Professional Documents
Culture Documents
“Dedikasi Muhammadiyah
Disusun Oleh :
Nama : Hermansa
Fakultas : Teknik
Prodi : Informatika
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, solawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Muhammad shollallahu ‘alayhi
wasallam, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subahana Wata’ala, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan
penyusunan makalah agama islam dengan judul "Dedikasi Muhammadiyah dalam
Membangun Paradigma Berfikir Islamis dalam Bingkai NKRI" tepat pada waktunya.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah agama selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahkan dunia yang didirikan oleh, KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330
tanpa terlihat kaitannya dengan perlilaku social dan positif disamping sarat dengan takhayul,
bid’ah dan khurafat. Kegelisahan moral disebabkan oleh kaburnya batas antara baik dan
buruk, pantas dan tidak pantas. Sehingga Muhammadiyyah menyeru ummat untuk kembali
bersatu diatas tuntunan agama yang benar sesuai al-qur’an dan sunnah nabi. Kemudian
diaplikasikan dalam kehidupan amal usaha, baik pada bidang garap keagamaan, pendidikan,
maupun kemasyarakatan.
saat ini merupakan bentuk dedikasi Muhammadiyah dalam ikut membangun Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik dari segi SDM maupun infrastruktunya. Ini juga
Membangun Paradigma Berfikir Islamis dalam Bingkai NKRI” sebagai bentuk upaya
1
B. Rumusan Masalah
2. Apa saja Amal Usaha Muhammadiyah dalam ikut serta berkontribusi dalam
Tujuan dari Makalah ini adalah agar masyarakat mengetahui rekam jejak
D. Batasan Masalah
1. Makalah ini hanya membahas Latar Belakang Muhammadiyah dan Amal Usaha
Muhammadiyah.
3. Makalah ini tidak membahas Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART) Muhammadiyah.
Muhammadiyah (MKCHM).
2
BAB II
PEMBAHASAN
beberapa kegelisahan dan keprihatinan social religius, dan moral. Kegelisahan social
mekanistik tanpa terlihat kaitannya dengan perilaku social dan positif di samping sarat
dengan takhayul, bid’ah dan khurafat. Kegelisahan moral disebabkan oleh kaburnya
batas antara baik dan buruk, pantas dan tidak pantas. Ditinjau dari berbagai faktor,
sebagai gerakan Islam dalam perspektif Historis dan Idiologis” latar belakang
Faktor subyektif yang sangat kuat bahkan dapat diakatakan sebagai faktor utama
pendalaman dan kajian KH. A. Dahlan terhadap al-Qur’an yang kritis. Ketika
َ َ ْ
وف َو َين َه ْون ع ِن ْ َ ْ َ ُ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ُ ِّ ُ ْ ُ َّ ٌ َ ْ ُ َ ى
ِ ولتكن منكم أمة يدعون ِإَل ٱلخ ْ ِي ويأم ُرون ِبٱلمع ُر
َ ْ ْ ُ َ َ ُ ْ ى
ٱل ُمنك ِر َوأ ۟ولَٰٓ ِئك ه ُم ٱل ُمف ِل ُحون
1
Mustafa Kamal Pasha dan Adabi Darban, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam dalam Perspektif Historis da
Idiologis (LPPI UMY, 2003). Hlm.120
3
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma›ruf dan mencegah dari yang
persyarikatan yang teratur, dan rapi yang tugasnya berkhidmat melaksanakan misi
Sunnah
banyak bercampur aduk antara apa yang diajarkan oleh Islam dengan berbagai
amalan lain yang yang berasal dari ritual kepercayaan lain. Sebagai contoh,
masih mentradisinya sesaji yang ditujukan kepada para arwah, kepada roh-roh
halus, selamatan saat kematian misalnya tujuh hari, empat puluh hari, seratus
hari, seribu hari dengan dibacakan bacaan tertentu seperti bacaan tahlil, yasin,
ayat kursi dan sebagainya yang pahalanya dihadiahkan kepada orang yang
Syaikh Abdul Kadir Jailani, kepada Nabi, Malaikat, para Auliya (wali) dan
lainya. Paham ini jelas bukan dari Islam,3 bahkan dalam konsep Islam, Tuhan
2
( QS al-Fatihah: 5, Al-Baqarah: 286, al-An’am: 164, an-Najm: 39)
3
(QS.Az-Zumar: 3)
4
sangat dekat sekali dengan hambanya, yang oleh karenanya tidak memerlukan
Lembaga pendidikan Islam yang ada pada saat itu adalah pesantren
yang hanya mengajarkan ’mata pelajaran agama’ dalam arti sempit, yaitu
terbatas pada bidang: fiqh agama,5 yang meliputi mata pelajaran bahasa Arab,
terjemah, tafsir, hadis, tasawuf/akhlak, aqaid, ilmu mantiq, dan ilmu falaq.
sejarah, ilmu bumi, fisika, kimia, biologi, matematika, ekonomi, dan sosiologi
tugas-tugas keduniaan yang penting. Melihat situasi semacam ini, KH. Ahmad
pendidikan yang padu tersebut akan lahir generasi muslim yang ”bertakwa
pengetahuan; (2) lebih banyak berbicara dari pada berbuat; (3) lebih
4
(QS. Al-Baqarah: 186, al-Hadid: 4, al-Waqi’ah: 85)
5
(!qhuddin, QS. At-Taubah: 122
6
(QS al-Mujadilah: 11, Ali Imron: 191)
5
persaudaraan dan kebahagiaan hidup bersama adalah suatu kebenaran. Dalam
tentang tanggung jawab sosial yang pada masa itu sangat terabaikan. Dengan
kata lain, doktrin sosial Islam tidak digumulkan dengan realitas kehidupan
umat.
mengibarkan panji ”tiga G”, yaitu glory, gold, dan gospel. Pertama, Glory
(menang) suatu motif untuk menjajah dan menguasai negeri jajahan sebagai
kepada anak negeri jajahan. Untuk motif yang ketiga B.G. Schweits
warga-warga loyal lahir batin bagi Kompeni, sebutan yang diberikan kepada
langkah besar, yaitu: program asosiasi dan Kristenisasi. Program asosiasi ialah
yang Islam maupun yang bukan menjadi Kristen. Pada abad ke 19, banyak
6
orang Belanda baik di negerinya sendiri maupun di Hindia Belanda sangat
di daerah koloni dibantu oleh dana negara. Dengan adanya program ini,
indonesia.
dan individualisme dalam pola fikir mereka. Bahkan lebih jauh, HJ. Benda
menyatakan bahwa “pendidikan Barat adalah alat yang paling pasti untuk
7
Mustafa Kamal Pasha dan Adabi Darban, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam dalam Perspektif
Historis dan Idiologis (LPPI UMY, 2003). hlm.125
7
Apa yang diharapkan oleh pemerintah Belanda di atas, tandatandanya
segera terlihat, antara lain: seperti munculnya sikap acuh tak acuh terhadap
disebut sebagai orang modern, orang yang berkemajuan. Lebih dari pada itu,
Pemerintah Belanda bahwa sebenarnya Islam dapat dibagi dua, yaitu Islam
religius dan Islam politik. Terhadap Islam religious dia menyarankan agar
conditio sine qua non, syarat yang tidak boleh tidak harus diwujudkan demi
harus membedakan Islam ke dalam dua kategori, musuh Belanda bukan Islam
sebagai agama, akan tetapi yang menjadi musuh Belanda adalah Islam sebagai
doktrin politik.
sesungguhnya merupakan salah satu mata rantai yang panjang dari gerakan
pembaharuan dalam Islam yang dimulai sejak tokoh pertamanya, yaitu Syaikh
8
sebagainya. Terutama sekali pengaruh dari Muhammad Abduh lewat tafsirnya
yang terkenal, yaitu al-Manar suntingan Rasyid Ridha serta majalah al-
Urwatul Wustqa. Lewat telaah KH. A. Dahlan terhadap berbagai karya para
mendapat inspirasi yang kuat untuk membangun sebuah gerakan Islam yang
berwibawa, teratur, tertib, dan penuh disiplin guna dijadikan wahana untuk
yaitu:
9
B. Amal Usaha Muhammadiyah
1. Bidang Keagamaan
prinsip dasar yang berlaku abadi seperti yang terdapat dalam Alquran dan Al-
menyebabkan dasar-dasar tersebut kurang jelas dan tertutup oleh kebiasaan dan
akidah Islam yang murni, bebas dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan
dan jiwa setiap amal usaha Muhammadiyah. Dan apa yang dilaksanakan dalam
bidang-bidang lainya tak lain dari dorongan keagamaan semata-mata, karena baik
digolongkan pada politik semua tak dapat dipisahkan dari jiwa, dasar dan
1. Memberi fatwa dan tuntunan dalam bidang ubudyah sesuai dengan contoh yang
10
2. Memberi fatwa dan pedoman dalam penentuan ibadah puasa dan hari raya
3. Memberi fatwa dan tuntunan dalam bidang keluarga sejahtera dan keluarga
berencana.
Ini merupakan suatu hasil yang besar dan penting bagi persyarikatan, karena
ada di masjid-masjid dan mushallah sehingga sesuai dengan arah yang benar
dan manajemen masjid sehingga bisa berfungsi secara optimal bagi pelayanan
jama’ah.
11
Muhammadiyah yaitu H.M. Rasyidi, BA yang dalam perjalanan karir
Dalam hal ini H. Syudjak sebagai tokoh PKU Muhammadiyah, tak bisa dilupakan
atas jasa-jasanya, karena hingga saat ini umat Islam Indonesia bisa menikmati
perintisannya.
dengan kesadaran itu maka akan tumbuh dan berkembang hasil-hasil nyata di
2. Bidang Pendidikan
inilah pemahaman tentang ajaran Islam dapat diwariskan dan ditanamkan dari satu
menggembirakan pendidikan. Di bidang ini, paling tidak ada dua segi yang
menjadi sasaran pembaruan, yaitu cita-cita dan teknik pengajaran. Dari segi
adalah untuk membentuk manusia Muslim yang baik budi, alim dalam agama,
luas dalam pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan serta bersedia berjuang
yang baik dari system pendidikan Barat dan system pendidikan tradisional.
12
Muhammadiyah berhasil membangun system pendidikan sendiri seperti sekolah
langgar, tapi di gedung yang khusus, yang dilengkapi dengan meja, kursi dan
papan tulis, sehingga tidak lagi duduk di lantai. Jumlah amal usaha
Bidang Pendidikan terdiri atas ; (1) Taman Kanak-kanak/ TPA (4.623 buah); (2)
Sekolah Dasar/ MI (2.604 buah); (3) Madrasah Tsanawiyah/ SMP (1.772 buah);
(4) Madrasah Aliyah/ SMK/ SMA (1.143 buah); (6); (8) Pondok Pesantren (67
buah); (9) Mu’alimin /Mu’allimat (25 buah), (10) Sekolah Luar Biasa (71 buah);
3. Bidang Kemasyarakatan
yatim piatu. Usaha pembaruan dalam bidang social kemasyarakatan ini ditandai
Ide di balik pembangunan dalam bidang ini karena banyak di antara orang Islam
untuk saling menolong. Sampai saat ini, jumlah Amal Usaha muhammadiyah
8
Lihat dalam http://www.muhammadiyah.or.id/content-8-det-amal-usaha.html
13
(1) Panti Asuhan (338 buah); (2) Panti jompo (54 buah); (3) Asuhan Keluarga(54
Ekonomi, amal usaha Muhammadiyah adalah : (a) Bank Perkreditan Rakyat (19
buah); (b) Baitul Tamwil/Baitul Mal wat-Tamwil (190 buah); (c) Koperasi (808
buah); serta (d) Pertemuan sebanyak 656 buah. Dalam bidang Kesehatan, amal
usaha Muhammadiyah terdiri atas : (1) Rumah Sakit Umum (43 buah); (2) Rumah
Sakit Bersalin (31 buah); (3) balai Pengobatan Ibu dan Anak (110 buah); serta (4)
Dari amal usaha yang begitu besar dan luas, perkembangan amal usaha
dan Thailand.
umat, menggembirakan amal saleh, kerja sama untuk kebajikan, dan tidak
berpolitik praktis.
14
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah Secara umum faktor pendorong kelahiran
dan moral. Ditinjau dari dua daktor yaitu, faktor individu dari KH.Ahmad Dahlan
dalam pendalaman dan kajian KH. A. Dahlan terhadap al-Qur’an yang kritis. Ketika
memahami QS. Ali Imron: 104, dan faktor eksternal dari dunia barat yang pada saat
itu masih banyak yang belum memluk islam dan kepemimpinn kaum muslimin yang
2. Saran
Makalah ini merupakan makalah yang belum lengkap dan masih perlu banyak
Makalah ini tidak membahas luas sejarah Muhammadiyah, Anggaran Dasar (AD) dan
15
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
16