You are on page 1of 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320615759

STRATEGI PENGENDALIAN MASTITIS SUBKLINIS

Article · October 2017

CITATIONS READS

0 960

2 authors:

Abdurrahman Hanif Iyas Muzani


Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kualitas Telur Itik Turi di Kecamatan Kretek, Bantul View project

Lysadogies : Integrated Web-Apps System for Preventive Rabies Endemic in Bali View project

All content following this page was uploaded by Abdurrahman Hanif on 25 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


STRATEGI PENGENDALIAN MASTITIS SUBKLINIS
Abdurrahman Hanif1), Iyas Muzani2)
1
Fakultas Kedokteran Hewan
2
Fakultas Teknik
1,2
Universitas Gadjah Mada

Abstract
Mastitis merupakan merupakan suatu penyakit yang menyebabkan radang pada kelenjar
ambing dapat menyerang sapi perah, kambing perah atau kerbau perah. Penyakit ini sangat
merugikan terutama pada sapi perah karena dapat menurunkan atau mempengaruhi baik
kualitas maupun kuantitas produksi susu. Mastitis Detection Technology (MASTECH)
merupakan metode deteksi mastitis berbasis biosurfaktan yang berasal dari isolat bakteri
penghasil biosurfaktan asal susu yaitu Pseudomonas sp. sebagai metode baru untuk
mengurangi penggunaan bahan kimia. Tindakan pemberian antibiotik yang masih efektif
dalam tindakan pengobatan terhadap kasus mastitis patogen antara lain, amoxyxillin,
ampicillin, dan neomycin pada masa kering mempunyai tingkat keberhasilan tindakan 80-
90% dan menurunkan jumlah infeksi baru sebesar 30%. Strategi pengendalian mastitis
subklinis dengan metode Mastech dan pemberian antibiotik pada masa kering dapat menjadi
strategi yang menyelesaikan masalah lingkungan dan penyakit pada ternak.
Kata kunci : mastitis subklinis, deteksi, sapi perah

PENDAHULUAN ambing. (Nurhayati dan Martindah,


Latar Belakang 2015).
Mastitis merupakan merupakan suatu
penyakit yang menyebabkan radang Mastitis disebabkan oleh bermacam-
pada kelenjar ambing dapat menyerang macam penyebab diantaranya karena
sapi perah, kambing perah atau kerbau trauma atau gangguan fisiologis, tetapi
perah. Penyakit ini sangat merugikan kerugian secara ekonomi seringkali
terutama pada sapi perah karena dapat disebabkan adanya infeksi bakteri
menurunkan atau mempengaruhi baik diantaranya Staphylococcus aureus,
kualitas maupun kuantitas produksi Streptococcus agalactiae,
susu. Mastitis juga dapat Streptococcus dysgalactiae,
memperpendek masa produksi susu Streptococcus uberis. Staphylococcus
hewan tersebut dan menambah biaya aureus menjadi perhatian khusus
ekstra untuk mengobatinya. (Setiadi, karena merupakan patogen utama dari
2007) Manifestasi penyakit mastitis penyebab mastitis pada sapi perah.
pada sapi perah bisa dibedakan (Pratomo et al., 2013).
menjadi mastitis klinis (MK) dan
Mastitis Subklinis (MSK). Kasus Kejadian mastitis subklinis mencapai
mastitis klinis seringkali bermula dari 50 kali dibandingkan Mastitis Klinis.
mastitis subklinis yang terjadi pada Kasus mastitis subklinis di lapangan
saat laktasi. Mastitis klinis selalu seperti fenomena gunung es, populasi
diikuti tanda klinis, baik berupa ternak yang menderita mastitis
pembengkakan ambing, rasa sakit, subklinis bisa mencapai 20-40 kali dari
panas, serta kemerahan bahkan sampai populasi ternak yang menderita
terjadi penurunan fungsi ambing. Mastitis Klinis. Selain mengakibatkan
Sedangkan mastitis subklinis gejala- penurunan produksi susu, sapi yang
gejalanya tidak nampak. Mastitis menderita mastitis subklinis akan tetap
subklinis dapat diketahui hanya dengan menjadi sumber infeksi bagi sapi
melakukan uji laboratorium, karena lainnya dalam kandang yang sama.
tidak ada perubahan pada jaringan Apabila infeksi terjadi pada waktu
yang lama, maka akan terbentuk ampicillin, dan neomycin. Dengan
jaringan ikat yang menjadi rintangan menggunakan metode Mastech untuk
antara antibiotik dan organisme, mendekteksi mastitis subklinis maka
akibatnya menghambat dalam proses akan mengurangi biaya pengeluaran
pengobatan. (McGill University, 2012) terhadap antibiotik, karena tidak semua
sapi sebelum terdeteksi menderita
Tindakan pencegahan merupakan salah mastitis subklinis. Dengan tingkat
satu upaya pengendalian penyakit keberhasilan tindakan 80-90% dan
mastitis pada sapi perah di lapangan, menurunkan jumlah infeksi baru
terutama deteksi dini penyakit mastitis sebesar 30% maka strategi ini sangat
subklinis. Pengendalian mastitis klinis mungkin untuk diterapkan langsung di
pada umumnya dapat segera dilakukan masyarakat.
karena gejala klinis yang muncul
sangat jelas, sebaliknya pengendalian PEMBAHASAN
mastitis subklinis sering kali terlambat Deteksi Dini Dengan Metode
dilakukan karena gejala klinisnya tidak MASTECH
jelas, akibatnya menimbulkan kerugian Mastitis Detection Technology
yang sangat besar. (Nurhayati dan (MASTECH) merupakan metode
Martindah, 2015) deteksi mastitis berbasis biosurfaktan
yang berasal dari isolat bakteri
METODE penghasil biosurfaktan asal susu yaitu
Strategi Pengendalian Pseudomonas sp. sebagai metode baru
untuk mengurangi penggunaan bahan
kimia dari uji CMT yang mengandung
detergen plus bromcresol purple
(sebagai indicator pH). Reagen terdiri
dari alky-l aryl sulfonate 3%, NaOH
1,5%, dan indicator Broom kresol
purple. Keuntungan yang paling
signifikan penggunaan bakteri
surfaktan dibanding kimia surfaktan
Langkah pertama yaitu, sapi laktasi adalah penerimaan lingkungan, karena
yang diduga maupun tidak diduga kemampuan biodegradasi dan tidak
menderita penyakit mastitis subklinis beracun untuk lingkungan. Beberapa
diambil susunya untuk dideteksi keuntungan dari biosurfaktan
menggunakan metode Mastech dengan diantaranya adalah toksisitas yang
0,4 ml biosurfaktan untuk 2 ml susu rendah, biodegradibilitas, selektif,
atau dengan perbandingan 0,4:2. aktivitas spesifik dalam suhu ekstrem,
Jika susu tersebut positif mengandung pH, dan Salinitas, serta produksi
bakteri yang menyebabkan mastitis melalui fermentasi. Hal ini memiliki
subklinis maka viskositas susu akan potensi dalam perlindungan dan
meningkat dan susu akan terlihat manajemen lingkungan (Pratomo et al.,
mengental. Langkah kedua, sapi yang 2013)
sudah terdeteksi menderita penyakit
mastitis subklinis maka di tandai dan Pengobatan Mastitis Subklinis
saat masa keringnya tiba maka sapi Dengan Antibiotik Pada Masa
tersebut diberikan antibiotik yang Kering
masih efektif dalam tindakan Infeksi mastitis subklinis pada sapi
pengobatan terhadap kasus mastitis perah umumnya terjadi saat kering
patogen antara lain, amoxyxillin, yaitu dua minggu setelah penghentian
pemerahan dan dua minggu menjelang tinggi dibandingkan pada saat laktasi
waktu beranak. Pada saat kering, sebesar 80-90%. Pemberian antibiotik
ambing paling peka terhadap pada saat laktasi mempunyai tingkat
kemungkinan infeksi terutama keberhasilan lebih rendah yaitu sekitar
menjelang waktu beranak dan awal 30-40%; (2) Dosis yang digunakan
masa laktasi. Kejadian mastitis dalam tindakan pengobatan dapat lebih
subklinis yang terjadi pada masa tinggi dan aman, karena waktu retensi
kering mencapai 63%. Infeksi yang obat di dalam ambing menjadi lebih
terjadi pada periode tersebut akan terus lama; (3) Risiko kontaminasi antibiotik
berlangsung selama masa laktasi. ke dalam susu dapat dihindari karena
(Nurhayati dan Martindah, 2015) susu tidak diperah; dan (4) Merupakan
cara terbaik untuk mengobati mastitis
Beberapa upaya dalam pengendalian subklinis dan mastitis kronis yang sulit
mastitis subklinis diantaranya adalah dilakukan pada masa laktasi. (5)
1) Monitoring jumlah sel somatik menurunkan jumlah infeksi baru
untuk mengetahui kasus mastitis sampai 30% (Nurhayati dan
subklinis secara dini; 2) Penggunaan Martindah, 2015).
antiseptik setelah pemerahan; 3)
Dipping peralatan pemerahan; 4) KESIMPULAN
Desinfeksi Kandang; 5) Pengobatan Mastitis subklinis merupakan penyakit
mastitis pada saat periode kering dan; yang tidak bisa dilihat secara langsung
6) Pengobatan antibiotik yang tepat gejalanya sehingga untuk
pada MK. (Nurhayati dan Martindah, mendeteksinya menggunakan metode
2015) yang menggunakan bahan kimia.
Mastech merupakan metode deteksi
Pengendalian mastitis subklinis dengan mastitis berbasis biosurfaktan yang
pemberian antibiotik pada saat kering, mempunyai kemampuan biodegradasi
baik pada sapi maupun kambing dan tidak beracun untuk lingkungan.
terbukti dapat menurunkan jumlah Pengendalian serta pencegahan
bakteri yang pada akhirnya akan mastitis subklinis bisa diatasi dengan
meningkatkan produksi susu. pemberian antibiotik pada masa kering
Pemberian antibiotik pada kasus dengan menggunakan amoxyxillin,
mastitis saat kering pada kambing ampicillin, dan neomycin.
menyebabkan penurunan jumlah
bakteri dari 60 menjadi 20%, DAFTAR PUSTAKA
penurunan jumlah sel somatik dari Setiadi, Yudi 1997. Deteksi Mastitis
2.500 × 103 menjadi 1.000 × 103 Subklinis Pada Sapi Perah Dengan
sel/ml dan secara bersamaan terjadi Aullendorfer Mastitis Probe (Amp)
peningkatan produksi susu 395-487 Test. Lokakarya Fungsional Non
liter/ekor/tahun. Pemberian antibiotik Peneliti. Balai Penelitian Veteriner.
yang masih efektif dalam tindakan Bogor
pengobatan terhadap kasus mastitis
patogen antara lain, amoxyxillin, Nurhayati, I.S., Martindah, E.
ampicillin, dan neomycin. (Nurhayati 2015.Pengendalian Mastitis Subklinis
dan Martindah, 2015). melalui Pemberian Antibiotik Saat
Periode Kering pada Sapi Perah.
Tindakan pemberian antibiotik pada WARTAZOA.25(2).65-74
saat kering memiliki beberapa
keuntungan yaitu (1) Tingkat Pratomo, F.A., Zobda, P.R., Shanda,
keberhasilan pengobatan jauh lebih F., Wildan, M., Putra, D.R.E. 2013.
MASTECH (Mastitis Detection
Technology) Metode Deteksi Mastitis
Berbasis Biosurfaktan Asal
Pseudomonas Sp. Artikel Dikti PKM-
P.

McGill University. 2012. Gold


spikeTM highly concentrated capsules
for treatment of mastitis in dairy cows.
County (US): PriorityIAC.

View publication stats

You might also like