Professional Documents
Culture Documents
A. Definisi
Osteosarkoma adalah tumor tulang primer dan diduga berasal dari sel-sel pembentuk
tulang mesenkimal yang menimbulkan jaringan osteoid ganas (Hockenberry & Wilson,
2014). Sebagian besar lokasi tumor primer berada di wilayah diametaphyseal (bagian yang
lebih luas dari poros, berdekatan dengan lempeng pertumbuhan epifisis) tulang panjang,
terutama di ekstremitas bawah. Lebih dari setengah terjadi di tulang paha, terutama bagian
distal, dengan sisanya melibatkan humerus, tibia, panggul, rahang, dan falang.
B. Klasifikasi Osteosarcoma
G. PATHWAY
Faktor genetik
Sinar radioaktif
Virus
leukemia
Peningkatan jumlah
leukosit imatur/abnormal
Anemia Terjadi
gangguan Kekebalan tubuh
pembekuan menurun
Pucat, lemah, lemas darah
a. Fase Induksi
Dimulai 4-6 minggu setelah diagnose ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi
kortikosteroid (prednison), vincristin, dan L asparaginase.Fase induksi dinyatakan
berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum
tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.
b. Fase Profilaksis
Sistem saraf pusat, pada terapi ini diberikan metotreksat, cytarabine dan
hydrocortisone melalui intrathecal untuk mencegah invasi sel leukemia ke
otak.Terapi irradiasi cranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami
gangguan system saraf pusat.
c. Konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisi dan
mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh.Secara berkala,
mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon
sumsum tulang terhadap pengobatan.Jika terjadi surpresi sumsum tulang, maka
pengobatan dihentikan sementra atau dosis obat dikurangi.
d. Terapi rumatan
Terapi rumatan dimulai setelah terapi induksi dan konsolidasi selesai dan berhasil
dengan baik mempertahankan remisi. Terapi obat yang diberikan selama terapi
rumatan meliputi merkaptopurin setiap hari, metotreksat seminggu sekali, dan
terapi intratekal secara periodik. Terapi ini diberikan selama dua tahun kemudian.
Pemeriksaan hitung darah lengkap harus dilakukan selama terapi rumatan untuk
mengevaluasi respon sumsum tulang terhadap obat-obatan yang digunakan.
Penatalaksanaan medis dalam pemberian kemoterapi dan radioterapi:
1. Prednison untuk efek antiinflamasi
2. Vinkristin (oncovin) untuk antineoplastik yang menghambat pembelahan sel
selama metaphase
3. Asparaginase untuk menurunkan kadar asparagin (asam amino untuk pertumbuhan
tumor)
4. Metotreksat sebagai antimetabolik untuk menghalangi metabolism asam folat
sebagai zat untuk sintesis nucleoprotein yang diperlukan yang diperlukan sel-sel
yang cepat membelah
5. Sitarabin untuk menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia granulositik yang
menekan sumsum tulang yang kuat.
6. Alopurinol sebagai penghambat produksi asam urat dengan menghambat reaksi
biokimia.
7. Siklofosfamid sebagai antitumor kuat.
8. Daurnorubisin sebagai penghambat pembelahan sel selama pengobatan leukemia
akut
(Hidayat, Aziz. 2008)
3. Resusitasi
Pasien yang baru didiagnosis leukemia akut biasanya berada dalam keadaan
sakit berat dan renta terhadap infeksi berat dan atau perdarahan. Prioritas utamanya
adalah resusitasi mengguakan antibiotic dosis tinggi intravena untuk melawan infeksi,
transfusi trombosit atau plasma beku segar (fresh frozen plasma) utuk mengatasi anmia.
Penggunaan antibiotic dalam situasi ini adalah tindakan yang tepat walaupun demam
yang terjadi ternyata merupakan akibat dari penyakit itu sendiri dan bukan akibat
infeksi.Lebih mudah menghentikan pemberian antibiotic daripada menyelamatkan
pasien dengan syok dan septicemia yang telah diberikan tanpa terapi antibiotik.
(Patrick. 2005)
H. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat penyakit : pengobatan kanker sebelumnya
b. Riwayat keluarga : adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter misal
kembar (monozigot)
c. Kaji adanya tanda – tanda anemia : kelemahan, kelelahan, pucat, sakit kepala,
anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat
d. Kaji adanya tanda – tanda leukopenia : demam, stomatitis, gejala infeksi pernafasan
atas, infeksi perkemihan; infeksi kulit dapat timbul kemerahan atau hiotam tanpa pus
e. Kaji adanya tanda – tanda trombositopenia : ptechiae, purpura, perdarahan membran
mukosa, pembentukan hematoma, kaji adanya tanda – tanda invasi ekstra medulla;
limfadenopati, hepatomegali, splenomegali.
f. Kaji adanya pembesaran testis, hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi di
sekitar rektal dan nyeri.
3. Diagnosa Keperawatan
a. Kelemahan / Keletihan
b. Risiko cidera
c. Risiko infeksi
d. Nyeri
I. Rencana Keperawatan
Alimul Hidayat, Aziz. 2008. Pengantar Ilmu Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika
Handayani, Wiwik & Hariwibowo, Andi Sulistyo. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan
pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika .
Hidayat, Aziz Alimut. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2. Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, Aziz Alimut. 2008. Pengantar Ilmu Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.
National Cancer Institute. (2013). What you need to know about leukemia. US: National
Institutes of Health.
Prince of Wales’ Hospital. (2017). Leukemia. Rumah Sakit Prince of Wales: Departemen
Onkologi Klinis.
Suriadi. Yuliani, Rita. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: Penebar Swadaya
Wong, D.L., Eaton, M.H., Wilson, D., Winkelstein, M.L., & Schwartz, P. (2008). Buku ajar
keperawatan pediatrik wong; alih bahasa Andry Hartono, Sari Kurnianingsih, Setiawan.
Edisi 6. Jakarta: EGC.