Professional Documents
Culture Documents
43
B. Gambaran Khusus Puskesmas Gayamsari
Puskesmas Gayamsari adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota
Semarang yang berperan dan bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta membina peran
serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya yang meliputi :
Kuratif (pengobatan)
Preventif (pencegahan)
Promotif (peningkatan kesehatan)
Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
1. Visi, Misi dan Motto Puskesmas
a. Visi:
Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat yang berkualitas
menuju Kecamatan Gayamsari yang mandiri untuk hidup sehat.
b. Misi :
1) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
2) Memberdayakan Masyarakat untuk memiliki, kemauan dan
kemampuan untuk hidup sehat.
c. Tata Nilai
G: Giat dalam bekerja
A: Amanah dalam menjalankan tugas
Y: Yakin akan keberhasilan
A: Aktif dalam kegiatan
M: Melayani sepenuh hati
S: Semangat tiada henti
A: Andalan masyarakat
R: Ramah dan sopan
I: Inovatif dan kreatif
44
Informasi ketenagaan atau sumber daya manusia diperlukan bagi
perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan serta pengelolaan
kepegawaian. Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Gayamsari
Tahun 2017 sebanyak 22 orang. Jumlah sumber daya manusia
menurut kualifikasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Gayamsari
No Jenis Tenaga Jumlah Lebih Kurang Keterangan
1 Kepala Puskesmas 1 - - PNS
2 Ka. Sub. Bag Tata Usaha 1 - - PNS
3 Dokter Umum/Fungsional 2 - PNS
4 Dokter gigi 1 - - PNS
5 Bidan 4 - - PNS
6 Perawat 4 - - PNS
7 Perawat Gigi 1 - - PNS
8 Sanitarian 1 - - PNS
9 Ass Apoteker 1 - - PNS
10 Apoteker - - 1
11 Analis Kesehatan/ laborat 1 - - PNS
12 Nutrisionis 1 - - PNS
13 Epidemiolog 1 - - PNS
14 Entomolog - - -
15 Pengolah simpus/data - - 1
16 Bendahara/Pengurus barang - - 1
17 Bendahara APBD - - 1
18 Bendahara BOK - - 1
19 Pengadministrasi 1 - - PNS
20 Petugas Loket 1 - - PNS
21 Penjaga malam 1 - - PNS
22 Pengemudi - - 1
23 Petugas kebersihan - - 4 Magang
TOTAL 22 10
45
3 Jamkesda 4.550.000 2.735.000
4 Retribusi Umum 29.560.000 36.025.500 117.428.000
5 BOK 106.162.000 110.000.000 315.000.000
6 BPJS 8.196.000 56.082.000 1.387.669.980
JUMLAH 785.468.000 2.004.653.500 1.820.097.980
5. Morbiditas
Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insidensi maupun
angka prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian
penyakit dalam suatu populasi dan pada kurun waktu tertentu. Morbiditas
juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat di
suatu wilayah.
Tabel 4.3 Peringkat 10 Besar Penyakit di Puskesmas Gayamsari Tahun
2017
46
C. Gambaran Khusus Pelayanan Loket Pendaftaran di Puskesmas
Gayamsari
1. Input
a. Man (Sumber Daya Manusia)
Jumlah staf pelayanan pendaftaran, yaitu 4 orang. Pelayanan
dilakukan setiap hari Senin sampai hari Sabtu. Terdapat empat staf
petugas pendaftaran terdiri dari 1 sebagai bendahara penerima, 2
sebagai pelaksana pelayanan pendaftaran, dan 1 sebagai pelaksana
pelayanan pendaftaran merangkap sebagai kasir. Petugas pendaftaran
terkait mutu pelayanan pendaftaran yang diambil sebagai responden
yakni 2 orang. Petugas seringkali terlalu fokus dengan dokumen
rekam medis pasien, sehingga pasien-pasien yang baru datang tidak
diingatkan untuk meletakkan kartu berobat di tempat yang tersedia.
b. Money (Pendanaan)
Untuk biaya operasional pelayanan loket pendaftaran puskesmas
Gayamsari dicukupi dari sumber dana :
1) APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Kota Semarang
2) JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
c. Method (Cara Kerja)
47
Metode pelayanan pendaftaran menggunakan SOP pendaftaran.
Dengan menggunakan kebiasaan, pengamatan dan pengalaman sebagai
acuan dalam bekerja yang kemudian dicatat/diinventarisir oleh
pemegang program bagian pendaftaran, kemudian diajukan kepada
ketua akreditasi. Pembuatan SOP terkait pendaftaran berdasarkan
panduan penyusunan pedoman kerangka acuan SOP dan kebijakan di
Puskesmas Gayamsari. SOP pendaftaran terbentuk dan mulai berlaku
tanggal 16 Juli 2016.
SOP yang lama menurut mahasiswa belum terinci, maka
diusulkan SOP revisi yang sudah disesuaikan dengan referensi yang
ada untuk digunakan sebagai penelitian tentang kepatuhan petugas
pendaftaran terhadap SOP pendaftaran di Puskesmas Gayamsari
berlaku tanggal 5 Februari 2018 sampai selesai penelitian ini.
d. Material (Fasilitas)
Fasilitas ruang yang berhubungan dengan pendaftaran terdiri
dari meja dan kursi loket pendaftaran, mesin nomor antrian, nomor
antrian khusus, rak peletakan kartu berobat, rak dan map family folder,
dan, komputer dengan program SIMPUS. Adanya gambar alur
pendaftaran di ruang pendaftaran, namun dengan ukuran yang terlalu
kecil dan penempatan yang kurang strategis sehingga banyak pasien
yang tidak membacanya,
e. Marketing
SOP pendaftaran yang diusulkan sebagai revisi SOP sudah
diadvokasi dan disetujui oleh kepala puskesmas serta disosialisasikan
kepada tim penjaga mutu, petugas loket pendaftaran Puskesmas
Gayamsari pada hari Sabtu tanggal 3 Februari 2018.
g. Environment (Lingkungan)
Banyaknya kunjungan pasien rata-rata perhari berkisar antara
50-75 orang. Pasien seringkali mengambil nomor antrian yang sama,
sedangkan untuk pasien lansia, KIA, dan pemeriksaan gigi mulut
disediakan nomor antrian khusus. Pasien lama juga sering tidak
meletakkan kartu berobat pada tempat yang disediakan. Ruang tunggu
yang nyaman dengan tersedianya kursi dengan jumlah yang memadai,
48
sirkulasi udara yang baik, mesin cetak nomor antrian yang bekerja
optimal, dan penggunaan speaker dalam pemanggilan pasien.
2. Process
a. P1 (Perencanaan) Pelayanan Loket Pendaftaran
1) SOP pendaftaran yang telah direvisi di Puskesmas Gayamsari yang
digunakan sebagai pedoman pada penelitian ini. SOP baru
merupakan revisi SOP lama disiapkan oleh mahasiswa dan telah
disesuaikan dengan referensi.
49
D. Simple Problem
1. Identifikasi masalah mutu pelayanan loket pendaftaran di Puskesmas
Gayamsari
Pengamatan mengenai kepatuhan petugas pelaksana terhadap SOP
pelayanan pendaftaran. Observasi kepatuhan ini dilakukan 50 kali kegiatan
untuk 2 petugas pelaksana. Observasi dilakukan pada hari Senin-Selasa,
tanggal 5-6 Februari 2018 dengan mengamati kegiatan petugas pelaksana
menggunakan daftar tilik kepatuhan petugas. Data yang diamati ditabulasi
selanjutnya dinilai tingkat kepatuhan/compliance rate (CR). CR dinilai
baik, bila lebih dari 80% dan dinilai kurang baik jika kurang dari 80%.
Hasil perhitungan CR petugas loket pendaftaran adalah sebagai berikut :
CR kepatuhan petugas A terhadap SOP pendaftaran:
50
c. Petugas loket mempersilakan pasien lansia, KIA, dan pemeriksaan gigi
mulut mengambil nomor antrian khusus di ruang pendaftaran (50 %)
[Masalah C]
d. Petugas loket mempersilakan pasien lansia, KIA, dan pemeriksaan gigi
mulut meletakkan nomor antrian, kartu berobat, dan kartu jaminan
kesehatan yang dimiliki (Askes, BPJS PBI, BPJS Non-PBI) pada
tempat yang telah disediakan. (40%) [Masalah D]
e. Petugas loket meminta pasien yang tidak membawa kartu berobat
untuk menyebutkan alamat atau nama-nama anggota keluarganya.
(60%) [Masalah E]
2. Prioritas masalah
Dari lima masalah tersebut peneliti menentukan prioritas masalah.
Peneliti menentukan prioritas masalah dengan menggunakan matrix
problem priority.
Matriks prioritas masalah atau problem priority matriks merupakan
salah satu alat dalam menyusun urutan prioritas dari sejumlah masalah.
Setiap masalah ditentukan rangking manfaat dan rangking usahanya untuk
menyelesaikan masalah. Ranking dimulai dari yang terbaik dengan urutan
1-5. Rangking manfaat kemudian dikalikan dengan nilai rangking usaha
sebagai extended value. Nilai extended value terkecil dapat dipilih sebagai
prioritas masalah.
Penilaian dengan skala 1-5 :
- Angka 5 melambangkan manfaat dan usaha besar
- Angka 4 melambangkan manfaat dan usaha cukup
- Angka 3 melambangkan manfaat dan usaha sedang
- Angka 2 melambangkan manfaat dan usaha kurang
- Angka 1 melambangkan manfaat dan usaha kecil
Kemudian rangking manfaat dikali nilai rangking usaha sebagai
extended value. Berdasarkan nilai extended value yang terkecil dapat
dipilih prioritas masalah. Berikut adalah matriks prioritas masalah dari
beberapa masalah dalam penelitian ini :
51
Tabel 4.4 Matriks prioritas masalah pelayanan pendaftaran
52
Petugas loket Media alur pendaftaran yang
terfokus pada terlalu kecil dan penempatannya
pasien yang yang kurang strategis
sedang dilayani.
53
Keterangan jumlah:
1. Rendahnya pemahaman petugas tentang sosialisasi SOP revisi (0)
2. Petugas loket terfokus pada pasien yang sedang dilayani (2)
3. Belum adanya media alur pendaftaran yang terpampang dengan jelas
di loket pendaftaran. (1)
b. Frekuensi penyebab masalah
Dengan menjumlah penyebab masalah pada tabel Paired
Comparison yang dilingkari maka dapat dihitung jumlah distribusi
frekuensi penyebab masalah dengan cara membuat turus/tally. Hasil Tally
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi penyebab masalah pelayanan pendaftaran
No Penyebab masalah Tally Jumlah
1. Petugas loket terfokus pada pasien yang sedang II 2
dilayani
2. Belum adanya media alur pendaftaran yang I 1
terpampang dengan jelas di loket pendaftaran.
3. Rendahnya pemahaman petugas tentang 0 0
sosialisasi SOP revisi
54
Tabel 4.8 Tabel Pareto untuk Pelayanan Pendaftaran
No Penyebab masalah Frekuensi Jumlah Prosentase
Kumulatif kumulatif
1. Petugas loket terfokus pada pasien 2 2 66,6%
yang sedang dilayani
2. Belum adanya media alur pendaftaran 1 3 100 %
yang terpampang dengan jelas di loket
pendaftaran
3. Rendahnya pemahaman petugas 0 3 100%
tentang sosialisasi SOP revisi
Total 3
100%
80%
Keterangan :
A. Petugas loket terfokus pada pasien yang sedang dilayani (2)
B. Belum adanya media alur pendaftaran yang terpampang dengan jelas
di loket pendaftaran (1)
C. Rendahnya pemahaman petugas tentang sosialisasi SOP revisi (0)
Pemilihan faktor masalah bedasarkan fakta dan data. Azas pareto
mengungkapkan bahwa dengan mengendalikan yang sedikit 20%, maka
dengan cepat menguasai yang lebih besar (80%). Hal ini berarti dengan
menyelesaikan masalah A pada tabel pareto maka bisa menyelesaikan
sebagian besar masalah terkait petugas loket tidak mempersilakan
55
pasien meletakkan nomor antrian, kartu berobat, dan kartu jaminan
kesehatan yang dimiliki.
Berdasarkan perhitungan dengan analisis pareto dalam
menyelesaikan suatu masalah maka dipilih satu masalah dengan
persentase kumulatif kurang dari 80% dan berupa persentase kumulatif
terendah 66,6 % yaitu petugas loket terfokus pada pasien yang sedang
dilayani.
5. Alternatif Pemecahan Masalah
Beberapa alternatif pemecahan masalah yang diusulkan lewat curah
pendapat dan persetujuan dengan pemegang program. Adapun beberapa
alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:
a. Alternatif I: Refreshing penerapan SOP pelayanan pendaftaran revisi
pada petugas loket
b. Alternatif II : Simulasi cara mempersilakan pasien yang baru datang
untuk meletakkan kartu berobat pada tempat yang disediakan pada
pelayanan pendaftaran dan membuat media edukasi
c. Alternatif III : Memberikan reward kepada petugas yang disiplin dan
memberikan punishment kepada petugas yang tidak disiplin
6. Keputusan Pemecahan Masalah
Dari 3 alternatif pemecahan masalah yang diusulkan maka selanjutnya
akan diambil pengambilan keputusan pemecahan masalah dengan matrix
cost benefit (manfaat dibanding biaya) sebagaiberikut :
Penilaian dapat dibuat dengan skala 1-5
- Angka 5 melambangkan manfaat dan biaya besar
- Angka 4 melambangkan manfaat dan biaya cukup
- Angka 3 melambangkan manfaat dan biaya sedang
- Angka 2 melambangkan manfaat dan biaya kurang
- Angka 1 melambangkan manfaat dan biaya kecil
56
Keterangan :
a. Ranking I: Simulasi cara mempersilakan pasien untuk meletakkan
kartu berobat di tempat yang disediakan dan membuat media edukasi
b. Ranking II : Memberikan reward kepada petugas yang disiplin dan
memberikan punishment kepada petugas yang tidak disiplin
c. Ranking III : Refreshing penerapan SOP pelayanan pendaftaran revisi
pada petugas loket
7. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (Plan of Action)
Berdasarkan alternatif pemecahan masalah yang telah diambil,
maka disusun Plan Of Action simulasi cara mempersilakan pasien untuk
meletakkan kartu berobat di tempat yang disediakan dan membuat media
edukasi
E. Complex Problem
Penelusuran complex problem dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
wawancara dengan responden terkait pelayanan pendaftaran. Wawancara
dilakukan dengan menanyakan 9 buah pertanyaan sesuai dengan unsur
minimal penilaian indeks kepuasan masyarakat. Setelah semua pertanyaan
dari 50 responden selesai diwawancarai, maka data diolah dengan cara :
1. Menghitung Jumlah Nilai Per Unsur
Menjumlahkan skor dari 9 pertanyaan pada setiap unsur.
2. Menghitung Nilai Rata-Rata (NRR) Per Unsur
Jumlah Nilai Per Unsur Dibagi dengan Jumlah Responden
3. Menghitung Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur
Nilai Rata-Rata Per Unsur di kalikan 0.11 (Standart Baku)
4. Menghitung Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Jumlah Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur di jumlahkan
5. Mencari Nilai IKM setelah di Konversi
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dikali 25 (Standar Baku).
6. Melihat Mutu Pelayanan (Pada setiap Unsur)
Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur dikali dengan 25
7. Kinerja Unit Pelayanan
Hasil penilaian terhadap kepuasan responden terkait pelayanan
pendaftaran di Puskesmas Gayamsari menggunakan nilai Indeks
Kepuasan Masyarakat.
57
Tabel.4.10 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat dengan nilai standar
Nilai Nilai Interval Nilai Interval Mutu Kinerja Unit
Persepsi IKM Konversi IKM pelayanan Pelayanan
58
c. Ongkos pemeliharaan (Intensitas 1)
d. Luas ruangan (Intensitas 1)
e. Perbaikan alat penggantian (Intensitas 1)
3. Efektifitas
a. Ciri-ciri
1) Interaksi (Intensitas 1)
2) Perhatian warna (Intensitas 3)
3) Perhatian identitas (Intensitas 1)
4) Kemantapan retensi (Intensitas 2)
5) Kemantapan repetisi (Intensitas 1)
b. Tujuan pendidikan
1) Fakta (Intensitas 2)
2) Prosedur (Intensitas 2)
3) Prinsip dan konsep (Intensitas 2)
4) Sikap/pendapat (Intensitas 1)
59