Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dapat timbul pada berbagai usia, baik pria ataupun wanita. Meningkatnya
insiden hampir setiap dekade, merupakan suatu tantangan bagi para klinis
melaporkan bahwa asma saat ini mengenai lebih dari 22,2 juta orang di
Amerika atau 7,9% dari populasi, termasuk lebih dari 6,7 juta anak-anak
yang berusia kurang dari 18 tahun. Selain itu 7,3 % orang Amerika dewasa
saat ini menderita asma. Terdapat laporan 3613 kematian karena asma,
dewasa yaitu menyebabkan lebih dari 10 juta hari kerja hilang setiap
1
tempat pelayanan kesehatan dan 1,8 juta masuk ke ruang IGD dan yang
Sekitar 235 juta terkena asma dengan angka kematian > 80% di negara-
karena alergi, non alergi, nokturnal, iritasi, kecemasan, beban kerja, dan
lain-lain. Asma pada anak-anak terjadi karena genetik asma bawaan dan
Berdasarkan jenis kelamin sebesar 6,3% pada laki-laki dan 9,0% pada
perempuan.
di Asia Tenggara sebesar 3,3% dimana 17,5 juta penderita asma dari 529,3
2
bagian bawah, asma menempati posisi ke 4 dari 7 jenis penyakit yang
terjadi sepanjang tahun 2016 dengan angka kejadian sebanyak 1.779 kasus
timbulnya reaksi antigen dan antibodi. Reaksi antigen dan antibodi akan
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan
1. Umum
Reksodiwiryo
2. Khusus
D. Manfaat
dengan asma bronchiale di instalasi gawat darurat rumah sakit tentara dr.
4
1. Bagi Penulis
2. Bagi Pasien
bronchiale.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Asma
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran
2014). Asma adalah gangguan inflamasi kronik pada jalan napas dimana
banyak sel memainkan peranan, terutama sel mast, eosinofil, dan limfosit
T. (Francis, 2011)
iritan kimia, asap rokok, udara dingin, atau olahraga. Terpajan dengan
6
napas) terutama pada percabangan trakea-bronkial yang dapat diakibatkan
(Mansjoer,2009)
2. Etiologi Asma
itu, serangan asma mudah terjadi ketika rangsangan baik fisik, metabolik,
a. Alergen utama, seperti debu rumah, spora jamur, dan tepung sari
rerumputan.
b. Iritan seperti asap, bau-bauan, dan polutan.
c. Infeksi saluran napas terutama yang disebabkan oleh virus.
d. Perubahan cuaca seperti cuaca dingin, cuaca berangin, cuaca panas
7
g. Obat-obatan seperti obat pereda nyeri anti-inflamasi nonsteroid
hipertensi).
h. Emosi yang berlebihan seperti senang atau sedih yang berlebihan,
terbahak-bahak.
i. Lain-lain, seperti refluks gastroesofagus atau penyakit di mana asam
menjadi kental, kenyal, dan bergerak lambat. Pada kasus berat, banyak
subepitel lazim terlihat pada asma kronis dan bagian dari proses yang
dinding alveolar dan tidak ada sekresi bronkial, tidak ada kerusakan
dinding alveolar dan tidak ada sekresi bronkial purulen yang banyak.
(West, 2010)
8
antigen dengan molekul IgE yang berikatan dengan sel mast. Sebagian besar
jumlah banyak untuk periode waktu tertentu. Akan tetapi, sekali sensitivitas
telah terjadi, klien akan memperlihatkan respons yang sangat baik, sehingga
khususnya terjadi pada orang dewasa, walaupun keadaan ini juga dapat
dilihat pada masa kanak-kanak. Masalah ini biasanya berawal dari rhinitis
reaktivitas jalan napas dan hal tersebut harus di hindari. (Somantri, 2012)
9
tiga gejala, yaitu berkontraksinya otot polos, peningkatan permeabilitas
4. Klasifikasi Asma
berikut:
Tabel 2.1 Klasifikasi Asma : Gejala Klinis dan Pemeriksaan Faal Paru
Asma Malam
sebulan
Gejala *VEP1 > 80%
singkat 20%
Ringan sebulan
Gejala *VEP1 > 80%
10
Serangan dapat 20-30%
mengganggu
aktivitas dan
tidur
Sedang
Gejala setiap *VEP1 60-80%
bronkodilator
setiap hari
Berat
Gejala terus *VEP1 < 60%
30%
Keterangan : *APE (Arus Puncak Ekspirasi), *VEP 1 (Volume Ekspirasi Paksa 1
Detik Pertama), dan *Variabiliti APE (Alat untuk menegakkan diagnosa asma
11
Menurut Somantri (2012) klasifikasi asma berdasarkan penyebabnya
terbagi menjadi :
dari asma idiopatik atau nonalergik menjadi lebih berat dan sering
tahun).
c. Asma campuran (mixed asma), merupakan bentuk asma yang palung
12
Menurut Saputra (2014) manifestasi klinis asma sebagai berikut:
a. Dada sesak
b. Batuk dengan sputum kental, jernih, atau kuning
c. Sianosis (tanda fase lanjut)
d. Diaforesis
e. Nasal flaring (dilatasi nostril)
f. Pursed lip breathing (pernapasan bibir mencucu, seperti napas dengan
bantuan bibir)
g. Dispnea yang terjadi secara tiba-tiba
h. Takikardia
i. Takipnea
j. Penggunaan otot tambahan untuk bernapas
k. Mengi yang disertai ronki kasar
6. Penatalaksanaan Asma
Penatalaksanaan Medis
Menurut Departemen Kesehatan (2009), penatalaksanaan medis
dilakukan oleh pasien dirumah sakit dan apabila tidak ada perbaikn
bromida)
2) Kortikosteroid sistemik
b. Penatalaksanaan Asma Jangka Panjang
Penatalaksanaan asma jangka panjang bertujuan untuk
asma adalah:
1) Edukasi
13
2) Obat asma pengontrol (antiinflamasi) dan pelega
(bronkodilator)
3) Menjaga kebugaran
Obat asma terdiri dari pelega yang diberikan saat serangan asma
dalam jangka waktu yang panjang dan terus menerus. Obat asma
lepas lambat.
diantaranya:
1) Latihan pernapasan, dianjurkan mengikuti latihan pernapasan
14
3) Menghindari pemicu alergi, sebaiknya tidak melakukan kontak
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Identitas
2. Pengkajian Primer
15
Airway : ada/tidak adanya sumbatan (secret ataupun darah), lidah
terdengar suara jantung, cappilary refille kembali <3 detik, tidak terdapat
hematoma, tidak terdapat luka pada tubuh pasien dan keluar keringat
banyak.
3. Pengkajian sekunder
head to toe.
Riwayat Alergi : pasien tidak memiliki alergi terhadap obat, makanan dan
debu, tetapi pasien memiliki alergi terhadap cuaca tepatnya saat cuaca
dingin.
16
Riwayat Medikasi : pasien biasa membeli dan mengkonsumsi obat asma
kambuh, tidak terlalu parah dan sembuh dengan obat yang di beli dari
apotek.
rumah sakit, terakhir pasien mengkonsumsi nasi dengan sayur dan lauk
pauk.
pasien tinggal di desa dekat dengan sawah, rumah bersih dan lingkungan
cukup baik.
4. Analisa Data
/menit), S: 37,5 ° C.
17
Data Subyektif : Pasien mengatakan sesak napas.
Dari data tersebut dapat ditarik masalah keperawatan yaitu pola napas
5. Diagnosa Keperawatan
asma bronchiale antara lain : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
6. Intervensi Keperawatan
18
tidak efektif b.d spasme kepatenan jalan nafas
jalan nafas
Kriteria hasil: Aktivitas:
Aktivitas:
- Monitor kedalaman
irama
- Catat pergerakan
dinding dada,
monitor pola nafas
7. Implementasi Keperawatan
19
Bukan jalan nafas dengan tekhnik head tile chin lift. Posisikan
20
C. WOC
↑ Permeabilitas kapiler
Hipoksemia, hiperkapnea
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
21
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian identitas
1. Identitas Pasien
a. nama : Tn. Z,
b. umur : 48 tahun,
d. pekerjaan : swasta,
e. pendidikan : SD,
f. agama : Islam,
g. no RM : 14.17934,
h. alamat : Sragen,
a. Pengkajian Primer
1) Airway : batuk tapi tidak berdahak, terdengar bunyi
wheezing
Diagnosa Keperawatan
a) Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d hambatan jalan nafas
22
2) Brithting : takipnea (pernafasan cepat) RR: 35x/i, ekspirasi
cuping hidung.
Diagnosa Keperawatan
a) Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi perfusi tidak seimbang
3) Circulation : TD: 135/80 mmHg, Nadi : 85 x/i, Suhu : 37 o C,
lalu
d) Riwatat Kesehatan Keluarga :
klien mengatakan ibu klien juga mengalami asma.
2) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala : bersih, tidak ada jejas, edema (-)
b) Mata : pupil isokor, sclera ikterik (-), tidak ada
23
d) Telinga : simetris, bersih, tidak ada masa dan
pembengkakan
e) Leher : tidak ada pembengkakkan kelenjar tyroid
f) Thorax : terdapat suara nafas tambahan wheezing,
3) Pemeriksaan Penunjang
(-)
Analisa Data
24
Masalah: ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
25
- RR : 35 x/i demam - Auskultasi bunyi
nafas
Ds: - Berikan
bronkodilator
- Klien mengatakan - Ajarkan pasien saat
sesak 3 jam sebelum menggunakan
masuk RS bronkodilator
- Klien mengatakan - Monitor respirasi
batuk sejak 1 minggu pasien
sebelum masuk Rs - Dokumentasi hasil
tindakan
Monitor respirasi
Aktivitas:
- Monitor kedalaman
irama
- Catat pergerakan
dinding dada,
monitor pola nafas
Asuhan Keperawatan
No Implementasi Evaluasi
26
- Pantau status respirasi obat oral
Setelah 15 menit RR: 28 x/i
27