You are on page 1of 151

KERANGKA ACUAN

ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN


PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

BAB II
PELINGKUPAN

2.1 Deskripsi Rencana Kegiatan


2.1.1 Status Studi AMDAL
Kajian AMDAL merupakan bagian dari studi kelayakan yang perlu
dilakukan penelaahan dan evaluasi terhadap masing-masing alternatif pada
rencana kegiatan yang dipandang layak baik dari segi teknis maupun
ekonomis, maka pelaksanaan studi dan penyusunan dokumen AMDAL
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
2x750MW, ini akan dilaksanakan setelah adanya studi kelayakan dan
detail engineering design (DED). Dalam pelaksanaan studi kelayakan
dilakukan kajian detail:
a. Kelayakan aspek lingkungan
b. Kelayakan aspek sosial budaya
c. Kelayakan aspek kesehatan masyarakat
d. Kelayakan aspek ekonomi
e. Kelayakan aspek transportasi
Aspek kelayakan lingkungan menjadi hal utama. Setiap rencana
kegiatan pembangunan perlu dilakukan suatu kajian berupa studi
lingkungan, dalam usaha menunjang Pembangunan Indonesia yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan begitupula dengan kegiatan
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
2x750MW, Kabupaten Kulon Progo, agar manfaatnya dapat
dikembangkan secara maksimal dan dampak negatifnya dapat diperkecil
atau diminimalisir serta sebagai amanat dari peraturan perundangan yang
berlaku AMDAL pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU) 2x750MW
Potensi dampak lingkungan yang timbul dari kegiatan ini, maka
sebagai upaya dalam melakukan pengendalian dampak lingkungan, baik

Page 6
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

pada saat pra konstruksi, konstruksi, operasional, dan pasca operasi


PLTGU, diperlukan perencanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
yang dapat dipertanggungjawabkan dalam dokumen pengelolaan
lingkungan (dokumen AMDAL).
2.1.2 Kesesuaian lokasi dengan rencana tata ruang
Pembangunan PLTGU 2x750MW dengan peraturan daerah
Kabupaten Kulon Progo nomor 1 tahun 2012 tentang rencana tata ruang
wilayah Kabupaten Kulon Progo tahun 2012-2032. Pembangunan PLTGU
2x750MW di Kecamatan Galur Kabupaten Kulonprogo. Luas kawasan
PLTGU 2x750MW sebesar 20 Ha yang meliputi penggunaan lahan untuk
kebutuhan akses jalan dan inspeksi lahan untuk power house, gardu induk
serta lahan untuk lokasi tapak tower transmisi. Adapun letak geografis
Kabupaten Kulon Progo yaitu :
a. Barat : Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah.
b.Timur :Kabupaten Sleman dan Bantul, Provinsi D.I.Yogyakarta.
c. Utara : Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
d. Selatan : Samudera Hindia.
Pada lokasi rencana pembangunan tersebut berdasarkan PERDA
Kabupaten Kulon Progo nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032, Khususnya pada
pasal 19 tentang sistem jaringan energi disebutkan pada angka 5 poin c
menjelaskan bahwa halnya kawasan di Kecamatan Galur ini tersedia untuk
pengembangan energi alternatif. Pada PERDA Kabupaten Kulonprogo No.
1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon
Progo tahun 2012-2032 menjelaskan bahwa halnya pada kawasan tersebut
untuk pengembangan sumber daya energi angin dan gelombang air laut.
Dengan demikian untuk pembangunan PLTGU 2x750MW di Kecamatan
Galur Kabupaten Kulon progo tidak sesuai dengan PERDA Kabupaten
Kulonprogo No 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032. Maka sesuai dengan ketentuan
pasal 4 ayat (3) PP No. 27 Tahun 2012 bahwa dalam hal lokasi rencana

Page 7
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Usaha dan/atau Kegiatan tidak sesuai dengan rencana tata ruang,


dokumen Amdal tidak dapat dinilai dan wajib dikembalikan kepada
Pemrakarsa.

LOKASI RENCANA
PEMBANGUNAN

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kecamatan Galur


2.1.3 Rencana Kegiatan yang Berpontensi Menimbulkan Dampak
2.1.3.1 Gambaran Umum Rencana Kegiatan
Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU) 2x750 MW yang terletak di muara Sungai Progo dimana pada
lokasi kegiatan sangat berdekatan dengan Bandara New Adi Sutjipto.
Pembangkit ini menggunakan batubara dan gas sebagai bahan bakar serta
air laut sebagai cooling water. Dalam kegiatan PLTGU ini diperkirakan
menimbulkan dampak penting terhadap komponen lingkungan, baik
lingkungan geofisik-kimia, lingkungan biologis, lingkungan sosial
ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu diperlukannya
analisis terhadap dampak yang akan ditimbulkan melalui kajian Amdal.
Secara garis besar tahapan kegiatan ini terdiri dari tahap pra kontruksi,
kontruksi, tahap operasi dan pasca operasi.

Page 8
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2.1.3.2 Tahapan Rencana Kegiatan yang Menimbulkan Dampak


Rencana kegiatan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas
dan Uap yang terletak di muara Sungai Progo menimbulkan dampak
potensial yang dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap pra konstruksi,
konstruksi, tahap operasional dan pasca operasi.
Uraian mengenai kegiatan yang diduga menimbulkan dampak
penting terhadap komponen lingkungan hidup berdasarkan pentahapannya
adalah sebagai berikut:
A. Tahap Pra Konstruksi
1. Survei
Kegiatan survei dan investigasi dilakukan di wilayah yang terletak
disekitar lokasi rencana tapak kegiatan pembangunan PLTGU 2 x 750
MW dan sarana penunjang kegiatan ini berupa pengambilan data,
investigasi pengukuran data untuk mengetahui kondisi rona eksisting di
wilayah rencana tapak proyek dan sekitarnya serta pengambilan kondisi
kualitas lingkungan. Survei dan investigasi dilakukan untuk mengetahui
kondisi eksisting sekarang serta rencana pembangunan dan
pengembangannya. Kegiatan ini berupa pengambilan data untuk
perencanaan, pengukuran, penentuan lokasi, survei dan investigasi berupa
pemasangan patok di lokasi rencana pembangunan dan investigasi berupa
pengeboran untuk mengetahui kondisi geologi, pengukuran topografi dan
sebagainya.
2. Sosialisasi
Setiap perencanaan pembangunan yang akan berdampak terhadap
perubahan lingkungan, memerlukan kesiapan berbagai pihak untuk
menerima perubahan tersebut. Tahap publikasi dan sosialisasi agar
Pembangunan PLTGU 2 x 750 MW di Kabupaten Sleman, Bantul dan
Yogyakarta diketahui masyarakat luas, khususnya masyarakat disekitr
wilayah lokasi rencana pembangunan yang merupakan wilayah yang
diprakirakan akan berdampak langsung adanya pembangunan. Kegiatan
publikasi dan sosialisasi ini dilakukan untuk memperoleh umpan balik dan

Page 9
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

menjaring informasi dari masyarakat terkait rencana Pembangunan


PLTGU 2 x 750 MW, baik berupa saran, masukan, pendapat dan
tanggapan untuk mengetahui aspirasi dan sikap masyarakat terhadap
rencana Pembangunan PLTGU 2 x 750 MW yang akan dilakukan sebagai
bahan kajian dasar dalam proses pelingkupan dan evaluasi dampak dalam
penyusunan dokumen AMDAL.
Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan konsultasi publik dalam
rangka Studi AMDAL Pembagunan PLTGU 2 x 750 MW adalah sebagai
berikut:
1. Pemasangan pengumuman Studi AMDAL berupa pamflet dalam
rangka Pembangunan PLTGU 2 x 750 MW.
2. Pemasangan pengumuman Studi AMDAL dalam rangka
Pembangunan PLTGU 2 x 750 MW di media cetak.
3. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan konsultasi publik secara
langsung.
Kegiatan konsultasi publik secara langsung dilakukan
dengan metode sebagai berikut:
a. Kegiatan konsultasi publik melibatkan aparat, tokoh
masyarakat, tokoh agama, pemerhati masalah lingkungan,
serta masyarakat yang bermukim disekitar tapak proyek
dengan menampung saran, pendapat dan tanggapan
masyarakat mengenai rencana kegiatan.
b. Materi konsultasi publik harus menjelaskan secara
transparan dan tuntas mengenai manfaat maupun kerugian
(efek negatif) dari rencana pembangunan tersebut terutama
kepada masyarakat yang terkena dampak langsung.
c. Konsultasi publik juga merupakan kegiatan yang
memberitahukan kepada warga terkena dampak mengenai
progress maupun bila terjadi perubahan-perubahan
perencanaan.

Page 10
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

d. Sosialisasi akan dilaksanakan oleh pemrakarsa ketika akan


memulai suatu kegiatan yang membutuhkan pelibatan.
3. Pengadaan Lahan
Kegiatan pengadaan lahan untuk lokasi PLTGU 2 x 750 MW
merupakan tahapan yang paling penting dan menentukan dalam proses
pembangunan. Rencana kegiatan Pembangunan PLTG 2 x 750 MW
direncanakan berada di Muara Sungai Progo. Luas lahan yang dibutuhkan
dalam Pembangunan PLTGU 2 x 750 MW diperkirakan mencapai 20 ha
yang meliputi penggunaan lahan untuk kebutuhan jalan akses dan inspeksi
lahan untuk power house, gardu induk serta lahan untuk lokasi tapak tower
transmisi.

B. Tahap Konstruksi
1. Rekruitmen Tenaga Kerja Konstruksi
Kegiatan rekrutmen tenaga kerja dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja selama kegiatan konstruksi Pembangunan PLTGU
2 x 750 MW nantinya. Kebutuhan tenaga kerja ini terdiri dari tenaga
dengan keahlian khusus seperti operator alat berat, tenaga ahli konstruksi
dan pengawas; serta tenaga kerja dengan tingkat keahlian sedang dan
tenaga kasar. Pada saat kegiatan puncak, jumlah tenaga kerja yang terlibat
dalam Pembangunan PLTGU 2 x 750 MW dan sarana penunjang ini
diperkirakan akan mencapai 500 orang. Klasifikasi tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk kegiatan konstruksi yang dilakukan pihak pelaksana
proyek (kontraktor) diharapkan memperhatikan sumberdaya manusia
lokal.
Dalam proses rekrutmen tenaga kerja konstruksi akan dilakukan
seleksi sesuai dengan keterampilan yang dimiliki, sedangkan syarat-syarat
umum yang harus dimiliki oleh calon tenaga kerja, antara lain sebagai
berikut:
- Mempunyai keterampilan dibidang konstruksi.

Page 11
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

- Pernah atau memiliki pengalaman bekerja dibidang konstruksi (mi. 1


tahun).
- Berpendidikan min. SLTP dan SMU atau sederajat.
- Berusia dewasa (di atas 18 tahun)
- Berbadan sehat dibuktikan dengan surat kesehatan/ sehat.
- Berperilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan loyalitas
terhadap pekerjaannya.
Dengan menetapkan syarat-syarat diatas maka dapat diperoleh
tenaga kerja sesuai yang diinginkan sehingga dalam melaksanakan
pekerjaan pembangunan dapat memenuhi target yang telah direncanakan
sebelumnya.
2. Mobilitas Material, Peralatan, dan Tenaga Kerja
Mobilitas untuk peralatan dan material serta jumlah dan jenis alat
berat yang dipakai disesuaikan dengan jadwal dan rencana kerja
Pembangunan PLTGU 2 x 750 MW. Untuk jenis material bahan bangunan
seperti semen, besi, aspal dan sebagainya pengadaanya dapat dilakukan
dengan cara membeli langsung kepada pengusaha setempat. Selain itu
pengadaannya dapat dilakukan dengan memberdayakan dan bekerjasama
dengan penduduk maupun pengusaha lokal. Pengadaan air diperlukan
selama kegiatan konstruksi untuk campuran adukan semen, beton,
penyiraman debu serta untuk pemenuhan kebutuhan air bagi para pekerja
akan diambil dari sumber air yang ada disekitar lokasi proyek khususnya
air tanah dan sumber air dengan tetap memperhatikan kelestarian dan
menjaga ketersediaan sumber air.
Pemindahan dan pengangkutan peralatan untuk kegiatan konstruksi
yaitu peralatan berat untuk konstruksi seperti Buldozer, Crane, Excavator,
Loader, Back Hoe, Truk Molen serta peralatan pendukung lainnya akan
menggunakan jalan penghubung yang direncanakan akan diperbaiki dan
dibangun sampai lokasi PLTGU 2 x 750 MW.

Tabel 2.1. Jenis dan Fungsi Alat Pembangunan

Page 12
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

No Jenis Alat Fungsi Alat


1 Dump Truck Pengangkut bahan material/peralatan kerja
2 Truck Pengangkut bahan material/peralatan kerja
3 Pick Up Pengangkut bahan material/peralatan kerja
4 Trailler Pengangkut bahan material/peralatan kerja
5 Truck Readymixed Pencampuran material pengecoran beton
6 Bulldozer Menarik, menggusur dan meratakan tanah
7 Compactor Memuat material ke alat angkut
8 Backhoe Loader Alat pemadat tanah/material
9 Excavator Penggalian dan memuat material
10 Crane Penderek
11 SoilMec Mekanik Mesin bor untuk bore pile
12 Auger Mata bor tanah lunak
13 BellingTool Mata bor tanah keras
14 Cleaning Bucket Pengangkut tanah/lumpur didasar lubang bor
15 Concrete Pump Pompa penyalur adukan beton
16 Compresor Menyalurkan dan menggerakan tenaga
17 Genset Pasokan daya listrik
18 Mesin Las Penyambung besi
19 Pompa Air Pengambl air bersih
20 Tanki Air Penyimpanan air kerja
21 Peralatan Pertukangan

3. Aktivitas Base Camp


Penentuan lokasi base camp disesuaikan dengan tahapan kemajuan
pelaksanaan kegiatan dimana lokasi base camp akan dibangun dilokasi
proyek Pembangunan PLTGU 2 x 750 MW. Aktifitas base camp sebagai
tempat kerja dan tinggal akan berdampak pada lingkungan:

Page 13
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

a. Berdirinya bangunan base camp sebagai bangunan untuk tempat


tinggal dan aktifitas pekerja seperti kantor, gudang, penginapan
pekerja dan perbengkelan yang dapat merubah kesan estetika.
b. Timbulnya limbah domestik dari aktifitas base camp dan
perbengkelan yang dpat mencemari lingkungan.
Base camp secara khusus merupakan pusat kegiatan manajemen
proyek, penyimpanan material dan peralatan. Dalam kegiatan
pembangunan konstruksi diasumsi kebutuhan air bersih setiap pekerja
adalah 50 liter/orang/hari. Sedangkan sampah yang dihasilkan dari
kegiatan tenaga kerja kurang lebih adalah 0.2 m3/hari.

4. Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan adalah kegiatan berupa pengupasan lapisan tanah,
pembukaan tanah dengan membersihkan penebangan vegetasi serta
penggalian dan pengurukan didaerah rencana Pemabangunan PLTGU 2 x
750 MW. Kegiatan ini akan merubah kondisi bentang alam eksisting dan
dapat mengganggu habitat dari flora dan fauna yang ada dimana pada
lokasi rencana kegiatan masih dijumpai adanya harimau serta elang jawa
yang dilindungi, sehingga pihak pelaksana dalam kegiatan penyiapan
lahan ini harus memperhatikan kondisi lingkungan dengan pengaturan
jadwal dan rencana kegiatan kegiatan sebaik mungkin.Tahap awal pada
pekerjaan penyiapan lahan adalah pembersihan lahan penebangan
vegetasi,karena kawasan tapak proyek sebagian besar merupakan lahan
kawasan hutan lindung.Pembersihan dan pengurukan lahan dilakukan
dengan membersihkan vegetasi, benda-benda lain, dan bentukan-bentukan
lahan yang diperkirakan tidak mendukung pelaksanaan proyek. Perataan
lahan dilakukan dengan menguruk dan mengeraskan lahan proyek.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan menggunakan alat-alat berat seperti
buldozer dan excavator.

5. Pembangunan PLTGU 2 x 750 MW dan Fasilitasnya

Page 14
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Pekerjaan Pembangunan PLTGU 2 x 750 MW meliputi berbagai


kegiatan unit-unit PLTGU 2 x 750 MW yang terdiri dari bangunan
pengambil air (Intake), bangunan penangkap pasir, terowongan akses dan
inspeksi, Surge Tank, Pipa Pesat (Penstock), dan Power House. Fasilitas
pendukung yang akan dibangun adalah kantor pembangkit, yang letaknya
berada di sebelah timur Power House. Informasi teknis mengenai
spesifikasi bangunan-bangunan pada PLTGU 2 x 750 MW adalah sebagai
berikut:
a. Bangunan pengambilan air (Intake)
- Jumlah: 2 unit
- Lebar: 7 meter
- Tinggi: 15 meter
b. Power, dengan spesifikasi:
- Tinggi jatuh: 45 meter
- Debit pembangkit: 500 m3/s
- Daya terpasang: 40 MW
6. Pembangunan Jaringan Transmisi SUTT 35 kv
Jaringan transmisi baru 750 MW akan dibangun sepanjang 60 km
yang mengubungkan lokasi ke Gardu Induk di Jalan Kaliurang. Persiapan
daerah untuk konstruksi pembangunan menara akan mencakup
pembersihan vegetasi, diperkirakan tidak ada jalan baru yang dibutuhkan
untuk mencapai daerah menara, tapi pembersihan jalur akan diperlukan
melalui hutan atau daerah ladang. Setelah menara dibangun, jaringan akan
dirangkai dan ditimbun. Rangkaian akan dilakukan dari permukaan tanah;
kabel utama akan digunakan untuk menarik kabel listrik dari satu menara
ke menara selanjutnya. Periode konstruksi diperkirakan akan berjalan
selama 12-18 bulan.
7. Demobilisasi Peralatan dan Tenaga Kerja
Demobilisasi peralatan merupakan kegiatan pengembalian
peralatan yang sudah tidak dipergunakan karena pembangunan telah
selesai. Pemindahan perawatan ini diharapkan tidak akan mengganggu

Page 15
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

aktifitas disepanjang jalan yang akan dilalui oleh peralatan. Kegiatan


demobilisasi peralatan dan tenaga kerja ini akan mengurangi arus lalu
lintas di jalan sekitar proyek dengan selesainya kegiatan konstruksi dan
akan dilakukan kegiatan perbaikan prasarana jalan sehingga akan
meningkatkan persepsi dan sikap masyarakat yang positif terhadap
kegiatan PLTGU 2 x 750 MW.
C. Tahap Operasi
1. Rekruitmen Tenaga Kerja Operasional
Rekrutmen tenaga kerja dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja saat kegiatan operasional PLTGU 22x750 MW akan
dimulai.Sebagian dari tenaga kerja tahap konstruksi ,baik tenaga kerja
lokal maupun tenaga kerja pendatang yang memiliki keterampilan yang
dibutuhkan untuk operasional PLTGU 2x750 MW akan dipeerjakan
kembali pada tahap operasi.Dalam kegiatan rekrutmen tenaga kerja setelah
PLTGU 2x750 MW beroprasi diharapkan mengutamakan tenaga kerja
lokal yag disesuaikan dengan kebutuhan dan keahlian yang diperlukan
khususnya dari masyarakat setempat disekitar kawasan PLTGU 2x750
MW .
2. Operasioanal dan Pemeliharaan Pembangkit
Operasional PLTGU 2x750 MW yang meliputi berbagai macam
kegiatan seperti persiapan pengoprasian unit, penyalaan unit, pemadaman
unit, pengaturan daya keluaran, pengawasan kondisi mesin, penanganan
darurat, dan lain lain memerlukan pemeliharaan secara berkala dan
berkelanjutan dalam mendukung kelancaran proses kerja pembangkitan.
Kegiatan operasional dan pemeliharaan pembangkitan PLTGU
2x750 MW merupakan kegiatan rutin yang akan dilakukan secara berkala
oleh PT.PLN (Persero),yang selain bertujuan untuk memperpanjang usia
guna PLTGU 2x750 MW juga dimaksudkan untuk menjaga kesetabilan
dan keberlanjutan pasokan energi listrik terutama untuk memenuh
kebutuhan masyarakat di wilayah Kabupaten Kulonprogo, Sleman, Bantul
dan kota Yogyakarta.

Page 16
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Operasional dan Pemeliharaan Air


Selain kegiatan operasional dan pemeiliharaan pembangkitan,
pemeliharaan juga dilkaukan pada bangunan air PLTGU 2x750 MW.
Bangunan air dilingkup meliputi : surge tank, penstock, bangunan
pengambilan (intake), dan perpipaan. Pemeliharaan dilakukan secara
periodik yang dilakukan dalam waktu yang lama dan pemeliharaan rutin
yang mempunyai frekuensi lebih sering dilakukan dengan sekala kecil.
Dalam pemeliharaan bangunan air PLTGU 2x750 MW juga dilakukan
tindakan pengamanan dan pencegahan untuk menjaga kondisi dan atau
fungsi bangunan agar dapat difungsikan secara optimal guna mendukung
operasional PLTGU 2x750 MW. Kegiatan operassional dan pemeliharaan
bangunan air meliputi penggelontoran pipa pesat (penstock) yang
bertujuan membersihkan saluran ddari terakumulasinya endapan kotoran
yang terbawa melalui air.
4. Operasional dan pemeliharaan jaringan transmisi
Jaringan transmisi direncanakan terpasang di PLTGU 2x750 MW
merupakan jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
Jaringan transmisi tersebut bisa mengalami kerusakan atau gangguan baik
yang diakibatkan karena salah pengoperasian, kesalahan saat konstruksi
maupun telah melampaui masa kerjanya (life time).
Berbagai kegiatan pemeliharaan pada jaringan SUTT antara lain seperti :
- Penggantian isolator pecah atau rusak lapisan permukaannya
- Pembersihan isolator karena polusi
- Perbaikan kawat yang putus
- Pengencangan klem klem jumper
- Pemeriksaan kelengkapan tapak tower
- Pengecekan Tahanan Pembumian
- Pemeriksaan tower yang mengalami deformasi / bengkok bengkok akibat
tana sekeliling pondasi longsor
- Pondasi turun/amblas karena tanah dasar pondasi mengalami
sliding/gelincir oleh arus bawah tanah

Page 17
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

-Pengelasan baut-baut tower untuk mencegah pencurian


5. Distribusi Energi Listrik
Penyaluran energi listrik dari pembangkitan PLTGU 2x750 MW
dharapkan dapat meningkatkan pasokan listrik terutama di wilayah
Kabupaten Kulonprogo, Sleman Bantul dan Kota Yogyakarta. Suplai
listrik bagi pemenuhan kebutuhan Bandara New Adi Sucipto dan
masyarakat di kota tersebut. Pendistribusian energi listrik dari operasional
PLTGU 2x750 MW, selain digunakan sebagai konsumsi rumah tangga,
diharapkan juga mendukung kegiatan kawasan industri Piyungan dan
operasional Bandara New Adi Sucipto sehingga dapat mendorong tingkat
pertumbuhan perekonomian global.
D. Tahap Pasca Proyek
1. Studi Perpanjangan Usia Proyek
PLTGU 2 x 750 MW yang akan dibangun di Kabupaten
Kulonprogo direncanakan memiliki umur efektif operasional selama 30
tahun. Saat berakhirnya usia ekonomis PLTGU 2 x 750 MW tersebut akan
dilakukan pengujian/studi untuk menentukan kelayakan secara teknis
maupun secara ekonomis apakah PLTGU 2 x 750 MW layak atau tidak
layak dilakukan perpanjangan operasional. Dalam kegiatan studi ini akan
dilakukan evaluasi kinerja serta manfaat dari operasional PLTGU 2 x 750
MW bagi masyarakat di Kabupaten Kulonprogo. Output dari hasil studi
merupakan bahan pertimbangan bagi pemrakarsa dalam pengambilan
keputusan apakah PLTGU 2 x 750 MW akan terus dilakukan operasional,
dikembangkan kapasitas dan jaringan distribusinya, atau apakah PLTGU 2
x 750 MW akan ditutup yang dalam hal ini kawasan yang dipergunakan
sebagai PLTGU 2 x 750 MW akan dikembalikan fungsinya sebagaimana
kondisi awal.

2.1.3.3 Kajian Alternatif

Page 18
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Mengacu pada PP Nomor 16 tahun 2012, rencana kegiatan


pembangunan dan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU) 2X750 MW yang tidak memerlukan kajian alternatif yaitu;

1. Ditinjau dari lokasi pembangunan, lokasi telah ditentukan sesuai


dengan kesepakatan dengan pemrakarsa.
2. Jenis teknologi dan penggunaan alat-alat produksi.
3. Kapasitas dan spesifikasi teknik.

Sedangkan rencana kegiatan pembangunan dan operasional


Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) 2X750 MW yang
memerlukan kajian alternatif adalahjalan masuk dan keluar, yaitu

1. Alternatif 1: Rute Pengangkutan material di tahap konstruksi


2. Alternatif 2: Alternatif pintu masuk dan keluar di tahap operasi

2.1.3.4 Pengelolaan Lingkungan yang Telah Direncanakan


Dalam rangkaian sistem operasi pembangkitan tenaga listrik,
disamping menghasilkan energi listrik, juga dihasilkan bahan buangan
(limbah) baik padat, cair, gas maupun panas. Dari hasil pembakaran
batubara, cerobong akan mengeluarkan zat partikulat, gas (CO, SOx, NOx)
dan panas. Polutan – polutan ini dapat menyebabkan korosi pada material,
iritasi saluran pernafasan dan berbagai macam efek pada tumbuh-
tumbuhan. Salah satu upaya untuk mewujudkan clean coal technology dari
aktifitas pembakaran batubara ini adalah dengan teknologi Fluidized Bed
Combustion (FBC).

Fluidized Bed Combustion merupakan salah satu teknologi yang


banyak digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap. Pada metode
Fluidized Bed Combustion atau FBC, batubara akan dihancurkan terlebih
dahulu dengan mesin penghancur atau crusher untuk menghasilkan
batubara yang ukuran maksimalnya tidak lebih dari 2,5 sentimeter. Metode
FBC berbeda dengan pembakaran batubara yang menggunakan stoker
dimana batubara ditempatkan pada kisis api seama proses pembakaran.
Metode ini juga berbeda dengan metode PCC yang menyemprotkan
batubara dan udara ketika pembakaran karena pada metode FBC batubara

Page 19
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

diusahakan berada dalam posisi mengambang. Untuk mendapatkan posisi


ini, dilewatkan angin dengan kecepatan tertentu yang dilewatkan dari sisi
bawah boiler. Keseimbangan antara angin, gaya dorong ke atas, dan gaya
gravitasi akan membantu menjaga butiran batubara berada dalam posisi
mengambang sehingga akan membantu kapisan seperti cairan yang selalu
bergerak. Keadaan ini akan membuat pembakaran batubara menjadi lebih
sempurna karena batubara yang posisina selalu berubah sehingga
memungkinkan sirkulasi udara berjalan dengan lancar dan memenuhi
kebutuhan udara selama proses pembakaran.

Dengan sifat pembakaran yang demikian, spesifikasi batubara yang


digunakan untuk metode ini tidak begitu ketat seperti pada metode
pembakaran batubara yang lain. Biasanya tidak ada pembatasan khusus
untuk kadar volatile matter atau zat terbang, kadar abu, dan rasio bahan
bakar. Semua jenis batubara bisa digunakan dalam metode ini sekalipun
batubara tersebut termasuk kategori rendah. Semua batubara bisa dibakar
dengan sempurna dengan metode FBC ini. Namun, saat batubara akan
dimasukkan ke dalam boiler, kandungan air yang ada di permukaannya
tidak lebih dari 4 persen. Salah satu keunggulan dari metode FBC adalah
penggunaan alat peremuk batubara yang tidak terlalu rumit dan
mempunyai efisiensi pembakaran batubara yang tinggi, juga mampu
meredam secara drastis emisi gas-gas polutan seperti SOx dan NOx.

A. Sistem Penanganan Abu

Untuk mencegah pencemaran debu sisa pembakaran,


pembangunan PLTGU ini dilengkapi dengan sistem penangkap abu
menggunakan Bag Filter (BF). Sistem Penanganan Abu (Ash
Handling System) PLTGU ini didisain dengan memperkirakan total
komposisi abu terdiri dari 80 % fly ash dan 20 % abu yang jatuh
didasar boiler (bottom ash). Sistem Penanganan Abu terdiri dari dua
jenis utama :

Page 20
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

• Bottom Ash Handling System, yang berfungsi untuk memindahkan abu


dan batubara yang tidak terbakar yang jatuh dan terkumpul di bed ash
hopper. Bottom ash dipindahkan secara pneumatik dengan Dense Phase
System dari bed as hopper ke bed ash silo.

• Fly Ash Handling System, yang berfungsi untuk memindahkan abu


yang terkumpul di bag filter hopper. Setiap hopper dilengkapi
pemindah abu secara pneumatik menggunakan udara bertekanan. fly
ash dikirim ke fly ash silo memakai sistem pipa.

2.2. Rona Lingkungan Hidup Awal


2.2.1 Komponen Lingkungan terkena Dampak
1. GeoFisikKimia
a. Iklim (Run off)
Secara umum, wilayah Kabupaten Kulon Progo memiliki
karakteristik iklim yang hampir sama dengan wilayah lain di Indonesia
pada umumnya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim
penghujan biasanya terjadi pada bulan Oktober sampai dengan bulan April
dan musim kemarau yang terjadi pada bulan April sampai dengan bulan
Oktober. Kondisi ini terus berlangsung setiap tahun yang diselingi dengan
musim peralihan pada bulan-bulan tertentu. Namun dengan tahun-tahun
terakhir ini, keadaan musim di Kabupaten Kulon Progo kadang tidak
menentu.
Run off atau dapat disebut juga limpasan permukaan, yaitu air
yang mengalir di atas permukaan tanah karena telah melebihi batas
infiltrasi tanah. Hal ini dapat dipengaruhi oleh pororsitas tanah. Semakin
rapat porositas tanah maka air akan sulit untuk terinfiltrasi begitu juga
sebaliknya. Itu juga disebabkan oleh jumlah debit air hujan yang berlebih
sehingga tanah tidak dapat menampung air didalam tanah. Jadi jenis
tanah juga mempengaruhi terjadinya run off
Adapun beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya run off adalah
Intensitas Hujan, dan Nilai Koofisien dari kegunaan lahan atau tanah.

Page 21
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Semakin tinggi Intensitas hujan disuatu daerah maka tinggi


memungkinkan terjadinya Run off. begitu juga Nilai koofisien dari tanah.
Semakin tinggi nilai Koefisiennya maka akan semakin mempercepat
terjadinya run off. Maka dari itu kedua faktor tersebut saling berkaitan dan
saling mempengaruhi tergantung besar kecilnya nilai masing masing
faktor.

- Koofisien
Koefisien C didefinisikan sebagai nisbah antara laju puncak aliran
permukaan terhadap intensitas hujan. Faktor utama yang mempengaruhi
nilai C adalah laju infiltrasi tanah, tanaman penutup tanah dan intensitas
hujan.
Faktor utama yang mempengaruhi nilai C atau koefisien adalah
laju infiltrasi tanah atau persentase lahan kedap air, kemiringan lahan,
tanaman penutupan tanah dan intensitas hujan. Koefisien ini juga
tergantung pada sifat dan kondisi tanah. Laju infiltrasi turun pada hujan
yang terus-menerus dan juga dipengaruhi oleh kondisi kejenuhan air
sebelumnya. Faktor lain yang juga mempengaruhi nilai C adalah air tanah,
derajat kepadatan tanah, porositas tanah dan simpanan depresi.

- Intensitas curah Hujan


Dalam rangka mengetahui intensitas curah hujan dikawasan Proyek
maka diperlukanya data yaitu data curah hujan didaerah kawasan sekitar
proyek. Selain itu penentuan titik Stasiun juga diperlukan untuk
menunjang keakuratan data.
Untuk penentuan stasiun sendiri terdapat tiga stasiun. yaitu stasiun
A berada di Kecamatan Galur, stasiun C berada di Kecamatan Panjatan
dan stasiun E berada di Kecamatan Lendah. Dan masing-masing stasiun
memiliki data curah hujan tahunan masing-masing. Untuk data curah hujan
tersebut didapatkan dari data tahunan Kulon Progo dalam angka.

Tabel 2.2 Klimatologi Kecamatan Galur Tahun 2014

Page 22
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Curah Hujan Rata-rata Rata-rata


Rata-rata
Bulan Temperatur Kelembababan
Bulanan
(mm) (C°) (%)
Januari 413 26,8 85
Februari 176 26,2 77,3
Maret 180 27 85,2
April 87 26 83,8
Mei 108 27,6 84,4
Juni 81 26,2 82,8
Juli 102 27,3 83,5
Agustus 2 27,5 80,3
September 0 27,1 80,3
Oktober 28 27,1 86,7
November 262 26,6 82,5
Desember 544 27,6 84,9
Rata-rata 165,25 26,9 83,1
Sumber: Kulon Progo Dalam Angka 2014

b. Kualitas Udara
Kualitas udara merupakan salah satu dampak penting dalam
berbagai kegiatan baik dalam pekerjaan konstruksi maupun operasional
PLTGU. Sewaktu mengukur kualitas udara sebelum proyek baru
dibangun, perlu dikumpulkan data sumber pencemar udara yang ada.
Pemantauan kualitas udara ambien tahun 2014 Kabupaten Kulonprogo
dilakukan di 4 (empat) lokasi, yaitu di :
1. Simpang empat Ngeplang, Sentolo (A)
2. Simpang tiga Toyan, Wates (B)
3. Simpang tiga teteg timur KA, Wates (C)
4. Simpang tiga Terminal Bus Wates (D).

Page 23
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Parameter-parameter yang dipantau adalah parameter fisika dan


kimia. Parameter fisika meliputi suhu udara, kelembaban, kebisingan, arah
angin, cuaca, tekanan dan kecepatan angin. Adapun hasil sampling kualitas
udara ambien di Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.3Hasil Sampling Kualitas Udara Ambien
Lama Lokasi
Parameter Satuan
Pengukuran 1 2 3 4
SO2 µg/Nm3 1 jam 50,53 32,78 37,29 26,26
CO µg/Nm3 1 jam 827,37 912,84 15,160 901,11
NO2 µg/Nm3 1 jam 34,66 36,22 32,69 33,84
O3 µg/Nm3 1 jam 27,28 17,32 22,43 17,19
HC µg/Nm3 1 jam 63,33 75,00 27,08 56,25
PM10 µg/Nm3 24 jam 33,02 99,49 93,26 95,45
PM2,5 µg/Nm3 0 0 0 0 0
TSP µg/Nm3 0 0 0 0 0
Pb µg/Nm3 1 jam 0,22 0,66 0,62 0,64
Dustfall µg/Nm3 0 0 0 0 0
Total Flourides sebagai F µg/Nm3 0 0 0 0 0
Fluor Index µg/Nm3 0 0 0 0 0
Khlorine & Khlorine
Dioksida µg/Nm3 0 0 0 0 0
Sulphat Index µg/Nm3 0 0 0 0 0
Keterangan:
tanda 0 (nol) : parameter tidak diukur
Lokasi 1: Simpang empat Ngeplang, Sentolo (disekitar sub terminal Ngeplang)
Lokasi 2: Simpang tiga Toyan, Wates
Lokasi 3: Simpang tiga Teteg Timur KA, Wates
Lokasi 4: Simpang tiga Terminal Bus, Wates
Waktu: Tahun 2014
Sumber: Buku Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kulon Progo 2013
Tabel 2.4 Baku Mutu Udara Ambien Nasional

Waktu
Parameter Baku Mutu Metode Analisis Peralatan
Pengukuran
SO2 1 Jam 900 ug/Nm3 Pararosanilin Spektrofotometer
(Sulfur 24 Jam 365 ug/Nm3
Dioksida)

Page 24
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1 Thn 60 ug/Nm3
CO 1 Jam 30.000 ug/Nm3 NDIR NDIR Analyzer
(Karbon 24 Jam 10.000 ug/Nm3
Monoksida)
1 Thn -
NO2 1 Jam 400 ug/Nm3 Saltzman Spektrofotometer
(Nitrogen 24 Jam 150 ug/Nm3
Dioksida)
1 Thn 100 ug/Nm3
O3 1 Jam 235 ug/Nm3 Chemiluminescent Spektrofotometer
(Oksidan) 1 Thn 50 ug/Nm3
HC 3 Jam 160 ug/Nm3 Flame Ionization Gas
(Hidro Chromatogarfi
Karbon)
PM10 24 Jam 150 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
(Partikel <
10 um )
PM2,5 (*) 24 Jam 65 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
(Partikel < 1 Thn 15 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
2,5 um )
TSP 24 Jam 230 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
(Debu) 1 Thn 90 ug/Nm3
Pb 24 Jam 2 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol
(Timah 1 Thn 1 ug/Nm3 Ekstraktif
Hitam)
Pengabuan AAS
Dustfall 30 hari
(Debu 10 Gravimetric Cannister
Jatuh ) Ton/km2/Bulan
(Pemukiman)
20
Ton/km2/Bulan
(Industri)
Total 24 Jam 3 ug/Nm3 Spesific Ion Impinger atau
Fluorides
(as F)
90 hari 0,5 ug/Nm3 Electrode Countinous
Analyzer
Fluor 30 hari 40 u g/100 cm2 Colourimetric Limed Filter
Indeks dari kertas
limed filter Paper
Khlorine & 24 Jam 150 ug/Nm3 Spesific Ion Impinger atau
Khlorine Electrode Countinous

Page 25
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Dioksida Analyzer
Sulphat 30 hari
1 mg SO3/100 Colourimetric Lead
Indeks cm3
Dari Lead Peroxida Candle
Peroksida
Berhubung data sampling kualitas udara di daerah sekitar
pembangunan PLTGU ataupun di Kecamatan belum ada, maka dilihat dari
lokasi sampling kualitas udara ambien diatas, ditetapkan data dari lokasi 2
untuk penilaian skala, yaitu di simpang tiga Toyan, Wates karena lokasi
tersebut dianggap paling dekat dengan lokasi rencana pembangunan
PLTGU. Adapun skala untuk kualitas udara ambien dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 2.5 Skala Kualitas Udara
ISPU Kategori kesehatan Skala

1-50 Baik 5

51-100 Sedang 4

101-199 Tidak sehat 3

200-299 Sangat tidak sehat 2

≥ 300 Berbahaya 1

Dari rentang skala yang dibuat diatas, maka hasil penskalaan untuk
kualitas udara ambien dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.6 Hasil Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) tiap Parameter
Data
Parameter Nilai ISPU Kategori
Sampling
SO2 32,78 45 Baik
CO 912,84 9 Baik

Page 26
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

O3 17,32 6 Baik
PM10 99,49 42 Sedang

c. Kebisingan
Kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau
kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan manusia serta kenyamanan lingkungan. Kebisingan
berawal dari operasionalnya alat-alat sebagai sumber kebisingan,
kemudian merambat melalui media perantara antara sumber kebisingan ke
penerima. Tingkat kebisingan akan berkurang dengan bertambahnya jarak
antara sumber kebisingan dengan penerima, juga akan berkurang jika
mengenai benda di antara sumber kebisingan ke penerima misalnya
pepohonan dan dinding. Faktor yang mempengaruhi kebisingan di lokasi
rencana kegiatan bersumber dari banyaknya jumlah mobilisasi kendaraan
ataupun berasal dari industri/pabrik yang ada.
Berdasarkan Uji Kualitas Udara di Kulonprogo, parameter yang
diukur tidak hanya parameter kimia dan fisika saja tetapi juga kebisingan.
Dari keempat lokasi, ditetapkan lokasi 2 sebagai penilaian kebisingan.
Kondisi tingkat kebisingan di simpang tiga Toyan, Wates pada tahun 2014
adalah 65,1 dB. Tingkat kebisingan pada lokasi ini masih dibawah ambang
batas yang diperkenankan. Dibandingkan dengan tahun 2013, lokasi
pemantauan mengalami penurunan konsentrasi kebisingan. Hal tersebut
kemungkinan disebabkan oleh adanya penghijauan jalan dengan pohon
perindang yang dapat meredam suara. Untuk lebih jelasnya hasil
pemantauan kualitas udara untuk tingkat kebisingan dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :

Tabel 2.7 Tingkat Kebisingan Rata-Rata (dBA) di


Kabupaten Kulonprogo
Konsentrasi (dB Baku Mutu yang
Kode A)
Lokasi dipersyaratkan
Lokasi
2012 2013 (dBA)

Page 27
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Simpang Tigas
B 66,1 65,1 70
Toyan, Wates
d. Sumber : Laporan SLDH Kabupaten Kulonprogo 2014
D. Getaran
Untuk getaran dapat didefinisikan sebagai gerakan bolak-balik
suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan
(Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 49 Tahun 1996), ada tiga jenis
getarann yaitu : (1) Getaran mekanik yang dimaksud getaran yang
ditimbulkan oleh sarana dan peralatan yang digunakan oleh manusia; (2)
Getaran seismic yang dimaksud getaran tanah yang disebabkan oleh
peristiwa alam dan kegiatan manusia; (3) Getaran kejut yang dimaksud
getaran yang berlangsung secara tiba-tiba dan sesaat.
Pengukuran getaran menggunakan alat Seismometer, data yang
diukur adalah simpangan getar dalam domain waktu yang akan
ditransformasikan dalam domain frekuensi dalam rentang 4 - 63 Hz.
Getaran merupakan salah satu dampak kegiatan yang dapat mengganggu
kesehatan dan lingkungan. Ada 2 (dua) pengaruh getaran yang terjadi
yaituterhadap kenyamanan dan kesehatan manusia dan dampak getaran
mekanik terhadap bangunan/struktur (Danusaputro H., 2000).
1) Pengaruh terhadap manusia
Getaran yang terus menerus dapat mempengaruhi emosi manusia
serta mempengaruhi efisiensi kerja. Pengaruh secara psikologipun dapat
terjadi, namun pengaruh getaran masih bersifat individual. Sejauh mana
bila manusia tersebut interest terhadap peristiwa yang menyebabkan
getaran tersebut, maka dia akan mempunyai toleransi terhadap getaran
tersebut, tetapi sebaliknya bila dia dia tidak interest maka getaran yang
kecilpun akan memberi pengaruh yang lama kelamaan dapat
meningkatkan emosinya.
2) Pengaruh terhadap struktur/ bangunan
Pengaruh getaran terhadap bangunan/ struktur akibat terjadinya
resonansi dengan frekuensi alam dari struktur dapat mengakibatkan

Page 28
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

dinding bangunan retak, kaca pecah, dan yang paling fatal bangunan
tersebut roboh.
Hasil pengukuran getaran terhadap kenyamanan dan kesehatan dilokasi
rencana pembangunan bandara disajikan pada tabel berikut.
E . Kondisi Air Sungai
Kondisi geohidrologi di Kabupaten Kulon Progo sangat bervariasi
mengikuti geomorfologi dan geologinya. Kemiringan lereng yang terjal
menyebabkan air hujan yang diterima permukaan tanah cepat mengumpul
di saluran-saluran sungai dan mengalir di daerah hilir. Pada kondisi seperti
ini air hujan tidak sempat terinfiltrasi ke dalam tanah dalam jumlah yang
cukup. Di sisi lain, geologi di Perbukitan Kulon Progo didominasi oleh
material berupa breksi andesit, tuf, tuf lapili, aglomerat, dan sisipan aliran
lava andesit. Material tersebut terbentuk oleh adanya aktivitas gunung api
purba pada kala tersier dan bersifat impermeable (tidak tembus air).
Akibatnya, material tersebut tidak mampu menyimpan dan mengalirkan air
sehingga cadangan airtanah di wilayah ini sangat minim.
Kondisi hidrologi yang berbeda terjadi di wilayah selatan
Kabupaten Kulon progo. Pada wilayah ini, kemiringan lereng relatif datar
dan secara geomorfologis merupakan wilayah dataran alluvial dari
beberapa hilir sungai dan sekaligus merupakan wilayah pesisir. Oleh
karena itu, wilayah ini merupakan daerah akumulasi air permukaan
maupun air tanah. Material penyusun yang bersifat relatif porus
membentuk sistem akuifer penyimpan air tanah yang cukup bagus. Air
tanah di wilayah ini dapat ditemukan pada kedalaman kurang dari 7 meter.
Ketersediaan air permukaan di Kabupaten Kulon Progo banyak
dipengaruhi oleh aliran beberapa sungai. Sungai Progo merupakan sungai
terbesar yang memberikan suplay air permukaan di Kabupaten Kulon
Progo. Air dari sungai ini terutama banyak digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pertanian. Selain Sungai Progo, terdapat beberapa aliran sungai
yang mengalir di Kabupaten Kulon Progo, seperti Sungai Tinalah di
Kecamatan Samigaluh dan Sungai Kayangan di Kecamatan Girimulyo.

Page 29
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Hilir Sungai Tinalah berakhir di Dusun Semaken, Banjararum dan bertemu


dengan Sungai Progo. Sama halnya dengan Sungai Tinalah, Sungai
Kayangan juga berakhir masuk ke aliran sungai Progo.
Menurut data Statistik BPDAS Serayu Opak Progo Tahun 2010,
Kabupaten Kulon Progo masuk ke dalam tiga DAS besar dan 18 sub DAS.
Adapun nama DAS dan sub DAS tersebut beserta luasannya dapat dilihat
pada tabel berikut ini:

Tabel 2.8 Nama DAS, Sub DAS dan Luasannya di Kabupaten Kulon Progo
No DAS Luas DAS (ha) Sub DAS
1 Bogowonto 3.310,87 Keduren
Kodil
Plamping
2 Serang 24.152,86 Nagung
Ngrancah
Serang Hilir
Serang Sekiyep
Sidatan
Sumitro
3 Progo 31.163,77 Diro
Jenes
Kedung Gong
Krawang
Penter
Progo Hilir
Sindong Salak
Sudu
Tinalah
Sumber : Buku Data SLHD Kab. Kulon Progo 2013

Page 30
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Sebagian besar wilayah Kabupaten Kulon Progo masuk dalam


DAS Progo dan DAS Serang. Hanya sebagian kecil dari wilayah tersebut
yang masuk dalam DAS Bogowonto. Sedangkan menurut Direktorat Bina
Penatagunaan Sumberdaya Air, Kabupaten Kulon Progo masuk dalam
Wilayah Sungai Serang-Bogowonto, dan Wilayah Sungai Progo-Opak-
Serang.
Daerah Aliran Sungai Progo dengan sungai utama Kali Progo
memiliki daerah pengaliran seluas ± 2.421 km2, dengan debit maksimum
331m³/detik dan debit minimum 5,76 m³/detik. Daerah Aliran Sungai
Serang dengan sungai utama Kali Serang dengan anak–anak sungainya,
memiliki daerah pengaliran seluas ± 280 km2, dengan debit maksimum
61,10 m³/detik dan debit minimum 0.28 m³/detik.
Di Kabupaten Kulon Progo terdapat satu danau buatan yaitu
Waduk Sermo. Lokasi Waduk Sermo ini terletak di Kecamatan Kokap,
Kabupaten Kulon Progo. Luas genangan waduk ini adalah seluas 157 Ha.
Waduk ini dibuat dengan membendung Kali Menguri dan anak-anak
cabangnya, Kali Pantaran, Kali Kembang, Kali Papon dan sungai-sungai
kecil yang bermuara di Kali Ngrancah. Waduk Sermo berfungsi sebagai
suplai irigasi sawah yang berada di Kecamatan Temon, Wates dan
Pengasih. Berikut ini adalah hasil analisa kualitas air sungai yang terdapat
di Kabupaten Kulon Progo.

Tabel 2.9 Hasil Analisa Kualitas Air Sungai


Baku Lokasi sempling
No Parameter Satuan
mutu 1 2 3
Nama Lokasi : Sungai Serang
Data
Koordinat : Keterangan dibawah
Sungai
Waktu Pemantauan : Oktober 2013

Page 31
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

FISIKA
1 Temperatur 0C deviasi 3 29,1 29,2 31,1
2 Residu terlarut mg/l 1000 0 0 0
3 Residu tersuspensi mg/l 50 0 0 0
Kimia
1 PH mg/l 6 -- 9 7,5 7,6 7,7
2 BOD mg/l 3 8,1 9,1 10,1
3 COD mg/l 25 16,5 17,5 18,6
4 DO mg/l >4 7,4 7,6 9,7
5 Total Fostat sbg P mg/l 0,2 0,156 0,189 0,182
6 NO 3 sebagai N mg/l 10 0,472 0,718 <0.005
7 Arsen mg/l 1 0 0 0
8 Kobalt mg/l 0,2 0 0 0
9 Boron mg/l 1 0 0 0
10 Selenium mg/l 0,05 0 0 0
11 Kadmium mg/l 0,01 0,0027 0,0035 0,0015
12 Khrom (VI) mg/l 0,05 0,004 <0.001 0,024
13 Tembaga mg/l 0,02 0,0037 0,0056 0,0017
14 Timbal mg/l 0,03 <0.007 <0.007 <0.007
15 Mangan mg/l - 0 0 0
16 air Raksa mg/l 0,002 0 0 0
17 Seng mg/l 0,05 <0.0010 <0.0010 <0.0010
18 Besi mg/l - 0 0 0
19 Khlorida mg/l - 0 0 0
20 Sianida mg/l 0,02 0,019 0,01 0,002
21 Fluorida mg/l 1,5 0,123 0,049 1,464
22 Nitrit sebagai N mg/l 0,06 0,02 0,039 0,026
23 Khlorin bebas mg/l 0,03 0,25 0,35 0,21
Minyak dan
24 µg/L 1500 1700 1000
Lemak 1000

Page 32
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Detergen sebagai
25 µg/L 200 ≤0,1 6,5 12,6
MBAS
Senyawa Fenol
26 µg/L 1 ≤0,1 ≤0,1 ≤0,1
sebagai Fenol
Keterangan :
Sumber : BLH Provinsi DIY
*)Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Kelas II: air yang peruntukannya
dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan
lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Data Sampling Bulan Oktober 2011, S. Serang;
0 = parameter tidak diuji
Titik 1: Bendung Pengasih (Koordinat : S : 07° 50’ 07.0” dan E : 110°
10’15.3”);
Titik 2: Jbt. Grahulan Wates (Koordinat : S : 07° 52’ 00.7” dan E : 110° 09’
19.4”);
Titik 3: Jbt. Glagah Temon (Koordinat : S : 07° 54’ 30.6” dan E : 110°
05’02.2”
2. Komponen Biotis (Biologi)
Biologi

Luas wilayah Kecamatan Galur 3.291.2325 ha dengan perincian


penggunaan lahan yaitu tanah pekarangan seluas 217.8705 ha, tanah sawah
seluas 1.227.0000 ha, tanah tegalan seluas 956.2364 ha dan tanah lain-lain
seluas 890.1256 ha.
a. Fauna
Keragaman fauna Kulon Progo menurut Kemen-LH (2010),
berdasarkan kekhasan ekosistem, terbagi atas 3 kelompok fauna, yaitu:
Fauna karst, Fauna sermo, dan Fauna dataran rendah. Dibangunnya
PLTGU ini akan membuat tekanan terhadap luas dan kondisi habitat yang
semakin menyempit. Semakin menyempitnya habitat maka akan membuat
fauna ini semakin berkurang/punah. Contohnya saja seperti Harimau,

Page 33
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Elang Jawa, serangga, molusca/hewan tak bertulang dan beberapa mamalia


kecil lainnya. Hal ini dikarenakan adanyapembebasan lahan untuk
pembuatan jalur transmisi, perubahan geofisik seperti kebisingan, polusi
udara, kondisi tanah dan lain-lain yang menyebabkan kondisi lingkungan
tempat ekosistem tersebut hidup menjadi berubah.

b. Flora
Keanekaragaman hayati, meliputi keragaman flora dan fauna yang
ada di wilayah Kulon Progo khususnya Kecamatan Temon. Menurut data
BPS (2008), keragaman flora yang ada di wilayah Kulon Progo terbagi
menjadi beberapa kelompok:
 Palawija, meliputi: padi, jagung, ketela pohon, kacang hijau,
kacang tanah, dan ketela rambat.
 Holticultura, yaitu tanaman buah, sayur, dan obat-obatan. Adapun
buah-buahan meliputi: alpukat, kelapa, mangga, rambutan, manggis,
durian, sukun, semangka, melon, dan papaya. Sayuran, antara lain
meliputi: bawang merah, bawang daun, petai, sawi, kacang panjang, dan
cabe. Dan obat-obatan, meliputi: temu lawak, temu ireng, keji beling,
sambiloto, dlingo, kapulogo, jahe, laos, kunyit, lempuyang, temu kunci,
kencur dan mengkudu.
 Tanaman berkayu, antara lain: jati, sono keeling, mahoni, akasia,
sengon, dan lain-lain.
Komponen flora yang terkena dampak dari pembangunan PLTGU di
Kecamatan Temon yaitu berkurangnya populasi flora sekitar. Hal ini
disebabkan karena penebangan pohon disekitar kawasan untuk
pembebasan lahan dan juga berkurangnya ruang hijau dari beberapa
daerah kawasan pembangunan PLTGU. Selain itu, dampak lain yang
ditimbulkan dari pembangunan PLTGU adalah rusaknya beberapa
kawasan hutan lindung yang berada di wilayah pembangunan PLTGU.

Page 34
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Sosial, Ekonomi dan Budaya

Rencana kegiatan pembangunan PLTGU2X 750MW, secara ekologis akan


berdampak langsung terhadap kondisi lingkungan social, ekonomi dan budaya di
lokasi rencana PLTGU 2 x 750 MW, baik positif maupun negatif. Dampak positif
perlu ditumbuh kembangkan dalam rangka percepatan pembangunan dan
pengembangan daerah yang bersangkutan. Sedangkan dampak negative sedapat
mungkin diminimalisir agar tidak merugikan berbagai pihak, terutama lingkungan
sebagai media. Dengan kata lain agar kedua dampak tersebut dapat berimplikasi
positif bagi semua pihak, serta semua aspek kehidupan, maka kegiatan PLTGU 2
x 750 MW direncanakan sedemikian rupa, sehingga fungsi dan daya dukung
lingkungan setelahnya dapat tetap difungsikan sesuai dengan peruntukan
selanjutnya. Dalam kaitannya dengan dampak terhadap komponen social,
ekonomi, budaya, dan kesehatan yang terjadi, maka dalam studi ini akan dikaji
rona awal komponen social, ekonomi, budaya, serta kesehatan masyarakat dalam
rangka memudahkan untuk menganalisa perubahan social, ekonomi, budaya,
serta kesehatan masyarakat di masa yang akan datang. Adapun uraian mengenai
kondisi tersebut dapat dilihat berikut ini.

3.1 Kependudukan

A. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Berdasarkan data sekunder pertumbuhan penduduk merupakan


salah satu faktor yang penting dalam masalah social ekonomi umumnya
dan masalah penduduk khususnya. Karena disamping berpengaruh
terhadap jumlah dan kondisi penduduk juga akan berpengaruh juga
terhadap kondisi social ekonomi suatu daerah atau Negara maupun dunia.

Lokasi rencana pembangunan PLTGU 2X750 di Kecamatan Galur


terletak di 2 desa. Dikaji dari jumlah penduduk, Kecamatan Galur pada
tahun 2016 tercatat mempunyai jumlah penduduk 35489 jiwa. Berikut ini
adalah table keadaan kualitas lingkungan untuk sosial ekonomi dan
budaya :

Page 35
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Tabel 2.10 Keadaan Kualitas Sosial Ekonomi dan Budaya


Lingkungan

Skala Besaran (%) Tafsiran


1 1-20 SangatBuruk
2 21-40 Buruk
3 41-60 Sedang
4 61-80 Baik
5 81-100 Sangat Baik

B. Luas, Jumlah, dan Kepadatan Penduduk Desa

Dari tujuh desa yang disurvei, Desa Karang Sewu di Kecamatan


Galur memiliki wilayah terluas yaitu 926,24 Ha disusul kemudian Desa
Banaran dengan luas 907,25 Ha dan desa paling kecil adalah Desa
Pandowan yaitu 140,36 Ha. Dilihat dari jumlah penduduk, Desa Karang
Sewu memiliki penduduk terbanyak yaitu sebanyak 7771 jiwa, sedangkan
Desa Nomporejo memiliki penduduk paling sedikit yaitu 1986 jiwa.
Secara rinci kepadatan penduduk pada lokasi kajian di Kecamatan Galur
dapat dilihat pada Tabel 2.18 berikut ini.

Tabel 2.11 Luas, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan


Galur, 2016

Desa Luas Jumlah Penduduk Kepadatan


(Km2) (jiwa) (Jiwa/Km2)

Karang Sewu 9,2624 7771 839

Banaran 9,0725 5247 578

Kranggan 2,3875 2371 993

Nomporejo 1,9091 1986 1040

Brosot 3,2254 4524 1403

Pandowan 1,4036 2026 1443

Tirtorahayu 5,6519 6599 1168

Jumlah 32,9124 30524 927

Sumber: BPS Kabupaten Kulonprogo dalam Angka 2016

Page 36
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

C. Tenaga Kerja Mata Pencaharian

Frekuensi penduduk yang bekerja dan jenis jenisnya ditelaah dari


jumlah angkatan kerja. Hal ini dilaksanakan untuk melihat karakteristik
mata pencaharian masyarakat dan juga jumlah penduduk dari angkatan
kerja yang masuh menganggur. Angkatan kerja (labour force) merupakan
konsep yang memperlihatkan populasi yang aktif dari kelompok usia
produktif (15-64 tahun) yang menghasilkan pendapatkan (economically
active population), sedangkan bukan angkatan kerja adalah kelompok usia
produktif yang tergolong tidak aktif bekerja karena sedang menekuni
kegiatan lain terutama sebagai pelajar dan mahasiswa ( non- economically
active population) (Rusli,1994).
Berdasarkan usia penduduk dapat dibedakan menjadi 2 kelompok
yaitu penduduk usia produktif dan penduduk usia tidak produktif.
Penduduk usia produktif merupakan penduduk yang berada pada interval
usia 15-64 tahun (angkatan kerja) sedangkan pendududk usia tidak
produktif adalah penduduk yang berusia 0-14 tahun dan penduduk yang
berusia lebih dari 64 tahun. Penduduk produktif disini diartikan sebagai
kelompok manusia yang secara fisik telah mampu bekerja dan
menghasilkan uang. Menurut data statistic kabupaten kulon progo dalam
angka, disimpulkan bahwa sebagian penduduk di lokasi studi merupakan
penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa
ketersediaan tenaga kerja di lokasi studi relative banyak. Masih
berdasarkan sumber yang sama, diketahui bahwa kelompok penduduk
yang tidak produktif yang terbanyak merupakan kelompok penduduk
muda (anak – anak). Berikut disajikan jumlah penduduk berdasarkan
kelompok usia.
Kelompok Umur Laki – laki Perempuan Jumlah
0-14 3553 3272 6825
15-64 9594 10128 19722
Sumber: BPS Kabupaten Kulonprogo dalam Angka 2016

Page 37
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Kecamatan Galur merupakan salah satu wilayah penghasil padi di


Kulon Progo dengan rata-rata Produksi mencapai 71,13 kw/ha pada tahun
2015. Sedangkan untuk sector peternakan, hewan sapi merupakan hewan
yang banyak dipelihara oleh masyarakat. Dari data petugas diketahui
jumlah sapi pada tahun 2015 mencapai 2777 ekor sapi. Selain hewan sapi,
masyarakat di Kecamatan Galur juga memelihara kerbau, kambing dan
domba. Pada sector pariwisata, Kecamatan Galur memiliki objek wisata
yang cukup dikenal masyarakat yaitu Pantai Trisik. Objek wisata ini juga
sebagai salah satu penyumbang pendapatan asli daerah Kabupaten Kulon
Progo. Berdasarkan urain penjelasan dari beberapa sector yang ada di
Kecamatan Galur, maka dapat disimpulkan bahwa kesempatan kerja
diwilayah ini masih cukup banyak seperti menjadi petani, nelayan,
peternak, maupun pengusaha. Selain itu peluang bisnis/usaha juga masih
bisa dikembang kan seperti contoh di sektor pariwisata, adanya Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) yang bisa dikembangkan dan di sektor peternakan
bisa dikembangkan usaha peternakan khusus untuk kebutuhan konsumsi.
E. Ekonomi
A. Pola Pemanfaatan Lahan
Menurut catatan Kecamatan Galur dalam Angka tahun 2016,
pola penggunaan lahan di desa desa terdekat dengan rencana PLTGU 2x
750 MW, minimal ada 3 jenis pemanfaatan lahan dan dari luas lahan
3291,24 yang paling besar adalah lahan pertanian sebanyak 1225,65
hektar, kemudian tanah kering 956,23 hektar, dan bangunan 217,77 hektar,
dan untuk lahan penggunaan lain seluas 891,59 hektar.

No Nama Desa Tanah Tanah Bangunan Lainnya Jumlah


Sawah Kering
1 Karangsewu 264,15 374,62 23,24 264,23 926,24
2 Banaran 289,14 181,09 47,55 389,47 907,25
3 Kranggan 108,73 59,25 21,01 49,76 238,75

Page 38
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4 Nomporejo 97,3 53,11 17,62 22,88 190,91


5 Brosot 98,98 67,39 63,8 92,37 322,54
6 Pandowan 77,07 47,3 6,03 9,96 140,36
7 Tirtorahayu 290,28 173,47 38,52 62,92 565,19
Jumlah 1225,65 956,23 217,77 891,59 3291,24
Sumber: BPS Kabupaten Kulonprogo dalam Angka 2016

Pembangunan PLTGU 2 x 750 MW direncanakan akan


memanfaatkan lahan sawah yang dimana akan mengakibatkan alih fungsi
lahan yaitu lahan pertanian, terutama berkaitan dengan fungsi social
ekonomi dan budaya bagi masyarakat di wilayah studi yang berlatar
belakang suku Jawa. Bagu masyarakat Jawa, cara hidup bertani pada
umumnya masih menggunakan cara cara tradisional baik dalah hal
pelaksanaan teknis mengolah pertanian maupun yang berkaitan dengan
sistem kepercayaan mereka yaitu penyelenggaraan upacara – upacara yang
berkaitan dengan pertanian. Sampai sekarang proses tahap tahap
menanaman padi di Jawa masih menyertakan fungsi religi dan masih
dirayakan dengan di sertai slametan. Kepekaan orang Jawa terhadap
dimensi empiris dunia gaib menemukan ungkapannya dalam berbagai cara
misalnya dalam upacara – upacara adat. Dalam tradisi itu termuat
bagaimana besikap untuk tetap dalam keselarasan dengan alam raya dan
dengan roh- roh yang mengelilinginya, walaupun ritual-ritual atau upacara
tersebut sekarang ini semakin berkurang tetapi petani dalam manifestasi
prnghormatan terhadap dewi padi masih dilakukan dengan membuat sesaji
secara sederhana.
Dengan demikian, ada faktor pendorong atau penarik yang kuat
sehingga perubahan lahan sawah tersebut bisa terjadi. Menurut Sudirman et
al (2012) faktor faktor yang secara signifikan mempengaruhi perubahan
lahan pertanian menjadi lahan non pertanian adalah (a) peningkatan harga
lahan, (b) peningkatan pajak lahan, (c) aksesibilitas,(d) apanjang jalan desa,
(e) proporsi building coverage di desa, (f) kepadatan penduduk, (g) luas

Page 39
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

ketersediaan lahan pertanian di desa, (h) rata-rata jarak Desa dari Kota, dan
(i) keberadaan pusat pertumbuhan di sekitar Desa.
B. Bentuk – Bentuk Kemilikan Lahan Pertanian
Sawah merupakan lahan yang terpenting bagi para petani di wilayah studi
untuk mempertahankan hidupnya. Ditinjau dari bentuk kepemilikan lahan,
maka minimal terdapat 3 bentuk pemilikan lahan pertanian sawah. Status
kepemilikan sawah sebagai berikut :
 Milik perorangan turun temurun : adalah untuk penguasaan lahan
oleh seseorang yang menguasai sebidang lahan secara kekal dan
dapat menyerahkannya kepada ahli waris ( sebelum dan sesudah
meninggal) dan dapat mengatur secara bebas untuk menjual,
menyewakan/menggadaikan. Walaupun mempunyai hak untuk
memindah tangankan kepemilikan, namun seringkali di jumpai
adanya kekangan atau hambatan komunal dari pihak keluarga besar
(extended family). Hal ini juga merupakan salah satu hambatan
bagi warga untuk melepaskan lahannya bagi keperluan
pembangunan PLTGU 2x750 MW.
 Milik Komunal : adalah bentuk penguasaan lahan yang sebenarnya
merupakan lahan milik desa. Pemanfaatan sawah biasanya digilir
secara berkala oleh warga desa. Warga yang berhak menggarap
lahan sawah milim komunal adalah seseorang mampu dan mau
melakukan kerja wajib, sudah menikah, dan mempunyai rumah
serta pekarangan.
C. Pola Pemanfaatan Sumber Daya Alam
a. Produktivitas Sawah
Sistem pengairan sawah akan menentukan tingkat
produktivitas. Seperti diketahui bahwa di desa desa wilayah studi
yang lahannya di perlukan untuk lokasi PLTGU 2x750 MW adalah
sawah beririgasi dan sawah tadah hujan.
Pemahaman sistem pengairan sawah adalah sebagai
berikut:

Page 40
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1. Sawah irigasi teknis


Sawah tipe ini irigasinya tersedia sepanjang tahun. Sumber
airnya berasal dari sungai sungai yang berhulu di pegunungan
bukit Minoreh. Air yang masuk ke petakan petakan sawah sudah
terukur, karena pengaturannya menggunakan peralatan yang cukup
baik sehingga air yang masuk ke saluran saluran tersier dan
sekunder telah terhitung jumlah dan debitnya.
2. Sawah Irigasi setengah teknis
Sawah tipe ini sumber airnya sama seperti sawah tipe
irigasi teknis, hanya saja persediaan airnya tidak selalu ada
sepanjang tahun. Air yang masuk ke saluran promer dan sekunder
saja yang terukur sedangkan air yang masuk ke saluran tersier dan
kuarter tidak terukur lagi karena saluran tidak dilengkapi dengan
alat pengukur air yang lengkap seperti irigasi teknis.
3. Sawah Tadah Hujan
Sawah tipe ini sumber airnya hanya mengandalkan curah
hujan. Umumnya ditanami padi pada musim hujan sedangkan pada
musim kemarau dibiarkan tidak ditanami. Tingkat produktivitas
pertanian tadah hujan secara umum rendah, dokarenakan kondisi
tanah yang terdegradasi, tingginya evaporasi, kekeringan, banjur,
dan minim manajemen air. petani juga berpotensi melakukan
penyulaman tanaman padi lebih sering dibandingkan sawah
beririgasi, akibat suplai air yang tidak stabil
Dengan dukungan kondisi tersebut, maka produktivitas
lahan sawah di wilayah studi rata rata adalah 7,113 ton/hektar
tahun 2015. Lahan yang menghasilkan panen (2 kali panen pada
tahun 2015) adalah 2214 hektar yang menghasilkan gabah
sebanyak 15748,8 Ton.

Page 41
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Rata-rata
Nama Luas Produksi
No Produksi
Desa Panen (Ha) (ton)
(Kw/Ha)
1 Karangsewu 425 3023,1 71.13
2 Banaran 487 3464,2 71.13
3 Kranggan 210 1493,6 71.12
4 Nomporejo 186 1323,2 71.13
5 Brosot 194 1386,1 71.44
6 Pandowan 148 1052,8 71.13
7 Tirtorahayu 564 4011,8 71.13
Jumlah 2214 15748,8 71.13
Sumber: BPS Kabupaten Kulonprogo dalam Angka 2016
Dari sudut pendapatan petani, pengeluaran yang langsung
dikeluarkan petani dengan luas lahan 1 hektar adalah saat proses
penanaman padi adalah Rp. 10.05000,- Jika kondisi padi subur akan
menghasilkan rata – rata 7100 Kg gabah kering dengan harga gabah Rp.
3200,- per kilogram (harga per Januari 2017 untuk varietas padi local yang
ditanam), maka petani akan mendapatkan penghasilan Rp. 22.720000.-
Setelah dikurangi biaya produksi sebesar Rp. 10.05000,-. Maka
pendapatan besih Rp. 12.670000.-.

E. Budaya

1. Tradisi Desa

Tradisi desa masih dipegang teguh oleh masyarakat di desa-desa yang


diamati.
 Upacara yang berkaitan dengan siklus kehidupan:
1. Adat upacara perkawinan. Meskipun ada sebagian kecil warga
yang menyelenggarakan pesta perkawinan di gedung-gedung
pertemuan, namun upacara ritual perkawinan masih tetap dipegang
teguh.
2. Kegiatan tahlil kematian, dilakukan pada malam 7 hari, 40 hari,
mendhak pertama, mendhak ke dua, dan 1.000 hari.

Page 42
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

 Tradisi Suran, dilakukan di setiap bulan Suro. Dalam ritual Suran


warga membawa nasi lengkap dengan lauk pauk ke kelurahan
kemudian didoakan oleh pemuka agama, kemudian nasi dibawa
pulang kembali untuk dimakan keluarga. Makna dari tradisi ini adalah
bentuk permohonan kepada Yang Kuasa agar diberi keselamatan dan
berkah.
 “Legenan”, dilakukan satu tahun sekali pada bulan Dzulqaidah atau
bulan Besar (Jawa) dilakukan sebagai rasa syukur atas hasil bumi atau
hasil pertanian yang dinikmati warga.

Menanggapi tentang keberadaan dan pelaksanaan tradisi atau adat


istiadat di desanya pada masa sekarang ini, pendapat para responden cukup
beragam. Sebagian besar responden menyatakan berbagai tradisi masih
dipegang teguh oleh warga dan sebagian kecil lainnya menyatakan masih
cukup kuat, meskipun dalam pelaksanaan lebih sederhana. Dengan
demikian maka kegiatan tradisi yang ada di Kecamatan Galur sebagai
parameter pola hubungan sosial masuk pada kategori “Baik” (Skala 4)

2. Kegiatan Keagamaan Bersama

Kegiatan keagamaan menjadi salah satu kegiatan bersama warga.


Kegiatan yang dilakukan bersama-sama oleh warga yang beragama Islam
berupa pengajian mingguan yang waktu penyelenggaraannya cukup
beragam seperti hari Selasa, Rabu, Jum’at, dan Minggu. Selain itu, juga
selalu ada pengajian bulanan yang umumnya menghadirkan pembicara
dari luar desa. Kegiatan keagamaan juga dilakukan selalu dilakukan di
hari-hari besar keagamaan. Bagi warga yang beragaman nasrani, kegiatan
do’a bersama juga secara rutin per bulan dan dihari-hari besar umat
Nasrani. Menurut para responden, kegiatan ini biasanya dilakukan di
tempat-tempat ibadah yang umumnya ada di tempat lain. Dengan demikian
maka kegiatan keagamaan bersama sebagai parameter pola hubungan
sosial masuk pada kategori “sangat baik”

3. Kegiatan Gotong Royong

Kegiatan yang terkait dengan gotong royong, meliputi :


Pemeliharaan Lingkungan : Kegiatan kerja bakti mebersihkan dan
pemeliharaan lingkungan sekitar tempat tinggal menjelang hari tujuh belas
agustus, membersihkan Makam menjelang puasa masih menjadi kegiatan
bersama yang tetap rutin dilakukan bersama.

Page 43
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Sebagian warga di Kecamatan Galur menyatakan bahwa kegiatan


gotong royong di desanya kurang baik, namun ada sebagian lainnya yang
menyatakan kegiatan gotong royong di desanya sangat baik. Responden
yang menyatakan gotong-royong di desanya kurang baik memberikan
alasan ada sebagian kecil warga tidak semudah dulu untuk diajak kerja
bakti di lingkungan tempat tinggal.

4) Kesehatan Masyarakat

Kesehatan menjadi faktor penting bagi semua pihak. Salah satu


upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dibidang
kesehatan adalah peningkatan kesehatan melalui program jaminan
kesehatan (Jamkesmas). Pada tahun 2015 di Kecamatan Galur yang
menerima program Jamkesmas sebanyak 15479 orang yang hampir
sepertiganya merupakan penduduk desa Karangsewu. Sedangkan penerima
jamkesmas yang paing sedikit berada di Desa Kranggan hanya sebesar 889
orang. Selain program Jamkesmas, pemerintah dibantu pihak swasta
menyediakan fasilitas kesehatan yang murah dan dekat sehingga memiliki
kemudahan untuk diakses oleh masyarakat. Kecamatan Galur sudah
mempunyai sarana kesehatan sebanyak 8 fasilitas yang terdiri dari Rumah
sakit Swasta dan Poliklinik Swasta. Berikut table Kesehatan Kecamatan
Galur

Tabel 2.12 Jumlah Penerima Jamkesmas di Kecamatan Galur 2015


Desa Peserta Jumlah Presentase Terhadap
Jamkesmas Penduduk Jumlah Penduduk

Karang Sewu 4172 7680 54.32

Banaran 2499 5205 48.01

Kranggan 889 2354 37.77

Nomporejo 1073 1972 54.41

Brosot 2161 4501 48.01

Pandowan 1068 1999 53.43

Tirtorahayu 3617 6554 55,19

Jumlah 15479 30265 51.14

Page 44
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Kulonprogo

Tabel 2.13 Jumlah sarana Kesehatan dan Tenaga Kesehatan di Kecamatan


Galur
Desa RS/Poliklini Puskesm Pustu Dokter Bidan Perawat
k as

Karang 2 - 1 2 1 4
Sewu

Banaran 1 - 1 1 2 3

Kranggan - 1 - 2 1 0

Nomporejo 1 - 1 3 1 7

Brosot - 1 - 2 0 3

Pandowan 1 - - 0 1 5

Tirtorahayu 1 - 1 2 4 16

Jumlah 6 2 4 12 10 38

Sumber: Kecamatan Galur Dalam Angka 2016 dan PemDes Kecamatan Galur

Secara umum dampak kegiatan operasional PLTGU 2X750 MW terhadap


penduduk yang berada di sekitar area PLTGU adalah berupa gangguan kesehatan
akibat pembakaran batu bara, kemudian kebisingan dari mesin-mesin di PLTGU
dan juga penyakit-penyakit lain sebagai konsekuensi terhadap adanya perubahan
kependudukan

5) Transport
1) Deskripsi Lokasi Kegiatan, Jalan, dan Simpang Terdekat

Direncanakan lokasi PLTGU berada di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon


Progo, DIY dan lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar (citra satelit )
dibawah ini

Page 45
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Gambar 2.2 Deskripsi Lokasi PLTGU

2) Area Dampak Lalu Lintas dan Tata Guna Lahan di Sekitar PLTGU
Area dampak lalu lintas suatu kegiatan dipengaruhi oleh besaran
bangkitan dan tarikan perjalanan menuju tempat kegiatan. Selain itu area
dampak lalu lintas juga dipengaruhi oleh arah pergerakan lalu lintas
menuju dan dari pusat kegiatan, yang tentunya akan melewati simpang dan
ruas jalan terdekat menuju dan dari pusat kegiatan tersebut. Sebagai area
dampak lalu lintas pra konstruksi, konstruksi, dan operasional (pasca
konstruksi), maka beberapa simpang dan ruas berikut akan menjadi batas
wilayah studi pada kajian transportasi yaitu sebagai berikut:
1. Simpang jalur Deandels pantai selatan
2. Simpang jalan galur selatan
3. Simpang jalan galur utara
Mengacu pada beberapa hal tersebut, maka area dampak lalu lintas tampak
pada area ruas Jalan Deandels Pantai Selatan, Jalan Galur Selatan, dan
Jalan Galur Utara.
Sedangkan tata guna lahan disekitar lokasi proyek pembangunan
PLTGU merupakan daerah persawahan dan pemukiman warga yang dapat
menimbulkan bangkitan/tarikan yang besar selain itu kondisi tersebut
dapat menimbulkan hambatan yang besar pada akses keluar masuk truck

Page 46
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

distribusi batubara sebagai bahan bakar sehingga dapat menimbulkan


tundaan dan hambatan yang besar.
Sedangkan tata guna lahan di sekitar pembangunan pabrik gula yaitu
sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Pemukiman warga dan Persawahan
Dapat menimbulkan dampak gangguan
kinerja jalan dan keselamatan lalu lintas.
2. Sebelah Barat : Pemukiman dan sawah
Dapat menimbulkan dampak gangguan
kinerja jalan dan keselamatan lalu lintas.
3. Sebelah Timur : Sungai dan Persawahan
Ini tidak terlalu berpengaruh secara
signifikan dilihat dari aspek transportasi
namun demikian perlu diperhatikan pola
bangkitan dan tarikan daerah tersebut.
4. Sebelah Selatan : Persawahan dan Laut
Ini tidak terlalu berpengaruh secara
signifikan dilihat dari aspek transportasi

Dengan melihat tata guna lahan disekitar rencana pembangunan


PLTGU. bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan pemukiman warga,
persawahan, Laut dan Sungai, sehingga aksesibilitas disepanjang ruas jalan
dan simpang tersebut perlu diperhatikan.

3) Kondisi Eksisting Infrastruktur Transportasi


a) Ruas Jalan
Ruas jalan yang merupakan akses utama PLTGU ialah Jalan
Deandels Pantai Selatan sebagai akses masuk PLTGU . Berdasarkan
fungsi jalannya maka ruas jalan ini termasuk jalan utama. Berikut gambar
kondisi eksisting ruas Jalan Pantai Selatan.

Page 47
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Gambar 2.3. Kondisi eksisting ruas jalan Deandels Pantai Selatan


b) Persimpangan
Persimpangan yang diprediksi terkena dampak kegiatan pabrik gula
ini ialah simpang Jalur Deandels pantai selatan, simpang jalan Galur
selatan, simpang jalan Galur utara. Dari ketiga simpang tersebut, simpang
jalur Deandels pantai diprediksi menerima dampak terbesar dari
pembangunan PLTGU ini. Hal ini dikarenakan oleh posisinya yang berada
didekat jalan utama, dan sempitnya jalan masuk ke PLTGU. sehingga
dapat menimbulkan potensi kemacetan pada simpang tersebut. Pada
gambar berikut diperlihatkan kondisi eksisting simpang-simpang terdekat
dan jalan masuk ke PLTGU.

Gambar 2.4 Kondisi eksisting simpang jalan Deandels pantai selatan

Prakiraan Dampak Potensial Komponen Transportasi

Page 48
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

a) Gangguan Kelancaran Lalu Lintas


Gangguan terhadap kelancaran lalu lintas ini dapat ditinjau dari
segi guna ruang jalan akibat parkir dan kinerja jalan terhadap
pembangunan PLTGU ini. Gangguan terhadap guna ruang jalan dari sisi
transportasi terkaji dalam 3 bagian pokok yaitu arus lalu lintas kendaraan
umum, arus lalu lintas truck pengangkut batu bara, dan untuk keperluan
pergerakan arus lalu lintas pejalan kaki. Gangguan guna ruang jalan pada
kajian ini akan dikaji terutama pada ruas jalan lokal Jalan Jalur Pantai
Selatan yang merupakan akses masuk menuju PLTGU. Gangguan guna
ruang jalan berubah fungsi menjadi akses keluar masuk truck untuk
mendistribusi batu bara sebagai bahan bakar ke area pabrik ini
menyebabkan kemacetan.
Kebutuhan akses keluar masuk ke area pabrik ini dipengaruhi oleh
kebutuhan bahan bakar batubara untuk memproduksi uap, sedangkan 1000
MW membutuhkan batu bara sekitar 4000.000 ton. Jika setiap truck dapat
mengangkut 10 ton batubara maka akan ada 400.000 truck yang hilir
mudik keluar masuk ke area pabrik.
Akses distribusi batubara adalah hal pertama yang akan
diperkirakan untuk mengetahui besar dampak dari suatu kegiatan/usaha.
Komponen ini perlu diperhitungkan karena dampak negatif yang
ditimbulkan sangat meresahkan dan juga sangat berdampak pada kinerja
jalan dan simpang terdekat. Dikarenakan hal tersebut, sangat
memungkinkan adanya pembuatan jalan baru untuk akses distribusi
batubara. Perhitungan dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah atau
standar jalan pada instansi terkait pembangunan jalan (Standar Nasional
Indonesia).
Adanya truck maupun kendaraan lainnya yang akan memasuki
kawasan pabrik, juga perlu diperhatikan bagaimana sirkulasi arusnya
ketika akan memasuki area pabrik, didalam pabrik, ruang manuver ketika
parkir, hingga kendaraan tersebut keluar dari wilayah pabrik. Komponen

Page 49
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

ini akan mempertimbangkan kenyamanan pengguna kendaraan ketika


berada di kawasan pabrik.
Gangguan kinerja akan berdampak pada ruas jalan dan simpang
sekitar. Jika asumsi pembebanan jalan akibat bangkitan lalu lintas kegiatan
pabrik terjadi secara merata pada infrastruktur jalan sekitar maka,
diperkirakan sebesar 100% pembebanan lalu lintas operasional pabrik akan
membeban.
Komponen gangguan kinerja jaringan jalan yang ditimbulkan ialah
kemacetan pada ruas dan simpang, tundaan, dan panjang antrian kendaraan
pada simpang terdekat. Gangguan ini diperkirakan terjadi pada tahap pra
konstruksi saat pengadaan lahan, pada tahap konstruksi akibat kendaraan
pengangkut material dan peralatan berat, dan juga keluar masuk truck ke
wilayah pabrik saat operasional pabrik. Perhitungan kinerja ruas jalan dan
simpang terdiri atas derajat kejenuhan, kecepatan, panjang antrian, dan
tundaan.
b) Gangguan Keselamatan Lalu Lintas
Gangguan keselamatan lalu lintas akan berdampak baik pada ruas
jalan maupun simpang sekitar pabrik. Pada kasus ini perkiraan potensi
kecelakaan akan terjadi pada akses keluar masuk truck distribusi gula pada
Jalan Jalur Pantai Selatan.
Kuantitas bangkitan perjalanan, akan mempengaruhi frekuensi
potensi kecelakaan yang ditimbulkan, oleh sebab itu perlu manajemen dan
rekayasa transportasi dalam mengelola dampak yang ditimbulkan.
Manajemen dan rekayasa transportasi tersebut tentunya berdasarkan
kaidah-kaidah kajian transportasi. Gangguan ini diperkirakan terjadi pada
tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dan operasional pabrik.
c) Kerusakan Jalan
Gangguan kerusakan jalan akibat pengangkutan material dan
peralatan berat saat tahap konstruksi serta kerusakan jalan akibat distribusi
batubara yang terus keluar masuk area pabrik bisa terjadi jika beban
kendaraan yang melewati ruas jalan maupun simpang melebihi tonse

Page 50
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

(beban lalu lintas yang diijinkan) berdasarkan pada kelas-kelas jalan. Oleh
sebab itu gangguan ini bukanlah dampak penting dalam kajian lalu lintas
ini yang perlu dikaji lebih lanjut, karena dampak ini hanyalah dampak
potensial yang terjadi jika pengguna jalan melanggar aturan-aturan
pembebanan pada jalan, akan tetapi pada rencana pengelolaan tetap
dimasukkan sebagai tindakan preventif terhadap pelanggaran-pelanggaran
pembebanan pengguna jalan selama pembangunan apartemen. Gangguan
ini diperkirakan terjadi saat tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dan
operasional pabrik. Pada kasus ini terutama akan dikaji mengenai tingkat
kerusakan jalan yang akan terjadi di ruas jalan jalur pantai selatan.’

2.2.2 Kegiatan lain yang ada di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan


Kegitan pembangunan PLTGU 2x750 MW dan sarana penunjang
diprakirakanberpengaruh terhadap aktivitas atau kegiatan di sekitarnya
yang telah ada saat ini. Sedangkan jesnis tata guna lahan yang ada di
sepangjang rencana SUTT berupa ladang dan permukimam penduduk.
Kegiatan lain di sekitar proyek yang di prakirakan terpengaruh oleh
kegiatan pembangunan PLTGU 2x750 MW dan operasionalnya adalah
sebagai berikut :

I. Bandara New Adi Sutjipto

Pembangunan dna operasional PLTGU 2x750 MW diprakirakan


berpengaruh erhadap kegiatan operasional bandara New Adi Sutjipto.

2.3 Hasil Pelibatan Masyarakat


Pelibatan masyarakat dalam suatu perencanaan pembangunan
memilki aspek legal formal. Pelibatan masyrakat dalam studi amdal
mengacu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 17 tahun 2012 Tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses
Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan. Produk akhir
dari proses AMDAL adalah diterbitkannya izin lingkungan. Dokumen

Page 51
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

AMDAL disusun dengan melibatkan masyrakat melalui pengumuman


rencana kegiatan dan kosultasi publik atau berkah pertemuan konsultasi
masyarakat. Bentuk keterlibatan masyarakat dan rentang intensitas
keterlibatannya terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu melalui pemberitahuan,
konsultasi masyarakat dan partisipasi masyarakat. Pada tingkat pelibatan
terendah, yaitu pemberitahuan satu arah dari pemrakasa ke masyarakat
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
pembangunan (Nur’ainna, 2007:92). Oleh karena itu pemrakasa membuat
pengumuman melalui media cetak, dan papan pengumuman di tapak
proyek. Sasaran pemberitahuan ini masyarakat luas dan terutama yang
beraktivitas sekitar pembangunan atau kegiatan. Bentuk pelibatan
masyarakat dengan intensitas yang lebih tinggi adalah konsultasi
masyarakat dengan melakukan komunikasi dua arah mempertemukan
kelompok masyarakat sasaran dengan pihak pemrakasa yang dimediasi
oleh konsultan.
Berdasarkan hasil pertemuan konsultasi masyarakat (PKM)
tersebut diperoleh gambaran mengenai persepsi masyarakat terhadap
rencana proyek. Setiap tahapan kegiatan dalam rangka pembangunan
PLTGU 2x750 MW center sejak tahap pra konstruksi hingga konstruksi
dan operasional berdampak positif maupun negatif, sehingga
memunculkan berbagai kekhawatiran dan harapan seperti tertuang pada
tabel berikut.
Tabel 2.14 Pendapat Warga Mengenai Rencana Pembangunan PLTGU
No Tanggapan
1 Jangan sampai perencanaan amdal yang begitu fix ini bisa
dimanipulasi
2 Perlu diperhatikan dari dampaknya tentang masalah: air, sampah,
udara, kebisingan, kualitas udara, air tanah, segala bentuk limbah.
3 Mohon mengakomodir keluhan warga
4 Perlu ada koordinasi yang baik antara konsultan, pemrakasa, dan

Page 52
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

masyarakat
5 Masyarakat berharap adanya PLTGU ini membawa kebaikan dan
kesejahteraan untuk lingkungan sekitar.
6 Mohon melibatkan warga sekitar dalam rekrutmen tenaga kerja
konstruksi maupun operasional, jelaskan berapa prosentasinya.
Dari sarana dan pendapat diatas, Pemrakasa memberikan
tanggapan sebagaimana tercantum dalam tabel berikut
Tabel 2.15 Tanggapan Pemrakasa
No Tanggapan

1 Pertemuan konsultasi masyarakat dalam rangka studi AMDAL


rencana PLTGU

2 Sebelum pelaksanaan pembangunan akan dilakukan sosialisasi lagi,


berkaitan dengan dampak, debu, kebisingan, gangguan udara akibat
cerobong asap.

3 Pemrakasa akan menandatangani dokumen AMDAL untuk


melaksanakan RKL-RPL artinya, pemrakasa harus berkomitmen
untuk pelestarian lingkungan, meminimalkan dampak negatif dan
memaksimalkan dampak positif.

4 Mengenai k3 akan dimasukan dalam RKL-RPL supaya mencegah


dampak terjadinya k3

5 Sosialisasi akan dilakukan setiap tahapan pembangunan, atau saat


diperlukan

6 Pemrakasa wajib memberitahu kontraktor pelaksanaan dan menjaga


etika kesopanan memanfaatkan akses jalan milik sebuah keluarga.

7 Saran masukan dari bapak ibu akan kami akomodasi dalam dokumen
AMDAL

Page 53
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Berkaitan dengan antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan pada saat


kegiatan konstruksi pembangunan berlangsung, makan warga masyarakat
dapat menyampaikan berbagai keluhan kepada project manager. Selain
itu, warga masyarakat juga dapat menyampaikan keluhan-keluhan tersebut
kepada aparat kecamatan galur, kulonprogo. Apabila keluhan yang muncul
adalah pada saat operasional pembangunan PLTGU, maka berbagai
keluhan dapat disampaikan kepada general manager, kepada aparat dan
BLH yogyakarta.
Bentuk pelibatan masyarakat yang paling tinggi tingkatan
intensitasnya adalah ketika masyarakat berpartisipasi aktif dalam
perencanaan pembangunan. Masyarakat dilibatkan secara maksimal,
diawali dengan pemilihan dan penunjukan wakil warga masyarakat
terkena dampak yang akan duduk di komisi penilian AMDAL. Pada saat
pertemuan konsultasi masyarakat telat dilakukan penunjukan warga
masyarakat terkena dampak, yang di wakili 3 orang:
1). Bapak Drs. Mamet subianto. Alamat, galur kulonprogo
2). Bapak Ir. Handoyo. Alamat, galur kulonprogo
3). Bapak Suratmin. Alamat, galur kulonprogo

Wakil masyarakat tersebut wajib dilibatkan dalam proses penilian


dokumen andal dan RKL-RPL melalui rapat komisi penilian Amdal
sebagai anggota kimisi penilian Amdal. Selain dalam hal perencanaan,
partisipasi masyarakat juga dapat terakomodasi ketika sampai pada tahap
pelaksanaan, yaitu sebagai tenaga kerja konstruksi maupun operasional,
serta ikut dalam pemantauan bila terjadi dampak lingkungan sesuai dengan
harapan masyarakat yang di sampaikan dalam pertemuan konsultasi
masyarakat
2.4 Dampak Penting Hipotetik
2.4.1 Identifikasi Dampak Potensi
Identifikasi dampak potensial dilakukan dengan mengadakan
pelingkupan untuk mengidentifikasi seluruh dampak lingkungan hidup

Page 54
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

yang secara potensial muncul akibat adanya rencana kegiatan. pada tahap
ini dilakukan inventarisasi dampak potensial yang diperkirakan muncul
tanpa memperhatikan besar/kecilnya dapak potensial tersebut. Hasil
identifikasi dampak potensial diperoleh melalui serangkaian kegiatan
konsultasi masyarakat.
Dalam penentuan dampak penting hipotesis yang dihasilkan, didasarkan
atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
A. Geo-Fisik-Kimia
Komponen geo-fisik-kimia meliputi sumber daya geologi, tanah,
air permukaan, air bawah tanah, udara, kebisingan, dan lain
sebagainya yang akan berpotensi terdampak dari mulai pra-
konstruksi, konstruksi, operasi sampai pasca operasi dari kegiatan
dan/atau usaha tersebut.
B. Biologi
Komponen biologi yang diamati meliputi ekosistem yang terdapat
dilokasi studi, seperti flora, fauna, tipe ekosistem, keberadaan
spesies langka dan/atau endemik serta habitatnya, dan lain
sebagainya yang akan berpotensi terdampak dari mulai pra-
konstruksi, konstruksi, operasi sampai pasca operasi dari kegiatan
dan/atau usaha tersebut.
C. Sosial, Ekonomi, Budaya
Komponen sosial, ekonomi, budaya meliputi tingkat pendapatan,
demografi, mata pencaharian, budaya setempat, situs arkeologi,
situs budaya, dan lain sebagainya yang akan berpotensi terdampak
dari mulai pra-konstruksi, konstruksi, operasi sampai pasca operasi
dari kegiatan dan/atau usaha tersebut.

D. Kesehatan Masyarakat
Komponen kesehatan masyarakat yaitu seperti perubahan tingkat
kesehatan masyarakat yang akan berpotensi terdampak dari mulai
pra-konstruksi, konstruksi, operasi sampai pasca operasi dari
kegiatan dan/atau usaha tersebut.

E. Transportasi
Transportasi yang dimaksud seperti kerusakan jalan yang akan
didapati, aksesbilitas, mobilitas, dan kenyamanan lalu lintas yang
akan berpotensi terdampak dari mulai pra-konstruksi, konstruksi,
operasi sampai pasca operasi dari kegiatan dan/atau usaha tersebut.

Page 55
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Berikut adalah ringkasan dari hasil identifikasi dampak potensial.

Page 56
A.
No.

1 Iklim

8 Getaran
3 Kebisingan
Geo-Fisik-Kimia

2 Kualitas udara

5 Kualitas airtanah

7 Kuantitas run-off
6 Kuantitas airtanah
4 Kualitas air permukaan
Komponen Terkena Dampak
Survei

Sosialisasi

Pengadaan Lahan
Pra-Konstruksi

Rekruitmen tenaga kerja

Mobilisasi Material, Peralatan

x
x
x
x
x
dan Tenaga Kerja

x
x
x Aktivitas basecamp

x
x
x
x

Penyiapan lahan

x
x
x
x
Konstruksi

Pembangunan PLTGU
x
x
x
x

Pembangunan Jalur Transmisi

Demobilisasi Peralatan dan


x
x

Tenaga Kerja
Tabel 2.16 Ringkasan Hasil Identifikasi Dampak Potensial

Tahapan

Rekruitmen Tenaga Kerja


Operasional
Operasional dan Pemeliharaan
x
x
x
x
x
x
x

Pembangkit
x

Operasional dan Pemeliharaan


x

Bangunan Air
Operasi

Operasional dan Pemeliharaan


Jaringan Transmisi
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW
KERANGKA ACUAN

Page 51

Distribusi Energi Listrik

Studi Perpanjangan Usia


Pasca

Proyek
Operasi
B.

D.
C.
No.

Biologi
1 Flora
2 Fauna
Transportasi

Peluang usaha
Kerusakan jalan

Kesempatan Kerja
Kepemilikan Lahan
Kepadatan Penduduk
Keselamatan Lalulintas

Sosial Ekonomi dan Budaya


Terganggunya aksesabilitas
Komponen Terkena Dampak

Survei

Sosialisasi

Pengadaan Lahan
Pra-Konstruksi

x
x
Rekruitmen tenaga kerja

Mobilisasi Material, Peralatan


x
x
x

dan Tenaga Kerja


x
x
x

Aktivitas basecamp
x
x
x
x
x

Penyiapan lahan

x
x
x
x
x
x
Konstruksi

Pembangunan PLTGU
x
x
x
x
x
x
x
x

Pembangunan Jalur Transmisi

Demobilisasi Peralatan dan


x
x
x
x
x
x
x
x

Tenaga Kerja
Tahapan

Rekruitmen Tenaga Kerja


x
x

Operasional
Operasional dan Pemeliharaan
x
x
x

Pembangkit

Operasional dan Pemeliharaan


x
x

Bangunan Air
Operasi

Operasional dan Pemeliharaan


Jaringan Transmisi
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW
KERANGKA ACUAN

Page 52

Distribusi Energi Listrik

Studi Perpanjangan Usia


x
Pasca

Proyek
Operasi
E.
No.

K3
Konflik Sosial

Vektor Penyakit
Persepsi Masyarakat

Kesehatan Masyarakat
Ekonomi Masyarakat

Keresahan Masyarakat
Komponen Terkena Dampak

Gangguan Kesehatan Masyarakat


x
Survei

x
x
x
Sosialisasi

x
x
x
Pengadaan Lahan
Pra-Konstruksi

Rekruitmen tenaga kerja

Mobilisasi Material, Peralatan

x
x
x dan Tenaga Kerja
x

x Aktivitas basecamp
x
x
x
x
x

Penyiapan lahan
x
x
x
x
x
x
Konstruksi

Pembangunan PLTGU
x
x
x
x

Pembangunan Jalur Transmisi

Demobilisasi Peralatan dan


x
x
x
x
x
x

Tenaga Kerja
Tahapan

Rekruitmen Tenaga Kerja


x
x
x
x

Operasional
Operasional dan Pemeliharaan
x
x
x
x
x
x

Pembangkit

Operasional dan Pemeliharaan


x
x
x
x

Bangunan Air
Operasi

Operasional dan Pemeliharaan


x
x
x
x

Jaringan Transmisi
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW
KERANGKA ACUAN

Page 53
x
x
x
x

Distribusi Energi Listrik

Studi Perpanjangan Usia


x
x
x
Pasca

Proyek
Operasi
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Page 52
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2.4.2 Evaluasi Dampak Potensi


Tabel 2.17 Tabel Evaluasi Dampak Potensi

Komponen Kriteria
Sumber Lingkungan Dampak DPH /
No Nama Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Terkena Potensial 1 2 3 4 DTPH
Dampak
Tahap Pra Konstruksi

1. Persepsi negatif masyarakat


akan makin tinggi, dampak ini
akibat ketakutan masyarakat

Persepsi negatif 2. Persepsi negatif ini akan


Sikap dan
Anwar masyarakat berpengaruh pada kenyamanan
1 Survei Persepsi Tidak Tidak Tidak Tidak DTPH
Ariefuddin terhadap rencana masyarakat dan mempengaruhi
Masyarakat
kegiatan pendapat yang lainnya

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
pemikiran bahwa proyek ini
akan mengganggu kehidupan
mereka

Page 53
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4. tidak ada peraturan yang


dilanggar

1. pro dan kontra masyarakat


terhadap pihak terkait akan
makin tinggi

Adanya 2. Pro dan kontra ini akan


Hisyam pertentangan berpengaruh pada kenyamanan
2 Sosialisasi Konflik Sosial Ada Ada Ada Tidak DPH
Munir antara pihak pro masyarakat dan mempengaruhi
dan kontra pendapat yang lainnya

3. adanya pro dan kontra dari


masyarakat hal ini dikarenakan
pemikiran bahwa proyek ini
akan menggangu kehidupan
masyarkat

Page 54
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4. tidak ada peraturan yang


dilanggar

1. Keresahan masyarakat akan


makin tinggi, dampak ini akibat
ketakutan masyarakat

sosialisasi terkait
akan setiap 2. Keresahan masyarakat ini
tahapan apa saja akan berpengaruh pada
yang akan kenyamanan masyarakat dan
dilakukan agar mempengaruhi pendapat yang
Keresahan menjawab serta lainnya
Ada Ada Ada Tidak DPH
Masyarakat memberika 3. Adanya kekhawatiran dari
solusi untuk masyarakat, hal ini dikarenakan
keresehan pemikiran bahwa proyek ini
masyarakat akan mengganggu kehidupan
terhadap hal mereka
terkait

4. tidak ada peraturan yang


dilanggar

Page 55
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1. Persepsi negatif masyarakat


akan makin tinggi, dampak ini
akibat ketakutan masyarakat

2. Persepsi negatif ini akan


berpengaruh pada kenyamanan
masyarakat dan mempengaruhi
Persepsi negatif pendapat yang lainnya
Sikap dan
Anwar masyarakat
Persepsi Tidak Tidak Tidak Tidak DPTH
Ariefuddin terhadap rencana 3. Adanya kekhawatiran dari
Masyarakat
kegiatan masyarakat, hal ini dikarenakan
pemikiran bahwa proyek ini
akan mengganggu kehidupan
mereka

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar

Ketakutan warga
1. Ketakutan warga jika tanah
Hisyam Keresahan akan
3 Pengadaan Lahan mereka diambil alih atau mulai Tidak Tidak Tidak Tidak DPTH
Munir Masyarakat kepemilikan
diberi patok
tanah

Page 56
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2. Mempengaruhi kegiatan
berladang warga ketika adanya
survei

3. Adanya kekhawatiran tanah


warga diakui begitu saja tanpa
adanya ganti rugi yang sesuai

4. Kemungkinan adanya
pelanggaran SOP tentang
survei dan pemetaan

1. pro dan kontra masyarakat


terhadap pihak terkait akan
Adanya makin tinggi
pertentangan
Konflik Sosial ada ada ada Tidak DPH
antara pihak pro
dan kontra 2. Pro dan kontra ini akan
berpengaruh pada kenyamanan
masyarakat dan mempengaruhi
pendapat yang lainnya

Page 57
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. adanya pro dan kontra dari


masyarakat hal ini dikarenakan
pemikiran bahwa proyek ini
akan menggangu kehidupan
masyarkat

4. tidak ada peraturan yang


dilanggar

1. Keresahan masyarakat
meningkat akibat adanya
pengadaan lahan yang
kemungkinan akan mengancam
hilang tempat tinggal dan lahan
warga
Warga
Sikap dan kehilangan
Anwar 2. Warga tidak bisa berladang
Persepsi pekerjaan dan Tidak Tidak Tidak Tidak DPTH
Ariefuddin untuk beberapa waktu
Masyarakat mata
pencaharian

3. Kekhawatiran akan tidak


bisa memenuhi kebutuhan
dalam beberapa waktu

Page 58
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4. Tidak ada peraturan yang


bisa dilanggar, karena
pengadaan dan pembersihan
lahan sudah diatur dalam
PERDA Kabupaten
Kulonprogo No.1 Tahun 2012

Tahap Konstruksi
1.Beban gangguan kesehatan,
berasal dari dampak kendaraan
Terganggungnya
dan alat berat pada saat
saluran
mobilisasi, yang menghasilkan
pernafasan
kendaraan proyek
(sesak nafas, ispa
2. Komponen kesehatan
dan asma) akibat
Mobilitas memegang peran penting dalam
debu, gangguan
material, Gangguan mempengaruhi terhadap
1 Aulia saluran tidak ya ya tidak DPH
peralatan dan kesehatan kenyamanan masayarakat
pendengaran
tenaga kerja sekitar lokasi
(kebisingan),
3. kekawatiran masyarkat, hal
menyebabkan
ini dikarenakan kendaraan
gangguan pada
proyek pemukiman menuju
mata (iritasi
lokasi proyek
mata)
4. Tidak ada peraturan yang di
langgar ( PPRI No 41/1999)

Page 59
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1. Penerapan K3 ini berasal


dari kendaraan dan alat berat
pada saat mobilisasi peralatan
material selama kegiatan
konstruksi berlangsung
2. Komponen K3 memegang
peran penting dalam kehidupan
Resiko
sehari hari masyarakat dan
kecelakaan kerja
akan ada sedikit perubahan
yang dialami
K3 yang mempengaruhi terhadap tidak ya ya tidak DPH
oleh pekerja
kenyamanan masayarakat
seperti terkena
sekitar lokasi
alat berat
3. Adanya kekawatiran dari
masyarkat, hal ini dikarenakan
bahwa proyek ini akan
mengakibatkan kecelakaan
kerja
4. tidak ada peraturan yang di
langgar
1. Beban terhadap gangguan
kesehatan berdampak ini dari
Resiko aktifitas pekerja di basecamp
terjadinya yang menimbulkan sampah dan
Aktifitas Gangguan
2 penyakit demam sanitasi tidak ya ya tidak DPH
basecamp kesehatan
berdarah dan 2. Komponen gangguan
diare kesehatan memegang peran
penting dalam kehidupan sehari
hari masyarakat dan akan ada

Page 60
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

sedikit perubahan yang


mempengaruhi terhadap
kenyamanan pekerja sekitar
lokasi
3. Adanya kekawatiran dari
pekerja, hal ini dikarenakan
bahwa aktifitas basecamp ini
akan mengakibatkan berbagai
penyakit

4. Tidak ada peraturan yang di


langgar

1. Beban terhadap vektor


penyakit cukup berdampak dari
Aktifitas
vektor penyakit aktifitas pekerja di basecamp tidak ya ya tidak DPH
kegiatan pekerja
yang menimbulkan sampah dan
sanitasi

Page 61
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2. Komponen vektor penyakit


memegang peran penting dalam
kehidupan sehari hari
masyarakat dan akan ada
sedikit perubahan yang
mempengaruhi terhadap
kenyamanan pekerja sekitar
lokasi

3. Adanya kekawatiran dari


pekerja, hal ini dikarenakan
bahwa aktifitas basecamp ini
akan mengakibatkan berbagai
penyakit

4. Tidak ada peraturan yang di


langgar (Permenakertrans RI
No 3 Tahun 1978)

Page 62
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1. Beban terhadap gangguan


kesehatan saluran pernapasan,
dampak ini berasal dari tahap
konstruksi pembangunan
PLTGU selama kegiatan
Terganggungnya konstruksi berlangsung
saluran
pernafasan
2. Komponen kesehatan
(sesak nafas, ispa
memegang peran penting dalam
dan asma) akibat
Pembangunan kehidupan sehari hari
debu, gangguan
PLTGU 2x750 Gangguan masyarakat dan akan ada
3 saluran tidak ya ya tidak DPH
MW dan Kesehatan sedikit perubahan yang
pendengaran
fasilatasnya mempengaruhi terhadap
(kebisingan),
kenyamanan masayarakat
menyebabkan
sekitar lokasi
gangguan pada
mata (iritasi
mata)
3. Adanya kekawatiran dari
masyarkat, hal ini dikarenakan
kendaraan pengangkut material
melintasi pemukiman menuju
tapak proyek

Page 63
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4. Tidak ada peraturan yang di


langgar

1. Beban terhadap kecelakaan


kerja cukup berpengaruh,
dampak ini berasal dari
kendaraan dan alat berat pada
saat pembangunan PLTGU
Resiko berlangsung
kecelakaan kerja
K3 tidak ya ya tidak DPH
di pembangunan
PLTGU 2. Komponen K3 memegang
peran penting dalam kehidupan
sehari hari masyarakat dan
akan ada sedikit perubahan
yang mempengaruhi terhadap
kenyamanan masayarakat
sekitar lokasi

Page 64
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekawatiran dari


masyarkat, hal ini dikarenakan
bahwa proyek ini akan
mengakibatkan kecelakaan
kerja

4. Tidak ada peraturan yang di


langgar (PermenPU NO.
5/PRT/M/2014)

Resiko
Pembangunan 1. Beban terhadap K3 pada
kecelakaan kerja
jaringan pembangunan jaringan trsansisi
4 K3 di pembangunan tidak ya ya tidak DPH
transmisi SUTT harus terjaga dan penerapannya
transmisi SUTT
35 MW harus terlaksana
35 MW

Page 65
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2. Komponen K3 memegang
peran penting dalam kehidupan
sehari hari masyarakat dan
akan ada sedikit perubahan
yang mempengaruhi terhadap
kenyamanan pekerja sekitar
lokasi

3. Adanya kekawatiran dari


masyarkat, hal ini dikarenakan
bahwa proyek ini akan
mengakibatkan kecelakaan
kerja

4. Tidak ada peraturan yang di


langgar (PermenPU NO.
5/PRT/M/2014)

Page 66
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1. Beban terhadap komponen


fauna sudah cukup tinggi
sebelum adanya kegiatan
basecamp dan setelahnya
berasal dari aktivitas basecamp
yang dapat mempengaruhi
berkurang/matinya fauna
setempat

2. Berkurang/matinya fauna
Berkurang/matin
karena aktivitas basecamp akan
ya fauna
Aktifitas berpengaruh pada pemikiran
1 Anindra Fauna setempat karena T Y Y T DPH
Basecamp dan kondisi lingkungan
aktifitas
masyarakat serta kenyamanan
basecamp
masyarakat

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
pemikiran bahwa proyek ini
apalagi saat aktivitas basecamp
akan mengganggu kehidupan
fauna

Page 67
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar (UU No. 5/1990)

1. Beban terhadap komponen


flora sudah cukup tinggi
sebelum adanya kegiatan
penyiapan lahan dan setelahnya
Hilang/matinya beban berasal dari penyiapan
flora karena lahan yang dapat
aktivitas mempengaruhi hilang/matinya
penyiapan lahan flora setempat
2 Penyiapan Lahan Anindra Flora yang akan T Y Y T DPH
dilakukan
dengan 2. Hilang/matinya flora akibat
menebang dari penyiapan lahan yang
vegetasi menebang vegetasi akan
berpengaruh pada pemikiran,
kondisi lingkungan, dan
kenyamanan masyarakat

Page 68
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
pemikiran bahwa pada saat
penyiapan lahan ini akan
mengganggu kehidupan flora
karena penebangan vegetasi
dapat menyebabkan
hilang/matinya flora

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar (UU No. 5/1990)

Hilang/mati dan 1. Beban terhadap komponen


berpindahnya fauna sudah cukup tinggi
fauna setempat sebelum adanya kegiatan
karena aktifitas penyiapan lahan dan setelahnya
Fauna penyiapan lahan berasal dari aktivitas penyiapan T Y Y T DPH
yang akan lahan yang dapat
menghilangkan mempengaruhi hilang/matinya
tempat tinggal serta berpindanya fauna
bagi fauna setempat

Page 69
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2. Hilang/matinya fauna serta


berpindahnya fauna karena
hilangnya tempat tinggal bagi
fauna akibat dari penyiapan
lahan akan berpengaruh pada
pemikiran masyarakat dan
kondisi lingkungan masyarakat
sekitar
3. Adanya kekhawatiran dari
masyarakat, hal ini dikarenakan
pemikiran bahwa pada saat
penyiapan lahan akan
mengganggu kehidupan fauna
dan berpotensinya
berpindahnya fauna ke sekitar
pemukiman masyarakat

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar (UU No. 5/1990)

Page 70
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1. Beban terhadap komponen


flora sudah cukup tinggi.
Dampak ini berasal dari
kegiatan pembangunan PLTGU
yang dapat mempengaruhi
berkurangnya flora setempat

2. Berkurangnya flora akibat


Berkurangnya
dari kegiatan pembangunan
flora karena
Pembangunan PLTGU akan mempengaruhi
3 Anindra Flora aktivitas T T T T DTPH
PLTGU pada pemikiran, kondisi
pembangunan
lingkungan, dan kenyamanan
PLTGU
masyarakat

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
pemikiran bahwa pada saat
kegiatan pembangunan PLTGU
ini akan mengurangi banyaknya
jenis flora

Page 71
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar (UU No. 5/1990)

1. Beban terhadap komponen


fauna sudah cukup tinggi.
Dampak ini berasal dari
kegiatan pembangunan PLTGU
yang dapat menggagu
Mengganggu kehidupan fauna setempat
fauna setempat
Fauna karena aktifitas T T T T DTPH
pembangunan
PLTGU 2. Terganggunya fauna yang
disebabkan oleh kegiatan
pembanguna PTGU akan
berpengaruh pada pemikiran
masyarakat dan kondisi
lingkungan masyarakat

Page 72
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
pemikiran bahwa kegiatan
pembangunan PLTGU ini akan
mengganggu kehidupan fauna

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar (UU No. 5/1990)

Rusaknya flora 1. Beban terhadap komponen


karena aktivitas flora sudah cukup tinggi
pembangunan sebelum adanya kegiatan
Pembangunan jaringan pembangunan jaringan
4 Jaringan Anindra Flora transmisi yang transmisi dan setelahnya beban Y Y Y T DPH
Transmisi dilakukan berasal dari pembangunan
dengan jaringan transmisi dapat
menebang mempengaruhi rusaknya flora
vegetasi setempat

Page 73
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2. Rusaknya flora akibat dari


kegiatan pembangunan jaringan
transmisi yang menebang
vegetasi akan berpengaruh pada
pemikiran, kondisi lingkungan,
dan kenyamanan masyarakat

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
pemikiran bahwa pada saat
pembangunan jaringan
transmisi ini akan mengganggu
kehidupan flora karena
penebangan vegetasi dapat
menyebabkan rusaknya flora

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar (UU No. 5/1990)

Page 74
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1. Beban terhadap komponen


fauna sudah cukup tinggi
sebelum adanya kegiatan
pembangunan jaringan
transmisi dan setelahnya
berasal dari kegiatan
pembangunan jaringan
transmisi dapat mengganggu
fauna setempat
2. Terganggu fauna karena
Mengganggu hilangnya tempat tinggal bagi
fauna setempat fauna dan kebisingan, getaran
karena aktifitas dsb akibat dari penyiapan lahan
Fauna Y Y Y T DPH
pembangunan akan berpengaruh pada
jaringan pemikiran masyarakat dan
transmisi kondisi lingkungan masyarakat
sekitar
3. Adanya kekhawatiran dari
masyarakat, hal ini dikarenakan
pemikiran bahwa pada saat
pembangunan jaringan
transmisi akan mengganggu
kehidupan fauna sehingga
memiliki potensi berpindahnya
fauna ke sekitar pemukiman
masyarakat

Page 75
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar (UU No. 5/1990)

1. Beban terhadap komponen


flora sudah cukup tinggi.
Dampak ini berasal dari
kegiatan demobilisasi peralatan
dan tenaga kerja yang dapat
Rusaknya flora mempengaruhi rusaknya flora
Demobilisasi karena aktivitas setempat
5 Peralatan dan Anindra Flora demobilisasi T T T T DTPH
Tenaga Kerja perlatan dan
tenaga kerja 2. Rusaknya flora akibat dari
kegiatan demobilisasi ini akan
mempengaruhi pada pemikiran,
kondisi lingkungan, dan
kenyamanan masyarakat

Page 76
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
pemikiran bahwa pada saat
kegiatan demobilisasi ini akan
merusak flora sekitar proyek

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar (UU No. 5/1990)

Mengganggu,
1. Beban terhadap komponen
hilang/mati serta
fauna sudah cukup tinggi.
berpindahnya
Dampak ini berasal dari
fauna setempat
Fauna kegiatan demobilisasi yang T T T T DTPH
karena aktifitas
dapat menggagu,
demobilisasi
hilang/matinya serta
perlatan dan
berpindahnya fauna setempat
tenaga kerja

Page 77
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2. Terganggunya fauna,
hilang/mati serta berpindahnya
fauna yang disebabkan oleh
kegiatan demobilisasi ini akan
berpengaruh pada pemikiran
masyarakat dan kondisi
lingkungan masyarakat

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
pemikiran bahwa kegiatan
demobilisasi peralatan dan
tenaga kerja ini akan
mengganggu kehidupan fauna

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar (UU No. 5/1990)

Page 78
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1.Beban terhadap komponen


kualitas udara sudah cukup
tinggi. Dampak ini berasal dari
kendaraan dan alat berat yang
lewat pada saat mobilisasi
peralatan material selama
kegiatan konstruksi
berlangsung

Mobiliasi Arga 2. Komponen kualitas udara


Material, Nayesya Penurunan memegang peranan penting
1 Kualitas Udara dalam kehidupan masyarakat T Ya Ya T DPH
Peralatan dan Amalia/13 Kualitas Udara
Tenaga Kerja 513081 dan ada sedikit perubahan yang
berpengaruh terhadap
kenyamanan masyarakat
disekitar lokasi tapak proyek
dan ekosistem

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
banyaknya kendaraan yang
berlalu lalang.

Page 79
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4. Tidak ada peraturan yang


akan dilanggar. Karena
kegiatan mobilisasi peralatan
dan materail akan dilakukan
dengan baik sehingga
penurunan kualitas udara masih
dibawah baku mutu (PPRI No
41/1999)

1. Beban terhadap komponen


kebisingan sudah cukup tinggi.
Meningkatnya Dampak ini berasal dari
Kebisingan intensitas kendaraan dan alat berat pada T Ya Ya T DPH
kebisingan saat mobilisasi peralatan
material selama kegiatan
konstruksi berlangsung.

Page 80
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2. Komponen Kebisingan
memegang peranan penting
dalam kehidupan masyarakat
dan ada sedikit perubahan yang
berpengaruh pada kenyamanan
masyarakat disekitar lokasi
tapak proyek

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
banyaknya kendaraan yang
berlalu lalang yang
meningkatkan intensitas
kebisingan.

Page 81
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4. Tidak ada peraturan yang


akan dilanggar. Karena
kegiatan mobilisasi peralatan
dan material akan dilakukan
dengan baik sehingga tingak
kebisingan masih dibawah baku
mutu (SK Gub DIY No 176
tahun 2013)

1. Beban terhadap komponen


getaran sudah cukup tinggi.
Dampak ini berasal dari
Meningkatnya
Getaran kendaraan dan alat berat pada T Ya Ya T DPH
intensitas getaran
saat mobilisasi peralatan
material selama kegiatan
konstruksi berlangsung

Page 82
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2. Komponen getaran
memegang peranan penting
dalam kehidupan masyarakat
dan ada sedikit perubahan yang
berpengaruh pada kenyamanan
masyarakat disekitar lokasi
tapak proyek

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
meningkatnya getran yang
dihasilkan dari kendaraan-
kendaraan proyek

4. Tidak ada peraturan yang


akan dilanggar. Karena
kegiatan ini dilakukan dengan
baik sehingga intensitas getaran
masih dibawah baku mutu
(KepMenLH No 49 tahun
1996)

Meningkatnya 1. Beban terhadap komponen


2 Penyiapan Lahan Kebisingan T Ya Ya T DPH
Intesitas kebisingan sudah cukup tinggi.

Page 83
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Kebisingan Dampak ini berasal dari


kendaraan dan alat berat pada
saat penyiapan lahan selama
kegiatan konstruksi
berlangsung.
2. Komponen Kebisingan
memegang peranan penting
dalam kehidupan masyarakat
dan ada sedikit perubahan yang
berpengaruh pada kenyamanan
masyarakat disekitar lokasi
tapak proyek

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
meningkatnya intensitas
kebisingan yang dihasilkan dari
kendaraan-kendaraan proyek

Page 84
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4. Tidak ada peraturan yang


akan dilanggar. Karena
kegiatan ini dilakukan dengan
baik sehingga intensitas
kebisingan masih dibawah baku
mutu. ( SK Gub DIY No 176
Tahun 2013)

1. Beban terhadap komponen


getaran sudah cukup tinggi.
Dampak ini berasal dari
Meningkatnya
Getaran kendaraan dan alat berat pada T Ya T DPH
intensitas getaran
saat penyiapan lahan selama
kegiatan konstruksi
berlangsung.

Page 85
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2. Komponen getaran
memegang peranan penting
dalam kehidupan masyarakat
dan ada sedikit perubahan yang
berpengaruh pada kenyamanan
masyarakat disekitar lokasi
tapak proyek

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
meningkatnya intensitas
getaran yang dihasilkan dari
kendaraan dan alat berat
proyek.

Page 86
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4. Tidak ada peraturan yang


akan dilanggar. Karena
kegiatan ini dilakukan
dilakukan dengan baik
sehingga intensitas getaran
masih dibawah baku mutu (
KepMenLH No 49 Tahun
1996)

1. Beban terhadap komponen


getaran sudah cukup tinggi.
Meningkatnya Dampak ini berasal dari alat-
Pembangunan
3 Kebisingan Intesitas alat berat yang digunakan T Ya Ya T DPH
PLTGU
Kebisingan dalam kegiatan pembangunan
PLTGU (Intensitas Kebisingan
65,1 dB A)

Page 87
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2. Komponen kebisingan
memegang peranan penting
dalam kehidupan masyarakat
dan ada sedikit perubahan yang
berpengaruh pada kenyamanan
masyarakat disekitar lokasi
tapak proyek

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat hal ini dikarenakan
meningkatnya intensitas
kebisingan pada kegiatan
pembangunan PLTGU

4. Tidak ada peraturan yang


akan dilanggar. Karena
kegiatan ini dilakukan dengan
baik sehingga intensitas
kebisingan masih dibawah baku
mutu. ( SK Gub DIY No 176
Tahun 2013 batas maksimum
70 dB A)

Page 88
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1. Beban terhadap komponen


getaran sudah cukup tinggi.
Dampak ini berasal dari alat-
alat berat yang digunakan
dalam kegiatan pembangunan
PLTGU.

2. Komponen getaran
memegang peranan penting
Meningkatnya dalam kehidupan masyarakat
Getaran T Ya Ya T DPH
intensitas getaran dan ada sedikit perubahan yang
berpengaruh pada kenyamanan
masyarakat disekitar lokasi
tapak proyek

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat hal ini dikarenakan
meningkatnya intensitas
getaran pada kegiatan
pembangunan PLTGU

Page 89
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4. Tidak ada peraturan yang


akan dilanggar. Karena
kegiatan ini dilakukan dengan
baik sehingga intensitas getaran
masih dibawah baku mutu
(KepMenLH No 49 tahun
1996)

1. Beban terhadap komponen


kebisingan sudah cukup tinggi.
Dampak ini berasal dari
kendaraan dan alat berat pada
kegiatan pembangunan jalur
transmisi. ( Intensitas
Kebisingan 65,1 dB A)
Meningkatnya
Pembangunan
4 Kebisingan intensitas T Ya Ya T DPH
Jalur Transmisi
kebisingan
2. Komponen Kebisingan
memegang peranan penting
dalam kehidupan masyarakat
dan ada sedikit perubahan yang
berpengaruh pada kenyamanan
masyarakat disekitar lokasi
tapak proyek

Page 90
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat hal ini dikarenakan
meningkatnya intensitas
kebisingan pada kegiatan
pembangunan Jalur Transmisi.

4. Tidak ada peraturan yang


akan dilanggar. Karena
kegiatan ini dilakukan dengan
baik sehingga intensitas
kebisingan masih dibawah baku
mutu. ( SK Gub DIY No 176
Tahun 2013 batas maksimum
70 dB A)

1.Beban terhadap komponen


getaran sudah cukup tinggi.
Meningkatnya Dampak ini berasal dari alat-
Getaran T Ya Ya T DPH
intensitas getaran alat berat yang digunakan
dalam kegiatan pembangunan
Jalur Transmisi.

Page 91
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2. Komponen getaran
memegang peranan penting
dalam kehidupan masyarakat
dan ada sedikit perubahan yang
berpengaruh pada kenyamanan
masyarakat disekitar lokasi
tapak proyek

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat hal ini dikarenakan
meningkatnya intensitas
getaran pada kegiatan
pembangunan Jalur Transmisi.

4. Tidak ada peraturan yang


akan dilanggar. Karena
kegiatan ini dilakukan dengan
baik sehingga intensitas getaran
masih dibawah baku mutu
(KepMenLH No 49 tahun
1996)

Page 92
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1. Beban terhadap komponen


kebisingan sudah cukup tinggi.
Dampak ini berasal dari
kendaraan dan alat berat pada
saat demobilisasi peralatan
material selama kegiatan
konstruksi berlangsung.
(intensitas kebisingan 65,1 dB
Demobilisasi Meningkatnya A)
5 Peralatan dan Kebisingan intensitas T Ya Ya T DPH
Tenaga Kerja kebisingan

2. Komponen Kebisingan
memegang peranan penting
dalam kehidupan masyarakat
dan ada sedikit perubahan yang
berpengaruh pada kenyamanan
masyarakat disekitar lokasi
tapak proyek

Page 93
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
banyaknya kendaraan yang
berlalu lalang yang
meningkatkan intensitas
kebisingan.

4. Tidak ada peraturan yang


akan dilanggar. Karena
kegiatan mobilisasi peralatan
dan material akan dilakukan
dengan baik sehingga tingak
kebisingan masih dibawah baku
mutu (SK Gub DIY No 176
tahun 2013 batas maksimum 70
dB A)

Page 94
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1. Beban terhadap komponen


getaran sudah cukup tinggi.
Dampak ini berasal dari
kendaraan dan alat berat pada
saat mobilisasi peralatan
material selama kegiatan
konstruksi berlangsung

2. Komponen getaran
Meningkatnya memegang peranan penting
Getaran T Ya Ya T DPH
intensitas getaran dalam kehidupan masyarakat
dan ada sedikit perubahan yang
berpengaruh pada kenyamanan
masyarakat disekitar lokasi
tapak proyek

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
meningkatnya getran yang
dihasilkan dari kendaraan-
kendaraan proyek

Page 95
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4. Tidak ada peraturan yang


akan dilanggar. Karena
kegiatan ini dilakukan dengan
baik sehingga intensitas getaran
masih dibawah baku mutu
(KepMenLH No 49 tahun
1996)

1. Beban terhadap komponen


kualitas air permukaan tidak
cukup tinggi karena hasil
sampling kualitas air
permukaan masih sesuai
dengan baku mutu pada PP RI
No. 82 Tahun 2001
Mobilitas Irma
Penurunan
material, Nuraisah Kualitas air
1 kualitas air 2. Komponen kualitas air T T T T DTPH
peralatan, dan (13513091 permukaan
permukaan permukaan tidak akan
tenaga kerja )
memegang peranan penting
dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat dikarenakan
kegiatan mobilitas material,
peralatan, dan tenaga kerja
menghasilkan kandungan TSS
dalam air permukaan tidak
banyak sehingga sungai mampu

Page 96
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

melakukan Self-Purification

3. Tidak adanya kekhawatiran


dari masyarakat mengenai
kualitas air permukaan pada
moblitas material, peralatan,
dan tenaga kerja

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar mengenai kualitas air
permukaan

Page 97
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1. Beban terhadap komponen


kualitas air permukaan tidak
cukup tinggi karena hasil
sampling kualitas air
permukaan masih sesuai
dengan baku mutu pada PP RI
No. 82 Tahun 2001
Irma
Penurunan 2. Komponen kualitas air
Aktivitas Nuraisah Kualitas air
2 kualitas air permukaan akan memegang T Y Y T DPH
Basecamp (13513091 permukaan
permukaan peranan penting dalam
)
kehidupan sehari-hari
masyarakat dan akan ada
perubahan yang berpengaruh
terhadap kenyamanan
masyarakat disekitar lokasi
tapak proyek dikarenakan
limbah pada aktivitas
basecamp belum direncakan
upaya pengolahannya

Page 98
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
adanya limbah cair yang
dihasilkan oleh aktivitas
basecamp yang belum dikelola
pengolahnnya yang
memungkin akan langsung
dibuang ke badan sungai

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar

Irma 1. Beban terhadap komponen


Penurunan
Nuraisah Kuantitas kuantitas airtanah tidak cukup
kuantitas T Y Y T DPH
(13513091 airtanah tinggi sebelum adanya kegiatan
airtanah
) aktivitas basecamp

Page 99
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2. Komponen kuantitas airtanah


akan memegang peranan
penting dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat dan
akan ada perubahan yang
berpengaruh terhadap
kenyamanan masyarakat
disekitar lokasi tapak proyek

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
adanyapenggunaan airtanah
oleh aktivitas basecamp

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar

Irma
1. Beban terhadap komponen
Nuraisah Penurunan
Kualitas airtanah kualitas airtanah tidak cukup T Y Y T DPH
(13513091 kualitas airtanah
tinggi
)

Page 100
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2. Komponen kualitas airtanah


akan memegang peranan
penting dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat dan
akan ada perubahan yang
berpengaruh terhadap
kenyamanan masyarakat
disekitar lokasi tapak proyek

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
adanya limbah cair yang
dihasilkan oleh aktivitas
basecamp yang belum dikelola
pengolahnnya

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar

Page 101
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1. Beban terhadap komponen


kualitas air permukaan tidak
cukup tinggi karena hasil
sampling kualitas air
permukaan masih sesuai
dengan baku mutu pada PP RI
No. 82 Tahun 2001
2. Komponen kualitas air
permukaan tidak akan
memegang peranan penting
Irma dalam kehidupan sehari-hari
Penurunan masyarakat dikarenakan
Nuraisah Kualitas air
3 Penyiapan Lahan kualitas air kegiatan penyiapan lahan T T T T DTPH
(13513091 permukaan
permukaan menghasilkan kandungan TSS
)
dalam air permukaan tidak
banyak sehingga sungai mampu
melakukan Self-Purification

3. Tidak adanya kekhawatiran


dari masyarakat mengenai
kualitas air permukaan pada
penyiapan lahan

Page 102
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar mengenai penyiapan
lahan

1. Beban terhadap komponen


kuantitas run off tidak cukup
tinggi

Penurunan
Kuantitas run off T T T T DTPH
kuantitas run off

2. Komponen kuantitas run off


tidak akan memegang peranan
penting dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat

Page 103
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Tidak adanya kekhawatiran


dari masyarakat
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar
1. Beban terhadap komponen
kualitas air permukaan tidak
cukup tinggi karena hasil
sampling kualitas air
permukaan masih sesuai
dengan baku mutu pada PP RI
No. 82 Tahun 2001

2. Komponen kualitas air


permukaan tidak akan
Irma memegang peranan penting
Penurunan
Pembangunan Nuraisah Kualitas air dalam kehidupan sehari-hari
4 kualitas air T T T T DTPH
PLTGU (13513091 permukaan masyarakat dikarenakan
permukaan
) kegiatan pembangunan PLTGU
menghasilkan kandungan TSS
dalam air permukaan tidak
banyak sehingga sungai mampu
melakukan Self-Purification

3. Tidak adanya kekhawatiran


dari masyarakat mengenai
kualitas air permukaan pada
kegiatan pembangunan PLTGU

Page 104
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar mengenai kualitas air
permukaan
1. Beban terhadap komponen
kuantitas run off tidak cukup
tinggi
2. Komponen kuantitas run off
akan memegang peranan
penting dalam kehidupan
Perubahan sehari-hari masyarakat
Kuantitas run off dikarenakan jumlah air yg T Y Y T DPH
kuantitas run off
teresap dan dialirkan akan
berubah
3. Adanya kekhawatiran dari
masyarakat
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar
1. Beban terhadap komponen
kualitas air permukaan tidak
cukup tinggi karena hasil
Irma sampling kualitas air
Penurunan permukaan masih sesuai
Pembangunan Nuraisah Kualitas air
5 kualitas air dengan baku mutu pada PP RI T T T T DTPH
Jalur Transmisi (13513091 permukaan
permukaan No. 82 Tahun 2001
)
2. Komponen kualitas air
permukaan tidak akan
memegang peranan penting

Page 105
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

dalam kehidupan sehari-hari


masyarakat dikarenakan
kegiatan pembangunan jaringan
transmisi menghasilkan
kandungan TSS dalam air
permukaan tidak banyak
sehingga sungai mampu
melakukan Self-Purification
3. Tidak adanya kekhawatiran
dari masyarakat mengenai
kualitas air permukaan pada
pembangunan jalur transmisi
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar mengenai kualitas air
permukaan
1. Beban terhadap komponen
kuantitas run off tidak cukup
tinggi
2. Komponen kuantitas run off
akan memegang peranan
Perubahan penting dalam kehidupan
Kuantitas run off T Y Y T DPH
kuantitas run off sehari-hari masyarakat
3. Adanya kekhawatiran dari
masyarakat
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar

Page 106
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1. Peluang usaha dan


kesempatan kerja akan
meningkat, karena proyek akan
membutuhkan banyak tenaga
kerja untuk membantu
pembangunan
2. Sangat mempengaruhi
kebutuhan hidup sehari hari
Meningkatkan
3. Adanya kekhawatiran warga
Peluang Usaha
jika proyek selesai dibangun
dan Kesempatan Ya Ya Ya Tidak DPH
mereka akan kehilangan
Kerja bagi
pekerjaan sedangkan lahan
masyarakat
untuk bertani sudah tidak ada
Rekruitme Peluang Usaha
1 hisyam munir nt Tenaga dan Kesempatan
Kerja Kerja
4. Tidak peraturan yang
dilanggar

1. Pendapatan warga
meningkat, karena
pengahasilan yang diberikan
Tingkat
perusahaan lebih besar
pendapatan Ya Ya Ya Tidak DPH
masyarakat
2. Sangat mempengaruhi
kebutuhan hidup sehari hari

Page 107
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran warga


jika proyek selesai dibangun
mereka akan kehilangan
pekerjaan sedangkan lahan
untuk bertani sudah tidak ada
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar
1. Keresahan masyarakat
meningkat akibat adanya
pembersihan lahan yang
kemungkinan akan mengancam
hilang tempat tinggal dan lahan
warga
Keresahan Kepemilikan
2. Warga tidak bisa berladang Ya Ya Ya Tidak DPH
Masyarakat lahan
untuk beberapa waktu
Penyiapan
2 3. Kekhawatiran akan tidak
Lahan
bisa memenuhi kebutuhan
dalam beberapa waktu
4. Tidak ada peraturan yang
bisa dilanggar
Penolakan keras 1. Munculnya isu isu yang
masyarakat tidak benar semakin tinggi,
Konflik Sosial Ya Ya Ya Tidak DPH
untuk akibat pendapat warga yang
memberikan berbeda beda

Page 108
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

lahan dan tempat 2. Mengganggu kegiatan


tinggalnya proyek sehingga menghambat
relokasi bagi warga dan
kegiatan sehari hari warga yang
sudah setuju memberikan
lahannya
3. Ada kekhawatiran akibat isu
isu, tapi tidak memberikan
dampak yang besar karena
tidak ada yg ditutupi
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar
1. Beban terhadap gangguan
transportasi cukup
tinggi,dampak ini berasal dari
kendaraan dan alat berat pada
mobilisasi tenaga saat mobilisasi peralatan
Mobilisasi kerja yang material selama kegiatan
material berlalu lalang konstruksi berlangsung
Terganggunya
1 fajar ekadawa peralatan yang membuat 2. Komponen transportasi ya ya ya tidak DPH
aksesbilitas
dan tenaga kepadatan lalu memegang peran penting dalam
kerja lintas di daerah kehidupan sehari-hari
tersebut masyarakat dan akan ada
sedikit perubahan yang
mempengaruhi terhadap
kenyamanan masyarakat sekitar
3. Adanya kekhawatiran dari

Page 109
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

masyarakat, hal ini dikarenakan


kendaraan pengangkut material
melintasi pemukiman menuju
tapak proyek
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar
1. Beban terhadap gangguan
transportasi cukup
tinggi,dampak ini berasal dari
kendaraan dan alat berat pada
saat mobilisasi peralatan
mobilisasi tenaga material selama kegiatan
kerja yang konstruksi berlangsung
berlalu lalang sehingga meningkatkan resiko
Keselamatan lalu yang dapat keselamatan lalu lintas
ya tidak ya tidak DPH
lintas meningkatkan 2. Komponen transportasi
resiko memegang peran penting dalam
keselamatan lalu kehidupan sehari-hari
lintas masyarakat dan akan ada
sedikit perubahan yang
mempengaruhi terhadap
kenyamanan masyarakat sekitar
sehingga meningkatkan resiko
keselamatan lalu lintas

Page 110
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
kendaraan pengangkut material
melintasi pemukiman menuju
tapak proyek sehingga
meningkatkan resiko
keselamatan lalu lintas
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar
1. Beban terhadap gangguan
transportasi cukup
tinggi,dampak ini berasal dari
kendaraan dan alat berat pada
saat mobilisasi peralatan
mobilisasi tenaga material selama kegiatan
kerja yang konstruksi berlangsung
berlalu lalang sehingga meningkatkan resiko
yang kerusakan jalan
Keruskan jalan mengangkut ya Tidak ya Tidak DPH
material dapat 2. Komponen transportasi
meningkatkan memegang peran penting dalam
resiko kerusakan kehidupan sehari-hari
jalan masyarakat dan akan ada
sedikit perubahan yang
mempengaruhi terhadap
kenyamanan masyarakat sekitar
sehingga meningkatkan resiko
kerusakan jalan

Page 111
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
kendaraan pengangkut material
melintasi pemukiman menuju
tapak proyek sehingga
meningkatkan resiko kerusakan
jalan
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar
Dengan akan 1. Beban terhadap gangguan
diadakannya transportasi cukup
proyek tinggi,dampak ini berasal dari
penyiapan lahan, kendaraan dan alat berat pada
maka banyak saat mobilisasi peralatan
mobilisasi tenaga material selama kegiatan
Penyiapan Terganggunya kerja yang konstruksi berlangsung
2 ya ya ya Tidak DPH
Lahan aksesbilitas berlalu lalang 2. Komponen transportasi
yang membuat memegang peran penting dalam
terganggunya kehidupan sehari-hari
akses masyarakat dan akan ada
transportasi sedikit perubahan yang
masyarakat mempengaruhi terhadap
sekitar. kenyamanan masyarakat sekitar

Page 112
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
kendaraan pengangkut material
melintasi pemukiman menuju
tapak proyek
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar
1. Beban terhadap gangguan
transportasi cukup
. Dengan akan
tinggi,dampak ini berasal dari
diadakannya
kendaraan dan alat berat pada
proyek
saat mobilisasi peralatan
penyiapan lahan,
material selama kegiatan
maka banyak
konstruksi berlangsung
mobilisasi tenaga
Keselamatan lalu sehingga meningkatkan resiko
kerja yang tidak Tidak Tidak Tidak DTPH
lintas keselamatan lalu lintas
berlalu lalang
yang dapat 2. Komponen transportasi
meningkatkan memegang peran penting dalam
resiko kehidupan sehari-hari
keselamatan lalu masyarakat dan akan ada
lintas. sedikit perubahan yang
mempengaruhi terhadap resiko
keselamatan lalu lintas

Page 113
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
kendaraan pengangkut material
melintasi pemukiman menuju
tapak proyek yang
meningkatkan resiko
keselamata lalu lintas
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar
1. Beban terhadap gangguan
Dengan akan transportasi cukup
diadakannya tinggi,dampak ini berasal dari
proyek kendaraan dan alat berat pada
penyiapan lahan, saat mobilisasi peralatan
maka banyak material selama kegiatan
mobilisasi tenaga konstruksi berlangsung
kerja yang sehingga meningkatkan resiko
kerusakan jalan ya ya ya tidak DPH
berlalu lalang kerusakan jalan
yang 2. Komponen transportasi
mengangkut memegang peran penting dalam
material dapat kehidupan sehari-hari
meningkatkan masyarakat dan akan ada
resiko kerusakan sedikit perubahan yang
jalan mempengaruhi terhadap resiko
kerusakan jalan

Page 114
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
kendaraan pengangkut material
melintasi pemukiman menuju
tapak proyek yang
meningkatkan resiko kerusakan
jalan
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar
1. Beban terhadap gangguan
transportasi cukup
pembangunan tinggi,dampak ini berasal dari
PLTGU ini yang kendaraan dan alat berat pada
memerlukan saat mobilisasi peralatan
untuk material selama kegiatan
Pembangu pendistribusian konstruksi berlangsung
Terganggunya
3 nan material,alat ya ya ya tidak DPH
aksesbilitas 2. Komponen transportasi
PLTGU berat yang
memegang peran penting dalam
mengakibatkan
kehidupan sehari-hari
terganggunya
masyarakat dan akan ada
akses masyarakat
sedikit perubahan yang
sekitar
mempengaruhi terhadap akses
keluar masuknya warga sekitar

Page 115
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
kendaraan pengangkut material
melintasi pemukiman menuju
tapak proyek yang menganggu
akses keluar masuknya warga
sekitar
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar
1. Beban terhadap gangguan
Pada tahap transportasi cukup
pembangunan tinggi,dampak ini berasal dari
PLTGU ini yang kendaraan dan alat berat pada
memerlukan saat mobilisasi peralatan
untuk distribusi material selama kegiatan
material,alat konstruksi berlangsung
Keselamatan lalu berat yang sehingga eningkatkan resiko
ya ya ya tidak DPH
lintas mengakibatkan keselamata lalu lintas
meningkatnya 2. Komponen transportasi
resiko memegang peran penting dalam
kecelakaan kehidupan sehari-hari
kerena aktifitas masyarakat dan akan ada
pembangunan sedikit perubahan yang
PLTGU mempengaruhi terhadap
keselamatan lalu lintas

Page 116
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
kendaraan pengangkut material
melintasi pemukiman menuju
tapak proyek yang
meningkatkan resiko
keselamatan lalu lintas
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar
1. Beban terhadap gangguan
. Pada tahap
transportasi cukup
pembangunan
tinggi,dampak ini berasal dari
PLTGU ini yang
kendaraan dan alat berat pada
memerlukan
saat mobilisasi peralatan
truck untuk
material selama kegiatan
pendistribusian
konstruksi berlangsung
material,alat
sehingga meningkatkan resiko
kerusakan jalan berat yang Ya Ya ya tidak DPH
krusakan jalan
meningkatkan
kerusakan jalan 2. Komponen transportasi
akibat aktifitas memegang peran penting dalam
truck yang kehidupan sehari-hari
mendistribusikan masyarakat dan akan ada
material,alat sedikit perubahan yang
berat mempengaruhi terhadap
kerusakan jalan

Page 117
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
kendaraan pengangkut material
melintasi pemukiman menuju
tapak proyek yang
meningkatkan resiko kerusakan
jalan

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar
Tahap Operasional
1. Beban terhadap komponen
iklim sudah cukup tinggi.
Arga
Operasional dan Dampak ini berasal dari
Nayesya Keseimbangan
6 Pemeliharaan Iklim terjadinya ketidak seimbangan T Ya Ya T DPH
Amalia/13 Iklim
Pembangkit iklim akibat operasional
513081
PLTGU (contoh: hujan asam,
dll)

Page 118
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2. Komponen kualitas udara


memegang peranan penting
dalam kehidupan masyarakat
dan ada sedikit perubahan yang
berpengaruh terhadap
kenyamanan masyarakat
disekitar lokasi tapak proyek
dan ekosistem
3. Adanya kekhawatiran dari
masyarakat, hal ini dikarenakan
operasional PLTGU dapat
menyebabkan
ketidakseimbangan iklim
seperti kemarau
berkepanjangan, musim hujan
berkepanjangan dan juga hujan
asam.
4. Tidak Ada peraturan yang
akan dilanggar. Karena
kegiatan ini dilakukan sebaik
mungkin sehingga
keseimbangan iklim terjaga.
1.Beban terhadap komponen
kualitas udara sudah cukup
Penurunan tinggi. Dampak ini berasal dari
Kualitas Udara T Ya Ya T DPH
Kualitas Udara pembakaran batubara sebagai
bahan utama dalam operasional
PLTGU yang menghasilkan zat

Page 119
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

berbahaya seperti SO2, NOx


dan PM2.5. (kadar SO2: 32,78
µg/Nm3. Nox: 36,22 µg/Nm3.
PM2.5: 50,5 µg/Nm3.
2. Komponen kualitas udara
memegang peranan penting
dalam kehidupan masyarakat
dan ada sedikit perubahan yang
berpengaruh terhadap
kenyamanan masyarakat
disekitar lokasi tapak proyek
dan ekosistem
3. Adanya kekhawatiran dari
masyarakat, hal ini dikarenakan
adanya penurunan kualitas
udara yang menyebabkan
dampak negatif pada
masyarakat Kecamatan Galur.

Page 120
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4. Tidak ada peraturan yang


akan dilanggar. Karena
kegiatan mobilisasi peralatan
dan materail akan dilakukan
dengan baik sehingga
penurunan kualitas udara masih
dibawah baku mutu (PPRI No
41/1999. batas maksimum
SO2: 900 µg/Nm3. Nox: 400
µg/Nm3. PM2.5: 65 µg/Nm3.)
1. Beban terhadap komponen
kebisingan sudah cukup tinggi.
Dampak ini berasal dari Mesin
dan alat operasional PLTGU
pada saat kegiatan operasional
berlangsung.
Meningkatnya
Kebisingan intensitas 2. Komponen Kebisingan Ya Ya Ya T DPH
kebisingan memegang peranan penting
dalam kehidupan masyarakat
dan ada sedikit perubahan yang
berpengaruh pada kenyamanan
masyarakat disekitar lokasi
tapak proyek

Page 121
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
meningkatnya intensitas
kebisingan dari mesin dan alat-
alat operasional PLTGU.
4. Tidak ada peraturan yang
akan dilanggar. Karena
kegiatan mobilisasi peralatan
dan material akan dilakukan
dengan baik sehingga tingak
kebisingan masih dibawah baku
mutu (SK Gub DIY No 176
tahun 2013)
1. Beban terhadap komponen
kebisingan sudah cukup tinggi.
Dampak ini berasal dari Mesin
dan alat operasional PLTGU
pada saat kegiatan operasional
berlangsung.
Meningkatnya
Getaran 2. Komponen getaran Ya Ya Ya T DPH
intensitas getaran
memegang peranan penting
dalam kehidupan masyarakat
dan ada sedikit perubahan yang
berpengaruh pada kenyamanan
masyarakat disekitar lokasi
tapak proyek

Page 122
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
meningkatnya Intensitas
getaran yang dihasilkan dari
mesin dan alat-alat operasional
PLTGU.
4. Tidak ada peraturan yang
akan dilanggar. Karena
kegiatan ini dilakukan dengan
baik sehingga intensitas getaran
masih dibawah baku mutu
(KepMenLH No 49 tahun
1996)
1. Beban terhadap komponen
kualitas air permukaan tidak
Irma
Operasional dan Penurunan cukup tinggi karena hasil
Nuraisah Kualitas air
6 Pemeliharaan kualitas air sampling kualitas air T T Y T DPH
(13513091 permukaan
Pembangkit permukaan permukaan masih sesuai
)
dengan baku mutu pada PP RI
No. 82 Tahun 2001

Page 123
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2. Komponen kualitas air


permukaan tidak akan
memegang peranan penting
dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat dikarenakan
kegiatan operasional dan
pemeliharaan pembangkit
menghasilkan kandungan TSS
dalam air permukaan tidak
banyak sehingga sungai mampu
melakukan Self-Purification
3. Adanya kekhawatiran dari
masyarakat mengenai kualitas
air permukaan pada operasional
dan pemeliharaan pembangkit
karena limbah cair yang dapat
dihasilkan dari kegiatan
karyawan
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar mengenai kualitas air
permukaan
Penurunan 1. Beban terhadap komponen
Kuantitas
kuantitas kualitas airtanah tidak cukup T Y Y T DPH
airtanah
airtanah tinggi

Page 124
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2. Komponen kuantitas airtanah


akan memegang peranan
penting dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat dan
akan ada perubahan yang
berpengaruh terhadap
kenyamanan masyarakat
disekitar lokasi tapak proyek
3. Adanya kekhawatiran dari
masyarakat, hal ini dikarenakan
adanya penggunaan airtanah
sebagai sumber air untuk
operasional
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar

1. Beban terhadap komponen


kualitas airtanah tidak cukup
tinggi
2. Komponen kualitas airtanah
Penurunan akan memegang peranan
Kualitas airtanah T Y Y T DPH
kualitas airtanah penting dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat dan
akan ada perubahan yang
berpengaruh terhadap
kenyamanan masyarakat
disekitar lokasi tapak proyek

Page 125
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
adanya limbah cair yang
dihasilkan oleh operasional dan
pemeliharaan pembangkit yang
belum dikelola pengolahnnya
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar
1. Beban terhadap komponen
kualitas air permukaan tidak
cukup tinggi karena hasil
sampling kualitas air
permukaan masih sesuai
dengan baku mutu pada PP RI
Irma No. 82 Tahun 2001
Operasional dan Penurunan
Nuraisah Kualitas air
7 Pemeliharaan kualitas air T Y Y T DPH
(13513091 permukaan 3. Adanya kekhawatiran dari
Bangunan Air permukaan
) masyarakat, hal ini dikarenakan
adanya limbah cair yang
dihasilkan oleh operasional dan
pemeliharaan bangunan air
yang belum dikelola
pengolahnnya

Page 126
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat mengenai kualitas
air permukaan pada operasional
dan pemeliharaan bangunan air
karena limbah cair yang dapat
dihasilkan dari kegiatan
karyawan
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar mengenai kualitas air
permukaan
1. Beban terhadap komponen
kuantitas airtanah tidak cukup
tinggi
2. Komponen kuantitas airtanah
akan memegang peranan
penting dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat dan
Penurunan akan ada perubahan yang
Kuantitas
kuantitas berpengaruh terhadap T Y Y T DPH
airtanah
airtanah kenyamanan masyarakat
disekitar lokasi tapak proyek
3. Adanya kekhawatiran dari
masyarakat, hal ini dikarenakan
adanya penggunaan airtanah
sebagai sumber air untuk
operasional

Page 127
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar

1. Beban terhadap komponen


kualitas airtanah tidak cukup
tinggi
2. Komponen kualitas airtanah
akan memegang peranan
penting dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat dan
akan ada perubahan yang
berpengaruh terhadap
Penurunan kenyamanan masyarakat
Kualitas airtanah disekitar lokasi tapak proyek T Y Y T DPH
kualitas airtanah
3. Adanya kekhawatiran dari
masyarakat, hal ini dikarenakan
adanya limbah cair yang
dihasilkan oleh operasional dan
pemeliharaan bangunan air
yang belum dikelola
pengolahnnya
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar

Page 128
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1. Beban terhadap komponen


flora sudah cukup tinggi
sebelum adanya kegiatan
operasional dan pemeliharaan
pembangkit dan setelahnya
Rusaknya flora beban berasal dari operasional
karena racun dan dan pemeliharaan pembangkit
terhambatnya dapat mempengaruhi rusaknya
Operasional dan perkembangan flora setempat
6 Pemeliharaan Anindra Flora akibat dari T Y Y T DPH
Pembangkit aktivitas 2. Rusaknya flora dan
operasional dan terhambatnya perkembangan
pemeliharaan flora akibat dari kegiatan
pembangkit operasional dan pemeliharaan
pembangkit yang berpotensi
menghasilkan racun bagi flora
akan berpengaruh pada
pemikiran, kondisi lingkungan,
dan kenyamanan masyarakat

Page 129
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
pemikiran bahwa pada saat
kegiatan operasional dan
pemeliharaan pembangkit ini
akan merusak dan menghambat
kehidupan flora karena
kegiatan tersebut dapat
menghasilkan racun/limbah
yang berbahaya bagi flora

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar (UU No. 5/1990)
Rusaknya fauna 1. Beban terhadap komponen
karena racun dan fauna sudah cukup tinggi
terhambatnya sebelum adanya kegiatan
perkembangan operasional dan pemeliharaan
Fauna akibat dari pembangkit dan setelahnya T Y Y T DPH
aktivitas beban berasal dari operasional
operasional dan dan pemeliharaan pembangkit
pemeliharaan dapat mempengaruhi rusaknya
pembangkit fauna setempat

Page 130
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2. Rusaknya fauna dan


terhambatnya perkembangan
fauna akibat dari kegiatan
operasional dan pemeliharaan
pembangkit yang berpotensi
menghasilkan racun bagi fauna
akan berpengaruh pada
pemikiran, kondisi lingkungan,
dan kenyamanan masyarakat

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
pemikiran bahwa pada saat
kegiatan operasional dan
pemeliharaan pembangkit ini
akan merusak dan menghambat
kehidupan fauna karena
kegiatan tersebut dapat
menghasilkan racun/limbah
yang berbahaya bagi fauna

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar (UU No. 5/1990)

Page 131
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1. Beban terhadap komponen


flora sudah cukup tinggi.
Dampak ini berasal dari
kegiatan operasional dan
pemeliharaan bangunan air
yang dapat mengurangi
banyaknya flora setempat
Berkurangnya 2. Berkurangnya flora akibat
flora karena dari kegiatan operasional dan
racun akibat dari pemeliharaan bangunan air ini
Operasional dan akan mempengaruhi pada
aktivitas
7 Pemeliharaan Anindra Flora pemikiran, kondisi lingkungan, T T T T DTPH
operasional dan
Bangunan Air dan kenyamanan masyarakat
pemeliharaan
pemeliharaan 3. Adanya kekhawatiran dari
bangunan air masyarakat, hal ini dikarenakan
pemikiran bahwa pada saat
kegiatan operaional dan
pemeliharaan bangunan air ini
akan mengurangi flora sekitar
proyek
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar (UU No. 5/1990)

Page 132
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1. Beban terhadap komponen


fauna sudah cukup tinggi
sebelum adanya kegiatan
operasional dan pemeliharaan
bangunan air dan setelahnya
beban berasal dari operasional
dan pemeliharaan bangunan air
dapat menyebabkan
hilang/matinya fauna setempat
2. Hilang/matinya fauna akibat
Hilang/matinya dari kegiatan operasional dan
fauna karena pemeliharaan bangunan air
racun akibat dari yang berpotensi menghasilkan
Fauna aktivitas racun/limbah berbahaya bagi T Y Y T DPH
operasional dan fauna akan berpengaruh pada
pemeliharaan pemikiran, kondisi lingkungan,
bangunan air dan kenyamanan masyarakat

3. Adanya kekhawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
pemikiran bahwa pada saat
kegiatan operasional dan
pemeliharaan bangunan air ini
akan menyebabkan
hilang/matinya fauna karena
kegiatan tersebut dapat
menghasilkan racun/limbah
yang berbahaya bagi fauna

Page 133
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

4. Tidak ada peraturan yang


dilanggar (UU No. 5/1990)
1. Beban terhadap gangguan
transportasi cukup
tinggi,dampak ini berasal dari
kendaraan dan alat berat pada
dengan adanya saat mobilisasi peralatan
tahap material selama kegiatan
operasional dan konstruksi yang meningkatkan
pemeliharaan resiko keselamatan lalu lintas
pembangkit 2. Komponen transportasi
mengakibatkan memegang peran penting dalam
Operasiona
meningkatnya kehidupan sehari-hari
l dan
resiko masyarakat dan akan ada
pemelihara Keselamatan lalu
5 Fajar Ekadawa kecelakaan sedikit perubahan yang tidak Tidak tidak tidak DTPH
an lintas
lalulintas karena meningkatkan resiko
pembangki
banyaknya keselamtan alu lintas
t
aktivitas tenaga 3. Adanya kekhawatiran dari
kerja dan masyarakat, hal ini dikarenakan
pemakaian alat kendaraan pengangkut material
serta transportasi melintasi pemukiman menuju
didalam area tapak proyek yang
lokasi kegiatan meningkatkan resiko
keselamatan lalu lintas
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar

Page 134
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

1. Persepsi negatif masyarakat


akan makin tinggi, dampak ini
akibat ketakutan masyarakat
2. Energi yang dihasilkan
Operasi PLTGU sangat penting untuk
Sikap dan Keresahan dan memenuhi kebutuhan warga
dan
Persepsi Persepsi sehari hari Ya Ya Ya Tidak DPH
Pemelihara
Masyarakat Masyarakat
an PLTGU 3. Khawatir pengoperasian
PLTGU akan memberikan
pengaruh bagi masyarakat
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar
6 hisyam munir 1. Persepsi negatif masyarakat
akan makin tinggi, dampak ini
akibat ketakutan masyarakat
Operasi 2. Energi yang dihasilkan
dan pembangkit sangat penting
Sikap dan Keresahan dan untuk memenuhi kebutuhan
Pemelihara
Persepsi Persepsi warga sehari hari Ya Ya Ya Tidak DPH
an
Masyarakat Masyarakat
Pembangki 3. Khawatir pengoperasian
t pembangkit akan memberikan
pengaruh bagi masyarakat
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar
Operasi Sikap dan Keresahan dan 1. Persepsi negatif masyarakat Ya Ya Ya Tidak DPH

Page 135
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

dan Persepsi Persepsi akan makin tinggi, dampak ini


Pemelihara Masyarakat Masyarakat akibat ketakutan masyarakat
an Jaringan 2. Energi yang dihasilkan
Transmisi pembangkit sangat penting
untuk memenuhi kebutuhan
warga sehari hari
3. Khawatir pengoperasian
pembangkit akan memberikan
pengaruh bagi masyarakat
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar
1. Resiko gangguan kesehata
pekerja, dampak ini berasal dari
cerobong asap pada tahap
operasional
Operasiona Resiko
l dan terjadinya 2. Komponen gangguan
Gangguan kesehatan masyarakat
pemelihara gangguan
1 Aulia kesehatan memegang peran penting dalam tidak ya ya tidak DPH
an kesehatan yang
masyarakat kehidupan sehari hari
pembangki di akibatkan
tan cerobong asap masyarakat dan akan ada
sedikit perubahan yang
mempengaruhi terhadap
kenyamanan pekerja sekitar
lokasi

Page 136
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

3. Adanya kekawatiran dari


masyarakat, hal ini dikarenakan
bahwa corobong asap yang
akan menghasilkan zat
berbahaya bagi masyarakat,
pekerja sekitar, dan merusak
kualitas udara daerah setempat
4. Tidak ada peraturan yang di
langgar
1. Beban terhadap kecelakaan
kerja cukup tinggi, dampak ini
berasal dari pemakaian alat
pelindung diri yang tidak
lengkap dan kualitas buruk.
Resiko 2. Komponen K3 memegang
terjadinya peran penting dalam kehidupan
kecelakaan pada sehari hari dalam bekerja dan
K3 tidak ya ya tidak DPH
operasional dan menciptakan kenyamanan
pemeliharaan dalam bekerja.
pembangkit
3. Adanya kekawatiran dari
masyarkat, hal ini dikarenakan
bahwa proyek ini akan
mengakibatkan kecelakaan
kerja
4. Tidak ada peraturan yang di

Page 137
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

langgar (Permenakertrans RI
No 3 Tahun 1978)
Tahap Pasca Operasional
1. Persepsi negatif masyarakat
akan makin tinggi, dampak ini
akibat ketakutan masyarakat
2. Energi yang dihasilkan
PLTGU sangat penting untuk
Studi Sikap dan Keresahan dan memenuhi kebutuhan warga
Hisyam
1 Perpanjangan Persepsi Persepsi sehari hari Ya Ya Ya Tidak DPH
Munir
Proyek Masyarakat Masyarakat
3. Khawatir pengoperasian
PLTGU akan memberikan
pengaruh bagi warga sekitar
4. Tidak ada peraturan yang
dilanggar

Page 138
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2.4.3. Hasil Proses Pelingkupan


PELINGKUPAN KERANGKA ACUAN PRAKIRAAN DAN EVALUASI (ANDAL)
DESKRIPSI RENCANA
KEGIATAN PEMBANGUNAN IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL
PT. APRENDA TEXTILE
A. Tahap prakonstruksi
1. Tahap Prakonstruksi 1) Sosial ekenomi dan budaya DAMPAK PENTING HIPOTETIK
2. Tahap Konstruksi B. Tahap konstruksi DAMPAK
3. Tahap Operasional 1) Kualitas udara E. Tahap prakonstruksi
1) Konflik sosial
PENTING
4. Tahap pasca operasional 2) Kebisingan
3) Kualitas air permukaan F. Tahap konstruksi
DESKRIPSI RONA 4) Kuantitas air permukaan 1) Kualitas air permukaan
LINGKUNGAN AWAL 5) Kualitas runoff 2) Kuantitas air permukaan
6) Kualitas air tanah 3) Kualitas air tanah
1. Komponen Geo- 7) Kuantitas runoff 4) Kuantitas air tanah
Fisik-Kimia 8) Getaran 5) Kuantitas runoff
2. Komponen 9) Flora 6) flora
Kesehatan 10) Fauna 7) fauna EVALUASI
PRAKIRAAN
masyarakat dan K3 11) Transportasi 8) terganggunya aksebilitas HOLISTIK
3. Komponen Sosial- 12) Terganggunya aksebilitas 9) kerusakan jalan
ekonomi-Budaya 13) Keselamatan lalu lintas 10) kepemilikan lahan
4. Biologi 14) Kerusakan jalan 11) kesempatan kerja
5. Trasportasi 12) peluang usaha
15) Kepadatan penduduk
13) ekonomi masyarakat
16) Mobilisasi penduduk 14) konflik sosial
17) Kesempatan kerja 15) keresahan
18) Peluang usaha 16) gangguan kesehatan
DESKRIPSI KEGIATAN 19) Peluang ekonomi 17) vektor penyakit
LAIN DI SEKITARNYA 20) Persepsi masyarakat 18) k3 DAMPAK ARAHAN RKL &
21) Konflik sosial G. Tahap Operasional RPL
TIDAK
22) Keresahan masyarakat 1) iklim
2) Kualitas udara PENTING
23) Gangguan kesehatan
KONSULTASI 3) Kuantitas air permukaan
masyarakat
MASYARAKAT 4) Kuantitas air tanah
24) Vektor penyakit
25) K3 5) geteran
Saran, pendapat, dan tanggapan
masyarakat (stakeholders) 6) flora
C. Tahap Operasional 7) fauna
DATA SEKUNDER 1) iklim 8) persepsi masyarakat
2) Kualitas udara 9) gangguang kesehatan
Pemda setempat/instansi terkait 10) vektor penyakit
3) kebisingan 11) K3
4) kualitas air permukaan TIDAK DIKELOLA DAN RKL & RPL
OBSERVASI D. Tahap Pasca Operasi
PENDAHULUAN 5) Kuantitas Air permukaan 1) Persepsi masyarakat DIPANTAU
6) Kualitas air tanah 2) K3 pekerja
Observasi terhadap rencana 7) Getaran 3) Kebisingan
kegiatan 8) biologi 4) Getaran
9) flora 5)EVALUASI
Kualitas Udara
DAMPAK
10) fauna 6) POTENSIAL
11) keselamatan lalulintas DIKELOLA DAN
12) persepsi masyarakat DIPANTAU
13) gangguang kesehatan
DPTH
14) K3
D. Tahap pasca operasional
1) Persepsi masyarakat
2) Kesempatan Kerja dan
Pendapatan Masyarakat Page 139
3) K3 Pekerja
4) Kepadatan dan Keselamatan
Lalu lintas
5) Kualitas Udara
B.
A.
No.

8
7
6
5
4
3
2

Biologi
1 Flora
1 Iklim

Getaran
Kebisingan
Geo-Fisik-Kimia

Kualitas udara

Kualitas airtanah

Kuantitas run-off
Kuantitas airtanah
Kualitas air permukaan
Komponen Terkena Dampak
Survei

Sosialisasi
Pra-Konstruksi

Pengadaan Lahan

Rekruitmen tenaga kerja

Mobilisasi Material, Peralatan dan


Tenaga Kerja

Aktivitas basecamp

DPH
DPH
DPH

Penyiapan lahan

DPH
Konstruksi

Pembangunan PLTGU
DPH

Pembangunan Jalur Transmisi


Tabel 2.18 Hasil Proses Perlingkupan

DPH
DPH
Tahapan

Demobilisasi Peralatan dan


Tenaga Kerja

Rekruitmen Tenaga Kerja


Operasional

Operasional dan Pemeliharaan


DPH
DPH
DPH
DPH
DPH
DPH
DPH

DPH

Pembangkit

Operasional dan Pemeliharaan


DPH
DPH
DPH

Bangunan Air
Operasi

Operasional dan Pemeliharaan


Jaringan Transmisi
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW
KERANGKA ACUAN

Page 134

Distribusi Energi Listrik

Studi Perpanjangan Usia Proyek


Pasca
Operasi
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Tahapan
Pasca
Pra-Konstruksi Konstruksi Operasi Operasi

Mobilisasi Material, Peralatan dan

Studi Perpanjangan Usia Proyek


Operasional dan Pemeliharaan
Operasional dan Pemeliharaan

Operasional dan Pemeliharaan


Pembangunan Jalur Transmisi

Demobilisasi Peralatan dan

Rekruitmen Tenaga Kerja


Rekruitmen tenaga kerja

Distribusi Energi Listrik


Pembangunan PLTGU

Jaringan Transmisi
Aktivitas basecamp
Pengadaan Lahan

Penyiapan lahan

Bangunan Air
Tenaga Kerja

Tenaga Kerja

Operasional

Pembangkit
No. Komponen Terkena Dampak

Sosialisasi
Survei

2 Fauna DPH DPH DPH DPH DPH


Transportasi
1 Terganggunya aksesabilitas DPH DPH DPH DPH
C.
2 Keselamatan Lalulintas
3 Kerusakan jalan DPH DPH DPH DPH
Sosial Ekonomi dan Budaya
1 Kepadatan Penduduk
2 Kepemilikan Lahan DPH
D. 3 Kesempatan Kerja DPH
4 Peluang usaha DPH
5 Ekonomi Masyarakat DPH
6 Persepsi Masyarakat DPH DPH DPH DPH

Page 135
E.
No.

3
8
7

K3
1 Masyarakat
Konflik Sosial

2 Vektor Penyakit
Kesehatan Masyarakat
Gangguan Kesehatan
Keresahan Masyarakat
Komponen Terkena Dampak
Survei

Sosialisasi

DPH
Pra-Konstruksi

Pengadaan Lahan

DPH
Rekruitmen tenaga kerja

Mobilisasi Material, Peralatan dan

DPH
DPH
Tenaga Kerja

Aktivitas basecamp
DPH
DPH

Penyiapan lahan
DPH
DPH
Konstruksi

Pembangunan PLTGU
DPH
DPH

Pembangunan Jalur Transmisi


DPH
Tahapan

Demobilisasi Peralatan dan


DPH
DPH

Tenaga Kerja

Rekruitmen Tenaga Kerja


Operasional

Operasional dan Pemeliharaan


DPH
DPH
DPH

Pembangkit

Operasional dan Pemeliharaan


DPH

Bangunan Air
Operasi

Operasional dan Pemeliharaan


DPH

Jaringan Transmisi
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW
KERANGKA ACUAN

Page 136

Distribusi Energi Listrik

Studi Perpanjangan Usia Proyek


Pasca
Operasi
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2.5 Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian


2.5.1 Batas Wilayah Studi
2.5.1.1 Batas Wilayah Studi
Batas wilayah studi ini merupakan batas terluar dari hasil tumpang
susun (Overlay) dari batas wilayah proyek, ekologis, sosial, dan
administratif setelah mempertimbangkan kendala teknis yang dihadapi.
Penetapan batas wilayah studi dimaksudkan untuk membatasi luas wilayah
studi AMDAL sesuai dengan hasil pelingkupan yang telah diuraikan pada
sub-BAB sebelumnya. Lingkup wilayah studi berpedoman pada wilayah
dimana recana kegiatan pembangunan akan berlangsung. Dengan
memperhatikan batas-batas tersebut serta disesuaikan dengan kendala yang
ada, maka dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pengambilan
keputusan pada studi AMDAL.
2.5.1.2 Batas Proyek
Batas proyek merupakan ruang dimana seluruh komponen rencana
kegiatan Pembangunan PLTGU 2x750 MW akan dilakukan, termasuk
kegiatan pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi dari
Pembangunan PLTGU 2x750 MW. Luas wilayah pengembangan seluas 20
ha. Luas wilayah pengembangan tersebut mencakup Kecamatan Galur dan
sekitarnya.

Gambar 2.5 Batas Lokasi Pembangunan PLTGU

Page 137
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2.5.1.3 Batas Ekologis


Batas ekologis merupakan ruang terjadinya sebaran dampak-
dampak lingkungan dari rencana usaha kegiatan Pembangunan PLTGU
2x750 MW yang akan dikaji, mengikuti unsur/ media lingkungan masing-
masing (air, tanah, udara), dimana proses alami yang berlangsung dalam
ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar. Dalam
hal ini, batas ekologis akan ditentukan berdasarkan kondisi hidrologi, arah
dan kecepatan angin di sekitar lokasi rencana kegiatan.
Sebagai batas ekologis untuk media lingkungan udara adalah pada
lokasi rencana kegiatan dan sekitar lokasi rencana kegiatan Pembangunan
PLTGU 2x750 MW, yang batasnya dapat ditentukan dengan cara
pemodelan pencemaran udara yang berasal dari satu lokasi (one point
source). Karena hal ini sangat dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin
pada wilayah tersebut. Batas ekologis untuk media lingkungan air adalah
pada akuifer air tanah serta saluran-saluran air permukaan pada lokasi
rencana kegiatan dan sekitarnya yang berpotensi dapat tercemar oleh
adanya kegiatan pembangunan. Dan yang paling utama adalah pada badan
air terdekat dengan lokasi rencana kegiatan, yang memungkinkan menjadi
muara dari berbagai aliran air permukaan yang berasal dari lokasi rencana
kegiatan. Dalam hal ini adalah badan air sungai, yakni Kali Progo.

Gambar 2.6 Batas Ekologis Lokasi Rencana Kegiatan PTGU

Page 138
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2.5.1.4 Batas Sosial


Batas sosial merupakan ruang disekitar lokasi rencana kegiatan
Pembangunan PLTGU 2x750 MW yang merupakan tempat
berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan
nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk system dan struktur sosial),
sesuai dengan dinamika sosial pada masyarakat Kecamatan Galur
Kabupaten Kulonprogo yang diperkirakan akan mengalami perubahan
mendasar akibat adanya rencana kegiatan Pembangunan PLTGU 2x750
MW.

Daerah-daerah yang di prakirakan terdampak akibat adanya


interaksi langsung antara masyarakat dengan aktivitas perusahaan adalah
pada Desa Karangsewu, Banaran, Kranggan, Nomporejo, Brosot,
Pandowan, Tirtorahayu Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Pada desa tersebut mencakup lokasi rencana
kegiatan Pembangunan PLTGU 2x750 mW yang letaknya berdampingan
dengan masyarakat.

Gambar 2.7.Batas Sosial Lokasi Rencana Kegiatan PLTGU

Page 139
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2.5.1.5 Batas Administratif


Batas administratif merupakan batas wilayah menurut kegiatan
sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat, yang ditentukan
berdasarkan satuan pemerintah Kelurahan, Kecamatan, Kota/Kabupaten
dan Provinsi di wilayah rencana kegiatan Pembangunan PLTGU 2x750
MW yang berkaitan dengan batas proyek, batas ekologis dan batas sosial.
Secara administrasi pusat wilayah kegiatan Pembangunan PLTGU 2x750
MW masuk dalam Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara astronomis, lokasi rencana kegiatan
berada pada 7056’24.06 S – 110013’41.48,2” T, dengan elevasi muka tanah
kisaran 5 – 10 M.dpal. Berikut adalah batas-batas administratif lokasi
rencana kegiatan Pembangunan PLTGU 2x750 MW bedasarkan arah mata
angin :
 Utara : Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo
 Timur : Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul
 Selatan : Samudera Indonesia
 Barat : Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo

Gambar 2.8Peta Lokasi Rencana Kegiatan PLTGU

Page 140
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

2.5.1.6 Batas Wilayah Terkena Dampak (Overlay)


Setelah menentukan batas-batas wilayah studi yang meliputi batas
proyek, batas ekologis, batas sosial, serta batas administratif kemudian
digabungkan batas-batas tersebut (Overlay) guna mengetahui batas
wilayah yang mencakup keseluruhan dampak dari rencana kegiatan
Pembangunan PLTGU 2x750 MW.

Gambar 2.9 Batas Wilayah Terkena Dampak (Overlay)

2.5.2 Batas Waktu kajian


Batasan waktu kajian merupakan batas waktu kajian yang akan
digunakan dalam melakukan perkiraan dan evaluasi dampak dalam kajian
ANDAL Pembangunan PLTGU 2x750 MW Kulon Progo. Batas waktu
tersebut disesuaikan dengan rangkaian kegiatan Pembangunan PLTGU
2x750 MW Kulon Progo yang akan ditelaah berdasarkan umur kegiatan
yaitu mulai dari tahap prakonstruksi, tahap konstruksi, tahap pasca
konstruksi hingga tahap operasi

Page 141
KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGANAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP 2 x 750 MW

Page 52

You might also like