You are on page 1of 2

CUTANEUS LARVA MIGRANS

No.Dokumen : SOP/176/UKP-NGT
No.Revisi :
SOP
Tanggal terbit : 22 Mei 2018
Halaman :
PUSKESMAS YUPITA
NANGA NIP.19670703
TAYAP 1989012 003

1. Pengertian Cutaneus Larva Migrans (Creeping Eruption) merupakan kelainan


kulit berupa peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok,
menimbul dan progresif, yang disebabkan oleh invasi larva cacing
tambang yang berasal dari anjing dan kucing. Penularan melalui
kontak langsung dengan larva. Prevalensi Cutaneus Larva Migran
di Indonesia yang dilaporkan oleh sebuah penelitian pada tahun
2012 di Kulon Progo adalah sekitar 15%.
ICD X : B76.9 Hookworm disease, unspecified
Tingkat Kemampuan : 4 A
1. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk menentukan diagnosa dan
penatalaksanaan Cutaneus Larva Migrans
2. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 30/KAPUS/IV/2018
Tentang Penetapan Dokumen Esternal Yang Menjadi Acuan
Dalam Penyusunan Standar Pelayanan Klinis
3. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK
02.02 / MENKES / 514 / 2015 tentang Panduan Praktik Klinis
bagi Dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
4. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis mengenai keluhan pasien,
seperti adanya rasa gatal dan panas pada tempat infeksi. Pada
awal infeksi, lesi berbentuk papul yang kemudian diikuti
dengan lesi berbentuk linear atau berkelok-kelok yang terus
menjalar memanjang. Keluhan dirasakan muncul sekitar
empat hari setelah terpajan.
Selain itu, dicari juga faktor risiko kebiasaan berjalan tanpa
alas kaki, atau sering berkontak dengan tanah atau pasir.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, yaitu lesi awal berupa
papul eritema yang menjalar dan tersusun linear atau
berkelok-kelok meyerupai benang dengan kecepatan 2 cm per
hari. Predileksi penyakit ini terutama pada daerah telapak
kaki, bokong, genital dan tangan.
3. Petugas menegakkan diagnosa dan atau diagnosa banding
berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan tidak
memerlukan pemeriksaan penunjang. Diagnosa banding, yaitu
dermatofitosis, dermatitis, dermatosis

Gambar 1. Cutaneous Larva Migrans


4. Petugas memberikan penatalaksanaan sesuai diagnosa, yaitu :
a. Memodifikasi gaya hidup dengan menggunakan alas kaki
dan sarung tangan pada saat melakukan aktifitas yang
berkontak dengan tanah, seperti berkebun dan lain-lain.
b. Terapi farmakologi dengan Albendazol 400 mg sekali sehari,
selama 3 hari.
c. Untuk mengurangi gejala pada penderita dapat dilakukan
penyemprotan Etil Klorida pada lokasi lesi, namun hal ini
tidak membunuh larva.
d. Bila terjadi infeksi sekunder, dapat diterapi sesuai dengan
tatalaksana pioderma.
5. Petugas memberikan edukasi kepada pasien atau keluarganya,
yaitu pencegahan penyakit dengan menjaga kebersihan diri.
6. Petugas memberitahukan rencana tindak lanjut (pemeriksaan
kembali untuk memantau perbaikan setelah terapi)
7. Petugas memberikan rujukan jika dalam waktu 8 minggu tidak
membaik dengan terapi.
8. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke
apotik.
9. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesa,
pemeriksaan, diagnosa dan terapi yang telah dilakukan dalam
rekam medis pasien
10. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas rekam medis.
5. Unit Terkait 1. Pendaftaran dan Rekam Medis
2. Poli Umum
3. Apotik

You might also like