Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
2
Universitas Sriwijaya
3
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktik lapangan ini yaitu:
1. Mengetahui pengaruh penggunaan mulsa plastik perak pertumbuhan dan
hasil tanaman terung (Solanum melongena L.) di Lahan Praktik Klinik
Agribisnis Universitas Sriwijaya,
Universitas Sriwijaya
4
1.4 Kegunaan
Melalui kegiatan praktik lapangan ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman tentang pemanfaatan mulsa untuk tanaman terung
(Solanum melongena L.) sebagai tambahan pustaka.
Universitas Sriwijaya
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
6
Universitas Sriwijaya
7
a. Akar
Akar tanaman terong ungu memiliki akar tunggang dan cabang-cabang akar
dapat menembus kedalam tanah sekitar 80-100 cm. Akar-akar yang tumbuh
mendatar dapat menyebar dengan radius 40-80 cm dari pangkal batang tergantung
dengan umur tanaman dan kesuburan tanah (Rukmana, 2003).
b. Batang
Batang terong ungu pendek, berkayu dan berbentuk silindris, tegak lurus, serta
memiliki percabangan simpodial. Tinggi batang tanaman bervariasi anatar 50-150
cm tergantung jenis varietesnya. Permukaan kulit batang cabang ataupun daun
tertutup oleh buku-buku halus. Batang tanaman ini membentuk percabangan yang
menggarpu dan tidak beraturan. Arah tumbuh cabang condong ke atas. Batang
utama terong memiliki ukuran cukup besar dan agak keras, sedangkan
percabangannya memiliki ukuran lebih kecil. Fungsi batang sebagai tempat
tumbuhnya daun dan organ-organ lain dan digunakan sebagai pengangkut zat hara
dari akar ke daun dan sebagai jalan menyalurkan zat hasil asimilasi ke seluruh
bagian (Bambang C, 2016).
c. Bunga Terung
Bunga terung merupakan bunga banci atau lebih dikenal dengan bunga
berkelamin dua, dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan
alat kelamin betina (putik). Bunga seperti ini sering dinamakan bunga lengkap.
Bunga terung berbentuk bintang, berwarna biru atau lembayung cerah sampai
warna yang lebih gelap. Bunga terung tidak mekar secara serempak dan
penyerbukan bunga dapat terjadi secara silang atau menyerbuk sendiri (Rukmana,
2003). Perhiasan bunga yang dimiliki adalah kelopak bunga, mahkota bunga, dan
tangkai bunga. Pada saat mekar, diameter bunga rata-rata 2,5-3 cm, letaknya
menggantung. Mahkota bunga berjumlah 5-8 buah dan akan gugur sewaktu buah
berkembang. Benang sari berjumlah 5-6 buah. Kedudukan putik umumnya lebih
tinggi dari pada benang sari, walaupun ada yang tingginya sama (Imdad dan
Nawangsih, 1999).
Universitas Sriwijaya
8
d. Daun
Daun terung terdiri atas tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).
Daun seperti ini lazim disebut daun bertangkai. Tangkai daun berbentuk silindris
dengan sisi agak pipih dan menebal dibagian pangkal, panjangnya berkisar antara
5-8 cm. Daunnya berbentuk macam-macam yaitu belah ketupat hingga oval,
bagian ujung daun tumpul, pangkal daun meruncing, dan sisi bertoreh dan
permukaan daunnya tertutup oleh bulu-bulu halus. Helain daun terdiri atas tulang
pokok, tulang cabang, dan urat-urat daun. Tulang pokok daun merupakan
perpanjangan dari tangkai daun yang semakin mengecil ke arah pucuk daun.
Lebar helaian daun berbeda-beda sesuai varietasnya namun rata-rata sekitar 7-9
cm. Sedangkan panjang daun yaitu antara 12-20 cm (Soetasad et al., 2003). Letak
daun berselang-seling, dan bertangkai pendek. Jumlah daun adalah 8helai-15helai
dalam tiap satu batangnya (Joko, 2016).
e. Buah
Buah terung merupakan buah sejati tunggal dan berdaging tebal, lunak, serta
tidak akan pecah bila buah telah masak. Daging buah ini merupakan bagian yang
enak dimakan. Bentuk buahnya beraneka ragam, diantaranya bulat, lonjong atau
bulat panjang. Terung putih ini bentuknya hampir sama seperti terung jepang
namun ukurannya sedikit lebih besar. Berwarna putih bersih dan memiliki rasa
yang sedikit lebih manis dibandingkan dengan jenis terung lainnya. Biji- biji
terung terdapat bebas dalam selubung lunak yang terlindungi oleh daging buah.
Biji ini merupakan alat reproduksi atau perbanyakan tanaman secara generatif.
Buah terung merupakan buah sejati tunggal dan berdaging tebal, lunak dan berair
Daun kelopak melekat pada dasar buah, dan berwarna hijau atau keunguan. Buah
menggantung tiap tangkai buah. Umumnya pada satu tangkai terdapat satu buah
terung. Namun, ada pula yang lebih dari satu. Buah terung bentuknya beraneka
ragam sesuai dengan varietasnya (Soetasad et al., 2003). Buahnya bermanfaat
untuk menghambat kerusakan pembuluh darah, anti kejang dan anti kanker.
Universitas Sriwijaya
9
Universitas Sriwijaya
10
Tabel 2.3. Kandungan gizi buah terung dalam tiap 100 gram bahan
Banyaknya
Kandungan Gizi
1 2
Kalori 24,00 kal. 24,00 kal.
Protein 1,00 gr 1,10 gr
Lemak 1,00 gr 0,20 gr
Karbohidrat 1,00 gr 5,50 gr
Serat 1,00 gr -
Abu 1,00 gr -
Kalsium 1,00 gr 15,00 mg
Fosfor 1,00 gr 37,00 mg
Zat Besi 1,00 gr 0,40 mg
Natrium 1,00 gr -
Kalium 1,00 gr -
Vitamin A 1,00 gr 30,00 S.I
Vitamin B1 1,00 gr 0,40 mg
Vitamin B2 1,00 gr -
Vitamin C 1,00 gr 5,00 mg
Niacin 1,00 gr -
Air 1,00 gr 92,70 gr
Universitas Sriwijaya
11
Universitas Sriwijaya
12
Universitas Sriwijaya
13
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN
Bulan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perencanaan X X
2 Penyusunan
X X
Proposal
3 Kegiatan X X X X X
4 Panen X
5 Penyusunan
X X
Laporan
Universitas Sriwijaya
14
Universitas Sriwijaya
15
BAB 4
GAMBARAN UMUM LOKASI
Universitas Sriwijaya
16
Universitas Sriwijaya
17
Universitas Sriwijaya
18
Universitas Sriwijaya
19
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Universitas Sriwijaya
20
keadaan akar tanaman lebih nyaman sehingga akar-akarnya tumbuh sempurna dan
menghasilkan tanaman yang sehat dan berkualitas tinggi.
Gambar 5.1 Pemakaian plastik mulsa Gambar 5.2 Lahan tidak memakai
plastik mulsa
Universitas Sriwijaya
21
Universitas Sriwijaya
22
baik. Kemudian tiriskan benih, lalu ditanamkan di media semai yakni polybag
yang sudah diisi dengan tanah dan pasir dengan perbandingan 2 : 1. Setelah kedua
media tanam ini telah siap maka benih dimasukkan. Masing-masing polybag diisi
dengan 1-2 benih. Lalu disiram dengan air.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan
seperti temperatur, cahaya, air, dan sebagainya. Penyiraman pada benih ini
dilakukan secara rutin setiap pagi dan sore agar mempercepat pertumbuhan dan
menjaga kelembaban tanah. Penyemaian ini dilakukan selama 2-4 minggu sampai
benih sudah siap dipindahkan ke lahan yang sudah disiapkan. Pada gambar 5.4
merupakan pertumbuhan benih.
5.1.5. Penanaman
Penanaman bibit terung (Solanum melongena L.) dilakukan di lahan seluas
30 m x ½ m dimana setiap lubang tanam berdiameter 3 cm dan kedalaman 3 cm.
Kemudian, memilih bibit yang siap untuk ditanam dengan memperhatikan bibit
yang bebas dari hama dan penyakit. Pada saat penanaman dalam budidaya terung
(Solanum melongena L.) pembuatan lubang tanam dengan jarak 60 cm x 75cm
dari lubang satu ke lubang yang lainnya. Sebelumnya lubang tersebut disiram air
secukupnya, lalu bibit yang terpilih dipindahkan satu persatu ke lubang yang telah
Universitas Sriwijaya
23
disiapkan dan diusahakan tidak terlepas dari tanahnya. Kegiatan ini dilakukan
disore hari, hal ini dikarenakan agar mengurangi terjadinya kegagalan atau
mengurangi kematian pada tanaman yang baru dipindahkan serta agar perakaran
tidak terganggu. Dapat dilihat pada gambar 5.5 penyiraman lubang tanaman dan
gambar 5.6 proses penanaman bibit terung.
Gambar 5.5 Penyiraman lubang tanaman Gambar 5.6 Proses penanaman bibit
Universitas Sriwijaya
24
5.1.6.2. Penyiraman
Salah satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah melakukan penyiraman
secara rutin yang dilakukan pada pagi atau sore hari menggunakan alat
penyiraman yakni gembor. Penyiramakan dilakukan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan air tanaman dan menjaga kelembaban tanah karena tanaman terung
merupakan tanaman yang membutuhkan kadar kelembaban yang cukup tinggi.
Sehingga jika tanaman kekurangan air maka akan terjadi penghambatan
pertumbuhan tanaman dan juga agar tidak mudah layu.
5.1.6.3. Penyiangan
Penyiangan merupakan usaha pengendalian atau pengurangan gulma yang
tumbuh didaerah sekitar tanaman. Penyiangan dilakukan dalam seminggu sekali.
Gulma harus dibersihkan karena dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil
produksi. Hal ini dilakukan menggunakan cangkul dan juga menggunakan tangan.
Pertumbuhan gulma sendiri sangat cepat maka dari itu harus benar-benar
diperhatikan.
5.1.6.4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dua minggu setelah proses penanaman dengan
memberikan zat-zat makan pada tanaman serta memperbaiki struktur tanah dan
menambah unsur hara bagi tanaman. Pemupukan dilakukan menggunakan pupuk
Universitas Sriwijaya
25
NASA yang dicairkan dengan air lalu disiramkan ke tanaman terung. Adapun
manfaat dari pupuk ini adalah memperbaiki lahan yang rusak, mempercepat
pertumbuhan, pembungaan, pembuahan dan mengurangi kerontokan bunga atau
buah serta meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman.
5.1.7. Panen
Pemanenan tanaman terung dilakukan pada umur ± 90 hari setelah
penanaman. Buah terung yang siap panen memiliki bentuk yang cukup besar
dengan keadaan buah yang padat dan belum terlalu tua. Jika terlambat dipanen
maka kualitas buah terung akan menurun. Pemanenan dilakukan dengan cara
Universitas Sriwijaya
26
memotong bagian pangkal buah mengunakan gunting dan dilakukan oleh 1 orang
(1HOK) selama 2 jam yang berlangsung di sore hari.
Universitas Sriwijaya
27
produksi dan keadaan fisik terung tersebut. Dilihat dari pertumbuhan terung,
tanaman yang menggunakan mulsa plastik perak lebih tinggi, pertumbuhannya
lebih cepat dan lebih merata dibandingkan dengan tanaman yang tidak
menggunakan mulsa plastik perak.
Tanaman terung yang menggunakan mulsa lebih cepat berbuah secara merata
dibandingkan terung yang tidak menggunakan mulsa. Hal ini disebabkaan karena
penggunaan mulsa warna hitam akan menyerap panas sehingga suhu disekitar
perakaran tanaman menjadi hangat. Selain itu warna hitam juga mencegah sinar
matahari menembus kedalam tanah sehingga benih-benih gulma tidak akan
tumbuh. Kemudian, warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya matahari
sehingga proses fotosintesis menjadi lebih optimal.
Dilihat dari hasil produksi terung menggunakan mulsa, hasil yang diperoleh
lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak menggunakan mulsa, dimana
masing-masing memiliki hasil produksi sebesar 4kg dan 2kg. Keadaan fisik pun
memiliki perbedaan, terung yang menggunakan mulsa memiliki daun yang hijau
sedangkan yang tidak menggunakan mulsa memiliki daun yang agak pucat dan
kecil. Dari segi batang pun lebih kuat yang menggunakan mulsa daripada yang
tidak menggunakan mulsa.
Sehingga dari hasil yang diamati selama praktik lapangan ini, penggunaan
mulsa plastik hitam perak lebih efisien dalam budidaya terung dibandingkan
dengan tidak menggunakan mulsa plastik hitam perak.
Universitas Sriwijaya
28
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan Praktik Lapangan yang dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Indonesia merupakan Negara yang Agraris, dimana memiliki sebagian besar
penduduknya bekerja sebagai petani yang mempunyai potensi yang cukup
besar untuk menggembangkan produk-produk pertanian seperti tanaman
pangan, hortikultura, peternakan, perikanan dan kehutanan. Terung menjadi
sayuran yang wajib ada disetiap pasar. Terdapat berbagai jenis terung yang
dijual dipasaran dengan harga yang terjangkau, ini menyebabkan banyaknya
konsumen yang berniat untuk membeli.
2. Pada budidaya terung (Solanum melongena L.) untuk mendapatkan hasil yang
optimum, memerlukan beberapa tahapan dalam proses membudidayakannya,
yakni dengan mempersiapkan lahan seluas 30m x ½ m, pemupukan dasar,
pemasangan mulsa, persemaian benih dan penanaman. Kemudian melakukan
pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiraman, penyulaman, penyiangan,
pemupukan dan pengendalian hayati.
3. Penggunaan mulsa memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan, hasil produksi,
dan keadaan fisik terung. Dari hasil pengamatan selama praktik lapangan ini,
bahwa penggunaan mulsa lebih efisien dalam budidaya terung dibandingkan
dengan tidak menggunakan mulsa.
6.2. Saran
Saran yang dapat diberikan setelah melaksanakan praktik lapangan selama ini
adalah :
1. Para petani dalam membudidayakan terung terutama terung putih, sebaiknya
diterapkan untuk menggunakan mulsa plastik perak karena dapat memberikan
keuntungan baik dari biologi, fisik maupun kimia tanah. Secara fisik mulsa
mampu menjaga suhu tanah lebih stabil dan mampu mempertahankan
kelembaban di sekitar perakaran tanaman.
Universitas Sriwijaya
29
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya
30
Universitas Sriwijaya
31
Kondisi lahan satu bulan satu minggu Umur tanaman satu bulan dua minggu
Universitas Sriwijaya
32
Universitas Sriwijaya
33
Universitas Sriwijaya
34
Universitas Sriwijaya
35
Universitas Sriwijaya
36
DAFTAR PUSTAKA
Siemonsma, J.S. dan K. Piluek. 1994. Plant Resources of South East Asia
Vegetables. Prosea Foundation. Bogor.
Soetasad, Muryanti dan Sunarjono. 2003. Budidaya Terung Lokal dan Terung
Jepang. Penebar Swadaya. Jakarta
Universitas Sriwijaya