Professional Documents
Culture Documents
KLINIS DIAGNOSIS
BRONKITIS Peradangan Virus (paling Menurut lama penyakit: Dyspneu PF PARU ada NonFarmakologi:
yang banyak) 1.Akut (kurang dari 90 progressif pada lampiran
mengenai o Virus influenza, hari;lokal;bisa sembuh total (biasanya setelah 1. Edukasi tentang
bronkus dan virus pneumoni, tanpa meniinggalkan sisa), batuk) atau penyakitnya, apa
percabangan virus morbili, virus dibagi lagi menurut tachypneu yang memperparah
nya variola,dsb perubahan morfologi yang Batuk berdahak dan memperbaiki
tampak Bisa demam (bila 2. Tirah baring
Infeksi bakteri
a.Kataralis/mukupurolenta akut) 3. Hentikan kebiasaan
o Staphylococcus,
•Mukosa bronkus tampak Bisa nyeri otot merokok
streptococcus,
hiperemi dan edema Bisa sakit kepala 4. Masukan cairan
pneumococcus,
•Reaksi inflamasi pelan- Sakit menelan, tubuh harus cukup
haemophylus
pelan suara serak, dan (cegah dehidrasi
influenzae.
•produksi mucus awalnya parau dan encerkan
Infeksi jamur dahak)
Iritasi bahan kimia / sedikit dan lengket, Wheezing
selanjutnya produksi FEV1 menurun 5. Hindari menghirup
gas (SO2 , NO2, Cl2, pollutan dan irritant
dsb) seromukus melimpah Blue Bloater /
(hasil dari sel goblet, sianosis (difusi (bisa gunakan
Asap (pabrik, rokok, masker)
kelenjar submokosa udara di alveolus
kendaraan bermotor) 6. Hindari minum air
bronkus, eksudat serous tidak maksimal +
Alergi (disebut es
hasil vasodilatasi kapiler) saluran napas yang
alergika) 7. Beri vitamin anti-
•Akibatnya Epitel bronkus meradang)
Kongenital jajdi longgar dan dapat Mukosa faring oksidan bila perlu,
Obstruksi bronkus terangkat (lepas) dari merah atau perkaya diet
(oleh tumor, stratum basal (eksudat Umunya sputum dengan makan yang
bronkiektasis) banyak mengandung mukoid/putih;sput banyak
Dipengaruhi oleh: sebukan leukosit dan sel um yg berlendir, mengandung
epitel yang lepas) lekat dan berwarna antioksidan
1. Faktor pekerjaan 8. Olahraga ringan
2. Faktor keluarga dan •Terjadi bronkospasme, abu2/putih tanda
untuk latih
genetic obstruksi bronkus, bronkitis pernapasan.
3. Faktor alergi abnormaiitas ventilasi kronik;bila terjadi
(diduga dipengaruhi local infeksi bakteri Farmakologi:
hipersensitivitas maka berwarna
mukosa bronkus) b.Fibrosa/ kekuningan, dan 1. Simptomatik
4. Faktor umur dan pseudomembranosa bila berlanjut Sesak
sosial ekonomi •Peradangan + Eksudasi terjadi penimbunan ~ Bronkodilator
(usia tua rentan fibrinogen pada nanah dan short-acting
terkena) permukaan mukosa berwarna hijau ~ Bronkodilator long-
5. Faktor geografi bronus acting
(lebih sering pada pseudomembran ~ Kortikosteroid
penduduk urban) obstruksi total lumen inhalan
bronkus kecil ~ Oksigen P 80-100
•Pseudomembran dapat mmHg atau saturasi
dikeluarkan lewat batuk 95-96%
•Banyak ditemukan pada Batuk
penderita diphtheria ~ Mucollitik dan atau
expectorant untuk
c.Necrotozing/ulcerative encerkan dahaknya
•Dapat terjadi karena : ~ Antitusif tidak
- Inhalasi gas/uap yag disarankan.
korosif Alergi
- Aspirasi isi gaster/ benda ~ Antihistamin
asing Demam antipiretik
- Endotracheal tube yg Sukar tidur malam
dipasang terlalu lama hari: sedative
- Infeksi berat (bakteri / dengan sangat hati2
virus) dan bila memang
- Mukosa nekrosis sangat diperlukan
mengelupas nekrosis Memulihkan kondisi
regenerasi (3-7 hari) badan: vitamin
epitel kolumner / 1. Action
kuboid berdiferensiasi Antibiotika bila ada
sempurna (bersilia dan sel gejala infeksi
goblet) bakteri
- Bila trauma berat, Lini I :
regenerasi tidak sempurna Amoksisilin ;
dan membentuk jaringan makrolid
parut Lini II :
Amoksisilin
2.Kronis (lebih dari 90 hari, dan asam klavulanat
sering rekuren/kumat) ; sefalosporin;
Batuk produktif kuinolon ; makrolid
persisten selama baru
paling sedikit 3
bulan berturut-turut
pada paling sedikit 2
tahun berturut-turut.
DIAGNOSIS DEFINISI ETIOLOGI KLASIFIKASI MANIFESTASI PENEGAKAN TATALAKSANA
KLINIS DIAGNOSIS
ASMA Suatu Penyebab mendasar Berdasarkan Penyebab: Biasanya pada PF PARU ada pada Non-Farmakologi:
BRONKIAL keadaan di timbulnya 1. Ekstrinsik (alergik) penderita yang sedang lampiran 1. Kontrol
mana saluran hiperreaktivitas Seringnya akut;reaksi bebas serangan tidak Pemeriksaan lingkungan untuk
nafas bronkus. hipersensitivitas tipe ditemukan gejala sputum hindari
mengalami Herediter I;ditandai dengan reaksi klinis, tapi pada saat Pemeriksaan trigger;masker bila
penyempitan Kelainan mendasar alergik yang disebabkan serangan penderita sputum dilakukan perlu
karena pada host/penderita oleh faktor-faktor tampak bernafas cepat untuk melihat 2. Edukasi tentang
hiperaktivitas asma pencetus (allergen, dan dalam, gelisah, adanya: penyakit, apa yang
terhadap Kelainan kromosom 2, irritant, infeksi, dan non- duduk dengan !Kristal-kristal harus dilakukan
rangsangan 22, dan 14 lebih spesifik); IgE dan sel mast menyangga ke depan, charcot leyden segera bila terjadi
tertentu, yang dominan epsilon berperan penting. serta tanpa otot-otot yang merupakan serangan dan
menyebabkan sebabkan kelainan bantu pernafasan degranulasi dari penjelasan tujuan
peradangan; atopic IL-4 2. Intrinsik (non alergik) bekerja kristal terapi
penyempitan banyak IgE Seringnya kronik;Reaksi dengan keras. eosinopil. Farmakologi:
ini bersifat tinggi hipersensitivitas tipe Gejala klasik dari !Spiral curshmann, I. AKUT
sementara. Infeksi IV;ditandai dengan asma bronkial ini yakni yang Agonis beta2 kerja
Inflamasi berulang adanya reaksi non-alergi adalah sesak nafas, merupakan cast pendek
Kombinasi yang kronis yang bereaksi terhadap mengi ( whezing ), cell (sel cetakan) Bronkodilator
antara batuk, menyebabkan pencetus yang tidak batuk, dan pada dari cabang antikolinergik
mengi keelastisan bronkus spesifik; IgE dan sel mast sebagian penderita bronkus. Steroid oral
(wheezing), responsivitas tidak berperan;sering ada yang merasa nyeri !Creole yang Teofilin bila perlu
dan sesak bronkus terganggu serangan nocturnal;rasa di dada. Gejala-gejala merupakan II. KRONIK
napas dengan a. Common cold sesak bisa terus-menerus tersebut tidak selalu fragmen dari
Berdasar ’British
berbagai b. Sinusitis berlangsung dan dijumpai bersamaan. epitel bronkus.
tingkatan memburuk saat bangun Pada serangan asma !Netrofil dan Thoracic Society
c. Bronkitis
obstruksi d. Bronkiolitis pagi hari;gejala yang yang lebih berat , eosinopil yang Guidline on
napas. memburuk saat gejala-gejala yang terdapat pada asthma
Asma TRIGGER beristirahat pada petang timbul makin sputum,umumnya management’
bronchial Pemicu terjadinya hari. banyak, antara lain : bersifat mukoid
adalah suatu serangan asma pada silent chest, sianosis, dengan viskositas STEP 1
penyakit individu yang telah 3. Asma gabungan gangguan kesadaran, yang tinggi dan Bronkodilator
dengan ciri hiperresponsif pada Bentuk asma yang paling hyperinflasi dada, kadang terdapat inhalasi berupa
meningkatnya kontraktilitas umum. Asma ini tachicardi dan mucus plug. agonis beta2 kerja
respon bronkusnya mempunyai karakteristik pernafasan cepat 2.Pemeriksaan pendek hanya bila
trakea dan A. Allergen Inhalan dari bentuk alergik dan dangkal . Serangan darah
perlu;bila
bronkus a. Serbuk sari non-alergik. asma seringkali ! Analisa gas darah
terhadap b. Debu rumah Menurut Tingkat Keparahan terjadi pada pada umumnya pemakaian
berbagai c. Bulu Asma: malam hari. normal akan diperlukan > 1x
rangsangan d. Serpihan binatang 1. Mild Intermitten tetapi dapat pula sehari maka
dengan (Serangga-serangga Gejala < 2x seminggu terjadi disarankan pindah
manifestasi kecil) ;serangan nocturnal <= 2x hipoksemia, ke step 2. Pastikan
adanya e. Bahan-bahan mebel sebulan;bisa asimtomatik hiperkapnia, atau pasien mengerti
penyempitan f. Spora jamur dengan PEF dan FEV1 asidosis.
menggunakan
jalan nafas Dll. normal saat gejala tak ! Kadang pada
yang luas dan B. Makanan muncul (> 80%) darah terdapat inhalan ini.
derajatnya a. Telur 2. Mild Persistent peningkatan dari STEP 2
dapat b. Susu Gejala > 2x seminggu;< SGOT dan LDH. STEP 1
berubah-ubah c. Kacang 1x sehari;serangan ! Hiponatremia dan + Anti-inflamasi
baik secara d. Cokelat nocturnal > 2x sebulan; kadar leukosit Regular inhalasi
spontan e. Ikan bisa memengaruhi kadang-kadang di dengan
maupun hasil f. Tomat aktivitas; PEF dan FEV1 atas 15.000/mm3
kortikosteroid
dari g. Strawberry masih mencapai > 80% dimana
pengobatan Dll. 3. Moderate Persistent menandakan beclomethasone /
( The i. Iritan Gejala muncul hampir terdapatnya suatu budesonide 100-
American a. Cat setiap hari;pemakaian infeksi. 400 mg 2dd atau
Thoracic b. Bensin inhalan beta2 agonist fluticasone 50-200
Society ). c. Asap tembakau sehari-hari;gejala Pemeriksaan mg 2dd.
d. Bahan kimia memengaruhi penunjang STEP 3
industry aktivitas;serangan >= 2x 1.Pemeriksaan Steroid inhalasi dosis
e. Pollutan udara seminggu;bisa radiologi rendah atau tinggi
f. Dll. berlangusng Gambaran
+ Agonis beta2
ii. Obat berhari2;serangan radiologi pada
a. Beta-bloker nocturnal > 1x asma pada kerja panjang
b. NSAID seminggu;PEF dan FEV1 umumnya STEP 4
iii. Non-spesifik >60% - <80% normal. Pada Steroid inhalasi dosis
a. Udara dingin 4. Severe Persistent waktu serangan tinggi +
b. Emosi / kecemasan / Gejala yang berlangsung menunjukan Bronchodilator
stress terus-menerus;membatasi gambaran regular (short-
c. Olahraga aktivitas fisik;serangan hiperinflasi pada acting agonis beta2
iv. GERD yang sering;serangan paru-paru yakni seperti:
(Gastroesophagal nocturnal sering;FEV1 radiolusen yang
beclomethasone
Reflux Disease) dan PEF <60% bertambah dan
peleburan rongga atau budesonide
intercostalis, 800-2000 mg 1dd
serta diafragma atau fluticasone
yang menurun. 400-1000 mg 1dd)
Akan tetapi bila
terdapat STEP 5
komplikasi, maka STEP 4 + Steroid
kelainan yang oral teratur
didapat adalah
sebagai berikut: STEP 6
!Bila disertai Evaluasi teratur
dengan bronkitis, setiap 3-6 bulan,
maka bercak-
lalu diturunkan
bercak di hilus
akan bertambah. setelah gejala
!Bila terdapat menjadi stabil.
komplikasi EMERGENCY:
empisema
(COPD), maka 1. Supportif
gambaran a. Trakeostomi untuk
radiolusen akan edema laring
semakin b. Ventilasi untuk
bertambah. bronkospasme
!Bila terdapat c. Bronkodilator
komplikasi, maka inhalasi
terdapat d. O2
gambaran e. Penggantian
infiltrate pada cairan dengan
paru
koloid / kristaloid
!Dapat pula
menimbulkan
2. Spesifik
gambaran
a. Adrenalin 0.3-1
atelektasis lokal.
!Bila terjadi Ml 1/1000 IM,
pneumonia ulangi tiap 1-20
mediastinum, menit bila
pneumotoraks, mengancam jiwa,
dan pneumo berikan IV
perikardium, b. Steroid:
maka dapat hidrokortison 500
dilihat bentuk mg IV
gambaran Antihistamin:
radiolusen pada
Klorfeniramid 200
paru-paru.
mg IV
2. Pemeriksaan
tes kulit
Dilakukan untuk
mencari faktor
alergi dengan
berbagai alergen
yang dapat
menimbulkan
reaksi yang
positif pada
asma.
3.Elektrokardiogr
afi
Gambaran
elektrokardiograf
i yang terjadi
selama serangan
dapat dibagi
menjadi 3 bagian,
dan disesuaikan
dengan gambaran
yang terjadi pada
empisema paru
yaitu :
! perubahan aksis
jantung, yakni
pada umumnya
terjadi right axis
deviasi dan
clock wise
rotation.
! Terdapatnya
tanda-tanda
hipertropi otot
jantung, yakni
terdapatnya RBB
( Right bundle
branch block).
! Tanda-tanda
hopoksemia,
yakni terdapatnya
sinus tachycardia,
SVES, dan
VES atau
terjadinya depresi
segmen ST
negative.
4. Scanning paru
Dengan scanning
paru melalui
inhalasi dapat
dipelajari bahwa
redistribusi udara
selama serangan
asma tidak
menyeluruh pada
paru-paru.
5. Spirometri
Untuk
menunjukkan
adanya obstruksi
jalan nafas
reversible, cara
yang paling
cepat dan
sederhana
diagnosis asma
adalah melihat
respon
pengobatan
dengan
bronkodilator.
Pemeriksaan
spirometer
dilakukan
sebelum dan
sesudah
pamberian
bronkodilator
aerosol (inhaler
atau nebulizer)
golongan
adrenergik.
Peningkatan FEV1
atau FVC
sebanyak lebih
dari 20%
menunjukkan
diagnosis
asma. Tidak
adanya respon
aerosol
bronkodilator
lebih dari 20%.
Pemeriksaan
spirometri tidak
saja penting
untuk
menegakkan
diagnosis tetapi
juga penting
untuk menilai berat
obstruksi dan
efek pengobatan.
Benyak penderita
tanpa
keluhan tetapi
pemeriksaan
spirometrinya
menunjukkan
obstruksi.
3. Berat
Batu2 produktif dengan
sputum banyak dan
berwarna kotor dan
berbau; sering
ditemukan pneumonia
dengan hemoptisis dan
nyeri pleura;sering
ditemukan jari tabuh;bila
ada obstruksi saluran
napas maka didapati
sianosis/tanda kegagalan
paru;keadaan umum
kurang baik sering ada
infeksi piogenik pada
kulit, mata, juga mudah
pneumonia, septicemia,
abses metastasis,
kadang2 terjadi
amiloidosis;ronkhi basah
kasar pada daerah yang
terkena;foto dada sudah
tampak kelainan.
3. EVALUASI
a. Pd transudat
Jk penyakit dasar dapat
dikoreksi efusi
sembuh
b. Post
thoracotomy/WSD
RO torak ulang
Nama Definisi Klasifikasi Etiologi Patogenesis Manifestasi Terapi
Penyakit klinik
Tuberculosis Suatu Berdasarkan jaringan : M. tuberculosis TB paru gejala Farmakologi
penyakit - TB paru Sifat : primer respiratorik : Obat TBC dibagi 2
infeksi - TB ekstra paru -mudah menular Inhalasi M. -batuk 3 kelompok :
kronik (SSP, intraabdominal, -bentuk basil gram negative tuberculosis minggu a. Kelompok
jaringan tulang, sendi, THT, -BTA kuman d dinding -batuk darah obat primer/first line
tubuh oleh limfe, ginjal, kulit) -Mati pada pemanasan alveoli (subpleura) -sesak nafas drugs
M. (direbus), panas matahari eksudat -nyeri dada ISONIAZID (INH)
tuberculosis. Berdasarkan proses atau dg bahan kimia serous/serofibrous + Dosis harian :
infeksi : -dapat diwarnai dg : Ziehl neutrofil neutrofil gejala sistemik dewasa 5
- TB primer Nielsen, Kinyoun Gabett, hilang, digantikan dg -demam mg/KgBB/hari
Bentuk lesi Tan Thiam Hok makrofag -malaise anak 6
brupa tuberkel -dapat dibiakkan dg media : fagositosis (kuman (perasaan tidak mg/KgBB/hari
pneumoni Lowenstei n Jensen, Kudoh, TB intrasel) nyaman) STREPTOMISIN
1. TB congenital Ogawa -bila daya tahan -keringat malam Dosis :
Lesiprimer di tubuh baik : -anoreksia (nafsu Dewasa 0.75
plasenta,hepar bayi Tipe : eliminasi kuman makan menurun) gr – 1 gr/hari
2. TB primer pd -atipik baik, virulensi -berat badan Anak 20 – 40
anak -avia nyerang unggas menurun menurun mg/KgBB/hari,
3. TB primer pd -bovine nyerang -daya tahan tubuh selanjutnya 2 – 3
dewasa kerbau,sapi, bisa manusia kurang : kuman x/minggu
-human manusia dalam makrofag RIFAMPISIN
- TB sekunder akan memperbanyak Dosis
1. Infeksi diri anjuran :
endogen (reaktivasi) -3-8minggu Dewasa harian
2. Infeksi eksogen reaksi 450 mg/hari
(reinfeksi) hipersensitivitas (thd Intermitten
tuberculoprotein) 600 mg/hari
yaitu timbulnya Anak 20
limfosit T spesifik mg/KgBB/hari
thd tuberculoprotein ETHAMBUTOL
Dosis 15-25
TB sekunder mg/Kg/hari diberikan
-infeksi endogen 1 atau 2 kali
(reaktivasi) PIRAZINAMID
Komplek primer (yg Dosis
sudah sembuh, 20 – 30
kuman dorman mg/KgBb/hari
(diam) aktif lg 500 mg
dan menyebar secara 4x/hari
perkontinuitatum, 750 mg
bronkogenik, 2x/hari
limfogen, hematogen b. Kelompok obat
sekunder/second line
-infeksi eksogen drugs Digunakan
(reinfeksi) jika ada resistensi
Penderita audah atau kontra indikasi
sembuh kena infeksi PAS ( PARA AMINO
lg dr kuman d luar SALISILAT )
tubuh, umumnya Senyawa
secara inhalasi sintetik
Absorbsi
oral bagus
Eliminas
i
Metaboli
sme asetilasi
Ekskresi
ginjal
Dosis 10
– 12 gr/hari dlam 3-4
kali pemberian
Efek
samping
Gejala sal.
Cerna
Nyeri sendi
Hipersensitifit
as
KANAMISIN
Be
rsifat bakterisid
Dis
erap dengan cepat dan
sempurna
Efe
k samaping :
kemerahan pada kulit
KAPREOMISIN
Dihasil
kan oleh
Streptomyces sp.
Efek
samping :
Hipok
alemia
Eosino
filia
Leuko
sitosis
Tromb
ositopenia
SIKLOSERIN
Ekskre
si melalui urin
Efe
k samping :
So
mnolen
Sa
kit kepala
Tre
mor
Dis
artia
ver
tigo
Prinsip Pengobatan
Terapi harus
merupakan kombinasi
obat (minimal 2
macam baktericid)
menghindari
resistensi
Jangka panjang :
short
treatment ( 6-9 B1n)
long treatment
( 18 – 24 Bln)
Sesuai perjalanan
hidup POPULASI
bakteri
(Frekuensi
pembelahan dan
aktivitas metabolisme
)
Bi fasik
fase inisial
menghentikan
pembiakan
penularan menurun
fase
intermitten
sterilisasi kuman