Professional Documents
Culture Documents
1. Ultrasound
Ultrasound memegang peranan penting sebagai modalitas diagnostic dan
resusitasi untuk pasien dengan trauma atau yang kerap dikenal sebagai FAST (Focused
Assessment with Sonography in Trauma). Evaluasi ultrasound terhadap pasien dengan
trauma sangatlah menguntungkan karena dapat dilakukan dengan cepat secara bedside,
akurat untuk memastikan adanya penumpukan cairan pada rongga abdomen, tidak
invasive, dan tidak membutuhkan radiasi pengion ataupun kontras untuk
melakukannya.
Penumpukan cairan pada rongga abdomen akan memberikan gambaran echoic
yang echogenisitasnya beragam tergantung jenis cairannya sehingga dapat diamati
fluid-fluid level bila beberapa cairan mengisi rongga abdomen.
Sumber:
https://www.ebmedicine.net/topics.php?paction=showTopicSeg&topic_id=252&seg_i
d=4861
2. CT Scan
CT adalah modalitas utama untuk kasus-kasus trauma abdomen. Keunggulan dari CT
dibandingkan dengan ultrasound adalah CT mampu mengidentifikasi jenis cairan yang
mengisi rongga abdomen melaui perbandingan dari HU (Houndsfield Unit).
Pemeriksaan CT untuk hematoperitoneum dapat membantu radiologis untuk mencari
tahu sumber organ yang mengalami trauma/injury yang menyebabkan penumpukan
darah tersebut.
Sumber : https://pubs.rsna.org/doi/pdf/10.1148/rg.271065042
3. MRI
MRI tidak memungkinkan untuk digunakan di semua kondisi klinis, namun MRI
memiliki beberapa keunggulan yaitu MRI tidak memerlukan radiasi pengion dan
memiliki resolusi kontras yang superior dengan gadolinium. Sebelum dilakukan
pemeriksaan dengan MRI, perlu diperiksa dulu kadar ureum kreatinin dari pasien
karena gadolinium memiliki efek pada fungsi ginjal dan bisa menginduksi gagal
ginjal.
(Sumber:
MRI in abdominopelvic emergencies, Kumbhar, MD, et al)