Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Merokok merupakan suatu budaya yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
masyarakat, baik kaya, miskin, tua, muda, hampir semuanya mengkonsumsi rokok
(Pratikasari & Handoya, 2014). Merokok merupakan kegiatan yang masih
dilakukan oleh banyak orang. Kebiasaan ini seringkali sulit dihentikan karena
adanya dampak negatif yaitu efek ketergantungan yang ditimbulkan oleh zat
kimia yang terkandung dalam rokok diantaranya nikotin, karbon monoksida, dan
tar (Haustein & Groneberg, 2010).
Dampak dari merokok dapat mengakibatkan berbagai penyakit antara lain kanker
tenggorokan, kanker paru-paru, kanker lambung, penyakit jantung koroner,
pneumonia, gangguan sistem reproduksi dan lain-lain. Selain itu, dampak lain
yang ditimbulkan dari ketergantungan rokok, remaja dapat mengalami gangguan
seperti gelisah, berkeringat dingin, sakit perut. Walaupun rokok sudah diketahui
dampak negatif bagi kesehatan, masih banyak remaja yang mengabaikannya
(Syafrudin, 2011).
Jumlah perokok di seluruh dunia kini mencapai 1,2 milyar orang dan 800 juta di
antaranya berada di negara berkembang. Menurut WHO, Indonesia merupakan
Negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia, yang pertama yaitu China
mencapai 390 juta perokok, kedua India mencapai 144 juta perokok, dan ketiga
Indonesia mencapai 65 juta perokok (Depkes, 2013). Perokok di Indonesia
sebagian besar mulai merokok ketika mereka masih remaja dengan jumlah 34%
(Kemenkes, 2010). Jawa Tengah merupakan salah satu Provinsi dengan jumlah
perokok terbesar setelah Jawa Barat dan Jawa Timur. Prevalensi perokok di Jawa
Tengah pada tahun 2013 terbanyak adalah Kota Salatiga dengan jumlah perokok
94,9% (Riskesdas, 2013). Jumlah perokok remaja di Kabupaten Tegal sekitar
50,02% dikatakan sudah pernah mencoba merokok, presentase remaja yang
pernah merokok pada tahun 2013 mencapai 55% (Dinkes, 2013).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Global Youth Tobacco Survey (GTYS, 2009)
angka perokok pada kalangan remaja usia sekolah (13-15 tahun) pada tahun 2009
mencapai 7,7 yang telah mengalami peningkatan tiap tahunnya. Berdasarkan
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) proporsi penduduk umur kurang
dari 15 tahun yang merokok dan mengunyah tembakau cenderung meningkat,
pada tahun 2010 jumlah perokok remaja sebesar 34,7%, dan meningkat tahun
2013 sebesar 36,3%.
Menurut Amalia (2010), populasi merokok pada remaja yang tinggi disebabkan
beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu kurangnya
pendidikan kesehatan tentang dampak negatif merokok di kalangan sekolah.
Selain itu, kurangnya kesadaran yang dimiliki remaja mengakibatkan mereka
tidak memperhatikan dampak negatif dari merokok. Pendidikan kesehatan
merupakan kegiatan pendidikan yang dapat menggunakan metode pembelajaran
yang dilakukan dengan cara menyampaikan pesan, menanamkan keyakinan,
sehingga peserta tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Anwar,
2010). Metode pembelajaran merupakan salah satu penunjang keberhasilan dalam
tercapainya tujuan pendidikan, ada beberapa metode pembelajaran yang bisa
digunakan oleh peneliti sebagai penyampaian pendidikan kesehatan peneliti
kepada peserta salah satunya adalah metode active learning dengan strategi quiz
team (Samdani, 2009).
Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2013) telah menggunakan active learning
dengan strategi quiz team, hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa pendidikan
kesehatan dengan strategi quiz team menunjukan adanya perbedaan sikap siswa
usia 6-12 tahun yang signifikan dalam pencegahan tuberkulosis paru. Sebesar 32
orang (76,2%) responden, telah diberkan pendidikan kesehatan dengan strategi
quiz team mengalami perubahan. Sikap yang positif berjumlah 32 orang dan
responden yang memiliki sikap cukup 10 orang (23,8%).