You are on page 1of 3

HEMOROID GRADE I - II

No.Dokumen : SOP/207/UKP-NGT
No.Revisi :
SOP
Tanggal terbit : 24 Mei 2018
Halaman :
PUSKESMAS YUPITA
NANGA NIP.19670703
TAYAP 1989012 003

1. Pengertian Hemoroid adalah pelebaran vena-vena di dalam pleksus


hemoroidalis.
Tingkat kemampuan 4A
1. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan diagnosis dan
penatalaksanaan Hemoroid.
2. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 30/KAPUS/IV/2018
Tentang Penetapan Dokumen Esternal Yang Menjadi Acuan
Dalam Penyusunan Standar Pelayanan Klinis
3. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
4. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penakit dahulu, riwayat alergi, dan
riwayat penyakit keluarga). Perdarahan pada waktu defekasi,
darah berwarna merah segar. Darah dapat menetes keluar dari
anus beberapa saat setelah defekasi. Prolaps suatu massa pada
waktu defekasi. Massa ini mula-mula dapat kembali spontan
sesudah defekasi, tetapi kemudian harus dimasukkan secara
manual dan akhirnya tidak dapat dimasukkan lagi.
Pengeluaran lendir. Iritasi didaerah kulit perianal. Gejala-gejela
anemia (seperti : pusing, lemah, pucat).
2. Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital yang sesuai.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan. Periksa
tanda-tanda anemia. Pemeriksaan status lokalis
a. Inspeksi:
 Hemoroid derajat 1, tidak menunjukkan adanya suatu
kelainan di regio anal.
 Hemoroid derajat 2, tidak terdapat benjolan mukosa yang
keluar melalui anus, akan tetapi bagian hemoroid yang
tertutup kulit dapat terlihat sebagai pembengkakan.
 Hemoroid derajat 3 dan 4 yang besar akan segera dapat
dikenali dengan adanya massa yang menonjol dari lubang
anus yang bagian luarnya ditutupi kulit dan bagian
dalamnya oleh mukosa yang berwarna keunguan atau
merah.
b. Palpasi:
 Hemoroid interna pada stadium awal merupaka pelebaran
vena yang lunak dan mudah kolaps sehingga tidak dapat
dideteksi dengan palpasi.
 Setelah hemoroid berlangsung lama dan telah prolaps,
jaringan ikat mukosa mengalami fibrosis sehingga
hemoroid dapat diraba ketika jari tangan meraba sekitar
rektum bagian bawah.
4. Jika diperlukan, petugas melakukan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan darah rutin, bertujuan untuk mengetahui adanya
anemia dan infeksi.
5. Petugas menegakkan diagnosa dan atau differensial diagnosis
berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan tanda-tanda vital,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (jika
diperlukan).
6. Penatalaksanaan Hemoroid di layanan primer hanya untuk
hemoroid grade 1 dengan terapi konservatif medis dan
menghindari obat-obat anti-inflamasi non-steroid, serta
makanan pedas atau berlemak. Hal lain yang dapat dilakukan
adalah mengurangi rasa nyeri dan konstipasi pada pasien
hemoroid.
7. Petugas memberikan edukasi kepada pasien dan atau
keluarganya untuk :
a. Konsumsi serat 25-30 gram perhari. Hal ini bertujuan
untuk membuat feses menjadi lebih lembek dan besar,
sehingga mengurangi proses mengedan dan tekanan pada
vena anus.
b. Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari.
c. Mengubah kebiasaan buang air besar. Segerakan ke kamar
mandi saat merasa akan buang air besar, jangan ditahan
karena akan memperkeras feses. Hindari mengedan.
8. Jika ada indikasi, petugas melakukan rujukan ke pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi (rumah sakit) jika ada komplikasi
atau komplikasi terapi.
9. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan
ke apotik.
10. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis,
pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan
dalam rekam medis pasien.
11. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas rekam medis.
5. Unit Terkait 1. Pendaftaran dan Rekam Medis
2. Poli Umum
3. Apotik

You might also like