You are on page 1of 6

A.

SEJARAH BERDIRINYA INTANSI


Menurut Kamus Jawa Kuno, asal usul nama Purbalingga
adalah kata Purba atau Purwa berarti dahulu, dimuka, permulaan
atau Timur. Sedangkan Lingga berarti tanda atau arca kuno. Pada
masa pemerintahan Belanda, Purbalingga merupakan daerah
Geografis yang oleh Pemerintahan Hindia Belanda dijadikan sebagai
Regnetshop. Sebelum mendapat status itu, Purbalingga hanyalah
sebagai daerah biasa yang dipimpin oleh demang dan konon
demang itu berkedudukan di Desa Timbang (sekarang namanya
Desa Penambongan, Kec. Purbalingga). Pada waktu itu Purbalingga
lebih dikenal lagi sebagai bagian dari Pemerintahan Karanglewas
yang dikuasai oleh seorang Ngabehi. Perubahan status
Kademangan menjadi Kabupaten dimulai sejak Ngabehi diganti oleh
seorang Bupati.

Setelah Perang Mengkubumen berakhir pada tahun 1755


berdirilah Keratin Yogyakarta dan R.T Yudanegara III yang diangkat
menjadi patihnya. Pusat Pemerintahan yang semula di Karanglewas
dipindahkan di desa Purbalingga, suatu desa yang dianggap subur
dan strategis. Sejak itu Purbalingga sudah lepas dari Banyumas dan
berdiri sederajat langsung dibawah pemerintahan pusat di Surakarta.
Pada tanggal 23 Juli 1759, dibangun rumah Kadipaten serta segala
sesuatunya berkaitan dengan pemerintahan. Menurut perhitungan
kantor Kesentanan Sidikoro, Baluwerti Keratin Surakarta tanggal
berdirinya rumah Kadipaten itu jatuh pada hari Senin Legi, Selo
tahun EHE 1648 (TahunJawa).

Bupati Pertama Purbalingga adalah R.T Dipayuda III yang


memerintah tahun 1759 – 1787. Barulah tahun 1787 Susuhan
Pakubuwana IV menyerahkan Purbalingga kepada Pemerintahan
Hindia Belanda. Istilah Bupati diganti dengan Bahasa Belanda yaitu
Regent dan daerahnya Regentschop termasuk Karesidenan (
Residen ) Banyumas. Baik Regent maupun Bupati yang memerintah
Purbalingga sejak tahun 1759 hingga tahun 1949, sebagian besar
adalah keturunan Kyai Arsantaka. Bulan November 1831 atau Suro
1760 sesudah Perang Biting, Jenderal De Kock berkonferensi di
Sokaraja dengan para Adipati, Ngabehi, dan Punggawa-Punggawa
yang telah berjasa dalam perang. De Kock mengumumkan bahwa
wilayah Banyumas mulai saat ini sudah sepenuhnya menjadi
kekuasaan Belanda, tidak lagi dibawah pemerintah Surakarta.
Banyumas ditetapkan menjadi Karesidenan dan dibagi lima wilayah
Kabupaten. Para Pegawai dan pemberian pangkat pada mereka
ditetapkan oleh Belanda. Sebagai Residen pertama Banyumas
adalah Tuan Stuuler. Pengangkatan Adipati oleh Pemerintah
Belanda diambilkan hanya dari tedak turun Adipati naluri systerm
keturunan.

Tahun 1929 Pemerintah Hindia Belanda membagi daerah


Kabupaten Purbalingga menjadi wilayah Kawedanan ( Distrik ) dan
Kecamatan ( Onderdistrik ). Pembagian wilayah Administrasi
diumumkan dalam Staatbled wan Nederlansch indie no. 2 tanggal
1 Februari 1929, tentang Binnenlandsch Berstuur Java en
Madura dengan besluit ( surat keputusan ) dari Gubernur Jendral
Hindia Belanda No. 25 tanggal 5 Januari 1929.

Selain itu Gubernur Jenderal juga mengumumkan


pembentukan kembali Struktur Pemerintahan Daerah Kabupaten
Purbalingga sebagaimana tertuang dalam Staabled Van
Nederlansch Indie No. 224 tanggal 12 Juli 1929 Bestuur Hermoving
Decentralisantie Regenschappen Midden Java, keputusan ini
berlaku mulai tanggal 1 Januari 1930. Untuk menjalankan roda
Pemerintahan dibentuklah semacam dewan yang disebut “
Regenschpraad ” diketuai oleh Bupati dengan beranggotakan 19
orang, terdiri dari 2 orang Belanda, 15 orang Pribumi dan 2 orang
lainnya bukan Pribumi bukan Belanda, 15 orang Pribumi dimaksud,
10 orang diantaranya hasil pemilihan dari kawedanan Purbalingga 4
orang, Bobotsari 2 orang dan dari kawedanan Bukateja 3 orang.

Nama – nama Bupati Purbalingga semasa Pemerintahan


Kolonial Hindia Belanda :

a. Bupati Pertama, R.T Dipayuda III


b. Bupati Kedua, R.T Dipakusma I
c. Bupati Ketiga, R.T Bratasudira
d. Bupati Keempat, R.T Dipakusuma II
e. Bupati Kelima, Raden Adipati Dipakusuma III
f. Bupati Keenam, Raden Adipati Dipakusuma IV
g. Bupati Ketujuh, R.T Dipakusuma V
h. Bupati Kedelapan Raden Adipati Arya Dipakusuma VI
i. Bupati Kesembilan, R.T Arya Suganda
j. Bupati Kesepuluh, R.T Arya Suganda
k. Bupati Kesebelas, Raden Mas Kartono

Bupati yang menjalankan pada massa Perang Kemerdekaan I


dan II, Purbalingga terdapat 2 orang roda Pemerintahan daerah yaitu
Raden Mas Tumenggung Arya Suganda yang berkedudukan di Kota
sebagai Bupati versi Recomba yaitu Pemerintah peralihan Belanda
sementara itu Raden Mas Kartono diangkat oleh Pemerintah
Republik Indonesia sebagai Bupati Purbalingga Kesebelas,
memerintah tahun 1947 – 1950. Dengan berakhirnya Perang
Kemerdekaan, Jabatan Bupati Purbalingga yang semula
berdasarkan keturunan mulai dihapuskan. Pemilihan umum daerah
tahun 1957 menghasilkan 2 pimpinan daerah yaitu Raden
Hadikusumo sebagai Bupati, sedangkan Mas Kacasukarta sebagai
kepala daerah. Sedangkan semasa pemerintahan Bupati Goentoer
Darjono diadakan pemugaran – pemugaran dipusat pemerintahan
Kabupaten terutama kompleks Kabupaten antara lain pintu gerbang
dan teras serta Pendopo. Pada waktu pemerintahan dipegang oleh
Drs. Soetarno telah dibangun gedung Kantor Bupati Kepala Daerah/
Gedung Sekretariat Wilayah Daerah Tingkat II Purbalingga berlantai
2 dengan luas ± 1.600 m2. Biaya pembangunan gedung tersebut Rp
248.000.000,- terdiri dari dana APBN 1982/ 1983 sebesar Rp
198.000.000,- dan dana APBD tingkat II 1982/ 1983 sebesar Rp
50.000.000,-. Lokasi Bangunan itu bekas Kantor Sekretariat yang
lama dan Dinas PU Kabupaten. Saat ini Kabupaten Purbalingga
dipimpin oleh Bupati Drs. H. Heru Sudjatmoko, M. Si dan Wakil
Bupati Drs. H. Sukento Ridho Marhaendrianto.

B. PRODUK BARANG DAN JASA


Kantor Sekretariat Daerah ( SETDA ) Purbalingga merupakan
kantor atau perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
Pelayanan Publik untuk memberikan kepuasan bagi masyarakat
daerah tersebut.
A. STRUKTUR ORGANISASI
BAGAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Bupati
Wakil Bupati

Sekretaris Daerah
Staff Ahli
Bid. Bid. Bid. Bid. Bid. Eko
Pemerin Hukum Pemban Kemasyaraka dan
tahan dan Pol gunan tan dan SDM Keuanga
n
ASISTEN PEMERINTAHAN ASISTEN EKONOMI PEMBANGUNAN DAN KESEJAHTERAAN ASISTEN ADMINISTRASI
RAKYAT

BAGIAN BAGIAN
BAGIAN BAGIAN BAGIAN
TATA BAGIAN HUKUM ORGANISASI BAGIAN
PEREKONOM PEMBANGUN KESEJAHTER BAGIAN HUMAS
PEMERINTA HAM DAN UMUM
IAN AN AAN RAKYAT
HAN KEPEGAWAIAN

SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN


SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN ANALISIS &
PEMERINTA SUMBER
PRODUK HUKUM PROGRAM BINA MENTAL KELEMBAGAAN TATA USAHA KEMITRAAN
HAN UMUM DAYA ALAM
KERJA

SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN


SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN
PEMERINTA JARINGAN PRODUKSI SUBBAGIAN RUMAH
PRASARANA KETATALAKSAN PUBLIKASI &
HAN DESA DOKUMENTASI DISTRIBUSI BINA SOSIAL TANGGA &
& INFORMASI DAN DUNIA WILAYAH AAN DOKUMENTASI
PROTOKOL
HUKUM USAHA
SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN
SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN
BUMD DAN SUBBAGIAN PERLENGKA SANDI &
PERTANAH BANTUAN PENGENDALI KEMASYARA
LEMBAGA KEPEGAWAIAN TELEKOMUNIKA
AN HUKUM HAM AN KATAN PAN
KEUANGAN SI

You might also like