You are on page 1of 4

embuatan Kerupuk Ikan dan Udang

"Proses pembuatan kerupuk ikan dan udang"

Terbit 07 September 2007 Dibaca 53,781 kali Komentar 50 Komentar Kategori: Kategori lainnya,
Kuliner, Peluang Bisnis Ide Bisnis: kerupuk ikan, kerupuk udang, pembuatan kerupuk ikan,
pembuatan kerupuk udang

kerupuk udang Pembuatan Kerupuk Ikan dan UdangI. Langkah Kerja

A. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan adalah semua jenis ikan / udang. Jenis ikan yang

umum digunakan adalah tenggiri, belida, kakap, gabus dan sebagainya.

Untuk mendapatkan hasil yang baik, pada pembuatan kerupuk ikan dan udang dibutuhkan bahan
baku daging ikan / udang yang masih segar. Bila bahan baku yang digunakan kurang baik
kesegarannya akan mempengaruhi rasa, rupa dan bau yang dihasilkan.

B. Membuat Krupuk Ikan / udang

1. Bahan yang diperlukan :

-Daging ikan halus 500 gram

-Tepung tapioca 1 kg

-Telur bebek 6 butir

-Garam 1,5 ons

-Soda 0,25 ons

-Gula 500 gram

2. Cara Membuat Kerupuk Ikan / Udang

a. Persiapan

-Cuci ikan dan buatlah fillet

-Ambil daging ikan dengan cara di kerupuk menggunakan sendok

-Haluskan / giling daging ikan tersebut sampai halus

-Timbang daging ikan halus 500 gram

-Timbang bahan-bahan tambahan / bumbu yang diperlukan.

b. Membuat Adonan

Campurkan daging halus dengan garam, gula,soda dan telur sambil

diremas-remas. Kemudiam masukkan tepung tapioka sedikit demi sedikit sambil

diaduk hingga adonan rata dan tidak lengket di tangan (bila perlu dapat

diberi air).
c. Pembungkusan

Adonan yang telah lumat dicetak atau dibentuk silinder yang besarnya

menurut kebutuhan dan keinginan. Kemudian dibungkus dengan daun pisang atau plastik. Adonan
dapat juga dapat dicetak menggunakan cetakan dari kaleng.

d. Pengukusan

Pengukusan dilakukan selama 1 – 2 jam sampai adonan matang. Untuk

mengetahui adonan tersebut matang dapat dilakukan dengan memasukkan lidi

pada adonan tersebut. Bila adonan tidak lengket pada lidi berarti adonan

tersebut s3udah matang

e. Pemotongan

Adonan yang sudah matang dibiarkan dingin (simpan selama 1-2 hari).

Kemudian dipotong / diiris tipis-tipis ( ketebalan 1 – 2 mm)

f. Penjemuran

GIrisan kerupuk diatur diatas rak / para-para penjemuran dan dijemur sampai kering.

14 Juni 2012 pukul 09.02 · Publik

https://pakanalternatiflele.wordpress.com/2016/10/30/tepung-kepala-udang-sebagai-protein-
utama-g-ter/

https://www.google.co.id/search?q=mesin+penggiling+daging&safe=strict&client=ucweb-
b&channel=sb&biw=360&bih=518&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwizk4C60M3eAhUF
P48KHSt3BX4Q_AUIBigB&biw=360&bih=518#spf=1541983576170

https://encrypted-
tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRKctEbMytXVhPM6bzW_aH1bkcINUA4MDmZmYwrRpIn-
_zMnShAGw

Derajat putih adalah tingkat keputihan yang dimiliki bahan dibanding barium sulfat (BaSO4). Jika
warnanya sama maka derajat putihnya 100%. Jika hampir sama 95% dan sedikit berbeda 90%.
Pengujian yang dilakukan adalah uji pembeda yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan antar sampel yang disajikan baik dengan maupun tanpa sampel pembanding. Hasil dapat
ditentukan dengan rata-rata hasil penilaian beberapa panelis.

Meletakkan sampel dan BaSO4 pada kertas manila hitam. BaSO4 dapat dihasilkan dari reaksi K2SO4
+ Ba (NO3)2 K2NO3 + BaSO4. Jika BaSO4 belum tersedia. BaSO4 dapat diperoleh dari larutan
tersebut yang disaring, BaSO4 dioven dan masukkan dalam desikator. Bandingkan keputihan antara
sampel degan BaSO4. Jika hampir sama 95 %, sedikit berbeda 90 % dan bila sama 100 %. Pengujian
dapat dilakukan dengan pengujian oleh beberapa orang panelis kemudian diambil simpulan rata-rata
hasilnya.

DerajatPutih

Derajat putih diukur dengan menggunakan alat Kett Electric laboratory C-100-3

Whitenessmeter. Sebelum digunakan alat dikalibrasi dengan standar derajat putih

yaitu BaSO4, yang memiliki derajat putih 100%. Setelah dikalibrasi, derajat putih

sampel dapat diukur dengan memasukkan sejumlah sampel dalam wadah sampel

yang tersedia sampai benar-benar padat, kemudian wadah ditutup. Wadah yang

telah berisi sampel dimasukkan kedalam tempat pengukuran lalu nilai derajat

putih akan keluar pada layar (A). Derajat putih diukur dengan cara sebagai

berikut :

5. Kadar air

Kadar air (AOAC, 1995) bahan pangan ditetapkan dengan tapioka ditimbang

sebanyak 1-2 g dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Kemudian sampel

dikeringkan dalam oven pada suhu 100-105˚C selama 3-5 jam tergantung

bahannya dan didinginkan dalam eksikator dan ditimbang. Sampel tersebut

dipanaskan lagi dalam oven 30 menit, didinginkan dalam desikator dan

ditimbang; perlakuan ini diulangi sampai tercapai berat konstan (selisih

penimbangan berturut-turut kurang dari 0,2 mg). Pengurangan berat merupakan

banyaknya air dalam bahan.

DP (%) = A x 100%

Nilai standar BaSO4 (110.8)

. Kadar abu yang tidak larut dalam asam

Abu yang diperoleh pada penetapan

kadar abu, dididihkan dengan 25 mL asam

sulfat encer P selama 5 menit, kumpulkan

bagian yang tidak larut dalam asam,


kemudian saring melalui krus kaca masir

atau kertas saring bebas abu, cuci dengan

air panas, pijarkan hingga bobot tetap,

timbang. Lalu hitung kadar abu yang tidak

larut dalam asam terhadap bahan yang

telah dikeringkan diudara (Depkes RI,

2000).

𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑘 𝑦𝑘𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑘𝑘

𝑘2 − 𝑘0

𝑘1 − 𝑘0

𝑥 100%

Dimana , W0 = berat krus kosong

W1 = berat krus + ekstrak

W2 = berat krus + hasil

pemijaran

Karakteristik spesi

You might also like