You are on page 1of 86

HSI 07 – Kajian 01 – wajibnya beriman dengan kitab-kitab Allah

■ SILSILAH 7 | BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH


■ Halaqah 1 | Pengertian Tentang Kitab Secara Bahasa & Syari’at Dan Wajibnya Beriman Dengan
Kitab-kitab Allāh
‫للا ورحمة عليكم السالم‬
ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين وصحبه آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬
Halaqah yang pertama dari Silsilah ‘Ilmiyyah 7 Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Pengertian Tentang Kitab Secara Bahasa & Syari’at Dan Wajibnya Beriman Dengan Kitab-kitab
Allāh.”
Diantara pokok-pokok keimanan yang harus diimani seorang hamba adalah beriman dengan kitab-
kitab Allāh.
Semakin seseorang mengetahui tentang kitab-kitab Allāh secara terperinci maka:

✓Akan semakin bertambah keimanannya.

✓Akan semakin besar manfaatnya di dunia maupun di akhirat.

● PENGERTIAN KITĀB

◆ Secara Bahasa

Kitābun (‫ ) ِكت َاب‬dalam bahasa Arab adalah mufrad (tunggal) dari kutubun (‫) ُكتُب‬. Kitab artinya “yang
ditulis”.

◆ Secara Syari’at

Yang dimaksud kitab-kitab disini adalah kitab-kitab yang Allāh turunkan kepada para rasulNya
sebagai petunjuk bagi manusia, supaya mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Al-Qurān, As-Sunnah dan Ijma’ kaum Muslimin menunjukkan tentang wajibnya beriman kepada
kitab-kitab Allāh.

Dan bahwasanya kekufuran dengan kitab-kitab Allāh pada hakikatnya adalah kekufuran dengan
Allāh.
● Dari Al-Qurān

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫اّللِ ِآمنُوا آ َمنُوا الَّذِينَ أَيُّ َها يَا‬ َّ ِ‫سو ِل ِه ب‬ ِ ‫سو ِل ِه َعلَى ن ََّز َل َّالذِي َو ْال ِكت َا‬
ُ ‫ب َو َر‬ ِ ‫اّللِ يَ ْكفُ ْر َو َمن ۚ قَ ْب ُل ِمن أَنزَ َل َّالذِي َو ْال ِكت َا‬
ُ ‫ب َر‬ َّ ِ‫َو َم َالئِ َك ِت ِه ب‬
ُ ‫ض َّل فَ َق ْد ْاْل ِخ ِر َو ْال َي ْو ِم َو ُر‬
‫س ِل ِه َو ُكت ُ ِب ِه‬ َ ‫ض َال ًل‬ َ ‫َب ِعيدًا‬

“Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kalian kepada Allāh dan RasulNya dan kitab yang
telah diturunkan kepada RasulNya dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.

Dan barangsiapa yang kufur kepada Allāh, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya


dan hari akhir maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang jauh.”

(QS An-Nisā: 136)

● Dari As-Sunnah

Sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam ketika ditanya Jibrīl tentang “Apa itu Iman?”. Beliau
mengatakan:

ُ ‫اْلخ ِر َو ْال َي ْو ِم َو ُر‬


ِ ‫ اْ ِإل ْي َم‬: ‫س ِل ِه َو ُكت ُ ِب ِه َو َمالَ ِئ َك ِت ِه ِباهللِ تُؤْ ِمنَ أ َ ْن‬
‫ان‬ ِ َ‫َوش ِ َّر ِه َخي ِْر ِه ِب ْال َقدَ ِر َوتُؤْ ِمن‬

“Beriman adalah engkau beriman dengan Allāh, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-


rasulNya dan hari akhir dan engkau beriman dengan taqdir yang baik maupun yang buruk.”

(HR Muslim)

● Ijmā’

Telah berkata Ibnu Baththah rahimahullāh:


‫هللا عند من الرسل به جاءت ما بجميع والتصديق اإليمان وجوب وكذلك‬، ‫لزم حق فهو وجل عز هللا قاله ما وبجميع‬، ‫رجالً أن فلو‬
‫واحدا ً شيئا ً إل الرسل به جاءت ما بجميع آمن‬، ‫العلماء جميع عند كافرا ً الشيء ذلك بردّ كان‬

“Demikian pula wajibnya beriman dan membenarkan seluruh apa yang dibawa oleh para Rasul dari
sisi Allāh dan beriman dengan seluruh yang Allāh ‘Azza wa Jalla katakan, ini adalah sebuah
kewajiban.

Seandainya seseorang beriman dengan seluruh yang dibawa oleh Rasul kecuali satu hal maka
dengan dia menolak satu hal tersebut jadilah dia kafir menurut seluruh ulama.”

(Al-Ibānah Ash-Shughra halaman 211)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬

‘Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah
HSI 07 – Kajian 02 – cara beriman dengan kitab-kitab Allah
5 Desember 2015 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
● Silsilah Ilmiyyah 7 : Beriman Dengan Kitab-Kitab Allah

◆ 02 Pentingnya Beriman Dengan Kitab-Kitab Allah Dan Cara Beriman Dengan Kitab-Kitab Allah

————————

‫وبركاته هللا ورحمة عليكم السالم‬

‫بعد أما أجمعين صحبه و آله على و هلل رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang kedua dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
Pentingnya Beriman Dengan Kitab-Kitab Allāh Dan Cara Beriman Dengan Kitab-Kitab Allāh.

Diantara yang menunjukkan pentingnya beriman dengan kitab-kitab Allāh, bahwasanya beriman
dengan kitab-kitab Allāh secara global adalah termasuk pokok-pokok aqidah Islam & merupakan
rukun yang ke-tiga dari enam rukun Iman yang tidak sah Iman seseorang kecuali dengan mengimani
seluruh rukun Iman ini & telah berlalu haditsnya.

Kemudian diantara yang menunjukkan pentingnya bahwasanya beriman dengan kitab-kitab adalah
sifat orang-orang yang beriman.

✓ Allāh berfirman :

َ‫سو ُل آ َمن‬ َّ ‫اّللِ آ َمنَ ُكل ۚ َو ْال ُمؤْ ِمنُونَ َر ِبّ ِه ِم ْن ِإلَ ْي ِه أ ُ ْن ِز َل ِب َما‬
ُ ‫الر‬ َّ ‫س ِل ِه َو ُكت ُ ِب ِه َو َم َال ِئ َك ِت ِه ِب‬
ُ ‫…و ُر‬
َ

“Rasul beriman dengan apa yang diturunkan kepadanya dari Rabb nya demikian pula orang-orang
yang beriman semua beriman kepada Allāh, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya & Rosul-
rosul-Nya”
[Surat Al-Baqarah 285]

Diantara yang menunjukkan pentingnya bahwa Allāh telah menyuruh orang-orang yang beriman
untuk mengatakan kami beriman kepada Allāh & apa yang diturunkan kepada kami.
✓ Allāh berfirman :

‫اّللِ آ َمنَّا قُولُوا‬َّ ‫ِيم ِإلَى أ ُ ْن ِز َل َو َما ِإلَ ْينَا أ ُ ْن ِز َل َو َما ِب‬ ِ َ‫ي َو َما َو ْاْل َ ْسب‬
َ ُ‫اط َويَ ْعق‬
َ ‫وب َو ِإ ْس َحاقَ َو ِإ ْس َماعِيلَ ِإب َْراه‬ ُ َ ‫سى ُمو‬
َ ِ‫سى أوت‬ َ ‫ي َو َما َو ِعي‬ ُ
َ ِ‫أوت‬
َ‫ُم ْس ِل ُمونَ لَهُ َونَحْ نُ ِم ْن ُه ْم أَ َحد َبيْنَ نُف ِ َّر ُق َل َربِّ ِه ْم ِم ْن ال َّنبِيُّون‬

“katakanlah oleh kalian kami beriman kepada Allāh dan apa yang diturunkan kepada kami & apa
yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub & asbath dan apa yang diberikan kepada
Musa & Isa dan apa yang diberikan kepada para Nabi dari Rabb mereka, kami tidak membeda-
bedakan seorangpun diantara mereka & kami menyerahkan diri kepada Allāh ”
[Surat Al-Baqarah 136]

Diantara yang menunjukkan pentingnya beriman dengan kitab-kitab Allāh bahwasanya mengkufuri
Kitab-kitab Allāh adalah sebuah kesesatan yang nyata.

✓ Allāh berfirman :

‫اّللِ يَ ْكفُ ْر َو َم ْن‬ ُ ‫ض َّل فَ َق ْد ْاْل ِخ ِر َو ْاليَ ْو ِم َو ُر‬


َّ ِ‫س ِل ِه َو ُكتُبِ ِه َو َم َالئِ َكتِ ِه ب‬ َ ‫ض َال ًل‬
َ ‫بَ ِعيدًا‬

” Dan barangsiapa yang kufur kepada Allāh, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rosul-rosul-


Nya dan hari akhir maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang jauh ”
[Surat An-Nisa’ 136]

Diantara hal yang menunjukkan pentingnya beriman dengan Kitab-kitab Allāh, bahwasanya Allāh
telah menurunkan Kitab-kitab tersebut sebagai petunjuk bagi manusia, mengeluarkan mereka dari
kegelapan menuju cahaya menunjukkan jalan yang lurus yang dengannya mereka bahagia di dunia
& akhirat.

✓ Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

‫ۚ َونُور ُهدًى فِي َها الت َّ ْو َراة َ أَ ْنزَ ْلنَا إِنَّا‬

“Sesungguhnya kami telah menurunkan Taurat didalamnya ada petunjuk dan juga cahaya ”
[Surat Al-Ma’idah 44]

✓ Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

ِ ْ ‫َونُور ُهدًى ِفي ِه‬


ۖ ُ‫اإل ْن ِجي َل َوآتَ ْينَاه‬

” Dan Kami telah berikan kepada Isa, Injil didalamnya ada petunjuk dan juga cahaya ”
[Surat Al-Ma’idah 46]

✓ Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

ُ ‫ْب َل ْال ِكت‬


َ‫َاب ذَلِك‬ َ ‫ِل ْل ُمتَّقِينَ ُهدًى ۛ ِفي ِه ۛ َري‬

“Kitab tersebut (Alqur’an) tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang
bertaqwa”
[Surat Al-Baqarah 2]

Cara beriman dengan kitab-kitab Allāh adalah beriman dengan empat perkara

⇒ Beriman bahwasanya kitab-kitab ini benar-benar turun dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla

⇒ Beriman dengan nama-nama Kitab yang kita ketahui namanya, sedangkan yang tidak kita ketahui
maka kita beriman secara global

⇒ Membenarkan kabar-kabar yang shahīh didalam kitab-kitab tersebut seperti kabar-kabar Alqur’an
& kabar-kabar Kitab sebelumnya yang belum dirubah

⇒Beramal, Ridho dan berserah diri dengan hukum-hukum yang belum dihapus didalam Kitab-kitab
tersebut & semua kitab yang terdahulu telah manshuq atau telah terhapus hukumnya dengan Al-
Quran.

Penjelasan ke-empat perkara ini InsyaAllah akan diperinci pada halaqah-halaqoh selanjutnya.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬

Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah
HSI 07 – Kajian 03 – wahyu
5 Desember 2015 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
■ SILSILAH 7 | BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 3 | Wahyu

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Wahyu”.

WAHYU

◆ Secara bahasa

Adalah pemberitahuan yang cepat dan samar.

Di dalam Al-Qurān, Allāh menyebutkan bahwa:

⑴ Allāh mewahyukan kepada ibu Nabi Mūsā ‘alayhissalām untuk menyusui Mūsā ‘alayhissalām.

⑵ Allāh mewahyukan kepada lebah untuk membuat sarang.

⑶ Allāh menyebutkan bahwa Nabi Zakariyya ‘alayhissalām mewahyukan kepada kaumnya dengan
isyarat.
⑷ Allāh juga menyebutkan bahwasanya syaithān mewahyukan kepada wali-walinya.

Maka ini semua adalah wahyu menurut bahasa.

◆ Secara Syari’at

Adalah pemberitahuan Allāh kepada para NabiNya dengan apa yang Allāh ingin sampaikan kepada
mereka;

⇒ baik berupa syari’at atau kitab.

⇒ baik dengan perantara atau tidak dengan perantara.

Dan wahyu inilah yang merupakan kekhususan para Nabi, sebagaimana firman Allāh:

‫َ ۚ َب ْع ِد ِه ِمن َوال َّن ِب ِيّينَ نُوح ِإلَى أ َ ْو َح ْينَا َك َما ِإ َليْكَ أ َ ْو َح ْينَا ِإنَّا‬

“Sesungguhnya Kami telah wahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada
Nūh dan nabi-nabi setelahnya.” (An-Nisā: 163)

Wahyu, Allāh sampaikan kepada para nabi menggunakan 3 cara:

● Cara Pertama | Allāh langsung mewahyukan ke hati nabi, yang diwahyukan.

Seperti sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:

‫َث ْالقُد ُِس ُر ْو َح إِ َّن‬


َ ‫سا أ َ َّن ُرو ِعي فِي نَف‬ ً ‫ب أ َ َجلَ َها ت َ ْست َ ْك ِم َل َحتَّى ت َ ُموتَ لَ ْن نَ ْف‬
َ ‫ ِر ْزقَ َها َوتَ ْست َْو ِع‬، ‫ب فِي فَأَجْ ِملُوا‬ َّ ‫أ َ َحدَ ُك ُم يَحْ ِملَ َّن َول‬
ِ َ‫الطل‬
‫طا ُء‬ َ ‫ق ا ْس ِت ْب‬
ِ ‫الر ْز‬ ْ ‫ص َية َي‬
ّ ِ ‫طلُ َبهُ أ َ ْن‬ َّ ‫طا َعتِ ِه ِإل ِع ْندَهُ َما يُنَا ُل ل‬
ِ ‫ ِب َم ْع‬، ‫للاَ فَإ ِ َّن‬ َ ‫ِب‬

“Sesungguhnya Rūhul Qudus (Jibrīl) telah meniupkan di dalam hatiku bahwa sebuah jiwa tidak
akan meninggal sampai sempurna ajalnya dan sempurna rizqinya. Maka hendaklah kalian perbaiki
cara mencari rizqi kalian. Janganlah sampai salah seorang diantara kalian mencari rizqi dengan
maksiat karena melihat lambatnya rizqi, karena sesungguhnya tidak dicari apa yang ada di sisi Allāh
kecuali dengan keta’atan kepadaNya.”

(HR Abū Nu’aim dalam Hilyatul Awliyā dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)

● Cara Kedua | Allāh berbicara langsung dengan nabi tersebut dari balik hijab.

Sebagaimana Allāh berbicara langsung dengan Nabi Mūsā ‘alayhissalām, sebagaimana dalam
firman Allāh:

‫للاُ َوكَلَّ َم‬ َ ‫ت َ ْك ِلي ًما ُمو‬


َّ ‫سى‬

“Dan Allāh berbicara dengan Mūsā dengan sebenar-benar pembicaraan.” (An-Nisā: 164)

● Cara 3 | Wahyu tersebut datang dengan perantaraan malaikat.

Sebagaimana turunnya Jibrīl membawa wahyu dari Allāh kepada para nabi dan rasul.

Dalil ke-3 cara ini:

‫للاُ يُ َك ِّل َمهُ أَن ِلبَشَر َكانَ َو َما‬


َّ ‫اء ِمن أ َ ْو َوحْ يًا ِإ َّل‬
ِ ‫ول ي ُْر ِس َل أ َ ْو ِح َجاب َو َر‬
ً ‫س‬
ُ ‫ي َر‬ ِ ‫َح ِكيم َع ِلي ِإنَّهُ ۚ َمايَشَا ُء ِبإ ِ ْذنِ ِه فَي‬
َ ‫ُوح‬

“Dan tidaklah Allāh berbicara kepada manusia kecuali wahyu yang diwahyukan secara langsung
atau berbicara kepadanya dari balik hijab atau Allāh mengutus seorang malaikat utusan kemudian
malaikat tersebut mewahyukan dengan izin Allāh apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha
Tinggi Lagi Maha Bijaksana.” (Asy-Syūrā: 51)

Dan Jibrīl datang kepada nabi dengan membawa wahyu;

⇒ terkadang dengan wujudnya yang asli.

⇒ terkadang datang wahyu tersebut seperti kerincingan lonceng.


⇒ terkadang Jibrīl datang menjelma sebagai seorang manusia.

Al-Hārits Ibnu Hisyām radhiyallāhu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi
wa sallam:

‫سو َل َيا‬ َّ ، ‫ْف‬


ُ ‫للاِ َر‬ َ ‫ي َيأْتِيكَ َكي‬
ُ ْ‫سو ُل َف َقا َل ؟ ْال َوح‬ُ ‫للاِ َر‬ َّ ‫ص َّلى‬ َ ‫ َو‬: “‫صلَ ِة ِمثْ َل َيأْتِينِي أَحْ َيانًا‬
َّ ‫س َّل َم َعلَ ْي ِه‬
َ ُ‫للا‬ َ ‫ص ْل‬
َ ‫ ْال َج َر ِس‬، ‫ي أ َ َشدُّهُ َوه َُو‬
َّ َ‫َعل‬
َ َّ ْ ّ َ
َ ‫ َعنِّي فَيُ ْف‬، ‫ قَا َل َما َع ْنهُ َو َعيْتُ َو َق ْد‬، ‫يَقُو ُل َما فَأ ِعي فَيُك َِل ُمنِي َر ُج ًال ال َم َلكُ ِلي يَت َ َمث ُل َوأحْ يَانًا‬
‫ص ُم‬

“Wahai Rasūlullāh, bagaimana wahyu datang kepadamu?”

Maka Beliau Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:

“Terkadang datang wahyu kepadaku seperti suara kerincingan lonceng dan inilah yang paling berat
bagiku. Kemudian suara itu pergi dan aku sudah memahami apa yang dia katakan. Dan terkadang
malaikat menjelma sebagai seorang laki-laki kemudian berbicara kepadaku dan akupun memahami
apa yang dia ucapkan.”

(Muttafaqun ‘alayhi)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬

‘Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah

Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah (HSI) ‘Abdullāh Roy
_____
HSI 07 – Kajian 04 – kitab-kitab benar-benar turun dari Allah
7 Desember 2015 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 4 | Beriman Bahwasanya Kitab-kitab Ini Benar-benar Turun Dari Allāh Subhānahu wa
Ta’āla

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah “Beriman
Bahwasanya Kitab-kitab Ini Benar-benar Turun Dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla”.

Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allāh adalah:

⑴ Beriman bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar;

• Turun dari Allāh.

• Merupakan kalamullāh dari Allāh bermulai.

⑵ Beriman bahwasanya Allāh telah;

• Berbicara secara hakikat dengan huruf dan maknanya.

• Berbicara sesuai dengan yang Dia kehendaki (dengan cara yang Allāh kehendaki) yang sesuai
dengan keagungan Allāh ‘Azza wa Jalla.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ‫ق ْال ِكت‬
‫َاب َعلَيْكَ ن ََّز َل‬ ِ ّ ‫ص ِدّقًا بِ ْال َح‬
َ ‫نجيلَ الت َّ ْو َراة َ َوأَنزَ َل َيدَ ْي ِه بَيْنَ ِلّ َما ُم‬ ِ ْ ‫َو‬
ِ ‫اإل‬
“Dia telah menurunkan atasmu, Al-Kitāb (Al-Qurān) dengan haq, membenarkan kitab-
kitab sebelumnya dan Dialah yang telah menurunkan Taurāt dan Injīl.” (QS Āli ‘Imrān: 3)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫اّللِ آ َمنَّا قُ ْل‬ ِ ُ ‫نز َل َو َما َعلَ ْينَا أ‬


َّ ‫نز َل َو َما ِب‬ ِ ُ ‫ِيم َعلَى أ‬ ِ َ‫ي َو َما َو ْاْل َ ْسب‬
َ ُ‫اط َويَ ْعق‬
َ ‫وب َو ِإ ْس َحاقَ َو ِإ ْس َماعِيلَ ِإب َْراه‬ ُ َ ‫سى ُمو‬
َ ِ‫سى أوت‬ َ ‫ِمن َوالنَّ ِبيُّونَ َو ِعي‬
‫َّربِّ ِه ْم‬

“Katakanlah: Kami beriman kepada Allāh dan apa yang diturunkan kepada Kami dan apa yang
diturunkan kepada Ibrāhīm, Ismā’īl, Ishāq, Ya’qūb dan juga asbāth dan apa yang diberikan kepada
Mūsā, ‘Īsā dan para Nabi dari Rabb mereka.” (QS Āli ‘Imrān: 84)

✘Tidak boleh seseorang mengatakan bahwa:

⇒ Taurat yang asli adalah ucapan Mūsā.

⇒ Injīl yang asli adalah ucapan ‘Īsā.

⇒ Al-Qurān adalah ucapan Muhammad.

Orang yang mengatakan bahwa kitab-kitab tersebut adalah ucapan manusia maka dia telah kufur
dengan ayat-ayat Allāh.

Allāh berfirman:

‫ت َكف َُروا َّالذِينَ ِإ َّن‬


ِ ‫شدِيد َعذَاب لَ ُه ْم هللا ِبآَيَا‬
َ ‫ا ْنتِقَام ذُو َع ِزيز َوهللا‬

“Sesungguhnya orang-orang yang kufur dengan ayat-ayat Allāh, mereka akan mendapatkan adzab
yang pedih. Dan Allāh adalah Zat Yang Perkasa dan memiliki siksaan.” (QS Āli ‘Imrān: 4)

Allāh menceritakan tentang ucapan sebagian orang kafir yang mengatakan:

‫ْالبَش َِر قَ ْو ُل ِإ َّل َهذَا ِإ ْن‬


“Tidaklah Al-Qurān ini kecuali ucapan manusia.” (QS Al-Muddatstsir: 25)

Para rasul dan malaikat hanyalah sebagai perantara dalam menyampaikan kalamullāh.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ‫َنزي ُل َو ِإنَّه‬ ِ ّ ‫( ْال َعا َل ِمينَ َر‬١٩٢) ‫الرو ُح ِب ِه نَزَ َل‬


ِ ‫ب لَت‬ ُّ ُ‫( ْاْل َ ِمين‬١٩٣) ‫( ْال ُمنذ ِِرينَ ِمنَ ِلت َ ُكونَ قَ ْل ِبكَ َعلَى‬١٩٤) ‫سان‬
َ ‫ي ِب ِل‬
ّ ‫ُّم ِبين َع َر ِب‬
(١٩٥)

“Sesungguhnya dia (Al-Qurān) diturunkan dari Rabbul ‘Ālamīn, turun dengannya Ar-Rūhul Amīn
(Jibrīl) atas hatimu (Nabi Muhammad) supaya engkau menjadi pemberi peringatan. Turun kitab
tersebut dengan bahasa ‘Arab yang jelas.” (QS Asy-Syuarā: 192-195)

Adapun firman Allāh:

ُ‫سول لَقَ ْو ُل إِنَّه‬


ُ ‫ك َِريم َر‬

Yang Allāh sebutkan di dalam surat Al-Hāqqah ayat 40 dan Surat Takwīr ayat 19, yang artinya:

“Sesungguhnya dia (Al-Qurān) dalam ucapan Rasul yang mulia.”

Maka maksudnya adalah penyandaran ucapan kepada yang mengucapkan.

⇒ Di dalam Surat Al-Hāqqah, yang dimaksud “utusan” adalah Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa
sallam.

⇒ Di dalam surat At-Takwīr yang dimaksud “utusan” adalah malaikat Jibrīl ‘alayhissalām.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan in syā Allāh kita sambung pada halaqah-
halaqah selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬
HSI 07 – Kajian 05 – Nama kitab-kitab Allah
13 Desember 2015 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
● Silsilah Ilmiyyah 7 : Beriman Dengan Kitab-Kitab Allah

◆ 05 Beriman dengan nama-nama Kitab Allah yang kita ketahui namanya

————————

‫وبركاته هللا ورحمة عليكم السالم‬

‫أجمعين صحبه و آله على و هلل رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang kelima dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah Beriman
Dengan Nama-nama Kitab-Kitab Allāh Yang Kita Ketahui Namanya.

Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allāh adalah beriman dengan nama-nama kitab Allāh
yang telah Allāh & Rasul-Nya beritahukan namanya kepada kita & kita ketahui namanya

⑴. Shuhuf Ibrahim & Shuhuf Musa

Shuhuf Ibrahim diturunkan kepada Nabi Ibrahim & Shuhuf Musa diturunkan kepada Nabi Musa
alaihima salam

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

‫ف‬
ِ ‫ص ُح‬
ُ ‫ِيم‬
َ ‫سى ِإب َْراه‬
َ ‫َو ُمو‬

“Yaitu Shuhufnya Ibrahim dan Musa ”

[Surat Al-A’la 19]

⑵. Az Zabur diberikan kepada Nabi Daud alaihi salam


Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

ۖۚ ‫ُورا دَ ُاوودَ َوآتَ ْينَا‬


ً ‫زَ ب‬

” Dan Kami telah berikan kepada Daud kitab Zabur ”

[Surat An-Nisa’ 163]

⑶. At Taurat yang diturunkan kepada Musa alaihi salam

⑷. Al Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa alaihi salam

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

َ ‫ق ْال ِكت‬
‫َاب َعلَيْكَ ن ََّز َل‬ ِ ّ ‫ص ِدّقًا ِب ْال َح‬
َ ‫اإل ْن ِجيلَ الت َّ ْو َراة َ َوأَ ْنزَ َل َيدَ ْي ِه بَيْنَ ِل َما ُم‬
ِ ْ ‫َو‬

” Dia lah yang telah menurunkan kepadamu Al Kitab yaitu Alqur’an dengan hal membenarkan apa
yang datang sebelumnya & Dialah yang telah menurunkan at Taurat & Injil”
[Surat Al-Imran 3]

⑸ Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

‫ش ْه ُر‬ َ ‫ْالقُ ْرآنُ ِفي ِه أ ُ ْن ِز َل َّالذِي َر َم‬


َ َ‫ضان‬

“Bulan Ramadhan yang diturunkan didalamnya Al Quran ”

[Surat Al-Baqarah 185]

Kita harus beriman dengan nama-nama kitab tersebut & Nabi yang diturunkan kepadanya adapun
yang tidak kita ketahui namanya maka kita beriman secara global, maksudnya kita beriman
bahwasanya setiap Rasul memiliki kitab namun tidak semua kita ketahui namanya sebagai firman
Allāh :
‫س َلنَا أ َ ْر َس ْلنَا لَقَ ْد‬ ِ ‫َاب َمعَ ُه ُم َوأَ ْنزَ ْلنَا بِ ْالبَ ِّينَا‬
ُ ‫ت ُر‬ َ ‫وم َو ْال ِميزَ انَ ْال ِكت‬
َ ُ‫اس ِليَق‬ ِ ‫بِ ْال ِقس‬
ُ َّ‫ْط الن‬

“Sungguh Kami telah mengutus Rasul-Rasul kami dengan keterangan-keterangan yang nyata dan
Kami turunkan bersama mereka Kitab-kitab & timbangan supaya manusia berlaku adil ”
[Surat Al-Hadid 25]

Dan InsyaAllah akan datang penjelasan masing-masing dari kitab tersebut sesuai dengan apa yang
Allāh & Rasul-Nya kabarkan didalam Alqur’an.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬

Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah
HSI 07 – Kajian 06 – shuhuf Ibrahim
12 Desember 2015 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 6 | Shuhuf Ibrāhīm
___________

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Shuhuf Ibrāhīm”.

Shuhuf adalah jama’ dari shahīfah (‫ص ِح ْيفَة‬


َ ) artinya adalah sesuatu yang digunakan untuk menulis di
dalamnya.

◆ Shuhuf Ibrāhīm adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ف‬
ِ ‫ص ُح‬
ُ ‫ِيم‬
َ ‫سى إِب َْراه‬
َ ‫َو ُمو‬

“(Yaitu) Shuhufnya Ibrāhīm dan Mūsā.” (QS Al-A’lā: 19)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman:

‫ف فِي ِب َما يُ َنبَّأ ْ لَ ْم أ َ ْم‬


ِ ‫ص ُح‬
ُ ‫سى‬ َ ‫( َوفَّى َّالذِي َو ِإب َْراه‬٣٧)
َ ‫( ُمو‬٣٦) ‫ِيم‬

“Apakah dia belum dikabarkan dengan apa yang ada dalam Shuhuf Mūsā dan juga Ibrāhīm yang
telah menyempurnakan.” (QS An-Najm: 36-37)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mengisyaratkan Shuhuf Ibrāhīm ini di dalam firmanNya:
‫اّللِ آ َمنَّا قُولُوا‬ ِ ُ ‫نز َل َو َما ِإلَ ْينَا أ‬
َّ ‫نز َل َو َما ِب‬ ِ ُ ‫ِيم ِإلَى أ‬
َ ‫ِإب َْراه‬

“Katakanlah oleh kalian; Kami beriman kepada Allāh dan apa yang diturunkan kepada kami dan
apa yang diturunkan kepada Ibrāhīm.” (QS Al-Baqarah: 136)

◆ Shuhuf Ibrāhīm diturunkan di malam pertama di bulan Ramadhān.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫رمضان من ليلة أول في السالم عليه إبراهيم صحف أنزلت‬

“Telah diturunkan Shuhuf Ibrāhīm ‘alayhissalām pada malam yang pertama di bulan Ramadhān.”
(HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)

⇒ Shuhuf ini tidak diketahui keberadaannya, namun diketahui sebagian kandungannya.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ف فِي بِ َما يُ َنبَّأ ْ لَ ْم أ َ ْم‬ ِ ‫ص ُح‬ُ ‫سى‬ َ ‫( ُمو‬٣٦) ‫ِيم‬ َ ‫( َوفَّى َّالذِي َوإِب َْراه‬٣٧) ‫( أ ُ ْخ َرى ِو ْز َر َو ِاز َرة ت َِز ُر أ َ َّل‬٣٨) ‫ْس َوأ َ ْن‬ َ ‫ان لَي‬ ِ ‫س‬ ِ ْ ‫سعَى َما إِ َّل ِل‬
َ ‫ْل ْن‬ َ
(٣٩) ‫س ْع َيهُ َوأ َ َّن‬ ‫ف‬
َ َ َْ ‫و‬ ‫س‬ ‫ى‬ ‫ُر‬َ ‫ي‬ (٤٠) ‫م‬ ُ
َّ ُ‫ث‬ ‫ه‬‫ا‬ َ‫ز‬ ْ‫ُج‬ ‫ي‬ ‫ء‬ ‫ا‬
َ َ َ‫ز‬ ‫ج‬ ْ
‫ال‬ ‫ى‬ َ ‫ف‬ ‫و‬
ْ َ ْ
‫اْل‬ (٤١) َّ
‫ن‬ َ ‫أ‬‫و‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫إ‬ ‫ب‬‫ر‬
َ ِ َ‫ُ َ َ ِّك‬ ‫ى‬ ‫ه‬َ ‫ت‬‫ن‬ْ ‫م‬ ْ
‫ال‬ (٤٢) ُ ‫ه‬ َّ ‫ن‬َ ‫أ‬‫و‬ ‫ُو‬
‫ه‬
َ َ َ‫َ ك‬ ‫ح‬ ‫ض‬
ْ َ ‫أ‬ ‫َى‬ ‫ك‬ ‫ب‬
ْ َ ‫أ‬ ‫و‬
َ (٤٣)
ُ‫( َوأَحْ يَا أ َ َماتَ ه َُو َوأَنَّه‬٤٤) ُ‫الز ْو َجي ِْن َخلَقَ َوأ َ َّنه‬ َّ ‫( َو ْاْل ُ ْنثَى الذَّك ََر‬٤٥) ‫طفَة ِم ْن‬ ْ ُ‫( ت ُ ْمنَى ِإذَا ن‬٤٦) ‫( ْاْل ُ ْخ َرى ال َّن ْشأَة َ َعلَ ْي ِه َوأ َ َّن‬٤٧) ُ‫ه َُو َوأَنَّه‬
‫( َوأ َ ْقنَى أ َ ْغنَى‬٤٨) ُ‫ش ْع َرى َربُّ ه َُو َوأَنَّه‬ ّ ِ ‫( ال‬٤٩) ُ‫( ْاْلُولَى َعادًا أ َ ْهلَكَ َوأَنَّه‬٥٠) َ‫( أ َ ْب َقى فَ َما َوث َ ُمود‬٥١) ‫كَانُوا ِإنَّ ُه ْم قَ ْب ُل ِم ْن نُوح َوقَ ْو َم‬
‫ظ َل َم ُه ْم‬ ْ َ ‫طغَى أ‬ ْ َ ‫( َوأ‬٥٢) َ‫( أ َ ْه َوى َو ْال ُمؤْ ت َ ِف َكة‬٥٣) ‫شاهَا‬ َّ َ‫شى َما فَغ‬ َّ ‫( َغ‬٥٤)

“Apakah belum dikabarkan kepadanya tentang apa yang ada di dalam Shuhuf Mūsa dan Ibrāhīm
yang telah menyempurnakan? Yaitu bahwasanya sebuah jiwa tidak menanggung dosa jiwa yang
lain. Dan bahwasanya seorang manusia tidak memiliki kecuali apa yang dia usahakan. Dan
bahwasanya usaha dia akan diperlihatkan kepadanya. Kemudian dibalas dengan balasan yang paling
sempurna. Dan bahwasanya hanya kepada Rabbmu kesudahan. Dan bahwasanya Dialah yang
menjadikan orang tertawa dan menangis. Dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan
menghidupkan. Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan wanita dari air
mani yang dipancarkan. Dan bahwasanya atasNyalah penciptaan yang lain yaitu kebangkitan. Dan
bahwasanya Dia yang memberikan kecukupan dan menjadikan ridha. Dan bahwasanya Dia adalah
Rabb bagi Asy-Syi’ra (yaitu nama sebuah bintang yang disembah). Dan bahwasanya Dialah yang
menghancurkan kaum ‘Ād yang pertama. Demikian pula Tsamūd. Maka Dia tidak menyisakan. Dan
juga kaum Nūh sebelumnya. Sesungguhnya dahulu mereka lebih zhalim dan lebih durhaka. Dan
negeri-negeri kaum Lūth yang telah Allāh hancurkan. Maka Allāh menimpakan atas negeri itu
adzab besar yang menimpanya.”
(QS An-Najm: 36-54)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman:

َ َ‫( ف‬١٥) ‫( الدُّ ْنيَا ْال َحيَاة َ تُؤْ ثِ ُرونَ بَ ْل‬١٦) ُ ‫( َوأَ ْبقَى َخيْر َو ْاْلَ ِخ َرة‬١٧) ‫لَ ِفي َهذَا إِ َّن‬
‫( ت َزَ َّكى َم ْن أ َ ْفلَ َح قَ ْد‬١٤) ‫صلَّى َربِّ ِه اس َْم َوذَك ََر‬
‫ف‬ ِ ‫ص ُح‬ ُّ ‫( ْاْلُولَى ال‬٨) ‫ف‬ ِ ‫ص ُح‬ُ ‫ِيم‬َ ‫سى ِإب َْراه‬ َ ‫( َو ُمو‬١٩)

“Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwa dan mengingat nama Rabbnya kemudian
shalat. Akan tetapi kalian mendahulukan kehidupan dunia. Dan akhirat itu lebih baik dan lebih
kekal. Sesungguhnya yang demikian ada di dalam Shuhuf yang terdahulu, yaitu Shuhuf Ibrāhīm dan
Mūsa.” (QS Al-A’lā: 14-19)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬

‘Abdullāh Roy
HSI 07 – Kajian 07 – shuhuf musa dan zabur
15 Desember 2015 2 Komentar Perkataan Bijak Para Ulama
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 7 | Shuhuf Mūsā Dan Kitab Az-Zabūr
___________

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-7 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Shuhuf Mūsā dan Kitab Az-Zabūr”.

Allāh menyebutkan Shuhuf Mūsā dan sebagian isinya di dalam Surat Al-A’la dan An-Najm,
sebagaimana telah disebutkan ayat-ayatnya di dalam halaqah sebelumnya.

• Ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa Shuhuf Mūsā berbeda dengan At-Taurāt,
diantaranya adalah Syaikh Shālih Alu Syaikh hafizhahullāh.

• Dan sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa Shuhuf Mūsā adalah bagian dari Kitab At-
Taurāt, seperti Syaikh ‘Abdurrazzāq Afifiy rahimahullāh.

• Dan sebagian yang lain mengatakan bahwa Shuhuf Mūsā sama dengan At-Taurāt, diantaranya
adalah Syaikh Shālih Fawzān hafizhahullāh.

Wallāhu a’lam, mana diantara pendapat-pendapat ini yang lebih kuat.

Namun seorang yang beriman wajib beriman secara global dengan semua kitab yang Allāh turunkan
kepada para RasulNya.

AZ-ZABŪR

Kalimat Az-Zabūr, secara bahasa artinya adalah kitāb, jamaknya adalah Az-Zubur.
Allāh berfirman:

ْ ‫الزب ُِر فِي فَعَلُوهُ ش‬


‫َيء َو ُك ُّل‬ ُّ

“Dan segala yang mereka lakukan tertulis di dalam Az-Zubur.” (QS Al-Qamr: 52)

⇒ Maksudnya adalah semuanya tertulis di dalam kitab-kitab yang ada di tangan malaikat.

Yang kita ketahui tentang Az-Zabūr bahwasanya:

◆ ⑴ Kitab ini diturunkan kepada Nabi Dāwūd ‘alayhissalām.

Sebagaimana firman Allāh di dalam surat An-Nisā ayat 163 dan Al-Isrā ayat 55:

‫زَ بُوراً دَ ُاوودَ َوآت َ ْينَا‬

“Dan Kami telah berikan kepada Dāwūd kitab Zabūr.”

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

ِ ‫س ْب َع ؛ الت َّ ْو َراةِ َم َكانَ أُع‬


ُ‫ْطيت‬ ِ ‫ُور َم َكانَ َوأُع‬
َّ ‫ْطيتُ ال‬ ِ ‫الزب‬ ِ ‫اإل ْن ِجي ِل َم َكانَ َوأُع‬
َّ ‫ ْال َمئِينَ ؛‬، ُ‫ْطيت‬ َ ِ‫ ْال َمثَان‬، ُ‫ض ّْلت‬
ِْ ‫ي؛‬ َّ ‫ِب ْال ُم َف‬
ِ ُ‫ص ِل ؛ َوف‬

“Aku telah diberi As-Sab’u yang sebanding dengan kitab Taurāt. Dan aku diberi Al-Maīn yang
sebanding dengan kitab Az-Zabūr. Dan aku diberi Al-Matsāniy yang sebanding dengan kitab Al-
Injīl. Dan aku dikaruniai kelebihan dengan Al-Mufashshal.” (HR Ahmad dan dihasankan oleh
Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)

⇒ Yang dimaksud dengan As-Sab’u, Al-Maīn, Al-Matsāniy dan Al-Mufashshal adalah nama
kumpulan surat yang ada di dalam Al-Qurān.

◆ ⑵ Az-Zabūr diturunkan di bulan Ramadhān.


Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫رمضان من خلت عشرة لثمان الزبور وأنزل‬

“Dan diturunkan Az-Zabūr setelah berlalu 18 hari di bulan Ramadhān.” (HR Ath-Thabrāniy di
dalam Al-Mu’jamul Kabīr dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬

‘Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah

Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah (HSI) ‘Abdullāh Roy
_____
HSI 07 – Kajian 08 – taurat 1
20 Desember 2015 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 8 | Kitab At-Taurāh Bagian 1
____________

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-8 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang “Kitab
At-Taurāh Bagian 1”.

At-Taurātu (ُ ‫ )الت َّ ْو َراة‬berasal dari bahasa Ibrani yang artinya ajaran.

Diantara kabar yang kita ketahui tentang Taurat di dalam Al-Qurān dan Al-Hadīts:

● Pertama | Kitab Taurat/At-Taurāh ini diturunkan kepada Nabi Mūsā ‘alayhissalām

Allāh berfirman:

‫سى آتَ ْينَا َولَقَ ْد‬ َ ‫س ِل بَ ْع ِد ِه ِم ْن َوقَ َّف ْينَا ْال ِكت‬
َ ‫َاب ُمو‬ ُ ‫الر‬
ُّ ِ‫ب‬

“Dan sungguh Kami telah berikan kepada Mūsā Al-Kitab (Kitab Taurat) dan Kami susulkan
setelahnya dengan Rasul-rasul.” (QS Al-Baqarah: 87)

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫سى آدَ ُم ْالتَقَى‬ َ ‫ َو ُمو‬، ‫ ْلدَ َم ُمو َسى فَقَا َل‬: َ‫اس أ َ ْش َقيْتَ َّالذِي آ ْنت‬َ َّ‫ الن‬، ‫ ْال َجنَّ ِة ِمنَ َوأ َ ْخ َرجْ ت َ ُه ْم‬، ‫ل‬ َ ‫ ِل ُمو‬: َ‫سى أ َ ْنت‬
َ ‫سى آدَ ُم قَا‬ َ ‫طفَاكَ َّالذِي ُمو‬
َ ‫ص‬
ْ ‫ا‬
َُّ‫سا َلتِ ِه للا‬
َ ‫ بِ ِر‬، َ‫صطفاك‬َ َ ْ ْ َ َ َّ َ
ْ ‫ ِل َنف ِس ِه َوا‬، ‫ قا َل ؟ الت ْو َراةَ َعليْكَ َوأنزَ َل‬: ‫ نَعَ ْم‬،

“Bertemu Ādam dan Mūsā, maka berkata Mūsā kepada Ādam, ‘Apakah engkau adalah Ādam yang
telah menyengsarakan manusia dan mengeluarkan mereka dari surga?’ Ādam berkata, ‘Apakah
engkau adalah Mūsā yang Allāh telah memilihmu dengan risalahNya dan memilihmu untuk diriNya
dan menurunkan kepadamu Kitab Taurat?’ Mūsā berkata, ‘Ya’.” (HR Bukhāri dan Muslim)

● Kedua | Disana ada beberapa kata di dalam Al-Qurān yang Allāh gunakan untuk kitab Taurat ini.

⑴ AT-TAURĀH

Dan ini yang paling banyak Allāh pakai di dalam Al-Qurān.

Diantaranya, Allāh berfirman:

َ ‫ق ْال ِكت‬
‫َاب َعلَيْكَ ن ََّز َل‬ ِ ّ ‫ص ِدّقًا ِب ْال َح‬
َ ‫نجيلَ الت َّ ْو َراة َ َوأَنزَ َل َيدَ ْي ِه َبيْنَ ِّل َما ُم‬ ِ ْ ‫َو‬
ِ ‫اإل‬

“Dia telah menurunkan atasmu Al-Kitāb (yaitu Al-Qurān) dengan benar, membenarkan kitab-kitab
sebelumnya dan Dialah yang telah menurunkan Taurāt dan Injīl.” (QS Āli ‘Imrān: 3)

Diantara nama lain Taurat adalah:

⑵ AL-KITĀB

Allāh berfirman:

‫سى آتَ ْينَا َولَقَ ْد‬ َ ‫س ِل َب ْع ِد ِه ِم ْن َوقَ َّف ْينَا ْال ِكت‬
َ ‫َاب ُمو‬ ُ ‫الر‬
ُّ ‫ِب‬

“Dan sungguh Kami telah berikan kepada Mūsā Kitab (yaitu Taurat) dan Kami susulkan setelahnya
dengan rasul-rasul.” (QS Al-Baqarah: 87)

⑶ AL-FURQĀN

Allāh berfirman:
‫سى آت َ ْينَا َولَقَ ْد‬ ُ ‫ض َيا ًء ْالفُ ْرقَانَ َوه‬
َ ‫َارونَ ُمو‬ ِ ‫ِّل ْل ُمتَّقِينَ َو ِذ ْك ًرا َو‬

“Dan sungguh Kami telah berikan kepada Mūsā dan Hārūn Al-Furqān (yaitu Taurat) dan cahaya
serta peringatan bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS Al-Anbiyā: 48)

⑷ KITAB MŪSĀ

Allāh berfirman:

‫َاب قَ ْب ِل ِه َو ِم ْن‬ َ ‫َو َرحْ َمةً ِإ َما ًما ُمو‬


ُ ‫سى ِكت‬

“Dan sebelum Al-Qurān adalah kitab Mūsā sebagai imam dan rahmat.” (QS Al-Ahqāf: 12)

Diantara nama lain dari At-Taurāh adalah:

⑸ AL-ALWĀH

Allāh berfirman:

‫َيء ُك ِّل ِم ْن اْل َ ْل َواحِ فِي لَهُ َو َكت َ ْبنَا‬


ْ ‫ظة ً ش‬
َ ‫صيالً َم ْو ِع‬
ِ ‫َيء ِل ُك ِّل َوت َ ْف‬
ْ ‫ش‬

“Dan Kami telah menulis untuknya (yaitu untuk Mūsā) di dalam Al-Alwāh (yaitu Taurat) segala
sesuatu sebagai nasihat dan perincian untuk segala sesuatu.” (QS Al-A’rāf: 145)

Dan di dalam sebuah riwayat yang lain di dalam Shahīh Muslim dari kisah percakapan antara Nabi
Ādam dengan Mūsā ‘alayhimassalām.

Nabi Ādam berkata kepada Mūsā:

‫شيء كل بيان فيها اْللواح وأعطاك‬


“Dan Allāh memberimu Al-Alwāh, di dalamnya penjelasan segala sesuatu.”

⑹ SHUHUF MŪSĀ

Menurut sebagian ulama yang berpendapat bahwa Shuhuf Mūsā adalah Taurat.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬

‘Abdullāh Roy,
Di kota Al-Madīnah
HSI 07 – Kajian 09 – taurat 2
22 Desember 2015 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 9 | Kitab At-Taurāh (Bagian 2)

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-9 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang “Kitab
At-Taurāh (Bagian 2)”.

Diantara kabar yang kita ketahui tentang Kitab Taurat di dalam Al-Qurān dan Al-Hadits,

● Ketiga | Bahwasanya Allāh telah menulis At-Taurāh dengan tanganNya.

Di dalam sebagian riwayat dari kisah percakapan antara Nabi Ādam dan Mūsā ‘alayhimassalām,
Nabi Ādam berkata kepada Mūsā:

َّ ‫بيده التوراة لك وخ‬


‫َط‬

“Dan Dialah yang telah menulis untukmu At-Taurāh dengan tanganNya.” (HR Abū Dāwūd, Ibnu
Mājah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)

Diantara kabar yang kita ketahui tentang Taurat adalah,

● Keempat | Sebagian yang terkandung di dalam kitab ini.

Dan diantara kandungan Taurat:


⑴ BEBERAPA PERKARA YANG TERKANDUNG DI DALAM SHUHUF IBRĀHĪM
‘ALAYHISSALĀM

⇒ Sebagaimana telah berlalu penjelasannya.


⇒ Ini bagi yang berpendapat bahwa Shuhuf Mūsā adalah Taurat.

⑵ HUKUM-HUKUM UNTUK BANI ISRĀĪL

Allāh berfirman:

‫هَادُوا ِل َّلذِينَ أ َ ْسلَ ُموا َّالذِينَ النَّ ِبيُّونَ ِب َها َيحْ ُك ُم َونُور ُهدًى فِي َها الت َّ ْو َراة َ أَ ْنزَ ْلنَا ِإنَّا‬

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat, di dalamnya ada petunjuk dan cahaya yang dengan
kitab tersebut para Nabi yang berserah diri memberi keputusan atau menghukumi untuk orang-
orang Yahudi.” (QS Al-Māidah: 44)

Kemudian di dalam ayat setelahnya, Allāh mengabarkan sebagian hukum-hukum tersebut yaitu
tentang Hukum Qishāsh.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ‫ف ِب ْال َعي ِْن َو ْال َعيْنَ ِبال َّن ْف ِس النَّ ْف‬


‫س أ َ َّن فِي َها َع َل ْي ِه ْم َو َكت َ ْبنَا‬ ِ ‫س َِّن ِب ْاْلُذُ ِن َو ْاْلُذُنَ ِب ْاْل َ ْن‬
َ ‫ف َو ْاْل َ ْن‬ ّ ‫صاص َو ْال ُج ُرو َح ِبال‬
ّ ‫س ِِّن َوال‬ َ ‫صدَّقَ فَ َم ْن ۚ ِق‬
َ َ‫ت‬
‫ارة فَ ُه َو ِب ِه‬ َ َّ‫ۚ لَهُ َكف‬

“Dan Kami tetapkan bagi mereka dalam Taurat bahwa jiwa dibalas dengan jiwa, mata dibalas
dengan mata, hidung dibalas dengan hidung, telinga dibalas dengan telinga, gigi dibalas dengan gigi
dan luka-lukapun ada qishashnya. Maka barangsiapa bershadaqah dengannya (yaitu dengan melepas
hak qishashnya) maka itu menjadi penebus dosa baginya.” (Al-Māidah: 45)

Dan diantara kandungan At-Taurāh,

⑶ KABAR GEMBIRA TENTANG KEDATANGAN NABI MUHAMMAD SHALLALLĀHU


‘ALAYHI WA SALLAM
Allāh berfirman:

َ‫سو َل َيت َّ ِبعُونَ الَّذِين‬


ُ ‫الر‬
َّ ‫ي‬ َّ ‫نجي ِل الت َّ ْو َراةِ فِي ِعندَ ُه ْم َم ْكتُوبًا يَ ِجدُونَهُ الَّذِي ْاْل ُ ِّم‬
َّ ‫ي ال َّن ِب‬ ِ ْ ‫َو‬
ِ ‫اإل‬

“Yaitu orang-orang yang mengikuti Rasul lagi Nabi yang ummi, (yaitu tidak membaca dan tidak
menulis) yang namanya mereka temukan tertulis di sisi mereka di dalam Taurāt dan Injīl.” (QS Al-
A’rāf: 157)

Diantara kandungan Taurat adalah tentang,

⑷ PENYEBUTAN SEBAGIAN SIFAT SHAHĀBAT RASŪLULLĀH SHALLALLĀHU


‘ALAYHI WA SALLAM

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫سو ُل ُم َح َّمد‬ َّ ۚ َ‫ار َعلَى أَ ِشدَّا ُء َمعَهُ َو َّالذِين‬


ُ ‫للاِ َّر‬ ِ َّ‫س َّجدًا ُر َّكعًا ت ََرا ُه ْم بَ ْينَ ُه ْم ُر َح َما ُء ْال ُكف‬
ُ َ‫للاِ ِّمنَ فَض ًْال َي ْبتَغُون‬
َّ ‫ِفي ِسي َما ُه ْم َو ِرض َْوانًا‬
‫نجي ِل ِفي َو َمثَلُ ُه ْم ۚ الت َّ ْو َرا ِة ِفي َمثَلُ ُه ْم ذَلِكَ ۚ ال ُّس ُجو ِد أَث َ ِر ِّم ْن ُو ُجو ِه ِهم‬ ِْ
ِ ‫اإل‬

“Muhammad adalah Rasūlullāh, dan orang-orang yang bersamanya (yaitu para shahābat) keras
terhadap orang-orang kafir, saling menyayangi di antara mereka. Engkau melihat mereka rukū’ lagi
sujud mencari karunia dan keridhaan dari Rabb mereka. Tanda mereka ada di wajah-wajah mereka
dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka di dalam Taurat dan sifat-sifat mereka di dalam
Injīl.” (QS Al-Fath: 29)

Diantara kandungan Taurat,

⑸ BAHWASANYA ALLĀH MEMBELI JIWA DAN HARTA ORANG-ORANG YANG


BERIMAN DENGAN SURGA

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ّ ‫س ُه ْم ْال ُمؤْ ِمنِينَ ِمنَ ا ْشت ََرى‬


‫للاَ ِإ َّن‬ َ ‫للاِ َس ِبي ِل فِي يُقَاتِلُونَ ال َجنَّةَ لَ ُه ُم ِبأ َ َّن َوأ َ ْم َوالَ ُهم أَن ُف‬
ّ َ‫الت َّ ْو َرا ِة فِي َحقّا ً َع َل ْي ِه َوعْدا ً َويُ ْقتَلُونَ فَ َي ْقتُلُون‬
‫نجي ِل‬ ِ ‫اإل‬ ْ َ
ِ ‫للاِ ِمنَ ِب َع ْه ِد ِه أ ْوفَى َو َم ْن َوالقُ ْر‬
ِ ‫آن َو‬ ّ ْ‫ْال َع ِظي ُم ْالف َْو ُز ه َُو َوذَلِكَ ِب ِه بَايَ ْعتُم الذِي ِب َب ْي ِع ُك ُم فَا ْستَ ْبش ُِروا‬
َّ
“Sesungguhnya Allāh telah membeli dari orang-orang yang beriman diri-diri mereka dan harta-harta
mereka dengan surga. Mereka berperang di jalan Allāh kemudian mereka membunuh dan dibunuh.
Janji Allāh yang haq di dalam Taurāt, Injīl dan Al-Qurān. Dan siapa yang lebih menyempurnakan
janji daripada Allāh? Maka hendaklah kalian bergembira dengan jual beli yang kalian lakukan, yang
demikian adalah keuntungan yang besar.” (QS At-Taubah: 111)

HSI 07 – Kajian 10 – taurat 3


24 Desember 2015 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 10 | Kitāb At-Taurāh (Bagian 3)

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-10 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Kitāb At-Taurāh (Bagian 3)”.

Dan diantara kabar yang kita ketahui tentang Kitab Taurat di dalam Al-Qurān dan Al-Hadīts,

● Kelima | Bahwasanya Kitab Taurat adalah kitab yang Allāh turunkan khusus untuk Bani Isrāīl.

Allāh berfirman:

‫سى َوآت َ ْينَا‬ َ ‫ِإس َْرائِيلَ ِّلبَنِي ُهدًى َو َجعَ ْلنَاهُ ْال ِكت‬
َ ‫َاب ُمو‬

“Dan Kami telah berikan kepada Mūsā Al-Kitāb (yaitu Taurat) dan Kami jadikan kitab tersebut
sebagai petunjuk bagi Bani Isrāīl.” (QS Al-Isrā: 2)

● Keenam | Bahwasanya Kitab Taurat diturunkan dengan bahasa ‘Ibrāni.

Berkata Abū Hurairah radhiyallāhu ‘anhu:


‫اإلسالم ْلهل بالعربية ويفسرونها بالعبرانية التوراة يقرؤون الكتاب أهل كان‬

“Dahulu Ahlul Kitāb (yaitu orang-orang Yahudi) membaca Taurat dengan bahasa ‘Ibrāni dan
menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab untuk orang-orang Islam.”

(Atsar ini dikeluarkan oleh Al-Imām Al-Bukhāri di dalam Shahīhnya)

● Ketujuh | Sebagian Kitab Taurat telah diubah oleh orang-orang Yahudi dan disesuaikan dengan
hawa nafsu mereka.

Sebagaimana firman Allāh:

َ ‫للاِ ِعن ِد ِم ْن َهذَا َيقُولُونَ ث ُ َّم ِبأ َ ْيدِي ِه ْم ْال ِكت‬


‫َاب َي ْكتُبُونَ ِلّ َّلذِينَ فَ َويْل‬ ً ‫ت ِّم َّما لَّ ُهم فَ َويْل قَ ِل‬
َّ ‫يال ث َ َمنًا ِب ِه ِل َي ْشت َُروا‬ ْ ‫ِّم َّما لَّ ُهم َو َويْل أ َ ْيدِي ِه ْم َكت َ َب‬
َ‫يَ ْك ِسبُون‬

“Maka sungguh kecelakaan bagi orang-orang yang menulis Al-Kitāb dengan tangan-tangan mereka
kemudian berkata, ‘Ini adalah dari sisi Allāh’ untuk menjualnya dengan harga murah. Maka
kecelakaan bagi mereka karena apa yang ditulis tangan-tangan mereka dan kecelakaan bagi mereka
karena apa yang mereka usahakan.” (QS Al-Baqarah: 79)

Dan sebagaimana firman Allāh:

‫ب أ َ ْل ِسنَت َ ُه ْم يَ ْل ُوونَ َلف َِريقًا ِم ْن ُه ْم َوإِ َّن‬


ِ ‫سبُوهُ بِ ْال ِكت َا‬ ِ ‫ب ِمنَ ه َُو َو َما ْال ِكت َا‬
َ ْ‫ب ِمنَ ِلتَح‬ ِ ‫للاِ ِع ْن ِد ِم ْن ه َُو َويَقُولُونَ ْال ِكت َا‬ ِ َّ َ‫َويَقُولُون‬
َّ ‫للا ِع ْن ِد ِم ْن ه َُو َو َما‬
‫للاِ َعلَى‬ َّ ‫ِب‬ َ ‫َي ْعلَ ُمونَ َو ُه ْم ْال َكذ‬

“Dan sungguh diantara mereka ada sekelompok orang yang membolak-balik lisan-lisan mereka
dengan Al-Kitāb supaya mereka kalian menyangka bahwa itu adalah Al-Kitāb dan mereka berkata,
‘Ini adalah dari sisi Allāh’ padahal itu bukan dari sisi Allāh dan mereka mengatakan kedustaan atas
nama Allāh padahal mereka mengetahui.” (QS Āli ‘Imrān: 78)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬
HSI 07 – Kajian 11 – taurat 4
26 Desember 2015 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 11 | Kitāb At-Taurāh (Bagian 4)

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-11 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Kitāb At-Taurāh (Bagian 4)”.

Diantara yang menunjukkan At Taurat sudah mengalami perubahan bahwasanya Taurāt yang
sekarang yang dinamakan oleh orang Nashrani dengan perjanjian lama didalamnya ada perkara²
yang bertentangan dengan Al-Quran.

Diantaranya :

⑴ Mensifati Allāh dengan sifat-sifat yang tidak layak baginya. Diantaranya mereka Mensifati Allāh
Subhānahu wa Ta’āla:

⇒ Dengan rasa letih.

Didalam Perjanjian Lama keluaran pasal 31 ayat 17, disebutkan didalamnya sebab enam hari
lamanya Tuhan menjadikan Langit dan Bumi dan pada hari yang ke-7 Ia berhenti bekerja untuk
beristirahat & Allāh telah membantah ucapan mereka ini didalam firman-Nya :

‫ت َخ َل ْقنَا َولَقَ ْد‬


ِ ‫س َم َاوا‬ َ ‫لُغُوب ِم ْن َم َّسنَا َو َما أَيَّام ِست َّ ِة فِي بَ ْينَ ُه َما َو َما َو ْاْل َ ْر‬
َّ ‫ض ال‬

“Dan sungguh Kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam
enam hari & Kami tidak tertimpa rasa letih ”
[Surat Qaf 38]

⇒ Dengan Sifat penyesalan


Didalam keluaran pasal ke-32 ayat-14 disebutkan

“dan menyesalah Tuhan karena malapetaka yang dirancang-Nya atas umatNya”

Padahal sifat penyesalan hanya timbul dari zat yang tidak mengetahui akibat sesuatu & Allāh Maha
Mengetahui segala sesuatu yang sudah berlalu maupun yg akan datang.

Allāh Berfirman :

َّ ‫َيء ِب ُك ِّل‬
… ۗ ‫للاَ ِإ َّن‬ ْ ‫َع ِليم ش‬

“Sesungguhnya Allāh Maha Mengetahui segala sesuatu”


[Surat Al-Anfal 75]

Allāh Berfirman :

… ۚ ‫ خ َْل َف ُه ْم َو َما أ َ ْيدِي ِه ْم بَيْنَ َما يَ ْع َل ُم‬..

“Dia Mengetahui apa yang didepan mereka yaitu apa yang telah berlalu dan apa yang berada
dibelakang mereka yaitu apa yang akan datang ”
[Surat Al-Baqarah 255]

⑵ Diantara perkara-perkara yang bertentangan dengan Al-Quran yang ada didalam Perjanjian
Lama, mereka mensifati beberapa orang Nabi dengan sifat yang tidak layak, diantaranya :

⇒ Bahwa Nabi Nuh alaihi wa sallam pernah mabuk dan telanjang, didalam Perjanjian Lama
kejadian pasal ke-9 ayat 20-21 disebutkan

“Nuh menjadi petani dialah yang mula-mula membuat kebun anggur setelah ia minum anggur
mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya”
Mereka juga menyebutkan bahwa Nabi Nuh alaihi salam berzina dengan dua orang anak wanitanya
sampai keduanya hamil dan melahirkan, sebagaimana disebutkan kisah nya didalam kejadian pasal
ke-19 ayat 30-38, padahal para Nabi & Rasul adalah maksum terjaga dari dosa-dosa besar mereka
adalah manusia pilihan Allāh yang kita diperintahkan untuk meneladani mereka.

Allāh berfirman :

َّ ‫ط ِفي‬
ُ‫للا‬ ْ َ‫س ًال ْال َم َالئِ َك ِة ِمنَ ي‬
َ ‫ص‬ ِ َّ‫للاَ إِ َّن ۚ الن‬
ُ ‫اس َو ِمنَ ُر‬ َّ ‫س ِميع‬
َ ‫صير‬
ِ ‫َب‬

“Allāh memilih utusan-utusan dari kalangan Malaikat dan dari kalangan manusia, sesungguhnya
Allāh Maha Mendengar dan Maha Melihat ”
[Surat Al-Hajj 75]

Allāh berfirman :

َ‫للاُ َهدَى َّالذِينَ أُولَئِك‬


َّ ‫ِل ْل َعالَ ِمينَ ِذ ْك َرى ِإ َّل ه َُو ِإ ْن أَجْ ًرا َعلَ ْي ِه أَسْأَلُ ُك ْم َل قُ ْل ۗ ا ْقت َ ِد ْه فَ ِب ُهدَا ُه ُم‬

” mereka yaitu para Nabi adalah orang-orang yang telah Allāh berikan petunjuk maka dengan
petunjuk mereka hendaklah engkau meneladani ” [Surat Al-An’am 90]
HSI 07 – Kajian 12 – injil 1
28 Desember 2015 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 12 | Kitāb Injil (Bagian 1)

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-12 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Kitāb Al-Injīl (Bagian 1)”.

Ada yang mengatakan bahwa kata Al-Injīl berasal dari bahasa Yunani yang artinya kabar gembira.

Diantara kabar yang kita ketahui tentang Al-Injīl didalam Alqur’an dan Al Hadits :

⑴ Al-Injīl diturunkan kepada Nabi Isa alaihi salam.

Allāh berfirman :

‫ار ِه ْم َعلَى َقفَّ ْينَا ث ُ َّم‬


ِ َ ‫س ِلنَا آث‬
ُ ‫سى َوقَ َّف ْينَا ِب ُر‬ ِْ
َ ‫…اإل ْن ِجي َل َوآتَ ْينَاهُ َم ْر َي َم اب ِْن ِب ِعي‬

“Kemudian Kami susulkan setelah mereka yaitu Nabi Nuh & Nabi Ibrahim Rasul-rasul Kami &
kami susulkan pula Isa Putra Maryam dan Kami berikan Injīl kepadanya… ”

[Surat Al-Hadid 27]

⑵ Al-Injīl diturunkan untuk membenarkan At Taurat mengikutinya dan tidak menyelisihinya.

Allāh berfirman :
‫ار ِه ْم َعلَى َوقَفَّ ْينَا‬
ِ َ ‫سى آث‬ َ ‫ص ِدّقًا َم ْر َي َم اب ِْن ِب ِعي‬ ِ ْ ‫ص ِدّقًا َونُور ُهدًى ِفي ِه‬
َ ‫اإل ْن ِجي َل َوآت َ ْينَاهُ الت َّ ْو َرا ِة ِمنَ َيدَ ْي ِه َبيْنَ ِل َما ُم‬ َ ‫ِمنَ َيدَ ْي ِه َبيْنَ ِل َما َو ُم‬
ِ‫ظةً َو ُهدًى الت َّ ْو َراة‬َ ‫ِل ْل ُمتَّقِينَ َو َم ْو ِع‬

” Dan Kami susulkan setelah mereka dengan Isa putra Maryam yang membenarkan apa yang datang
sebelumnya berupa kitab Taurāt dan Kami berikan Injīl kepadanya didalamnya ada petunjuk dan
cahaya dan Injīl tersebut datang untuk membenarkan kitab yang datang sebelumnya yaitu kitab
Taurāt dan petunjuk serta nasehat bagi orang-orang yang bertaqwa ”

[Surat Al-Ma’idah 46]

Kitab Injīl isinya mengikuti isi Taurāt kecuali dalam beberapa hukum yang sedikit.

Allāh berfirman menceritakan ucapan Nabi Isa kepada bani Isra’il :

‫ص ِدّقًا‬ َّ َ‫ض لَ ُك ْم َو ِْل ُ ِح َّل الت َّ ْو َراةِ ِمنَ َيد‬


َ ‫ي َبيْنَ ِل َما َو ُم‬ َ ‫ۚ َعلَ ْي ُك ْم ُح ِ ّر َم َّالذِي بَ ْع‬

” Dan Aku membenarkan kitab yang datang sebelumku yaitu Taurāt dan aku menghalalkan
sebagian dari apa yang sebelumnya diharamkan atas kalian”

[Surat Al-Imran 50]

Berkata Ibn Katsir ketika menafsirkan ayat ini :

‫التوراة أحكام بعض نسخ اإلنجيل أن العلماء قولي من المشهور كان ولهذا‬

“oleh karena itu yang masyhur dari dua Pendapat ulama bahwa injil menghapuskan sebagian
hukum-hukum Taurāt ”

Datang di Perjanjian Baru Injil Matheus pasal 5 ayat 17-19 yang menguatkan hal ini disebutkan
didalamnya bahwa Nabi Isa berkata :

” Janganlah kamu menyangka bahwa aku datang untuk meniadakan hukum Taurāt atau kitab para
Nabi, aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya karena aku berkata
kepadamu sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini satu huruf atau satu titik pun
tidak akan di tiadakan dari hukum Taurāt sebelum semuanya terjadi, karena itu siapa yg meniadakan
salah satu perintah hukum Taurāt sekalipun yang paling kecil dan mengajarkannya demikian kepada
orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah didalam kerajaan Surga ”

Oleh karena itu Nabi Isa berkhitan sebagaimana dalam Perjanjian Baru Injil Lukas pasal 2 ayat 21,
yang demikian karena beliau alaihi salam mengikuti syariat Nabi Musa alaihi salam sebagaimana
disebutkan di dalam perjanjian lama kejadian pasal 17 ayat 9-14.

⇒ Adapun Paulus dia telah merusak ajaran Nabi Musa dan Nabi Isa & membatalkan hukum sunat
dan mengatakan “bahwa sunat adalah sunat dalam hati” sebagaimana dlm Perjanjian Baru Roma
pasal II ayat 24-29

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬

‘Abdullāh Roy,
Di kota Al-Madīnah

═════════ ❁❁═════════
HSI 07 – Kajian 13 – injil 2
31 Desember 2015 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 13 | Kitab Al-Injīl (Bagian 2)

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-13 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Kitab Al-Injīl (Bagian 2)”.

Diantara kabar yang kita ketahui tentang Al-Injīl di dalam Al-Qurān dan juga hadits-hadits Nabi
shallallāhu ‘alayhi wa sallam,

■ Ketiga | Tentang sebagian yang terkandung di dalam Al-Injīl.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla menyebutkan diantara kandungan Kitab Injīl adalah:

● ⑴ KABAR GEMBIRA TENTANG KEDATANGAN NABI MUHAMMAD ‫ ﷺ‬.

[Sebagaimana dalam QS Al-A’rāf: 157]

Demikian pula,

● ⑵ PENYEBUTAN SIFAT SHAHĀBAT RASŪLULLĀH ‫ ﷺ‬.

[Sebagaimana dalam QS Al-Fath: 29]

Dan Allāh juga menyebutkan di dalamnya bahwa,


● ⑶ ALLĀH MEMBELI JIWA DAN HARTA ORANG YANG BERIMAN DENGAN SURGA.

[Sebagaimana di dalam QS At-Taubah: 111]

Dan diantara kabar yang kita ketahui tentang Kitab Injīl di dalam Al-Qurān dan Al-Hadits;

■ Keempat | Diturunkan Kitab Injīl malam tanggal 14 Ramadhān.

Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫رمضان من مضت عشرة لثالث النجيل وأنزل رمضان من مضين لست التوراة وأنزلت‬

“Dan Taurat diturunkan setelah 6 hari berlalu di bulan Ramadhān (yaitu malam tanggal 7) dan Injīl
diturunkan setelah 13 hari berlalu di bulan Ramadhān (yaitu malam tangal 14).”

(HR Ath-Thabrāniy di dalam Al-Mu’jamul Kabīr dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy
rahimahullāh)

Perlu diketahui bahwa Al-Injīl yang ada sekarang bukanlah Injīl yang asli yang diturunkan kepada
Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām.

Al-Injīl yang Allāh turunkan kepada Nabi ‘Īsā tidak diketahui bekasnya, yang ada hanyalah tulisan
orang-orang yang tidak jelas riwayat hidupnya dan tidak ada sanad yang shahih, yang mereka hidup
berpuluh-puluh tahun setelah Nabi ‘Īsā diangkat oleh Allāh, sehingga banyak kesalahan dan
perbedaan yang banyak sekali di antara Injil-injil tersebut.

Oleh karena itu mereka menamakan Injil-injil tersebut dengan nama penulisnya;

• Injil Mathius
• Injil Markus
• Injil Lukas
• Injil Yohana
• Dan lain-lain.

Dan mereka tidak mengatakan bahwa itu Injil dari ‘Īsā ‘alayhissalām.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.
HSI 07 – Kajian 14 – injil 3
2 Januari 2016 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 14 | Kitab Al-Injīl (Bagian 3)

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-14 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Kitab Al-Injīl (Bagian 3)”.

Diantara kesalahan yang ada di dalam Al-Injīl yang tersebar sekarang adalah penyebutan nasab
Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām kepada laki-laki.

[Sebagaimana dalam Injil Matius pasal 1 ayat 1-17 dan di dalam Injil Lucas pasal 3 ayat 23-38]

Padahal Allāh telah mengabarkan di dalam Al Qurān bahwa Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām lahir dari:

✓Seorang wanita tanpa disentuh laki-laki

✓Seorang wanita yang shālihah, bukan wanita pezina

✓Bukan wanita yang bersuami

Sebagai tanda kekuasaan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ت‬ْ َ‫غ َالم ِلي يَ ُكونُ أَنَّى قَال‬ َ ‫ي ه َُو َرب ُِّك قَا َل َكذَ ِل ِك قَا َل بَ ِغيًّا أَكُ َولَ ْم بَشَر يَ ْم‬
ُ ‫س ْسنِي َولَ ْم‬ َّ َ‫اس آيَةً َو ِلنَجْ عَلَهُ َهيِّن َعل‬
ِ َّ‫َو َكانَ ِمنَّا َو َرحْ َمةً ِللن‬
‫ضيًّا أ َ ْم ًرا‬
ِ ‫َم ْق‬
“Maryam berkata, “Bagaimana aku memiliki anak laki-laki, padahal tidak ada laki-laki yang
menyentuhku dan aku bukan wanita pezina.” Jibrīl berkata, “Demikianlah dikatakan oleh Rabbmu.
Dia berkata, ‘Yang demikian mudah bagiKu dan supaya Kami jadikan dia (yaitu ‘Īsā) sebagai tanda
kekuasaan Kami bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami. Dan itu adalah perkara yang sudah
diputuskan’.” (QS Maryam: 20-21)

Oleh karena itu, Allāh menyebutkan di dalam Al Qurān:

• ‘ĪSĀ BIN MARYAM

⇒ Sebagaimana dalam Surat Al-Baqarah 87 dan juga yang lain.

• AL-MASĪH BIN MARYAM

⇒ Sebagaimana dalam Surat Al-Māidah ayat 17 dan juga yang lain.

• AL-MASĪH ‘ĪSĀ BIN MARYAM

⇒ Sebagaimana dalam QS Āli ‘Imrān ayat 45 dan juga yang lain.

Apa yang tertulis di dalam Injil yang sekarang justru membenarkan aqidah orang Yahudi yang
mengatakan bahwa “Nabi ‘Īsā adalah anak zina”.

Dan di sana ada perbedaan antara nasab ‘Īsā antara Injil Matius dan Injil Lukas;

● INJĪL MATIUS

Di dalam Injil Matius disebutkan bahwa Nabi ‘Īsā adalah:

• Anak Yūsuf bin Ya’qūb bin Matan bin Ilyāzar dan seterusnya.

• Termasuk keturunan Nabi Sulaimān bin Dāwūd ‘alaihimāssalām.


● INJĪL LUKAS

Adapun di dalam Injil Lukas disebutkan bahwa beliau adalah:

• Anak Yūsuf bin Eli bin Matat bin Lewi dan seterusnya.

• Termasuk keturunan Natan bin Dāwūd ‘alaihissalām.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬

‘Abdullāh Roy,
Di kota Al-Madīnah

═════════ ❁❁═════════
HSI 07 – Kajian 15 – al Qur’an 1
4 Januari 2016 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 15 | Kitab Al-Qurān (Bagian 1)

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-15 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Kitab Al-Qurān (Bagian 1)”.

● PENGERTIAN AL-QURĀN SECARA BAHASA

Al-Qurān secara bahasa adalah mashdar dari َ ‫ َق َرأ‬, artinya ‫( َج َم َع‬yaitu mengumpulkan).

Dinamakan demikian karena Al-Qurān mengumpulkan kisah-kisah, perintah-perintah, larangan-


larangan, pahala dan juga ancaman dan juga mengumpulkan ayat-ayat serta surat-surat satu dengan
yang lain.

● PENGERTIAN AL-QURĀN SECARA SYARI’AT

Adapun secara syari’at, maka Al-Qurān adalah kalāmullāh yang diturunkan kepada Rasūlullāh
shallallāhu ‘alayhi wa sallam melalui Jibrīl ‘alayhissalām dan ditulis di dalam mushaf dari awal
surat Al-Fātihah sampai akhir surat An-Nās.

Allāh telah memberikan keistimewaan yang banyak terhadap Al-Qurān yang tidak dimiliki kitab-
kitab sebelumnya, diantaranya:

■ Keistimewaan Pertama | Al-Qurān wajib diimani secara terperinci.

Yaitu dengan:

✓Dibenarkan kabar-kabarnya.
✓Dijalankan perintahnya.

✓Dijauhi larangan-larangannya.

✓Dilaksanakan nasehatnya.

✓Berhukum dengan Al-Qurān di dalam perkara yang kecil maupun yang besar.

✓Dan beribadah kepada Allāh dengan cara yang tercantum di dalamnya dan di dalam sunnah
RasulNya shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

■ Keistimewaan Kedua | Al-Qurān adalah mu’jizat yang abadi.

Seandainya seluruh ahli bahasa bersatu untuk mendatangkan yang semisal Al-Qurān, niscaya
mereka tidak akan mampu.

Allāh berfirman:

‫ت لَ ِئ ِن قُ ْل‬ ِ ْ ‫ض ُه ْم َكانَ َولَ ْو ِب ِمثْ ِل ِه َيأْتُونَ َل ْالقُ ْرآ َ ِن َهذَا ِب ِمثْ ِل َيأْتُوا أ َ ْن َعلَى َو ْال ِج ُّن‬
ُ ‫اإل ْن‬
ِ ‫س اجْ ت َ َم َع‬ ُ ‫ظ ِهيرا ً ِل َب ْعض َب ْع‬
َ

“Katakanlah: Seandainya manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang semisal dengan Al-
Qurān niscaya mereka tidak bisa mendatangkan yang semisalnya meskipun sebagian membantu
sebagian yang lain.” (QS Al-Isrā: 88)

Dan di dalam hadits Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫اء ِمنَ َما‬ ِ ‫ي ِإ ّلَ َن ِبي اْل َ ْن ِب َي‬ ِ ‫للاُ أ َ ْو َحاهُ َوحْ يًا أُو ِتيتُ الَّذِي َكانَ َو ِإنَّ َما ْال َبش َُر َعلَ ْي ِه آ َمنَ ِمثْلهُ َما أُع‬
َ ‫ْط‬ َّ َ‫َي ْو َم ت َا ِب ًعا أ َ ْكث َ َر ُه ْم أ َ ُكونَ أ َ ْن فَأ َ ْر ُجو ِإل‬
َّ ‫ي‬
ْ
‫ال ِقيَا َمة‬

“Tidak ada seorang Nabi kecuali diberi ayat-ayat (yaitu tanda-tanda kekuasan Allāh atau mu’jizat)
yang seharusnya beriman dengannya manusia. Dan sesungguhnya yang diberikan kepadaku adalah
wahyu yang Allāh wahyukan kepadaku (yaitu Al-Qurān) maka aku berharap menjadi orang yang
paling banyak pengikutnya di hari kiamat.” (HR Bukhāri dan Muslim)

Diantara keistimewaan Al-Qurān,

■ Keistimewaan Ketiga | Allāh telah berjanji untuk menjaganya dari pengubahan, baik lafazh
maupun maknanya.

⇒ Dijaga lafazhnya sehingga tidak bisa ditambah dan tidak dikurangi.

⇒ Dan dijaga maknanya dari makna-makna yang menyimpang.

Allāh berfirman:

‫ظونَ لَهُ َو ِإنَّا ال ِذّ ْك َر ن ََّز ْلنَا نَحْ نُ إِنَّا‬


ُ ِ‫َل َحاف‬

“Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Adz-Dzikr (yaitu Al-Qurān) dan sesungguhnya
Kamilah yang menjaganya.” (QS Al-Hijr: 9)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫اط ُل يَأْتِي ِه َل‬


ِ َ‫َح ِميد َح ِكيم ِم ْن تَ ْن ِزيل خ َْل ِف ِه ِم ْن َو َل َيدَ ْي ِه َبي ِْن ِم ْن ْالب‬

“Al-Qurān tidak didatangi kebathilan, baik dari depan maupun dari belakang, diturunkan dari Dzat
Yang Maha Bijaksana Lagi Maha Terpuji.” (QS Fushshilat: 42)

Oleh karena itu, Allāh menyiapkan di sana;

• Orang-orang yang menghafal Al-Qurān.

• Para ulama yang menerangkan pemahaman yang benar tentang ayat-ayat Al-Qurān dari masa ke
masa, dari zaman Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam sampai zaman kita dan sampai waktu yang
Allāh kehendaki.
Mereka;

✓Menghafal dan memahami maknanya dan istiqamah di dalam mengamalkannya.

✓Mengkhidmah Al-Qurān dengan berbagai cara;

• Ada yang menulis tafsirnya baik yang singkat maupun yang panjang lebar.

• Ada yang mengarang tentang:

⑴ Cara penulisannya

⑵ Cara membacanya

⑶ Tentang i’rabnya

⑷ Dan lain-lain.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬

‘Abdullāh Roy,
Di kota Al-Madīnah

═════════ ❁❁═════════
HSI 07 – Kajian 16 – al Qur’an 2
8 Januari 2016 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 16 | Kitab Al-Qurān (Bagian 2)

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-16 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Kitab Al-Qurān (Bagian 2)”.

Diantara keistimewaan Al-Qurān,

■ Keistimewaan Keempat | Al-Qurān diturunkan secara berangsur-angsur.

Al-Qurān Allāh turunkan dari Lauhul Mahfūzh ke langit dunia di bulan Ramadhān, pada malam
Laylatul Qadr.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ش ْه ُر‬
َ َ‫ضان‬ ِ ُ ‫ْالقُ ْرآنُ فِي ِه أ‬
َ ‫نز َل َّالذِي َر َم‬

“Bulan Ramadhān yang diturunkan di dalamnya Al-Qurān.” (QS Al-Baqarah: 185)

Dan Allāh berfirman:

‫ْال َقد ِْر َل ْيلَ ِة فِي أَ ْنزَ ْلنَاهُ إِنَّا‬

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qurān di malam Laylatul Qadr.” (QS Al-Qadr: 1)

◆ Kemudian, turun Al-Qurān secara berangsur-angsur sesuai dengan kejadian dan peristiwa selama
23 tahun.
✓Ada di antaranya yang turun sebelum hijrahnya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam ke kota
Madinah yang dinamakan surat-surat Makiyyah.

✓Dan ada diantaranya yang turun setelah hijrah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam ke kota
Madīnah yang dinamakan dengan surat-surat Madaniyyah.

◆ Dan diantara hikmah turunnya Al-Qurān secara berangsur-angsur adalah agar lebih mudah
dihafal, dimengerti dan diamalkan.

Allāh berfirman:

ِ َّ‫يال َون ََّز ْلنَاهُ ُم ْكث َعلَى الن‬


‫اس َعلَى ِلتَ ْق َرأَهُ فَ َر ْقنَاهُ َوقُ ْرآنًا‬ ً ‫ت َِنز‬

“Dan Al-Qurān telah Kami pisah-pisahkan (yaitu diturunkan secara berangsur-angsur) supaya
engkau wahai Muhammad membacakannya atas manusia pada beberapa waktu dan sungguh Kami
telah benar-benar menurunkannya secara bertahap.” (QS Al-Isrā: 106)

Dan Allāh berfirman:

‫احدَةً ُج ْملَةً ْالقُ ْرآَنُ َعلَ ْي ِه نُ ِ ّز َل لَ ْو َل َكف َُروا الَّذِينَ َوقَا َل‬
ِ ‫يال َو َرت َّ ْلنَاهُ فُ َؤادَكَ ِب ِه ِلنُث َ ِبّتَ َكذَلِكَ َو‬
ً ‫ت َْر ِت‬

“Dan berkata orang-orang kafir seandainya diturunkan kepadanya Al-Qurān dengan sekali turun,
demikianlah supaya Kami tetapkan hatimu dengannya dan Kami telah menjelaskan Al-Qurān
dengan perlahan.” (QS Al-Furqān: 32)

Dan diantara keistimewaan Al-Qurān,

■ Keistimewaan Kelima | Al-Qurān adalah muhaymin bagi kitab-kitab sebelumnya.

Allāh berfirman:

‫َاب ِإ َليْكَ َوأَنزَ ْلنَا‬


َ ‫ق ْال ِكت‬
ِ ّ ‫ص ِدّقًا ِب ْال َح‬ ِ ‫َعلَ ْي ِه َو ُم َهي ِْمنًا ْال ِكت َا‬
َ ‫ب ِمنَ َيدَ ْي ِه َبيْنَ ِّل َما ُم‬
“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitāb dengan haq yang membenarkan kitab-kitab
sebelumnya dan muhaymin kitab-kitab sebelumnya.” (QS Al-Māidah: 48)

⇒ Yang dimaksud dengan muhaymin adalah:

• Yang menjadi saksi

• Yang menghukumi

• Yang mengemban amanat

⇒ Maksudnya: apa yang sesuai dengannya berarti benar dan menyelisihinya berarti salah.

Diantara keistimewaan Al-Qurān,

■ Kesitimewaan Keenam | Bahwasanya Al-Qurān diturunkan agar menjadi petunjuk bagi seluruh
manusia dan jin dan bukan untuk bangsa tertentu saja.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ َ‫نَذِيرا ً ِل ْلعَالَ ِمينَ ِليَ ُكونَ َع ْب ِد ِه َعلَى ْالفُ ْرقَانَ ن ََّز َل الَّذِي تَب‬
َ‫ارك‬

“Sungguh berbarakah Zat yang telah menurunkan Al-Furqān (yaitu Al-Qurān) kepada hambanya
supaya memberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS Al-Furqān: 1)

◆ Seandainya seorang nabi yang diutus kepada kaum tertentu hidup di zaman Nabi Muhammad
shallallāhu ‘alayhi wa sallam niscaya dia diharuskan mengikuti Al-Qurān dan mengikuti syari’at
Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


‫سى أ َ َّن لَ ْو ِب َي ِد ِه نَ ْفسِي َوالَّذِي‬
َ ‫َيتْ َب َع ِني أ َ ْن ِإ َّل َو ِس َعهُ َما َحيًّا َكانَ ُمو‬

“Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya, seandainya Mūsā hidup niscaya tidak ada pilihan
baginya kecuali mengikuti aku.” (Hadits Hasan Riwayat Imām Ahmad)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬

‘Abdullāh Roy,
Di kota Al-Madīnah
HSI 07 – Kajian 17 – al Qur’an 3
11 Januari 2016 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 17 | Kitab Al-Qurān (Bagian 3)

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-17 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Kitab Al-Qurān (Bagian 3)”.

Al-Qurān memiliki nama-nama yang banyak yang menunjukkan keutamaannya, diantaranya :

■ Pertama | AL-QURĀN

✓Ini adalah nama yang paling banyak di dalam Al-Qurān dan inilah yang paling masyhūr.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫للاِ َغي ِْر ِعن ِد ِم ْن َكانَ َولَ ْو ۚ ْالقُ ْرآنَ َيتَدَب َُّرونَ أَفَ َال‬
َّ ‫اخ ِت َالفًا ِفي ِه لَ َو َجدُوا‬
ْ ‫يرا‬
ً ‫َك ِث‬

“Apakah mereka tidak mentadabburi Al-Qurān? Dan seandainya itu dari selain Allāh niscaya
mereka akan mendapatkan di dalamnya perselisihan yang banyak.” (QS An-Nisā: 82)

■ Kedua | AL-KITĀB

َ ‫ َكت‬yang artinya “mengumpulkan”.


Artinya “kitab”, dari kata ‫َب‬

⇒ Dinamakan demikian karena dia mengumpulkan huruf dengan huruf, ayat dengan ayat, surat
dengan surat.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


‫للاِ أَفَغَي َْر‬ َ ‫ص ًال ْال ِكت‬
َّ ‫َاب ِإلَ ْي ُك ُم أَنزَ َل الَّذِي َوه َُو َح َك ًما أ َ ْبت َ ِغي‬ َّ ‫ۚ ُم َف‬

“Apakah kepada selain Allāh aku mencari hakim? Padahal Dialah yang menurunkan Al-Kitāb (yaitu
Al-Qurān) secara terperinci.” (QS Al-An’ām: 114)

■ Ketiga | KITĀBULLĀH

Artinya “kitab Allāh”.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫َاب يَتْلُونَ َّالذِينَ إِ َّن‬ َّ ‫ص َالة َ َوأ َقَا ُموا‬


َ ‫للاِ ِكت‬ َّ ‫ارةً يَ ْر ُجونَ َو َع َال ِنيَةً ِس ّرا ً َرزَ ْقنَا ُه ْم ِم َّما َوأ َ ْنفَقُوا ال‬
َ ‫ُور َل ْن تِ َج‬
َ ‫تَب‬

“Sesungguhnya orang-orang yang membaca Kitābullāh dan mendirikan shalat dan berinfaq dari
sebagian harta yang Kami rezekikan kepadanya, baik dalam keadaan sembunyi maupun terang-
terangan, mereka mengharapkan perdagangan yang tidak akan pernah rugi.” (QS Fāthir: 29)

■ Keempat | AL-FURQĀN

Artinya “yang membedakan”, karena dia membedakan;

• Yang benar dengan yang bathil.

• Petunjuk dan kesesatan.

• Yang halal dan yang haram.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ َ‫ِيرا ِل ْل َعالَ ِمينَ ِليَ ُكونَ َع ْب ِد ِه َعلَى ْالفُ ْرقَانَ ن ََّز َل الَّذِي تَب‬
َ‫ارك‬ ً ‫نَذ‬
“Sungguh berbarakah Zat yang telah menurunkan Al-Furqān (yaitu Al-Qurān) kepada hambaNya
supaya memberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS Al-Furqān: 1)

■ Kelima | ADZ-DZIKRU

✓Ada yang mengatakan artinya adalah “peringatan”, karena di dalamnya ada peringatan dan
nasehat.

✓Dan ada yang mengatakan artinya adalah “penyebutan”, karena di dalam Al-Qurān disebutkan
banyak permasalahan dan dalil-dalil yang jelas.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ظونَ لَهُ َو ِإنَّا ال ِذّ ْك َر ن ََّز ْلنَا نَحْ نُ إِنَّا‬


ُ ِ‫َل َحاف‬

“Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Adz-Dzikru (yaitu Al-Qurān) dan sesungguhnya
Kamilah yang menjaganya.” (QS Al-Hijr: 9)

Diantara nama-nama Al-Qurān adalah,

■ Keenam | HABLULLĀH

Artinya “tali Allāh”.

Dinamakan demikian karena dia menyampaikan kepada ridha Allāh.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫َص ُموا‬ َّ ‫ۚ تَف ََّرقُوا َو َل َج ِميعًا‬


ِ ‫للاِ بِ َح ْب ِل َوا ْعت‬

“Dan hendaklah kalian semua berpegang teguh dengan hablullāh (yaitu Al-Qurān) dan janganlah
kalian saling berpecah belah.” (QS Āli ‘Imrān: 103)
Di dalam sebuah hadits, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

ُ ‫ور ْال ُهدَى فِي ِه هللاِ ِكت‬


‫ثَقَ َلي ِْن ِفي ُك ْم ت َِارك َوأَنَا‬: ‫َاب أ َ َّولُ ُه َما‬ ُ ُّ‫ب فَ ُخذُوا َوالن‬ َّ ‫ب َعلَى َف َح‬
ِ ‫ هللاِ ِب ِكت َا‬، ‫ث ِب ِه َوا ْست َْم ِس ُكوا‬ َ ‫ ِفي ِه َو َر َّغ‬، ‫ث ُ َّم‬
ِ ‫ب هللاِ ِكت َا‬
َ ّ ُ َ ّ ُ َ ّ ُ َ
‫قَا َل‬: (‫بَ ْيتِي أ ْه ِل ِفي هللاَ أذَ ِك ُر ُك ُم بَ ْيتِي َوأ ْه ُل‬، ‫بَ ْيتِي أ ْه ِل فِي هللاَ أذَ ِك ُر ُك ُم‬، ‫) َب ْي ِتي أ ْه ِل فِي هللاَ أذَ ِك ُر ُك ُم‬

“Dan aku tinggalkan di antara kalian 2 perkara yang berat; yang pertama Kitābullāh, di dalamnya
ada petunjuk dan cahaya. Maka ambillah dengan kitabullāh dan berpeganglah dengannya. Maka
beliaupun menganjurkan dan mendorong untuk berpegang teguh dengan kitabullāh. Kemudian
Beliau berkata: ‘Dan keluargaku, aku ingatkan kalian kepada Allāh tentang keluargaku. Aku
ingatkan kalian kepada Allāh tentang keluargaku. Aku ingatkan kalian kepada Allāh tentang
keluargaku’.” (HR Muslim)

Di dalam sebuah riwayat, Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:

‫ضاللة على كان تركه ومن الهدى على كان اتبعه من هللا حبل هو وجل عز هللا كتاب أحدهما‬

“Yang pertama di antara keduanya adalah Kitābullāh, dia adalah hablullāh. Barangsiapa yang
mengikutinya maka dia di atas petunjuk dan barangsiapa meninggalkannya maka dia di atas
kesesatan.”

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬

‘Abdullāh Roy,
Di kota Al-Madīnah

═════════ ❁❁═════════
HSI 07 – Kajian 18 – al Qur’an 4
13 Januari 2016 2 Komentar Perkataan Bijak Para Ulama
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 18 | Kitab Al-Qurān (Bagian 4)

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-18 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Kitab Al-Qurān (Bagian 4)”.

Allāh ‘Azza wa Jalla juga mensifati Al-Qurān dengan beberapa sifat yang memiliki makna yang
agung yang juga menunjukkan keutamaannya.

Diantara sifat-sifat tersebut:

■ SIFAT PERTAMA | ‘AZĪZ

Artinya: yang mulia, dimuliakan oleh Allāh dengan dijaga dari segala perubahan.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫َع ِزيز لَ ِكت َاب َو ِإنَّهُ َجا َء ُه ْم لَ َّما بِال ِذّ ْك ِر َكف َُروا َّالذِينَ إِ َّن‬

“Sesungguhnya orang-orang yang ingkar dengan adz-dzikru (yaitu Al-Qurān) ketika datang kepada
mereka dan sesungguhnya dia adalah kitab yang mulia.” (QS Fushshilat: 41)

■ SIFAT KEDUA | MAJĪD

Artinya: agung lagi mulia.

⇒Maksudnya: agung maknanya dan luas ilmunya.


Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫َم ِجيد قُ ْرآن ه َُو بَ ْل‬

“Bahkan dia adalah Al-Qurān yang agung.” (QS Al-Burūj: 21)

■ SIFAT KETIGA | KARĪMUN

Artinya: mulia lagi banyak manfaatnya, besar kebaikannya dan dalam ilmunya.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ‫ك َِريم لَقُ ْرآن إِنَّه‬

“Sesungguhnya dia adalah Al-Qurān yang mulia.” (QS Al-Wāqi’ah: 77)

■ SIFAT KEEMPAT | MUBĀRAK

Artinya: yang berbarakah (yang banyak manfaatnya dan banyak membawa kebaikan).

⇒ Kebaikan bagi yang membacanya, yang menghafalnya, yang mendengarnya, yang


mentadabburinya, maupun yang mengamalkannya.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ارك أَنزَ ْلنَاهُ ِكت َاب َوهَـذَا‬ َ ‫َيدَ ْي ِه َبيْنَ الَّذِي ُّم‬
َ ‫ص ِد ُّق ُم َب‬

“Dan ini adalah kitab yang Kami turunkan berbarakah membenarkan apa yang datang sebelumnya.”
(QS Al-An’ām: 92)

Diantara sifat-sifat Al-Qurān adalah,


■ SIFAT KELIMA | FASHL

Artinya: yang benar dan jelas, memisahkan antara yang haq dan yang bāthil.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ‫صل لَقَ ْول ِإنَّه‬


ْ ‫َف‬

“Sesungguhnya dia (yaitu Al-Qurān) adalah ucapan yang memisahkan (yaitu antara yang haq dan
yang bāthil).” (QS Ath-Thāriq: 13)

Dan diantara sifat Al-Qurān adalah,

■ SIFAT KEENAM | HAKĪM

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫( الم‬١) َ‫ب آ َياتُ ِت ْلك‬


ِ ‫( ْال َح ِك ِيم ْال ِكت َا‬٢) ‫( ِّل ْل ُمحْ ِسنِينَ َو َرحْ َمةً ُهدًى‬٣)

“Alif Lam Mim. Itu adalah ayat-ayat kitab yang hakīm, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-
orang yang berbuat baik.” (QS Luqmān: 1-3)

Hakīm artinya:

•✓Memiliki hikmah dan kebijaksanaan yang mendalam.

•✓Ayat-ayatnya muhkam, yaitu kokoh.

⇒ Dia kokoh karena:


⑴ Datang dengan lafazh yang paling fasih dan jelas yang mengandung makna yang dalam.

⑵ Tidak mungkin tidak dirubah.

⑶ Kabar-kabar yang ada di dalamnya benar sesuai dengan kenyataan.

⑷ Tidak memerintah kecuali dengan sesuatu yang merupakan kebaikan bagi manusia dan tidaklah
melarang kecuali dari sesuatu yang merupakan keburukan bagi manusia.

⑸ Tidak ada pertentangan di antara ayat-ayatnya.

Dan diantara sifat Al-Qurān adalah,

■ SIFAT KETUJUH | BERBAHASA ARAB YANG JELAS

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ‫َنزي ُل َو ِإنَّه‬ ِ ّ ‫( ْال َعالَ ِمينَ َر‬١٩٢) ‫الرو ُح ِب ِه نَزَ َل‬


ِ ‫ب لَت‬ ُّ ُ‫( ْاْل َ ِمين‬١٩٣) ‫( ْال ُمنذ ِِرينَ ِمنَ ِلت َ ُكونَ قَ ْل ِبكَ َعلَى‬١٩٤) ‫سان‬
َ ‫ي ِب ِل‬
ّ ‫ُّم ِبين َع َر ِب‬
(١٩٥)

“Dan sesungguhnya Al-Qurān diturunkan dari Rabb semesta alam, turun dengannya Ar-Rūhul
Amīn (yaitu Jibrīl) atas hatimu supaya engkau termasuk orang-orang yang memberikan peringatan
dengan bahasa Arab yang jelas.” (QS Asy-Syuarā: 192-195)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬

‘Abdullāh Roy,
Di kota Al-Madīnah
═════════ ❁❁═════════
HSI 07 – Kajian 19 – al Qur’an 5
15 Januari 2016 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 19 | Kitab Al-Qurān (Bagian 5)

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-19 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Kitab Al-Qurān (Bagian 5)”.

Sebagian nama-nama dan sifat-sifat Al-Qurān yang telah berlalu menunjukkan tentang kedudukan
dan keutamaan Al-Qurān.

Oleh karena itu hendaklah seorang Muslim bersyukur kepada Allāh yang telah menurunkan kepada
kita.

Dan diantara cara bersyukurnya adalah menunaikan hak-hak Al-Qurān.

Dan diantara hak-hak Al-Qurān:

■ HAK 1 | MEMBACANYA DENGAN TARTIL

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫يال ْالقُ ْرآنَ َو َرتِ ّ ِل‬


ً ِ‫ت َْرت‬

“Dan hendaklah engkau mentartil Al-Qurān dengan sebenar-benar tartil.” (QS Al-Muzzammil: 4)

⇒ Mentartil artinya:

✓Membaca dengan pelan.


✓Membaca huruf-hurufnya dengan baik dan dengan memperhatikan:

• ⑴ Tempat-tempat wakaf (berhentinya).

• ⑵ Panjang pendeknya.

Sebagaimana dahulu Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam membacanya.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫آن ْال َماه ُِر‬


ِ ‫سف ََرةِ َم َع بِ ْالقُ ْر‬ ْ ‫ان لَهُ شَاق َعلَ ْي ِه َوه َُو ِفي ِه َويَتَت َ ْعت َ ُع ْالقُ ْرآنَ َي ْق َرأ ُ َو َّالذِي‬
َّ ‫البَ َر َرةِ ْال ِك َر ِام ال‬، ِ ‫أَجْ َر‬

“Orang yang mahir membaca Al-Qurān bersama malaikat-malaikat yang mulia lagi baik. Dan orang
yang membaca Al-Qurān sedangkan dia masih terbata-bata ketika membacanya dan susah baginya
maka dia mendapatkan 2 pahala.” (HR Bukhāri dan Muslim)

⇒ Dua pahala tersebut maksudnya adalah:

• Pahala membaca Al-Qurān.

• Dan pahala kesulitan yang dia alami.

Hendaknya seorang Muslim dan Muslimah;

⑴ Mempelajari ilmu tajwid dari seorang guru yang mumpuni dengan niat supaya bisa membaca Al-
Qurān tersebut sebagaimana dibaca oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

⑵ Mempraktekkannya dengan sering membaca Al-Qurān sehingga semakin mahir dia di dalam
membaca Al-Qurān.
Dan di dalam sebuah hadits Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫َو َعلَّ َمهُ ْالقُ ْرآنَ ت َ َعلَّ َم َم ْن َخي ُْر ُك ْم‬

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qurān dan mengajarkannya.” (HR Bukhāri)

Dan diantara hak Al-Qurān adalah:

■ HAK 2 | MENGHAFALNYA

Menghafal seluruh Al-Qurān bukanlah sebuah fardhu ‘ain bagi seorang Muslim, yang wajib adalah
menghafal yang dengannya sah shalatnya.

Namun, tentunya sebuah kemuliaan tersendiri bagi seorang Muslim dan Muslimah ketika Allāh
memilih qalbunya dari sekian banyak qalbu untuk menghafal Al-Qurān Kalāmullāh Rabbul ‘ālamīn,
membacanya kapan dia kehendaki.

⇒ Dan semakin banyak dia menghafal tentunya semakin utama.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ُور فِي بَ ِّينَات آيَات ه َُو بَ ْل‬


ِ ‫صد‬ُ َ‫الظا ِل ُمونَ ِإل ِبآيَا ِتنَا َيجْ َحدُ َو َما ْال ِع ْل َم أُوتُوا الَّذِين‬
َّ

“Bahkan dia adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada-dada orang-orang yang diberi ilmu dan tidak
mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim.” (QS Al-‘Ankabūt: 49)

◆ Dan hendaklah seorang yang menghafal Al-Qurān memuraja’ah (mengulang-ulang terus) apa
yang sudah dia hafal.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫س فَ َو َّالذِي ْالقُ ْرآنَ َهذَا ت َ َعا َهد ُْوا‬ َ َ‫عقُ ِل َها فِي اْ ِإل ِب ِل ِمنَ تَفَلُّتًا أ‬
ُ ‫شدُّ لَ ُه َو ِب َي ِد ِه ُم َح َّمد َن ْف‬ ُ
“Hendaklah kalian mengulang-ulang Al-Qurān, maka demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di
tanganNya sungguh Al-Qurān lebih mudah terlepas (yaitu dari qalbu seseorang) daripada
terlepasnya unta dari ikatannya.” (HR Muslim)

◆ Selain itu, hendaknya orang yang menghafal Al-Qurān memperdengarkannya di hadapan Syaikh
yang mumpuni dan meninggalkan kemaksiatan karena kemaksiatan dengan berbagai bentuknya
memperburuk dan mempersulit hafalan Al-Qurān.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬

‘Abdullāh Roy,
Di kota Al-Madīnah
HSI 07 – Kajian 20 – al Qur’an 6
15 Januari 2016 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
● SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH

◆ Halaqah 20 | Kitab Al-Qurān (bagian 6)

════════════════════════

Kitab Al-Qurān (bagian 6)

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين وصحبه آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-20 dari Silsilah Beriman Dengan Kitab-Kitab Allāh adalah Kitab Al-Qurān
(bagian 6).

Diantara Hak-hak Al-Qurān :

■03 Mentadaburi

Allāh telah menurunkan Al-Qurān untuk dimengerti maknanya & di Tadaburi

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

َ َ‫ب أُولُو َو ِليَتَذَ َّك َر آيَاتِ ِه ِل َيدَّب َُّروا ُمب‬


‫ارك ِإ َليْكَ أ َ ْنزَ ْلنَاهُ ِكت َاب‬ ِ ‫ْاْل َ ْلبَا‬

“Kitab yang Kami turunkan kepadamu ber- Barakah supaya mereka Mentadaburi ayat-ayat nya &
supaya orang-orang yang berakal mengingat”
[Surat Sad 29]

Orang yang tidak Mentadaburi Al-Qurān maka ini menunjukkan kesesatan hati

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :


‫أ َ ْقفَالُ َها قُلُوب َعلَى أ َ ْم ْالقُ ْرآنَ يَتَدَب َُّرونَ أَفَ َال‬

“Apakah mereka tidak Mentadaburi Al-Qurān, ataukah didalam hati-hati tersebut ada kunci-kunci
nya ”
[Surat Muhammad 24]

Semakin seseorang banyak Mentadaburi Al-Qurān dan memahami maknanya maka akan semakin
bertambah keimanannya, keyakinannya & kedekatannya kepada Allāh.

Semakin yakin tentang kebenaran agama ini dan semakin yakin bahwa Al-Qurān adalah dari Allāh
Ta’ala.

Oleh karena itu seyogyanya seorang muslim & Muslimah mempelajari bahasa Arab yang
dengannya dia bisa memahami Al-Qurān dan meluangkan waktunya untuk memikirkan &
Mentadaburi ayat-ayat Allāh, membaca tafsir-tafsir Al-Qurān yang sesuai dengan Aqidah Ahlus
Sunnah wal Jama’ah seperti :

⇒ Tafsir Muyyasar

Yang diterbitkan Kompleks Percetakan Al-Qurān Kerajaan Raja Fahd di Madinah dan ini adalah
Tafsir yang ringkas.

⇒ Tafsir Ibn Katsir

Untuk Tafsir yang agak luas

Dan mengikuti kajian-kajian yang membahas tentang Tafsir Al-Qurān dengan pemahaman yang
benar, pemahaman para shahabat dan para salaf.

Dan Apabila seseorang ingin membaca terjemah Al-Qurān didalam bahasa Indonesia maka
hendaklah ia berusaha untuk memilih terjemah yang paling bagus, yang sesuai dengan pemahaman
yang benar, seperti :
Terjemah Al-Qurān dalam bahasa Indonesia yang dicetak oleh Kompleks percetakan Al-Qurān
Kerajaan Raja Fahd di Madinah.

Dan perlu dia mengetahui bahwasanya tidak ada terjemah yang tidak memiliki kekurangan karena
terjemah adalah amalan manusia.

Diantara hak-hak Al-Qurān adalah,

■ HAK 4 | MENGAMALKANNYA

Al-Qurān tidaklah diturunkan hanya sekedar dibaca dengan tartil dan tajwid, dihafal dan
ditadabburi, akan tetapi juga:

✓Diamalkan.

✓Dilaksanakan perintahnya.

✓Dijauhi larangannya.

✓Dibenarkan kabar-kabarnya, baik dalam masalah ‘aqīdah, ibadah, akhlaq, mu’āmalah dan lain-
lain.

Dahulu, para shahābat radhiyallāhu ‘anhum selain membaca Al-Qurān dan mengilmui, mereka juga
mengamalkan.

Berkata ‘Abdullāh Ibnu Mas’ūd radhiyallāhu ‘anhu:

َ ‫بِ ِه َّن َو ْالعَ َم َل َمعَانِيَ ُه َّن يَ ْع ِر‬


َّ ‫ف َحتَّى يُ َجا ِو ْزه َُّن لَ ْم آ َيات َع ْش َر تَعَ َّل َم ِإذَا ِمنَّا‬
َ‫الر ُج ُل َكان‬

“Dahulu seseorang dari kalangan kami (yaitu para shahābat) apabila mempelajari 10 ayat maka dia
tidak meninggalkannya sehingga mempelajari maknanya dan beramal dengannya.
◆ Kalau kita tidak mengamalkan Al-Qurān maka Al-Qurān bisa menjadi hujjah atas kita.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

ُ‫َع َليْكَ أ َ ْو لَكَ ُحجَّة َو ْالقُ ْرآن‬

“Dan Al-Qurān menjadi hujjah untukmu atau atasmu.” (HR Muslim)

⇒ Menjadi hujjah untukmu yaitu apabila kita amalkan maka bisa kita bermanfaat bagi kita di hari
kiamat.

⇒ Menjadi hujjah atasmu yaitu apabila tidak kita amalkan maka akan memudharati kita di hari
kiamat.

Kita memohon kepada Allāh ‘Azza wa Jalla semoga Allāh menjadikan kita termasuk orang-orang
yang memiliki perhatian yang besar terhadap Al-Qurān, baik membaca dengan tartil, menghafal,
memuraja’ah, mentadabburi maupun mengamalkannya.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬

‘Abdullāh Roy,
Di kota Al-Madīnah

═════════ ❁❁═════════
HSI 07 – Kajian 21 – membenarkan kabar yang shahih
24 Januari 2016 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
● SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH

◆ Halaqah 21 | Membenarkan Kabar-kabar Yang Shahīh Di Dalam Kitab-kitab Allāh

════════════════════════

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-21 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Membenarkan Kabar-kabar Yang Shahīh Di Dalam Kitab-kitab Allāh”.

Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allāh;

⑶ Membenarkan kabar-kabar yang shahīh di dalam kitab-kitab tersebut.

Seperti kabar-kabar di dalam Al-Qurān dan kabar-kabar yang ada di dalam kitab sebelumnya yang
belum diubah.

⇒ Maksudnya, wajib bagi orang yang beriman membenarkan:

• ⑴ Kabar-kabar yang ada di dalam Al-Qurān seperti:

✓Kisah-kisah umat terdahulu.

✓Kejadian-kejadian di hari kiamat.

✓Sifat-sifat surga dan neraka.


✓Dan lain-lain.

• ⑵ Kabar-kabar yang ada di dalam kitab sebelumnya yang belum diubah.

Dan barangsiapa yang mengingkarinya atau meragukannya maka sungguh dia telah kafir.

Adapun kabar-kabar yang ada di dalam kitab Taurat dan Injīl setelah terjadi perubahan pada
sebagian isinya maka kabar-kabar tersebut ada 3 macam;

● ⑴ Kabar yang datang pembenarannya di dalam agama Islam.

Maka wajib bagi kita beriman dan membenarkannya, seperti kabar bahwa Allāh menciptakan langit
dan bumi dalam 6 hari, maka ini ada di dalam Perjanjian Lama Keluaran Pasal 31 Ayat 17.

Dan Allāh sebutkan di dalam Al-Qurān di dalam firmanNya:

َّ ‫ت َخلَقَ الَّذِي‬
‫للاُ َربَّ ُك ُم‬ ِ ‫س َم َاوا‬ َ ‫أَيَّام ِست َّ ِة فِي َواْل َ ْر‬
َّ ‫ض ال‬

“Sesungguhnya Rabb kalian Allāh yang menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari.” (QS Al-A’rāf:
54)

● ⑵ Kabar yang datang pengingkarannya di dalam agama Islam.

Maka wajib bagi kita mendustakannya dan menolaknya, seperti kabar di dalam kitab Taurat yang
berisi sifat yang tidak layak bagi Allāh dan sifat yang tidak layak bagi sebagian nabi, sebagaimana
telah berlalu penjelasannya.

● ⑶ Kabar yang tidak ada pengingkaran maupun pembenarannya di dalam agama Islam.

Maka kita tidak membenarkan dan tidak mendustakan seperti sebagian perincian yang ada di dalam
Taurat yang sekarang terhadap kisah-kisah yang asalnya ada di dalam Al-Qurān, sebagaimana
disebutkan di dalam Kejadian Pasal 7 ayat 7 bahwa banjir besar di zaman Nabi Nūh ‘alayhissalām
terjadi selama 40 hari.

Dan perincian ini tidak disebutkan di dalam agama kita.

✓Kita tidak membenarkan karena mungkin itu termasuk yang ditambah dan diubah dan kita tidak
mendustakan karena mungkin itu termasuk wahyu.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫ تكذبوهم ول الكتاب أهل تصدقوا ل‬، ‫ وقولوا‬: ‫إلينا أنزل وما باهلل آمنا‬

“Janganlah kalian membenarkan Ahlul Kitab dan janganlah kalian mendustakan mereka, akan tetapi
katakanlah ‘Kami beriman kepada Allāh dan apa yang diturunkan kepada kami’.” (HR Bukhāri)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬

‘Abdullāh Roy,
Di kota Al-Madīnah
HSI 07 – Kajian 22 – ridha dengan hukum
24 Januari 2016 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
● SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH

◆ Halaqah 22 | Beramal, Ridha Dan Berserah Diri Dengan Hukum-Hukum Yang Belum Dihapus
(Naskh) Di Dalam Kitab-Kitab Allāh
════════════════════════

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-22 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Beramal, Ridha Dan Berserah Diri Dengan Hukum-Hukum Yang Ada Di Dalam Kitab-Kitab
Allāh”.

Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allāh;

⑷ Beramal, ridha dan berserah diri dengan hukum-hukum di dalam kitab-kitab tersebut, baik yang
kita ketahui hikmahnya atau tidak.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ضى ِإذَا ُمؤْ ِمنَة َو َل ِل ُمؤْ ِمن َكانَ َو َما‬


َ َ‫للاُ ق‬ ُ ‫ص َو َم ْن أ َ ْم ِر ِه ْم ِم ْن ْال ِخيَ َرة ُ لَ ُه ُم يَ ُكونَ أ َ ْن أ َ ْم ًرا َو َر‬
َّ ُ‫سولُه‬ َّ ُ‫سولَه‬
ِ ‫للاَ َي ْع‬ َ ‫ض َال ًل‬
ُ ‫ض َّل فَقَ ْد َو َر‬ َ
‫ُمبِينًا‬

“Dan tidak pantas bagi seorang yang beriman laki-laki dan wanita, apabila Allāh dan RasūlNya
sudah menetapkan sebuah perkara, kemudian mereka memiliki pilihan yang lain di dalam urusan
mereka. Dan barangsiapa yang memaksiati Allāh dan rasulNya, maka sungguh telah sesat dengan
kesesatan yang nyata.” (QS Al-Ahzāb: 36)

Dan Allāh berfirman:

َ ‫ضيْتَ ِم َّما َح َر ًجا أ َ ْنفُ ِس ِه ْم فِي يَ ِجدُوا َل ث ُ َّم َب ْينَ ُه ْم‬


‫ش َج َر فِي َما يُ َح ِ ّك ُموكَ َحتَّى يُؤْ ِمنُونَ َل َو َربِّكَ فَ َال‬ َ َ‫تَ ْس ِلي ًما َويُ َس ِلّ ُموا ق‬
“Maka demi Rabbmu, mereka tidak beriman sampai mereka menjadikan engkau wahai Muhammad
sebagai hakim di dalam perkara yang mereka perselisihkan. Kemudian mereka tidak menemukan
rasa berat di dalam hati-hati mereka terhadap apa yang engkau putuskan dan mereka menerima
dengan sebenarnya.” (QS An Nisā: 65)

Adapun hukum yang sudah dihapus, maka tidak boleh diamalkan, seperti:

• ‘Iddah 1 tahun penuh bagi wanita yang ditinggal mati suaminya.

⇒ Sebagaimana di dalam surat Al-Baqarah ayat 240.

Maka telah dihapus dengan ayat 234 dari Surat Al-Baqarah yang isinya bahwa:

✓Masa ‘iddah wanita yang ditinggal mati suaminya adalah 4 bulan 10 hari.

Dan semua kitab yang terdahulu secara umum hukum-hukumnya telah dihapus dengan Al-Qurān.

⇒ Artinya, tidak boleh seorangpun baik jin maupun manusia mengamalkan hukum-hukum yang ada
di dalam kitab-kitab sebelumnya, setelah datangnya Al-Qurān.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫َاب إِ َليْكَ َوأ َ ْنزَ ْلنَا‬


َ ‫ق ْال ِكت‬ ِ ّ ‫ص ِدّقًا بِ ْال َح‬ ِ ‫للاُ أ َ ْنزَ َل بِ َما بَ ْينَ ُه ْم فَاحْ ُك ْم َعلَ ْي ِه َو ُم َهي ِْمنًا ْال ِكت َا‬
َ ‫ب ِمنَ َيدَ ْي ِه بَيْنَ ِل َما ُم‬ َّ ‫ِمنَ َجا َءكَ َع َّما أ َ ْه َوا َء ُه ْم تَتَّبِ ْع َو َل‬
ِ ّ ‫َو ِم ْن َها ًجا ِش ْر َعةً ِم ْن ُك ْم َج َع ْلنَا ِل ُك ّل ْال َح‬
‫ق‬

“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitāb (yaitu Al-Qurān) dengan haq yang membenarkan
kitab-kitab sebelumnya dan muhaymin kitab-kitab sebelumnya. Maka hendaklah engkau
menghukumi diantara mereka dengan apa yang Allāh turunkan. Dan janganlah engkau mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang datang kepadamu bagi masing-masing
dari kalian telah kami jadikan syariat dan juga jalan.” (QS Al-Māidah: 48)

Bahkan Nabi Mūsā sekalipun yang diturunkan kepadanya Taurat harus berhukum dengan Al-Qurān,
seandainya beliau masih hidup ketika Al-Qurān turun.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫سى أ َ َّن لَ ْو ِبيَ ِد ِه نَ ْفسِي َوالَّذِي‬


َ ‫َيتَّبِعَ ِني أ َ ْن إِ َّل َو ِسعَهُ َما َحيًّا َكانَ ُمو‬

“Demi Zat yang jiwaku ada di tangannya, seandainya Mūsā hidup, niscaya tidak ada pilihan baginya
kecuali mengikuti aku.”
(HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)

Oleh karena itu Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām salam yang diturunkan kepadanya Injīl di akhir zaman,
ketika beliau turun akan berhukum dengan hukum Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad
shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬

‘Abdullāh Roy,
Di kota Al-Madīnah
HSI 07 – Kajian 23 – hukum membaca kitab
24 Januari 2016 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
● SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH

◆ Halaqah 23 | Hukum Membaca Kitab-kitab Sebelum Al-Qurān (Taurat dan Injīl) Yang Telah
Diubah
════════════════════════

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-23 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Hukum Membaca Kitab-kitab Sebelum Al-Qurān (Seperti Taurat dan Injīl) Yang Telah Diubah”.

Para ulama menjelaskan bahwa hukum membacanya ada 2;

⑴ HARAM

Apabila maksudnya adalah mencari petunjuk di dalam kitab-kitab tersebut seakan-akan tidak
mencukupkan dirinya dengan Al-Qurān.

Karena Allāh telah mengabarkan bahwa kitab-kitab tersebut sudah diubah, sudah tercampur antara
yang haq dan yang bathil.

⇒ Yang bathil jelas kita tinggalkan.

⇒ Adapun yang haq, yang selamat dan tidak diubah maka Al-Qurān yang dijaga oleh Allāh dari
perubahan telah mencukupi kita.

◆ Tidak ada kebaikan yang kita butuhkan di dalam agama kita kecuali sudah diterangkan di dalam
Al-Qurān.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


‫َاب َع َليْكَ أَنزَ ْلنَا أَنَّا يَ ْك ِف ِه ْم أ َ َولَ ْم‬
َ ‫يُؤْ ِمنُونَ ِلقَ ْوم َو ِذ ْك َرى لَ َرحْ َمةً ذَلِكَ فِي إِ َّن ۚ َعلَ ْي ِه ْم يُتْلَى ْال ِكت‬

“Apakah tidak mencukupi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu sebuah kitab yang
dibacakan atas mereka? Sesungguhnya di dalamnya ada rahmat dan peringatan bagi kaum yang
beriman.” (QS Al-‘Ankabūt: 51)

Dari Jābir Ibnu ‘Abdillāh radhiyallāhu ‘anhumā, bahwa ‘Umar Ibnu Khaththāb radhiyallāhu ‘anhu
mendatangi Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan membawa sebuah kitab yang dia dapatkan dari
sebagian Ahli Kitab kemudian membacakannya kepada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Maka Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam marah seraya berkata: ‘Apakah engkau bingung di dalam
agamamu, wahai putra Al-Khaththāb?

Dan demi Zat yang jiwaku berada ditanganNya, sungguh aku telah mendatangi kalian dengan
sesuatu yang putih bersih.

Janganlah kalian bertanya kepada mereka (yaitu Ahlul Kitab) tentang sesuatu karena mungkin
mereka mengabarkan kepada kalian dengan kebenaran kemudian kalian mendustakannya atau
mereka mengabarkan yang bathil kemudian kalian membenarkannya.

Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya, seandainya Mūsā masih hidup niscaya tidak ada pilihan
baginya kecuali mengikuti aku.”

(Hadits hasan riwayat Imām Ahmad)

Al-Imām Al-Bukhāriy rahimahullāh menyebutkan di dalam Shahīh Bukhāri, ucapan ‘Abdullāh Ibnu
‘Abbās radhiyallāhu ‘anhumā. Beliau mengatakan:

“Bagaimana kalian bertanya kepada Ahlul Kitāb tentang sesuatu sedangkan kitab kalian yang
diturunkan kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam lebih baru?

Kalian membacanya dalam keadaan bersih tidak tercampuri dan Allāh telah mengabarkan kepada
kalian bahwa Ahlul Kitab telah mengganti kitab Allāh dan mengubahnya.
Dan menulis kitab dengan tangan-tangan mereka dan mereka berkata ‘Ini adalah dari kitab Allāh’
dengan tujuan menjualnya dengan harga yang sedikit.

Bukankah ilmu yang datang kepada kalian telah melarang kalian untuk bertanya kepada mereka?

Tidak demi Allāh, kami tidak melihat seorangpun dari mereka yang bertanya kepada kalian tentang
apa yang diturunkan kepada kalian.”

◆ Dikhawatirkan apabila seseorang membaca kitab-kitab tersebut akan membenarkan yang bathil
atau mendustakan yang benar atau menjadi tersesat dan terfitnah agamanya.

⑵ BOLEH

Boleh hukumnya apabila dia:

• ⑴ Termasuk penuntut ilmu atau orang yang berilmu dengan Al-Qurān dan Hadits.

• ⑵ Kuat keimanannya dalam ilmu agamanya, khususnya tentang masalah ‘aqidah, tauhid dan lain-
lain.

• ⑶ Dan tujuannya adalah ingin:

✓Membantah Ahlul Kitab.

✓Menerangkan penyimpangannya.

✓Menjelaskan pertentangan yang ada di dalam kitab tersebut.

✓Menunjukkan keistimewaan Al-Qurān.


✓Menyingkap syubhat mereka.

✓Dan juga menegakkan hujjah atas mereka.

Dari ‘Abdullāh bin ‘Umar radhiyallāhu ‘anhumā; bahwasanya orang-orang Yahudi datang kepada
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, kemudian mereka menyebutkan bahwa seorang laki-laki
dan wanita di antara mereka telah berzina.

Maka Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda: ‘Apa yang kalian temukan di dalam Taurat
tentang masalah hukum rajam?’

Mereka berkata: ‘Kami akan membuka aib-aibnya dan mereka akan dicambuk.’

⇒ Maksudnya mereka mengingkari adanya ayat tentang rajam di dalam Taurat.

Kemudian ‘Abdullāh Ibnu Salām radhiyallāhu ‘anhu berkata: ‘Kalian telah berdusta, sesungguhnya
di dalam Taurat ada ayat rajam.’

Kemudian mereka mendatangkan Taurat dan membukanya.

Salah seorang diantara mereka meletakkan tangannya di atas ayat rajam.

⇒ Maksudnya menutupi.

Kemudian membaca ayat sebelumnya dan setelahnya kemudian ‘Abdullāh Ibnu Salām berkata:
‘Angkatlah tanganmu!’

Maka dia mengangkat tangannya, maka di dalamnya ada ayat tentang rajam.

Mereka berkata: ‘Dia telah benar, wahai Muhammad, di dalamnya ada ayat tentang rajam.’

Maka Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyuruh untuk merajam keduanya, kemudian
keduanya dirajam.
Berkata ‘Abdullāh Ibnu Salām: ‘Maka aku melihat laki-laki tersebut memiringkan badannya ke arah
wanita tersebut ingin melindunginya dari batu.

(HR Muslim)

Para ulama menulis kitab-kitab yang membantah Ahlul Kitab, dan membawakan di dalamnya
beberapa nash dari kitab-kitab yang ada di tangan mereka sendiri, seperti:

• Ibnu Hazm, di dalam kitabnya Al-Fashlu Fīl Milali Wal Ahwāi.

(‫)واْلهواء الملل في الفصل‬

• Abū ‘Abdillāh Al-Qurthubiy, di dalam kitabnya Al-‘I’lāmu Bimā Fī Dīnin Nashāra Minal Fasādi
Wal Awhāmi Wa Izh-hāru Mahāsinil Islāmi.

(‫)اإلسالم محاسن وإظهار واْلوهام الفساد من النصارى دين في بما اإلعالم‬

• Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah di dalam kitabnya Al-Jawābush Shahīhu Liman Baddala Dīnal
Masīhi.

(‫)المسيح دين بدّل لمن الصحيح الجواب‬

• Ibnul Qayyim, di dalam Kitabnya Hidāyatul Hayāra Fī Ajwibatil Yahūdi Wan Nashāra

(‫)والنصارى اليهود أجوبة في الحيارى هداية‬

• Dan juga kitab-kitab yang lain.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‘Abdullāh Roy,
Di kota Al-Madīnah
HSI 07 – Kajian 24 – penyimpangan dalam kitab
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 24 | Penyimpangan-penyimpangan Dalam Hal Iman Dengan Kitab-kitab Allāh

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-24 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Penyimpangan-penyimpangan Dalam Hal Iman Dengan Kitab-kitab Allāh”.

Diantara penyimpangan-penyimpangan di dalam hal iman dengan kitab-kitab Allāh:

1 | Mengingkari keseluruhan atau sebagian kitab-kitab Allāh meskipun hanya 1 huruf.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫اّللِ َي ْكفُ ْر َو َم ْن‬ ُ ‫ض َّل فَ َق ْد ْاْل ِخ ِر َو ْال َي ْو ِم َو ُر‬


َّ ‫س ِل ِه َو ُكت ُ ِب ِه َو َم َال ِئ َك ِت ِه ِب‬ َ ً‫ض َالل‬
َ ً‫َب ِعيدا‬

“Dan barangsiapa yang kufur kepada Allāh, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya


dan hari akhir maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang jauh.” (QS An-Nisā: 136)

Berkata ‘Abdullāh Ibnu Mas’ūd radhiyallāhu ‘anhu:

ِ ‫ُك ِلّ ِه بِ ِه َكف ََر فَقَ ْد ِم ْنهُ ِبآيَة أ َ ْو ْالقُ ْر‬


‫آن ِمنَ بِ َح ْرف َكف ََر َم ْن‬

“Barangsiapa yang kufur atau mengingkari satu huruf dari Al-Qurān atau 1 ayat darinya maka
sungguh dia telah kufur atau mengingkari keseluruhannya.”

[Atsar ini dikeluarkan oleh Ath-Thabariy di dalam tafsirnya]


2 | Mendustakan kabar-kabar yang ada di dalam kitab-kitab tersebut.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ‫اب أ ُ ْولَئِكَ َع ْن َها َوا ْست َ ْكبَ ُرواْ بِآيَاتِنَا َكذَّبُواْ َوالَّذِين‬ ْ َ‫ار أ‬
ُ ‫ص َح‬ ِ َّ‫خَا ِلدُونَ ِفي َها ُه ْم الن‬

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka sombong merekalah penghuni
neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS Al-A’rāf: 36)

3 | Melecehkan dan mengolok-olok.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َّ ‫سو ِل ِه َوآ َياتِ ِه أ َ ِب‬


‫اّللِ قُ ْل‬ ُ ‫ِإي َمانِ ُك ْم َب ْعدَ َكف َْرتُم َق ْد ت َ ْعتَذ ُِرواْ لَ تَ ْست َ ْه ِزئُونَ ُكنت ُ ْم َو َر‬

“Katakanlah: Apakah dengan Allāh, ayat-ayatNya dan rasulNya kalian mengolok-olok? Janganlah
kalian minta udzur, sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian.” (QS At-Taubah 65-66)

4 | Membenci apa yang ada di dalam kitab-kitab tersebut berupa petunjuk Allāh Subhānahu wa
Ta’āla.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ‫للاُ أَنزَ َل َما ك َِرهُوا بِأَنَّ ُه ْم ذَلِك‬ َ َ‫أ َ ْع َمالَ ُه ْم فَأَحْ ب‬


َّ ‫ط‬

“Yang demikian karena mereka membenci apa yang Allāh turunkan maka Allāh membatalkan
amalan-amalan mereka.” (QS Muhammad: 9)

Apabila seseorang membenci Al-Qurān yang di dalamnya ada petunjuk meskipun dia
mengamalkannya maka dia telah kufur.

5 | Meninggalkan Al-Qurān.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫سول َوقَا َل‬


ُ ‫الر‬ ِ ّ ‫ورا ْالقُ ْرآنَ َهذَا ات َّ َخذُوا قَ ْو ِمي ِإ َّن َر‬
َّ ُ‫ب يَا‬ ً ‫َم ْه ُج‬

“Dan Rasul berkata: Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qurān sesuatu
yang ditinggalkan.” (QS Al-Furqān: 30)

Para ulama menjelaskan bahwa meninggalkan Al-Qurān mencakup:

• Tidak mau mendengarkannya.

• Tidak beramal dengannya.

• Tidak berhukum dengannya.

• Tidak mentadabburinya.

• Dan juga tidak mau berobat dengan Al-Qurān baik untuk penyakit hati maupun penyakit badan.

Diantara penyimpangan-penyimpangan dalam hal iman dengan kitab-kitab Allāh adalah:

6 | Ragu-ragu dengan kebenaran Al-Qurān.


7 | Berusaha untuk mengubah Al-Qurān baik lafazh maupun maknanya.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

‫للا ورحمة عليكم والسالم‬


ّ ‫وبركاته‬

‘Abdullāh Roy
HSI 07 – Kajian 25 – buah beriman dengan kitab-kitab
29 Januari 2016 Tinggalkan komentar Perkataan Bijak Para Ulama
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 25 | Buah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh

‫للا ورحمة عليكم السالم‬


ّ ‫وبركاته‬
‫أجمعين صحبه و آله وعلى هللا رسول على والسالم والصالة هلل الحمد‬

Halaqah yang ke-25 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang
“Buah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh”.

Diantara buah beriman dengan kitab-kitab Allāh yang bisa kita petik adalah:

1 | Mendapatkan keutamaan-keutamaan beriman.

Diantaranya:

⑴ Hidayah di dunia

⑵ Keamanan di akhirat

⑶ Masuk ke dalam surga

⑷ Dan lain-lain

Karena beriman dengan kitab Allāh adalah bagian dari mewujudkan keimanan.

2 | Semakin mengetahui dan menyadari perhatian Allāh dan kasih sayangNya kepada makhluk.

Semakin mencintaiNya karena menurunkan kepada kita kitab yang berisi petunjuk dan cahaya
supaya kita tenang di dunia dan bahagia di akhirat.

Kita tidak dibiarkan tersesat dan terombang-ambing dengan hawa nafsu dan syahwat.
Dan bagi yang ingin melihat kebesaran nikmat ini silakan dia melihat orang-orang yang hidup tanpa
berpegang dengan kitab Allāh; mereka dalam keadaan resah, bimbang, bingung dan tidak tahu
kemana arah hidupnya.

3 | Mengetahui hikmah Allāh dan kebijaksanaanNya karena memberikan kepada setiap kaum
syari’at yang sesuai dengan keadaan mereka.

Dan Al-Qurān sebagai kitab terakhir sesuai untuk semua umat di setiap tempat dan masa sampai
hari kiamat.

4 | Mengetahui bahwa petunjuk Allāh kepada manusia tidak terputus sampai hari kiamat.

5 | Semakin mencintai dan menghormati Al-Qurān dengan memperhatikan adab-adab ketika


membacanya.

Demikian pula semakin mencintai orang-orang yang mencintai Al-Qurān.

6 | Membenci amalan-amalan yang bertentangan dengan Al-Qurān dan orang-orang yang


melakukannya.

7 | Membangkitkan semangat untuk bersungguh-sungguh mencari hidayah dari Al-Qurān dengan


membaca, menghafal, mempelajari, mentadabburi, mengamalkan, berhukum dengan Al-Qurān dan
kembali kepada Al-Qurān ketika terjadi perselisihan.

8 | Bersemangat untuk membela kitab Allāh dengan menyebarkan aqidah yang benar tentangnya
dan membongkar tuduhan dan keyakinan yang sesat yang ingin menurunkan kepercayaan terhadap
Al-Qurān dan menjauhkan umat dari Al-Qurān.

9 | Bergembira dan bersyukur kepada Allāh atas karuniaNya yang besar.

ُ‫صا ِل َحاتُ تَ ِت ُّم بِنِ ْع َمتِ ِه الَّ ِذيِ ِ َّّلل ْال َح ْمد‬
َّ ‫ال‬

[Alhamdulillāh alladzī bini’matihi tatimmushshālihāt]


Dengan demikian kita sudah menyelesaikan Silsilah ‘Ilmiyyah yang ke-7 tentang Beriman Dengan
Kitab-kitab Allāh.

Semoga apa yang kita sampaikan bermanfaat dan bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dan sampai bertemu kembali pada Silsilah Ilmiyyah ke-8 tentang “Beriman Dengan Rasul-rasul
Allāh.”

‫أعلم تعالى وهللا‬


‫للا ورحمة عليكم السالم‬
ّ ‫وبركاته‬

‘Abdullāh Roy,
Di kota Al-Madīnah

═════════ ❁❁═════════

You might also like