Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Nur Azmi Afina
G3A017251
2018
KONSEP TEORI
A. Definisi Kebutuhan Aktivitas
Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi) adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat
melakukan kegiatan dengan bebas (Mubarok, 2007).
Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi) adalah kemampuan seseorang untuk berjalan,
bangkit berdiri dan kembali ke tempat tidur, kursi, kloset duduk, dan sebagianya
disamping kemampuan mengerakkan ekstermitas atas (Hidayat, 2009).
Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi) dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian
sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi
fisiologis (Tarwanto, 2006).
Kebutuhan aktivitas atau pergerakan dan istirahat tidur merupakan suatu kesatuan
yang saling berhubungan dan saling mempegaruhi. Salah satu tanda kesehatan adalah
adanya kemampuan seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan
musculoskeletal. Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak di mana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.
h. Perubahan psikologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan
mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi,
perubahan dalam mekanisme koping, dll.
2. Diagnosis/Masalah Keperawatan
a. Gangguan mobilitas fisik akibat trauma tulang belakang, fraktur, dan lain-lain.
b. Gangguan penurunan curah jantung akibat imobilitas.
c. Risiko cedera (jatuh) akibat orthostatic pneumonia.
d. Intoleransi aktivitas akibat menurunnya tonus dan kekuatan otot.
e. Sindrom perawatan diri akibat menurunnya fleksibilitas otot.
f. Tidak efektifnya pola napas akibat menurunnya ekspansi paru.
g. Gangguan pertukaran gas akibat menurunnya gerakan respirasi.
h. Gangguan eliminasi akibat imobilitas.
i. Retensi urin akibat gangguan mobilitas fisik.
j. Inkontinensia urin akibat gangguan mobilitas fisik.
k. Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) akibat menurunnya nafsu makan
(anoreksia) akibat sekresi lambung menurun, penurunan peristaltik usus.
l. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat kurangnya asupan (intake)
m. Gangguan Interaksi sosial akibat imobilitas.
n. Gangguan konsep diri akibat imobilitas.
3. Perencanaan Keperawatan
a. Tujuan:
Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot dan fleksibilitas tinggi
Meningkatkan fungsi kardiovaskuler
Meningkatkan fungsi respirasi
Meningkatkan fungsi gastrointestinal
Meningkatkan fungsi system perkemihan
Memperbaiki gangguan psikologis
b. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah pengaturan posisi tubuh
sesuai kebutuhan pasien serta melakukan latihan ROM pasif dan aktif.
1) Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien
Pengaturan posisi dalam mengatasi kebutuhan mobilitas dapat disesuaikan
dengan tingkat gangguan, seperti posisi fowler, sim, trendelenburg, dorsal
recumbent, lithotomi, dan genu pectoral.
2) Latihan ROM Pasif dan Aktif
Pasien yang mobilitas sendinya perbatas karna penyakit, diabilitas, atau
trauma memerlukan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilitas.
Latihan berikut dilakukan untuk memelihara dan mempertahankan kekuatan
otot serta memelihara mobilitas persendian.
c. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi
gangguan mobilitas adalah sebagai berikut:
1) Peningkatan fungsi sistem tubuh
2) Peningkatan kekuatan dan ketahanan otot
3) Peningkatan fleksibilitas sendi
4) Peningkatan fungsi motorik, perasaan nyaman pada pasien, dan ekspresi
pasien menunjukan keceriaan.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori & Aplikasi
Dalam Praktek. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Buku 1. Jakarta : Salemba media.
Tarwanto, Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika.
Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Aktivitas di Ruang Rajawali 4A
A. Pengkajian
1. Biodata
Tanggal Pengkajian : 15 April 2018
Nama : Ny. S
Nomor RM : C687470
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 01 Februari 1944
Alamat : Karang Turi RT 008/ RW 001 Kodia Semarang
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Diagnosa Medik : Fraktur Colum Femur Dextra
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan kaki kanan sakit untuk digerakkan dan tidak bisa melakukan
aktivitas.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan sebelumnya jatuh di halaman rumahnya dan mengeluh nyeri pada
pangkal paha kanan kurang lebih 2 minggu. Kemudian pada tanggal 06 April 2018
klien dibawa ke RS dr. Cipto tetapi pihak RS dr. Cipto merujuk klien ke RSDK dan
klien dirawat di Rajawali 4A. Klien post operasi hari ke- dan klien mengeluh tidak
bisa melakukan aktivitas seperti sebelum sakit.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : baik
b. Tingkat kesadaran : compos mentis
c. Pertumbuhan fisik : TB= 145 cm BB= 43 kg
d. Postur tubuh : kifosis
e. Kelainan sendi/daerah : femur dextra
f. Kekuatan gerak otot : 5/5
1/5
g. Indeks barthel :
h. Gerakan otot yang spontan: adanya kontaksi otot
i. ROM : pergerakan lutut terganggu
5. Data Fokus
DS: klien mengatakan kaki kanan sakit untuk digerakkan dan tidak bisa beraktivitas
DO : - Luka post op di bagian femur dextra
- Spasme otot dan tampak kesakitan
- Terpasang drain di kaki kanan
- Imobilisasi pada kaki kanan
- TTV: TD= 130/80 mmHg, N= 86 x/menit, RR= 20x/menit, S= 36,70C
B. Diagnosa Keperawatan
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring (imobilisasi)
C. Perencanaan
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x7 jam diharapkan pemenuhan
kebutuhan aktivitas dapat terpenuhi
Kriteria hasil:
- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan
darah, nadi, dan respirasi
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs)
- Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat
Intervensi:
- Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
- Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan
fisik
- Bantu klien untuk mendapatkan alat bantu aktivitas seperti walker
- Kolaborasi dengan fisioterapi dalam merencanakan program terapi yang
tepat
D. Implementasi
15 April 2018 jam 08.00 WIB
1. Membantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
DS: klien mengatakan tidak bisa melakuka aktivitas
DO: - luka post op di femur dextra
- Imobilisasi pada kaki kanan
2. Membantu klien untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan
fisik
DS: klien mengatakan ingin berpindah posisi
DO: klien berusaha ingin duduk saat di traksi
3. Memberikan latihan berpindah dan bergerak dengan dibantu terapis
DS: -
DO: klien kooperatif
4. Membantu klien untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti walker
DS: -
DO: klien dipinjami walker dari pihak RS
E. Evaluasi
15 April 2018 jam 14.00 WIB
S: klien mengatakan kaki kanan sakit untuk digerakkan dan tidak bisa beraktivitas
O: - luka post op di femur dextra
- Imobilisasi pada kaki kanan
P: lanjutkan intervensi