Professional Documents
Culture Documents
Tulisan ini tidak saya buat dalam bentuk tulisan garing ataupun tulisan ilmiah, namun saya tulis
dalam bentuk share pengalaman saya, jadi gejala dan penanganannya-pun merujuk pada apa
yang saya alami, meski saya juga tetap menambahkan informasi lain yang mungkin terkait.
Hari Selasa pagi badan saya pegal sekali, rasanya sudah lesu seperti gejala masuk angin. Saya
meluncur ke Taman Bacaan Excellent dengan niatan istirahat sekaligus minta dipijat. Ternyata
seharian itu kondisi makin parah. Suhu badan tiba-tiba tinggi sekali, kepala pusing dan nyeri
sendi-pegal linu disekujur badan. Karena saya masih berpuasa, saya menunggu waktu berbuka
untuk minum, itupun lidah rasanya sudah pahit sekali.
Saat berbuka puasa, kondisi badan saya sudah semakin tidak keruan. Masakan ibu saya yang
biasanya langsung saya habiskan tidak menarik minat. Kolak maupun air kelapa muda tidak saya
sentuh sama sekali. Saya hanya minum sedikit dan kemudian tiduran.
Tak lama dari waktu Maghrib, My Dear Rey datang menjemput bersama Zeze Vavai dan Vivian.
Tanpa pulang ke rumah, saya langsung diajak periksa di klinik dokter. Dokter yang memeriksa
menyatakan diagnosa : gejala flu, meski saya sampaikan bahwa saya biasanya tidak separah itu
dan pernah punya riwayat penyakit tifus.
1 hari berlalu, kondisi badan tidak menunjukkan perbaikan. Nafsu makan semakin hilang,
minum terasa pahit dan badan masih pegal-pegal. Akhirnya Rabu siang saya dibawa ke Rumah
Sakit Bella yang lokasinya tidak terlalu jauh dari markas Excellent DJ. Dokter yang memeriksa
termasuk dokter senior. Begitu melihat gejala penyakit saya, ia langsung memutuskan : Mesti
check darah.
Hasil check darah butuh waktu sekitar 2 jam karena ada beberapa item yang dicheck. Akhirnya
saya pulang terlebih dahulu ke rumah dan kembali lagi sekitar pkl. 17.00 WIB.
Dokter yang membaca analisa hasil check lab bilang bahwa Tifus memang sudah bisa ditebak,
asam urat juga berpengaruh namun ia risau melihat Trombosit saya diposisi 153 ribu. Meski
masih normal (diatas 150 ribu) namun ia menduga trendnya akan turun dan ia curiga saya
terkena Demam Berdarah. Akhirnya ia menyarankan saya datang kembali 2 hari lagi untuk check
lab ulang, namun berpesan agar saya banyak makan dan minum.
Pulang ke rumah, jangankan segala niat makan, minum saja lidah saya pahit sekali. Saya hanya
bisa menggigil dan guling-gulingan di kamar. Isteri saya menyarankan agar saya opname di
rumah sakit tapi saya menolak. Masya puasa di rumah sakit. Lebih baik istirahat di rumah. Saya
juga kirim SMS ke Qchen adik saya mengabarkan kondisi saya.
Rupanya SMS saya soal rencana check up ulang pada hari Jum’at dibaca ibu saya. Ibu saya
langsung menelpon dan memaksa saya harus opname malam itu juga, persis seperti yang
diminta isteri saya. Saya masih menawar, karena sudah malam, opname-nya besok saja. Ibu saya
yang mendengar tawaran saya langsung berkata lugas :
“Besok kamu opname, malam ini kamu opname, apa bedanya kan opname-opname juga. Kalau
nggak opname malam ini, nanti ibu datang bawa kamu ke rumah sakit”.
Mendengar ucapan ibu, saya ngeper juga. Saya juga maklum kenapa ibu saya marah mendengar
saya masih tawar-menawar karena kakak perempuan saya (puteri ibu saya yang pertama), mpok
Sinah, meninggal dunia karena DBD yang terlambat diagnosa dan terlambat diobati. Jadi DBD
merupakan salah satu penyakit yang menimbulkan trauma di keluarga kami.
Sebenarnya saya juga sudah hendak menuruti keinginan isteri saya, ditambah dengan ucapan
ibu saya, akhirnya saya menurut juga, Rabu malam sekitar pkl. 21.00 WIB saya meluncur lagi ke
RS Bella untuk check in. Setelah periksa di IGD (pasang infus, mencatat riwayat sakit, alergi obat
dan lain-lain) akhirnya malam itu saya resmi menjadi penghuni salah satu ruang utama di RS
Bella. Ibu dan adik saya yang datang dari Tambun menemani malam pertama saya di rumah
sakit.
Berdasarkan pengalaman saya diatas, sebaiknya rekan-rekan waspada jika menemui gejala
berikut :
1. Panas tinggi, antara 38-40 derajat celcius, selama 2-7 hari. Panasnya kadang turun kadang
naik
2. Pegal linu dan nyeri sendi disekujur tubuh
3. Badan lemah lesu meski banyak uang (apaaaaa juga hubungannya 😛 )
4. Lidah terasa pahit
5. Tidak punya nafsu makan, yang ada mungkin nafsu amarah, hehehe… bercanda
6. Kadang ada nyeri di ulu hati saat ditekan, biasanya ini terjadi kalau sudah parah dan terjadi
pendarahan di lambung
7. Jika sudah terjadi pendarahan, bisa keluar darah dari hidung (mimisan) dan keluar
bintik/bercak merah (ruam) yang tidak hilang jika ditekan dengan jari. Untuk saya, bintik
merah tidak ada dianggota badan yang terlihat tapi ada di bagian paha, punggung dan dada,
muncul pada hari ketiga saya sakit
8. Hasil check darah, trombosit kurang dari 150 ribu per mm3, atau dalam kondisi saya, masih
diatas 150 ribu namun trendnya menurun. Orang normal dan sehat, kadar trombosit
antara 200-400 ribu per mm3
9. Sakit Kepala/Pusing
10. Nyeri di belakang mata
11. Sel darah putih (Leukosit) menurun/ rendah
12. Uji serologi Dengue dinyatakan positif
13. Ada tetangga/saudara yang sudah positif terjangkit DBD
Jika ada gejala seperti diatas, apalagi jika demam dalam 2-3 hari tidak turun, sebaiknya langsung
check lab atau periksa darah. Jangan takut pada jarum suntik dan jangan mikir, “Ah, nanti sudah
terlanjur bayar mahal untuk check darah ternyata cuma flu biasa”, karena kalau sudah terlanjur,
nanti yang ada hanya penyesalan.
Salah satu penyebab mengapa Kakak saya mpok Sinah terlambat ditolong adalah karena bidan
yang memeriksa menganggapnya hanya terkena gejala tifus. Gejalanya memang mirip. Ini saya
kutipkan artikel di Kompas mengenai perbedaan keduanya :
Walaupun disebabkan oleh kuman yang berbeda, demam dengue dan tifoid memiliki ciri
yang hampir sama, yakni diawali dengan gejala demam tinggi. Bagaimana cara sederhana
membedakan kedua penyakit ini?
Dr. Widayat Djoko Santoso, Sp.PD dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (FKUI/RSCM),
menjelaskan, infeksi demam dengue disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan nyamuk
Aedes Aegypti.
Ciri khas penyakit ini adalah demam tinggi secara mendadak disertai dengan nyeri kepala
hebat, terutama di belakang mata. Demam dengue terbagi menjadi 2 yakni demam dengue
(DD) dan demam berdarah dengue (DBD). Demam berdarah dengue merupakan bentuk
yang lebih parah dari demam dengue, di mana pendarahan dan syok kadang dapat terjadi
yang berujung pada kematian.
“Pasien demam dengue bisa saja kemarin masih terlihat sehat lalu malamnya mendadak
demam tinggi. Sedangkan pasien tifoid atau tifus biasanya sebelumnya sudah agak
meriang-meriang dan makin lama demamnya makin tinggi,” papar Widayat dalam acara
seminar bertajuk ‘Waspadai Penyakit di Musim Pancaroba’ di Jakarta, Rabu, (30/3/2011).
Ciri khas lain demam dengue adalah pada hari kelima biasanya demamnya turun. “Tapi
hati-hati, demamnya turun tapi bukan semakin baik. Ini merupakan fase yang berbahaya.
Sementara pada pasien tifus demam yang turun artinya penyakitnya makin baik,”
lanjutnya.
Iat menambahkan, pasien demam dengue biasanya memiliki tanda bintik kemerahan di
kulit.
“Amati juga daerah kulit bekas tusukan jarum, jika ada bintik merah kebiruan yang makin
lebar artinya pembuluh darahnya sudah rapuh. Makin lebar bekas merahnya berarti tanda
terjadinya perdarahan di bawah kulit,” ungkap Widayat yang menyarankan pasien untuk
segera lakukan tes darah sederhana bila dalam tiga hari demam tak kunjung hilang.
Jangan menunda pengobatan dengan alasan soal biaya atau seperti saya karena ingin istirahat di
rumah. Penanganan yang cepat dari dokter, apalagi disertai dengan infus bisa mencegah
terjadinya kekurangan cairan yang biasanya terjadi pada penderita DBD. Saya saja yang masuk
ke rumah sakit pada hari kedua demam, trombosit saya sempat drop hingga ke posisi 53 ribu dan
badan saya lemah lesu luar biasa. Jangan menunggu sudah sekian hari lewat baru dibawa, nanti
yang tersisa hanya penyesalan karena DBD bisa berakibat syok dan fatal yang berujung pada
kematian.
Ada kalanya beberapa keluarga pasien (atau malah si pasien) menganggap enteng penyakit DBD
karena sudah merupakan penyakit yang umum dan sering terjadi di Indonesia. Padahal virus
DBD juga semakin bermutasi dan gejala maupun akibat penyakit DBD bisa berbeda-beda ditiap
orang, tergantung kondisi kesehatan yang bersangkutan dan tergantung juga jenis/strain virus
DBD yang masuk ketubuh pasien. Bisa saja pada seseorang gejala dan akibatnya ringan serta
cepat sembuh karena kondisi kesehatannya relatif baik dan strain virus yang masuk levelnya
masih level rendah/standard, bukan level ganas.
PERTOLONGAN AWAL
Sampai saat ini belum ada vaksin atau obat anti virus untuk DBD. Pengobatan yang dilakukan
adalah meningkatkan kondisi kesehatan tubuh agar mampu melakukan recovery kesehatan
sendiri.
Jika mengalami gejala-gejala diatas, kita bisa melakukan beberapa hal berikut untuk mencegah
terjadinya akibat yang lebih fatal :
Untuk detail proses recovery yang saya alami akan saya share pada tulisan berikutnya. Semoga
bermanfaat. Kesehatan, mahal harganya 😉
Masim Vavai Sugianto :Masim Vavai Sugianto, Tinggal di Bekasi, Bekerja sebagai
wirausahawan/Konsultan IT. Penganjur penggunaan sistem Linux dan aplikasi Open Source.
Hobby Membaca, Hiking dan Avonturir. Mengembangkan PT. Excellent Infotama Kreasindo
sebagai lembaga training dan IT consulting.
LEAVE A COMMENT
Related Post
Artikel yang dibaca minggu ini lebih banyak terkait growth hack, upaya untuk mengembangkan perusahaan
yang…
Links Ads
Recent Post
Recent Comments
antigoogle on Tips Mengatasi Google Sandbox & Mengembalikan Indeks Website di Google Bagian 2
Jual Boiler Kapal on Krisis, Hibernasi dan Perencanaan Masa Depan
Vertical Steam Boiler on Krisis, Hibernasi dan Perencanaan Masa Depan
Fire Tube Steam Boiler on Krisis, Hibernasi dan Perencanaan Masa Depan
Jual Thermal Oil Heater on Krisis, Hibernasi dan Perencanaan Masa Depan
jual Fire Tube Boiler on Krisis, Hibernasi dan Perencanaan Masa Depan
Jual Boiler Kapal tanker on Pada Akhirnya, Kita yang harus Bertanggung Jawab pada Hidup dan
Penghidupan Kita
Jual Boiler Gas on Pada Akhirnya, Kita yang harus Bertanggung Jawab pada Hidup dan Penghidupan
Kita
Vertical Steam Boiler on Pada Akhirnya, Kita yang harus Bertanggung Jawab pada Hidup dan
Penghidupan Kita
jual hot water boiler on Pada Akhirnya, Kita yang harus Bertanggung Jawab pada Hidup dan
Penghidupan Kita