Professional Documents
Culture Documents
vagina
Untuk ibu :
dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan
5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa
dalam.
memakai sarung tangan DTT atau Steril dan pastikan tidak terjadi
yang tersedia
selanjutnya.
dalam keadaan terbalik, dan rendam dalam klorin 0,5% selama 10 menit).
10) Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi unterus mereda
x/menit)
11) Beritahu pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
cukup baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan
benar.
12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa ingin
meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu, ibu diposisikan
setenagh duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu meras
nyaman.
13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran
Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah
14) Anjurkan ibu untu berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang
waktu 60 menit.
15) Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut bawah ibu, jika
16) Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu.
17) Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan
bahan.
Lahirnya Kepala
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perneum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat ( ambil tindakn yang sesuai
Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan lewat
Jika tali pusat melilit secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan
21) Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara
spontan.
Lahirnya Bahu
22) Setelah putan paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparietal.
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah
arkus pubis dan kemudian gerakkan ke atas dan distal untuk melahirkan
bahu belakang.
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang kepala dan
bahu. Gunakan tangan atas untuk menulusuri dan meemegang lengan dan
punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan
telunjukan diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan melingkar
ibu hari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agarbertemu
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK” lanjut ke langkah resusitasi pada
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir
28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
baik.
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
menyuntikan oksitosin)
30) Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali pusat dengan
satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusat bayi, kemudian jari telunjuk dan
jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dann geser hingga 3 cm
proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut kemudian
tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari telunjuk dan tengah lain untuk
mendorong isi tali pusat ke arah ibu (Sekitar 5 cm) dan klem pusta pada
Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
tersebut.
Ikat tali pusat dengan benag DTT/Steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat tali pusat dengan simpul
32) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu bayi. Luruskan
bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya. Usahakan kepala
bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting
kepala bayi.
sedikit 1 jam.
Biarkan bayi berada di dada ibu selama i jam walaupun bayi sudah
berhasil menyusu.
33) Pindahlan klem tali pusat hingga beranjak 5-10 cm dari vulva.
34) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas simfisis)
35) Setelah uterus berkontraksi, tegankan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas (dorso cranial)
Jika uterus tidak segera berkontraksi minta ibu, suami atau anggota
Mengeluarkan Plasenta
36) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah dorsal
ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah distal maka lanjutkan
kemih penuh
menit berikutnya.
Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau
manual
37) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
disediakan.
38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus ,
i. Menilai Perdarahan
tempat khusus.
penjahitan.
j. Asuhan Pasca Persalinan
41) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5%, bilas kedua tanagn tersebut dengan air DTT dan keringkan
42) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
k. Evaluasi
kontraksi.
47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60
x/menit).
Jika bayi napas terlalu cepat atau sesak napas, segera rujuk ke RS
Rujukan.
selimut.
didekontaminasi.
50) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan
air DTT. Bersihkan cariran ketuban, lendir dan darah di ranjang atau
sekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
51) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI anjurkan
53) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% balikkan
bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
54) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
55) Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi.
56) Dalam satu jam pertama, beri salep/tetes mata profilaksis infeksi, vitamin
59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
b. Dokumentasi
A. KALA III
1. Pengertian
Persalinan kala III dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya
plasenta serta selaput ketuban yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
(Damayanti, 2014)
menyuntikan oksitosin)
hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-
c. Setelah plasenta terlepas, meminta Ibu meneran tapi tali pusat hanya
ditegangkan (jangan ditarik secara kuat terutama jika uterus tak berkontraksi)
d. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-
berikutnya.
- Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau terjadi
tangan. Pegang dan puta plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
g. Jika selanjutnya selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT/Steril untuk
h. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus ,
(APN,2012)
metoda untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-
keputusan yang berfokus kepada klien. (Helen Varney dalam konsep kebidanan, 2012)
Dokumentasi dalam asuhan kebidanan adalah suatu pencatatan yang lengkap dan akurat
Model dokumentasi yang digunakan dalam asuhan kebidanan adalah dalam bentuk
berikut:
Tabel 2.6
Langkah-langkah asuhan kebidanan SOAP
S= Data informasi yang subyektif adalah mencatat hasil anamnesa dan
observasi langsung dengan cara berbicara dengan klien, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan mengenai kondisi dan mencatat riwayat
kesehatan klien termasuk mengamatu perilaku klien.
O= Data informasi objektif adalah hasil pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang serta catatan medik.
A= Mencatat hasil analisa yaitu diagnosa dan masalah kebidanan
berdasarkan penelaahan data subjektif dan data objektif.
P= Mencatat seluruh penatalaksanaan yang dilakukan (tindakan
antisipasi, tindakan segera, tindakan rutin, penyuluhan, support,
kolaborasi, rujukan dan evaluasi/follow up)
3. Pengertian SOAP
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logisdan tertulsi. Catatan SOAP
digunakan untuk mengevaluasi kondisi klien selama dilakukan asuhan sebagai catatan
kemajuan. Metode 4 langkah yang dinamakan SOAP ini diperoleh dari proses pemikiran
a. S (Subyektif)
Apa yang dikatakan klien mengenai keadaan dirinya, keluhan yang dirasakannya.
b. O (Obyektif)
Apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu melakukan pemeriksaan pada
pemeriksaan penunjang.
c. A (Analisa)
Kesimpulan atau diagnosa yang dapat diambil berdasarkan data subyektif dan data
d. P (Penatlaksanaan)
Penatalaksanaan ini mencakup perencanaan tindkan yang akan dilakukan,