You are on page 1of 4

LAPORAN KASUS LABORATORIUM ILMU KESEHATAN ANAK ....

Tercatat
bakteri sebagai penyebab tersering bronkopneumonia pada bayi dan anak adalah ...
You've visited this page 2 times. Last visit: 12/30/18

LAPORAN KASUS bronkopneumonia.docx - Scribd

https://www.scribd.com/.../LAPORAN-KASUS-bronkopneumonia-...

1.
2.
Translate this page
Rating: 5 - 7 votes
Berdasarkan data WHO, kejadian pneumonia di Indonesia pada balita diperkirakan
antara 10-20% pertahun. BAB 2 LAPORAN KASUS A. IDENTITAS PASIEN ...

Laporan Kasus Bronkopneumonia - Scribd

https://www.scribd.com/doc/.../Laporan-Kasus-Bronkopneumonia

1.
2.
Translate this page
Rating: 5 - 1 vote
Telah diuji dan disetujui Laporan K
pondilosis servikal adalah suatu kondisi yang diakibatkan oleh kerusakan ruas tulang
leher dan bantalannya, sehingga menekan saraf tulang belakang dan menimbulkan
gejala umum berupa nyeri leher, bahu, dan kepala. Spondilosis servikal juga dikenal
sebagai penyakit osteoartritisservikal atau artritis leher. Spondilosis servikal terjadi
akibat proses penuaan, namun dapat diperburuk oleh faktor lain.

pondilosis dapat mengakibatkan menyempitnya saluran tulang belakang dan


menekan saraf tulang belakang sehingga dapat muncul gejala, seperti:

 Kaku pada leher.


 Sakit leher yang diperburuk saat batuk atau bersin.
 Nyeri dapat menyebar ke daerah kepala, bahu, dan lengan.
 Terasa kesemutan, kaku, dan lemah pada lengan, tangan, tungkai, dan kaki.
 Kesulitan berjalan dan susah mengoordinasikan gerakan.
 Muncul gerakan involunter pada tungkai.
 Tidak bisa menahan buang air kecil dan buang air besar.

Namun spondilosis servikal bisa juga tidak menimbulkan gejala, apabila tidak
menekan saraf tulang belakang. Mungkin hanya akan muncul nyeri dan kaku pada
leher.

b Spondilosis Servikal
Spondilosis servikal utamanya terjadi akibat perubahan struktur dan kerusakan
jaringan pada tulang belakang dan tulang leher. Perubahan yang terjadi dapat
berupa:

 Menipisnya bantalan tulang. Tulang leher merupakan bagian dari tulang


belakang yang bentuknya seperti pilar yang memiliki ruas. Di antara ruas
tersebut diisi oleh bantalan tulang. Seiring bertambahnya usia, bantalan ini
akan menipis akibat berkurangnya cairan pada bantalan tersebut. Jika
bantalan ini menipis, akan sering terjadi gesekan antar tulang.
 Herniasi bantalan tulang. Akibat penuaan, bantalan tulang leher juga dapat
mengalami keretakan, sehingga membuat bantalan ini menonjol dan
menekan saraf tulang belakang.
 Ligamen kaku. Penuaan juga dapat menyebabkan ligamen atau jaringan ikat
antara tulang leher menjadi kaku dan tidak fleksibel.
 Pengapuran tulang leher. Sebagai respon terhadap menipisnya bantalan
tulang, tulang leher akan membentuk jaringan tambahan dalam upaya
menjaga keutuhan tulang leher. Jaringan tulang tambahan ini dapat menekan
saraf tulang belakang.

Seseorang akan lebih mudah terkena spondilosis servikal jika memiliki faktor risiko,
seperti:

 Usia. Risiko seseorang mengalami spondilosis servikal akan meningkat


seiring dengan bertambahnya usia.
 Merokok.
 Faktor genetik. Jika ada anggota keluarga yang mengalami spondilosis
servikal, kerabat keluarga tersebut juga memiliki risiko lebih mudah terkena
spondilosis servikal.
 Pekerjaan. Pekerjaan yang melibatkan gerakan leher berulang, posisi yang
tidak ergonomis, serta melibatkan tekanan pada leher dapat memudahkan
seseorang terkena spondilosis servikal.
 Cedera leher. Seseorang yang pernah mengalami cedera leher, lebih rentan
mengalami spondilosis servikal.

Diagnosis Spondilosis Servikal


Periksakan diri ke dokter apabila Anda sering mengalami kaku dan nyeri di leher,
terutama apabila usia Anda telah memasuki 60 tahun.
Selain menanyakan gejala-gejala yang dirasakan dan memeriksakan pergerakan
leher atau refleks lengan dan tungkai untuk mengetahui adanya kerusakan saraf
akibat penyempitan tulang belakang, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan
lebih lanjut bila diperlukan. Di antaranya adalah:

 Pemeriksaan foto Rontgen, untuk melihat pengapuran. Foto Rontgen dapat


digunakan sebagai pemeriksaan awal untuk menyingkirkan kondisi seperti
tumor, infeksi, atau patah tulang.
 CT scan, untuk melihat gambaran lebih detail terhadap tulang. Baik pada CT
scan maupun foto Rontgen, dapat digunakan kontras yang disuntikkan pada
saluran tulang belakang, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
 MRI, digunakan untuk mengetahui area spesifik terhadap jaringan saraf yang
tertekan.

Elektromiografi (EMG) dan tes konduktivitas saraf, untuk mengetahui


aktivitas listrik antara saraf dengan otot, serta kecepatan penghantaran impuls
listriApa itu Spondilolisis?
Spondilolisis adalah cacat bawaan yang memengaruhi vertebra lumbalis atau vertebra
toraks. Namun, umumnya lebih sering ditemukan memengaruhi vertebra toraks. Hal ini
menyebabkan sakit punggung bagian bawah yang parah dan dapat sangat mengganggu
mobilitas, yang mengarah pada berkurangnya kualitas hidup. Rasa sakit ini disebabkan oleh
pergeseran atau patah tulang yang memengaruhi berbagai bagian tulang belakang; dari
waktu ke waktu, patahan ini menyebabkan melemahnya vertebra secara umum dan
akhirnya dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih parah dikenal sebagai
spondilolistesis, di mana satu atau lebih dari tulang bergeser dari posisi mereka. Ketika ini
terjadi, ada kemungkinan untuk tulang untuk menekan saraf, menyebabkan sakit parah dan
memerlukan perbaikan dengan pembedahan.

Penyebab Spondilolisis

 k tersebut. Pada saat tes konduktivitas sara

melakukan pijatan.7

I. Operasi

Tindakan
DAFTAR PUSTAKA

1. Emil R. 2004. Sindroma Servikal. Semara

You might also like