Professional Documents
Culture Documents
HASIL PEMBAHASAN
53
Luas Wilayah Kerja Puskesmas Halmahera yaitu 3,11 km2 yang meliputi
4 kelurahan, yaitu :
a. Kelurahan Karangtempel dengan luas wilayah 0,92 m2
b. Kelurahan Karangturi dengan luas wilayah 0,53 m2
c. Kelurahan Sarirejo dengan luas wilayah 0,67 m2
d. Kelurahan Rejosari dengan luas wilayah 0,99 m2
Puskesmas Halmahera memiliki batas wilayah administratif sebagai
berikut :
a. Bagian utara : Kelurahan Bugangan dan Kelurahan Kebon Agung.
b. Bagian Selatan : Kecamatan Semarang Selatan.
c. Bagian Barat : Kecamatan Semarang Tengah.
d. Bagian Timur : Kelurahan Gayamsari.
2. Keadaan Sosiodemografi Wilayah Kerja Puskesmas Halmahera
a. Jumlah penduduk dan luas wilayah kerja Puskesmas Halmahera15
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Halmahera adalah
sebanyak 33.239 orang, yang terdiri dari penduduk laki – laki sebanyak
16.461 orang dan penduduk perempuan sebanyak 16.778 orang. Rincian
jumlah penduduk per kelurahan adalah sebagai berikut:
Tabel.4.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Halmahera
Luas Kepadatan Jumlah penduduk (WNI)
Jumlah
No Kelurahan wilayah penduduk RW RT
L P Total KK
(Km2) (jiwa/km2)
1 Karangtempel 0,92 2.021 1.967 3.988 1.749 15 121
2 Karangturi 0,53 1.604 1.789 3.393 977 5 27
3 Sarirejo 0,67 4,653 5,026 9.679 2.900 8 50
4 Rejosari 0,99 8.183 7.996 16.179 4.177 5 40
TOTAL 3,11 16.461 16.778 33.239 9.533 33 238
54
Berikut adalah jumlah sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Halmahera disajikan dalam tabel berikut :
Tabel. 4.2 Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas
Halmahera
No Sarana pendidikan Jumlah
1 TK 23
2 SD 13
3 SMP 6
4 SMA 9
5 Perguruan Tinggi -
55
2) Upaya kesehatan keluarga seperti : menurunkan angka kematian
maternal dan perinatal dan keluarga berencana
3) Upaya penanggulangan gizi kurang
4) Upaya kesehatan lingkungan
5) Upaya pengobatan
6) Promosi kesehatan
b. Tujuan jangka pendek adalah :
1) Menurunkan angka kesakitan Demam Berdarah dan leptospirosis
2) Menurunkan angka kematian Maternal. Perinatal dan neonatal
3) Menurunkan angka prevalensi gizi kurang
4) Menurunkan angka kesakitan TB Paru
5) Memberikan Penyuluhan Kesehatan
6) Menurunkan angka kesakitan penyakit tidak menular: Hipertensi, DM
2. Motto, Visi dan Misi Puskesmas Halmahera15
a. Motto :“ Tiada Hari Tanpa Pelayanan Prima “
b. Visi :” Menjadikan Puskesmas Unggulan Dengan Pelayanan Kesehatan Yang
Bermutu Dan Profesional Menuju Masyarakat Mandiri Untuk Hidup Sehat.”
c. Misi :
a) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, mudah, cepat, dan
tepat
b) Meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat untuk hidup
sehat
3. Kegiatan Puskesmas15
Kegiatan utama Puskesmas Halmahera adalah memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarakat di wilayah kerjanya, yang meliputi :
a. Palayanan Kesehatan Dasar (Basic Six) yang meliputi kegiatan Promosi
Kesehatan, Upaya Kesehatan Lingkungan, KIA-KB, Perbaikan Gizi
Masyarakat, P2M dan Pengobatan Dasar.
b. Pelayanan Kesehatan Pengembangan yang meliputi kegiatan Upaya
Kesehatan Sekolah dan Upaya Kesehatan Gigi Sekolah, Kesehatan
56
Lansia, Kesehatan Gigi dan mulut, Perawatan Kesehatan Masyarakat /
Perkesmas, Klinik Remaja, Klinik Sanitasi, HATRA, OAI, Refleksi.
c. Pelayanan Kesehatan Penunjang yang meliputi kegiatan Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Tingkat Puskesmas (SP2TP) dan laboratorium.
4. Tenaga Kesehatan15
Jumlah pegawai Puskesmas Halmahera pada tahun 2015 sebanyak 34
orang. Berdasarkan analisis kebutuhan pegawai masih ada beberapa
kekurangan tenaga PNS yang perlu dipenuhi oleh Pemerintah Kota
Semarang untuk menjalankan program dan kegiatan di Puskesmas
Halmahera. Kebutuhan tenaga PNS tersebut adalah :
Tabel.4.3 Daftar Tenaga Kerja Puskesmas Halmahera
No Jenis Tenaga Jumlah Lebih Kurang Keterangan
1 Kepala Puskesmas 1 - - PNS
2 Ka. Sub. Bag Tata Usaha 1 - - PNS
3 Dokter Umum/Fungsional 2 - - PNS
4 Dokter gigi 2 - - PNS
5 Bidan 6 - 2 PNS
6 Perawat 7 - 2 PNS
7 Perawat Gigi 1 - - PNS
8 Sanitarian 1 - - PNS
9 Apoteker 1 - - PNS
10 Ass Apoteker 2 - - PNS
10 Analis Kesehatan/ laborat 2 - - PNS
11 Nutrisionis 1 - - PNS
12 Epidemiolog - - 1 -
13 Entomolog - - 1 -
14 Pengolah simpus/data - - 1 -
15 Bendahara/Pengurus barang 2 - - PNS
16 Penyuluh Kes.Masyarakat 0 - 1 Perawat PNS
17 Bendahara APBD 1 - - Bidan PNS
18 Bendahara BOK 1 - - Drg PNS
19 Bendahara JKN 1 - - PNS
20 Pengadministrasi 2 - - PNS
21 Petugas Loket 4 - - PNS
22 Penjaga malam - - 2 PNS
23 Pengemudi - - 3 PNS
24 Petugas kebersihan / CS 4 - - Magang
Jumlah
5. Morbiditas15
Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insidensi maupun
angka prevalensi dari suatu penyakit. Morbitias menggambarkan kejadian
57
penyakit dalam suatu populasi dan pada kurun waktu tertentu. Menurut hasil
rekapitulasi laporan kunjungan pasien di Puskesmas Halmahera, 10 Besar
Penyakit terbanyak yang ditangani adalah sebagai berikut :
80
60 50
36 33
40 29 25 24 22 21 20
20
0
J02 C44 J06 I10 K04 Z00 E11 Z34 Z02 M06
KODE PENYAKIT
58
laboratorium, koordinator program memiliki tugas integrasi sebagai
bendahara BLUD, sedangkan pelaksana memiliki tugas integrasi sebagai
petugas pencatatan dan pelaporan pasien dengan penyakit HIV. Analis
kesehatan merasa terbebani dengan tugas – tugas yang diberikan, dengan
alasan tugas integrasi tersebut akan menambah waktu kerja analis
kesehatan. Analis kesehatan pernah mengikuti pelatihan tentang TB
(tuberculosis) dan HIV (Human Immunodeficiency Virus), IMS (Infeksi
Menular Seksual).
b. Money (Pendanaan)
Untuk biaya operasional pelayanan pemeriksaan glukosa dengan
fotometer di puskesmas menggunakan dana yang berasal dari dana JKN
(Jaminan Kesehatan Nasional), dana yang diberikan sudah cukup untuk
pelayanan glukosa dengan fotometer di Puskesmas Halmahera.
c. Method (Cara Kerja)
Metode pelayanan pemeriksaan glukosa dengan fotometer
menggunakan SOP Pemeriksaan Glukosa dengan Fotometer di
Puskesmas Halmahera.
d. Material (Fasilitas)
Fasilitas ruang pelayanan pemeriksaan glukosa dengan fotometer di
laboratorium terdiri dari meja pemeriksaan, kursi pemeriksaan, dan
lemari arsip, tempat cuci alat, dan wastafel. Wastafel tidak dapat
digunakan karena saluran wastafel rusak. Sedangkan sarana dokumen
yang ada terdiri dari blanko pemeriksaan, blanko informed consent, alat
tulis, buku registrasi pasien, buku kunjungan pasien, form kunjungan
pasien BPJS, nota pemeriksaan, cap tanggal, kwitansi. Untuk
peralatannya terdiri dari spuit 3cc, alkhohol 70%, kapas, tourniquiet,
fotometer, reagen dan bahan pemeriksaan.15
e. Market (Sasaran Penduduk)
Market yaitu masyarakat, kelompok masyarakat, keluarga dan
individu, serta pasien.
59
f. Marketing
SOP Pemeriksaan Glukosa dengan Fotometer revisi sudah diadvokasi
dan disetujui oleh Kepala Puskesmas serta disosialisasikan kepada analis
kesehatan Puskesmas Halmahera pada hari Senin tanggal 24 Juli 2017.
g. Lingkungan
Ruang pelayanan laboratorium berukuran 7x4m. Tempat loket
pendaftaran pemeriksaan laboratorium menjadi satu ruang dengan
pemeriksaan.
2. Process
P1 (Perencanaan) Pelayanan Pemeriksaan Glukosa dengan Fotometer
SOP Pelayanan Pemeriksaan Glukosa dengan Fotometer yang revisi di
Puskesmas Halmahera yang digunakan sebagai pedoman pada penelitian
ini.
Analis kesehatan datang jam 07.00 WIB untuk mempersiapkan ruangan
dan menyiapkan peralatan kerja.
Analis Kesehatan siap melayani pasien sesuai jam pelayanan. Pelayanan
laboratorium yaitu dari jam 07.30 WIB-14.00 WIB
P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan)
Analis Kesehatan melakukan Pemeriksaan Glukosa dengan Fotometer
sesuai dengan SOP yang disepakati.
Kegiatan pelayanan Pemeriksaan Glukosa dengan Fotometer
dilaksanakan setiap hari senin s/d sabtu. Senin – Kamis: 07.00-14.00;
Jum’at 07.00-11.30 dan Sabtu: 07.00-12.00.
P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian)
Pelaporan yang dilaksanakan dipuskesmas Halmahera terdiri atas data
laporan harian yang dimasukkan di tabel rekapan kunjungan milik
petugas dan laporan bulanan dimasukkan dalam SP3 online dan
dilakukan oleh koordinator program laboratorium yaitu salah satu dari
analis kesehatan.
3. Output
60
Jumlah kunjungan pasien pemeriksaan glukosa dengan fotometer di
Puskesmas Halmahera tahun 2016 yaitu 1179. Kisaran jumlah pasien
perbulan 100 pasien, dan jumlah kunjungan perhari kurang lebih 3-5 pasien.
Tidak ada target dari Puskesmas maupun Dinas Kesehatan mengenai
pemeriksaan glukosa dengan fotometer.
4. Outcome
Peningkatan mutu pelayananan akan mempengaruhi tingkat kepuasan
pasien terhadap pelayanan pemeriksaan glukosa dengan fotometer di
Puskesmas Halmahera.
5. Impact
Indikator impact adalah tingkat penggunaan laboratorium dan ketepatan
diagnosis puskesmas yang ditunjang oleh laboratorium.
D. Simple Problem
1. Identifikasi masalah mutu Pelayanan Pemeriksaan Glukosa dengan
Fotometer
Pengamatan mengenai kepatuhan 2 orang analis kesehatan terhadap SOP
Pelayanan Pemeriksaan Glukosa dengan Fotometer. Observasi kepatuhan
ini dilakukan 30 kali kegiatan untuk pasien rawat jalan dan rawat inap.
Penelitian dilakukan pada tanggal 24 Juli - 29 Juli 2017 dengan mengamati
kegiatan analis kesehatan menggunakan daftar tilik kepatuhan petugas
Pelayanan Pemeriksaan Glukosa dengan Fotometer. Data yang diamati
ditabulasi selanjutnya dinilai tingkat kepatuhan/compliance rate (CR). CR
dinilai baik, bila lebih dari 80% dan dinilai kurang baik jika kurang dari
80%. Hasil perhitungan CR analis kesehatan Pelayanan Pemeriksaan
Glukosa dengan Fotometer adalah sebagai berikut:
CR kepatuhan A Pelayanan Pemeriksaan Glukosa denganFotometer
∑ 𝑌𝑎 555
𝑥 100% = 𝑥 100% = 85%
∑ 𝑌𝑎 + ∑ 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 649
61
CR Total Pelayanan Pemeriksaan Glukosa dengan Fotometer
∑ 𝑌𝑎 1475
𝑥 100% = 𝑥 100% = 82,5%
∑ 𝑌𝑎 + ∑ 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 1789
62
sebagai extended value. Nilai extended value terkecil dapat dipilih sebagai
prioritas masalah.
Penilaian dengan skala 1-5 :
- Angka 5 melambangkan kemampuan riil besar
- Angka 4 melambangkan kemampuan riil cukup
- Angka 3 melambangkan kemampuan riil sedang
- Angka 2 melambangkan kemampuan riil kurang
- Angka 1 melambangkan kemampuan riil kecil
Interpretasi :
- Nilai 1-3 dikategorikan sebagai kelemahan atau hambatan
- Nilai 4-5 dikategorikan sebagai kekuatan atau pendorong.
Rangking dimulai dari yang terbaik dengan urutan 1-5. Kemudian rangking
manfaat dikali nilai rangking usaha sebagai extended value. Berdasarkan
nilai extended value yang terkecil dapat dipilih prioritas masalah. Berikut
adalah matriks prioritas masalah dari beberapa masalah dalam penelitian
ini:13
63
3. Identifikasi penyebab potensial
Identifikasi penyebab masalah kurangnya tingkat kepatuhan analis
kesehatan dalam melakukan mencuci tangan dengan sabun/desinfektan
sebelum dan setelah tindakan.
Tabel 4.6 Identifikasi masalah pemeriksaan glukosa dengan fotometer
dengan pendekatan sistem
Matriks Penyebab masalah
Man 1. Analis kesehatan lebih mengandalkan pemakaian handscoon daripada
harus cuci tangan berkali-kali, sehingga satu handscoon bisa
digunakan untuk beberapa pasien.
Money -
Material 2. Saluran wastafel tidak berfungsi
Kurang patuhnya
analis kesehatan untuk
mencuci tangan
LINGKUNGAN dengan
sabun/desinfektan
sebelum dan setelah
tindakan
2. Saluran wastafel
tidak berfungsi
64
Gambar 4.2 Pendekatan Analisis Fish Bone untuk pemeriksaan glukosa
dengan fotometer
65
3. SOP yang lama tidak menyebutkan langkah cuci tangan = 0
4. Tidak adanya still picture cuci tangan/menggunakan desinfektan
(handsrub) yang diletakkan dibawah kaca meja laboratorium = 3
5. Sosialisasi SOP baru yang telah direvisi kurang optimal = 3
b) Distribusi frekuensi penyebab masalah
Tabel 48. Tabel Tally Hasil (Paired Comparison)
No Penyebab Masalah Tally Jumlah
1 Analis kesehatan lebih mengandalkan pemakaian II 2
handscoon daripada harus cuci tangan berkali-kali,
sehingga satu handscoon bisa digunakan untuk beberapa
pasien
2 Saluran wastafel tidak berfungsi II 2
3 SOP yang lama tidak menyebutkan langkah cuci tangan - 0
4 Tidak adanya still picture cuci tangan/ menggunakan III 3
desinfektan (handsrub) yang diletakkan dibawah kaca meja
laboratorium
5 Sosialisasi SOP baru yang telah direvisi kurang optimal III 3
66
Gambar. 4.3 Diagram frekuensi penyebab masalah
Keterangan :
A. Tidak adanya still picture cuci tangan/menggunakan handsrub yang
diletakkan dibawah kaca meja laboratorium = 3
B. Sosialisasi SOP baru yang telah direvisi kurang optimal = 3
C. Analis kesehatan lebih mengandalkan pemakaian handscoon daripada
harus cuci tangan berkali-kali, sehingga satu handscoon bisa
digunakan untuk beberapa pasien = 2
D. Saluran wastafel tidak berfungsi = 2
d) Membuat tabel pareto
Tujuan pembuatan tabel pareto adalah sebagai dasar pembuatan
diagram analisis pareto dengan cara mengurutkan penyebab masalah
dimulai dari frekuensi terbesar ke frekuensi yang terkecil.
Tabel 4.9. Tabel Pareto
Jumlah Presentase
No Penyebab masalah Frekuensi
kumulatif kumulatif
1 Tidak adanya still picture cuci 3 3 30%
tangan/menggunakan desinfektan
(handsrub) yang diletakkan dibawah
kaca meja laboratorium
2 Sosialisasi SOP baru yang telah direvisi 3 6 60%
kurang optimal
3 Analis kesehatan lebih mengandalkan 2 8 80%
pemakaian handscoon daripada harus
cuci tangan berkali-kali, sehingga satu
handscoon bisa digunakan untuk
beberapa pasien
4 Saluran wastafel tidak berfungsi 2 10 100%
67
e) Membuat diagram analisis pareto
ANALISIS PARETO
100%
10
9
8
80%
7
6 60%
5
4
3
A 30%
2
B
1
0 C
Penyebab Masalah D
68
Dalam penulisan ini didapatkan penyebab masalah yang paling mungkin
yaitu tidak adanya still picture cuci tangan/menggunakan desinfektan
(handsrub) yang diletakkan dibawah kaca meja laboratorium. Beberapa
alternatif pemecahan masalah diusulkan lewat curah pendapat dan
persetujuan dengan pemegang program dan Kepala Puskesmas halmahera.
Adapun beberapa alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:
1) Alternatif I
Sosialisasi tentang cuci tangan dengan alir mengalir dan sabun atau
menggunakan desinfektan (handsrub)
2) Alternatif II
Simulasi penerapan SOP pemeriksaan glukosa dengan fotometer dan
pembuatan still picture tentang peringatan cuci tangan dengan air
mengalir dan sabun/menggunakan desinfektan (handsrub)
3) Alternatif III :
Pelatihan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau menggunakan
desinfektan (handsrub)
6. Keputusan Pemecahan Masalah
Dari 3 alternatif pemecahan masalah yang diusulkan maka selanjutnya
akan diambil pengambilan keputusan pemecahan masalah dengan matriks
cost benefit (manfaat dibanding biaya) sebagai berikut:
Penilaian manfaat dapat dibuat dengan skala 1 – 5.
1) Angka 5 melambangkan manfaat besar
2) Angka 4 melambangkan manfaat cukup
3) Angka 3 melambangkan manfaat sedang
4) Angka 2 melambangkan manfaat kurang
5) Angka 1 melambangkan manfaat kecil
Penilaian biaya dapat dibuat dengan skala 1 – 5.
1) Angka 5 melambangkan biaya besar
2) Angka 4 melambangkan biaya cukup
3) Angka 3 melambangkan biaya sedang
4) Angka 2 melambangkan biaya kurang
69
5) Angka 1 melambangkan biaya kecil
Tabel 4.10 Matriks Cost Benefit
Alternatif Manfaat Biaya Ratio Rangking
Alternatif I 3 2 1,5 II
Alternatif II 5 2 2,5 I
Alternatif III 4 5 0,8 III
Alternatif yang dipilih adalah alternatif yang memiliki nilai ratio yang besar.
1) Rangking I
Simulasi penerapan SOP pemeriksaan glukosa dengan fotometer dan
pembuatan still picture tentang peringatan cuci tangan dengan air
mengalir dan sabun/menggunakan desinfektan (handsrub)
2) Rangking II
Sosialisasi tentang cuci tangan dengan alir mengalir dan sabun /
menggunakan desinfektan (handsrub)
3) Rangking III
Pelatihan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau menggunakan
desinfektan (handsrub)
7. Plan of Action
Berdasarkan keputusan tetap yang telah penulis ambil, maka penulis
menyusun Plan of Action (POA). POA yang penulis ambil adalah POA
simulasi tentang cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau
menggunakan handsrub serta pembuatan still picture tentang peringatan
cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau menggunakan handsrub
sebagai media edukasi.
Persiapan dilakukan pada 5 Agustus 2017 dengan koordinasi kepada
kepala puskesmas dan menyiapkan anggaran simulasi SOP pemeriksaan
glukosa dengan fotometer dan pembuatan still picture tentang peringatan
cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau menggunakan handsrub
sebagai media edukasi.
Pelaksanaan akan dilaksanakan pada tanggal 7 – 9 Agustus 2017 dengan
kegiatan simulasi tentang cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau
70
menggunakan handsrub serta pembuatan still picture tentang peringatan
cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau menggunakan handsrub
sebagai media edukasi.
Evaluasi dilakukan dengan tersedianya still picture tentang peringatan
cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau menggunakan desinfektan
(handsrub) dan melakukan penilaian kepatuhan analis kesehatan terhadap
SOP pemeriksaan glukosa dengan fotometer dilaksanakan tanggal 10
Agustus 2017 di ruang laboratorium Puskesmas Halmahera dengan
menggunakan daftar tilik.
8. Complex Problem
Penelusuran complex problem dalam penulisan ini dilakukan dengan cara
wawancara dengan responden yang menerima pelayanan pemeriksaan
glukosa dengan fotometer di unit laboratorium sebanyak 30 responden.
Wawancara dilakukan dengan menanyakan 14 buah pertanyaan sesuai
dengan unsur minimal penilaian indeks kepuasan masyarakat. Setelah
semua pertanyaan dari 30 responden selesai diwawancarai, maka data diolah
dengan cara :9
a) Menghitung Jumlah Nilai per Unsur
Menjumlahkan skor dari 14 pertanyaan pada setiap unsur
b) Menghitung Nilai Rata – Rata (NRR) Per unsur
Jumlah Nilai Per Unsur dibagi dengan jumlah responden (30)
c) Menghitung Nilai Rata – Rata Tertimbang Per Unsur
Nilai Rata – Rata Per Unsur dikalikan 0,071 (Standard baku)
d) Menghitung Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Jumlah Nilai Rata – Rata Tertimbang Per Unsur dijumlahkan
e) Mencari Nilai IKM setelah di Konversi
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dikali 25 (Standard baku)
f) Melihat Mutu Pelayanan (Pada setiap unsur)
Nilai indeks pelayanan dikonversikan dengan nilai dasar 25
g) Kinerja Unit Pelayanan
71
Hasil penilaian terhadap kepuasan pasien yang mendapat pelayanan
pemeriksaan glukosa dengan fotometer di unit laboratorium Puskesmas
Halmahera dinilai menggunakan nilai indeks. Nilai indeks kepuasan
masyarakat tersaji dalam tabel berikut :
Tabel 4.11. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat dengan nilai standar
Nilai Nilai Interval IKM Nilai Interval Mutu Kinerja Unit
Persepsi Konversi IKM Pelayanan Pelayanan
1 1,00 - 1,75 25 - 43,75 A Tidak baik
2 1,76 - 2,50 43,76 – 62,50 B Kurang baik
3 2,51 - 3,25 62,51 – 82,26 C Baik
4 3,26 - 4,00 82,27 – 100,00 D Sangat Baik
Identifikasi complex problem didapatkan kepuasan pasien mendapat
nilai IKM total yaitu 3,06 dikonversikan dengan nilai interval indeks
kepuasan masyarakat yaitu 2,51 – 3,25 yang berarti baik.
Nilai total pertanyaan kuesioner kepuasan pelanggan tidak ada yang
dibawah 2,51 dengan nilai minimal 2,56. Terdapat beberapa pertanyaan
kuesioner yang mendapat nilai dibawah 3 yaitu:
a) Pertanyaan ke-3 dengan nilai rata-rata perunsur 2,56 dengan nilai 2 ada 8
pasien (26%) yaitu pertanyaan tentang kejelasan dan kepastian analis
kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa pasien kurang mengenal petugas
karena petugas tidak memperkenalkan diri dan juga tidak ada tanda
pengenal khusus yang dipakai petugas.
b) Pertanyaan ke-13 dengan nilai rata-rata perunsur 2,67 dengan nilai 2 ada
10 pasien (33%) yaitu pertanyaan tentang kenyamanan di laboratorium.
Hal ini menunjukkan bahwa pasien merasa kurang nyaman karena tempat
dirasa kurang sejuk.
72
Tabel 4.12 hasil kepuasan pasien
Jumlah
90 91 77 97 90 90 90 93 94 91 110 109 80 112
Nilai
Nilai 3
3.03 2.56 3.20 3.00 3.00 3.00 3.10 3.13 3.03 3.67 3.63 2.67 3.73
Persepsi .00
Nilai bobot
rata-rata 0.21 0.21 0.18 0.22 0.21 0.21 0.21 0.22 0.22 0.21 0.26 0.25 0.19 0.26
tertimbang
Nilai
indeks 3,06
pelayanan
Nilai
interval 76,5 76,5 76,5 76,5 76,5 76,5 76,5 76,5 76,5 76,5 76,5 76,5 76,5 76,5
konversi
Mutu
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Pelayanan
73
7. Faktor efektifitas dilihat dari interaksi,identitas dan repetisi (intensitas1)
8. Faktor efektifitas dilihat dari retensi (intensitas 2)
9. Faktor efektifitas dilihat dari repetisi (intensitas 2)
10. Faktor efektifitas dilihat dari warna (intensitas 3)
11. Faktor tujuan pendidikan mengenai fakta, prosedur, prinsip, dan konsep
(intensitas 2)
12. Faktor sikap dan pendapat (intensitas 1)
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dengan membuat media
still picture tentang peringatan cuci tangan dengan sabun dan desinfektan
(handsrub) secara lengkap di Puskesmas Halmahera sebagai salah satu
penyelesaian masalah kepatuhan petugas adalah cukup baik, karena
memiliki rata-rata skala intensitas 2.
74