You are on page 1of 4

BAB II

DASAR TEORI
II.I TEORI DASAR
Teknik pemisahan kromatografi pertama kali dicetuskan oleh Michael Tswest (1906),
seorang ahli botani Rusia. Tswest menyiapkan kolom yang diisi dengan serbuk kalsium
karbonat, dan kedalamnya dituangkan campuran pigmen tanaman yang dilarutkan dalam eter.
Secara mengejutkan, pigmen memisahkan dan membentuk lapisan berwarna di sepanjang
kolom. Ia menamakan kromatografi pada teknik pemisahan baru, dimana “chroma” berarti
warna serta “graphein” yang berarti tulisan. Kemudian kimiawan dari Swiss Richard Martin
Willstätter (1872-1942) menerapkan teknik ini untuk risetnya yakni untuk pemisahan pigmen
klorofil.
Pengertian kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atas
distribusi deferensial komponen sampel diantara dua fasa. Hal tersebut mengacu pada
beberapa sifat komponen, yaitu :
 Melarut dalam cairan
 Melekat pada permukaan padatan halus
 Bereaksi secara kimia
Sifat-sifat tersebutlah yang dimanfaatkan dalam metode kromatografi ini, yaitu
perbedaan migrasi komponen-komponen di dalam sampel.
Ada 2 jenis kromatografi gas, yaitu :
1. Kromatografi gas–cair (KGC) yang fase diamnya berupa cairan yang diikatkan pada suatu
pendukung sehingga solut akan terlarut dalam fase diam.
2. Kromatografi gas-padat (KGP), yang fase diamnya berupa padatan dan kadang-kadang
berupa polimerik.

Salah satu jenis kromatografi yang sering digunakan dalam dunia industri adalah
kromatografi gas. Dimana dalam sistem kromatografi gas ini senyawa atau sampel yang akan
diuji harus bersifat volatil serta memiliki kepolaran yang disesuaikan dengan kepolaran pada
kolom. Dalam kromatografi gas, fase begerak yang berfungsi membawa analit ke dalam
kolom adalah gas yang beersifat inert. Sedangkan yang berfungsi sebagai fase diam dalam
kromatografi gas dapat berupa zat padat ataupun cairan yang inert pula.
Prinsip kromatografi gas: Pada dasarnya prinsip yang digunakan pada kromatografi
gas dan HPLC secara garis besar adalah sama karena sama-sama menggunakan kolom, hanya
saja pada kromatografi gas, sampel yang diinjeksikan harus yang tahan panas karena
menggunakan gas pembakar. Disamping itu pada kromatografi gas, selain oleh afinitasnya
terhadap fase diam maupun fase gerak, pemisahannya juga ditentukan oleh titik didih
keatsirian dari sampel.

Pemilihan fasa diam juga harus disesuaikan dengan sampel yang akan dipisahkan.
Untuk sampel yang bersifat polar sebaiknya digunakan fasa diam yang polar. Begitupun
untuk sampel yang nonpolar, digunakan fasa diam yang nonpolar agar pemisahan dapat
berlangsung lebih sempurna.
Fase diam pada Kromatografi Gas biasanya berupa cairan yang disaputkan pada
bahan penyangga padat yang lembab, bukan senyawa padat yang berfungsi sebagai
permukaan yang menyerap (kromatografi gas-padat). Sistem gas-padat telah dipakai secara
luas dalam pemurnian gas dan penghilangan asap, tetapi kurang kegunaannya dalam
kromatografi. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang
sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.

Fase gerak atau disebut juga sebagai gas pembawa berfungsi untuk membawa uap
analit melalui system kromatografi tanpa berinteraksi dengan komponen-komponen sampel.
Adapun syarat-syarat fase gerak pada kromatografi gas yaitu sebagai berikut:

- Tidak reaktif
- Murni (agar tidak mempengaruhi detector)
- Dapat disimpan dalam tangki tekanan tinggi. Biasanya mengandung gas helium,
nitrogen, hydrogen, atau campuran argon dan metana
- Pemilihan gas pembawa yang digunakan tergantung dari detektor apa yang digunakan

Kolom yang digunakan sebagai fase diam dalam kromatografi gas memiliki diameter
internal yang lebih kecil dan lebih panjang dari pada kolom dari jenis kromatografi lain
seperti HPLC (High Perfomance Liquid Cromatography). Hal tersebut menyebabkan teknik
pemisahan menggunakan kromatografi gas lebih efisien karena mampu memisahkan yang
sangat kompleks. Waktu yang dibutuhkan beragam, mulai dari beberapa detik untuk
campuran sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang mengandung 500-1000
komponen. Komponen campuran dapat diidentifikasikan dengan menggunakan waktu tambat
(waktu retensi) yang khas pada kondisi yang tepat. Waktu tambat adalah waktu yang
menunjukkan berapa lama suatu senyawa tertahan dalam kolom.waktu tambat diukur dari
jejak pencatat pada kromatogram dan serupa dengan volume tambat dalam KCKT dan Rf
dalam KLT. Dengan kalibrasi yang patut, banyaknya (kuantitas) komponen campuran dapat
pula diukur secara teliti . Kekurangan utama kromatografi gas adalah bahwa ia tidak mudah
dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar.

Proses kromatografi dalam alat GC dimulai dengan menyuntikkan sample ke dalam kolom.
Mula-mula komponen-komponen di dalam kolom diuapkan, kemudian dielusi oleh gas
pembawa untuk melalui kolom. Perbedaan laju migrasi masing-masing komponen dalam
kolom disebabkan oleh perbedaan titik didih dan interaksi masing-masing komponen dengan
fasa stasioner. Pendeteksian saat keluar dari kolom dilakukan berdasarkan perubahan sifat
fisika aliran gas yang disebabkan adanya komponen yang dikandungnya. Sifat fisika tersebut,
misalnya daya hantar panas, absorpsi radiasi elektromagnetik, indeks refraksi, derajat
terinduksi ion, dsb. Untuk analisa kualitatif, komponen-komponen yang terelusi dikenali dari
nilai waktu retensi, TR. TR analit dibandingkan dengan TR standar pada kondisi operasi alat
yang sama. Sedangkan untuk analisa kuantitatif, penentuan kadar atau jumlah analit
dilakukan dengan membandingkan luas puncak analit dengan luas puncak standar. Efisiensi
kolom ditentukan berdasarkan jumlah pelat teori (N) dalam kolom, melalui persamaan : N =
16 x (TR / WB)2 , dengan TR = waktu retensi dan WB = lebar dasar puncak.
Dari mekanisme kromatografi yang dijelaskan, dapat disimpulkan beberapa keuntungan dan
kerugian dari penggunaan kromatografi gas, yaitu:

a. Keuntungan kromatografi gas


1. Proses analisis cepat, hal ini disebabkan penggunaan fase gas sebagai fase gerag
yang pada dasarnya pergerakan molekulnya lebih cepat dan bebas dari pada fase
cair maupun padat.
2. Efisiensi tinggi, dengan tingkat efisiensi yang tinggi menghasilkan tingkat resolusi
jauh lebih baik.
3. Detektor yang digunakan lebih sensitif yaitu menggunakan skala ppd (part per
billion).
4. Bersifat non-dekstruktif, memungkinkan penggandengan Spektrometer Massa
(MS) yang merupakan intrumen untuk mengukur massa molekul individu yang
telah diubah menjadi ion, yaitu molekul yang bermuatan listrik.
5. Akurasi kuantitatif tinggi (<1 % RSD khas)
6. Membutuhkan sampel kecil (<1 ml)
7. Teknik yang tangguh dan andal
8. Didirikan dengan literatur dan aplikasi yang luas

b. Kekurangan kromatografi gas


1. Terbatas pada sampel yang mudah menguap
2. Tidak cocok untuk sampel yang terdegradasi pada suhu tinggi (termal labil)
3. Tidak cocok untuk kromatografi preparatif
4. Membutuhkan detektor MS untuk analitis struktural analit (karakterisasi)
5. Kebanyakan detektor non-MS bersifat merusak

Kromatografi gas telah digunakan pada sejumlah besar senyawa-senyawa dalam berbagai
bidang. Dalam senyawa organic dan anorganik, senyawa logam, karena persyaratan yang
digunakan adalah tekanan uap yang cocok pada suhu saat analisa dilakukan. Berikut beberapa
kegunaan kromatografi gas pada bidang-bidangya adalah :

1. Polusi udara
Kromatografi gas merupakan alat yang penting karena daya pemisahan yang digabungkan
dengan daya sensitivitas dan pemilihan detector GLC menjadi alat yang ideal untuk
menentukan banyak senyawa yang terdapat dalam udara yang kotor, KGCdipakai untuk
menetukan Alkil-Alkil Timbal, Hidrokarbon, aldehid, keton SO , H S, dan beberapa oksida
dari nitrogen dll.
2. Klinik
Diklinik kromatografi gas menjadi alat untuk menangani senyawa-senyawa dalam klinik
seperti : asam-asam amino, karbohidrat, CO , dan O dalam darah, asam-asam lemak dan
turunannya, trigliserida-trigliserida, plasma steroid, barbiturate, dan vitamin

3. Bahan-bahan pelapis
Digunakan untuk menganalisa polimer-polimer setelah dipirolisa, karet dan resin-resin
sintesis.
4. Minyak atsiri
Digunakan untuk pengujian kulaitas terhadap minyak permen, jeruk sitrat, dll.
5. Bahan makanan
Digunakan dengan TLC dan kolom-kolom, untuk mempelajari pemalsuanatau pencampuran,
kontaminasi dan pembungkusan dengan plastic pada bahan makanan, juga dapat dipakai
unutk menguji jus, aspirin, kopi dll.
6. Sisa-sisa peptisida
KGC dengan detector yang sensitive dapat menentukan atau pengontrolan sisa-sisa peptisida
yang diantaranya senyawa yang mengandung halogen, belerang, nitrogen, dan fosfor.
7. Perminyakan
Kromatografi gas dapat digunakan unutk memisahkan dan mengidentifikasi hasil-hasildari
gas-gas hidrokarbon yang ringan.
8. Bidang farmasi dan obat-obatan
Kromatografi gas digunakan dalam pengontrolan kualitas, analisa hasil-hasilbaru dalam
pengamatan metabolisme dalam zat-zatalir biologi
9. Bidang kimia/ penelitian
Digunakan untuk menentukan lama reaksi pada pengujian kemurnian hasil.

You might also like