You are on page 1of 20

LAPORAN INDIVIDU HOME VISIT

LANSIA BINAAN Ny. S USIA 73 TAHUN DENGAN PPOK DAN GLUKOMA

Untuk Memenuhi Tugas Individu Profesi Ners Departemen Gerontik


Wiayah Kerja Puskesmas Bareng Kota Malang

Di Bimbing Oleh :
Ns. Anisa Wuri Kartika.,S.Kep.,M.Kep
Susilowati.,S.Kep.,Ns

Oleh:
MIRA WAHYU KUSUMAWAATI
NIM. 170070301111038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK NY. S DENGAN PPOK DANGLUKOMA

Kunjungan ke- 1, 2, 3, 4 Tanggal : 5, 6, 7 dan 8 Februari 2018

1. Latar Belakang
Keluarga Ny.S adalah Keluarga Ny.S adalah lansia yang tinggal bersama
keluarganya di jl. brigjen katamso 7b, Ny. S tinggal bersama suaminya, anak,
menantu dan cucu. Sehari hari Ny. S hanya menghabiskan waktu dirumah saja
karena sudah berusia 70 th dan sudah mengalami kebutaan. Empat tahun yang lalu
Ny. S mengalami batuk dan sesak yang parah sehingga mengakibatkan matanya
berair dan pandangan kabur, setelah di bawa ke dokter dokter mengatakan matanya
terganggu akibat batuk yang terlalu parah sehingga mempengaruhi otot mata. yang
lama kelamaan mata Ny. S tidak dapat melihat total, kemudian 1 tahun berikutnya
mata sebelah kanan ikut sama dengan yang kiri menjadi tidak bisa melihat sama
sekali.
Saat ini Ny. S dibantu oleh anaknya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
namun Ny. S masih bisa melakukan beberapa hal secara mandiri karena sudah hafal
dengan tatanan rumahnya dan jalanan sekitar rumah, sehingga Ny. S tidak
menggunakan alat bantu jalan. untuk makan sehari- hari Ny. S dibantu oleh anaknya
yang tinggal dirumah, Ny. S mau makan apa saja namun sejak sakit 1 bulan yang
lalu batuk batuk terus menerus nafsu makannya menjadi menurun. Tenggorokan
terasa terganggu gatal dan seperti ada lender yang tidka habis habis, selama batuk
selalu keluar lender yang berwarna hijau. Selain batuk masalah kesehatan yang
dikeluhkan Ny. S yaitu nyeri pada sendi ketika setelah duduk akan berdiri dan
jalannya menjadi lambat.
Karakteristik nyeri yang dirasakan Ny. S ini hilang timbul kadnag nyeri kadang
tidak, jika digunakan duduk lama dan ditekuk maka akan nyeri. Sedangkan batuknya
sering, mengganggu dan keluar lender berwarna hijau. Batu yang dialami Ny. S
mengalami peningkatan atau bertambah parah jika malam hari sehngga membuat
Ny S terbangun dan sulit tertidur kembali, selain batuk Ny. S juga sering terbangun
saat malam hari karena BAK, Sebelum tidur Ny. S memiliki kebiasaan minum teh 1
gelas, Setiap harinya Ny, S jarang minum air putih tetapi kopi 1 gelas setiap pagi
hari. Ny. S rutin datang ke pelayanan kesehatan untuk melakukan kontrol rutin,
kontrol rutin dilakukan setiap bulan di Rumah sakit sesuai anjuran tim medis.
Keluarga juga memberikan dukungan dan bertindak sebagai PMO bangi Ny. S.
2. Proses keperawatan
a. Diagnosis keperawatan Gerontik: Ketidakefektifan Bersihan jalan nafas, nyeri
kronis, insomnia.
b. Tujuan Umum
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x60 menit keluarga mampu
memahami tentang manajemen lansi agar tetap sehat dan sembuh dari sakitnya.
c. Tujuan khusus
1. Mampu menjelaskan kembali tentang batuk efektif, fisioterapi dada, etika
batuk, rom aktif dan relaksasi otot progresif
2. Mampu menjelaskan kembali tentang pencegahan untuk kekambuhan yang
berulang
3. Mampu menjelaskan tentang diet dan terapi yang dianjurkan bagi penderita
PPOK dan Glukoma
4. Mampu melakukan ROM aktif, batuk efektif, fisioterapi dada, dan relaksasi
otot rogresif secara mandiri dan didampingi keluarga
5. Menerapkan etika batuk dan bersin yang normal

3. Implementasi dan Tindakan Keperawatan


a. Metode : Metode Ceramah dan Diskusi
b. Alat : booklet, leaflet
c. Waktu dan tempat :
Tempat : Rumah Ny S Jl. Brigjen Katamso 7B No. 1514 RT 12 RW 7.
Kasin Klojen Malang
Waktu : Pukul 14.30 WIB

4. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur:
 Persiapan materi dilakukan sebelum pemberian intervensi pada lansia.
 Persiapan media dilakukan sebelum pemberian intervensi pada lansia.
 Melakukan konfirmasi kembali terkait hari dan waktu untuk pelaksanaan
intervensi dengan lansia.

b. Kriteria proses:
 Proses pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal waktu yang disepakati
 Lansia dan Keluarga antusias selama proses kegiatan diskusi
 Lansia dan Keluarga berpartisipasi aktif dalam kegiatan penyuluhan
 Lansia dan Keluarga memberikan respon umpan balik berupa tanya jawab
saat diskusi
c. Kriteria hasil:
 Lansia dan Keluarga dapat memahami pengertian dan memahami
manajemen kesehatan lansia yang dirawatnya.
 Lansia mampu melakukan batuk efektif, menerapkan etika batuk, melakukan
ROM aktif dan relaksasi otot progresif sesuai dengan yang diajarkan
 Keluarga mampu memahmi peran dan tugas keluarga untuk membantu lansia
dalam melakukan terapi yang diajarkan untuk mengurangi keluhan yang
dirasakan
 Keluarga dapat berperan sebagai caregiver dengan baik: mampu melakukan
fisioterapi dada
 Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang sesuai untuk lansia

LAMPIRAN MATERI
FISIOTERAPI DADA
PENGERTIAN
Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan drainase
postural, clapping dan vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan, misalnya
penyakit paru paru obstruksi kronis (Bronkhitis kronis), Asma dan Emfisema. (Hidayat, 2004)
Fisioterapi dada sangat efektif dalam upaya menegeluarkan sekret dan memperbaiki
ventilasi pasien dengan fungsi paru yang terganggu. Teknik fisioterapi yang digunakan pada
orang dewasa secara umum dapat digunakan untuk bayi dan anak – anak. Fisioterapi dada
ini dapat digunakan untuk pengobatan dan pencegahan pada penyakit paru obstruktif
menahun, penyakit pernafasan restriktif termasuk kelainan neurornuskuler dan penyakit
paru restriktif karena kelainan parenkim paru seperti fibrosis dan pasien yang mendapat
ventilasi mekanik. (Helmi,2005)
Fisioterapi dada meliputi beberapa tindakan; drainase postural, perkusi dan vibrasi
dada, latihan pernapasan dan batuk efektif.Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada
fisioterapi yang sangat berguna bagi penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut
maupun kronis.
Dalam meberikan fisioterapi pada anak harus diingat keadaan anatomi dan fisiologi
pada anak seperti pada bayi yang belum mempunyai mekanisme batuk yang baik sehingga
mereka tidak dapat membersihkan jalan nafas secara sempurna. (Helmi,2005)

TEKNIK FISIOTERAPI DADA


1. Postural Drainage (Clapping)
Tindakan postural drainase merupakan tindakan dengan menempatkan
pasien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan sekret di saluran pernafasan.
Tindakan postural drainase diikuti dengan tindakan clapping (penepukan) dan
vibrating (vibrasi/getaran).Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan
memberikan getaran (vibrasi) tangan pada daerah tersebut yang dilakukan pada saat
pasien ekspirasi. (Hidayat, 2004) .
Postural Drainage merupakan cara klasik untuk mengeluarkan sekret dari
paru dengan mempergunakan gaya berat (gravitasi) dari sekret. Drainase postural
merupakan posisi spesifik yang memungkinkan gaya gravitasi untuk membantu
dalam membuang sekresi bronkial. Dengan tindakan ini sekresi akan mengalir dari
bronkiolus yang terkena kedalam bronki dan trakea dan membuangnya dengan
membatukkan atau penghisapan. Drainase postural digunakan untuk menghilangkan
atau mencegah obstruksi bronkial yang disebabkan oleh akumulasi seret.
Postural drainage dilakukan dengan cara kedua telapak tangan membentuk
”setengah bulan” dengan jari-jari tangan saling merapat. Secara bergantian
melakukan tepukan dengan telapak tangan dipunggung klien, sampai klien
merasakan adanya rangsangan batuk.Posisi berbaring klien diatur secara spesifik
untuk memudahkan drainase mucus dan sekresi dari bidang paru.
TUJUAN
1. Mencegah terkumpulnya sekret dari jalan nafas
2. Mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi atelekstatis
3. Mengeluarkan sekret dari jalan nafas.
ALAT DAN BAHAN
1. Kertas tissue
2. Bengkok
3. Perlak/alas
4. Sputum pot berisi desinfektan
5. Air minum hangat
6. Dua balok tempat tidur
7. Satu bantal
TAHAP KERJA
1. Menjaga privacy pasien
2. Mengatur posisi sesuai daerah gangguan paru
3. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk atau di
dekat mulut bila tidur miring)
4. Mengenakan masker, gaun dan handscoon (jika ada indikasi).
5. Memberikan tissue dan pot suptum kepada klien.
6. Membantu klien untuk posisi :
a. Semi fowler bersandar kekanan, kekiri, lalu kedepan apabila daerah yang
akan didrainase pada lobus atas bronkus apikal
b. Tegak dengan sudut 450 membungkuk ke depan pada bantal dengan sudut
450 ke kiri dsan ke kanan apabila daerah yang akan di drainase bronkus
posterior
c. Berbaring dengan bantal di bawah lutut apabila yang akan di drainase
bronkus anterior
d. Posisi trandelenburg dengan sudut 300 atau dengan menaikkan kaki tempat
tidur 35 - 40 cm, sedikit miring kekiri apabila yang akan di drainase pada
lobus tengah (Bronkhus lateral dan medial)
e. Posisi trandelenburg dengan
sudut 300 atau dengan
menaikkan kaki tempat tidur 35 -
40 cm, sedikit miring ke kanan
apabila daerah yang akan di
drainase bronkhus superior dan
inferior
f. Condong dengan bantal di
bawah panggul apabila yang di
drainase bronkus apikal
g. Posisi trandelenburg dengan
sudut 450 atau dengan
menaikkan kaki tempat tidur 45 -
50 cm ke samping kanan,
apabila yang akan di drainase
bronkhus medial
h. Posisi trandelenburg dengan
sudut 450 atau dengan
menaikkan kaki tempat tidur 45 -
50 cm ke samping kiri, apabila yang akan di drainase bronkhus lateral
i. Posisi trandelenburg condong dengan sudut 450 dengan bantal di bawah
panggul, apabila yang akan di drainase bronkhus posterior
7. Melakukan clapping dengan cara kedua tangan menepuk punggung klien secara
bergantian sampai ada rangsangan untuk batuk.
8. Menganjurkan klien untuk batuk dan mengeluarkan sekret / sputum pada pot
sputum.
9. Lama pengaturan posisi pertama kali adalah 10 menit, kemudian periode
selanjutnya kurang lebih 15 - 30 menit
10. Pada orang dewasa, pengaliran tiap area memerlukan waktu. Pada anak -anak,
cukup 3 sampai 5 menit. Memberikan dorongan mekanik yang bertujuan
memobilisai sekret jalan napas. Setiap sekret yang dimobilisasi ke dalam jalan
napas pusat, harus di keluarkan melalui batuk atau penghisapan sebelum klien
di baringkan pada posisi drainase selanjutnya. Batuk paling efektif bila klien
duduk dan bersandar ke depan.
11. Periode istirahat sebentar di antara postur dapat mencegah kelelahan dan
membantu klien mentoleransi terapi lebih baik. Menjaga mulut tetap basah
sehingga membantu dalam ekpektorasi sekret.
12. Menunjukkan sikap hati-hati dan memperhatikan respon pasien
13. Lakukan observasi tanda vital selama prosedur
14. Setelah pelaksanaan drainase postural dapat dilakukan clapping, vibrasi dan
pengisapan (suction)
15. Membereskan alat
16. Mencuci tangan

2. Perkusi Dada
Perkusi dada adalah penepukan pada daerah dimana sekret terakumulasi
(dada dan punggung) dengan tangan yang dibentuk menyerupai mangkuk, tepukan
tangan secara berirama dan sistematis dari arah atas menuju kebawah.Selalu
perhatikan ekspresi wajah klien untuk mengkaji kemungkinan nyeri.Setiap lokasi
dilakukan perkusi selama 1-2 menit. Perkusi dilakukan dengan membentuk mangkuk
pada telapak tangan dan dengan ringan ditepukkan pada dinding dalam gerakan
berirama diatas segmen paru yang akan dialirkan.
TUJUAN
1. Melepaskan sekret yang tertahan
2. Menolong pasien mendorong / menggerakkan sekresi didalam paru-paru yang
diharapkan dapat keluar secara gaya berat
3. Melepaskan dan mendorong sekret yang tertahan
ALAT DAN BAHAN
1. Celemek/perlak
2. Bengkok/ tempat membuang sputum
3. Lysol
4. Masker
5. Handuk/tissue
6. Sarung tangan
PROSEDUR KERJA
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat
3. Menganjurkan klien untuk berkemih terlebih dahulu.
4. Menganjurkan kepada klien untuk memberitahu jika merasa mual, nyeri, atau
sesak nafas.
5. Memberikan medikasi yang akan membantu untuk mengencerkan sekresi atau
sputum (jika ada).
6. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
7. Klien dianjurkan melakukan pernapasan diafragmatik (nafas perut). Posisi klien
sebaiknya posisi drainase.
8. Melakukan perkusi pada dinding rongga dada selarna 1-2 menit
 Kosta paling bawah sampai ke bahu pada bagian belakang
 Kosta paling bawah sampai ke kosta atas pada bagian depan
 Jangan melakukan perkusi di atas tulang belakang, ginjal, hepar, limpa,
dan skapula atau sternum.
9. Menganjurkan klien menarik napas dalam perlahan-lahan, lalu lakukan vibrasi
sambil klien mengeluarkan napas perlahan-lahan dengan bibir dirapatkan.
10. Meletakkan 1 tangan pada area yang ingin divibrasi dan letakkan tangan yang lain di
atasnya.
11. Menegangkan otot-otot tangan dan lengan sambil melakukan tekanan sedang dan
vibrasi tangan dan lengan.
12. Mengangkat tekanan pada dada ketika klien menarik napas.
13. Menganjurkan klien batuk dengan menggunakan otot abdominalis setelah 3-4 vibrasi.
14. Memberi klien istirahat beberapa menit
15. Mengulangi perkusi dan vibrasi secara bergantian sesuai kondisi klien, biasanya 15-20
menit.
16. Mendokumentasikan prosedur dan respons klien dalam catatan klien

3. Vibrasi Dada
Vibrasi adalah getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan
perawat yang diletakkan datar pada dinding dada klien. Vibrasi dilakukan dengan
meletakkan telapak tangan dengan posisi rata didada klien dan menggetarkannya.
TUJUAN
1. Membantu klien untuk mengencerkan secret dan memudahkan untuk
mengeluarkannya.
2. Memperbaiki status respirasi klien.
3. Mencegah infeksi pada paru pada klien yang immobilisasi dalam waktu lama.
ALAT DAN BAHAN
1. Pot sputum dengan larutan desinfektan (Lysol 2%).
2. Bantal.
3. Gaun atau pakaian yang tidak mengiritasi.
4. Tempat tidur yang dapat diatur ketinggian dan posisinya (kalau perlu).
5. Kertas Tissue.
6. Peralatan oral hygiene.
7. tempat membuang sputum
8. Masker dan handscoen bersih (kalau perlu).
PROSEDUR KERJA
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat
3. Menganjurkan klien untuk berkemih terlebih dahulu.
4. Menganjurkan kepada klien untuk memberitahu jika merasa mual, nyeri, atau
sesak nafas.
5. Memberikan medikasi yang akan membantu untuk mengencerkan sekresi atau
sputum (jika ada).
6. Menganjurkan klien untuk nafas dalam dan lambat melalui hidung dan
menghembuskannya melalui mulut.
7. Meletakkan telapak tangan secara datar diatas dada yang akan divibrasi.
8. Meminta klien untuk nafas dalam dan ketika klien menghembuskan nafas
getarkan telapak tangan secara perlahan diatas dada klien.
9. Menganjurkan klien untuk batuk untuk mengeluarkan suputum dan
membuangnya pada pot sputum.
10. Mengulangi teknik fisioterapi dada untuk setiap segmen paru.
11. Dengan perlahan mengembalikan posisi klienpada posisi semula.
12. Melakukan oral hygiene.
13. Merapikan klien dan peralatan.
14. Mencuci tangan.

BATUK EFEKTIF
1. Pengertian
Batuk efektif : merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana klien
dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak
secara maksimal.

2. Tujuan:
1. Melatih otot-otot pernafasan agar dapat melakukan fungsi dengan baik
2. Mengeluarkan dahak atau seputum yang ada disaluran pernafasan
3. Melatih klien agar terbiasa melakukan cara pernafasan dengan baik

3. Manfaat
1. Untuk mengeluarkan sekret yang menyumbat jalan nafas
2. Untuk memperingan keluhan saat terjadi sesak nafas pada penderita jantung.
4. Cara Batuk Efektif
1. Anjurkan klien untuk minum air hangat(agar mudah dalam pengeluaran sekresi)
2. Tarik nafas dalam 4-5 kali
3. Pada tarikan selanjutnya nafas ditahan selama 1-2 detik
4. Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukan dengan kuat
5. Lakukan empat kali setiap batuk efektif, frekuensi disesuaikan dengan kebutuhan
6. Perhatikan kondisi penderita

5. CARA MEMPERSIAPKAN TEMPAT UNTUK MEMBUANG DAHAK


1. Siapkan tempat pembuangan dahak : toples berisi cairan desinfektan yang
dicampur dengan air (air sabun / detergen, air bayclin, air lisol) atau pasir
2. Isi cairan sebanyak 1/3 kaleng
3. Buang dahak ke tempat tersebut
4. Bersihkan kaleng tiap 2 atau 3 hari sekali
5. Buang isi kaleng bila berisi pasir : kubur dibawah tanah
6. Bila berisi air desinfektan : buang di lubang WC, siram
7. Bersihkan toples dengan sabun

ETIKA BATUK
A. PENGERTIAN BATUK
Gejala atau reaksi tubuh terhadap iritasi tenggorokan atau saluran oernapasan karena
benda asing seperti infeksi kuman, makanan, debu, asap.

B. PENYEBAB BATUK
- infeksi: flu, Tb dan bronchitis, pneumonia
- alergi: debu, asap, makanan

C. KEBIASAAN BATUK YANG SALAH


 Tidak menutup mulut mulut saat batuk dan bersin
 Tidak mencuci tangan setelah digunakan menutup mulut dan hidung saat batuk atau
bersin
 Membuang ludah di sembarang tempat
 Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang tempat
 Tidak menggunakan masker saat flu dan batuk

D. PENGERTIAN ETIKA BATUK


Etika batuk merupakan tata cara untuk menutup hidung dan mulut dengan tissue atau
lengan baju agar tidak terjadi penyebaran infeksi kuman

E. TUJUAN
Mencegah penyebaran infeksi kuman saluran pernapasan melalui udara bebas ataupun
air ludah
F. ETIKA BATUK YANG BENAR
1. Tutup hidung dan mulut anda dengab menggunakan tisu/ sapu tangan/ lengan dalam
baju anda.
2. Segera buang TISU yang sudah di pakai ke dalam tempat sampah.
3. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan
berbasis alcohol.
4. Gunakan Masker

ROM AKTIF

1. Pengertian :
Range of Motion (ROM) adalah segenap gerakan yang dalam keadaan normal
dapat dilakukan oleh sendi yan g bersangkutan
2. Tujuan :
1. Untuk memelihara fungsi dan mencegah kemunduran.
2. Untuk memelihara dan meningkatkan pergerakan sendi.
3. Untuk merangsang sirkulasi darah.
4. Untuk mencegah kelainan bentuk (deformitas).
5. Untuk memelihara dan meningkatkan kekuatan otot
3. Persiapan Pasien :
1. Memberikan salam, memperkenalkan diri, dan mengidentifikasi pasiendengan
memeriksa identitas pasien secara cermat.
2. Menjelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, memberikan
kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan menjawab seluruh pertanyaan
pasien.
3. Meminta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, memberi privasi pasien.
4. Mengatur posisi pasien sehingga merasa aman dan nyaman.
4. Persiapan Alat :
1. Handuk kecil
2. Lotion/ baby oil
3. Minyak penghangat bila perlu (misal: minyak telon)
5. Cara Bekerja :
1. Beritahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai
2. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian kerja yang nyaman
3. Periksa alat-alat yang akan digunakan
4. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur
5. Posisikan pasien senyaman mungkin
6. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
A. Fleksi Bahu
1. Tempatkan tangan kiri perawat di atas siku pasien, kemudian tangan kanan
memegang tangan pasien.
2. Angkat tangan ke atas dari sisi tubuh.
3. Gerakan tangan perlahan-lahan, lemah lembut ke arah kepala sejauh
mungkin.
4. Letakkan tangan di bawah kepala dan tahan untuk mencegah dorongan
fleksi, tekuk tangan dan siku.
5. Angkat kembali lengan ke atas kembali ke posisi semula.
6. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali.
B. Abduksi dan Adduksi Bahu
1. Tempatkan tangan kiri perawat di atas siku pasien, tangan kanan
memegang tangan pasien.
2. Pertahankan posisi tersebut, kemudian gerakkan lengan sejauh mungkin
dari tubuh dalam keadaan lurus.
3. Tekuk dan gerakkan lengan segera perlahan ke atas kepala sejauh
mungkin.
4. Kembalikan pada posisi semula.
5. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali.
C. Rotasi Interna dan Eksterna Bahu
1. Tempatkan lengan pasien pada titik jauh dari tubuh, bengkokkan siku.
Pegang lengan atas, tempatkan pada bantal.
2. Angkat lengan dan tangan.
3. Gerakkan lengan ke bawah dan tangan secara perlahanl-lahan ke
belakang sejauh mungkin.
4. Kembalikan lengan pada posisi semula.
5. Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.
D. Penyilangan Adduksi Bahu
1. Tempatkan tangan kiri perawat di bawah siku dan tangan lain memegang
tangan pasien.
2. Angkat lengan pasien.
3. Posisi lengan setinggi bahu, gerakkan tangan menyilang kepala sejauh
mungkin.
4. Kembalikan lengan pada posisi semula.
5. Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.
E. Supinasi dan Pronasi Lengan
1. Permulaan posisi: pegang tangan pasien dengan kedua tangan, posisi
telunjuk pada telapak tangan, kedua ibu jari di punggung tangan.
2. Tekuk telapak tangan pasien menghadap wajah pasien.
3. Kemudian tekukkan telapak tangan bagian punggung ke muka pasien.
4. Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.
F. Ekstensi dan Fleksi Pergelangan Tangan dan Jari
1. Pegang pergelangan tangan pasien dengan satu tangan pasien dan tangan
pasien bergengaman dengan tangan perawat.
2. Tekuk punggung tangan ke belakang sambil mempertahankan posisi jari
lurus.
3. Luruskan tangan.
4. Tekuk tangan ke depan sambil jari-jari menutup membuat genggaman,
kemudian buka tangan.
5. Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.
G. Fleksi dan Ekstensi Ibu Jari
1. Pegang tangan pasien, tekuk ibu jari ke dalam telapak tangan pasien.
2. Dorong ibu jari ke belakang pada titik terjauh dari telapak tangan pasien.
Ulangi lebih kurang 3 kali.
3. Gerakan ibu jari pasien memutar/sirkulasi pada satu lingkaran.
H. Fleksi dan Ekstensi Panggul dan Lutut
1. Tempatkan salah satu tangan perawat dibawah lutut pasien, tangan lain di
atas tumit dan menahan kaki pasien.
2. Angkat tungkai kaki dan tekukan pada lutut, gerakan tungkai kebelakang
sejauh mungkin.
3. Luruskan lutut di atas permukaan kaki, kembalikan pada posisi semula.
4. Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.
I. Rotasi Interna dan Eksterna Panggul
1. Tempat satu tangan perawat di bawah lutut pasien, tangan lain di atas tumit
kaki pasien.
2. Angkat tungkai dan tekuk membuat sudut yang besar di atas lutut.
3. Pegang lutut dan kaki pasien mendorong ke hadapan perawat.
4. Gerakkan kaki ke posisi semula.
5. Dorong kaki sejauh mungkin dari perawat, gerakkan ke posisi semula.
6. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali.
J. Abduksi dan Adduksi Panggul
1. Tempatkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien, letakkan tangan lain
di bawah tumit.
2. Pegang tungkai dalam keadaan lurus, kemudian angkat ke atas setinggi 5
cm dari kasur.
3. Tarik kaki kearah luar, ke hadapan perawat.
4. Dorong tungkai ke belakang dan kembalikan ke posisi semula.
5. Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.
K. Dorso dan Plantar Fleksi Pergelangan Kaki
1. Pegang tumit pasien dengan tangan perawat, biarkan istirahat pada tangan
perawat.
2. Tekan lengan perawat pada telapak kaki, gerakkan menghadap tungkai.
3. Pindahkan tangan perawat pada posisi semula.
4. Pindahkan tangan ke ujung kaki dan bagian bawah kaki, dorong kaki ke
bawah pada titik maksimal secara bersamaan, kemudian dorong kembali ke
atas pada tumit.
5. Ulangi latihan berikut lebih kurang 3 kali.
L. Eversi dan Inversi Kaki
1. Putar kaki satu persatu ke arah luar.
2. Kemudian kembali ke arah dalam.
3. Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.
M. Ekstensi dan Fleksi Jari-jari Kaki
1. Mulai dengan menarik ujung jari kaki ke atas.
2. Ujung-ujung jari kaki di dorong ke bawah.
3. Ulang latihan lebih kurang 3 kali.
7. Rapihkan pasien ke posisi semula
8. Beritahu bahwa tindakan sudah selesai
9. Bereskan alat-alat yang telah digunakan dan melepaskan sarung tangan
10. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela
11. Kaji respon pasien (subyektif dan obyektif)
12. Beri reinforcement positif kepada pasien
13. Buat kontak pertemuan selanjutnya
14. Akhiri kegiatan dengan baik
15. Cuci tangan
6. Hasil :
Dokumentasikan nama tindakan/tanggal/jam tindakan, hasil yang diperoleh, respon
pasien selama tindakan, nama dan paraf perawat pelaksana.
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Pegang ekstermitas pada sendi-sendi seperti: elbow, wrist, knee. Gerakkan
sendi secara perlahan-lahan, selanjutnya teruskan. Jika tidak nyaman/agak
nyeri pada sendi, misalnya : adanya arthritis (dukung ekstermitas pada daerah
tersebut).
2. Gerakan setiap sendi melalui ROM lebih kurang 3 kali terus menerus secara
teratur dan perlahan-lahan. Hindarkan pergerakan yang berlebihan dari
persendian pada saat latihan ROM. Hindarkan pada tekanan yang kuat pada
saat pergerakan yang kuat.
3. Hentikan pergerakan bila ada nyeri.
4. Catat adanya ketidak nyamanan (nyeri, kelelahan), kontraktur/kekakuan sendi,
kekuatan otot dan adanya atrofi otot.
5. Apabila ada perasaan nyeri akibat kekejangan/spasme otot, gerakkan sendi
secara perlahan-lahan, jangan berlebihan. Gerakkan dengan lemah lembut
secara bertahap sampai terjadi relaksasi.
6. Aktifitas fungsional untuk menguji lengkap gerak sendi dapat dilakukan pada
pasien yang sudah dapat melakukan pergerakan sendiri tanpa bantuan.
7. Pergerakkan diuji/diperiksa oleh terapis untuk menentukan adanya pergerakan
daerah sendi. Pergerakan sendi pasien sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik,
faktor penyakit dan faktor genetik. Latihan disesuaikan dengan keadaan klinis
pasien.
8. Setiap sendi tubuh mempunyai suatu lingkup pergerakan yang normal.
9. Sendi-sendi akan kehilangan lingkup pergerakan sendi ynag normal. Kekuan
akan mengakibatkan suatu keadaan ketidakmampuan yang menetap. Hal ini
sering pada kondisi Neuromuskuler (Hemiplegia).
10. Latihan ROM direncanakan dengan individu, lingkup pergerakan bervariasi
sesuai dengan perbedaan tubuh dan kemampuan serta golongan umur.
11. Latihan ROM dapat dilakukan kapan saja, dimana keadaan fisik tidak aktif.

RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI INSOMNIA


1. Memejamkan mata dengan lembut dan perlahan-lahan.
2. Menarik napas dalam dan menghembuskan napas dengan panjang.
a. Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.
b. Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
c. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi.
d. Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama 10 detik.
e. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat membedakan
perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami.
f. Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.
3. Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.
a. Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan tangan sehingga otot di
tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang.
b. Jari-jari menghadap ke langit-langit.

Gambar gerakan 1 dan 2


4. Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot besar padabagian atas
pangkal lengan).
a. Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
b. Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang.

Gambar gerakan 3
5. Gerakan 4 : Ditunjukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.
a. Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyentuh kedua
telinga.
b. Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan yang terjadi di bahu
punggung atas, dan leher.

Gambar 4
6. Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti dahi, mata,
rahang dan mulut).
a. Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa
kulitnya keriput.
b. Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata
dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.
7. Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot
rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan
di sekitar otot rahang.
8. Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot di sekitar mulut. Bibir
dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.

Gambar 5, 6, 7 dan 8
9. Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan maupun belakang.
a. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher
bagian depan.
b. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
c. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga
dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.
10. Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan.
a. Gerakan membawa kepala ke muka.
b. Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah
leher bagian muka.
11. Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung
a. Angkat tubuh dari sandaran kursi.
b. Punggung dilengkungkan
c. Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks.
d. Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot menjadi
lurus.
12. Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.
a. Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-
banyaknya.
b. Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian
dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
c. Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.
d. Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang
dan relaks.

Gambar 9, 10, 11, 12

13. Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut


a. Tarik dengan kuat perut ke dalam.
b. Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu dilepaskan
bebas.
c. Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.

Gambar 13,14

14. Gerakan 14 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis).
a. Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
b. Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan
pindah ke otot betis.
c. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
d. Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.

You might also like