi
pembelajaran baik yang mencakup kompeksitas dan keluasan, maupun yang
menyangkuat pengorganisasian materi agar mudah diterima oleh siswa.
9
Umpan balik dalam kegiatan pembelajaran untuk menyelami seberapa jauh
penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran sangat penting dilakukan oleh guru.
Dalam pelaksanaannya guru masih kesulitan memberikan umpan balik pada anak,
baik selama proses pembelajaran berlangsung, maupun setelah materi pembelajaran
selesai diberikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti waktu pembelajaran
yang sudah habis, siswa yang kurang tertarik pada materi pembelajaran, dan masalah-
masalah lain yang menyebabkan guru merasa kesulitan untuk melakukan umpan
balik.
9. Mengembangkan KTSP
Secara umum, pemahaman guru tentang KTSP masih sangat terbatas. Guru-
guru belum bisa mandiri dalam mengembangkan kurikulum baik yang menyangkut
pengembangan materinya, perencanaan dan penyusunan perangkat pendukungnya,
implementasinya, maupun pelaksanaan sistem evaluasinya. Dampaknya, KTSP hanya
menjadi barang mati yang dikembangkan hanya wadahnya saja, sementara substansi
dan materinya sepenuhnya mengikuti rambu-rambu yang standar dari pemerintah.
Dalam konteks pengembangan seharusnya guru mampu mengembangkan materi
melalui pengayaan kasus-kasus lokal dan nasional lain yang lebih memberikan
10
pengalaman bagi peserta didik. Demikian juga dengan penyusunan perangkat
pembelajaran, guru yang seharusnya otonom menyusun dan mengembangkan
perangkat pembelajaran seperti RPP, bahan ajar, silabus, dan lain sebagainya, tetapi
masih terlihat kebingungan, dan pada akhirnya hanya mencontoh model yang sudah
jadi dari orang lain. Begitu juga dalam implementasi dalam kegiatan pembelajaran
belum menunjukkan adanya usaya serius untuk mandiri dan lebih baik, demikian juga
dengan pelaksanaan sistem evaluasi yang instrumen dan pengembangannya menjadi
wilayah otonomi guru. Bahkan pengawas sekolah dan kepala sekolah masih mendikte
guru untuk mengikuti arah kebijakan dan tuntutannya ketimbang melihat substansi
dan kewenangan guru sebagimana tuntutan undang-undang yang memberikan
otonomi pada guru, sementara pengawas dan kepala sekolah adalah komponen
pengontrol saja yang menjamin kualitas pembelajaran yang dilaksanakan dan
dikembangkan oleh guru.
Upaya yang di lakukan guru untuk mengatasi hambatan penyusunan RPP adalah
dengan diskusi dengan teman sejawat, seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan ilmiah,
membuka internet dengan belajar sendiri (R1, Wawancara, 26 september 2018). Di
samping itu juga membandinkan beberapa RPP untuk kemudian memilih salah satu RPP
yang mereka anggap paling baik untuk disusun sesuai dengan mata pelajaran yang
menjadi tugasnya mengajar. Meskipun demikian, RPP yang disusun sendiri oleh para
guru terkadang masih belum sinkron antara tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
dan pelaksanaan evaluasinya. Padahal dalam sistem kegiatan pembelajaran antara tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan sistem evaluasi harus sinkron satu sama
lainnya.
11
4. Memfokuskan Perhatian Siswa
Upaya-upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi masalah memfokuskan perhatian
siswa adalah melalui upaya menciptakan suasana yang menyenangkan seperti dengan
lelucon, menampilkan gambar-gambar yang lucu sehingga perhatian anak terfokus pada
gambar karena merasa tertarik, selanjutnya baru menjelaskan arti dan makna gambar
tersebut. Di samping itu juga melalui permainan-permainan yang mendorong motivasi
siswa untuk ikut berpartisipasi dalam permainan dan dapat mendorong rasa senang di
kalangan siswa.
9. Mengembangkan KTSP
Usaha-usaha yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
diskusi dengan teman sejawat, mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh
12
pemerintah, seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan ilmiah, membuka internet, belajar
sendiri. Sehingga dengan usaha-usaha ini guru dapat mengembangkan kurikulum sesuai
dengan tugas dan kewajibanya sebagai guru.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas , maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut :
13
9) mengembangkan secara keseluruhan KTSP itu sendiri.
2. Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh guru sekolah dasar terhadap hambatan-
hambatan yang ditemukan adalah melalui: diskusi dengan teman sejawat, ikut
pelatihan-pelatihan, baik pelatihan penyusunan silabus dan RPP, pelatihan
metodologi pembelajaran, pelatihan evaluasi pembelajaran, atau sistem penilaian
dan berusaha memahami bagaimana penyusunan instrumen yang baik untun
diterapkan, penelitian tindakan kelas dan kegiatan-kegiatan lain yang memberi
pengalaman untuk mengembangkan materi pelajaran, sehingga penyajiannya dapat
dengan mudah difahami oleh siswa.
5.2 SARAN
Diharapkan para pembaca makalah ini, khususnya guru dapat meningkatkan dan
mengembangkan profesinya sehingga lebih berkualitas dalam membuat dan
melakanakan perencanaan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Kunandar. 2008. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru.
Jakarta: Raja Grafindo.
Miles, M.B. and Huberman, A.M. 1984. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New
Methods. Beverly Hills CA: Sage Publications.
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
14
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
15