You are on page 1of 3

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

“STUDENT CENTER LEARNING – INQUIRY AND DISCOVERY”

NAMA : TIYAH SARI ATERTA


NIM : 03071381520047
KELAS : TEKNIK GEOLOGI KAMPUS PALEMBANG 2015

Mata Kuliah/Kode : Manajemen Lingkungan Tambang Batubara dan GMB


Jumlah Beban Studi : 3 Sks
Pertemuan ke- :4
Tanggal : 19 September 2017
Pokok Bahasan : Komponen yang Diidentifikasi dalam Tambang Batubara
Pengajar : Dr. Ir. Dwi Setyawan, M.Sc.

MATERI KULIAH DAN PENDALAMAN PENGETAHUAN

Pengidentifikasian komponen dalam suatu tambang batubara mencakup hal-hal


mengenai pasca pengoperasian dari suatu proyek tambang batubara. Hal ini
dikarenakan komponen ini berkaitan dengan reklamasi atau pengembalian rona
lingkungan agar seperti sediakala. Selain itu hal ini juga berkaitan dengan usaha yang
dilakukan dalam mengatasi berbagai dampak yang dapat merusak lingkungan dari
kegiatan pasca tambang itu sendiri.

Komponen yang diidentifikasi ini meliputi treatment sludge, use of mine wastes for
construction, ponds dan pumps, tailings ipoundment, concentrate, waste rock dumps,
ditches and sumps to collected drainage, small underground and pits. Berdasarkan
hal tersebut dapat disimpulkan bahwa komponen tersebut meliputi perlakuan dalam
mengatasi produk sisa hasil tambang seperti lumpur dan batuan penutup yang
dibongkar saat pengambilan bahan tambang. Hal ini mencakup pula mengenai
penampungan akhir dari hasil tambang yang dapat dalam bentuk parit, penggunaan
limbah tambang untuk kontruksi, konsentrasi limbah tambang, atau pembuatan
terowongan bawah tanah untuk mengatasi limbah tersebut.

Tambang batubara yang diidentifikasi kali ini yaitu PT Bukit Asam (Persero) yang
terletak di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Salah satu situs tambang yang ada di
Bukit Asam yaitu Tambang Air Laya yang merupakan tambang batubara di Tanjung
Enim yang pertama kali beroperasi. Penambangan di Air Laya masih menggunakan
cara konvensional yaitu dengan shovel dan truck untuk proses pengangkutan batubara
atau dalam hal bongkar muat. Lokasi tambang ini masih memiliki cadangan batubara
yang terdiri dari lima lapisan (seam) yang terdiri dari lapisan A1, A2, B1, B2, dan C.
Sebagaimana kegiatan penambangan pada umumnya, pada penambangan Air Laya
tentunya juga menghasilkan limbah berupa air tambang bersifat asam yang dikenal
sebagai “air asam tambang” (AAT) atau dikenal pula dengan Acid Mine Drainage
(AMD). Di Tambang Air Laya, air asam tamabng tersebut ditampung terlebih dahulu
di suatu penampungan sementara sebelum kemudian dilakukan treatment khusus. Air
tersebut disalurkan ke lokasi treatment dengan dipompakan menuju lokasi.
Pengelolaan air bekas tambang itu juga kemudian diolah menjadi air bersih. Instalasi
tersebut memiliki kapasitas hingga 350 m3 per hari. Hal ini bertujuan agar pemakaian
air sungai untuk kebutuhan air bersih dapat berkurang dan mengkonversi air tambang
yang merupakan limbah tersebut menjadi air bersih.

Selain itu, reklamasi yang dilakukan di Tambang Air Laya dilakukan secara bertahap
melalui penanaman biota berupa tumbuhan. Pada tahap awal dimana unsur hara
masih tergolong sedikit, daerah bekas tambang ditanami dengan tanaman pionir
berupa kacang-kacangan. Hingga selanjutnya yaitu tahap saat unsur hara mulai
meningkat, kemudian lokasi bekas tambang ditanami tumbuhan yang lebih produktif
seperti sereh dan kayu putih. Reklamasi ini dibuktikan dengan pembangunan Hutan
Raya Enim (Tahura Enim) yang merupakan salah satu rencana pemanfaatan lahan
bekas tambang selain dari hutan tanaman. Di lokasi tambang Air Laya sendiri,
terutama di daerah yang mencakup IUP, Tahura Enim telah dibangun di atas lahan
seluas 5.640 ha. Hutan ini terdiri dari tiga blok pengembangan yang terdiri dari blok
perlindungan (696 ha), blok koleksi tanaman (2.508 ha), dan blok pemanfaatan
(2.346 ha).

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa proyek pasca tambang dalam hal
penelitian dan pengembangan lingkungan yang dilakukan di tambang Air Laya yaitu
sebagai berikut.

1. Implementasi recycle air tambang menjadi air bersih di lokasi Tambang Air
Laya.
2. Pilot project agro-forestry seluas 12 hektar di lokasi timbunan Air Laya yang
bekerja sama dengan PT Perhutani

3. Pembangunan hutan kota seluas 50 hektar dilokasi timbunan Air Laya

4. Program penanggulangan AAT (Air Asam Tambang) melalui pengujian


keasaman batuan yang bekerja sama dengan LAPI ITB

DAFTAR PUSTAKA

PT Bukit Asam (Persero) Tbk. (n.d.). Lingkungan. Retrieved September 19, 2017, from
http://www.ptba.co.id/id/lingkungan

You might also like