You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Hadirnya suatu karya sastra tentunya agar dinikmati oleh para pembaca. Untuk dapat
menikmati sebuah karya sastra secara baik diperlukan seperangkat pengetahuan akan karya
sastra. Tanpa pengetahuan yang cukup penikmatan akan sebuah karya sastra hanya bersifat
dangkal dan sepintas karena kurangnya pemahaman yang tepat.
Dalam dunia fiksi kadang ada sesuatu yang tidak dapat diterima oleh akal sehat, karena
seorang pengarang menggunakan imajinasinya untuk diwujudkan dalam karya sastra. Dari
sinilah dapat disimpulkan bahwa karya sastra merupakan sebuah bentukan dari proses imajinatif
pengarang dalam mengapresiasi untuk menjadi sesuatu yang estetik.
Dikalangan remaja karya satra yang paling diminati biasanya karya sastra berbentuk
prosa terutama novel. Novel merupakan karya prosa fiksi yang ditulis secara naratif (dalam
bentuk cerita). Kata novel berasal dari bahasa Italia “novella” yang berarti sebuah kisah atau
sepotong berita. Selain dari bahasa Italia novel juga berasal dari bahasa Latin yaitu “novellus”
yang diturunkandari kata “novies” yang berarti baru (Tarigan, 1984 : 164).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh
problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Novel menceritakan suatu
kejadan luar biasa dari kehidupan tokoh. Dikatakan luar biasa karena dari kejadian itu, lahir
suatu konflik yang menimbulkan pergolakan jiwa para tokohnya sehingga mengubah jalan
hidupnya.
Dalam membaca novel, agar pembaca dapat menikmati dan memahami isi dan jalan
cerita di dalamnya diperlukan pengetahuan mengenai unsur-unsur yang terkandung dalam
sebuah novel yang sering disebut dengan unsur intrinsik. Unsur intrinsik tersebut meliputi tema,
tokoh, alur, setting, sudut pandang, dan amanat. Dengan begitu, pembaca akan lebih mudah
menangkap maksud dan makna yang ingin disampaikan oleh pengarang.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimkasud dengan novel ?
2. Jelaskan unsur intrinsik dan ekstrinsik pada novel beserta bagian-bagian dan contohnya?

1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimkasud dengan noevl
2. Untuk menjelaskan unsur intrinsik dan ekstrinsik pada novel beserta bagian-bagian dan
contohnya

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Novel


Novel berasal dari bahasa Itali novella yang berarti “sepotong kisah atau berita”.
Kemudian, kata itu diartikan sebagai sebuah karya sastra dalam bentuk prosa. Jepang adalah
tempat lahir novel yang pertama. Novel itu berjudul Hikayat Genji, yang ditulis pada abad ke-11
oleh Murasaki Shikibu. Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh permasalahan
kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Kisah novel berawal dari kemunculan suatu
persoalan yang dialami tokoh, hingga tahap penyelesaian.
Novel yang baik adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Novel
syarat utamanya bahwa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang
habis membacanya.
Banyak sastrawan yang memberikan batasan atau definisi novel. Batasan atau definisi yang
mereka berikan berbeda-beda, karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga Berbeda-
beda. Definisi-definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :
1. Novel adalah bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling
banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada
masyarakat (Jakob Sumardjo Drs).
2. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial, moral,
dan pendidikan (Dr. Nurhadi,Dr.Dawud,Dra Yuni Pratiwi, M. Pd, Dra.Abdul Roni M,Pd).
3. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik
(Paulus Tukam, S.Pd).

2.2. Unsur-Unsur Intrinsik Novel


Yang dimaksud unsur - unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah unsur-unsur
pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri.
1. Tema
Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema. Atau
gampangnya, tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau
sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Tema merupakan jiwa dari seluruh bagian
cerita. Tema dalam banyak hal bersifat “mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa,
konflik serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain.

2. Tokoh
Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa
atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun
dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan.

2
Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita.
Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tokoh sentral protagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau
menyampaikan nilai-nilai positif.
b. Tokoh sentral antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan
dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.

3. Penokohan atau perwatakan


Penokohan merupakan penggambaran suatu watak tokoh dalam sebuah novel. Pengenalan
watak dari tiap-tiap pelaku.

4. Alur
Adalah jalinan cerita yang dibuat oleh pengarang dalam menjalin kejadian secara beruntun
atau rangkaian/jalinan antar peristiwa/ lakuan dalam cerita. Sebuah cerita sebenarnya terdiri dari
berbagai peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat. Misalnya karena ada peristiwa 1
(pacarnya lari) maka akibatnya terjadilah peristiwa 2 (tokoh A frustasi). Jalinan itu yang
dinamakan alur/plot.

 Jenis – Jenis Alur


1) Alur maju (alur lurus)
Rangkaian peristiwanya bergerak maju dari awal ke akhir (kronologis)
2) Alur mundur (alur flashback)
Rangkaian peristiwanya bergerak mundur dari akhir ke awal (set back)
3) Alur campuran (maju-mundur)
Rangkaian peristiwa bergerak secara acak.

5. Konflik
Konflik cerita, yaitu pokok permasalahan yang terjadi dan sesuatu yang dramatik, mengacu
pada pertarungan atau perselisihan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya
aksi dan aksi balasan. Dalam kehidupan nyata konflik merupakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Namun dalam sebuah cerita tanpa adanya masalah yang memicu adanya konflik
berarti “tak akan ada cerita, tak ada nada plot”. Peristiwa dan konflik biasanya berkaitan erat,
dapat saling menyebabkan terjadinya satu dengan yang lain, bahkan konflik pun pada hakikatnya
merupakan peristiwa.
Ada peristiwa tertentu yang dapat menimbulkan konflik atau bahkan sebaliknya. Bentuk
konflik sebagai bentuk kajadian dapat dibedakan ke dalam dua kategori: konflik fisik dan koflik
batin.

3
a. Konflik fisik (eksternal) adalah konflik yang terjadi antara seseorang tokoh dengan sesuatu di
luar dirinya, mungkin dengan tokoh lain atau dengan alam. Misalnya, konflik (permasalahan)
yang dialami seseorang tokoh akibat adanya banjir besar, gunung meletus, kemarau panjang
dan sebagainya. Konflik sosial, sebaliknya adalah konflik yang disebabkan oleh adanya
kontak sosial antar manusia, atau masalah-masalah yang muncul akibat hubungan antar
manusia. Konflik sosial berupa masalah peperangan, perburuhan atau kasus-kasus hubungan
sosial lainnya.
b. Konflik batin (internal) adalah konflik yang terjadi di dalam hati, jiwa seseorang tokoh atau
tokoh-tokoh cerita. Jadi ia merupakan konflik yang dialami manusia dengan dirinya sendiri,
ia merupakan permasalahan intern seorang manusia. Misalnya, hal itu terjadi akibat
pertentangan antara dua keinginan, keyakinan pilihan yang berbeda, harapan-harapan, atau
maslah-masalah lainnya. Dapat disimpulkan bahwa beberapa konflik di atas saling berkaitan,
saling menyebabkan terjadinya satu dengan yang lain, dan dapat terjadi secara bersamaan.

6. Setting/Latar
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang,
dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam dua unsur pokok:
1. Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah
novel.
2. Latar waktu, berhubungan dengan masalah ‘kapan’ terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah novel.

7. Suasana
Suasana adalah salah satu unsur intrinsik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang
timbul dengan sendirinya bersamaan dengan jalan cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena
berlangsung dalam suasana tertentu. Misalnya, suasana gembira, sedih, tegang, penuh semangat,
tenang, damai, dan sebagainya. Suasana dalam cerita biasanya dibangun bersama pelukisan
tokoh utama. Pembaca mengikuti kejadian demi kejadian yang dialami tokoh utama dan bersama
dia pembaca dibawa larut dalam suasana cerita.

8. Sudut Pandang
Adalah posisi pengarang dalam membawakan ceritanya. Bisa jadi ia menjadi tokoh dalam
cerita tersebut (pengarang berada di dalam cerita). Namun, bisa juga dia hanya menjadi pencerita
saja (pengarang berada di luar cerita).
Sudut Pandang dibagi menjadi dua yaitu:
1. Sudut pandang orang pertama
Pada sudut pandang orang pertama, posisi pengarang berada di dalam cerita. Ia terlibat dalam
cerita dan menjadi salah satu tokoh dalam cerita (bisa tokoh utama atau tokoh pembantu).

4
Salah satu ciri sudut pandang orang pertama adalah penggunaan kata ganti ‘aku’ dalam
cerita. Oleh karena itu, sudut pandang orang pertama sering disebut juga sudut pandang
akuan.
a. Sudut pandang orang pertama terbagi lagi menjadi dua yaitu :
Sudut pandang orang pertama pelaku utama (Tokoh ‘aku’ menjadi tokoh utama dalam
cerita).
b. Sudut pandang. orang pertama pelaku sampingan (Tokoh ‘aku’ hanya berperan sebagai tokoh
pendamping/pembantu saja).

2. Sudut pandang orang ketiga


Pada sudut pandang orang ketiga, pengarang berada di luar cerita. Artinya dia tidak terlibat
dalam cerita. Pengarang berposisi tak ubahnya seperti dalang atau pencerita saja.
Ciri utama sudut pandang orang ketiga adalah penggunaan kata ganti ‘dia’ atau ‘nama-nama
tokoh’. Oleh sebab itu, sudut pandang ini disebut pula sudut pandang diaan.

9. Gaya Bahasa
Adalah cara pengarang mengungkapkan ceritanya melalui bahasa yang digunakan. Setiap
pengarang memiliki gaya masing-masing. Ahmad Tohari, misalnya, dia banyak menggunakan
kalimat-kalimat yang indah dan kuat untuk mendeskripsikan latar dalam ceritanya,
gaya bahasa berfungsi sebagai alat utama pengarang untuk melukiskan, menggambarkan,
dan menghidupkan cerita secara estetika. misalnya personifikasi, gaya bahasa ini
mendeskripsikan benda – benda mati dengan cara memberikan sifat – sifat seperti manusia.
simile (perumpamaan), gaya bahasa ini mendeskripsikan sesuatu dengan pengibaratan.
Hiperbola, gaya bahasa ini mendeskripsikan sesuatu dengan cara berlebihan dengan maksud
memberikan efek berlebihan.

10. Amanat
Adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat dalam cerita
bisa berupa nasihat, anjuran, atau larangan untuk melakukan/tidak melakukan sesuatu. Yang
jelas, amanat dalam sebuah cerita pasti bersifat positif.
Misalnya :
 Hendaknya kita selalu berbakti kepada orang tua.
 Janganlah kita senang berbohong.
2.3. Unsur Ektrinsik Novel
Yang dimaksud Unsur-Unsur ekstrinsik adalah latar belakang pengarang, kondisi sosial
budaya, dan tempat atau lokasi novel itu dikarang. Yaitu sebagai berikut :

5
1. Latar Belakang pengarang
Menyangkut asal daerah atau suku bangsa, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama
dan ideologi pengarang. Unsur-unsur ini sedikit banyak akan berpengaruh pada isi novelnya.
Misalnya, novel yang dikarang orang padang akan berbeda dengan novel yang dibuat oleh orang
sunda, orang inggris, atau orang arab.

2. Kondisi Sosial Budaya


Misalnya novel yang dibuat pada zaman kolonial akan berbeda dengan novel pada zaman
kemerdekaan, atau pada masa reformasi. Novel yang dikarang oleh orang yang hidup di tengah-
tengah masyarakat metropolis akan berbeda dengan novel yang dihasilkan oleh pengarang yang
hidup di tengah-tengah masyarakat tradisional.

3. Tempat Atau Kondisi Alam,


Misalnya novel yang dikarang oleh orang yang hidup didaerah pertanian, sedikit banyak
berbeda dengan novel yang dikarangoleh orang yang terbiasa hidup didaerah gurun.

4. Nilai-nilai dalam cerita


Dalam sebuah karya sastra terkandung nilai-nilai yang disisipkan oleh pengarang. Nilai-
nilai itu antara lain :
 Nilai Moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan ahklak atau budi pekerti baik buruk.
 Nilai Sosial, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan norma –norma dalam kehidupan
masyarakat (misalnya, saling memberi, menolong, dan tenggang rasa)
 Nilai Budaya, yaitu konsep masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam kehidupan
manusia ( misalnya adat istiadat ,kesenian, kepercayaan, upacara adat )
 Nilai Estetika , yaitu nilai yang berkaitan dengan seni, keindahan dalam karya sastra ( tentang
bahasa, alur, tema )

2.4.Contoh Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Pada Novel Wanita Berkalung Sorban
Novel yang satu ini pernah lekat bagi mereka pecinta sinema sebab memang telah
dituangkan dalam layar lebar. Novel ini bisa dikategorikan karya religious yang cerdas
mendobrak kebiasaan-kebiasaan yang membuat posisi wanita menjadi minor. Tokoh utama
novel ini bernama Annisa. Ia lahir dan tumbuh di kalangan pesantren yang memegang adat
keagamaan secara kokoh. Namun seiring perkembangannya, Annisa mulai merasakan adanya
perlakuan yang ganjil bagi dirinya. Ia merasa haknya dikecikan jika dibandingkan dengan
saudaranya yang lain. Annisa tak diijinkan berlatih menunggang kuda seperti saudara laki-
lakinya, ia tak diijinkan berbicara dan mengemukakan pendapatnya, ia harus diam saat di meja
makan, ia tak boleh terlambat bangun dan harus rajin serta masih banyak lagi perlakuan berbeda

6
yang diterima oleh Annisa dari orang tuanya sendiri yang merupakan Kiyai terhormat di
pesantren.
Annisa sudah lama menyampaikan protesnya akan tetapi tak ada yang mau
mendengarkannya. Satu-satunya yang mendukungnya bernama Khudori. Ia sebenarnya masih
kerabat Annisa. Namun benih cinta di antara mereka tak bisa disembunyikan. Hanya saja,
berjalannya waktu, Khudori akhirnya harus terpisah dari Annisa sebab ia melanjutkan
pendidikannya di Cairo Mesir. Tinggallah Annisa sendiri di lingkungan pesantren. Namun
hubungan mereka masih berlanjut lewat surat-surat. Setelah Annisa lulus dari Sekolah Dasar, ia
kemudian dijodohkan dengan seorang anak Kiyai terpandang bernama Samsyuddin. Annisa tak
setuju atas pernikahan tersebut tapi ia tak kuasa menolak. Pada akhirnya ia tak bahagia dengan
pernikahan itu sebab selain tanpa cinta, Syamsuddin juga bukan pribadi yang menyenangkan. Ia
kasar dan sering menyiksa Annisa bahkan saat berhubungan intim sekalipun. Perlakuan itu
berlanjut hingga suatu waktu datang seorang wanita yang tengah hamil tua dan mengaku anak
dalam perutnya adalah keturunan Syamsuddin. Annisa kemudian rela dipologami.
Annisa sebagai isteri pertama menjalin hubungan yang baik dengan isteri kedua suaminya.
Mereka bahkan tak segan berbagi. Namun, kembalinya Khudori ke Indonesia membuat Annisa
berani menceritakan semua kekejaman Syamsuddin terhadapnya. Akhirnya, ia memilih bercerai.
Rasa cinta Annisa dan Khudori tidak bisa disembunyikan. Hanya saja keduanya terganjal restu.
Akhrnya mereka memutuskan hidup masing-masing sambil menunggu restu juga masa iddah
Annisa habis. Annisa melanjutkan kuliah di Jogjakarta sementara Khudori sibuk bekerja. Singkat
cerita, Khudori akhirnya meminang Annisa dan menikah atas persetujuan keluarganya. Mereka
hidup bahagia dan dikaruniai anak bernama Mahbub. Namun suatu waktu di sebuah pesta,
pasangan ini bertemu dengan Syamsuddin yang masih menaruh dendam. Hingga pada akhirnya
Khudori dikabarkan meninggal akibat kecelakaan. Annisa meyakini kematian suaminya
disebabkan oleh Syamsuddin. Tapi ia tak punya bukti yang cukup. Ia pada akhirnya memilih
ikhlas dan hidup bersama anaknya.

1. Unsur Instrinsik
 Tema : perjuangan melawan kekolotan budaya yang ada. Hal ini dibuktikan dari semangat
anisah menentang semua deskriminasi terhadap wanita
 Alur :
 Maju: perjalanan Anisah kecil menjadi dewasa, kemuudian data-data tahun yang
tercantum, cerita yang berkelanjutan seperti saat anisah muda yang sering membuat onar
dan berkelanjutan sampai ia dewasa bahkan saat menikah dengan Samsudin (suami
Anisah yang lama)
 Mundur : saat ayah anisah meninggal dan anisah memimpikan dalam tidurnya saat
bertemu dengannya dan bercakap-cakap saat masih kecil.

7
 Latar :
 Tempat :
 Pantai : saat anisah kecil ia belajar menunggangi kuda di pandai, saat anisah merasa
kesal pada ketidakadilan yang ada disekitarnya ia melarikan diri ke pantai dan saat lek
khudori ingin melanjutkan sekolah ke kairo mereka bermain di tepi pantai.
 Pondok pesantren : ayah anisah adalah pendiri salah satu pondok pesantren yang ada di
jawa tengah, dan selama 12 tahun anisah belajar di pondok pesantren.
 Kamar anisah : saat samsudin akan melamar anisah, orang tua anisah menyuruhnya
bersiap-siap dikamar
 Jogja : setelah anisah dewasa dan bercerai dari samsudin anisah melanjutkan hidupnya di
jogja, ia bekerja dan hidup sendiri di jogja.
 Bioskop : saat anisah remaja ia sangat ingin melihat film dan akhirnya ia kabur dari
pesantren dan pergi ke bioskop
 Pasar : saat pagi anisah berbelanja dipasar, dan saat rumah tangga anisah berantakkan
semua orang dipasar membicarakannya.
 Rumah makan : khudori kembali ke Indonesia dan menemui anisah di jogja dan saat
khudori meyakinkan dan melamar anisah.
 Mesir : khudori melanjutkan pendidikan di kairo mesir
 Sekolah : anisah kabur karena ia tidak dijadikan ketua kelas walaupun nilainya lebih
tinggi

 Suasana :
Menyenangkan : saat anisah dan khudori bermain bersama dipantai
Menyedihkan : saat perpisahan anisah dan khudori, saat ayah anisah meninggal dan saat
khudori meninggal karena kecelakaan
Menegangkan : saat perdebatan antara ayah anisah dan anisah tentang kebebasan perempuan,
saat ayah anisah marah karena anisah kabur dari kelas, saat samsudin melakukan kekerasan
pada anisah, saat anisah dan khudori dituduh berbuat zina dan dilempari batu, saat kakak
anisah menentang perbuatan anisah yang ingin membuat perpustakaan modern, dan saat
semua buku-buku modern dibakar.
Romantis : saat anisah dan khudori bersama dalam menghadapi masalah yang menimpah
mereka, saat mereka ke dokter untuk periksa kandugan anisah dan saat khudori berjanji akan
selalu menemani anisah.
 Waktu :
1985 : saat anisah kecil dan ditinggal khudori untuk melanjutkan sekolah ke kairo
1992 : saat anisah kangen dengan khudori dan melihat kearah kalender
Anisah kecil : saat anisah bermain ditepi pantai dan belajar kuda walaupun pada akhirnya ia
ketahuan dan dilarang keras

8
Saat pemilihan ketua kelas : anisah menang dalam voting pemilihan ketua kelas, tapi sebagai
wanita ia tidak boleh menjadi pemimpin.
Samsudin melamar : saat samsudin dan keluarga datang ke pesantren anisah dan
membicarakan tentang perjodohan anisah dan samsudin.
Pagi hari : terdengar adzan subuh dan pada santri mengambil air wudhu
Malam hari : jam 7 malam anisah pergi ke bioskop dan mendapati seseorang menggodanya.

 Tokoh dan penokohan:


Anisah : cerdas, kritis, dan berfikiran maju. Hal ini dibuktikan dengan beberapa
pemikirannya yang selalu mendetile dalam menghadapi permasalah yang mengekangnya
selama dipesantren dan keinginan yang kuat untuk bebas dan maju namun tetap menjaga
kodratnya sebagai wanita muslimah
Khudori : cerdas, penyayang, penyabar, dan dewasa. Hal ini dibuktikan dengan perilakunya
yang senantiasa berhati-hati dan tidak sembarangan, ia juga bisa mengotrol emosinya saat ia
dihina dan dilempari batu. Watak cerdasnya berdasarkan kemampuannya melanjutkan
sekolah di kairo.
Abi (Ayah Anisah) : bijaksana, tegas, agamis. Hal ini dibuktikan dari keteguhannya dalam
membangun pesantren dan menentang anisah menjadi wanita yang liar.
Ummi : penyayang, pendiam, bijaksana. Hal ini dapat dilihat dari perilaku tokoh yang
cenderung diam dalam mengambil keputusan namun ia tetap memiliki maksud tersembunyi.
Ia juga sangat menyayangi anisah walaupun tingkahnya keterlaluan ia tetap membelanya.
Samsudin : kasar, genit, kurang ajar. Hal ini dapat dilihat dari cara samsudin memperlakukan
anisah sebagai istrinya, dan juga ia telah menghamili wanita lain.
Sari : berfikiran maju dan berani. Hal ini bisa dilihat dari sikap sari yang berusaha menjadi
penulis terkenal sampai-sampai ia berani kabur untuk ikut workshop.

 Amanat :
Peganglah agama untuk hidup yang berkualitas
Jangan membantah orang tua
Jangan berhenti berfikir kritis dan ingin maju
Bersabarlah dalam menghadapi ujian

2. Unsur ekstrinsik
 Nilai agama: seorang wanita bisa dengan mudah untuk masuk surga, bersabar dalam
menjalani cobaan dan menjalani hidup sesuai ajaran agama
 Nilai budaya: setiap subuh sholat berjamaah dan dilanjutkan sekolah, kebiasaan perjodohan
dilingkungan pesantren, dan orang yang berbuat zina dilempari batu.
 Nilai estetik : keindahan pantai parangtritis yang di jadikan lokasi cerita

9
 Nilai social : perselingkuhan yang kerap terjadi, kekerasan dalam rumah tangga dan saling
membantu sesame dalam menghadapi masalah
 Nilai edukasi : selalu terbuka dengan ilmu dan dunia tapi tetap harus memiliki benteng
pertahanan yang akan melindungi jati diri sebagai seorang muslim.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi
dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur intrinsik. Sebuah novel biasanya
menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.
Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca
kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel
tersebut. Unsur – Unsur intrinsik novel yaitu Tema, tokoh, watak dari tokoh, alur, latar/setting,
suasana, sudut pandang, gaya bahasa, konflik dan Amanat. Jepang adalah tempat lahir novel
yang pertama. Novel itu berjudul Hikayat Genji, yang ditulis pada abad ke-11 oleh Murasaki
Shikibu.

3.2.Saran
Bagi pembaca diharapkan dapat lebih memahami unsur – unsur intrinsik karya sastra
terutama dalam bentuk novel dan dapat menemukan unsur – unsur tersebut dalam cerita novel
dengan mudah.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://halaisu.blogspot.co.id/2012/04/makalah-menjelaskan-unsur-intrinsik.html
https://emsitenews.wordpress.com/unsur-unsur-ekstrinsik-novel/
http://sinopsisnovelku.blogspot.co.id/2013/03/sinopsis-novel-perempuan-berkalung.html
http://parastikaanggunfauzia.blogspot.co.id/2014/10/unsur-instrinsik-dan-ekstrinsik-film.html

12

You might also like