Professional Documents
Culture Documents
1. Kewenangan
1. Atribusi yaitu pemberian kewenangan pada badan atau lembaga / pejabat Negara
tertentu baik oleh pembentuk Undang-Undang Dasar maupun pembentuk
Undang-Undang.
Contoh : Atribusi kekuasaan presiden dan DPR untuk membentuk Undang -
Undang.
2. Delegasi yaitu penyerahan atau pelimpahan kewenanangan dari badan / lembaga
pejabat tata usaha Negara lain dengan konsekuensi tanggung jawab beralaih pada
penerima delegasi.
Contoh : Pelaksanaan persetujuan DPRD tentang persetujuan calon wakil kepala
daerah.
3. Mandat yaitu pelempahan kewenangan dan tanggung jawab masih dipegang oleh si
pemberi mandat.
Contoh : Tanggung jawab memberi keputusan - keputusan oleh menteri
dimandatkan kepada bawahannya.
2. Wewenang
Wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar mencapai tujuan tertentu. Ada 2 pandangan
mengenai sumber wewenang, yaitu :
1. Formal, bahwa wewenang di anugerahkan karena seseorang diberi atau
dilimpahkan/diwarisi hal tersebut.
2. Penerimaan, bahwa wewenang seseorang muncul hanya bila hal itu diterima oleh
kelompok/individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan.
3. Kekuasaan
Pada intinya, kekuasaan diartikan sebagai kapasitas yang dimiliki seseorang untuk
mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku orang lain sesuai dengan yang diinginkannya.
Kekuasaan (power) sering sekali dicampur adukan dengan pengertian wewenang. Kekuasaan
itu sendiri memiliki arti sebagai suatu kemampuan untuk melakukan hak tersebut. Ada
banyak sumber dari kekuasaan itu sendiri, dan keenam sumber kekuasaan tersebut dapat
diringkas sebagai berikut :
1. Kekuasaan balas – jasa
2. Kekuasaan paksaan
3. Kekuasaan sah.
4. Kekuasaan pengendalian informasi.
5. Kekuasaan panutan.
6. Kekuasaan ahli.
Persamaan tanggung jawab dan wewenang adalah baik dalam teori, tetapi sukar
dicapai. Dapat disimpulkan, wewenang dan tanggung jawab adalah sama dalam jangka
panjang, dan dalam jangka pendek, tanggung jawab lebih besar peranannya dari pada
wewenang itu sendiri.
Organisasi lini adalah orang/badan usaha yang mempunyai hubungan pelapor hanya dengan
satu atasan, sehingga ada kesatuan perintah. Dan organisasi staf adalah orang/badan usaha
dalam struktur organisasi yang fungsi utamanya memberikan saran dan pelayanan kepada
fungsi ini. Ada 2 tipe staf, yaitu :
1. Staf pribadi; sebagai pemberi saran , bantuan, dan jasa kepada atasannya.
2. Staf spesialis; sebagai pemberi saran, konsultasi, bantuan dan melayani seluruh
lini serta diperlukannya keahlian khusus.
Robbins membagi sumber kekuasaan menjadi dua, yaitu kekuasaan formal dan
kekuasaan personal. Kekuasaan formal didasarkan pada posisi individu dalam organisasi,
meliputi :
a. Kekuasaan paksaan (coercive power), didasarkan pada rasa takut.
b. Kekuasaan imbalan (reward power), adanya pemberian imbalan yang bermanfaat.
c. Kekuasaan hukum (legitimate power), lebih luas daripada kekuasaan paksaan dan
imbalan karena dapat mengendalikan sumber daya organisasi.
d. Kekuasaan informasi (information power), berasal dari akses dan pengendalian
atas informasi.
Berbeda dengan kekuasaan formal, kekuasaan personal tidak didasarkan pada posisi
formal individu dalam organisasi. Ada tiga dasar atau sumber dari kekuasaan personal, yaitu :
a. Kekuasaan pakar (expert power), didasarkan pada keahlian atau keterampilan
istimewa, dan pengetahuan.
b. Kekuasaan rujukan (referent power), didasarkan pada identifikasi orang yang
mempunyai sumber daya atau ciri pribadi yang diinginkan orang lain.
c. Kekuasaan kharismatik (charismatic power), merupakan perluasan dari kekuasaan
rujukan yang berasal dari kepribadian dan gaya interpersonal.