Professional Documents
Culture Documents
2000).
4. Patofisiologi
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun)
anak terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila
ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem
pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat
penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan
luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh
mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing
(non infeksi). Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat
lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik yang
dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh menyebabkan demam selama
keadaan sakit.
7. Penatalaksanaana.
Secara Fisik
Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala
setiap 4-6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut,
atau mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke
atas atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai
kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak,
karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen
ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian,
cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual
tertentu. 1. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
2. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
3. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai
oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak.
4. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya
Minuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare
menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar
cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh
memperoleh gantinya.
5. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
6. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya
untuk menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya
suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh
digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Jangan
menggunakan air es karena justru akan membuat pembuluh darah
menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan alkohol
dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).
7. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat
suam-suam kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka
suhu di luar terasa hangat dan tubuh akan menginterpretasikan
bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan
menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak
meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan
luar yang hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit
melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori
kulit terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas dari
tubuh.
b
8. Komplikasi
a. Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam).
Seringterjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24
jam pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang
demam ini juga tidak membahayakan otak
B. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, proses penyakit.
b. Resiko injuri berhubungan dengan infeksi mikroorganisme.
c. Resiko kurang cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaforesis.
d. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyaki
BBL : 30-50 x/m · Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
· Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan
Anak-anak : 15-30 x/m
tubuh
Dewasa : 12-20 x/m
· Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negative dari kedinginan
· Berikan antipiretik bila perlu
Vital Sign Monitoring
· Monitor TD, nadi, suhu dan RR
· Catat adanya fluktuasi tekanan darah
· Monitor VS pada saat pasien berbaring, duduk atau berdiri
· Monitor TD , nadi, RR, sebelum, selama dan sesudah
aktivitas
· Monitor kualitas dari nadi
· Monitor frekuensi dan irama dari pernafasan
· Monitor suara paru
· Monitor pola pernafasan abnormal
· Monitor warna, suhu dan kelembaban kulit
· Monitor sianosis perifer
· Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
· Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
2. Resiko injuri berhubungan Setelah dilakukan tindakan · Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
· Identifikasi kebutuhan keamanan pasien sesuai dengan
dengan infeksi mikroorganisme. keperawatan selama …x24jam
kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat
anak bebas dari cidera dengan
3. Resiko kurang cairan yang kurang dan diaphoresis, faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan (hipermetabolik).
berhubungan dengan intake kriteria hasil: penyakit terdahulu pasien
· haya misalnya
·MMenunjukan homeostatis
·e Tidak ada perdarahan mukosa dan memindahkan perabotan
n · Memasang side rail tempat tidur bebas
g dari komplikasi lain
h · Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
i · Membatasi pengunjung
n · Memberikan penerangan yang cukup
d · Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien
a · Mengontrol lingkungan dari kebisingan
r · Memindahkan barang-barang yang dapat
i
l membahayakan · Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya
i perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit. Setelah dilakukan tindakan Fluid
n
g management:
k
u keperawatan selama …x24jam · Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
n · Monitor status dehidrasi (kelembaban membrane mukosa,
g volume cairan adekuat dengan nadi adekuat, tekanan darah ortostatik) kriteria hasil:
a · Monitor vital sign
·n Mempertahankan urine output· Monitor asupan makanan/ cairan dan hitung intake kalori sesuai
y
dengan usia dan BB, BJ harian
a
n · Lakukan terapi IV urine
g normal, HT normal
b · Monitor status nutrisi
·e Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
r · Berikan cairan
b dalam batas normal · Berikan cairan IV pada suhu ruangan
·a Tidak ada tanda- tanda dehidrasi,· Dorong masukan oral
elastisitas turgor kulit baik,· Berikan penggantian nasogastrik sesuai output
· Dorong keluarga untuk membantu pasien makan membrane
mukosa lembab, tidak
· Anjurkan minum kurang lebih 7-8 gelas belimbing perhari
ada rasa haus yang berlebihan. · Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
memburuk
· Atur kemungkinan transfusi
4. Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan · Kaji dan identifikasi serta luruskan informasi yang hipertermi, efek
proses penyakit keperawatan selama 2x24jam dimiliki klien/keluarga mengenai hipertermi
· Berikan informasi pada klien/keluarga yang akurat tentang
ansietas klien/keluarga hilang
penyebab hipertermi
dengan kriteria hasil:
· Validasi perasaan klien/keluarga dan yakinkan
· Klien/keluarga dapat klien/keluarga bahwa kecemasan merupakan respon yang
mengidentifikasi hal-hal yang dapat normal
meningkatkan dan menurunkan · Diskusikan dengan klien/keluarga rencana tindakan yang
suhu tubuh dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan
· Klien/keluarga mau berpartisipasi penyakit
dalam setiap tidakan yang
dilakukan
· Klien/keluarga mengungkapkan
penurunan cemas yang
berhubungan dengan hipertermi,
proses penyakit
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Revisi 3. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Guyton, Arthur C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9. Jakarta, EGC.
Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam. Dalam
http://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/lp-febris-demam.html diakses
pada Rabu, 16 Juli 2014, pukul : 20.00 WITA
Wong, Dona L, dkk,. 2003. Maternal child nursing care 2nd edition. Santa Luis:
Mosby Inc.