Professional Documents
Culture Documents
NIM : G3A017182
Pembimbing Lahan
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
1. DEFINISI
Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah
penurunan fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel di mana kemampuan
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit sehingga menyebabkan uremia ( Black & Hawk, 2009; Smeltzer &
Bare, 2008).
Menurut konsensus dialisis Perhimpunan NefrologiIndonesia (Pernefri)
tahun 2003 gagal ginjal kronik yang mulai perlu dialisis adalah penyakit ginjal
kronik yang mengalami penurunan fungsi ginjal dengan laju filtasi glomerulus
(LFG) < 15 ml/mnt. Penyakit ginjal kronik dapat berkembang secara lambat,
tersembunyi tanpa diketahui selama beberapa tahun ( LeMone & Burke, 2008;
Black & Hawk, 2009).
Gangguan Fungsi Ginjal tahap akhir,dimana ginjal kehilangan
kemampuan untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
tubuh.( prince &wilson,2006 dalam buku NANDA 2013)
2. ETIOLOGI
1. Kardiovaskuler
- Hipertensi, gagal jantung kongestif, udema pulmoner, perikarditis
- Pitting edema (kaki, tangan, sacrum)
- Edema periorbital
- Friction rub pericardial
- Pembesaran vena leher
2. Dermatologi
- Warna kulit abu-abu mengkilat
- Kulit kering bersisik
- Pruritus
- Ekimosis
- Kuku tipis dan rapuh
- Rambut tipis dan kasar
3. Pulmoner
- Krekels
- Sputum kental dan liat
- Nafas dangkal
- Pernafasan kussmaul
4. Gastrointestinal
- Anoreksia, mual, muntah, cegukan
- Nafas berbau ammonia
- Ulserasi dan perdarahan mulut
- Konstipasi dan diare
- Perdarahan saluran cerna
5. Neurologi
- Tidak mampu konsentrasi
- Kelemahan dan keletihan
- Konfusi/ perubahan tingkat kesadaran
- Disorientasi
- Kejang
- Rasa panas pada telapak kaki
- Perubahan perilaku
6. Muskuloskeletal
- Kram otot
- Kekuatan otot hilang
- Kelemahan pada tungkai
- Fraktur tulang
- Foot drop
7. Reproduktif
- Amenore
- Atrofi testekuler
4. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada awalnya tergantung pada
penyakit yang mendasarinya, tetapi dalam perkembangan selanjutnya proses yang
terjadi kurang lebih sama. Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme
protein yang normalnya dieksresikan ke dalam urin tertimbun dalam darah.
Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak
timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat (Smeltzer & Bare,
2008).
PATHWAY
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium :
Laboratorium darah : BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phospat),
Hematologi (Hb, trombosit, Ht, Leukosit), protein, antibody
(kehilangan protein dan immunoglobulin)
Pemeriksaan Urin : Warna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa,
protein, sedimen, SDM, keton, SDP, TKK/CCT
b. Pemeriksaan EKG :
Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis,
aritmia, dan gangguan elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia)
c. Pemeriksaan USG :
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan
parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter proksimal,
kandung kemih serta prostate
d. Pemeriksaan Radiologi :
Renogram, Intravenous Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal
Aretriografi dan Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi, pemeriksaan
rontgen dada, pemeriksaan rontgen tulang, foto polos abdomen
e. Identifikasi perjalanan penyakit :
Progresifitas penurunan fungsi ginjal, ureum kreatinin, Clearence
Creatinin test (CCT) :
a) Definisi
Dua jenis cuci darah, yaitu hemodialisis dan peritoneal dialisis.
Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan
dan produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan
fungsi tersebut.
Cuci darah peritoneal adalah metode yang kurang dikenal cuci darah,
walaupun hal ini menjadi lebih umum. Cuci darah peritoneal melibatkan
menggunakan peritoneum sebagai filter. Periotenaum adalah selaput tipis yang
melapisi bagian dalam perut, dan mengelilingi dan organ-organ perut, seperti
perut dan hati. Seperti ginjal,periotoneum berisi ribuan pembuluh darah kecil,
sehingga berguna sebagai alat penyaringan. Selama cuci darah peritoneal,
tabung fleksibel kecil yang dikenal ssebgai karakter terpasang ke sayatan di
perut, dan cairan khusus yang dikenal sebagai cairan Cuci Darah, dipompa ke
rongga peritoneal. Rongga peritoneal adalah ruang sekiar peritoneal. Saat
darah bergerak melalui peritoneum, produk limbah dan kelebihan cairan yang
dipindahkan keluar dari darah dan ke dalam cairan Cuci Darah. Cairan Cuci
Darah ini kemudian dikeringkan keluar dari rongga.
c) Komplikasi
1. Hipotensi
3. Sakit kepala
5. Nyeri dada
6. Gatal-gatal
Penyebab : jadwal dialysis yang tidak teratur, sedang.sesudah
transfuse kulit kering.
8. Kram otot
2. ULTRAFILTRASI
Proses dimana cairan dipindahkan saat dialysis dikenali sebagai
ultrafiltrasi artinya adalah pergerakan dari cairan akibat beberapa bentuk
tekanan. Tiga tipe dari tekanan dapat terjadi pada membran :
Tekanan positip merupakan tekanan hidrostatik yang terjadi akibat
cairan dalam membrane. Pada dialysis hal ini dipengaruhi oleh tekanan
dialiser dan resisten vena terhadap darah yang mengalir balik ke fistula
tekanan positip “mendorong” cairan menyeberangi membrane.
Tekanan negative merupakan tekanan yang dihasilkan dari luar
membrane oleh pompa pada sisi dialisat dari membrane tekanan negative
“menarik” cairan keluar darah.
Tekanan osmotic merupakan tekanan yang dihasilkan dalam larutan
yang berhubungan dengan konsentrasi zat terlarut dalam larutan tersebut.
Larutan dengan kadar zat terlarut yang tinggi akan menarik cairan dari
larutan lain dengan konsentrasi yang rendah yang menyebabkan
membrane permeable terhadap air.
3. OSMOSIS
Molekul tidak dapat melewati membran semipermeable, hanya air yang
bergerak akibat melewati membran akibat kemampuan daya tarik
molekul
4. KONVEKSI
Saat cairan dipindahkan selama hemodialisis, cairan yang dipindahkan
akan mengambil bersama dengan zat terlarut yang tercampur dalam
cairan tersebut.
e) AKSES VASKULAR
1. Arteriovenous (AV) Fistula
2. Arteriovenous Graf
3. Kateter Vena
a) Pengkajian Fokus
I. Anamnesa
Identitas Pasien
Nama,Usia,Alamat,Pekerjaan,Status,Pendidikan,Diagnosa Medis,
Identitas Penaggung Jawab
a. Keluhan
Keluhan Yang dirasakan pasien saat datang kerumah sakit.
b. Riwayat Penyakit saat ini
Kronologi Penyakit yang yang dapat menyebabkan kondisi sakit
yang di alami pasien saat ini.Riwayat penyakit yang diderita
pasien sebelum CKD seperti DM, glomerulo nefritis, hipertensi,
rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan
traktus urinarius bagian bawah juga dapat memicu kemungkinan
terjadinya CKD.
c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Riwayat kesehatan terdahulu yang menyebabkan kondisi sakit
pasien saat ini.
d. Riwayat Keluarga
Riwayat penyakit dalam keluarga yang berkaitan dengan kondisi
pasien saat ini
3. Integritas ego
Gejala : Stres, perasaan tak berdaya, tak ada harapan
Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah
4. Eliminasi
Gejala : Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria, abdomen
kembung, konstipasi, diare
Tanda : Perubahan warna urin (kuning pekat, merah, coklat).
5. Makanan / cairan
Gejala : Peningkatan BB (edema), penurunan bb, anoreksia,
mual, muntah
Tanda : Edema, asites, perubahan turgor kulit
6. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, kram otot, kesemutan, kelemahan
khususnya ekstremitas bawah
Tanda : Gangguan status mental (penurunan lapang perhatian,
kehilangan memori), penurunan tingkat kesadaran,
coma, kejang.
7. Pernafasan
Gejala : Tachipnea, pernafasan kusmaul, dispnea, batuk
produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru)
8. Keamanan
Gejala : Kulit gatal
Tanda : Pruritus.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
2. Tanda Vital :
- Orthostatik hipertensi
- Hipertermi (Infeksi)
3. Kulit
- Warna kulit keabuan, pucat, dan mudah memar
- Ekimosis
- Purpura
- Ekskoriasi
- Kemerahan
- Penyembuhan luka lambat
- Turgor kurang
4. Kepala
- Sering pusing
- Nodul Aurikula
- Ketajaman Pendengaran berkurang
5. Mata
- Lapang pandang Menurun
- Kemerahan
- Nyeri
- Penglihatan Ganda
- Katarak
6. Hidung dan Sinus
- Mimisan
- Membran Mukosa
7. Mulut dan Tenggorokan
- Kering
- Bibir Pecah pecah
- Pucat
- Ulserasi
- Pendarahan pada membran mukosa
- Inflamasi
- Gusi berdarah
- Lidah Berdarah
- Nafas Bau
- Mulut berasa seperti metalic
9. Dada
- Gynecomastia (laki-laki)
10. Pernapasan
- Pneumonia
- Nafas cepat dan dalam (metabolik asidosis)
- Rhonci,rubs
11. Jantung
- Hipertensi
- Sesak nafas
- Orthopnea
- Serangan sesak nafas malam hari
- Edema tungkai dan kaki dan daerah sekitar mata
- Palpitasi
- Nyeri dada
- Adanya mur mur
- Pericardial friction rub
- Denyut nadi tidak teratur
- Distensi vena jugularis
12. Gastrointestinal
- Rasa terbakar
- Anoreksia
- Mual terutama di pagi hari
- Muntah
- Gangguan pencernaan
- Konstipasi
- Darah dalam muntahan atau feses
- Kesulitan menelan
- Distensi abdomen
- Bruits
- Ascites
- Pembesaran hati
- Kidney tenderness
13. Perkemihan
- Poliuri
- Penurunan jumlah kencing
- Nocturia
- Darah dalam urin
- Rasa terbakar saat buang air kecil
- Inkontenesia urin
- Riwayat ISK
- Riwayat Batu ginjal
- Jika pasien dalam dialisis tanyakan,tanggal mulai/inisiasi
dialisis,tipe dialisis,tanggal terakhir dialisis,dimana dilakukan
dialisis,komplikasi dialisis
14. Reproduksi
- Pada laki laki : masalah mendapatkan dan mempertahankan
ereksi,penurunan libido,infertilitas
- Pada wanita : gagal menstruasi,infertilitas,amenorea,penurunan
libido
15. Musculoskeletal
- Nyeri sendi
- Gout
- Arthritis
- Kaku sendi
- Nyeri otot
- Keram kaki gelisah
16. Pembuluh darah perifer
- Keram kaki
- Nyeri saat berjalan
- Edema
- Pucat,sianostik pada kuku
- Nadi perifer lemah atau tidak teraba
17. Neurologi
- Pingsan
- Kejang
- Kelemahan otot
- Kebas,keemutas,rasa terbakar pada telapak kaki
- Footdrop
b) Pathways Keperawatan
c) Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urin dan retensi cairan
dan natrium.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia mual muntah.
3.
Rencana Asuhan Keperawatan
2 Gangguan nutrisi kurang Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1100 Nutritional Management
dari kebutuhan tubuh b.d selama 3x24 jam nutrisi seimbang dan
1. Monitor adanya mual dan muntah
anoreksia mual muntah. adekuat.
Kriteria Hasil: 2. Monitor adanya kehilangan berat badan dan perubahan
NOC : Nutritional Status
status nutrisi.
Nafsu makan meningkat
Tidak terjadi penurunan BB 3. Monitor albumin, total protein, hemoglobin, dan
Masukan nutrisi adekuat hematocrit level yang menindikasikan status nutrisi dan
Menghabiskan porsi makan
Hasil lab normal (albumin, kalium) untuk perencanaan treatment selanjutnya.
4. Monitor intake nutrisi dan kalori klien.
5. Berikan makanan sedikit tapi sering
6. Berikan perawatan mulut sering
7. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet sesuai
terapi
3 Gangguan Pertukaran gas Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3350 Respiratory Monitoring
berhubungan dengan selama 1x24 jam pola nafas adekuat. 1. Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha
penurunan Kriteria Hasil:
respirasi
perifer,Hipertensi NOC : Respiratory Status
pulmonal,Kongesti paru, Peningkatan ventilasi dan 2. Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan
oksigenasi yang adekuat
otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan
Bebas dari tanda tanda distress
pernafasan intercostal
Suara nafas yang bersih, tidak ada 3. Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul,
sianosis dan dyspneu (mampu 3320
hiperventilasi, cheyne stokes
mengeluarkan sputum, mampu
bernafas dengan mudah, tidak ada 4. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak
pursed lips)
adanya ventilasi dan suara tambahan
Tanda tanda vital dalam rentang
normal Oxygen Therapy
1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya crakles
2. Ajarkan pasien nafas dalam
3. Atur posisi senyaman mungkin
4. Batasi untuk beraktivitas
5. Kolaborasi pemberian oksigen
4 perfusi perifer tidak efektiv Setelah dilakukan asuhan keperawatan 4066 Circulatory Care
berhubungan dengan selama 3x24 jam perfusi jaringan 1. Lakukan penilaian secara komprehensif fungsi sirkulasi
penurunan suplai O2 dan adekuat.
periper. (cek nadi priper,oedema, kapiler refil, temperatur
nutrisi ke jaringan sekunder. Kriteria Hasil:
NOC: Circulation Status ekstremitas).
Membran mukosa merah muda
2. Kaji nyeri
Conjunctiva tidak anemis
Akral hangat 3. Inspeksi kulit dan Palpasi anggota badan
TTV dalam batas normal. 4. Atur posisi pasien, ekstremitas bawah lebih rendah untuk
Tidak ada edema
memperbaiki sirkulasi.
5. Monitor status cairan intake dan output
6. Evaluasi nadi, oedema
7. Berikan therapi antikoagulan.
DAFTAR PUSTAKA
Aru Sudoyo. (2006). Ilmu penyakit dalam jilid IV edisi I. Pusat penerbitan
departemen ilmu penyakit dalam FKUI : Jakarta
Black, J.M.,&Hawks, J.H. (2009). Medical Surgical Nursing Clinical Managemen for
Positive Outcome. (8th ed). St. Louis: Elsevier
Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dotcherman, Joanne M. Nursing Intervention
Classification (NIC). Elsevier. 2013.
LeMone, P., Burke. K. (2009). Medical surgical nursing critical thinking in care.
New Jearsey : Pearson
Smeltzer, S.C., & Bare. B.G., (2008). Texbook of medikal surgical nursing (11th ed).
Philladelphia: Lipincott Williams & Wilknis