You are on page 1of 6

Perbandingan Kualitas Air Irigasi di Pertanian Organik dan Anorganik Berdasarkan

Sifat Fisiko-kimia dan Makroinvertebrata Bentos


(Studi Kasus di Desa Sumber Ngepoh, Lawang Kabupaten Malang)

Zidny Furaidah1)* dan Catur Retnaningdyah2)


1), 2)
Laboratorium Ekologi dan Diversitas Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Brawijaya, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia. Telp. & Fax: +62341-575840.

E-mail: 1)furaidahz.5591@gmail.com dan 2)catur@ub.ac.id

ABSTRAK
Perbaikan kualitas air irigasi diperlukan untuk meningkatkan produktivitas padi (Oryza sativa).
Kualitas air irigasi dapat diketahui melalui pengukuran parameter fisiko-kimia air maupun struktur
komunitas makroinvertebrata bentos yang berperan sebagai bioindikator. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui profil struktur komunitas makroinvertebrata bentos dan kualitas fisiko-kimia air irigasi
pada pertanian organik dan anorganik Desa Sumber Ngepoh Lawang. Makroinvertebrata bentos dan
kualitas fisiko-kimia air diambil pada stasiun hulu dan hilir saluran irigasi yang melewati pertanian
organik dan anorganik. Sampel air diambil sebanyak 500 ml, dan sampel makroinvertebrata bentos
diambil sebanyak ±100 individu/stasiun dengan Jaring Surber. Profil kualitas fisiko-kimia air dan
makroinvertebrata bentos dianalisis secara deskriptif. Tingkat pencemaran perairan berdasarkan
makroinvertebrata bentos diketahui dari nilai Hi dan FBI. Hasil penelitian menunjukkan kualitas fisiko-
kimia air irigasi pertanian organik lebih baik dibandingkan pertanian anorganik yang tercermin dari
lebih rendahnya nilai TDS, TSS, konduktivitas dan bikarbonat. Komunitas makroinvertebrata bentos air
irigasi pertanian organik lebih beragam dibandingkan anorganik. Taksa-taksa yang mendominasi di air
saluran irigasi pertanian organik meliputi Melanoides tuberculata (Thiaridae), Parathelpusa sp.
(Decapoda), Acentrella sp. (Baetidae), Caenis sp. (Caenidae) dan Cheumatopsyche sp. (Hydropsychidae).
Sedangkan taksa-taksa yang mendominasi di air saluran irigasi pertanian anorganik meliputi Melanoides
tuberculata (Thiaridae), Tarebia granifera (Thiaridae), Parathelpusa sp. (Decapoda) dan Corbicula
javaniva (Corbiculidae). Berdasarkan nilai Hi dan FBI dari makroinvertebrata bentos, pencemaran
bahan organik di air irigasi pertanian anorganik lebih tinggi dibandingkan pertanian organik.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kualitas air irigasi pertanian organik lebih
baik dibandingkan air irigasi pertanian anorganik.

Kata kunci: Kualitas air irigasi, makroinvertebrata bentos, pertanian organik dan anorganik.

ABSTRACT
Irrigation water quality need to be improve for increasing productivity of rice (Oryza sativa).
Irrigation water quality can be seen from pysicho-chemical water quality and benthic macroinvertebrates
community which serves as bioindicator. The aims of this research were to know the profil of benthic
macroinvertebrates community and pysicho-chemical irrigation water quality in organic and conventional
farming at Lawang distric especially Sumber Ngepoh village. Benthic macroinvertebrates and physico-
chemical water quality samples were collected at upstream and downstream of irrigation channel organic
and conventional farming. Irrigation water was taken as much as 500 ml, whereas benthic
macroinvertebrates thereabouts 100 individuals/station with Surber Net. Profils of pysicho-chemical
water quality and benthic macroinvertebrates and then were analyzed descriptively. The level of water
pollution based on benthic macroinvertebrates was known from Hi and FBI value. Results of this research
showed that physico-chemical irrigation water quality in organic farming better than conventional
farming reflected by lower value of TDS, TSS, conductivity and bicarbonat value. Benthic
macroinvertebrates community at irrigation water of organic farming more diverse than conventional
farming. Taxa that dominates at irrigation water of organic farming were Melanoides tuberculata
(Thiaridae), Parathelpusa sp. (Decapoda), Acentrella sp. (Baetidae), Caenis sp. (Caenidae) and
Cheumatopsyche sp. (Hydropsychidae). However, taxa that dominates at irrigation water of conventional
farming were Melanoides tuberculata (Thiaridae), Tarebia granifera (Thiaridae), Parathelpusa sp.
(Decapoda) and Corbicula javaniva (Corbiculidae). Based on Hi and FBI values from benthic
macroinvertebrates, water pollution of organic matter at irrigation water conventional farming higher
than organic farming. Conclusion from this research is that irrigation water quality of organic farming
better than irrigation water of conventional farming.

Keywords: Benthic macroinvertebrates, Irrigation water quality, organic and conventional farming

Jurnal Biotropika | Vo. 1 No. 4 | 2013 154


PENDAHULUAN pada air irigasi yang melewati sistem
pengelolaan pertanian anorganik serta melihat
Pertambahan jumlah penduduk Indonesia perbedaannya dengan kualitas air irigasi yang
yang sangat pesat dapat berpengaruh terhadap melewati pertanian organik untuk digunakan
kebutuhan pangan, salah satunya beras (Oryza sebagai acuan dalam pengelolaan sistem
sativa). Produksi beras tanah air setiap tahunnya pertanian khususnya di Desa Sumber Ngepoh
berjumlah 37 juta ton, hampir tidak cukup untuk Kecamatan Lawang.
memenuhi permintaan konsumen [14]. Sehingga
pemerintah Indonesia melakukan impor ke METODE PENELITIAN
berbagai negara. Sepanjang tahun 2012 impor
beras mencapai 1,8 juta ton dengan nilai US$ Penelitian dilakukan pada Januari-Juni
945,6 juta [13]. Salah satu strategi untuk 2013. Pengukuran parameter fisiko-kimia air,
meningkatkan produktivitas beras di tanah air, identifikasi makroinvertebrata bentos, dan
serta mengurangi jumlah impor beras di analisis data dilakukan di Laboratorium Ekologi
Indonesia dengan cara memperbaiki kualitas air dan Diversitas Hewan serta Laboratorium
irigasi pertanian. Karena air juga termasuk Mikrobiologi Jurusan Biologi, Fakultas
komponen penting dalam budidaya pertanian Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
selain tanah dan benih. Air irigasi ini mendukung Universitas Brawijaya, Malang.
dalam pembentukan jaringan tanaman, proses Pengambilan sampel air dan
evaporasi, dan transpirasi. Tujuannya adalah makroinvertebrata bentos (Gambar 1) dilakukan
untuk mempertahankan kelembaban tanah secara di tujuh stasiun yang terletak di saluran irigasi
optimum. Sehingga memperoleh hasil panen yang berasal dari Mata Air: Towo hulu & hilir,
yang maksimal [1]. gabungan Towo & Krabyakan (yang melewati
Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, pertanian organik) serta Damino hulu & hilir dan
Kabupaten Malang merupakan salah satu Waras hulu & hilir (yang melewati pertanian
wilayah yang cocok untuk bertanam padi. anorganik). Kondisi topografi Desa Sumber
Terdapat dua macam sistem pengelolaan Ngepoh merupakan daerah dataran tinggi yang
pertanian padi di wilayah tersebut, yaitu padi dikelilingi oleh Gunung Arjuno dan Gunung
organik dan anorganik. Suplai air dalam Semeru [17], serta dataran rendah pada
mendukung kedua pertanian tersebut langsung ketinggian 367-426 meter di atas permukaan laut
diperoleh dari mata air. Hal tersebut yang (dpl). Posisi koordinat Desa Sumber Ngepoh
menjadi keunggulan sistem pertanian padi di antara 7ᵒ50’04-7ᵒ50’38 LS dan antara 112ᵒ42’
Desa Sumber Ngepoh. Air irigasi yang melewati 02-112ᵒ43’18 BT.
pertanian padi organik berasal dari Mata Air
Towo dan gabungan dari Mata Air Towo dengan
Mata Air Krabyakan. Sedangkan air irigasi yang
melewati pertanian padi anorganik berasal dari
Mata Air Damino dan Mata Air Waras. Adanya
perbedaan dalam pengelolaan pertanian serta
mata air yang berbeda diduga dapat berpengaruh
terhadap kualitas air irigasi.
Kualitas air irigasi dapat tercermin dari
parameter fisiko-kimia dan dari organisme
perairan yang berperan sebagai bioindikator.
Salah satu organisme perairan yang efektif
digunakan sebagai bioindikator adalah
makroinvertebrata bentos [4]. Makroinvertebrata
bentos dapat mengindikasikan adanya perubahan
kualitas air karena mempunyai respon cepat Gambar 1. Lokasi pengambilan data di Desa Sumber
terhadap perubahan lingkungan, menetap di Ngepoh
Keterangan: = stasiun air irigasi pertanian
dasar perairan, dan jenisnya beranekaragam [8]. anorganik; = stasiun air irigasi pertanian
Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan organik
penelitian untuk mengetahui permasalahan
kualitas air yang meliputi faktor fisiko-kimia dan Pada tiap-tiap stasiun yang telah ditentukan,
struktur komunitas makroinvertebrata bentos pengambilan sampel dilakukan pada tiga plot

Jurnal Biotropika | Vo. 1 No. 4 | 2013 155


sebagai ulangan. Pengambilan sampel air pada perikanan, dan lain-lain), pencemaran limbah
setiap plot dilakukan sebanyak 500 ml. Sampel pabrik, peternakan maupun limbah domestik
air dimasukkan jerigen plastik, dan ditempatkan yang ada di sekitar saluran irigasi pertanian
dalam coolbox dengan tujuan untuk menjaga anorganik diduga mempengaruhi kualitas fisiko-
kualitas air. Untuk sampel makroinvertebrata kimia air yang salah satu dampaknya juga
bentos diambil dengan Jaring Surber sampai berpengaruh terhadap struktur komunitas
menemukan 100 individu/stasiun. Parameter makroinvertebrata bentos.
fisiko-kimia air yang diukur dan metode Total Dissolved Solids (TDS) merupakan
pengukurannya dapat dilihat pada Tabel 1 [5]. parameter yang dapat mengindikasikan
ketersediaan ion-ion dalam air yang
Tabel 1. Parameter fisiko-kimia air yang diukur dalam diperuntukan dalam mendukung pertumbuhan
penelitian dan metode pengukurannya tanaman. Ion-ion tersebut meliputi potassium
No. Parameter Satuan Alat/Metode
(K), sodium (Na), klorin (Cl), karbonat (CO32-),
1. Konduktivitas µS.cm-1 Konduktivitimeter
2. TDS mg.L-1 Gravimetri sulfat (SO4), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg)
3. TSS mg.L-1 Gravimetri [7]. Peningkatan jumlah ion-ion tersebut salah
4. CaCO3 meq.L-1 Titrimetri satu sumbernya berasal dari pencemaran limbah
industri di perairan. Dampak yang ditimbulkan
Profil kualitas fisiko-kimia air dianalisis salah satunya mengurangi kelimpahan organisme
secara deskriptif, sedangkan struktur komunitas perairan karena dapat mengganggu selama fase
makroinvertebrata bentos ditentukan dengan embrio [19]. Nilai TDS berhubungan erat dengan
menghitung Indeks Nilai Penting (INP), Indeks nilai konduktivitas yang menggambarkan ion-ion
Diversitas (Hi) dan Family Biotic Index (FBI) yang dapat menghantarkan listrik dalam air.
[12]. Nilai konduktivitas yang tinggi mengakibatkan
perubahan tekstur tanah akibat ketidak-
HASIL DAN PEMBAHASAN seimbangan ion-ion tanah [3].
Kualitas fisiko-kimia air juga dapat
Profil Kualitas Fisiko-Kimia Air Saluran tercermin dari nilai Total Suspended Solids
Irigasi Pertanian Organik dan Anorganik. (TSS). TSS terdiri dari partikel-partikel pasir,
Pemantauan kualitas fisiko-kimia air saluran lumpur, tanah liat dan material organik yang ikut
irigasi pertanian organik dan anorganik Desa terbawa aliran air sepanjang saluran. Nilai TSS
Sumber Ngepoh memiliki nilai yang bervariasi yang tinggi dalam perairan berdampak pada
baik stasiun hulu maupun hilir (Tabel 1). Namun kelangsungan hidup organisme perairan.
secara umum kualitas fisiko-kimia air irigasi di Tingginya kandungan TSS dapat menghambat
kedua pertanian tersebut masih memenuhi nilai proses pernafasan makroinvertebrata bentos, dan
baku mutu (NBM) air irigasi pertanian. pada ikan dapat mengurangi jarak pandang ikan
dalam mencari mangsa [7]. Kelangsungan hidup
Tabel 2. Profil kualitas fisiko-kimia air saluran irigasi organisme perairan juga didukung oleh
pertanian organik dan anorganik Desa kandungan karbonat (CO32-) dan bikarbonat
Sumber Ngepoh
(HCO3-) yang dalam hal ini sebagai nilai
Stasiun Parameter Fisiko-Kimia Air
TDS TSS Konduk. CaCO3 alkalinitas (CaCO3). Tinggi rendahnya nilai
-1
(mg.L ) -1
(mg.L ) -1
(µS.cm ) (meq.L ) karbonat dan bikarbonat dipengaruhi oleh
-1

Organik 144-227 1-144 171-177 1.4-2.6 kandungan ion kalsium (Ca) dan magnesium
Anorganik 265-345 38-105 222-279 2.5-3.1 (Mg) [16].
NBM 2000 [15] 400 [15] 1500 [20] 32.8 [18]
Keterangan: TDS= Total Dissolved Solids; TSS= Total Profil Struktur Komunitas Makroinverte-
Suspended Solids; Konduk= Konduktivitas;
CaCO3= Calcium Carbonat (Alkalinitas) brata Bentos di Saluran Irigasi Pertanian
Organik dan Anorganik.
Kualitas fisiko-kimia air irigasi yang Struktur komunitas makroinvertebrata
melewati pertanian organik secara umum lebih bentos di saluran irigasi pertanian organik lebih
baik dibandingkan air irigasi pertanian anorganik baik dibandingkan dengan pertanian anorganik.
yang tercermin dari rendahnya semua nilai dari Hal tersebut terlihat dari jumlah taksa
parameter yang diamati pada saluran irigasi yang makroinvertebrata bentos yang lebih tinggi di
melewati pertanian organik dibandingkan dengan pertanian organik dibandingkan pertanian
yang melewati pertanian anorganik (Tabel 2). anorganik. Sebanyak 27 jenis makroinvertebrata
Aktivitas manusia (kolam renang, budidaya bentos ditemukan di saluran irigasi yang

Jurnal Biotropika | Vo. 1 No. 4 | 2013 156


melewati pertanian organik, sedangkan pada makroinvertebrata bentos tertentu seperti taksa
saluran irigasi yang melewati pertanian Diptera yang mampu hidup diperairan tercemar
anorganik ditemukan 20 taksa makroinvertebrata ringan sampai sedang [9], maupun taksa
bentos. Jumlah taksa pada masing-masing stasiun Gastropoda, Bivalvia dan Crustaceae yang juga
secara lebih lengkap yaitu: (1) Mata Air Towo mampu hidup di perairan yang tercemar atau
hulu 17 taksa (2) Mata Air Towo hilir 16 taksa kandungan garam tinggi [6 dan 11]. Dengan
(3) gabungan Mata Air Towo dengan Mata Air demikian kualitas air di saluran irigasi anorganik
Krabyakan 17 taksa (4) Mata Air Damino hulu lebih buruk dibandingkan dengan saluran irigasi
13 taksa (5) Mata Air Damino hilir 10 taksa (6) organik.
Mata Air Waras hulu 14 taksa dan (7) Mata Air
Waras hilir empat taksa.
Indeks Nilai Penting (INP)

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Towo-Krabyakan
Towo Hulu

Damino Hulu

Waras Hulu
Towo Hilir

Damino Hilir

Wara Hilir

Berosus
G. convexiusculus
W. insularum
Organik
H. medicinalis
T. scabra
Ectopria Anorganik
P. canaliculata
Psephenus
Gambar 3. Indeks Diversitas Shannon Wiener Hi) dari
Sisyridae
Oligochaeta
Chloroperlidae
H. sulphurea
Hydrophilidae
C. tenellum
Elmidae
Lestidae makroinvertebrata bentos yang ada di
Anacaena Ablabesmyia Chironomus Dixella
Caenis Cheumatopsyche Acentrella Maccaffertium saluran irigasi Desa Sumber Ngepoh
F. javanica D. trigina C. javanica A. helena
Keterangan: (A) >2,0 = perairan tidak tercemar (B) 1,6-2,0
Gambar 2. INP tiap jenis makroinvertebrata bentos = perairan tercemar ringan (C) 1,0-1,5 =
yang ditemukan di saluran irigasi Desa perairan tercemar sedang [10]
Sumber Ngepoh
Profil struktur komunitas makroinverte-
Taksa-taksa yang mendominasi di saluran brata bentos juga dapat digambarkan dari INP,
irigasi yang melewati pertanian organik meliputi Hi dan FBI. Berdasarkan nilai Hi, kualitas air di
Melanoides tuberculata (Thiaridae), saluran irigasi pertanian organik lebih baik
Parathelpusa sp. (Decapoda), Acentrella sp. dibandingkan dengan pertanian anorganik yang
(Baetidae), Caenis sp. (Caenidae) dan terlihat dari nilai Hi di saluran irigasi yang
Cheumatopsyche sp. (Hydropsychidae). melewati pertanian organik lebih tinggi
Sedangkan pada saluran irigasi yang melewati dibandingkan dengan anorganik (Gambar 3).
pertanian anorganik didominasi oleh Melanoides Nilai Hi juga dapat menggambarkan tingkat
tuberculata (Thiaridae), Tarebia granifera pencemaran perairan. Berdasarkan Gambar 3
(Thiaridae), Parathelpusa sp. (Decapoda) dan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa kualitas
Corbicula javaniva (Corbiculidae) (Gambar 2). air saluran irigasi yang melewati pertanian
Kelompok taksa Ephemeroptera, Plecoptera organik termasuk kategori tidak tercemar.
dan Trichoptera seperti yang mendominasi Saluran air irigasi yang melewati pertanian
saluran irigasi organik merupakan kelompok anorganik termasuk dalam kategori tercemar
makroinvertebrata bentos yang hanya mampu ringan sampai tercemar sedang.
hidup di perairan dengan kualitas yang baik [2 Tingkat pencemaran perairan juga dapat
dan 9]. Taksa Ephemeroptera juga termasuk digambarkan dari indeks biotik yang dihitung
kelompok makroinvertebrata bentos yang sensitif berdasarkan komposisi dan kelimpahan dari
terhadap kadar garam tinggi yang diindikasikan makroinvertebrata bentos pada tingkat famili
dari nilai konduktivitas [6]. Selain itu yang disebut Family Biotic Index atau FBI. Hasil
kelangsungan hidup taksa Odonata didukung penghitungan nilai FBI saluran irigasi yang
dengan adanya vegetasi riparian. Begitu juga melewati pertanian organik dan organik dapat
faktor kecepatan arus yang tinggi menentukan dilihat pada Gambar 4. Berdasarkan gambar
kehadiran taksa Coleoptera dalam ekosistem tersebut tersebut dapat disimpulkan bahwa
perairan [2]. tingkat pencemaran perairan di saluran irigasi
Kualitas perairan yang buruk di saluran yang melewati pertanian organik termasuk
irigasi anorganik juga dapat dilihat dari taksa kategori sangat ringan (fair dan fairly poor),

Jurnal Biotropika | Vo. 1 No. 4 | 2013 157


sedangkan pencemaran di saluran irigasi yang terima kasih kepada Purnomo dan semua tim
melewati pertanian anorganik sangat tinggi (poor proyek penelitian yang telah membantu dan
dan very poor). mendukung penelitian baik di lapang maupun di
Laboratorium ekologi dan Diversitas Hewan
serta Laboratorium Mikrobiologi Jurusan
Biologi, Universitas Brawijaya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Asawa, G. L. 2006. Irrigation and Water


Resources Engineering. New Age
International. India
[2] Badawy, R. M., El Hoseny, I. & Talal, M.
2013. Biodiversity and Seasonal Fluctuation
of Aquatic and Semiaquatic Insects in
Gambar 4. Nilai FBI makroinvertebrata bentos di
Rashid Stream, Kafr El Zayat (Gharbyia
saluran air irigasi Desa Sumber Ngepoh
Keterangan: Very poor (7,26-10,00)= pencemaran bahan governorate). Egypt. Acad. J. Biolog. Sci.
organik sangat tinggi; poor (6,51-7,25)= 6(1): 47-66. Egyptian
pencemaran bahan organik tingkat sedang; [3] Bauder, T. A., Waskom, R. M. & Davis, J. G.
fairly poor (5,76-6,50)= pencemaran bahan 2011. Irigation Water Quality Criteria.
organik tingkat ringan; dan fair (5,01-5,75)=
terdapat pencemaran bahan organik [12]
0.506. Colorado State University. Colorado
[4] Carpenter, S. R., Stanley, E. H. & Zanden, M.
Berdasarkan profil struktur komunitas J. V. 2011. State of the World’s Freshwater
makroinvertebrata bentos yang meliputi Ecosystems: Physical, Chemical, and
komposisi, jenis yang mendominasi (INP), nilai Biological Changes. Center for Limnology,
Hi dan FBI di atas dapat disimpulkan bahwa University of Wisconsin. 36:75–99.
kualitas air irigasi yang melewati sistem Wisconsin
pertanian organik lebih baik daripada sistem [5] Clesceri, L. S., Greenberg, A. E. & Eaton, A.
pertanian anorganik. Dengan demikian D. 1998. Standard Methods for the
masyarakat petani desa Sumber Ngepoh perlu Examination of Water and Waste Water.
mempertimbangkan pengalihan sistem pertanian 20th Ed. Washington
dari anorganik menjadi organik. [6] Dunlop, J., Gregor, Mc. G. & Horrigan, N.
2005. Potential Impacts of Salinity and
KESIMPULAN Turbidity in Riverine Ecosystem. National
Action Plan for Salinity and Water Quality.
Kualitas fisiko-kimia air di saluran irigasi State of Queenslands
yang melewati pertanian organik dan anorganik [7] Farrell-Poe, K. 2005. Water Quality &
Desa Sumber Ngepoh masih memenuhi baku Monitoring. Master Watershed Steward.
mutu air irigasi. Berdasarkan kualitas fisik-kimia Maricopa,United States
(TSS, TDS, konduktivitas dan bikarbonat) dan [8] Gardner, S. T. 2007. Aquatic
struktur komunitas makroinvertebrata bentos Macroinvertebrates as Bioindicators of
(komposisi, jenis yang mendominasi (INP), nilai Water Pollution in the Duwamish Estuary of
Hi dan FBI), kualitas air di saluran irigasi yang Seattle Washington. Journal of Ecological
melewati pertanian organik lebih baik Stuff, Settle University. Washington
dibandingkan pertanian anorganik. [9] Jae Bae, Y.,Kil, H. K. & Seok Bae, K. 2005.
Benthic Macroinvertebrates for Uses in
UCAPAN TERIMA KASIH Stream Biomonitoring and Restoration.
KSCE Journal of Civil Engineering. 9(1):
Penelitian ini merupakan bagian dari 55-63
Staff Research Grant dari Indonesia Managing [10] Kalyoncu, H. & Zeybek, M. 2011. An
Higher Education for Relevancy and Eficiency application of different biotic and diversity
(IMHERE) 2012 Jurusan Biologi, Universitas indices for assessing water quality: A case
Brawijaya dengan peneliti Dr. Catur study in the Rivers Çukurca and Isparta
Retnaningdyah, M.Si dan Dr. Endang (Turkey). African Journal of Farming
Arisoesilaningsih. Penulis juga mengucapkan Research. 6(1): 19-27

Jurnal Biotropika | Vo. 1 No. 4 | 2013 158


[11] Kumar, A. & Vyas, V. 2012. Diversity of
Molluscan Communities in River Narmada,
India. Journal of Chemical, Biological and
Physical Sciences. 2(3):1407-1412. India
[12] Mandaville, M. S. 2002. Benthic
Macroinvertebrates in Freshwaters-Taxa
Tolerance Values, Metrics, and Protocols.
Soil & Water Conservation Society of
Metro Halifax.
[13] Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog
Indonesia (MITI). 2013. 10 Bahan Pangan
Indonesia Masih Impor. http://beranda.miti.
or.id/10-bahan-pangan-indonesiamasih-
impor/. Diakses tanggal 19 Juni 2013
[14] Mohindru, S. 2012. Impor Beras Turun
Drastis. http://indo.wsj.com/posts/2012/11/
29/impor-beras-turun-drastis/. Diakses
tanggal 19 Mei 2013
[15] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
(PP RI). 2001. Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air. Kementrian
Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
Jakarta
[16] Provin, T. L. & Pitt, J. L. 2002. Description
of Water Analysis Parameters. Texas A&M
Agrilife Extension. Texas
[17] Putri, A. F. D. 2012. Evaluasi Kualitas
Biodiversitas Pada Sawah Padi Intensif
Semiorganik di Kecamatan Dampit,
Kepanjen, dan Lawang, Kabupaten Malang.
Program Studi Biologi Reproduksi Minat
Biologi Konservasi, Universitas Brawijaya.
Malang. Tesis
[18] Verma, O.P., Khanan, B. & Shukla, S. 2012.
Determination of Physico-Chemical
Characteristics of Four Canals of Allahabad
Region and its Suitability for Irrigation.
Advances in Applied Science Research.
3(3): 1531-1537
[19] Weber-Scannell, P. K & Duffy, K. L. 2007.
Effects of Total Dissolved Solids on
Aquatic Oeganisms: A Review of Literature
and Recommendation for Salmonid Species.
American Journal of Environmental
Sciences. 3(1): 1-6
[20] World Wildlife Fund (WWF). 2007.
National Surface Water Classification
Criteria & Irrigation Water Quality
Guidelines for Pakistan. Freshwater &
Toxics Programme, WWF. Pakistan

Jurnal Biotropika | Vo. 1 No. 4 | 2013 159

You might also like