You are on page 1of 14

Laporan Praktikum Hari/tanggal : Kamis, 18 Oktober 2018

Pertanian Organik Kelas/Prak/Kel : A/2/3


Dosen : Yoscarini SHut, M.Si
Asisten : Monica Ayu, Amd
Rizki Selviana, Amd

PEMBUATAN KOMPOS SEMI AEROBIK

Hanna Maria S
(J3M116049)

PROGRAM STUDI TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018

1
DAFTAR ISI

I.PENDAHULUAN ....................................................................................... 3
I.I LatarBelakang ....................................................................................... 3
I.II Tujuan .................................................................................................. 4
I.III Manfaat .............................................................................................. 4
II.METODOLOGI.......................................................................................... 4
II.I Alat dan Bahan .................................................................................... 4
II.II Metode................................................................................................ 4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 5
Tabel 1 Hasil Pengamatan Kompos .......................................................... 6
Tabel 2. Ciri-ciri pupuk yang baik ............................................................ 7
Grafik 1. Tinggi PenyusutanKompos ........................................................ 8
III.IPembahasan ......................................................................................... 9
IV.PENUTUP ............................................... Error! Bookmark not defined.
V.DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 12
Lampiran I. Dokumentasi pengamatan pupuk komposError! Bookmark not
defined.

2
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Limbah padat seperti daun daunan (serasah) dari pertanian dan perkebunan merupakan salah
satu jenis limbah yang dapat menjadi vektor penyakit apabila tidak
ditanggulangi dengan baik. Penumpukan sampah yang terlalu lama dapat
mengakibatkan pencemaran, yaitu bersarangnya hama-hama dan timbulnya
bauyang tidak diinginkan. Salah satu cara mengatasi limbah tersebut yaitu dengan cara
mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih berguna seperti kompos. Serasah pada
umumnya dapat terdekomposisi dengan baik di alam. Namun jika diikuti dengan campur
tangan manusia dalam pengolahannya tentunya akan menghasilkan kompos yang
lebih bermutu dan terbentuk lebih cepat.
Sofian (2006) mengatakan kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari
campuran bahan bahan organik yang dapat dipercepat secara arti fisial oleh populasi
berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik
atau anaerobik, sedangkan proses pengomposan adalah proses dimana bahan organik
mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba mikroba yang
memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Proses ini dapat terjadi secara
aerob, anaerob maupun semianaerobik. Membuat kompos adalah mengatur dan
mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat.
Proses ini meliputi membuatcampuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup,
mengaturan aerasi, dan penambahan pengomposan aktivator.
Kompos merupakan pupuk organik yang penting dan banyak dibutuhkan tanaman.
Kompos terbuat dari bagian-bagian tanaman dan sampah-sampah organik yang telah
mengalami penguraian mikroorganisme. (Bagus, 2007). EM merupakan sumber bakteri
yang banyak digunakan di dalam proses pembuatan kompos, media ini akan membantu
pembuatan kompos menjadi lebih singkat, mudah dan berkualitas lebih baik. EM yang
sangat banyak, diantaranya yang sering digunakan untuk fermentasi bahan-bahan organik
adalah bakteri streptomyces, ragi, lactobacillus dan bakteri fotosintetik. (Bagus, 2007).

1.2 Tujuan Commented [WU1]: Untuk tujuan dan manfaat di


Mengetahui pembuatan kompos melalui proses semi aerobik dan memahami samakan semua yaa
faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan kompos serta melakukan
perbandingan hasil dengan standar kompos semi aerobik.

1.3 Manfaat
Praktikum ini memberikan manfaat yaitu menambah wawasan mengenai
pembuatan kompos sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
memberikan wawasan mengenai pemanfaatan serasah.

3
II. METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan Commented [WU2]: Disamakan


Alat yang digunakan yaitu ember, gunting, kayu, penggaris, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan yaitu daun kering dan buah nanas.

2.2 Prosedur Kerja

• Serasah kering dikumpulkan dan diperkecil ukurannya.

• Hasil pengecilan ukuran serasah dimasukan ke dalam ember hingga tingginya mencapai ¾
tinggi ember.

• Tutup ember dan diamkan selama 1 minggu.


• Pada minggu ke-2 dilakukan penambahan serasah, dan pengadukan. Selanjutnya dilakukan
pencampuran tumbukan nanas dan EM4 + air (1 tutup botol EM4 diencerkan air untuk satu
ember kecil). Serasah diaduk dengan nanas dan biostimulan tersebut. Simpan penggaris atau
kayu penanda ketinggian di dalam ember. Pastikan dalam serasah hanya daun saja tidak ada
benih tanaman masuk kedalam ember, kompos lembab dan tidak terlalu basah.

• Pada minggu ke-3 jika ada jamur dilakukan penjemuran agar tidak busuk dengan parameter
aroma dan kemunculan hifa.

• Pada minggu ke-6/7 hingga dilakukan pengamatan rutin berupa pengukuran tinggi,
pengamatan warna, pengamatan kelembaban, dan pengadukan untuk data laporan uts.

• Pupuk matang dicirikan dengan warna daun gelap hitam, tekstur remah, aroma tidak
menyengat, terjadi penyusutan daun dengan hasil akhir 30-40%.

4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Tabel 1 Hasil Pengamatan Kompos


Berdasarkan hasil pengamatan kompos yang dilakukan didapatkan hasil pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Hasil Pengamatan kompos selama 3 minggu

Perlakuan dan Minggu Ke-


Kondisi 1 (13 September 2018) 2 (20 September 2018) 3 (27 September 2018)

Penambahan Tidak ada penyusutan ketinggian daun Tidak ada penyusutan ketinggian daun Tidak ada penyusutan ketinggian
Serasah serasah serasah daun serasah

Kelembaban pupuk kompos mulai Kelembaban pupuk kompos


Penambahan Nanas Pupuk kompos menjadi lembab
berkurang menjadi lebih lembab

Kelembaban pupuk kompos mulai Kelembaban pupuk kompos


Penambahan EM4 Pupuk kompos menjadi lembab
berkurang menjadi lebih lembab

5
Minggu Ke-
Perlakuan dan
4 ( 4 Oktober 2018) 5 ( 11 Oktober 2018)
Kondisi
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Tinggi (cm) 19 19 20 20

Warna Coklat muda Coklat muda Coklat muda Coklat muda

Aroma Tidak Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau

pH 7 7 7 7

Suhu (oC) 26 oC 26 oC 26oC 26oC

Kelembaban (%) 20% 20% 15% 15%

Kering dan Kering dan Kering dan Kering dan


Tekstur
mudah rapuh mudah rapuh mudah rapuh mudah rapuh

6
Tabel 2. Ciri – ciri pupuk yang baik

Hasil Akhir pupuk kompos kelompok


Ciri-ciri pupuk yang baik Keterangan
Praktikan

Tidak berbau / Berbau tanah Tidak berbau / berbau tanah Sesuai

Berwarna coklat hingga hitam Berwarna coklat Sesuai

Bertekstur remah Bertekstur remah Sesuai

Bersuhu ± 25oC Bersuhu 26 oC Sesuai

pH 6.5 – 7.5 pH 7.5 Sesuai

Tidak sesuai. Hal ini dikarenakan pupuk kompos


Kelembaban 55% – 65% Kelembaban 15%
mengurangi kekurangan air yang cukup banyak

Akan mengalami penyusutan 20% Tidak sesuai. Hal ini dikarenakan pupuk kompos
Tidak ada penyusutan yang terjadi
hingga 40% memiliki kelembaban 15%

7
Tingkat Penyusutan Kompos
30

25
tinggi serasah (cm)

20 Series 1, 20

15

10

5
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5

Grafik 1. Tinggi Penyusutan Kompos

3.2 Pembahasan Commented [WU3]: Bahas segala hal yang terjadi


Pengomposan secara aerobik adalah proses dekomposisi secara biologis pada bahan dilapangan mulai dari proses pembuatannya, perlakuanya,
pengukurannya, jika terjadi penyusutan kompos itu
organik dengan kehadiran oksigen. Dalam proses ini banyak koloni bakteri yang berperan disebabkan oleh apa, dan disertakan oleh pendapat para
dengan ditandai terjadinya perubahan suhu. Pada suhu 35 oC bakteri yang berperan adalah ahli.
Kalian sudah semester 5 jangan hanya membahas yang kaka
phsycrophilic, antara 35 – 55 oC yang berperan adalah bakteri mesofilik dan pada suhu tulis di atas tapi kalian juga bisa mengembangkannya dari
diatas 85 oC yang banyak berperan adalah bakteri termofilik [6]. Hasil dari dekomposisi berbagai sudut ..
bahan organik secara aerobik CO2 , H2O, humus, hara dan energi (panas) (Salim, 2008).

E M 4 mengandung mikroba –mikroba antara lain Lactobacillus, ragi,bakteri fotosintetik,


Actynomycetes dan jamur pengurai selulosa , untuk memfermentasi bahan organik tanah
menjadi senyawa yang mudah yang mudah diserap oleh tanaman. EM4 yang merupakan kumpulan
mikroba terpilih dalam bentuk cair.Setiap bahan organik yang akan terfermentasi oleh
mikroba EM4 dalamkondidi semi anaerob/anaerob pada suhu 40 -50⁰C.Menurut
Siti Umniyatie (1999) Penggunakan EM4 dalam pengomposan memiliki keunggulan antara
lain cepatmasa fermentasinya , irit biaya dan kompos yang dihasilkan memiliki
karakter kompos yang baik misalnya bau warna dan C/N ratio kompos.

Meningkatnyakadar oksigen di dalam kompos tentunya akan meningkatkan kinerja mikroba


aerobsehingga pengomposan berlangsung lebih cepat. Selain itu penambahahan buah
nanas d a n E M 4 sebagai starter dan inokulum juga berperan aktif dalam
mempercepat pembuatan kompos ini. Buah nanas memiliki kandungan salah satu jenis
bakteri yang dapat meningkatkan nitrogen yaitu Azotobacter chrocococum .Bakteri ini
termasuk dari golongan heterotropic non symbiotic yang tidak dapatmembuat makanan
sendiri sebagai keperluan energinya, sehingga dalam mendap-atkan sebagian besar
energi dengan cara mendegradasi bahan-bahan organik.
Dalam praktikum ini, praktikan menambahkan serasah yang disimpan di dalam ember
berukuran besar setinggi 25-30 cm, serasah tersebut sudah digunting kecil-kecil
berukuran sekitar 1-2 cm. Penambahan EM4 dilakukan pada minggu selanjutnya. EM4

8
yang sudah diencerkan lalu ditambahkan ke dalam ember dengan perbandingan 1:1 dan
dilakukan juga penambahan sari buah nanas sebanyak 1 buah dan dilakukan pembuatan
pupuk organik.

Pada tabel pertama menjelaskan kondisi serasah sesuai perlakuannya. Pada minggu
pertama belum terjadi perubahan. Pada minggu kedua dengan penambahan nanas dan
EM4 pupuk kompos mulai berkurang dan lebih lembab.

Hasil dari tabel 2 menjelaskan perbandingan antara ciri kompos yang baik dengan
hasil pengomposan akhir kelompok kami. Menurut Nyoman P. Aryantha (2010),
penentuan kematangan kompos secaralangsung di lapangan dapat dilihat dari
kompos berwana coklat tua hingga hitamdan mirip dengan warna tanah, tidak larut dalam
air, suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan dan tidak berbau. Hasil akhir kompos pada
kelompok kami memiliki cirii-ciri yaitu tinggi kompos 20cm, warnanya coklat muda, aromanya tidak
berbau, ph akhir 7.5, suhu 26 oC, kelembaban 15%, dan teksturnya lembut.

Menurut Isroi (2008) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi


proses pembentukan kompos. Faktor tersebut antara lain:
 Rasio C/N
Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara
30: 1hingga 40:1. M i k r o b a m e m e c a h s e n y a w a C
s e b a g a i s u m b e r e n e r g y d a n menggunakan N untuk intesis
protein. Pada rasio C/N di antara 30 s/d 40mikroba
mendapatkan cukup C untuk energi dan N untuk sintesis
protein. Apabila rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan
kekurangan N untuk sintesis protein sehingga dekomposisi berjalan
lambat.
 Ukuran Partikel
Aktivitas mikroba berada diantara permukaan area dan udara.
Permukaanarea yang lebih luas akan meningkatkan kontak antara
mikroba dengan bahandan proses d e k o m p o s i s i a k a n
berjalan lebih cepat.
 Aerasi
Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam
k o n d i s i y a n g c u k u p oksigen(aerob). Aerasi secara alami
akan terjadi pada saat terjadi peningkatansuhu yang
menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih
dingin m a s u k k e d a l a m t u m p u k a n k o m p o s .

 Porositas
Porositas adalah ruang diantara partikel di dalam
t u m p u k a n k o m p o s . Porositas dihitung dengan mengukur
volume rongga dibagi dengan volumetotal. Rongga rongga ini
akan diisi oleh air dan udara.
 Kelembaban
Kelembaban memegang peranan yang sangat penting
d a l a m p r o s e s metabolisme mikroba dan secara tidak
langsung berpengaruh pada suplayoksigen. Mikrooranisme

9
dapat memanfaatkan bahan organik apabila bahan o r g a n i k
tersebut larut di dalam air. Kelembaban 40 60 %
a d a l a h k i s a r a n optimum untuk metabolisme mikroba.
Apabila kelembaban di bawah 40%, aktivitas mikroba akan
mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi padakelembaban
15%. Apabila kelembaban lebih besar dari 60%, hara akan tercuci,volume
udara berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan
akanterjadi fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap.
 Temperatur
Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba berhubungan
langsung antara peningkatan suhu dengan konsumsi oksigen.
Semakin tinggi temperatur akans e m a k i n b a n y a k k o n s u m s i
oksigen dan akan semakin cepat pula
p r o s e s dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi
dengan cepat pada tumpukankompos. Temperatur yang
berkisar antara 30 60oC menunjukkan
aktivitas pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari
60oC akan membunuh sebagian mikroba dan hanya mikroba thermofilik
saja yang akan tetap bertahan h i d u p .
 pH
Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang
lebar. pH yangoptimum untuk proses pengomposan berkisar antara
6.5 sampai 7.5. p H k o m p o s y a n g s u d a h m a t a n g
b i a s a n y a mendekati netral.
 Kandunganhara
Kandungan P dan K juga penting dalam proses pengomposan, hara
ini akan dimanfaatkan olehmikroba selama proses pengomposan.
 Kandungan bahan berbahaya
Beberapa bahan organik mungkin mengandung
b a h a n b a h a n y a n g berbahaya bagi kehidupan mikroba.
Logamlogam berat seperti Mg, Cu, Zn, Nickel, Cr adalah beberapa
bahan yang termasuk kategori ini. Logam logam berat akan
mengalami imobilisasi selama proses pengomposan.

Manfaat pupuk kompos adalah Meningkatkan aktivitas mikroba. Kompos mengandung


bermilyar mikroorganisme. Semakin banyak aktivitas mikroba di dalam tanah, akar tanaman
semakin mudah mendapatkan zat pakan (nutrien). Mengembangkan struktur tanah.
Meskipun jenis tanah adalah tanah liat atau bercampur pasir, penambahan kompos akan
menguntungkan struktur tanah tersebut. Kompos akan mengikat partikel tanah liat dan
membantu untuk “membuka” tanah. Kompos mengisi ruang antara pasir dan membantu
tanah menahan air. anaman yang tumbuh pada tanah yang berkompos, cenderung lebih
sehat, tahan penyakit, lebih tahan hama, memperlihatkan toleransi kekeringan dan
membutuhkan lebih sedikit air.

10
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan Commented [WU4]: Kesimpulan membahas tentang


Berdasarkan hasil yang didapat, disimpulkan bahwa pembuatan kompos tujuan praktikum ini.
semi anaerob dipengaruhi oleh aerasi, rasio C/N, kelembaban, kandungan hara,
porositas, Ph dan temperatur. Penambahan EM4 dan buah nanas membantu
mempercepat porses pematangan pupuk kompos dengan hasil akhir kompos
yang dibuat mendekati parameter-parameter kompos yang matang dengan baik

4.2 Saran Commented [WU5]: Sarannya terkait praktikum


pembuatan kompos apakah kalian ada saran terkait
Pada saat pengamatan untuk penyediaan dan kualitas alat lebih ditingkatkan pembuatn kompos semi anaerobik yang baik atau terkait
hasil dari kompos yang sudah dibuat dll
untuk meningkatkan efisiensi waktu dan hasil pengamatan. Serta Ukuran serasah
sebaiknya diperkecil lagi agar memepercepat penguraian.

11
V. DAFTAR PUSTAKA Commented [WU6]: Daftar pustaka harus sesuai dengan
penulisan dapus IPB

Harianto, Bagus, 2007. Cara praktis membuat kompos. Agromedia. Jakarta Selatan.

Isroi. 2008.Kompos.Peneliti pada Balai Penelitian Bioteknologi


PerkebunanIndonesia, Bogor.

Siti Umniyatie,dkk. 1999. Pembuatan Pupuk Organik Menggunakan


Mikroba Efektif (Effective Microorganisms 4). L a p o r a n P P M U N Y :
K a r y a Alternatif Mahasiswa.
Sofian. 2006. Sukses Membuat Kompos dari Sampah. Agromedia Pustaka.
Salim Takiyah. 2008. Pemanfaatan Ampas Daun Nilam Sebagai Kompos. Prosiding Seminar
Nasional Teknoin Bidang Teknik Kimia dan Tekstil.

12
Lampiran I. Dokumentasi pengamatan pupuk kompos

Minggu Sesudah diaduk


Sebelum diaduk
ke

13
4

14

You might also like