Professional Documents
Culture Documents
dpl. Pelaksanaan percobaan ini dilakukan atau dimulai pada tanggal 15 Oktober
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah cangkul untuk
mencangkul tanah, gembor untuk menyiram air, ayakan pasir untuk mengayak
tanah, timbangan sebagai alat untuk menimbang berat sampel tanah dan pupuk,
oven sebagai alat untuk mengeringkan tanah, cawan untuk tempat contoh tanah,
kalkulator sebagai alat hitung persentase berat tanah kering dan kebutuhan pupuk,
ukur panjang tanaman, jangka sorong sebagai alat ukur diameter batang, spidol
untuk menandai polybag, plank sebagai penada plot, pacak untuk tiang spanduk,
spanduk untuk memagari lahan, kamera sebagai alat dokumentasi, dan alat tulis
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah benih jagung
(Zea mays L.) bersertifikat sebagai bahan tanam, tanah Ultisol Tanjung Morawa
sebagai media tanam, pupuk Urea, SP-36, KCl, CaCO 3 dan Kieserit sebagai
pupuk kriteria, polybag sebagai tempat tanah, air untuk menyiram tanaman, goni
sebagai tempat tanah, batu bata sebagai alas polybag, karet untuk mengikat,
kantong plastik untuk tempat contoh tanah, plastik transparan sebagai tempat
pupuk, kertas label dan stik es sebagai penanda untuk setiap perlakuan, dan kertas
Metode Percobaan
menggunakan tanaman indikator dimana satu polybag diberikan unsur hara yang
lengkap. Selanjutnya pada polybag lain diberi pupuk dengan mengurangi satu atau
dua unsur hara, dan ada yang tanpa diberi pupuk. Tanaman di panen pada akhir
masa vegetatif dengan cara memotong bagian tajuk tanaman mulai dari batas
indikator dari dalam pot percobaan. Penetapan berat kering tanaman baik bagian
tajuk maupun bagian akar dilakukan setelah tanaman di ovenkan selama 2 hari.
yang kahat, kekahatan unsur hara apa yang relatif penting dan besarnya penurunan
Tabel 3. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan untuk setiap perlakuan
Urea SP-36 KCl CaCO3 Kieserit
No. Perlakuan (g/ 5 kg (g/ 5 kg (g/ 5 kg (g/ 5kg (g/ 5 kg
TKO) TKO) TKO) TKO) TKO)
1 Kontrol - - - - -
2 Lengkap 2,22 4,77 0,96 1,33 4,3
3 -N - 4,77 0,96 1,33 4,3
4 -P 2,22 - 0,96 1,33 4,3
5 -K 2,22 4,77 - 1,33 4,3
6 -Ca 2,22 4,77 0,96 - -
7 -Mg 2,22 4,77 0,96 1,33 4,3
8 -NP - - 0,96 1,33 4,3
9 -NK - 4,77 - 1,33 4,3
10 -NPK - - - 1,33 4,3
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Pengambilan Contoh Tanah Komposit
Tanah diambil secara komposit dari lahan yang cukup luas di Tanjung
Morawa. Satu contoh tanah komposit terdiri dari 20-30 contoh tanah individual
dapat mewakili tanah seluas 10-15 ha. Hal tersebut tergantung keadaan setempat.
Makin homogen keadaan daerahnya makin sedikit jumlah contoh tanah individual
yang diperlukan sebaliknya makin heterogen akan makin banyak. Agar diperoleh
contoh tanah yang mewakili maka pengambilan tanah komposit dilakukan secara
zig zag.
Pada setiap titik, tanah diambil pada kedalaman 0-20 cm setelah terlebih
boleh di tepi jalan raya, dekat rumah, bekas timbunan dan bekas tumpukan
sampah. Bahan tanah yang diambil dari setiap titik dicampurkan secara merata
dan ditempatkan pada wadah atau karung yang bersih (bukan karung bekas pupuk
dan pestisida).
Contoh tanah yang telah diambil harus segera dikering udarakan dengan
kering maka dilakukan pengayakan dengan ayakan 8 mesh (ayakan pasir). Karena
perhitungan kebutuhan pupuk didasarkan atas satuan ppm dan berat tanah dalam
satuan berat kering mutlak, maka perlu dihitung kadar airnya. Untuk itu diambil
sedikit contoh tanah dan dihitung kadar airnya di laboratorium. Tanah yang telah
kering udara (KA < 10%) dimasukkan ke pot (polybag) setara dengan 5 kg berat
Persiapan Lahan
Tanah yang telah diambil harus segera dikering udarakan dengan cara
maka dilakukan pengayakan dengan ayakan 8 mesh (ayakan pasir), setelah itu
tanah yang telah diayakan dimasukkan ke dalam polybag (ukuran 5 kg) sebanyak
5 kg.
Adapun benih yang digunakan pada praktikum ini adalah benih jagung.
Benih tanaman jagung indikator ditanam tepat di tengah polybag sebanyak 2-3
biji pada kedalaman 2-3 cm. Benih tanaman jagung direndam dalam aqua cap
Pemupukan
Aplikasi pupuk dilakukan sesuai dengan perlakuan dan dosis dari masing-
masing pupuk. Pada saat tanam, seluruh dosis pupuk ditaburkan secara merata di
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Adapun kegiatan penyiraman dilakukan setiap hari. Apabila turun hujan
tanaman tidak perlu disiram pada hari itu, karena tanaman sudah cukup air dan
Penyisipan
pada tanaman yang mati saja, penyisipan diambil dari tanaman yang lebih dari
Penjarangan
polybag terdapat 2 tanaman atau lebih, agar tanaman dapat tumbuh dengan
optimal.
Penyiangan
Panen
Panen dilakukan pada saat akhir masa vegetatif yang ditandai dengan
Parameter Pengamatan
dari 2 MST, diukur mulai dari dasar batang di permukaan tanah hingga sampai
titik tumbuh tanaman jagung menggunakan rol (penggaris) dengan cara daun
tanaman di kuncupkan dari bawah ke atas hingga didapat daun tanaman yang
paling tinggi.
kita buat patok berupa stik eskrim yang ditanamkan dekat pada batang dan diberi
jagung dengan cara menghitung jumlah daun yang sudah seutuhnya membuka
maka daun jagung sudah bisa dihitung dimulai 2 MST dan diamati setiap minggu.
2 MST menggunakan jangka sorong yang diukur pada bagian batang bawah
Gejala Defesiensi
defisiensi dimulai dari tanaman yang sudah tumbuh dan muncul daun dan dilihat
tanaman mengalami gejala kekurangan air atau kekurangan pupuk (N, P, K, Ca,
Mg).
adalah pada umur 7 MST dilakukan pemotongan bagian atas tanaman pada
amplop yang telah diberi lobang dan label sesuai dengan perlakuan, selanjutnya
dikeringkan oven pada temperatur 700C selama lebih kurang 2 malam hingga
adalah pada awal setelah batang dipotong, maka akar yang tinggal di dalam tanah
dikeluarkan dengan cara mencuci tanah dengan air dalam wadah hingga akar
yang telah diberi lobang dan label sesuai dengan perlakuan, selanjutnya
dikeringkan oven pada temperatur 700C selama kurang lebih 2 malam hingga
Tinggi Tanaman
dengan berikut :
tanaman yaitu pada perlakuan -NP dengan rata-rata 89,6 cm dan data terendah
tinggi tanaman yaitu pada perlakuan -Ca dengan rata-rata yaitu 67,3 cm.
tanaman yaitu pada perlakuan -P dengan rata-rata 88,5 cm dan data terendah
tinggi tanaman yaitu pada perlakuan lengkap dengan rata-rata yaitu 36 cm.
Jumlah daun
Adapun percobaan yang dilakukan didapati data jumlah daun tanaman
yaitu pada perlakuan -P dengan rataan 5,3 helai dan data terendah jumlah daun yaitu
pada perlakuan -Ca dan -NK dengan rataan yaitu 4,2 helai.
Perlakuan
MST
Kontrol Lengkap -N -P -K -Ca -Mg -NP -NK -NPK
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4
4 5 3 4 5 4 3 4 5 4 3
5 5 2 6 6 6 4 6 7 6 5
6 5 4 6 5 7 5 7 6 6 6
7 5 5 6 5 7 6 6 5 4 5
Total 27 20 29 28 30 24 30 30 27 27
Rataan 4.5 3.3 4.8 4.7 5.0 4.0 5.0 5.0 4.5 4.5
Tabel 7. Jumlah Daun Jagung (Zea mays L.) pada Ulangan 2
daun yaitu pada perlakuan -K, -Mg, -NP dengan rataan 5 helai dan data terendah
jumlah daun yaitu pada perlakuan lengkap dengan rataan yaitu 3,3 helai.
Diameter Batang
dengan berikut :
batang yaitu pada perlakuan -NP dengan rataan 1,06 cm dan data terendah jumlah
daun yaitu pada perlakuan lengkap dengan rataan yaitu 0,7 cm.
Tabel 9. Diameter Batang Jagung (Zea mays L.) pada Ulangan 2
Perlakuan
MST
Kontrol Lengkap -N -P -K -Ca -Mg -NP -NK -NPK
2 0,55 0,55 0,35 0,5 0,35 0,35 0,75 0,55 0,55 0,35
3 0,57 0,58 0,55 1 0,45 0,38 0,78 0,60 0,56 0,45
4 1 0,60 0,77 1,25 0,75 0,45 0,80 0,77 0,57 0,57
5 1,2 0,72 0,80 1,32 0,80 0,49 0,82 0,82 0,60 0,62
6 1,35 1,75 1,3 1,6 1,35 1,45 2,25 1,35 2 1,45
7 1,36 1,77 1,5 1,8 1,37 1,47 2,27 1,35 2,2 1,47
Total 6.03 5.97 5.27 7.47 5.07 4.59 7,67 5,44 6,48 4,91
Rataan 1.01 1.00 0.88 1.25 0.85 0.77 1,28 0,9 1,08 0,82
batang yaitu pada perlakuan -Mg dengan rataan 1,28 cm dan data terendah jumlah
daun yaitu pada perlakuan -Ca dengan rataan yaitu 0,77 cm.
Adapun percobaan yang dilakukan didapati data berat kering akar dan
Tabel 10. Berat Kering Akar dan Tajuk Tanaman Jagung (Zea mays L.)
Tinggi
Gambar Berat Tajuk Berat akar
Perlakuan Tajuk
U1 U2 U1 U2 U1 U2 U1 U2
- Batang kurus
- Daun tua mengering
- Daun menggulung
dan mati
- Daun tua mengering
- Daun berwarna hijau
dan mati
pucat
Lengkap - Daun berwarna hijau
- Pertumbuhan
pucat
tanaman sangat
- Terdapat bercak-
lambat
bercak putih di daun
Pembahasan
Dari hasil pengamatan 7 MST tinggi tanaman jagung (cm) diperoleh data
rataan tertinggi pada ulangan 1 terjadi pada perlakuan -NP dengan tinggi tanaman
89,6 cm dan rataan terendah pada ulangan 1 terjadi pada perlakuan -Ca dengan
tinggi tanaman 67,3 cm. Pada ulangan 2, tinggi tanaman tertinggi terjadi pada
perlakuan -P dengan tinggi tanaman 88,5 cm dan terendah pada perlakuan lengkap
yaitu 36 cm. Dari hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa tanah
ultisol Tanjung Morawa merupakan jenis tanah yang kurang subur atau tanah yang
miskin unsur hara. Hal ini sesuai dengan literatur Amaliah (2014) yang
terbentuk dari bahan induk tufa asam, batu pasir dan sedimen kuarsa, sehingga
tanahnya bersifat masam dan miskin unsur hara, kejenuhan basa, kapasitas tukar
Dari data pengamatan 7 MST jumlah daun tanaman jagung (helai) pada
ulangan 1 diperoleh data rataan tertinggi terjadi pada perlakuan -P dengan rataan
jumlah daun tanaman 5,3 helai dan rataan terendah terjadi pada perlakuan -Ca dan
-NK dengan rataan jumlah daun tanaman 4,2 helai. Pada ulangan 2, jumlah daun
tertinggi terdapat pada perlakuan -K, -Mg dan -NP dengan rataan yaitu 5 helai dan
jumlah daun terendah terdapat pada perlakuan lengkap dengan rataan yaitu 3,3
helai. Hal ini sesuai dengan literatur Aditia (2014) yang menyatakan bahwa nutrisi
utama yang dibutuhkan oleh tanaman adalah nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium
(K). Pasokan tidak memadai dari setiap nutrisi selama pertumbuhan tanaman akan
tanaman.
Dari data pengamatan 7 MST diameter batang tanaman jagung (cm) pada
ulangan 1 diperoleh data rataan tertinggi terjadi pada perlakuan -NP dengan
diameter batang tanaman 1,06 cm dan rataan terendah terjadi pada perlakuan
lengkap dengan diameter batang tanaman 0,7 cm. Pada ulangan 2, diameter
batang terbesar terdapat pada perlakuan -Mg yaitu dengan rataan 1,28 cm dan data
diameter terendah terdapat pada perlakuan -Ca dengan rataan 0,77 cm. Hal ini
sesuai dengan literatur Setiawan (2016) yang menyatakan bahwa dalam tanaman
Mg berfungsi sebagai suatu komponen atom pusat klorofil, dan pada tanaman biji-
system enzim.
Tanah yang digunakan pada percobaan ini adalah tanah ultisol Tanjung
Morawa yang mana merupakan tanah yang memiliki masalah keasaman tanah,
bahan organik rendah dan nutrisi makro rendah. Hal ini sesuai dengan literatur
hingga merah, terbentuk dari bahan induk tufa masam, batu pasir dan sedimen
kuarsa, sehingga tanahnya bersifat masam dan miskin unsur hara, kejenuhan basa,
merupakan tanaman indikator yang respon terhadap unsur haranya cepat dan
berumur pendek. Salah satu parameter yang diamati yaitu gejala defisiensi
contohnya pada unsur hara P yang jika kekurangan akan menyebabkan tanaman
kerdil. Hal ini sesuai dengan literatur Sasmitamihardja (1990) yang menyatakan
bahwa kahat fosfor umumnya sudah tampak waktu tanaman masih muda. Gejala
awal dimulai dengan daun yang berwarna ungu kemerahan. Hasil tongkol
dan udara kering dapat menyebabkan kahat P, meskipun P dalam tanah cukup.
KESIMPULAN
1. Pada parameter tinggi tanaman, ulangan 1 data tertinggi dan terendah terdapat
pada perlakuan -NP dan -Ca. Pada ulangan 2, data tertinggi dan terendah pada
pada perlakuan -P dan -Ca, -NK. Pada ulangan 2, jumlah daun tertinggi dan
3. Pada parameter diameter batang, ulangan 1 data terbesar dan terkecil pada
perlakuan -NP dan lengkap. Pada ulangan 2, diameter terbesar dan terkecil
kesuburan tanah adalah tanaman jagung karena memiliki respon yang cepat