You are on page 1of 247

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PROSES

PEMBENTUKAN TANAH MENGGUNAKAN KOMBINASI MODEL


PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE, EXAMPLE NON EXAMPLE, DAN
COMPLETE SENTENCE PADA SISWA KELAS V C SDN 4 LOKTABAT
UTARA BANJARBARU

SKRIPSI

OLEH :

LINA MILIANI
NIM. A1E314006

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2018
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PROSES
PEMBENTUKAN TANAH MENGGUNAKAN KOMBINASI MODEL
PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE, EXAMPLE NON EXAMPLE, DAN
COMPLETE SENTENCE PADA SISWA KELAS V C SDN 4 LOKTABAT
UTARA BANJARBARU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program


Sarjana (SI) pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

OLEH :

LINA MILIANI
NIM. A1E314006

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2018
ABSTRAK
Miliani, Lina. 2018. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Proses
Pembentukan Tanah Menggunakan Kombinasi Model Pembelajaran Take
and Give, Example Non Example, dan Complete Sentence Pada Siswa Kelas
V C SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru. Skripsi Program S1 Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lambung Mangkurat Banjarmasin. Pembimbing: Drs. Radiansyah, M.Pd.
Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa, Proses Pembentukan Tanah, Take and Give,
Example Non Example, dan Complete Sentence
Permasalahan yang terjadi dalam penelitian ini adalah banyaknya
siswa yang pasif dalam pembelajaran, minat membaca siswa yang rendah,
kurangnya interaksi langsung antara siswa dengan siswa dan siswa dengan
media pembelajaran sehingga menyebabkan siswa kurang memahami materi
yang disampaikan yang mana hal ini berakibat pada rendahnya hasil belajar
siswa. Oleh karena itu dilakukan inovasi dalam proses pembelajaran dengan
alternatif menggunakan kombinasi model pembelajaran Take and Give,
Example Non Example, dan Complete Sentence. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar
siswa materi proses pembentukan tanah pada siswa kelas V C SDN 4
Loktabat Utara Banjarbaru.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V C SDN 4 Loktabat Utara
Banjarbaru dengan jumlah siswa 30 orang. Instrumen penelitian yang
digunakan yaitu lembar observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, dan lembar
tes tertulis untuk mencapai indikator ketuntasan individual ≥75 dan
ketuntasan klasikal ≥85%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktvitas guru pada siklus I
pertemuan 1 memperoleh skor 33 meningkat menjadi 35 pada pertemuan 2,
dan pada siklus II pertemuan 1 memperoleh skor 37 meningkat menjadi 38
pada pertemuan 2. Aktivitas siswa mengalami peningkatan yaitu pada siklus
I pertemuan 1 memperoleh persentase 84,48% meningkat menjadi 86,67%
pada pertemuan 2 dan pada siklus II pertemuan 1 memperoleh persentase
97,70% meningkat menjadi 99,43% pada pertemuan 2. Hasil belajar juga
terjadi peningkatan yaitu pada siklus I pertemuan 1 memperoleh ketuntasan
klasikal 55,17% meningkat menjadi 79,31% pada pertemuan 2 dan pada
siklus II pertemuan 1 memperoleh ketuntasan klasikal 89,65% meningkat
menjadi 93,10% pada pertemuan 2.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah dengan mengggunakan
kombinasi model pembelajaran Take and Give, Example Non Example, dan
Complete Sentence dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V C SDN
4 Loktabat Utara Banjarbaru pada materi proses pembentukan tanah. Oleh
karena itu disarankan agar guru dapat menggunakan model pembelajaran
Take and Give, Example Non Example, dan Complete Sentence ini sebagai
masukan tentang model pembelajaran yang inovatif dan efektif untuk
meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

vi
ABSTRACT
Miliani, Lina. 2018. Improving Science Learning Outcomes on Subject of Soil
Formation Process Using Combination of Learning Models Take and Give,
Example and Non Example, and Complete Sentence on Students at 5th grade
C of SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru. Thesis Undergraduate Education
Program for Primary School Teachers of the Teacher Training and
Education Faculty, Lambung Mangkurat University, Banjarmasin. Advisor:
Drs. Radiansyah, M.Pd.
Keywords: Students’ Learning Outcomes, Soil Formation Process, Take and Give,
Example Non Example, and Complete Sentence.
The problems that occur in this study are a lot of students who are
passive in learning, students' low reading interest, lack of direct interaction
between students and student sand students with learning media so that
cause students do not understand the material which have presented and
then this problem produce the consequenceon the students’low learning
outcomes. Therefore, innovations are carried out in the learning process
with alternatives using a combination of learning models Take and Give,
Example and Non Example and Complete Sentence. The purpose of this
study was to determine the activity of teachers, students’ activities and
students’ learning outcomes of the process of soil formation on studentsat
5th grade C of SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru.
In this study, a qualitative approach was used as a research approach.
The type of research used was Classroom Action Research (CAR). The
subjects of this study were 30 students at5th grade C of SDN 4 Loktabat
Utara Banjarbaru. The research instruments used were observation sheets of
teacher activities, student activities, and written test sheets to achieve
individual completeness indicators ≥75 and classical completeness ≥85%.
The results of this study indicate that teacher activity in the first cycle
of meeting 1 gets a score of 33 increasing to 35 at meeting 2, and in cycle II
meeting 1 obtaining a score of 37 increases to 38 at the meeting 2. Students’
activity has increased that is in cycle I meeting 1 obtains percentage 84.48%
increased to 86.67% at meeting 2 and in cycle II meeting 1 obtained a
percentage of 97.70% increasing to 99.43% at meeting 2. Learning
outcomes also increased, in cycle I meeting 1 obtained classical
completeness 55 , 17% increased to 79.31% at meeting 2 and in cycle II
meeting 1 got classical completeness 89.65% increased to 93.10% at
meeting 2.
The conclusion of this research was to use a combination oflearning
models Take and Give, Example and Non Example, and Complete Sentence
can improving students’ learning outcomes at5th grade C of SDN 4 Loktabat
Utara Banjarbaru on the subject of Soil formation process. Therefore it is
recommended that teachers can use the Take and Give, Example Non
Example, and Complete Sentence learning models as aninput for innovative
and effective learning models to increase teachers’ activity, students’
activity and students’ learning outcomes.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Proses Pembentukan Tanah

Menggunakan Kombinasi Model Pembelajaran Take and Give, Example Non

Example, dan Complete Sentence Pada Siswa Kelas V C SDN 4 Loktabat

Utara Banjarbaru”.

Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis karena mendapat

banyak bimbingan, pengarahan, bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung

maupun tidak langsung. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Drs. Radiansyah, M.Pd selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan kesempatan dan meluangkan waktu untuk

memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Penulis juga

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. Sutarto Hadi, M. Si, M. Sc selaku Rektor Universitas Lambung

Mangkurat Banjarmasin

2. Prof. Dr. Wahyu, MS. selaku Dekan FKIP Universitas Lambung Mangkurat

Banjarmasin.

3. Dra. Linda Septiana, selaku Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kota Banjarbaru.

viii
4. Dr. Rahmah Khairita, MM, selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Kota

Banjarbaru

5. Dr. Aslamiah, M.Pd, Ph.D, selaku Ketua Pengembang dan Penjamin Mutu

Program PG-PSD FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

6. Prof. Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd, Ph.D selaku Ketua Program PG-PSD

FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

7. Drs. Zulkipli, M. Pd selaku Ketua Program Studi PGSD FKIP Universitas

Lambung Mangkurat Banjarmasin.

8. Drs. Sutiyarso, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD FKIP Universitas

Lambung Mangkurat Banjarmasin di Banjarbaru.

9. Seluruh Dosen dan Staf Program PG-PSD FKIP Banjarmasin dan Banjarbaru

Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

10. Dwi Rahayu UK, S.Pd, MM.Pd selaku Kepala SDN 4 Lokatabat Utara

Banjarbaru.

11. Irma Yuliana Sari, S.Pd selaku Observer sekaligus Guru Kelas V C SDN 4

Lokatabat Utara Banjarbaru.

12. Seluruh Dewan Guru, Staf Tata Usaha dan siswa kelas V C SDN 4 Lokatabat

Utara Banjarbaru.

13. Kedua orang tua, keluarga serta teman-teman yang telah banyak memberikan

bantuan, motivasi, dukungan, semangat, pengertian, dan do’a hingga

terselesaikannya penulisan skripsi ini.

ix
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri dan bagi kita

semua insan pendidik demi peningkatan dan pengembangan kualitas pendidikan

di tingkat Sekolah Dasar.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada

umumnya dan dijadikan sebagai perbaikan di masa yang mendatang.

Banjarbaru, Juli 2018


Penulis

Lina Miliani
NIM.A1E314006

x
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

HALAMAN LOGO UNLAM...........................................................................ii

HALAMAN JUDUL .........................................................................................iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................iv

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ..........................................................v

ABSTRAK .........................................................................................................vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1

A. Latar Belakang ......................................................................................1

B. Rumusan Masalah .................................................................................10

C. Rencana Pemecahan Masalah ...............................................................11

D. Tujuan Penelitian ..................................................................................16

E. Manfaat Penelitian.................................................................................16

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................18

A. Kajian Teori ..........................................................................................18

xi
1. Karakteristik Anak Usia SD..............................................................18

2. Teori Belajar dan Pembelajaran ........................................................21

2.1 Teori Belajar ...............................................................................21

2.2 Kegiatan Belajar .........................................................................24

2.3 Hasil Belajar ...............................................................................25

2.4 Teori Pembelajaran ....................................................................27

2.5 Pembelajaran IPA .......................................................................29

3. Model Pembelajaran .........................................................................31

3.1 Pengertian Model Pembelajaran.................................................31

3.2 Model Pembelajaran Take and Give ..........................................32

3.3 Model Pembelajaran Example Non Example ............................34

3.4 Model Pembelajaran Complete Sentence ...................................37

3.5 Langkah-langkah Pengkombinasian Model Pembelajaran ........39

4. Penelitian Yang Relevan ...................................................................41

B. Kerangka Berpikir .................................................................................42

C. Hipotesis ...............................................................................................45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................46

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...........................................................46

1. Pendekatan Penelitian ......................................................................46

2. Jenis Penelitian .................................................................................47

2.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas........................................47

2.2 Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas ............................................49

2.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ........................51

xii
2.4 Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas .............................53

B. Setting Penelitian ..................................................................................56

C. Faktor Yang Diteliti ..............................................................................57

1. Faktor Guru ......................................................................................57

2. Faktor Siswa .....................................................................................59

3. Hasil Belajar .....................................................................................59

D. Skenario Tindakan ................................................................................60

1. Perencanaan ......................................................................................60

2. Pelaksanaan ......................................................................................60

3. Pengamatan (Observasi) ...................................................................70

4. Refleksi.............................................................................................71

E. Data dan Cara Pengambilan Data..........................................................71

1. Sumber Data .....................................................................................71

2. Jenis Data .........................................................................................71

3. Teknik Pengambilan Data ................................................................72

4. Teknik Analisis Data ........................................................................73

F. Indikator Keberhasilan ..........................................................................75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................76

A. Deskripsi Setting/Lokasi Penelitian ......................................................76

1. Gambaran Umum Tentang Sekolah .................................................76

2. Gambaran Umum Prestasi Belajar Siswa.........................................78

3. Masalah dalam Pembelajaran ...........................................................79

xiii
B. Persiapan Penelitian ..............................................................................80

1. Persiapan Administrasi .....................................................................80

2. Persiapan Penunjukkan Observer .....................................................82

3. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas ...............................................83

C. Pelaksanaan Tindakan Kelas.................................................................84

1. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Pertemuan 1 ........85

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Pertemuan 2 ........111

3. Analisis Pembelajaran Siklus I.........................................................141

4. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II Pertemuan 1 .......147

5. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II Pertemuan 2 .......174

6. Analisis Pembelajaran Siklus II .......................................................201

D. Pembahasan...........................................................................................207

BAB V PENUTUP .............................................................................................217

A. Kesimpulan ...........................................................................................217

B. Saran .....................................................................................................218

Daftar Pustaka ...................................................................................................219

xiv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Siswa Kelas V C Tahun Ajaran 2016/2017 ............ 7

Table 3.1 Kritreria Aktivitas Guru ........................................................................ 73

Table 3.2 Kritreria Aktivitas Siswa....................................................................... 74

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Kelas V C Tahun Ajaran 2016/2017 ............ 78

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 84

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1 .......................... 94

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1....................... 99

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1.... 101

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 ....................... 103

Tabel 4.7 Keterangan Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus I Pertemuan 1 ........... 105

Tabel 4.8 Keterangan Soal Evaluasi Essay Siklus I Pertemuan 1......................... 106

Tabel 4.9 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1.......................... 106

Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 2 ........................ 122

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2 .................... 127

Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 . 129

Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2 ...................... 131

Tabel 4.14 Keterangan Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus I Pertemuan 2 ......... 133

Tabel 4.15 Keterangan Soal Evaluasi Essay Siklus I Pertemuan 2....................... 134

Tabel 4.16 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2 ........................ 134

Tabel 4.17 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ...................... 142

Tabel 4.18 Perbandingan Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 144

xv
Tabel 4.19 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I ......................................... 146

Tabel 4.20 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 1....................... 157

Tabel 4.21 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 .................... 162

Tabel 4.22 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 164

Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1 .................... 166

Tabel 4.24 Keterangan Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus II Pertemuan 1 ........ 168

Tabel 4.25 Keterangan Soal Evaluasi Essay Siklus II Pertemuan 1 ..................... 168

Tabel 4.26 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1 ...................... 169

Tabel 4.27 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 2....................... 185

Tabel 4.28 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 .................... 190

Tabel 4.29 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 192

Tabel 4.30 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2 .................... 194

Tabel 4.31 Keterangan Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus II Pertemuan 2 ........ 196

Tabel 4.32 Keterangan Soal Evaluasi Essay Siklus II Pertemuan 2 ..................... 196

Tabel 4.33 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2 ...................... 197

Tabel 4.34 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II..................... 202

Tabel 4.35 Perbandingan Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 204

Tabel 4.36 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus II ....................................... 205

xvi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ................................................................. 44

Gambar 3.1. Tahapan – tahapan Penelitian Tindakan Kelas ................................ 54

Gambar 4.1 Grafik Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ................... 100

Gambar 4.2 Grafik Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ............... 102

Gambar 4.3 Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 ........ 104

Gambar 4.4 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 .......... 107

Gambar 4.5 Grafik Observasi Aktivatas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2 ................. 128

Gambar 4.6 Grafik Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ............... 130

Gambar 4.7 Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2 ....... 132

Gambar 4.8 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2 .......... 135

Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Jumlah Skor Aktivitas Guru Siklus I .............. 143

Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I ................................ 145

Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I....... 146

Gambar 4.12 Grafik Observasi Aktivatas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ............... 163

Gambar 4.13 Grafik Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ........... 165

Gambar 4.14 Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1 ..... 167

Gambar 4.15 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1 ....... 170

Gambar 4.16 Grafik Observasi Aktivatas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ............... 191

Gambar 4.17 Grafik Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ........... 193

Gambar 4.18 Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2 ..... 195

xvii
Gambar 4.19 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2 ....... 198

Gambar 4.20 Grafik Perbandingan Jumlah Skor Aktivitas Guru Siklus II ........... 203

Gambar 4.21 Grafik Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus II............................... 205

Gambar 4.22 Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ..... 206

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Surat Izin Penelitian dari FKIP PG-PSD Unlam Banjarmasin ........................ 221

Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu .. 222

Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru ......................... 223

Surat Izin Penelitian dari Sekolah .................................................................... 224

Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian dari Sekolah ................................ 225

Sertifikat Seminar Penelitian ........................................................................... 226

Surat Pernyataan Penelitian.............................................................................. 227

Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... 228

xix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan

manusia, pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam

seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. Pendidikan memiliki pengaruh

yang dinamis dalam menyiapkan kehidupan manusia di masa yang akan

datang, pendidikan mampu mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki

manusia secara optimal, yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-

tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual sesuai

dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan

lingkungan sosial budaya dimana dia tinggal.

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,

masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan

latihan yang berlangsung di sekolah dan diluar sekolah untuk mempersiapkan

peserta didik agar mampu memainkan peranan dalam berbagai lingkungan

hidup secara tepat dimasa yang akan datang. Pendidikan merupakan

pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, nonformal,

dan informal di sekolah atau luar sekolah yang berlangsung seumur hidup

yang bertujuan untuk mengoptimalisasikan kemampuan-kemampuan individu

untuk dapat memainkan peranan hidup secara tepat (Triwiyanto, 2015:22).


Pendidikan bukan hanya sebagai pemberian informasi pengetahuan dan

pembentukan keterampilan melainkan lebih luas daripada itu, yakni meliputi

usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu

sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan. Pendidikan

dipandang bukan semata-mata sebagai sarana untuk menyiapkan individu

bagi kehidupannya di masa depan tetapi juga untuk kehidupan anak sekarang

yang mengalami perkembangan menuju ke tingkat kedewasaan.

Pendidikan adalah proses pembudayaan kodrat alam setiap individu

dengan kemampuan-kemampuan bawaan untuk dapat mempertahankan hidup

yang tertuju kepada pencapaian kemerdekaan lahir dan batin individu

sehingga memperoleh keselamatan lahir dan batin. Proses pembudayaan

tersebut bertujuan untuk membangun kehidupan individual dan sosial

seseorang (Triwiyanto, 2015:62).

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pada Bab I pasal 1 menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan usaha sadar, artinya tindakan mendidik bukan

merupakan tindakan yang bersifat refleks atau spontan tanpa tujuan dan

rencana , melainkan merupakan tindakan yang rasional, disengaja, disiapkan,

2
direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Tindakan mendidik harus

didasarkan atas tujuan dan dengan alasan-alasan. Paradigma baru praktik

pendidikan lebih menekankan kepada pembelajaran alih-alih kepada proses

mengajar yang mengutamakan peran guru, melainkan secara sengaja dan

terencana guru memanfaatkan berbagai sumber serta medial belajar yang ada

di lingkungan untuk mencapai keberhasilan belajar anak, mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran yang efektif dan efesien menjadi

fokus utama proses pendidikan.

Pembelajaran merupakan proses utama yang diselenggarakan dalam

kehidupan disekolah sehingga antara guru yang mengajar dan peserta didik

yang belajar dituntut profit tertentu. Guru dan peserta didik harus memenuhi

pesrsyaratan, baik itu tentang ilmu pengetahuan, kemampuan sikap dan nilai,

ataupun sifat-sifat pribadi agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan

efektif dan efesien (Suprihatiningrum, 2016:75-76).

Pembelajaran yang efektif akan mendorong ke arah perubahan,

pengembangan serta peningkatan hasrat untuk belajar. Pembelajaran tidak

hanya menghasilkan sesuatu tetapi juga menyesuaikan, memperluas, dan

memperdalam pengetahuan (Suprihatiningrum, 2016:76).

Pembelajaran memerlukan suatu proses yang disadari yang cenderung

bersifat permanen dan mengubah perilaku. Pada proses tersebut terjadi

pengingatan informasi yang kemudian disimpan dalam memori dan

organisasi kognitif. Selanjutnya, keterampilan tersebut diwujudkan secara

praktis pada keaktifan siswa dalam merespon dan bereaksi terhadap

3
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada diri siswa atau lingkungannya

(Thobroni, 2015 : 17)

Kegiatan pembelajaran melibatkan komponen yang satu dengan yang

lainnya saling terkait dan menunjang dalam upaya mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Komponen-komponen tersebut antara

lain guru, siswa, metode, lingkungan, media dan sarana prasarana. Agar dapat

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan guru harus mampu

mengoordinasi komponen-komponen pembelajaran tersebut dengan baik

sehingga terjadi interaksi aktif antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru,

siswa dengan komponen belajar (Suprihatiningrum, 2016:77).

Sekolah dasar sebagai lembaga formal pertama dalam jenjang

pendidikan dasar berperan dalam pembentukan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan siswa serta mempunyai peranan yang sangat penting dalam

upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satunya adalah

melalui bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

IPA merupakan rumpun ilmu yang memiliki karakteristik khusus yaitu

mempelajari tentang fenomena alam yang faktual baik itu berupa kenyataan

atau kejadian dan hubungan sebab akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk

anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, IPA,

Astronomi/Astrofisika, dan Geologi (Wisudawati, 2014:22).

IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan

berdasarkan percobaa (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA

juga diperoleh dan dikembangkan berdasarka teori (dedukatif). Ada dua hal

4
berkaitan yang tidak terpisahkan dari IPA yaitu IPA sebagai produk dan IPA

sebagai proses. IPA sebagai produk berupa pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif sedangkan IPA sebagai proses yaitu kerja ilmiah

(Wisudawati, 2014:22).

Proses pembelajaran IPA menitik beratkan pada suatu proses penelitian

dan pemecahan masalah. Dalam mengoptimalkan proses pemebelajaran IPA

terdapat komponen-komponen penting yang harus dipenuhi. Komponen-

komponen tersebut mulai dari konsep yang akan diformat guru agar

bermakna, kesiapan peserta didik dalam mengolah dan mengaplikasikan

informasi, hingga penataam lingkungan dalam konteks pelaksanaan

pembelajaran IPA (Wisudawati, 2014:10).

Pembelajaran IPA merupakan interaksi antara komponen-komponen

pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang

berbentuk kompetensi yang telah ditetepkan. Proses pembelajaran IPA terdiri

dari tiga tahap, yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran (Wisudawati, 2014:26).

Konsep IPA merupakan suatu konsep yang memerlukan penalaran serta

proses mental yang kuat pada diri peserta didik. Proses mental peserta didik

dalam pembelajaran IPA adalah kemampuan mengintegrasikan

pengetahuan/skema kognitif peseta didik yang tersusun dari atribut-atribut

dalam bentuk keterampilan dan nilai untuk mempelajari fenomena-fenomena

alam (Wisudawati, 2014:10).

5
Pada silabus IPA kelas V SD dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), terdapat materi proses pembentukan tanah yang harus

dikuasai oleh siswa dengan tujuan pembelajaran yaitu agar siswa mampu

membedakan jenis-jenis batuan, mengeidentifikasi proses pembentukan tanah

karena pelapukan fisika, kimia, dan biologi, serta mampu membedakan jenis

tanah berdasarkan komposisinya.

Berdasarkan aktivitas observasi dan wawancara yang dilakukan pada

hari rabu tanggal 3 januari 2018 oleh peneliti dengan wali kelas V C Irma

Yuliana Sari, S.Pd yang mengajar pada pembelajaran IPA di SDN 4 Loktabat

Utara Banjarbaru, khususnya pada materi proses pembentukan tanah di

anggap sulit untuk dipahami sehingga siswa kurang tertarik pada

pembelajaran, siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan untuk berpikir

kritis, kreatif, inovatif dan sistematis, karena strategi pembelajaran berpikir

tidak digunakan secara baik dalam setiap proses pembelajaran di dalam

kelas. Siswa hanya diajar bagaimana teori dalam konsep IPA, tidak diajarkan

bagaimana siswa memahami konsep IPA dalam kaitannya dengan kehidupan

sehari-hari, agar mereka memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup,

berpikir kreatif, kritis, inovatif dan sistematis. Pembelajaran IPA masih

menekankan pada konsep-konsep yang terdapat di dalam buku, dan juga

belum memanfaatkan media dalam pembelajaran secara maksimal. Mengajak

siswa berinteraksi langsung dengan media pembelajaran jarang dilakukan,

mengakibatkan siswa sulit memahami dan hasil belajarnya rendah, jika

permasalahan dibiarkan begitu saja maka akan berdampak pada rendahnya

6
hasil belajar dan prestasi siswa pada pembelajaran IPA serta kualitas

pembelajaran tidak akan meningkat.

Kenyataan yang terjadi di SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru nilai hasil

belajar IPA masih belum menunjukan hasil yang memuaskan khususnya pada

materi proses pembentukan tanah. Permasalahan belajar ini terlihat dari

rendahnya hasil belajar IPA yang didapatkan siswa kelas V C di SDN 4

Loktabat Utara Banjarbaru. Berikut adalah ketuntasan hasil belajar IPA siswa

kelas V C SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru tahun ajaran 2016/2017.

Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Siswa Kelas V C Tahun Ajaran 2016/2017

Nilai (Keterangan) Jumlah Siswa Persentasi

≥70 (tuntas) 11 siswa 37%

≤70 (tidak tuntas) 19 siswa 63%

Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti jelaskan, maka hal

tersebut berdampak terhadap rendahnya hasil belajar IPA terutama pada

materi proses pembentukan tanah yang didapatkan siswa kelas VC SDN 4

Loktabat Utara Banjarbaru. Masih terdapat beberapa siswa yang belum

memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dalam pelajaran

IPA yaitu 70. Pada tahun ajaran 2016/2017, dari hasil ulangan siswa terdapat

19 siswa (63%) yang mendapatkan nilai dibawah KKM dan yang mendapat

nilai diatas KKM sebanyak 11 siswa (37%) dengan nilai terendah yang

diperoleh siswa adalah 42 dan nilai tertinggi adalah 100.

7
Berdasarkan hal tersebut, dapat diidentifikasi bahwa dalam

pembelajaran IPA terutama tentang materi proses pembentukan tanah terjadi

beberapa masalah yang harus diatasi, diantaranya adalah hasil

belajar,keaktifan siswa, minat membaca siswa rendah serta kurangnya

interaksi langsung antara siswa dengan siswa dan siswa dengan media

pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka dicari suatu

solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Sebaiknya guru memilih model

pembelajaran yang dapat mengasah kemampuan pemahaman siswa dalam

memahami konsep, membuat siswa aktif dalam pembelajaran,serta memiliki

minat baca yang tinggi terhadap materi pembelajaran, membuat siswa terlibat

secara langsung dengan media pembelajaran dan juga membuat suasana

pembelajaran yang menyenangkan . Salah satu alternatif model pembelajaran

yang dapat digunakan sebagai solusi dalam memecahkan permasalahan dalam

pembelajaran tersebut adalah dengan mengkombinasikan tiga model

pembelajaran yaitu model pembelajaran Take and Give, Example Non

Example dan Complete Sentence.

Menurut Huda (2013:241-242) menyatakan bahwa model pembelajaran

Take and Give merupakan strategi pembelajaran yang didukung dengan

penyajian data diawali dengan pemberian kartu kepada siswa. Didalam kartu,

ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal oleh masing-masing siswa.

Siswa kemudian mencari pasangannya masing-masing untuk bertukar

pengetahuan sesuai dengan apa yang didapatnya di kartu, lalu kegiatan

8
pembelajaran diakhiri dengan mengevaluasi siswa dengan menanyakan

pengetahuan yang mereka miliki dan pengetahuan yang mereka terima dari

pasangannya. Komponen penting dalam strategi model pembelajaran Take

and Give adalah penguasaan materi melalui kartu, keterampilan bekerja

berpasangan dan sharing informasi, serta evaluasi yang bertujuan untuk

mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan didalam kartu

dan kartu pasangannya.

Example Non Example adalah strategi pemebelajaran yang

menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran

dengan tujuan mendorong siswa untuk belajar berpikir kritis dengan

memcahkan permasalahan yang termuat dalam contoh gambar-gambar yang

disajikan. Penggunaan media gambar dirancang agar siswa dapat

menganalisis gambar tersebut untuk mendeskripsikan secara singkat perihal

isi dari sebuah gambar. Strategi ini menekankan pada konteks analisis siswa.

Gambar yang digunakan ditampilkan melalui OHP, proyektor, atau yang

paling sederhana yaitu poster. Strategi Example Non Example juga ditujukan

untuk mengajarkan siswa dalam belajar memahami dan menganalisis sebuah

konsep (Huda, 2013:234).

Complete Sentence merupakan salah satu strategi pembelajaran yang

berusaha mempertimbangkan kemampuan siswa untuk memprediksi

fragmen-fragmen teks yang ditugaskan pada mereka. Complete Sentence

memiliki serangkaian proses pembelajaran yang diawali dengan penyampaian

materi ajar oleh guru, analisis terhadap modul yang telah dipersiapkan,

9
pembagaian kelompok yang tidak boleh lebih dari tiga orang dengan

kemampuan yang heterogen, pemberian lembar kerja yang berisi paragraf

yang belum lengkap, lalu pemberian kesempatan kepada siswa untuk

berdisuksi dan di akhiri dengan pengambilan kesimpulan. Dengan demikian,

komponen penting dalam pembelajaran ini adalah modul, pembentukan

kelompok secara heterogen yang maksimal 3 orang, diskusi, dan pengambilan

kesimpulan (Huda, 2013:313).

Berdasarkan permasalahan diatas dan kondisi kongkrit pada SDN 4

Loktabat Utara Banjarbaru, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tindakan kelas yang berjudul : “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi

Proses Pembentukan Tanah Menggunakan Kombinasi Model

Pembelajaran Take and Give, Example Non Example, dan Complete

Sentence Pada Siswa Kelas V C SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah aktivitas guru dalam pembelajaran pada materi proses

pembentukan tanah menggunakan kombinasi model pembelajaran Take

and Give, Example Non Example, dan Compete Sentence pada siswa

kelas V C SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru ?

2. Bagaimanakah aktivitas siswa dalam mempelajari materi proses

pembentukan tanah menggunakan kombinasi model pembelajaran Take

10
and Give, Example Non Example, dan Complete Sentence pada siswa

kelas V C SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru ?

3. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas V C pada materi

proses pembentukan tanah dengan menggunakan kombinasi model

pembelajaran Take and Give, Example Non Example, dan Complete

Sentence pada siswa kelas V C SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru ?

C. Rencana Pemecahan Masalah

Dalam pembelajaran, siswa sering kali mengalami kesulitan dalam

belajar IPA terutama materi proses pembentukan tanah. Siswa hanya diajar

bagaimana teori dalam konsep IPA, tidak diajarkan bagaimana siswa

memahami konsep IPA dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, agar

mereka memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, berpikir kreatif,

kritis, inovatif dan sistematis. Kurangnya keterlibatan siswa secara langsung

dalam pembelajaran, ditambah siswa hanya mendengarkan, serta kurang nya

minat siswa dalam membaca materi pelajaran. Akibatnya pembelajaran

menjadi membosankan dan kurang menarik bagi siswa. Hal ini yang

menjadikan nilai ulangan harian dan latihan siswa di kelas menjadi rendah.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tentang proses

pembentukan tanah di kelas VC SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru, peneliti

melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan kombinasi

model pembelajaran Take and Give, Example Non Example, dan Complete

Sentence.

11
Model pembelajaran Take and Give merupakan model pembelajaran

menerima dan memberi yang menuntut peserta didik untuk dapat memahami

materi pelajaran yang diberikan guru dan peserta didik lain (Shoimin,

2014:196).

Menurut Huda (2013:242-243) untuk menggunakan model

pembelajaran Take and Give , ada beberapa langkah yang harus dilakukan,

antara lain:

1. Guru mempersiapkan kartu yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran.

2. Guru mendesain kelas sebagaimana mesetinya.

3. Guru menjelaskan materi pelajaran sesuai dengan kompetensi yang ingin

dicapai.

4. Siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari atau dihafal.

5. Semua siswa berdiri dan kemudian mencari pasangan untuk saling

memberi informasi dari kartu yang dia dapatkan. Setiap siswa harus

mencatat nama pasangannya pada kartu yang dipegangnya.

6. Demikian seterusnya hingga setiap siswa dapat saling menerima dan

memberi materi masing-masing.

7. Untuk mengevaluasi keberhasilan siswa, guru memberi pertanyaan yang

tidak sesuai dengan kartu yang ia dapatkan.

8. Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan.

9. Guru menutup pembelajaran (Huda, 2013:242-243)

12
Model pembeajaran Example Non Example adalah taktik yang dapat

digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk

mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan dua hal yaitu

example dan non example dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta

siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada

( Shoimin, 2014:73)

Menurut Huda (2013:235) untuk menggunakan model pembeajaran

Example Non Example, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, antara

lain:

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

2. Guru menempelkan gambar dipapan tulis.

3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang anggotanya teridir dari 2-

3 orang siswa.

4. Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada kelompok untuk

memperhatikan dan menganalisis gambar.

5. Kelompok mencatat hasil diskusi tentang analisis gambar pada kertas

6. Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk

menyampaikan hasil diskusinya.

7. Berdasarkan hasil diskusi siswa, guru menjelaskan materi sesuai dengan

kompetensi yang ingin dicapai.

8. Penutup (Huda, 2013:235).

13
Model pembeajaran Complete Sentence adalah model pembelajaran

yang mengarahkan siswa belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna

dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia ( Shoimin, 2014:35)

Menurut Shoimin (2014:36) untuk menggunakan Complete Sentence,

ada beberapa langkah yang harus dilakukan, antara lain:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin di capai.

2. Guru menyampaikan materi secukupnya atau siswa di minta membaca

buku atau modul deenga waktu secukupnya.

3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen.

4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum

lengkap.

5. Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang

tersedia.

6. Siswa berdiskusi secara berkelompok.

7. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki.

8. Tiap peserta membaca sampai mengerti atau hafal.

9. Kesimpulan (Shoimin, 2014:36)

Adapun langkah-langkah pengkombinasian model pembelajaran Take and

Give, Example Non Example, dan Complete Sentence adalah :

1. Guru menyajikan materi sesuai topik dengan tanya jawab (Take and Give

dan Complete Sentence)

2. Siswa diberi masing-masing satu kartu yang berisikan materi untuk

dibaca, dihafal serta di ingat(Take and Give)

14
3. Semua siswa berdiri dan kemudian mencari pasangan untuk saling

memberi informasi dari kartu yang dia dapatkan minimal sebanyak 5

kali. Setiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu yang

dipegangnya (Take and Give)

4. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang anggotanya terdiri dari 3

orang siswa (Example Non Example dan Complete Sentence)

5. Guru menampilkan media berupa gambar dipapan tulis (Example Non

Example)

6. Guru memberi penjelasan kepada siswa tentang media yang di tampilkan

(Example Non Example)

7. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum

lengkap kepada setiap kelompok (Example Non Example dan Complete

Sentence)

8. Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada kelompok untuk

memperhatikan dan menganalisis media berupa gambar untuk

menyelesaikan LKK yang telah dibagikan (Example Non Example dan

Complete Sentence)

9. Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk menyusun paragraf dengan

melengkapi kalimat menggunakan kunci jawaban yang tersedia (Example

Non Example dan Complete Sentence)

10. Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban yang benar dari

lembar kerja kelompok yang telah di kerjakaan (Take and Give dan

Complete Sentence)

15
D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Aktivitas guru dalam pembelajaran pada materi proses pembentukan

tanah menggunakan kombinasi model pembelajaran Take and Give,

Example Non Example, dan Complete Sentence pada siswa kelas V C

SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru.

2. Aktivitas siswa dalam mempelajari materi proses pembentukan tanah

menggunakan kombinasi model pembelajaran Take and Give, Example

Non Example, dan Complete Sentence pada siswa kelas V C SDN 4

Loktabat Utara Banjarbaru.

3. Peningkatan hasil belajar siswa kelas V C pada materi proses

pembentukan tanah dengan menggunakan kombinasi model

pembelajaran Take and Give, Example Non Example, dan Complete

Sentence pada siswa kelas V C SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru.

E. Manfaat penelitian

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan

dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran IPA

dan dapat meyakinkan guru bahwa melalui kombinasi model pembelajaran

Take and Give, Example Non Example, dan Complete Sentence dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi proses pembentukan tanah.

16
2. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran dalam

merencanakan program pembinaan melalui supervisi akademik guna

memperlakukan kualitas proses dan hasil belajar di sekolah.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian dapat menjadi sumber informasi bagi peneliti lain

dalam mengembangkan peneliti lanjutan tentang cara mengajar

menggunakan model pembelajaran Take and Give, Example Non Example,

dan Complete Sentence, sehingga peneliti memilki bekal dan siap untuk

melaksanakan penelitian serta tugas dilapangan kelak sebagai guru.

17
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Karakteristik Anak Usia SD

Menurut Tohirin dalam Dirman dan Juarsih (2014:58) masa usia

pendidikan sekolah dasar disebut dengan masa intelektual atau masa

keserasian bersekolah. Pada umur 6 atau 7 tahun peserta didik dianggap

sudah matang untuk memasuki jenjang sekolah dasar. Adapun ciri-ciri

utama peserta didik yang sudah matang yaitu memiliki dorongan untuk

keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya, keadaan fisik yang

memungkinkan peserta didik memasuki dunia bermain dan pekerjaan

yang membutuhkan ketermpilan jasmani, dan memasuki dunia mental

unruk memasuki dunia konsep, logika serta komunikasi yang luas.

Menurut Djamarah dalam Suriansyah, dkk (2014:40) usia sekolah

dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam

tahun hingga kira-kira sebelas atau dua belas tahun. Pada usia ini anak

pertama kali mendapatkan pendidikan formal dan bisa juga dikatakan

bahwa usia ini merupakan usia yang matang untuk menerima pelajaran-

pelajaran yang merupakan tingkat pertama dalam pendidikan sebagai

bekal dikemudian hari meniti jenjang pendidikan tingkat yang lebih

tinggi. Seperti diketahui bahwa di usia kanak-kanak merupakan basic

awal dalam menentukan perkembangan anak di masa yang akan datang.

18
Oleh karena itu, seorang guru diharapkan dapat memberikan lingkungan

yang baik untuk dapat membantu perkembangan secara optimal dalam

menjalani proses belajar.

Masa sekolah dasar menurut Suryosubroto dalam Suriansyah, dkk

(2014:41) dapat dibagi menjadi dua fase, yaitu:

1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar (Usia 6 - 10 tahun).

Beberapa sifat khas anak-anak pada masa kelas-kelas rendah sekolah

dasar antara lain adalah sebagai berikut:

a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani

dengan prestasi sekolah.

b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang

tradisional.

c. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri, suka membanding-

bandingkan dirinya dengan anak lain.

d. Jika tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu

dianggapnya tidak penting;

e. Pada masa ini (terutama pada umur 6 - 8 tahun), anak

menghendaki nilai atau Rapor yang baik, tanpa mengingat apakah

prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak

(Suriansyah dkk, 2014:41)

2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar (Usia 9 - 13 tahun)

Beberapa sifat khas anak-anak pada masa kelas-kelas tinggi sekolah

dasar antara lain adalah sebagai berikut:

19
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari -hari yang

konkret.

b. Sangat realistis, ingin tahu, ingin belajar.

c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atu mata

pelajaran-mata pelajaran khusus.

d. Di umur 11 tahun anak membutuhkan seorang guru atau orang

dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi

keinginannya, setelah umur 11 tahun pada umumnya anak

menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha

menyelesaikan sendiri.

e. Anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat

mengenai prestasi sekolah.

f. Gemar membentuk kelompok sebagai sarana untuk dapat bermain

bersama-sama (Suriansyah dkk, 2014:41-42)

Karakteristik anak usia sekolah dasar jika diungkapkan dari segi

perkembangan intelektualnya, maka menurut Piaget anak usia sekolah

dasar berada pada masa Operasional Konkrit (usia 6-7 tahun). Dalam

periode operasional kongkrit yang berlangsung hingga usia menjelang

remaja, anak memperoleh tambahan kemampuan yang disebut system of

operations (satuan langkah berpikir). Kemampuan satuan langkah

berpikir ini bermanfaat bagi anak untuk mengoordinasikan pemikiran dan

idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam sistem pemikirannya sendiri.

Ciri pokok perkembangan pada tahap operasional kongkrit ini adalah

20
anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan

ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak sudah tidak perlu coba-

coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat berpikir dengan

menggunakan “kemungkinan” dalam melaksanakan kegiatan tertentu.

2. Teori Belajar dan Pembelajaran

2.1 Teori Belajar

Teori belajar secara umum dapat dikelompokkan menjadi empat

aliran yaitu aliran behavioristik, konstruktivistik, humanistik, dan

sibernetik.

1) Teori Belajar Behaviorisitik

Teori belajar behaviorisitik atau tingkah laku menjelaskan

bahwa perubahan tingkah laku merupakan interaksi antara

stimulus dan respon. Menurut penganut teori belajar

behaviorisitik, belajar merupakan perubahan prilaku yang dapat

diamati, diukur, dan dinilai secara kongkrit. Perubahan terjadi

melalui rangsangan(stimulans) yang menimbulkan hubungan

perilaku reaktif (respons)berdasarkan hukum-hukum mekanisitik.

Stimulans adalah lingkungan belajar anak baik yang internal

maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Respons adalah

akibat atau dampak berupa reaksi fisik terhadap stimulans

(Suprihatiningrum, 2016:16-17)

21
2) Teori Belajar Konstruktivistik

Teori zbelajar konstruktivistik menyatakan bahwa siswa

harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi

kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama

serta merevisinya jika aturan-aturan itu tidak sesuai lagi

(Suprihatiningrum, 2016:22).

Menurut Nur dalam Suprihatiningrum (2016:22)

menyatakan bahwa satu prinsip teori belajar konstruktivistik

dalam psikologi pendidikan yaitu guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun

sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan

kemudahan untuk proses ini yaitu dengan memberi kesempatan

kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka

sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar

menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.

Belajar lebih dari sekedar mengingat. Bagi siswa untuk

benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan

mereka harus bekerja untuk memecahkan masalah, menemukan

sesuatu bagi diri mereka sendiri, dan selalu penuh dengan ide-ide.

Tugas guru tidak hnaya menuangkan sejumlah informasi kedalam

benak siswa melainkan juga mengusahakan bagaimana agar

konsep-konsep penting dan sangat berguna tertanam kuat dalam

benak siswa (Suprihatiningrum, 2016:22).

22
3) Teori Belajar Humanistik

Teori belajar humanistik lebih mengedepankan sisi humanis

manusia dan tidak menuntut jangka waktu siswa dalam mencapai

pemahaman yang diinginkan. Teori ini lebih menekankan pada isi

materi yang harus dipelajari agar membentuk manusia seutuhnya.

Proses belajar dilakukan agar siswa mendapatkan makna yang

sesungguhnya dari belajar atau yang disebut dengan Ausubel

dengan meaningful learning. Meaningful learning memiliki

makna bahwa belajar adalah mengasosiasikan pengetahuan baru

dengan pengetahuan awal siswa. Setiap siswa memiliki kecepatan

belajar yang berbeda-beda sehingga menurut teori belajar

humanistik, keberhasilan belajar akan tercapai jika siswa

memahami diri dan lingkungannya. Hal ini dikarenakan setiap

manusia adalah unik dan tugas pendidik atau guru adalah

membantu mengenali sisi unik tersebut serta mewujudkan

potensu yang dimilikinya (Suprihatiningrum, 2016:32).

4) Teori Belajar Sibernatik

Menurut Sudhata dalam Suprihatiningrum (2016:34-35)

teori belajar sibernatik merupakan teori belajar yang relatif baru.

Menurut teori belajar sibernatik, belajar adalah pengolahan

informasi. Sekilas teori sibernatik memiki kesamaa denga teori

kognitif yaitu mementingkan proses. Namun teori sibernatik lebih

menekankan pada “sistem informasi” yang diproses, informasi

23
inilah yang akan menentukan proses. Asumsi lain dari teori

sibernatik ini adalah tidak ada satu proses belajar yang ideal untuk

segal situasi yang cocok untuk semua siswa. Oleh sebab itu,

sebuah informasi mungkin akan dipelajari seorang siswa dengan

satu macam proses belajar, dan informasi yang sama itu mungkin

akan dipelajari siswa yang lain melalui proses belajar yang lain.

Aliaran sibernatik ini melahirkan teori pembelajaran berdasarkan

analisis tugas karena pengolahan informasi diperlukan dalam

analisis tugas, tanpa informasi yang jelas tugas tidak akan

terselesaikan dengan baik.

2.2 Kegiatan Belajar

Secara khusus, kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dapat

dikelompokkan menjadi menghafal, menggunakan atau

mengaplikasikan, menemukan, dan memilih. Pertama menghafal,

terdapat materi pelajaran yang harus dihafal persis seperti apa adanya,

yang biasa disebut dengan menghafal verbal dan ada juga materi

pelajaran yang tidak harus diahafal seperti apa adanya melainkan

diungkapkan dengan kalimat atau bahasa sendiri yang biasa disebut

dengan menghafal parafrase. Kedua menggunakan atau

mengaplikasikan, dalam proses pembelajaran setelah materi pelajarn

dihafal atau dipahami siswa harus mampu menggunakan, menerapkan

atau mengaplikasikan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga menemukan, menemukan termasuk kategori keterampilan

24
berpikir tingkat tinggi seperti menemukan cara memecahkan masalah-

masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan

prosedur yang telah dipelajari. Keempat memilih, memilih disini

adalah memilih untuk berbuata atau tidak berbuat, keterampilan ini

meliabatkan sisi afektif atau sikap (Suprihatiningrum, 2016:36-37).

Belajar merupakan kegiatan sehari-hari di sekolah. Belajar

adalah suatu hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut

dipandang dari dua subjek yaitu dari siswa dan dai guru. Dari segi

siswa, belajar dialami sebagai suatu proses dimana siswa mengalami

proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar

tersebut berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia

serta bahan yang telah terhimpun didalam buku pelajaran. Sedangkan

dari segi guru, proses belajar tersbut tampak sebagai perilaku belajar

tentang suatu hal ( Dimyati dan Mudjiono, 2013:17-18)

2.3 Hasil Belajar

Sesuai dengan taksonomi tujuan pembelajaran, hasil belajar

dibedakan dalam tiga aspek yaitu hasil belajar aspek kognitif, afektik,

dan psikomotorik.

1) Aspek Kognitif

Dimensi kognitif merupakan kemampuan yang

berhubungan dengan berpikir, mengatahui, serta memecahkan

masalah. Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas

tujuan pembelajaraan berkenaan dengan proses mental yang

25
berawal dari tingkat pengetahuan rendah sampai ke tingkat

pengetahuan yang lebih tinggi yakni evaluasi (Suprihatiningrum,

2016:38).

2) Aspek Afektif

Dimensi afektif merupakan kemampuan yang berhubungan

dengan sikap, nilai, minat, serta apresiasi. Menurut Uno ada lima

tingkat afeksi dari yang paling sederhana ke yang kompleks yaitu

kemauan menerima, kemauan menanggapi, berkeyakinan,

penerapan karya, serta ketekunan dan ketelitian

(Suprihatiningrum, 2016:41).

3) Aspek Psikomotorik

Kawasan psikomotorik mencakup tujuan pembelajaran

yang berkaitan dengan keterampilan atau skill yang bersifat

manual atau motorik. Urutan psikomotorik dari yang paling

sederhan ke yang paling kompleks yaitu persepsi, kesiapan

melakukan suatu kegiatan, mekanisme, respon terbimbing,

kemahiran, adaptasi dan organisasi. Persepsi berkenaan dengan

penggunaan indra dalam melakukan suatu kegiatan. Kesiapan

melakukan kegiatan yaitu kesiapan mental, kesiapan fisik dan

kesiapan emosi perasaan untuk melakukan suatu kegiatan.

Mekanisme berkaitan dengan penampilan respon yang telah

dipelajari dan menjadi kebiasaan sehingga gerakan yang

ditampilkan menunjukkan suatu kemahiran. Respon terbimbing

26
seperti meniru, mengikuti, mengulangi perbuatan yang

ditunjukkan oleh orang lain dan melakukan kegiatan mencoba-

coba. Kemahiran merupakan penampilan gerakan motorik dengan

keterampilan penuh. Adaptasi berkaitan dengan keterampilan

yang sudah berkembang pada seseorang sehingga mampu

membuat perubahan pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan

kondisi tertentu. Organisasi menunjukkan kepada panciptaan pola

gerakan baru untuk disesuikan dengan masalah tertentu

(Suprihatiningrum, 2016:45)

2.4 Teori Pembelajaran

Pembelajaran merupakan terjemahan dari bahasa inggris

instruction yang banyak di pengaruhi oleh aliran psikologi kognitif-

holistik yang menempatkan peserta didik sebagai sumber kegiatan

belajar. Istilah ini dipengaruhi pula oleh perkembangan teknologi

yang diasumsikan dapat membantu peserta didik belajar menggunakan

berbagai media seperti bahan-bahan cetak, program televisi, gambar,

audio, dan sebagainya yang dapat mendorong terjadinya perubahan

konsep dari peran guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai

fasilitator pembelajaran (Jufri, 2013:40).

Bruce Weil dalam Jufri (2013:41) mengemukakan bahwa ada

tiga prinsip penting dalam proses pembelajaran yakni :

1) Proses pembelajaran membentuk kreasi lingkungan yang dapat

mengubah struktur kognitif peserta didik. Pengaturan lingkungan

27
belajar ditujukan untuk memberikan pengalaman belajar yang

dapat memfasilitasi perkembangan kognitif peserta didik. Prinsip

ini mendukung pendapat Piaget yang mengemukakan bahwa

strukrur kognitif akan tumbuh dengan baik jika peserta didik

memilki pengalaman belajar yang bermakna. Oleh sebab itu guru

harus memaksimalkan aktivitas peserta didik dalam proses

pembelajaran (Jufri, 2013:41).

2) Berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari

yaitu pengatahuan fisik, sosial, dan logika. Pengetahuan fisik

merupakan pengetahuan akan sifat-sifat fisik dari suatu objek atau

kejadian. Pengetahuan logika merupakan pengetahuan yang

dibentuk berdasarkan pengalaman dengan suatu objek atau

kejadian (Jufri, 2013:41-42).

3) Dalam proses pembelajaran guru harus melibatkan peran

lingkungan sosial. Melalui pergaulan atau hubungan sosial,

peserta didik akan belajar lebih efektif bila dibandingkan dengan

proses belajar yang menjauhkan peserta didik dari lingkungan

sosialnya. Oleh sebab itu, melalui hubungan sosial itulah peserta

didik berinteraksi serta bekomunikasi, berbagi pengalaman,

melakukan berbagai kegiatan lain yang memungkinkan peserta

didik tumbuh dan berkembang secara wajar (Jufri, 2013:42-43).

28
2.5 Pembelajaran IPA

Menurut Susanto (2013:167) menyatakan bahwa IPA

merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta yang tepat

pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan

penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.

Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi peserta didk

agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam.

Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam

Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP, 2006) yang dikutip oleh

Susanto (2014:171-172), adalah untuk :

1) Mendapatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

29
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, serta membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk ikut berperan serta dalam

memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

7) Mendapatkan bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

Menurut Susanto (2013:167-170) menyatakan bahwa IPA

hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan sikap yakni :

1) Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan hasil penelitian yang

telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah

dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis.

2) Sebagai proses, IPA merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

menggali dan memahami pengetahuan tentang alam.

3) Sebagai sikap,ilmu pengetahuan alam sebagai sikap, sikap ilmiah

harus dikembangkan dalam pembelajaran sains.

Ruang lingkup pembelajaran IPA (sains) di SD meliputi :

1) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi ; cair, padat,

dan gas.

2) Energi dan perubahannya meliputi; gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya dan pesawat sederhana .

30
3) Bumi dan alam semesta meliputi ; tanah, bumi, tata surya, dan

benda-benda langit lainnya .

4) Sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (salingtemas)

merupakan penerapan konsep, sains dan saling keterkaitannya

dengan lingkungan, tekhnologi dan masyarakat melalui

pembuatan suatu karya tekhnologi sederhana termasuk merancang

dan membuat (KTSP SD/MI, 2006).

3. Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan penyajian

materi pelajaran yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah

pemebelajaran yang di lakukan oleh guru dan terkait dengan semua

fasilitas yang digunakan selama proses pembelajaran. Adapun dalam

penelitian ini guru atau peneliti memilih model pembelajaran Take and

Give, Example Non Example, dan Complete Sentence untuk digunakan

dalam proses penelitian hasil belajar siwa kelas V C SDN 4 Loktabat

Utara Banjarbaru.

3.1 Pengertian Model Pembelajaran

Model-model pembelajaran dirancang untuk tujuan-tujuan

pengajaran tertentu yaitu pengajaran konsep-konsep informasi, cara-

cara berpikir, studi nilai sosial, dan sebagainya dengan meminta siswa

untuk terlibat secara aktif dalam tugas-tugas kognitif dan sosial

tertentu. Sebagian model pembelajaran berpusat pada penyampaian

31
guru, dan sebagian yang lain berpusat pada respon siswa dalam

mengerjakan tugas dan posisi-posisi siswa sebagai partner dalam

proses pembelajaran (Huda, 2013:73)

3.2 Model Pembelajaran Take And Give

Slavin dalam Shoimin (2014:195) mengemukakan bahwa model

pembelaajaran take and give pada dasarnya mengacu pada teori

konsruktivisme yaitu pembelajaran yang membuat siswa aktif secara

sendiri membangun pengetahuan yang akan menjadi milikinya. Dalam

proses tersebut siswa memeriksa dan menyesuaikan pengetahuan baru

yang dipelajari dengan kerangka berpikir yang telah ia miliki. Peran

guru dalam proses pembelajaran take and give lebih menagarah

sebagai mediator dan fasilitator.

Model pembelajaran take and give adalah model pembelajarn

yang memiliki sintaks, menuntut siswa untuk bisa memahamai materi

pelajaran yang diberikan oleh guru dan temannya. Media model

pembelajaran take and give ini adalah sebuah kartu yang berukuran

10 x 15cm sebanyak jumlah siswa yang ada (Kurniasih, 2016:102)

Langah-langkah yang harus dilakukan oleh pendidik dalam

pelaksanaan model pembelajaran take and give, yaitu persiapan awal

sebelum dikelas dan pembelajaran dikelas (Shoimin, 2014:196)

1) Menyiapkan media yang berupa kartu

2) Menjelaskan materi sesuai topik

32
3) Untuk memantapkan penguasaan materi ,siswa diberi masing-

masing satu kartu untuk dipelajari kurang lebih 3 menit. Kartu

dibuat dengan ukuran ± 10x15 cm sebanyak jumlah siswa dikelas.

Tiap kartu berisi submateri yang berbeda dengan kartu yang

lainnya.

4) Semua siswa diminta berdiri dan kemudian mencari pasangan

untuk saling memberi informasi. Setiap sisa harus mencatat nama

pasangannya pada kartu contoh.

5) Demikian seterusnya sampai setiap siswa dapat saling menerima

dan memberi materi masing-masing.

6) Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan.

7) Untuk mengevaluasi keberhasilan siswa dalam memahami materi,

berikan siswa pertanyaan yang tidak sesuai dengan materi yang

ada dikartunya.

8) Guru dan siswa bertanya jawab untuk meluruskan

kesalahpahaman dan memberi penguatan.

9) Kesimpulan (Shoimin, 2014:196)

Model pembelajaran take and give ini memiliki beberapa

kelebihan antara lain: 1) dapat dimodifikasi sedemikian rupa sesuai

dengan kebutuhan dan situasi pembelajaran; 2) melatih siswa untuk

bekerja sama dan menghargai kemampuan orang lain; 3) melatih

siswa untuk berinteraksi secara baik dengan orang lain; 4)

memperdalam serta mempertajam pengetahuan siswa melalui kartu

33
yang dibagikan; 5) meningkatkan tanggung jawab siswa, karena

setiap siswa dibebani pertanggung jawaban atas kartunya masing-

masing (Huda, 2013:243).

Kelemahan model pembelajaran take and give antara lain : 1)

kesulitan untuk mendisiplinkan siswa-siswa; 2) ketidaksesuian

keterampilan antara siswa yang memiliki kemampuan akademik yang

tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan akademik yang

rendah; 3) kecendrungan akrab satu sama lain (Huda, 2013:243).

3.3 Model Pembelajaran Example Non Example

Komalasari dalam Shoimin (2014:73) mengemukakan bahwa

model pembelajaran example non example merupakan model

pembelajaran yang membelajarkan siswa terhadap permasalahan yang

ada disekitarnya melalui analisis contoh-contoh berupa gambar-

gambar, foto, dan kasus yang bermuatan masalah. Siswa diarahkan

untuk mengidentifikasi masalah, mencari alternatif pemecahan

masalah, dan menentukan cara pemecahan masalah yang efektif serta

melakukan tindak lajut.

Pembelajaran kooperatif model example non example member

ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok

untuk saling bertatap muka memberikan informasi dan saling

membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikana pengalaman

yang berharga terhadap setiap anggota kelompok untuk saling bekerja

sama, menghargai setiap perberdaaa, memanfaatkan kelebihan

34
masing-masing anggota serta mengisi kekurangan-kekurangan

anggota yang lain (Shoimin, 2014:74).

Model pembelajaran ini merupakan suatu langkah untuk

mensiasati agar siswa dapat mendefinisikan sebuah konsep. Model

pembelajaran ini menggunakan media gambar sebagai media

pembelajarannya dengan tujuan untuk mendorong siswa agar belajar

berpikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan

yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang telah

dipersiapkan terlebih dahulu. Dengan memperlihatkan contoh gambar

yang ada siswa dapat memusatkan perhatian terhadap gambar dan

materi yang sedang dipelajari. Model pembelajaran example non

example di rancang agar siswa memiliki kompetensi dalam

menganalisis gambar dan memberikan deskripsi mengenai apa yang

ada di dalam gambar (Kurniasih, 2016: 31-32).

Model pembelajaran example non example ini bisa dilaksanakan

dengan bantuan media lainnya seperti menggunakan OHP, Proyektor,

ataupun dengan menggunakan poster. Guru harus memastikan bahwa

gambar yang digunakan adalah gambar yang betul-betul bisa mencuri

perhatian anak, sehingga para siswa akan bisa fokus dalam mengikuti

proses pembelajaran (Kurniasih, 2016:32).

Menurut Agus Suprijono dalam Shoimin (2014:74-75) langkah-

langkah model pembelajaran example non example diantaranya :

35
1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Gambar yang digunakan adalah gambar yang

relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan Kompetensi

Dasar.

2) Guru menempelkan gambar dipapan tulis atau ditayankan melalui

LCD atau proyektor. Pada tahapan ini guru juga dapat meminta

bantuan siswa untuk mempersiapkan gambat yang telah dibuat

sekaligus membentuk kelompok siswa.

3) Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada siswa

untuk menganalisis gambar. Selain itu guru juga memberikan

deskripsi tentang gambar yang sedang diamati siswa.

4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari

anlisis gambar tersebut dicatat pada kertas yang disedikan oleh

guru.

5) Setiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil

diskusinya. Siswa dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi

kelompok yang disampaikan oleh perwakilan kelompok masing-

masing.

6) Setelah memahim hasil analisis gambar, guru menjelaskan materi

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

7) Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran (Shoimin,

2014:74-75)

36
Menurut Buehl dalam Huda (2013:235) mengemukakan bahwa

strategi example non example melibatkan siswa untuk: 1)

menggunakan sebuah contoh untuk memperluas permasalahan sebuah

konsep dengan lebih mendalam serta kompleks; 2) melakukan

penemuan yang mendorong mereka membagun konsep secara

progresif melalui pengalaman langsung terhadap contoh-contoh yang

mereka pelajari; 3) mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep

dengan mempertimbangkan bagian dari non example yang

dimungkinkan masih memiliki karakterisitk konsep yang telah

dipaparkan pada bagian example.

Kelebihan model pembelajaran example non example antara

lain: 1) siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar; 2) siswa

mengetahui aplikasi dari materi yang berupa contoh gambar; 3) siswa

berkesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Sedangkan

kelemahan model pembelajaran example non example ini adalah tidak

semua materi pelajaran dapat disajikan dalam bentuk gambar dan

persiapannya yang membutuhkan waktu yang lama (Huda, 2013:236)

3.4 Model Pembelajaran Complete Sentence

Model pembelajaran Complete Sentence adalah model

pembelajaran yang berusaha mempertimbangkan kemampuan siswa

untuk memprediksi fragmen-fragmen teks yang ditugask kepada

mereka. Model pembelajaran Complete Sentence memiliki

serangkaian proses pembelajaran yang diawali dengan penyampaian

37
materi pelajaran oleh guru, analisis terhadap modul yang sudah

disiapkan, pembagian kelompok yang anggotanya tidak boleh lebih

dari 3 orang, memberi lembar kerja kelompok berupa paragraf yang

belum lengkap, memberi kesempatan kepada kelompok untuk

berdiskusi dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan (Huda,

2013:313)

Menurut Huda (2013:313-314) mengemukakan langkah-langkah

model pembelajaran complete sentence adalah sebagai berikut :

1) Guru mempersiapkan lembar kerja siswa serta modul

2) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai

3) Guru menyampaikan materi secukupnya atau siswa diminta

membaca buku atau modul dengan waktu secukupnya.

4) Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen

5) Guru membagikan lembar kerja kelompok yang berupa paragraf

yang kalimat-kalimat di dalamnya belum lengkap

6) Siswa berdiskusi untuk melengkapi paragraf-paragraf tersebut

dengan kunci jawaban yang tersedia

7) Siswa berdiskusi secara berkelompok

8) Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki.

Tiap siswa membaca sampai mereka mengerti atau hafal

9) Guru mengakhiri pembelajaran (Huda, 2013:313-314)

Model pembelajaran complete sentence memilki beberapa

kelebihan yaitu: 1) penyajian materi yang terarah dan sistematis,

38
karena guru terlebih dahulu menjabarkan uraian materi sebelum

pembagian kelompok; 2) melatih siswa untuk bekerja sama dalam

kelompok dan menghargai orang lain dalam berdiskusi ; 3) melatih

siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman sekelasnya; 4)

memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa melalui lembar

kerja kelompok yang dibagikan, karena mereka harus menghafal atau

setidaknya memahami materi untuk bisa mengerjakan tugas

menyempurnakan kalimat dengan tepat dan benar; 5) meningkatkan

rasa tanggung jawab siswa, sebab masing-masing siswa dimintai

tanggung jawabnya atas hasil diskusi (Huda, 2013:314).

Model pembelajaran complete Sentence juga memiliki

kelemahan yaitu: kecenderungan hanya sebagian siswa saja yang

aktif dalam kegiatan diskusi; 2) pembicaraan dalam kegiatan diskusi

sering kali keluar dari materi pembelajaran; 3) perbedaan tingkat

pemahaman dan penghafalan siswa atas materi pelajaran; 4)

ketidakmampuan beberapa siswa untuk menyampaikan pendapatnya

dengan percaya diri dalam diskusi kelompok (Huda, 2013:315).

3.5 Langkah-langkah Pengkombinasian Model Pembelajaran Take

and Give, Example Non Example, dan Complete Sentence

Langkah-langkah pengkombinasian model pembelajaran Take and

Give, Example Non Example, dan Complete Sentence antara lain :

1) Guru menyajikan materi sesuai topik dengan tanya jawab (Take

and Give dan Complete Sentence)

39
2) Siswa diberi masing-masing satu kartu yang berisikan materi

untuk dibaca, dihafal serta di ingat(Take and Give)

3) Semua siswa berdiri dan kemudian mencari pasangan untuk

saling memberi informasi dari kartu yang dia dapatkan minimal

sebanyak 5 kali. Setiap siswa harus mencatat nama pasangannya

pada kartu yang dipegangnya (Take and Give)

4) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang anggotanya terdiri

dari 3 orang siswa (Example Non Example dan Complete

Sentence)

5) Guru menampilkan media berupa gambar dipapan tulis (Example

Non Example)

6) Guru memberi penjelasan kepada siswa tentang media yang di

tampilkan (Example Non Example)

7) Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya

belum lengkap kepada setiap kelompok (Example Non Example

dan Complete Sentence)

8) Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada kelompok

untuk memperhatikan dan menganalisis media berupa gambar

untuk menyelesaikan LKK yang telah dibagikan (Example Non

Example dan Complete Sentence)

9) Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk menyusun paragraf

dengan melengkapi kalimat menggunakan kunci jawaban yang

tersedia (Example Non Example dan Complete Sentence)

40
10) Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban yang

benar dari lembar kerja kelompok yang telah di kerjakaan (Take

and Give dan Complete Sentence)

4. Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian menggunakan model pembelajaran Take And

Give, Example Non Exmple, dan Complete Sentence dibuktikan oleh

beberapa penelitian yang telah dilakukan dari:

1) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marlina Widyaningrum (2012)

dengan judul “Peningkatan Partisipasi Dan Hasil Belajar IPA Dengan

Metode Pembelajaran Take And Give Pada Siswa Kelas IV SDN

Manjung 2”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode

Take And Give dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

struktur bagian tumbuhan di SDN Manjung 2. Ketuntasan hasil belajar

pada siklus I dengan presentasi 63,63% dan meningkat menjadi

86,36% pada siklus II.

2) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Eka Rosaliani (2013) dengan

judul “Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Perubahan Lingkungan

dan Pengaruhnya Melalui Pembelajaran Example Non Example Pada

Siswa Kelas IV SDN Pasar Lama 6 Banjarmasin”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dengan model Example Non Example dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perubahan lingkungan

dan pengaruhnya di SDN Pasar Lama 6 Banjarmasin. Ketuntasan hasil

41
belajar pada siklus I dengan presentasi 68% dan meningkat menjadi

91% pada siklus II.

3) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nofrini (2017) dengan judul

“Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pokok bahasan perubahan

lingkungan pada pelajaran IPA dengan menggunakan Complete

Sentence di kelas IV SDN Cinta Rakyat”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dengan model Complete Sentence dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perubahan lingkungan

di SDN Cinta Rakyat. Ketuntasan hasil belajar pada siklus I dengan

presentasi 51,52% dan meningkat menjadi 100% pada siklus II.

B. Kerangka Berpikir

Permasalahan yang terjadi pada pembelajaran IPA di SDN 4 Loktabat

Utara Banjarbaru kelas V C adalah siswa kurang memahami materi tentang

proses pembentukan tanah. Hal tersebut dikarenakan banyaknya siswa yang

pasif dalam pembelajaran, minat membaca siswa yang rendah, kurangnya

interaksi langsung antara siswa dengan siswa dan siswa dengan media

pembelajaran sehingga menyebabkan siswa kurang memahami materi yang

disampaikan. Padahal pembelajaran dengan melibatkan siswa secara langsung

dalam penggunaan media pembelajaran akan membuat siswa lebih aktif yang

nantinya keaktifan tersebut berpengaruh pada proses belajar dan berdampak

pada hasil belajar.

42
Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal tidak terlepas dari

peranan guru dalam memilih model dan strategi pembelajaran yang inovatif.

Oleh karena itu peneliti memilih untuk menggunakan kombinasi model

pembelajaran Take And Give, Example Non Example, dan Complete

Sentence karena memiliki keunggulan dalam menumbuhkan keaktifan siswa

serta menumbuhkan motivasi siswa dalam pembelajaran, siswa belajar

memahami suatu konsep dengan berbagi informasi dan melibatkan media

pembelajaran serta siswa belajar bersama secara berkelompok dan saling

membantu satu sama lain dalam memahami konsep yang sulit dan komplek

sehingga dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir.

Sesuai dengan tujuan dari kombinasi model pembelajaran Take and

Give, Example Non Example, dan Complete Sentence dan selaras dengan

tujuan IPA, maka kombinasi model pembelajaran Take And Give, Example

Non Example, dan Complete Sentence diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar IPA siswa kelas VC SDN 4 Lokatabat Utara pada materi proses

pembentukan tanah. Kerangka berpikir dapat digambarkan dengan skema

berikut ini.

43
Kondisi Awal
Rendahnya hasil belajar siswa kelas V C SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru
pada materi proses pembentukan tanah

Faktor Penyebab
Banyaknya siswa yang pasif dalam pembelajaran, minat membaca siswa
rendah, kurangnya interaksi langsung antara siswa dengan siswa dan siswa
dengan media pembelajaran.

Solusi
Menerapkan 3 model pembelajaran yaitu kombinasi model pembelajaran
Take and Give, Example Non Example, dan Complete Sentence

Dampak
Menumbuhkan keaktifan siswa serta menumbuhkan motivasi siswa dalam
belajar dengan dengan saling berinteraksi dan bekerja kelompok.

Hasil belajar siswa kelas V C SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru pada


materi proses pembentukan tanah akan meningkat

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

44
C. Hipotesis

Berdasarkan dari kerangka teori dan kerangka berpikir, hipotesis dari

penelitian ini adalah “Jika digunakan kombinasi model pembelajaran Take

And Give, Example Non Example, dan Complete Sentence maka hasil belajar

tentang materi proses pembentukan tanah di kelas VC SDN 4 Lokatabat Utara

akan meningkat”.

45
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Peneletian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu suatu

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana

peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara triangulasi(gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

daripada generalisasi (Sugiyono, 2009:9)

Filsafat postpositivisme biasa disebut dengan paradigma interpretif

dan konstruktif yang mengandung realitas sosial sebagai sesuatu yang

utuh, kompleks, dinamis, penuh makna dan hubungan gejala bersifat

interaktif. Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah yakni obyek

yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan

kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut.

Dalam penelitian kualitatif instrumen penelitian adalah orang atau human

instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen

maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas,

sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi

situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas serta bermakna. Teknik

46
pengumpulan data yang dilakukan bersifat triangulasi yaitu

menggunakan berbagai terknik pengumpulan data secara gabungan.

Analisis data yang dilakukan bersifat indukti berdasarkan fakta fakta yang

ditemukan di lapnngan dan kemudian di konstruksikan menjadi hipotesis

atau teori (Sugiyono, 2009:8-9).

Penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang

mendalam , suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang

sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang

tampak. Oleh sebab itu, penelitian kualitatif tidak menekankan pada

generaliasi melainkan lebih menekankan pada makna (Sugiyono, 2009:9)

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas.

Menurut Arikunto (2015:124) mengemukakan bahwa penelitian tindakan

kelas yang biasa disingkat dengan PTK adalah penelitian tindakan yang

dilakukan oleh guru dengan tujuan memperbaiki mutu pembelajaran

dikelas. Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada proses belajar

mengajar dikelas.

2.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan

untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam

kelas. Penelitian tindakan kelas dapat dijadikan guru sebagai sarana

47
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara efektif (Kurniasih

dan Sani, 2014:1)

Mcniff dalam Arikunto (2015:191) memandang penelitian

tindakan kelas sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh

pendidik terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan

proses belajar dan pengembangan keahlian mengajar.

Penilitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian tindakan

yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya

dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan

secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki

serta meningkatkan kualitas proses pembelajaran dikelas melalui

suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus. Fokus penelitian tindakan

kelas adalah siswa atau poses belajar mengajar yang terjadi dikelas.

Tujuan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas adalah untuk

memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan

meningkatkan kegiatan pengembangan profesi guru (Kunandar, 2012:

45).

Penelitian tindakan kelas memiliki tiga konsep yaitu: 1)

Penelitian merupakan aktivitas mencermati suatu objek tertentu

melalui metodelogi ilmiah dengan mengumpulkan data-data yang

kemudian dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah; 2) Tindakan

merupakan suatu aktivitas yang secara sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan yang bertujuan untuk

48
memperbaika serta meningkatakn kualitas proses belajar mengajar; 3)

Kelas merupakan sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama

menerima pelajaran yang sama dari seorang guru (Kunandar, 2012:

45).

Dalam penelitian tindakan kelas guru memberikan tindakan

kepada siswa, tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang di

berikan oleh guru kepada siswa agar siswa melakukan sesuau yang

berbeda dari biasanya yang di rancang secara sengaja dengan tujuan

tertentu (Arikunto, 2015: 124).

Penelitian tindakan kelas sangat menekankan pada proses dan

produk, pada waktu tindakan berlangsung peneliti harus merekam

semua dampak dari kegiatan yang baru dilakukan. Penelitian tindakan

kelas merupakan penelitian yang menggunakan siklus atau putaran

yang berkelanjutan dengan minimal 2 siklus. Setiap siklus atau

putaran melalui empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan

dan refleksi (Arikunto, 2015: 194).

2.2 Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas

Ciri-ciri penelitian tindakan kelas dapat dibedakan menjadi dua,

yakni ciri-ciri umum dan ciri-ciri khusus. Menurut Cohen dan Manion

dalam Kunandar (2012:56-57) ciri-ciri umum penelitian tindakan

kelas adalah sebagai berikut :

1) Situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi dan

secara langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja.

49
2) Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan

masalah yang praktis. Penelitian tindakan kelas juga bersifat

empiris yang artinya ia mengendalikan observasi nyata dan data

perilaku.

3) Fleksibel dan adaptif sehingga memungkinkan adanya perubahan

selama masa percobaan ke arah yang lebih baik dan pengabaian

pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap dan

pengujicobaan serta pembaharuan yang terjadi di kelas.

4) Partisipatori. Peneliti sendiri secara langsung atau tidak langsung

mengambil bagian dalam melaksanakan PTK.

5) Self-evaluation, yakni modifikasi secara berkelanjutan yang

dievaluasi dalam situasi yang ada, dengan tujuan akhir adalah

untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara tertentu.

6) Perubahan dalam praktik didasarkan pada pengumpulan informasi

atau data yang memberikan dorongan untuk terjadinya

perubahan.

7) Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan

eksternalnya lemah meskipun diupayakan untuk dilakukan secara

sistematis dan ilmiah (Kunandar, 2012:56-57)

Whitehead dalam Kunandar (2012:57-58) mengemukan ciri-

ciri khusus dari penelitian tinakan kelas adalah sebagai berikut :

1) Ada komitmen pada peningkatan pendidikan. Komitmen tersebut

memungkinkan setiap yang terlibat untuk memberikan andil yang

50
berarti demi tercapainya peningkatan yang mereka sendiri akan

ikut merasakan.

2) Ada maksud jelas untuk melakukan intervensi ke dalam dan

peningkatan pemahaman dan praktik seseorang serta untuk

menerima tanggung jawabnya sendiri.

3) Pada penelitian tindakan kelas melekat tindakan yang

berpengetahuan, berkomitmen, dan bermaksud. Tindakan dalam

PTK direncanakan berdasarkan hasil refleksi kritis terhadap

praktik terkait berdasarkan nilai-nilai yang diyakini

kebenarannya. Tindakan dalam PTK juga dilakukan atas dasar

komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat diubah ke arah

yang lebih baik.

4) Dalam penelitian tindakan kelas dilakukan pemantauan sistemik

untuk menghasilkan data atau informasi yang valid.

5) Melibatkan deskripsi autentik tentang tindakan. Deskripsi di sini

bukan penjelasan, melainkankan rangkaian cerita tentang kegiatan

yang telah terjadi yang biasanya berbentuk laporan.

6) Perlunya validasi (Kunandar, 2012:57-58)

2.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Mulyasa (2016:89-90) penelitian pendidikan pada

umumnya ditujukan untuk memperoleh landasan dalam

mempertimbangkan suatu prosedur kerja khususnya pada prosedur

pembelajaran, menjamin cara kerja yang efektif dan efesien dalam

51
pendidikan, memperoleh fakta-fakta dari berbagai masalah

pendidikan dan menghinadari situasi yang dapat merusak serta

meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran.

Berdasarkan pemahaman tersebut, dapat disimpulkan tujuan penelitian

tindakan kelas secara umum yaitu:

1) Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta

kualitas pembelajaran.

2) Meningkatkan layanan profesional dalam pembelajaran

khususnya layanan k epada peserta didik.

3) Memberikan kesempatan kepada pendidik untuk berimprovisasi

dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang direncanakan

secara tepat waktu dan sasarannya.

4) Memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengadakan

pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang

dilakukan sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

5) Membiasakan pendidik untuk mengembangkan sikap ilmiah,

terbuka, dan jujur dalam pembelajaran (Mulyasa, 2016:89-90)

Menurut Ekawarna (2013:14) mengemukakan bahawa banyak

manfaat yang dapat dapat diambil dari pelaksanaan penelitian

tindakan kelas yaitu:

1) Inovasi, dalam hal ini guru harus selalu mencoba, mengubah,

mengembangka dan meningkatkan gaya mengajrnya agar dapat

52
merencanakan serta melaksanakan model pembelajaran yang

sesuai dengan tuntutan masalah.

2) Pengembangan kurikulum di tingkat kelas dan sekolah. Penelitian

tindakan kelas bisa dimanfaatkan secara efektif oleh guru untuk

mengembangkan kurikulum.

3) Peningkatan profesionalisme guru. Keterlibatan guru dalam

penelitian tindakan kelas akan mampu meningkatkan

profesionalisme guru dalam pembelajaran, dengan penelitian

tindakan kelas guru mampu memahami apa yang terjadi di kelas

dan cara penyelesaian yang dapat dilakukan

4) Manfaat bagi siswa yakni memperbaiki kualitas belajar siswa

dengan sasaran akhir memperbaiki hasil belajar siswa (Ekawarna,

2013:14)

2.4 Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Arikunto (2015: 143-144) penelitian tindakan kelas

ditandai dengan adanya tindakan, tindakan tersebut tidak hanya

dilakukan sekali akan tetapi berulang kali hingga tujuan dari

pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut tercapai. Setiap

tindakan terdiri dari empat kegiatan yaitu perencanaan, tindakan atau

pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi.

53
Gambar 3.1. Tahapan – tahapan Penelitian Tindakan Kelas

1) Perencanaan

Perencanaan merupakan kegiatan merancang secara rinci

tentang apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan. Untuk

pengembangan profesi guru, perencanaan penelitian tindakan

kelas bisa berupa menyiapkan bahan ajar, menyiapkan rencana

pengajaran, menyiapkan bahan untuk pembelajaran, serta

54
menyiapkan hal lain yang diperlukan dalam proses pembelajaran

(Arikunto, 2015:143)

2) Tindakan atau pelaksanaan

Tindakan merupakan kegiatan ini dalam pelaksanan

penelitian tindakan kelas. Bagi guru, tindakan atau pelaksanaan

ini berupa penerapan model atau cara mengajar yang baru. Pada

penelitian tindakan kelas untuk pengembangan profesi guru,

tindakan dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus dan

masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan (Arikunto,

2015:144).

3) Pengamatan atau observasi

Pengamatan merupakan kegiatan pengumpulan informasi

yang akan dipakai untuk mengetahui apakah tindakan yang sudah

dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang diharapkan.

Pengamatan dapat berupa pengumpulan data melalui observasi,

tes, kuisioner dan sebagainya (Arikunto, 2015:144).

4) Refleksi

Refleksi adalah kagiatan mengingat dan merenungkan

tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan pada hasil evaluasi

dilakukan refleksi dengan tujuan untuk mengetahui apa yang

kurang pada pelaksanaa tindakan yang telah dilakukan. Hasil

refleksi digunakan untuk melakukan perbaikan pada perencanaan

di siklus berikutnya (Arikunto, 2015:144).

55
Keempat rangkaian kegiatan tersebut dinamakan kegiatan satu

siklus atau satu putaran kegiatan. Penelitian tindakan kelas dimulai

dengan siklus yang pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Dari

hasil refleksi akan diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari

tindakan pada siklus pertama. Selanjutnya tindakan tersebut diulang

yang disebut sebagai siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua dapat

berupa kegiata yang sama dengan kegiatan pada siklus pertama tetapi

dengan berbagai tambahan atau perbaikan dari tindakan terdahulu

yang ditujukan untuk mengatasi atau memperbaiki berbagai hambatan

yang ditemukan pada siklus pertama (Arikunto, 2015: 145)

B. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) tentang materi proses pembentukan tanah di kelas

V C SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru dengan jumlah siswa 30 orang yaitu

12 orang perempuan dan 18 orang laki-laki. Setting ini dipilih sebab

berdasarkan data yang didapat dari Ibu Irma Yuliana Sari, S.Pd sebagai wali

kelas V C SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru menunjukan bahwa siswa kelas

V C mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran IPA tentang materi

proses pembentukan tanah. Berdasarkan data hasil belajar siswa yang

didapatkan di sekolah pada tahun 2016/2017 bahwa dengan KKM yang

ditentukan oleh sekolah yaitu 70, hanya ada 11 orang siswa yang mencapai

KKM perorangan dari 30 orang siswa dengan persentase 37% dan 19 orang

56
siswa yang belum mencapai KKM perorangan dari 30 orang siswa dengan

persentase 63% .

Dipilih kelas V C dalam penelitian ini karena kelas ini adalah kelas

tinggi yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis dan mampu

menganalisis sehingga dengan kombinasi model pembelajaran Take annd

Give, Example Non Example, dan Complete Sentence siswa dapat dengan

mudah memahami konsep materi tentang proses pembentukan tanah dengan

kerja sama dan saling berbagi informasi, siswa tidak mengalami kesulitan

dalam menyelasaikan pembelajaran. Jadi, melalui kombinasi model

pembelajaran Take and Give, Example Non Example, dan Complete Sentence

ini diharapkan siswa dalam belajar terutama pada mata pelajaran IPA tidak

hanya dijelaskan saja tetapi siswa harus belajar secara mandiri dan bermakna

melalui kegiatan yang menonjolkan kreativitas siswa untuk menjadi belajar

aktif.

C. Faktor yang Diteliti

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya

meningkatkan pemahaman serta hasil belajar siswa dalan mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) pada materi proses pembentukan tanah. Faktor-

faktor yang diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Faktor Guru

Pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas dan langkah-

langkah guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA tentang materi

57
proses pembentukan tanah menggunakan kombinasi model pembelajaran

Take annd Give, Example Non Example, dan Complete Sentence.

Aktivitas guru yang diamati dalam penelitian ini meliputi:

a. Guru menyajikan materi sesuai topik dengan tanya jawab

b. Guru memberikan kartu yang berisi materi kepada masing masing

siswa

c. Guru meminta siswa mencari pasangan untuk saling memberi

informasi dari kartu yang dia dapatkan minimal sebanyak 5 kali

d. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang anggotanya

terdiri dari 3 orang siswa

e. Guru menampilkan media berupa gambar dipapan tulis

f. Guru memberi penjelasan kepada siswa tentang media yang di

tampilkan

g. Guru membagikan lembar kerja kelompok berupa paragraf yang

kalimatnya belum lengkap

h. Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada kelompok

untuk memperhatikan dan menganalisis media berupa gambar untuk

menyelesaikan LKK yang telah dibagikan

i. Guru memberi durasi waktu kepada kelompok untuk berdiskusi

menyusun paragraf dengan melengkapi kalimat menggunakan kunci

jawaban yang tersedia

j. Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban yang benar

dari lembar kerja kelompok yang telah di kerjakan

58
2. Faktor Siswa

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA materi tentang

proses pembentukan tanah menggunakan kombinasi model pembelajaran

Take annd Give, Example Non Example, dan Complete Sentence.

Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini meliputi:

a. Menjawab dan bertanya saat guru menyajikan materi

b. Membaca, menghafalkan dan mengingat kartu yang diberikan

c. Mencari pasangan minimal sebanyak 5 kali

d. Mengamati media dan memberi perhatian terhadap penjelasan yang

diberikan guru

e. Mengumpulkan informasi dan bekerja sama dalam kelompok.

f. Memberi jawaban yang benar saat di tanya oleh guru tentang hasil

kerja kelompok

3. Hasil Belajar

Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran

menggunakan kombinasi model pembelajaran Take annd Give, Example

Non Example, dan Complete Sentence melalui tes tertulis, tes yang

dilakukan disetiap siklus. Hasil belajar siswa ini dilaksanakan untuk

mengetahui apakah siswa sudah mencapai ketuntasan individual maupun

klasikal. Sehingga hasil yang diperoleh dapat dijadikan sebagai acuan

untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan ke siklus berikutnya

59
D. Skenario Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus , yang

terdiri dari siklus I (2 kali pertemuan) dan siklus II (2 kali pertemuan). Setiap

siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi (pengamatan)

dan refleksi. Adapun uraian kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai

berikut :

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah:

a. Menyusun jadwal kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi proses

pembentukan tanah di kelas V.

c. Menyusun bahan ajar atau materi.

d. Mempersiapkan alat peraga, media pembelajaran dan alat bantu

lainnya yang diperlukan dalam pembelajaran.

e. Membuat Lembar Kerja Kelompok (LKK) pada materi tentang proses

pembentukan tanah sebagai bahan belajar kelompok menggunakan

kombinasi model pembelajaran Take annd Give, Example Non

Example, dan Complete Sentence.

f. Membuat soal evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.

g. Membuat lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa

2. Pelaksanaan

Pada tahap kegiatan ini yang dilakukan adalah melaksanakan

tindakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

60
menggunakan kombinasi model pembelajaran Take and Give, Example

Non Example, dan Complete Sentence pada mata pelajaran IPA tentang

materi proses pembentukan tanah yang dilaksanakan dua siklus dengan

empat kali pertemuan.

a. Siklus I Pertemuan ke-1

Kegiatan pembelajaran pada tahap ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu

sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Mengucap salam dan menanyakan keadaan siswa.

b) Berdo’a

c) Guru melakukan absensi

d) Melakukan appersepsi dan mencoba memotivasi siswa

e) Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai siswa.

f) Menyampaikan garis besar materi dan langkah-langkah

kegiatan pembelajaran dengan kombinasi model pembelajaran

Take and Give, Example Non Example, dan Complete

Sentence.

2) Kegiatan Inti

a) Guru menyajikan materi mengenai batuan beku, batuan

sedimen dan batuan metamorf dengan tanya jawab.

b) Guru memberi siswa masing-masing satu kartu yang berisikan

materi tentang batuan beku, batuan sedimen dan batuan

metamorf untuk dibaca, dihafal serta diingat.

61
c) Guru meminta semua siswa berdiri dan kemudian mencari

pasangan untuk saling memberi informasi dari kartu yang dia

dapatkan minimal sebanyak 5 kali. Setiap siswa harus

mencatat nama pasangannya pada kartu yang dipegangnya

d) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang

anggotanya terdiri dari 3 orang siswa

e) Guru menampilkan alat peraga atau media berupa gambar

mengenai batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf

dipapan tulis.

f) Guru memberi penjelasan kepada siswa terkait media yang

yang ditampilkan guru

g) Guru membagikan LKK berupa paragraf yang kalimatnya

belum lengkap mengenai batuan beku, batuan sedimen dan

batuan metamorf kepada setiap kelompok

h) Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada

kelompok untuk memperhatikan dan menganalisis media

berupa gambar untuk menyelesaikan LKK yang telah

dibagikan

i) Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk menyusun

paragraf dengan melengkapi kalimat menggunakan kunci

jawaban yang tersedia

j) Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban yang

benar dari lember kerja kelompok yang telah dikerjakan

62
3) Kegiatan Penutup

a) Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran tentang batuan

beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.

b) Guru melakukan evaluasi (secara tertulis)

c) Guru memberikan umpan balik atas pembelajaran pada hari

ini dan memotivasi siswa yang belum dapat berpartisifasi aktif

dalam pembelajaran.

d) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

yaitu mempelajari tentang proses pembentukan tanah karena

pelaupak batuan

e) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.

b. Siklus I Pertemuan ke-2

Kegiatan pembelajaran pada tahap ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu

sebagai berikut :

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Mengucap salam dan menanyakan keadaan siswa.

b) Berdo’a

c) Guru melakukan absensi

d) Melakukan appersepsi dan mencoba memotivasi siswa

e) Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai siswa.

f) Menyampaikan garis besar materi dan langkah-langkah

kegiatan pembelajaran dengan kombinasi model pembelajaran

63
Take and Give, Example Non Example, dan Complete

Sentence.

2) Kegiatan Inti

a) Guru menyajikan materi mengenai pelapukan fisika,

pelapukan kimia, dan pelapukan biologi dengan tanya jawab.

b) Guru memberi siswa masing-masing satu kartu yang berisikan

materi tentang pelapukan fisika, pelapukan kimia, dan

pelapukan biologi untuk dibaca, dihafal serta diingat.

c) Guru meminta semua siswa berdiri dan kemudian mencari

pasangan untuk saling memberi informasi dari kartu yang dia

dapatkan minimal sebanyak 5 kali. Setiap siswa harus

mencatat nama pasangannya pada kartu yang dipegangnya

d) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang

anggotanya terdiri dari 3 orang siswa

e) Guru menempelkan media berupa gambar mengenai

pelapukan fisika, pelapukan kimia, dan pelapukan biologi

dipapan tulis.

f) Guru memberi penjelasan kepada siswa terkait media yang

yang ditampilkan guru

g) Guru membagikan LKK berupa paragraf yang kalimatnya

belum lengkap mengenai pelapukan fisika, pelapukan kimia,

dan pelapukan biologi kepada setiap kelompok

64
h) Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada

kelompok untuk memperhatikan dan menganalisis media

berupa gambar untuk menyelesaikan LKK yang telah

dibagikan

i) Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk menyusun

paragraf dengan melengkapi kalimat menggunakan kunci

jawaban yang tersedia

j) Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban yang

benar dari lember kerja kelompok yang telah dikerjakan

3) Kegiatan Penutup

a) Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran tentang

pelapukan fisika, pelapukan kimia, dan pelapukan biologi

b) Guru melakukan evaluasi (secara tertulis)

c) Guru memberikan umpan balik atas pembelajaran pada hari

ini dan memotivasi siswa yang belum dapat berpartisifasi aktif

dalam pembelajaran.

d) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

yaitu mempelajari tentang tanah pasir, tanah humus, dan tanah

liat

e) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.

c. Siklus II Pertemuan ke-1

Kegiatan pembelajaran pada tahap ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu

sebagai berikut:

65
1) Kegiatan Pendahuluan

a) Mengucap salam dan menanyakan keadaan siswa.

b) Berdo’a

c) Guru melakukan absensi

d) Melakukan appersepsi dan mencoba memotivasi siswa

e) Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai siswa.

f) Menyampaikan garis besar materi dan langkah-langkah

kegiatan pembelajaran dengan kombinasi model pembelajaran

Take and Give, Example Non Example, dan Complete

Sentence.

2) Kegiatan Inti

a) Guru menyajikan materi mengenai tanah pasir, tanah humus

dan tanah liat dengan tanya jawab.

b) Guru memberi siswa masing-masing satu kartu yang berisikan

materi tentang tanah pasir, tanah humus dan tanah liat untuk

dibaca, dihafal serta diingat.

c) Guru meminta semua siswa berdiri dan kemudian mencari

pasangan untuk saling memberi informasi dari kartu yang dia

dapatkan minimal sebanyak 5 kali. Setiap siswa harus

mencatat nama pasangannya pada kartu yang dipegangnya

d) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang

anggotanya terdiri dari 3 orang siswa

66
e) Guru menempelkan media berupa gambar mengenai tanah

pasir, tanah humus dan tanah liat dipapan tulis.

f) Guru memberi penjelasan kepada siswa terkait media yang

yang ditampilkan guru

g) Guru membagikan LKK berupa paragraf yang kalimatnya

belum lengkap mengenai tanah pasir, tanah humus dan tanah

liat kepada setiap kelompok

h) Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada

kelompok untuk memperhatikan dan menganalisis media

berupa gambar untuk menyelesaikan LKK yang telah

dibagikan

i) Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk menyusun

paragraf dengan melengkapi kalimat menggunakan kunci

jawaban yang tersedia

j) Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban yang

benar dari lember kerja kelompok yang telah dikerjakan

3) Kegiatan Penutup

a) Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran tentang tanah

pasir, tanah humus dan tanah liat .

b) Guru melakukan evaluasi (secara tertulis)

c) Guru memberikan umpan balik atas pembelajaran pada hari

ini dan memotivasi siswa yang belum dapat berpartisifasi aktif

dalam pembelajaran.

67
d) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

yaitu mempelajari tentang tanah kapur, tanah podzol, tanah

gambut

e) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.

d. Siklus II Pertemuan ke-2

Kegiatan pembelajaran pada tahap ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu

sebagai berikut :

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Mengucap salam dan menanyakan keadaan siswa.

b) Berdo’a

c) Guru melakukan absensi

d) Melakukan appersepsi dan mencoba memotivasi siswa

e) Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai siswa.

f) Menyampaikan garis besar materi dan langkah-langkah

kegiatan pembelajaran dengan kombinasi model pembelajaran

Take and Give, Example Non Example, dan Complete

Sentence.

2) Kegiatan Inti

a) Guru menyajikan materi mengenai tanah kapur, tanah podzol,

dan tanah gambut dengan tanya jawab

b) Guru memberi siswa masing-masing satu kartu yang berisikan

materi tentang tanah kapur, tanah podzol, dan tanah gambut

untuk dibaca, dihafal serta diingat.

68
c) Guru meminta semua siswa berdiri dan kemudian mencari

pasangan untuk saling memberi informasi dari kartu yang dia

dapatkan minimal sebanyak 5 kali. Setiap siswa harus

mencatat nama pasangannya pada kartu yang dipegangnya

d) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang

anggotanya terdiri dari 3 orang siswa

e) Guru menempelkan media berupa gambar mengenai tanah

kapur, tanah podzol, dan tanah gambut dipapan tulis.

f) Guru memberi penjelasan kepada siswa terkait media yang

yang ditampilkan guru

g) Guru membagikan LKK berupa paragraf yang kalimatnya

belum lengkap mengenai tanah kapur, tanah podzol, dan tanah

gambut kepada setiap kelompok

h) Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada

kelompok untuk memperhatikan dan menganalisis media

berupa gambar untuk menyelesaikan LKK yang telah

dibagikan

i) Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk menyusun

paragraf dengan melengkapi kalimat menggunakan kunci

jawaban yang tersedia

j) Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban yang

benar dari lember kerja kelompok yang telah dikerjakan

69
3) Kegiatan Penutup

a) Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran tentang tanah

kapur, tanah podzol, dan tanah gambut.

b) Guru melakukan evaluasi (secara tertulis)

c) Guru memberikan umpan balik atas pembelajaran pada hari

ini dan memotivasi siswa yang belum dapat berpartisifasi aktif

dalam pembelajaran.

d) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.

3. Pengamatan (Observasi)

Tahap observasi dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi

mengobservasi tentang kegiatan belajar mengajar, dan aktivitas siswa

dalam pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, serta aktivitas guru yang

dilakukan oleh observer dengan format yang telah dibuat. Penguasaan

materi pembelajaran diperoleh dari hasil tes akhir pelajaran dengan

menerapkan kombinasi model pembelajaran Take and Give, Example Non

Example, dan Complete Sentence. Semua hasil dicatat sebagai bahan

pertimbangan untuk melakukan refleksi.

Observasi dalam tindakan kelas ini dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh peneliti terhadap

aktivitas siswa, baik aktivitas siswa dalam kelompok maupun

individual.

b. Pengamatan yang dilakukan oleh observer kepada peneliti terhadap

proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti.

70
4. Refleksi

Refleksi dalam tindakan ini mengkaji, melihat dan merenungkan

kembali atas hasil atau dampak dari tindakan yang telah dicatat dalam

observasi. Hasil dari setiap pelaksanaan di analisis, direfleksikan dan

disimpulkan agar dapat dilakukan kembali perbaikan terhadap kelemahan

atau hambatan yang terjadi dan dicari solusi penyelesaian yang terbaik

serta langkah-langkah seterusnya untuk diterapkan pada siklus berikutnya,

agar penelitian ini dapat menemukan jalan untuk meningkatkan

kemampuan dan hasil belajar siswa dalam mempelajari materi tentang

proses pembentukan tanah dengan menerapkan kombinasi model

pembelajaran Take and Give, Example Non Example, dan Complete

Sentence.

E. Data dan Cara Pengambilan Data

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V C

SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah

siswa 30 orang.

2. Jenis Data

Data yang didapatkan adalah data aktivitas pembelajaran yang

dilakukan oleh siswa dan guru di kelas serta data hasil belajar siswa. Jenis

data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data

kuantitatif yakni:

71
a. Data kualitatif adalah data tentang aktivitas guru dan siswa dalam

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kombinasi model

pembelajaran Take and Give, Example Non Example, dan Complete

Sentence pada mata pelajaran IPA tentang materi proses pembentukan

tanah.

b. Data kuantitatif berupa data tentang hasil belajar siswa kelas V C

SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru pada mata pelajaran IPA tentang

materi proses pembentukan tanah.

3. Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan melalui metode sebagai berikut:

a. Data aktivitas guru diperoleh melalui observasi kegiatan mengajar

guru di kelas menggunakan kombinasi model pembelajaran Take and

Give, Example Non Example, dan Complete Sentence pada mata

pelajaran IPA tentang materi proses pembentukan tanah dengan

menggunakan lembar observasi aktivitas guru.

b. Data aktivitas siswa diperoleh melalui observasi kegiatan belajar

siswa di kelas menggunakan kombinasi model pembelajaran Take and

Give, Example Non Example, dan Complete Sentence pada mata

pelajaran IPA tentang materi proses pembentukan tanah dengan

menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.

c. Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes evaluasi pada setiap

pertemuan dan setiap siklus.

72
4. Teknik Analisis Data

a. Data Kualitatif

1) Data Observasi Aktivitas Guru

Analisis presentasi data aktivitas guru dibuat dengan rumus

statistik sebagai berikut:

Skor Tertinggi (ST) = 10 x 4 = 40

Skor Terendah (SR) = 10 x 1 = 10

R = ST – SR = 40 – 10 = 30
𝑅 30
Interval Kelas = 𝑛 = = 7,5 = 8
4

Table 3.1 Kriteria Aktivitas Guru

No Skor Kategori

1 34 – 40 Sangat Baik

2 26 - 33 Baik

3 18 – 25 Cukup

4 10 - 17 Kurang

2) Data Observasi Aktivitas Siswa

Analisis presentasi data aktivitas siswa dibuat dengan rumus

statistik sebagai berikut :

Skor Tertinggi (ST) = 6 x 4 = 24

Skor Terendah (SR) = 6 x 1 = 6

R = ST – SR = 24 – 6 = 18
𝑅 18
Interval Kelas = 𝑛 = = 4,5 = 5
4

73
Table 3.2 Kritreria Aktivitas Siswa

No Skor Kategori Persentase

1 21 – 24 82% - 100%
Sangat Aktif

2 16 – 20 63% - 81%
Aktif

3 11 – 15 44% - 62%
Cukup Aktif

4 6 – 10 25% - 43%
Kurang Aktif

b. Data Kuantitatif

Data Kuantitatif berupa nilai evaluasi pada akhir pertemuan

dianalisis dengan teknik persentase, kemudian di distribusikan dalam

bentuk tabel dan difrekuensikan dengan grafik. Adapun rumus

frekuensinya adalah sebagai berikut :

1) Ketuntasan Individual

Seorang siswa dikatakan telah mencapai ketuntasan

individual jika siswa tersebut telah menguasai konsep materi

tentang proses pembentukan tanah dengan kriteria ketuntasan

nilai akhir ≥75.

Jumlah skor yang diperoleh


Ketuntasan individual = X 100
Jumlah skor maksimal

2) Ketuntasan Klasikal

74
Suatu kelas dikatakan telah mencapai ketuntasan klasikal jika
≥85% dari seluruh siswa mencapai nilai ≥75.

Jumlah siswa yang Tuntas Belajar


Ketuntasan klasikal = X 100 %
Jumlah siswa keseluruhan

F. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi indikator

keberhasilan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam

pemebelajaran IPA pada materi proses pembentukan tanah dengan

menggunakan kombinasi model pembelajaran Take and Give, Example Non

Example, dan Complete Sentence.

1. Aktivitas Guru

Aktivitas guru dalam pembelajaran dikatakan berhasil jika dalam lembar

observasi aktivitas guru mencapai skor 34-40 dengan kategori sangat

baik.

2. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dalam pembelajaran dikatakan berhasil jika dalam lembar

observasi aktivitas siswa mencapai skor 21-24 dengan kategori sangat

aktif (82%-100%).

3. Hasil Belajar

a. Siswa mencapai ketuntasan individual jika siswa memperoleh nilai

akhir ≥75 pada tes evaluasi pembelajaran .

b. Ketuntasan klasikal tercapai jika suatu kelas telah mencapai ≥85%

dari jumlah siswa yang mencapai nilai akhir ≥75.

75
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setting/Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Tentang Sekolah

Tempat penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V C SDN 4

Loktabat Utara Banjarbaru pada semester genap tahun ajaran 2017/2018

dengan identitas sekolah sebagai berikut:

Nama Sekolah : SDN 4 Loktabat Utara

NIS : 10111032

NSS : 101150110032

NPSN : 30304575

Provinsi : Kalimantan Selatan

Kecamatan : Banjarbaru Utara

Kelurahan : Loktabat Utara

Alamat : Jln. Nilam 2 Komplek Amaco

Kode Pos : 70712

Status Sekolah : Negeri

Sarana dan prasarana yang dimiliki SDN 4 Loktabat Utara Banjarbru

terdiri dari ruang kelas, ruang kantor kepala sekolah, ruang guru, ruang tata

usaha, ruang UKS, ruang perpustakaan, musholla, kantin, tempat parkir,

gudang, toilet guru dan siswa.

76
Siswa kelas V C di SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru seluruhnya

berjumlah 30 orang. Terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa

perempuan. Ruang kelas cukup luas dengan ukuran panjang 6 meter dan

lebar 7 meter. Ruanag kelas disertai dengan sirkulasi udara dan penerangan

yang maksimal karena sisi kanan dan kiri menggunakan jendela kaca

dengan cat tembok berwarna krim muda. Meja dan kursi cukup tersedia

untuk menampung seluruh siswa yang berjumlah 30 orang. Penataan tempat

duduk siswa disusun secara berkelompok yaitu 6 orang siswa dengan 6 meja

dan 6 kursi pada setiap kelompok. Tempat duduk yang digunakan adalah

kursi yang terbuat dari kayu dan mejanya pun juga terbuat dari kayu,

sedangkan jenis papan tulis menggunakan papan tulis putih (whiteboard)

yang dapat ditulisi dengan spidol broadmarker. Kelas juga dilengkapi

lemari yang berisi buku-buku paket sebagai penunjang pembelajaran.

Ruangan kelas tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas listrik dan saklar

guna penerangan dan keperluan belajar serta 2 buah kipas angin. Ruangan

kelas ini dilengkapi dengan gambar-gambar yang bermuatan pendidikan,

administrasi kelas seperti struktur organisasi kelas, jadwal pelajaran, dan

jadwal piket kelas yang ditempel rapi pada dinding belakang kelas. Rak

sepatu juga terlihat di depan kelas dengan rapi karena para siswa sudah

terbiasa meletakkan sepatu mereka masing-masing pada rak sepatu yang

tersedia.

Kebiasaan siswa sebelum masuk kelas adalah menyiram tanaman dan

mempersiapkan papan tulis. Sedangkan kebiasaan siswa sebelum

77
melaksanakan pembelajaran adalah berdo'a sebelum belajar dan

menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sebelum pulang terlebih dahulu siswa

merapikan kelas, kemudian berdo'a, berbaris dan bersalaman dengan guru.

Proses belajar mengajar biasanya dilakukan guru dengan

menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan metode diskusi. Namun

juga tidak menutup kemungkinan guru menggunakan metode-metode lain

dengan memanfaatkan lingkungan secara maksimal, karena lingkungan di

sekitar sekolah cukup mendukung untuk membantu proses belajar mengajar.

2. Gambaran Umum Prestasi Belajar Siswa

Kegiatan pembelajaran kelas V C SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru

tahun ajaran 2017/2018 menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), begitu juga dengan standar kompetensi dan kompetensi

dasar di sesuaikan dengan KTSP itu sendiri.

Gambaran prestasi belajar kelas V C SDN 4 Loktabat Utara

Banjarbaru yang mendukung diadakannya Penelitin Tindakan Kelas dengan

mata pelajaran IPA khususnya materi proses pembentukan tanah dapat

dilihat dari data ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas V C SDN 4

Loktabat Utara Banjarbaru tahun ajaran 2016/2017 pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Kelas V C Tahun Ajaran 2016/2017

Nilai (Keterangan) Jumlah Siswa Persentasi

≥70 (tuntas) 11 siswa 37%

≤70 (tidak tuntas) 19 siswa 63%

78
Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti jelaskan, maka hal

tersebut berdampak terhadap rendahnya hasil belajar IPA terutama pada

materi proses pembentukan tanah yang didapatkan siswa kelas V C SDN 4

Loktabat Utara Banjarbaru. Masih terdapat beberapa siswa yang belum

memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dalam

pelajaran IPA yaitu 70. Pada tahun ajaran 2016/2017, dari hasil ulangan

siswa terdapat 19 siswa (63%) yang mendapatkan nilai dibawah KKM dan

yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 11 siswa (37%) dengan nilai

terendah yang diperoleh siswa adalah 42 dan nilai tertinggi adalah 100. Dari

gambaran data di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada tahun

ajaran 2016/2017 kurang memuaskan. Masih banyak siswa yang belum

mencapai KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah serta ketuntasan

hasil belajar siswa pun masih dibawah ≥80%. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa mata pelajaran IPA masih perlu perbaikan khusunya pada materi

proses pemebntukan tanah.

3. Masalah Dalam Pembelajaran

Masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran IPA siswa kelas V C

SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru adalah pembelajaran masih berisfat

konvensional, guru hanya menggunkan metode ceramah terutama pada

materi proses pembentukan tanah. Proses pembelajaran yang berlangsung

belum menggunakan hal-hal yang bersifat konkrit dan siswa kurang terlibat

langsung dalam proses pembelajaran, siswa juga cenderung pasif dalam

pembelajaran, dapat dilihat dari kurangnya interaksi langsung antara siswa

79
dengan siswa dan siswa dengan media pembelajaran, siswa tidak dapat

mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif, inovatif dan

sistematis, karena strategi pembelajaran berpikir tidak digunakan secara

baik dalam setiap proses pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran IPA

masih menekankan pada konsep-konsep yang terdapat di dalam buku, dan

juga belum memanfaatkan media dalam pembelajaran secara maksimal,

serta minat membaca siswa masih rendah.

B. Persiapan Penelitian

Persiapan-persiapan yang dilaksanakan oleh peneliti sebelum

melaksanakan tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1. Persiapan Administrasi

Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas pada mata

pelajaran IPA di kelas V C SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru pada materi

proses pembentukan tanah dengan menggunakan kombinasi model

pembelajaran Take and Give, Example Non Example dan Complete

Sentence, maka peneliti pertama-tama membuat rencana penelitian yaitu

proposal penelitian tindakan kelas yang kemudian di setujui oleh dosen

pembimbing dengan di tanda tanganinya lembar persutujan proposal pada

tanggal 02 April 2018. Setelah proposal disetujui selanjutnya adalah

mempersiapkan izin penelitian antara lain sebagai berikut:

80
a. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian secara tertulis

yang diajukan kepada Ketua Program S1 PGSD FKIP Unlam

Banjarmasin pada tanggal 3 April 2018.

b. Berdasarkan surat permohonan izin penelitian tersebut, Ketua

Program S1 PGSD FKIP Unlam Banjarmasin memberikan surat

pengantar dengan nomor : 1012/UN8.1.2.5.3/KM/2018 yang diajukan

kepada Kepala Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota

Banjarbaru pada tanggal 11 April 2018.

c. Peneliti mengajukan surat izin penelitian secara tertulis yang diajukan

kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kota Banjarbaru pada tanggal 14 April 2018.

d. Berdasarkan pengajuan surat izin penelitian tersebut, Kepala Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota

Banjarbaru memberikan izin penelitian pada tanggal 16 April 2018

dengan Nomor : 261 / IV / DPMPTSP / 2018 untuk diajukan kepada

Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru.

e. Peneliti mengantar surat pengantar izin penelitian dari Kepala Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota

Banjarbaru ke kantor Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru pada tanggal

17 April 2018.

f. Peneliti menerima surat rekomendasi izin penelitian dari Kepala Dinas

Pendidikan Kota Banjarbaru pada tanggal 18 April 2018 dengan

Nomor : 426 / 0906 / Set/Disdik.

81
g. Selanjutnya surat tersebut diserahkan kepada Kepala Sekolah SDN 4

Loktabat Utara Banjarbaru.

h. Peneliti menerima surat izin penelitian dari SDN 4 Loktabat Utara

Banjarbaru pada tanggal 19 April 2018 dengan nomor : 421.2 / 174 /

SDN 4 Loktabat Utara / 2018. Peneliti siap melaksanakan penelitian

di kelas V C SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru.

i. Setelah selesai melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka

Kepala Sekolah SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru memberikan surat

pernyataan pada tanggal 7 Mei 2018 dengan nomor 421.2 / 176 / SDN

4 Loktabat Utara / 2018, yang menyatakan telah selesai melaksanakan

penelitian.

2. Persiapan Penunjukkan Observer

Observer bertugas untuk mengamati aktivitas peneliti dalam kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan kombinasi model pembelajaran Take

and Give, Example Non Example, dan Complete Sentence, peneliti

menunjuk Ibu Irma Yuliana Sari,S.Pd selaku wali kelas V C SDN 4

Loktabat Utara Banjarbaru sebagai observer. Peneliti memilih Ibu Irma

Yuliana Sari,S.Pd sebagai observer karena Ibu Irma Yuliana Sari,S.Pd

lebih memahami kondisi dan keadaan siswa kelas V C dan juga karena Ibu

Irma Yuliana Sari,S.Pd yang mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

di kelas V C. Hal ini tentunya dapat mempermudah peneliti untuk

mempelajari karakteristik siswa yang akan diteliti, serta melakukan

koordinasi dengan observer langkah apa saja yang perlu dilakukan dalam

82
melaksanakan penelitian tindakan kelas nantinya. Selain itu alasan peneliti

memilih Ibu Irma Yuliana Sari,S.Pd sebagai oberver karena pendidikan

terakhir Ibu Irma Yuliana Sari,S.Pd adalah S1 dan beliau sudah

berpengalaman di dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti menjelaskan terlebih

dahulu tentang lembar observasi dan rubrik aktivitas guru yang sudah

dibuat oleh peneliti agar observer tidak mengalami kebingungan saat

melakukan proses pengamatan dan penilaian. Pelaksanaan proses belajar

mengajar dalam kegiatan ini dilakukan oleh peneliti sendiri, sehingga

sebelum melaksanakan tindakan kelas peneliti terlebih dahulu

berkomunikasi dengan observer untuk penyamaan persepsi sehingga

penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dapat sesuai dengan yang

diharapkan.

3. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas

Persiapan Penilitian Tidakan Kelas yang dilakukan peneliti adalah

sebagai berikut:

a. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berserta

lampiran.

b. Mempersiapakan alat peraga dan media pembelajaran yang diperlukan

dalam proses pembelajaran.

c. Membuat lembar observasi dan rubrik pengamatan aktivitas guru dan

aktivitas siswa selama pembelajaran.

83
d. Mempersiapkan pembagian kelompok dengan anggota kelompok 3

orang.

e. Menyusun jadwal penelitian yang akan dilaksanakan selama 4 kali

pertemuan dan berlangsung selama 2 jam pelajaran dengan alokasi

waktu 35 menit untuk 1 jam pelajaran di kelas V C SDN 4 Loktabat

Utara Banjarbaru. Berikut tabel jadwal penelitian yang dilaksanakan :

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Hari, Tanggal Pertemuan Waktu Waktu

1. Kamis, 19 April 2018 1 10.00 - 11.10

2. Sabtu, 21 April 2018 2 08.00 - 09.10

3. Selasa, 24 April 2018 3 10.00 - 11.10

4. Jum’at, 27 April 2018 4 08.00 - 09.10

C. Pelaksanaan Tindakan Kelas

Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan

masing-masing siklus terdapat dua kali pertemuan dan dilaksanakan di kelas V

C SDN 4 Lokatabat Utara Banjarbaru, dengan menggunakan kombinasi model

pembelajaran Take and Give, Example Non Example, dan Complete Sentence

pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan materi proses

pembentukan tanah.

84
1. Pelakasanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Pertemuan 1

a) Perencanaan

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Kamis,

tanggal 19 April 2018 pada pukul 10.00-11.10 WITA. Pada pertemuan

pertama di siklus I ini membahas materi atau pokok bahasan tentang

jenis-jenis batuan.

Sebelum memulai pembelajaran, guru menyiapkan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan bahan ajar/materi

media/alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, kemudian

menyiapkan tugas yang akan dikerjakan siswa baik berupa tugas

kelompok (LKK) maupun tugas individual (tes evaluasi). Guru juga

menyerahkan lembar observasi aktivitas guru beserta rubrik penilaiannya

kepada observer (pengamat) guna memberikan penilaian terhadap

aktivitas guru pada saat proses pembelajaran berlangsung menggunakan

kombinasi model pembelajaran Take and Give, Example Non Example,

dan Complete Sentence.

Secara garis besar aktivitas yang dilakukan guru pada kegiatan

pendahuluan adalah mengucap salam dan menanyakan keadaan siswa,

melakukan absensi, melakukan appersepsi dan mencoba memotivasi

siswa, menyampaikan kompetensi yang akan dicapai siswa dan

menyampaikan garis besar materi dan langkah-langkah kegiatan

pembelajaran dengan kombinasi model pembelajaran Take and Give,

Example Non Example, dan Complete Sentence..

85
Secara garis besar aktivitas yang dilakukan guru pada kegiatan inti

adalah menyajikan materi mengenai batuan beku, batuan sedimen dan

batuan metamorf dengan tanya jawab, memberi siswa masing-masing

satu kartu yang berisikan materi untuk dibaca, dihafal serta diingat,

meminta semua siswa berdiri dan kemudian mencari pasangan untuk

saling memberi informasi dari kartu yang dia dapatkan minimal sebanyak

5 kali, membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang anggotanya

terdiri dari 3 orang siswa, menampilkan alat peraga atau media berupa

gambar mengenai batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf di

papan tulis, memberi penjelasan kepada siswa terkait alat peraga atau

media yang yang ditampilkan , membagikan LKK berupa paragraf yang

kalimatnya belum lengkap mengenai batuan beku, batuan sedimen dan

batuan metamorf kepada setiap kelompok, memberi arahan dan memberi

kesempatan kepada kelompok untuk memperhatikan dan menganalisis

alat peraga atau media berupa gambar untuk menyelesaikan LKK yang

telah dibagikan, memberi durasi kepada kelompok untuk berdiskusi

menyusun paragraf dengan melengkapi kalimat menggunakan kunci

jawaban yang tersedia, bertanya jawab mengenai jawaban yang benar

dari lember kerja kelompok yang telah dikerjakan

Pada kegiatan penutup, secara garis besar aktivitas yang dilakukan

oleh guru adalah menyimpulkam materi pelajaran, melakukan evaluasi,

memberikan umpan balik dan menyampaikan rencana pembelajaran pada

pertemuan selanjutnya.

86
b) Pelaksanaan

1) Kegiatan Pendahuluan

Guru memasuki ruang kelas V C pada hari kamis pukul 10.00

WITA. Guru memulai proses pembelajaran dengan mengucap salam

yang kemudian dijawab oleh seluruh siswa dengan serempak.

Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu

memperkenalkan diri kepada siswa yaitu nama lengkap, nama

panggilan, serta program studi. Setelah memperkenalkan diri guru

menanyakan keadaan siswa apakah sudah siap untuk belajar dan

seluruh siswa menjawab bahwa mereka sudah siap untuk belajar.

Kemudian guru mengecek kehadiran siswa satu persatu dengan

meminta siswa mengangkat tangan jika namanya disebut. Kehadiran

siswa pada pertemuan pertama siklus I hanya 29 orang karena 1 orang

tidak hadir tanpa keterangan.

Guru menyampaikan kepada seluruh siswa bahwa hari ini akan

belajar tentang jenis-jenis batuan dan meminta siswa untuk membuka

buku pelajaran mereka pada halaman 195, kemudian menyampaikan

kepada siswa kompetensi yang harus mereka capai pada pembelajaran

hari ini adalah mereka harus bisa membedakan jenis-jenis batuan.

Setelah itu guru menyampaikan garis besar pembelajaran yaitu siswa

akan diberi kartu materi masing-masing kemudian mereka akan

mencari pasangan untuk bertukar kartu materi dengan teman yang lain

setelah itu pembagian kelompok untuk mengamati gambar dan

87
mengerjakan LKK kemudian mengoreksi secara bersama hasil dari

kerja kelompok yang telah di kerjakan oleh setiap kelompok dengan

kegiatan tanya jawab.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dimulai dengan guru melakukan tanya jawab

dengan siswa tentang jenis-jenis dari batuan beku, batuan sedimen,

dan batuan metamorf. Guru bertanya kepada siswa ada berapa jenis

batuan dari batuan beku dan seluruh siswa menjawab ada 4 bu,

sebutkan batu apa saja dan siswa menjawab batu apung, batu obsidian,

batu granit dan batu basal. Kemudian untuk batuan sedimen ada 5

jenis, sebutkan batu apa saja dan seluruh siswa menjawab batu

konglomerat, batu pasir, batu serpih, batu gamping dan batu breksi.

Kemudian batuan metamorf, guru bertanya kepada siswa ada berapa

jenis batuan dari batuan metamorf dan seluruh siswa menjawab ada 2

bu, sebutkan batu apa saja dan siswa menjawab batu pualam dan batu

sabak. Guru bertanya kembali kepada siswa tentang batuan beku yang

terbentuk karena apa dan salah satu siswa menjawab batuan beku

terbentuk karena magma dan lava yang membeku, guru bertanya lagi

batuan sedimen terbentuk karena apa kemudian di jawab oleh salah

satu siswa batuan sedimen terbentuk karena pengendapan dan terakhir

guru bertanya kepada siswa tentang batuan metamorf yang terbentuk

karena apa dan salah satu siswa menjawab batuan metamorf terbentuk

88
karena batuan beku dan batuan sedimen yang berubah karena panas

dan tekanan.

Guru membagikan kartu yang berisikan materi yang rigkas

kepada setiap siswa, setelah kartu di bagikan guru memberi arahan

kepada siswa untuk menuliskan nama lengkap mereka di kartu materi

tersebut kemudian meminta siswa untuk membaca, menghafal dan

mengingat isi materi dari kartu yang mereka pegang dengan durasi

waktu 3 menit. Dalam waktu 3 menit tersebut siswa terlihat antusias

untuk menghafalkan isi materi dari kartu yang mereka pegang

meskipun ada 2/3 orang siswa yang terlihat tidak menghapalkan

materi dari kartunya.

Setelah 3 menit guru meminta seluruh siswa berdiri kemudian

guru memberi penjelasan bahwa mereka nanti akan melakukan

kegiatan mencari pasangan untuk bertukar kartu materi dengan

temannya dan memberi arahan terlebih dahulu bagaimana prosedur

dari bertukar kartu materi. Guru juga menyampaikan bahwa mereka

harus mencari pasangan minimal sebanyak 5 kali untuk bertukar kartu

materi setelah itu guru mempersilahkan siswa untuk mulai mencari

pasangan. Siswa dengan antusias dan semangat mencari pasangan

untuk bertukar kartu materi kemudian mencatat nama pasangan

mereka serta menghafalkan isi materi dari kartu pasangannya. Ketika

siswa mencari pasangan guru mengamati siswa mana saja yang tidak

mengikuti perintah untuk mencari pasangan namun tidak ada satu pun

89
siswa yang tidak mengikuti perintah, seluruh siswa sibuk untuk

mencari pasangan kemudian bertukar kartu materi dengan

pasangannya.

Guru membagi siswa menjadi 10 kelompok, pembagian

kelompok dilakukan secara hetrogen, berdasarkan prestasi dan jenis

kelamin, dalam membagi kelompok guru juga membantu siswa

menyusun meja untuk duduk secara berkelompok. Setelah siswa

duduk berkelompok secara rapi kemudian guru menyampaikan kepada

siswa tujuan dari di adakannya kelompok-kelompok yaitu agar mereka

belajar secara berkelompok untuk mamahami materi pelajaran dengan

menyelesaikan LKK dan mengamati gambar.

Guru menampilkan media pembelajaran kepada seluruh siswa,

Sebelum media di letakkan di papan tulis seluruh siswa bertanya-

tanya gambar apa itu bu. Kemudian guru meletakkannya di papan tulis

ditempat yang bisa dilihat oleh semua siswa dengan jelas. Ketika

media sudah diletakkan di papan tulis seluruh siswa mengamati

gambar-gambar yang tersusun di sebuah karton. Setelah menampilkan

media guru memberikan penjelasan terkait media yang di tampilkan.

Dalam memberikan penjelasan terkait media yang di tampilkan, guru

juga menggunakan alat peraga yaitu berupa batu secara langsung agar

dalam memberikan penjelasan siswa dapat mengamati secara

langsung ciri-ciri dari batuan yang di pelajari.

90
Guru membagikan lembar kerja kelompok kepada setiap

kelompok yang mana lembar kerja kelompok tersebut berupa paragraf

yang kalimatnya belum lengkap mengenai batuan beku, batuan

sedimen dan batuan metamorf dan tugas dari setiap kelompok adalah

melengkapi kalimat tersebut dengan menggunakan kunci jawaban

yang tersedia. Setelah lembar kerja kelompok dibagikan guru

memberi arahan kepada siswa untuk menuliskan nama anggota

kelompoknya dan memberi prosedur atau cara pengerjaan lembar

kerja kelompok kepada siswa dengan jelas, kemudian mempersilahkan

siswa untuk mengerjakan lembar kerja kelompok dengan durasi waktu

15 menit, selama 15 menit guru berkeliling ke setiap kelompok untuk

memastikan kelompok mendisukusikan jawabannya, dan terlihat

setiap kelompok saling berbagi tugas mengerjakan lembar kerja

kelompoknya ada yang bertugas mencari jawaban di buku pelajaran

dan ada juga yang bertugas menuliskan jawabannya di lembar kerja

kelompok.

Setelah waktu 15 menit untuk berdiskusi habis, guru meminta

kelompok menukarkan lembar kerja kelompok mereka dengan

kelompok di depannya untuk di koreksi secara bersama atas jawaban

yang diberikan setiap kelompok melalui kegiatan tanya jawab. Guru

bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban yang benar dari

lembar kerja kelompok yang telah di kerjakan. Dalam tanya jawab

guru membacakan soal kemudian menunjuk salah satu siswa untuk

91
menjawab, jika jawaban yang disampaikan siswa salah maka guru

memberikan jawaban yang benar dan meminta siswa untuk menyilang

jawaban dari kelompok lain jika jawaban yang diberikan salah.

Setalah kegiatan tanya jawab berakhir guru kemudian meminta siswa

untuk kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.

3) Kegiatan Penutup

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran

yang dimulai dengan memberi pertanyaan kepada siswa yakni jadi

kita tadi belajar tentang apa anak-anak. Setelah menyimpulkan

pembelajaran guru memberikan tes evaluasi kepada setiap siswa untuk

dikerjakan secara mandiri dengan durasi waktu 10 menit. Saat

mengerjakan tes evaluasi guru mengingatkan siswa untuk menjawab

secara mandiri tidak mencontek teman dan tidak membuka buku.

Semua siswa terlihat serius saat mengerjakannya.

Setelah evaluasi selesai dilaksanakan guru memberikan umpan

balik kepada siswa bahwa pembelajaran hari ini sudah cukup bagus

dan menyenangkan, mereka sudah bertukar kartu materi, mengerjakan

LKK serta menyampaikan jawaban saat ditanya. Setelah memberikan

umpan balik guru menyampaikan bahwa untuk pertemuan selanjutnya

akan mempelajari tentang proses pembentukan tanah karena

pelapukan batuan dan meminta siswa untuk mempelajarinya dirumah.

Guru mengucapkan terima kasih kepada siswa atas perhatian mereka

92
saat mengikuti proses belajar mengajar kemudian megakhiri

pembelajaran dengan mengucap salam.

c) Hasil Observasi

Data hasil observasi yang didapat dari hasil penelitian kemudian

dirangkum dalam sebuah tabel lembar observasi yang telah disiapkan

sebelumya. Data tersebut terdiri dari data hasil observasi kegiatan

pembelajaran untuk guru, data keaktivan siswa, serta data hasil belajar

siswa. Untuk lebih jelasnya, data hasil observasi pada pertemuan pertama

siklus I dapat dilihat dalam uraian berikut.

1) Observasi Aktivitas Guru

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran

yang telah dilakukan guru pada materi jenis-jenis batuan dengan

menggunakan kombinasi model pembelajaran Take and Give,

Example Non Exampele, dan Complete Sentence yang telah

dilaksanakan selama 2x35 menit dapat diperoleh data sebagai berikut:

93
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1

Skor Jumlah
No Langkah-langkah Pembelajaran
1 2 3 4 Skor
Kegiatan Pendahuluan
1. Mengucap salam dan menanyakan keadaan siswa 4 17
2. Melakukan Absensi 4
3. Melakukan apersepsi dan mencoba memotivasi siswa 2
4. Menyampaikan kompetensi yang akan di capai siswa 3
5. Menyampaikan garis besar materi dan langkah-langkah 4
kegiatan pembelajaran dengan kombinasi model
pembelajaran Take and Give, Example Non Example,
dan Complete Sentence.
Kegiatan Inti
1. Guru menyajikan materi sesuai topik dengan tanya 4 33
jawab
2. Guru memberikan kartu yang berisi materi kepada 3
masing masing siswa
3. Guru meminta siswa mencari pasangan untuk saling 2
memberi informasi dari kartu yang dia dapatkan
minimal sebanyak 5 kali
4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang 4
anggotanya terdiri dari 3 orang siswa
5. Guru menampilkan media berupa gambar dipapan tulis 4
6. Guru memberi penjelasan kepada siswa tentang media 3
yang di tampilkan
7. Guru membagikan lembar kerja kelompok berupa 3
paragraf yang kalimatnya belum lengkap
8. Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada 4
kelompok untuk memperhatikan dan menganalisis
media berupa gambar untuk menyelesaikan LKK yang
telah dibagikan
9. Guru memberi durasi waktu kepada kelompok untuk 3
berdiskusi menyusun paragraf dengan melengkapi
kalimat menggunakan kunci jawaban yang tersedia
10. Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban 3
yang benar dari lembar kerja kelompok yang telah di
kerjakaan
Kegiatan Penutup
1. Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran 3 17
2. Guru melakukan evaluasi 4
3. Guru memberikan umpan balik 3
4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada 3
pertemuan selanjutnya
5. Guru menutup salam dengan mengucap salam 4

94
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer

terhadap langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru,

kegiatan inti yang di laksanakan guru memperoleh jumlah skor yaitu

33 yang termasuk dalam kategori “baik”, dengan analisis sebagai

berikut:

1. Guru menyajikan materi sesuai topik dengan tanya jawab

memperoleh skor 4, yang dilakukan guru adalah melakukan

kegiatan tanya jawab yang sesuai dengan topik, menggunakan

bahasa yang mudah dimengerti, memberikan pertanyaan yang

sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan kegiatan

tanya jawab dengan suara yang jelas.

2. Guru memberikan kartu yang berisi materi kepada masing masing

siswa memperoleh skor 3, yang dilakukan guru adalah

memberikan kartu secara merata kepada seluruh siswa, kartu

materi yang di berikan berisikan materi yang ringkas, setelah

membagikan kartu guru memberikan arahan kepada siswa untuk

menuliskan nama dan membaca, menghafal dan mengingat materi

dari kartu yang mereka pegang.

3. Guru meminta siswa mencari pasangan untuk saling memberi

informasi dari kartu yang dia dapatkan minimal sebanyak 5 kali

memperoleh skor 2, yang dilakukan guru adalah memberi

perintah yang jelas kepada siswa untuk mencari pasangan, guru

95
juga mencatat nama siswa yang tidak mengikuti perintah untuk

mencari pasangan.

4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang

anggotanya terdiri dari 3 orang siswa memperoleh skor 4, yang

dilakukan guru adalah membagi siswa menjadi 10 kelompok,

pembagian kelompok dilakukan secara heterogen, berdasarkan

prestasi dan jenis kelamin, mengarahkan siswa untuk duduk

secara berkelompok, memberi penjelasan kepada siswa tujuan

dari di adakannya kelompok-kelompok, dan membagi kelompok

dengan tidak membeda-bedakan kelompok satu dengan kelompok

yang lainnya.

5. Guru menampilkan media berupa gambar dipapan tulis

memperoleh skor 4, yang dilakukan guru adalah menampilkan

media berupa gambar yang sesuai dengan materi yaitu jenis-jenis

batuan, meletakkkan gambar ditempat yang bisa dilihat semua

siswa dengan jelas, menggunakan gambar yang mampu menarik

perhatian siswa dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

6. Guru memberi penjelasan kepada siswa tentang media yang di

tampilkan memperoleh skor 3, yang dilakukan guru adalah

memberi penjelasan kepada siswa tentang media yang di

tampilkan dengan suara yang lantang dan jelas, penjelasan yang

diberikan guru sudah sesaui dengan kompetensi yang akan

96
dicapai , dan disertai dengan pemberian tekanan suara pada kata-

kata tertentu

7. Guru membagikan lembar kerja kelompok berupa paragraf yang

kalimatnya belum lengkap memperoleh skor 3, yang dilakukan

guru adalah membagikan lembar kerja kelompok yang dapat

membuat siswa untuk berpikir dan bekerja sama, pada lembar

kerja kelompok yang guru bagikan petunjuk atau tugas setiap

kelompok sudah tertulis jelas, dan juga mampu menarik minat

siswa untuk mengerjakan.

8. Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada

kelompok untuk memperhatikan dan menganalisis media berupa

gambar untuk menyelesaikan LKK yang telah dibagikan

memperoleh skor 4, yang dilakukan guru adalah menyampaikan

prosedur atau cara pengerjaan lembar kerja kelompok dengan

jelas, memfasilitasi sebuah media berupa gambar untuk setiap

kelompok, memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk

memeperhatikan dan menganlisis media dengan mandiri, dan

memberikan bantuan jika kelompok memerlukan bantuan.

9. Guru memberi durasi waktu kepada kelompok untuk berdiskusi

menyusun paragraf dengan melengkapi kalimat menggunakan

kunci jawaban yang tersedia memperoleh skor 3, yang dilakukan

guru adalah memberi durasi waktu yang jelas yaitu 15 menit

untuk menyelesaikan LKK, mengawasi setiap kelompok dengan

97
berkeliling ke setiap kelompok untuk memastikan kelompok

mendiskusikan jawabannya, dan memberi durasi waktu yang

sama kepada setiap kelompok.

10. Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban yang

benar dari lembar kerja kelompok yang telah di kerjakan

memperoleh skor 3, yang dilakukan guru adalah melakukan

kegiatan tanya jawab yang merata kepada seluruh siswa tidak

hanya dengan satu siswa saja, menghargai pendapat yang di

sampaikan siswa ketika siswa menyampaikan jawaban yang salah

saat di tanya guru dan kemudian menyampaikan jawaban yang

benar.

2) Observasi Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa yang

diamati pada kegiatan pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 pada materi

jenis-jenis batuan dengan menggunakan kombinasi model

pembelajaran Take and Give, Example Non Exampele, dan Complete

Sentence yang telah dilaksanakan selama 2x35 menit dapat diperoleh

data sebagai berikut:

98
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1

Aspek KA CA A SA
Klasikal
No. yang
Diamati %
F % F % F % F %
1. A 1 3,45 2 6,90 18 62,06 8 27,59 89,65
2. B - - 3 10,35 16 55,17 10 34,48 89,65
3. C - - 4 13,79 17 58,62 8 27,59 86,21
4. D - - 3 10,34 13 44,83 13 44,83 89,66
5. E - - 2 6,90 17 58,62 10 34,48 93.10
6. F 3 10,35 9 31,03 17 58,62 - - 58,62

Jumlah 506,89

Rata-rata Klasikal 84,48

Kriteria Sangat
Aktif

Keterangan Aspek:
A = Siswa menjawab dan bertanya saat guru menyajikan materi
B = Siswa membaca, menghafal dan mengingat isi materi dari kartu
yang diberikan
C = Siswa mencari pasangan minimal sebanyak 5 kali
D = Siswa mengamati media dan memberi perhatian terhadap
penjelasan yang diberikan guru
E = Siswa mengumpulkan informasi dan bekerja sama dalam
kelompok.
F = Siswa memberi jawaban yang benar saat di tanya oleh guru
tentang hasil kerja kelompok

Berdasarkan hasil observasi siswa yang telah dilaksanakan, dari

tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa pada aspek A yaitu siswa

menjawab dan bertanya saat guru menyajikan materi memperoleh

99
persentase klasikal sebanyak 89,65%. Pada aspek B yaitu siswa

membaca, menghafal dan mengingat isi materi dari kartu yang

diberikan memperoleh persentase klasikal sebanyak 89,65%. Pada

aspek C yaitu siswa mencari pasangan minimal sebanyak 5 kali

memperoleh persentase klasikal sebanyak 86,21%. Pada aspek D yaitu

siswa mengamati media dan memberi perhatian terhadap penjelasan

yang diberikan guru memperoleh persentase klasikal sebanyak

89,66%. Pada aspek E yaitu siswa mengumpulkan informasi dan

bekerja sama dalam kelompok memperoleh persentase klasikal

sebanyak 93,10%. Pada aspek F yaitu siswa memberi jawaban yang

benar saat di tanya oleh guru tentang hasil kerja kelompok

memperoleh persentase klasikal sebanyak 58,62%. Berikut grafik

hasil observasi siswa secara klasikal pada setiap aspek:

Grafik Observasi Aktivitas Siswa


Siklus I Pertemuan 1
100.00% 93.10%
89.65% 89.65% 89.66%
86.21%
90.00%
80.00%
70.00% 58.62%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
A B C D E F

Gambar 4.1 Grafik Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1

100
Jika dilihat berdasarkan aktivitas siswa yang menunjukkan

bahwa dalam proses pembelajaran pada materi jeni-jenis batuan

menggunakan kombinasi model pembelajaran Take and Give,

Example Non Example, dan Complete Sentence terbagi menjadi 4

klasifikasi yaitu sangat aktif, aktif, cukup aktif, kurang aktif yang

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Sangat Aktif 9 31,03%

2. Aktif 15 51,73%

3. Cukup Aktif 5 17,24%

4. Kurang Aktif - -

Jumlah 29 100%

Berdasarkan tabel di atas jika di nilai dari keseluruhan aspek,

siswa yang mendapatkan kriteria sangat aktif ada 9 orang (31,03%),

siswa yang mendapatkan kriteria aktif ada 15 orang (51,73%), siswa

yang mendapatkan kriteria cukup aktif ada 5 orang (17,24%), dan

siswa yang mendapatkan kriteria kurang aktif tidak ada. Berikut grafik

rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1:

101
Grafik Rekapitulasi Hasil Observasi
Sktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1
15
16
14
12
9
10
8
5
6
4
2 0
0
Sangat Aktif Aktif Cukup Akti Kurang Aktif

Gambar 4.2 Grafik Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1

3) Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil tes tertulis yang dilaksanakan diakhir

pembelajaran Siklus I pertemuan 1 didapatkan data nilai untuk

mengetahui hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

102
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1

% Ketuntasan
No Rentang Skor Frekuensi Tidak
Tuntas
Tuntas
91-100 4 13,79% -
1
81-90 8 27,59% -
2
71-80 4 13,79% -
3
61-70 10 - 34,48%
4
51-60 1 - 3,45%
5
41-50 1 - 3,45%
7
31-40 1 - 3,45%
8
29 55,17% 44,83%
Jumlah

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui nilai yang

diperoleh siswa yakni pada rentang skor 91-100 ada 4 siswa yang

masuk dalam kategori tuntas sebanyak 13,79%, pada rentang skor 81-

90 ada 8 siswa yang masuk dalam kategori tuntas sebanyak 27,59%,

pada rentang skor 71-80 ada 4 siswa yang masuk dalam kategori

tuntas sebanyak 13,79%, pada rentang skor 61-70 ada 10 siswa yang

masuk dalam kategori tidak tuntas sebanyak 34,48%, pada rentang

skor 51-60 ada 1 siswa yang masuk dalam kategori tidak tuntas

sebanyak 3,45%, pada rentang skor 41-50 ada 1 siswa yang masuk

dalam kategori tidak tuntas sebanyak 3,45%, pada rentang skor 31-40

ada 1 siswa yang masuk dalam kategori tidak tuntas sebanyak 3,45%.

Berikut grafik rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I pertemuan 1:

103
Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar
Siswa Siklus I Pertemuan 1
10
10
8
8

6
4 4
4

2 1 1 1

0
91-100 81-90 71-80 61-70 51-60 41-50 31-40

Gambar 4.3 Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I

Pertemuan 1

Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar siswa belum maksimal karena hasil belajar siswa masih

rendah. Ketuntasan klasikal hasil belajar yang dicapai siswa untuk

siklus I pertemuan 1 belum dapat dikatakan tuntas karena masih

kurang yakni 55,17% dan belum mencapai indikator keberhasilan

secara klasikal yaitu ≥85 % . Jika dilihat dari hasil belajar siswa

tersebut kebanyakan siswa yang tidak tuntas dikarenakan siswa

mengalami kesulitan dalam memahami soal yang diberikan guru.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

104
Tabel 4.7 Keterangan Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus I Pertemuan 1

Nomor Frekuensi Jawaban Siswa


Kategori
Soal Benar Salah
C3(Penerapan) 26 3
1
C2(Pemahaman) 29 0
2
C3(Penerapan) 27 2
3
C4(Analisis) 11 18
4
C2(Pemahaman) 28 1
5
C3(Penerapan) 25 4
6
C3(Penerapan) 19 10
7
C2(Pemahaman) 21 8
8
C3(Penerapan) 4 25
9
C3(Penerapan) 24 5
10

Berdasarakan tabel 4.7, siswa kebanyakan menjawab salah

dalam menjawab soal nomor 4 dengan kategori C4(analisis) dan soal

nomor 9 dengan kategori C3(penerapan). Hal ini disebabkan siswa

mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang berbentuk jenis

soal merincikan (C4) dan menentukan (C3).

105
Tabel 4.8 Keterangan Soal Evaluasi Essay Siklus I Pertemuan 1

Frekuensi jawaban siswa


Soal Kategori Semua Sebagian Sebagian
Salah
benar besar benar kecil benar

Jelaskan
penyebab
terbentuknya
C4 dan
batuan beku 16 8 3 2
C2
dan tuliskan
dua contoh
batuan beku!

Berdasarakan tabel 4.8, soal Essay masuk kategori C4 dan C2

yaitu mendiagnosis (C4) dan mencontohkan (C2), siswa yang

memberikan jawaban dengan benar sebanyak 16 orang, siswa yang

memberikan jawaban sebagian besar benar sebanyak 8 orang, siswa

yang memberikan jawaban sebagian kecil benar sebanyak 3 orang,

dan siswa yang memberikan jawaban salah sebanyak 2 orang.

Tabel 4.9 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1

Pertemuan 1 Ketuntasan
Nilai
Frekuensi Persentase
>75 16 55,17% Tuntas

<75 13 44,83%. Tidak Tuntas

Berdasarkan tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa dengan Kriteria

Kentuntasan Minimal yaitu 75, maka jumlah siswa yang tuntas adalah

sebanyak 16 orang dengan persentase yaitu 55,17%, sedangkan

106
jumlah siswa yang tidak tuntas adalah sebanyak 13 orang dengan

persentasi 44,83%. Ketuntasan klasikal hasil belajar yang dicapai

siswa untuk siklus I pertemuan 1 belum dapat dikatakan tuntas

karena masih kurang yakni 55,17% dan belum mencapai indikator

keberhasilan secara klasikal yaitu ≥85 %. Berikut grafik ketuntasan

hasil belajar siswa siklus I pertemuan 1:

Grafik Ketuntasan Hasil Belajar


Siswa Siklus I Pertemuan 1

44.83%

55.17% Tuntas
Tidak Tuntas

Gambar 4.4 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

Pertemuan 1

107
d) Refleksi

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa serta

hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 maka didapatkan beberapa

aspek yang perlu direfleksi, yaitu antara lain :

1) Aktivitas Guru

Pada siklus I pertemuan 1 aktivitas guru hanya memperoleh skor

33 yang termasuk dalam kategori “Baik”. Dalam pembelajaran ini

berdasarkan langkah-langkah kombinasi model pembelajaran Take

and Give, Example Non Example, dan Complete Sentence yang

disusun, tidak seluruhnya terlaksana dengan baik dan belum berhasil

mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu dengan

kategori “Sangat Baik”. Semua aspek sudah dilaksanakan oleh guru

dan sesuai dengan langkah-langkah model yang diterapkan, namun

dalam lembar observasi aktivitas guru masih ada 1 aspek yang

mendapat skor 2.

Aspek tersebut adalah meminta siswa mencari pasangan untuk

saling memberi informasi dari kartu yang dia dapatkan minimal

sebanyak 5 kali, aspek ini mendapat skor 2 hal ini dikarenakan guru

hanya melakukan kegiatan memberi perintah yang jelas kepada siswa

untuk mencari pasangan dan mencatat nama siswa yang tidak

mengikuti perintah untuk mencari pasangan. Pada pertemuan

mendatang akan ditambahkan kegiatan guru untuk mengkondisikan

108
kelas agar tetap tertib dan tidak ribut serta memperhatikan seberapa

banyak setiap siswa berganti pasangan.

Saat meminta siswa mencari pasangan guru sudah memberi

perintah yang jelas kepada siswa untuk mencari pasangan, guru juga

mencatat nama siswa yang tidak mengikuti perintah untuk mencari

pasangan, namun pada saat siswa mencari pasangan kondisi kelas

sangat tidak tertib seluruh siswa bergerombolan untuk mencari

pasangan, pada saat siswa mencari pasangan guru belum mampu

untuk memperhatikan seberapa banya setiap siswa berganti pasangan.

2) Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I

pertemuan 1, aktivitas siswa yang dinilai oleh observer menyatakan

bahwa ada 9 orang siswa yang berada di kategori sangat aktif dengan

persentase 31,03%, 15 orang siswa yang berada di kategori aktif

dengan persentase 51,73%, dan 5 orang siswa yang berada di kategori

cukup aktif dengan persentase 17,24%. Secara klasikal skor siswa

pada setiap aspek yang memperoleh skor paling rendah adalah pada

aktivitas siswa memberi jawaban yang benar saat di tanya oleh guru

tentang hasil kerja kelompok dengan persentase 58,62% hal ini

dikarenakan kebanyakan siswa masih kurang percaya diri untuk

menyampaikan pendapat mereka saat ditanya mereka takut jika

jawaban yang mereka sampaikan salah. Dengan demikian pada

pertemuan mendatang guru harus lebih bisa meyakinkan siswa untuk

109
bisa percaya diri menyampaikan jawaban mereka yaitu bisa dengan

memberi penguatan nonverbal kepada setiap siswa yang sudah berani

menyampaikan pendapat atau jawaban saat ditanya meskipun jawaban

yang mereka berikan salah.

3) Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 masih dikatakan

belum berhasil karena masih dibawah indikator keberhasilan yang di

tentukan. Pada pertemuan ini masih terdapat 13 siswa dari 29 siswa

yang memperoleh nilai di bawah KKM, ini artinya hanya 55,17%

siswa yang mencapai kategori tuntas. Secara individu siswa bisa

dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai ≥75 sedangkan secara

klasikal bisa dikatakan berhasil apabila ≥85%. Hasil belajar pada

pertemuan ini tentunya masih sangat jauh dari indikator keberhasilan

yang telah ditentukan.

Ketidakberhasilan hasil belajar ini dikarenakan siswa

kebanyakan salah dalam menjawab soal pilihan ganda nomor 4 dan

nomor 9 dimana soal tersebut merupakan soal analisis (C4) dan

penerapan (C3). Pada soal pilihan ganda nomor 4 sebanyak 18 siswa

yang menjawab salah dan pada soal pilihan ganda nomor 9 sebanyak

25 siswa yang menjawab salah. Hal ini di karenakan siswa belum

memahami apa yang di sampaikan guru, siswa belum bisa merincikan

apa saja yang menjadi ciri-ciri dari batu apung dan belum bisa

menentukan pengertian dari batu pualam. Sedangkan pada soal essay

110
hanya 16 siswa yang menjawab dengan tepat, hal ini dikarenakan

siswa masih tidak teliti dalam hal mendiagnosis penyebab

terbentuknya batuan beku dan mencontohkan dengan benar apa yang

diminta pada soal.

Berdasarkan uraian diatas, pada pertemuan mendatang peneliti

harus sering melakukan pengulangan penjelasan dan melakukan tes

pemahaman materi kepada siswa sebelum melaksanakan evaluasi.

Serta pada saat evaluasi berlangsung guru hendaknya memberi

perintah kepada siswa untuk mengecek ulang jawaban mereka

sebelum dikumpulkan, yang mana perbaikan ini akan dilaksanakan

peneliti pada pertemuan kedua. Hendaknya peneliti dapat

memperbaiki aspek-aspek yang belum maksimal agar proses

pembelajaran menjadi lebih baik lagi dan lebih optimal.

2. Pelakasanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Pertemuan 2

a) Perencanaan

Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari sabtu,

tanggal 21 April 2018 pada pukul 08.00-09.10 WITA. Pada pertemuan

kedua di siklus I ini membahas materi atau pokok bahasan tentang

pelapukan batuan.

Sebelum memulai pembelajaran, guru menyiapkan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang pelapukan batuan, menyiapkan

bahan ajar/materi media/alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan

111
pembelajaran, kemudian menyiapkan tugas yang akan dikerjakan siswa

baik berupa tugas kelompok (LKK) maupun tugas individual (tes

evaluasi). Guru juga menyerahkan lembar observasi aktivitas guru

beserta rubrik penilaiannya kepada observer (pengamat) guna

memberikan penilaian terhadap aktivitas guru pada saat proses

pembelajaran berlangsung menggunakan kombinasi model pembelajaran

Take and Give, Example Non Example, dan Complete Sentence.

Secara garis besar aktivitas yang dilakukan guru pada kegiatan

pendahuluan adalah mengucap salam dan menanyakan keadaan siswa,

melakukan absensi, melakukan appersepsi dan mencoba memotivasi

siswa, menyampaikan kompetensi yang akan dicapai siswa dan

menyampaikan garis besar materi dan langkah-langkah kegiatan

pembelajaran dengan kombinasi model pembelajaran Take and Give,

Example Non Example, dan Complete Sentence..

Secara garis besar aktivitas yang dilakukan guru pada kegiatan inti

adalah menyajikan materi mengenai pelapukan fisika, pelapukan kimia,

dan pelapukan biologi dengan tanya jawab, memberi siswa masing-

masing satu kartu yang berisikan materi untuk dibaca, dihafal serta

diingat, meminta semua siswa berdiri dan kemudian mencari pasangan

untuk saling memberi informasi dari kartu yang dia dapatkan minimal

sebanyak 5 kali, membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang

anggotanya terdiri dari 3 orang siswa, menampilkan alat peraga atau

media berupa gambar mengenai pelapukan fisika, pelapukan kimia, dan

112
pelapukan biologi di papan tulis, memberi penjelasan kepada siswa

terkait alat peraga atau media yang yang ditampilkan , membagikan LKK

berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap mengenai pelapukan

fisika, pelapukan kimia, dan pelapukan biologi kepada setiap kelompok,

memberi arahan dan memberi kesempatan kepada kelompok untuk

memperhatikan dan menganalisis alat peraga atau media berupa gambar

untuk menyelesaikan LKK yang telah dibagikan, memberi durasi kepada

kelompok untuk berdiskusi menyusun paragraf dengan melengkapi

kalimat menggunakan kunci jawaban yang tersedia, bertanya jawab

mengenai jawaban yang benar dari lember kerja kelompok yang telah

dikerjakan.

Pada kegiatan penutup, secara garis besar aktivitas yang dilakukan

oleh guru adalah menyimpulkam materi pelajaran, melakukan evaluasi,

memberikan umpan balik dan menyampaikan rencana pembelajaran pada

pertemuan selanjutnya yaitu membahas tentang tanah pasir, tanah humus,

dan tanah liat.

b) Pelakasanaan

1) Kegiatan Pendahuluan

Guru memasuki ruang kelas V C pada hari sabtu pukul 08.00

WITA. Guru memulai proses pembelajaran dengan mengucap salam

yang kemudian dijawab oleh seluruh siswa dengan serempak.

Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu menanyakan

113
keadaan siswa apakah sudah siap untuk belajar dan seluruh siswa

menjawab bahwa mereka sudah siap untuk belajar. Kemudian guru

mengecek kehadiran siswa satu persatu dengan meminta siswa

mengangkat tangan jika namanya disebut. Kehadiran siswa pada

pertemuan kedua siklus I adalah 30 orang. Setelah mengecek

kehadiran siswa guru mencoba memberi motivasi kepada siswa

dengan dengan tepuk semangat, semua siswa terlihat antusias untuk

melakukan gerakan tepuk semangat.

Guru menanyakan kembali tentang pembelajaran pada

pertemuan sebelumnya membahas materi tentang apa dan seluruh

siswa menjawab bahwa pembelajaran sebelumnya membahas tentang

jenis batuan. Kemudian guru meyampaikan kepada seluruh siswa

bahwa hari ini akan belajar tentang pelapukan batuan dan meminta

siswa untuk membuka buku pelajaran mereka pada halaman 199,

kemudian menyampaikan kepada siswa kompetensi yang harus

mereka capai pada pembelajaran hari ini adalah mereka harus mampu

mengidentifikasi proses pembentukan tanah karena pelapukan fisika,

kimia, dan biologi. Setelah itu guru menyampaikan garis besar

pembelajaran yaitu siswa akan diberi kartu materi masing-masing

kemudian mereka akan mencari pasangan dengan formasi dibagi

menjadi 2 kubu untuk bertukar kartu materi dengan teman yang lain,

setelah itu pembagian kelompok untuk mengamati gambar dan

mengerjakan LKK kemudian mengoreksi secara bersama hasil dari

114
kerja kelompok yang telah di kerjakan oleh setiap kelompok dengan

kegiatan tanya jawab.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dimulai dengan guru melakukan tanya jawab

dengan siswa tentang proses pembentukan tanah karena pelapukan

batuan. Guru bertanya kepada siswa permukaan bumi selalu berubah

sepanjang masa, apa salah satu penyebabnya dan salah satu siswa

siswa menjawab karena adanya pelapukan batuan. Guru bertanya

kembali ada 3 jenis pelapukan batuan sebutkan pelapukan apa saja dan

seluruh siswa menjawab pelapukan fisika, pelapukan kimia, dan

pelapukan biologi. Guru kemudian bertanya kepada siswa tentang

pelapukan fisika disebabkan oleh apa dan salah satu siswa menjawab

bahwa pelapukan fisika dapat disebabkan karena perubahan tekanan,

namun jawaban yang diberikan kurang tepat jadi guru memberikan

jawaban yang benar yaitu pelapukan fisika dapat disebabkan karena

perubahan suhu. Kemudian guru bertanya lagi kepada siswa tentang

pelapukan kimia disebabkan oleh apa dan salah satu siswa menjawab

bahwa pelapukan kimia disebabkan oleh oksigen dan uap air di udara

mudah bersenyawa atau bergabung dengan berbagai zat. Guru

bertanya lagi kepada siswa tentang penyebab pelapukan biologi dan

seluruh siswa menjawab bahwa pelapukan biologi disebabkan oleh

aktivitas makhluk hidup.

115
Guru membagi siswa menjadi 2 kubu kemudian memberikan

kartu yang berisikan materi yang ringkas kepada setiap siswa, setelah

kartu di bagikan guru memberi arahan kepada siswa untuk menuliskan

nama lengkap mereka di kartu materi tersebut kemudian meminta

siswa untuk membaca, menghafal dan mengingat isi materi dari kartu

yang mereka pegang dengan durasi waktu 3 menit. Dalam waktu 3

menit tersebut siswa terlihat antusias untuk menghafalkan isi materi

dari kartu yang mereka pegang meskipun ada 2/3 orang siswa yang

terlihat hanya membaca sekilas isi materi dari kartu yang

dipegangnya.

Setelah 3 menit guru memberi penjelasan bahwa mereka nanti

akan melakukan kegiatan mencari pasangan untuk bertukar kartu

materi dengan temannya tetapi hanya dengan teman sesama kubunya

dan memberi arahan terlebih dahulu bagaimana prosedur dari

bertukar kartu materi. Guru juga mencontohkan terlebih dahulu

bagaiamna prosedur bertukar kartu materinya dan menyampaikan

bahwa mereka harus mencari pasangan minimal sebanyak 5 kali untuk

bertukar kartu materi setelah itu guru mempersilahkan siswa untuk

mulai mencari pasangan. Siswa dengan antusias dan semangat

mencari pasangan untuk bertukar kartu materi kemudian mencatat

nama pasangan mereka serta menghafalkan isi materi dari kartu

pasangannya. Selama proses bertukar kartu materi guru sambil

116
memperhatikan dan mencatat siswa yang tidak mengikuti perintah

untuk mencari pasangan.

Guru membagi siswa menjadi 10 kelompok, pembagian

kelompok dilakukan secara hetrogen, berdasarkan prestasi dan jenis

kelamin, dalam membagi kelompok guru juga membantu siswa

menyusun meja untuk duduk secara berkelompok. Setelah siswa

duduk berkelompok secara rapi kemudian guru menyampaikan kepada

siswa tujuan dari di adakannya kelompok-kelompok yaitu agar mereka

belajar secara berkelompok untuk mamahami materi pelajaran dengan

menyelesaikan LKK dan mengamati gambar.

Guru menampilkan media pembelajaran kepada seluruh siswa,

sebelum media di letakkan di papan tulis seluruh siswa bertanya-tanya

gambar apa itu bu. Kemudian guru meminta 2 orang siswa untuk

membantu menempelkan media berupa gamabar di papan tulis

ditempat yang bisa dilihat oleh semua siswa dengan jelas. Ketika

media sudah diletakkan di papan tulis seluruh siswa mengamati

gambar-gambar yang tersusun di sebuah karton. Setelah menampilkan

media guru memberikan penjelasan terkait media yang di tampilkan

dengan suara yang lantang dan jelas dan disertai pemberian tekanan

suara pada kata-kata tertentu. Media yang di tampilkan adalah

gambar2 yang terkait dengan pelapukan batuan secara fisika, kimia

dan biologi yang dapat membantu siswa dalam mengidentifikasi

penyebab pelapukan-pelapukan batuan tersebut.

117
Guru membagikan lembar kerja kelompok kepada setiap

kelompok yang mana lembar kerja kelompok tersebut berupa paragraf

yang kalimatnya belum lengkap mengenai pelapukan fisika,

pelapukan kima, dan pelapukan biologi kemudian tugas dari setiap

kelompok adalah melengkapi kalimat tersebut dengan menggunakan

kunci jawaban yang tersedia. Setelah lembar kerja kelompok

dibagikan guru memberi arahan kepada siswa untuk menuliskan nama

anggota kelompoknya dan memberi prosedur atau cara pengerjaan

lembar kerja kelompok kepada siswa dengan jelas, kemudian

mempersilahkan siswa untuk mengerjakan lembar kerja kelompok

dengan durasi waktu 15 menit, selama 15 menit guru berkeliling ke

setiap kelompok untuk memastikan kelompok mendisukusikan

jawabannya, dan memberikan bantuan kepada setiap kelompok jika

ada yang dipertanyakan. Guru juga memberi kesempatan kepada

setiap kelompok untuk mengamati dan menganalisis media ketika

menyelesaikan lembar kerja kelompok. Setiap kelompok terlihat

saling berbagi tugas mengerjakan lembar kerja kelompoknya ada yang

bertugas mencari jawaban di buku pelajaran dan ada juga yang

bertugas menuliskan jawabannya di lembar kerja kelompok.

Guru mengingatkan kepada setiap kelompok ketika 13 menit

sudah terlewati untuk berdiskusi dan menayampaikan bahwa masih

ada 2 menit sisa waktu untuk berdiskusi. Setelah waktu habis, guru

meminta kelompok menukarkan lembar kerja kelompok mereka

118
dengan kelompok di depannya untuk di koreksi secara bersama atas

jawaban yang diberikan setiap kelompok melalui kegiatan tanya

jawab.

Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban yang

benar dari lembar kerja kelompok yang telah di kerjakan mengenai

pelapukan fisika, pelapukan kimia dan pelapukan biologi. Dalam

tanya jawab guru membacakan soal kemudian menunjuk salah satu

siswa untuk menjawab, jika jawaban yang disampaikan siswa salah

maka guru memberikan jawaban yang benar dan meminta siswa untuk

menyilang jawaban dari kelompok lain jika jawaban yang diberikan

salah. Setelah kegiatan tanya jawab berakhir guru kemudian meminta

siswa untuk kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.

3) Kegiatan Penutup

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran

yang dimulai dengan memberi pertanyaan kepada siswa yakni jadi

kita tadi belajar tentang apa anak-anak dan seluruh siswa menjawab

belajar tentang pelapukan batuan bu ada 3 jenis pelapuka batuan yaitu

pelapukan secara fisika, pelapukan secara kimia dan pelapukan secara

biologi. Setelah menyimpulkan pembelajaran guru memberikan tes

evaluasi kepada setiap siswa untuk dikerjakan secara mandiri dengan

durasi waktu 10 menit. Saat mengerjakan tes evaluasi guru

mengingatkan siswa untuk menjawab secara mandiri tidak mencontek

119
teman dan tidak membuka buku. Semua siswa terlihat serius saat

mengerjakannya.

Evaluasi selesai dilaksanakan guru kemudian memberikan

umpan balik kepada siswa bahwa pembelajaran hari ini sudah bagus

dan menyenangkan, mereka sudah mampu bertukar kartu materi

dengan baik, mengerjakan LKK serta menyampaikan jawaban saat

ditanya. Setelah memberikan umpan balik guru menyampaikan bahwa

untuk pertemuan selanjutnya akan mempelajari tentang jenis-jenis

tanah yaitu tanah pasir, tanah humus, dan tanah liat dan meminta

siswa untuk mempelajarinya dirumah. Guru mengucapkan terima

kasih kepada siswa atas perhatian mereka saat mengikuti proses

belajar mengajar kemudian megakhiri pembelajaran dengan mengucap

salam.

c) Hasil Observasi

Data hasil observasi yang didapat dari hasil penelitian kemudian

dirangkum dalam sebuah tabel lembar observasi yang telah disiapkan

sebelumya. Data tersebut terdiri dari data hasil observasi kegiatan

pembelajaran untuk guru, data keaktivan siswa, serta data hasil belajar

siswa. Untuk lebih jelasnya, data hasil observasi pada pertemuan kedua

siklus I dapat dilihat dalam uraian berikut.

120
1) Observasi Aktivitas Guru

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran

yang telah dilakukan guru pada materi pelapukan batuan dengan

menggunakan kombinasi model pembelajaran Take and Give,

Example Non Exampele, dan Complete Sentence yang telah

dilaksanakan selama 2x35 menit dapat diperoleh data sebagai berikut:

121
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 2

Skor Jumlah
No Langkah-langkah Pembelajaran
1 2 3 4 Skor
Kegiatan Pendahuluan
1. Mengucap salam dan menanyakan keadaan siswa 4 18
2. Melakukan Absensi 4
3. Melakukan apersepsi dan mencoba memotivasi siswa 3
4. Menyampaikan kompetensi yang akan di capai siswa 3
5. Menyampaikan garis besar materi dan langkah-langkah 4
kegiatan pembelajaran dengan kombinasi model
pembelajaran Take and Give, Example Non Example,
dan Complete Sentence.
Kegiatan Inti
1. Guru menyajikan materi sesuai topik dengan tanya 4 35
jawab
2. Guru memberikan kartu yang berisi materi kepada 3
masing masing siswa
3. Guru meminta siswa mencari pasangan untuk saling 3
memberi informasi dari kartu yang dia dapatkan
minimal sebanyak 5 kali
4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang 4
anggotanya terdiri dari 3 orang siswa
5. Guru menampilkan media berupa gambar dipapan tulis 4
6. Guru memberi penjelasan kepada siswa tentang media 3
yang di tampilkan
7. Guru membagikan lembar kerja kelompok berupa 3
paragraf yang kalimatnya belum lengkap
8. Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada 4
kelompok untuk memperhatikan dan menganalisis
media berupa gambar untuk menyelesaikan LKK yang
telah dibagikan
9. Guru memberi durasi waktu kepada kelompok untuk 4
berdiskusi menyusun paragraf dengan melengkapi
kalimat menggunakan kunci jawaban yang tersedia
10. Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban 3
yang benar dari lembar kerja kelompok yang telah di
kerjakaan
Kegiatan Penutup
1. Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran 3 17
2. Guru melakukan evaluasi 4
3. Guru memberikan umpan balik 3
4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada 3
pertemuan selanjutnya
5. Guru menutup salam dengan mengucap salam 4

122
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer

terhadap langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru,

kegiatan inti yang di laksanakan guru memperoleh jumlah skor yaitu

35 yang termasuk dalam kategori “sangat baik”, dengan analisis

sebagai berikut:

1. Guru menyajikan materi sesuai topik dengan tanya jawab

memperoleh skor 4, yang dilakukan guru adalah melakukan

kegiatan tanya jawab yang sesuai dengan topik, menggunakan

bahasa yang mudah dimengerti, memberikan pertanyaan yang

sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan kegiatan

tanya jawab dengan suara yang jelas.

2. Guru memberikan kartu yang berisi materi kepada masing masing

siswa memperoleh skor 3, yang dilakukan guru adalah

memberikan kartu yang berisikan materi yang ringkas,

memberikan arahan kepada siswa untuk menuliskan nama dan

membaca, menghafal dan mengingat materi dari kartu yang

mereka pegang, dan memberikan kartu secara merata kepada

seluruh siswa.

3. Guru meminta siswa mencari pasangan untuk saling memberi

informasi dari kartu yang dia dapatkan minimal sebanyak 5 kali

memperoleh skor 3, yang dilakukan guru adalah memberi

perintah yang jelas kepada siswa untuk mencari pasangan,

memperhatikan seberapa banyak setiap siswa berganti pasangan

123
dan kemudian mencatat nama siswa yang tidak mengikuti

perintah untuk mencari pasangan.

4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang

anggotanya terdiri dari 3 orang siswa memperoleh skor 4, yang

dilakukan guru adalah membagi siswa menjadi 10 kelompok,

pembagian kelompok dilakukan secara heterogen, berdasarkan

prestasi dan jenis kelamin, mengarahkan siswa untuk duduk

secara berkelompok, memberi penjelasan kepada siswa tujuan

dari di adakannya kelompok-kelompok, dan membagi kelompok

dengan tidak membeda-bedakan kelompok satu dengan kelompok

yang lainnya.

5. Guru menampilkan media berupa gambar dipapan tulis

memperoleh skor 4, yang dilakukan guru adalah menampilkan

media berupa gambar yang sesuai dengan materi yaitu jenis-jenis

batuan, meletakkkan gambar ditempat yang bisa dilihat semua

siswa dengan jelas, menggunakan gambar yang mampu menarik

perhatian siswa dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

6. Guru memberi penjelasan kepada siswa tentang media yang di

tampilkan memperoleh skor 3, yan dilakukan guru adalah

memberi penjelasan kepada siswa tentang media yang di

tampilkan suara yang lantang dan jelas, penjelasan yang diberikan

guru sudah sesuii dengan kompetensi yang akan dicapai, serta

memberikan penjelasan secara terstruktur.

124
7. Guru membagikan lembar kerja kelompok berupa paragraf yang

kalimatnya belum lengkap memperoleh skor 3, yang dilakukan

guru adalah membagikan lembar kerja kelompok yang dapat

membuat siswa untuk berpikir dan bekerja sama, pada lembar

kerja kelompok yang guru bagikan petunjuk atau tugas setiap

kelompok sudah tertulis jelas, dan juga mampu menarik minat

siswa untuk mengerjakan.

8. Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada

kelompok untuk memperhatikan dan menganalisis media berupa

gambar untuk menyelesaikan LKK yang telah dibagikan

memperoleh skor 4, yang dilakukan guru adalah menyampaikan

prosedur atau cara pengerjaan lembar kerja kelompok dengan

jelas, memfasilitasi sebuah media berupa gambar untuk setiap

kelompok, memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk

memeperhatikan dan menganlisis media dengan mandiri, dan

memberikan bantuan jika kelompok memerlukan bantuan.

9. Guru memberi durasi waktu kepada kelompok untuk berdiskusi

menyusun paragraf dengan melengkapi kalimat menggunakan

kunci jawaban yang tersedia memperoleh skor 4, yang dilakukan

guru adalah memberi durasi waktu yang jelas yaitu 15 menit

untuk menyelesaikan LKK, mengawasi setiap kelompok dengan

berkeliling ke setiap kelompok untuk memastikan kelompok

mendiskusikan jawabannya, mengingatkan kelompok ketika

125
waktu untuk berdiskusi hampir selesai serta memberikan durasi

waktu yang sama kepada setiap kelompok.

10. Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban yang

benar dari lembar kerja kelompok yang telah di kerjakaan

memperoleh skor 3, yang dilakuka guru adalah melakukan

kegiatan tanya jawab yang merata kepada seluruh siswa tidak

hanya dengan satu siswa saja, menghargai pendapat yang di

sampaikan siswa dan kemudian menyampaikan jawaban yang

benar jika siswa menyampaikan jawaban yang salah saat di tanya.

2) Observasi Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa yang

diamati pada kegiatan pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 pada materi

pelapukan batuan dengan menggunakan kombinasi model

pembelajaran Take and Give, Example Non Exampele, dan Complete

Sentence yang telah dilaksanakan selama 2x35 menit dapat diperoleh

data sebagai berikut:

126
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2

Aspek KA CA A SA
Klasikal
No. yang
Diamati %
F % F % F % F %
1. A - - 3 10,00 23 76,67 4 13,33 90,00
2. B - - 3 10,00 18 60,00 9 30,00 90,00
3. C - - 6 20,00 14 46,67 10 33,33 80,00
4. D - - 4 13,33 21 70,00 5 16,67 86,67
5. E - - 6 20,00 17 56,67 7 23,33 80,00
6. F - - 2 6,67 22 73,33 6 20,00 93,33

Jumlah 520

Rata-rata Klasikal 86,67

Kriteria Sangat
Aktif

Keterangan Aspek:
A = Siswa menjawab dan bertanya saat guru menyajikan materi
B = Siswa membaca, menghafal dan mengingat isi materi dari kartu
yang diberikan
C = Siswa mencari pasangan minimal sebanyak 5 kali
D = Siswa mengamati media dan memberi perhatian terhadap
penjelasan yang diberikan guru
E = Siswa mengumpulkan informasi dan bekerja sama dalam
kelompok.
F = Siswa memberi jawaban yang benar saat di tanya oleh guru
tentang hasil kerja kelompok

Berdasarkan hasil observasi siswa yang telah dilaksanakan, dari

tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa pada aspek A yaitu siswa

menjawab dan bertanya saat guru menyajikan materi memperoleh

127
persentase klasikal sebanyak 90%. Pada aspek B yaitu siswa

membaca, menghafal dan mengingat isi materi dari kartu yang

diberikan memperoleh persentase klasikal sebanyak 90%. Pada aspek

C yaitu siswa mencari pasangan minimal sebanyak 5 kali memperoleh

persentase klasikal sebanyak 80%. Pada aspek D yaitu siswa

mengamati media dan memberi perhatian terhadap penjelasan yang

diberikan guru memperoleh persentase klasikal sebanyak 86,67%.

Pada aspek E yaitu siswa mengumpulkan informasi dan bekerja sama

dalam kelompok memperoleh persentase klasikal sebanyak 80%. Pada

aspek F yaitu siswa memberi jawaban yang benar saat di tanya oleh

guru tentang hasil kerja kelompok memperoleh persentase klasikal

sebanyak 93,33%. Berikut grafik hasil observasi siswa secara klasikal

pada setiap aspek:

Grafik Observasi Aktivitas Siswa


Siklus I Pertemuan 2
93.33%
94.00%
92.00% 90.00% 90.00%
90.00%
86.67%
88.00%
86.00%
84.00%
82.00% 80.00% 80.00%
80.00%
78.00%
76.00%
74.00%
72.00%
A B C D E F

Gambar 4.5 Grafik Observasi Aktivatas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2

128
Jika dilihat berdasarkan aktivitas siswa yang menunjukkan

bahwa dalam proses pembelajaran pada materi pelapukan batuan

menggunakan kombinasi model pembelajaran Take and Give,

Example Non Example, dan Complete Sentence terbagi menjadi 4

klasifikasi yaitu sangat aktif, aktif, cukup aktif, kurang aktif yang

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Sangat Aktif 4 13,33%

2. Aktif 24 80,00%

3. Cukup Aktif 2 6,67%

4. Kurang Aktif - -

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas jika di nilai dari keseluruhan aspek,

siswa yang mendapatkan kriteria sangat aktif ada 4 orang (13,33%),

siswa yang mendapatkan kriteria aktif ada 24 orang (80%), siswa yang

mendapatkan kriteria cukup aktif ada 2 orang (6,67%), dan siswa

yang mendapatkan kriteria kurang aktif tidak ada. Berikut grafik

rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 2 :

129
Grafik Rekapitulasi Hasil Observasi
Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2
24
25

20

15

10
4
5 2
0
0
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif

Gambar 4.6 Grafik Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I

Pertemuan 2

3) Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil tes tertulis yang dilaksanakan diakhir

pembelajaran Siklus I pertemuan 2 didapatkan data nilai untuk

mengetahui hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

130
Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2

% Ketuntasan
No Rentang Skor Frekuensi Tidak
Tuntas
Tuntas
91-100 16 53,33% -
1
81-90 5 16,67% -
2
71-80 2 6,67% -
3
61-70 4 - 13,33%
4
51-60 3 - 10,00%
5
30 76,67% 23,33%
Jumlah

Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat diketahui nilai yang

diperoleh siswa yakni pada rentang skor 91-100 ada 16 siswa yang

masuk dalam kategori tuntas sebanyak 53,33%, pada rentang skor 81-

90 ada 5 siswa yang masuk dalam kategori tuntas sebanyak 16,67%,

pada rentang skor 71-80 ada 2 siswa yang masuk dalam kategori

tuntas sebanyak 6,67%, pada rentang skor 61-70 ada 4 siswa yang

masuk dalam kategori tidak tuntas sebanyak 13,33%, pada rentang

skor 51-60 ada 3 siswa yang masuk dalam kategori tidak tuntas

sebanyak 10%. Berikut grafik rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I

pertemuan 2:

131
Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar
Siswa Siklus I pertemuan 2
16
16

14

12

10

6 5
4
4 3
2
2

0
91-100 81-90 71-80 61-70 51-60

Gambar 4.7 Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I

Pertemuan 2

Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar siswa belum maksimal karena hasil belajar siswa masih

rendah. Ketuntasan klasikal hasil belajar yang dicapai siswa untuk

siklus I pertemuan 2 belum dapat dikatakan tuntas karena masih

kurang yakni 76,67% dan belum mencapai indikator keberhasilan

secara klasikal yaitu ≥85 %. Jika dilihat dari hasil belajar siswa

tersebut kebanyakan siswa yang tidak tuntas dikarenakan siswa

mengalami kesulitan dalam memahami soal yang diberikan guru.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

132
Tabel 4.14 Keterangan Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus I Pertemuan 2

Nomor Frekuensi Jawaban Siswa


Kategori
Soal Benar Salah
C4(Analisis) 27 3
1
C3(Penerrapan) 28 2
2
C3(Penerapan) 23 7
3
C4(Analisis) 28 2
4
C2(Pemahaman) 24 6
5
C3(Penerapan) 27 3
6
C3(Penerapan) 29 1
7
C3(Penerapan) 14 16
8
C4(Analisis) 24 6
9
C3(Penerapan) 28 2
10

Berdasarakan tabel 4.14 siswa kebanyakan menjawab salah

dalam menjawab soal nomor 8 dengan kategori C3(penerapan). Hal

ini disebabkan siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal

yang berbentuk jenis soal menentukan (C3).

133
Tabel 4.15 Keterangan Soal Evaluasi Essay Siklus I Pertemuan 2

Frekuensi jawaban siswa


Soal Kategori Semua Sebagian Sebagian
Salah
benar besar benar kecil benar

Jelaskan
penyebab
terjadinya
pelapukan
fisika, C4 23 4 2 1
pelapukan
kimia, dan
pelapukan
biologi!

Berdasarakan tabel 4.15 soal Essay masuk kategori C4 yaitu

mendiagnosis (C4), siswa yang memberikan jawaban dengan benar

sebanyak 23 orang, siswa yang memberikan jawaban sebagian besar

benar sebanyak 4 orang, siswa yang memberikan jawaban sebagian

kecil benar sebanyak 2 orang, dan siswa yang memberikan jawaban

salah sebanyak 1 orang.

Tabel 4.16 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2

Pertemuan 1 Ketuntasan
Nilai
Frekuensi Persentase
>75 23 76,67% Tuntas

<75 7 23,33%. Tidak Tuntas

Berdasarkan tabel 4.16 dapat disimpulkan bahwa dengan

Kriteria Kentuntasan Minimal yaitu 75, maka jumlah siswa yang

134
tuntas adalah sebanyak 23 orang dengan persentase yaitu 76,67%,

sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas adalah sebanyak 7 orang

dengan persentase 23,33%. Ketuntasan klasikal hasil belajar yang

dicapai siswa untuk siklus I pertemuan 2 belum dapat dikatakan

tuntas karena masih kurang yakni 76,67% dan belum mencapai

indikator keberhasilan secara klasikal yaitu ≥85 %. Berikut grafik

ketuntasan hasil belajar siswa siklus I pertemuan 2:

Grafik Ketuntasan Hasil Belajar


Siswa Siklus I Pertemuan 2

23%

Tuntas

77% Tidak Tuntas

Gambar 4.8 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

Pertemuan 2

135
d) Refleksi

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa serta

hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 2 maka didapatkan beberapa

aspek yang perlu direfleksi, yaitu antara lain :

1) Aktivitas Guru

Pada siklus I pertemuan 2 aktivitas guru memperoleh skor 35

yang termasuk dalam kategori “sangat baik”, tetapi masih ada

beberapa aspek yang mendapat skor 3. Dalam pembelajaran ini

berdasarkan langkah-langkah kombinasi model pembelajaran Take

and Give, Example Non Example, dan Complete Sentence yang

disusun, tidak seluruhnya terlaksana dengan sangat baik, semua aspek

sudah dilaksanakan oleh guru dan sesuai dengan langkah-langkah

model yang diterapkan, namun dalam lembar observasi aktivitas guru

masih ada 5 aspek yang mendapat skor 3.

Aspek-aspek yang mendapat skor 3 tersebut adalah memberikan

kartu yang berisi materi kepada masing-masing siswa, meminta siswa

mencari pasangan untuk saling memberi informasi dari kartu yang dia

dapatkan minimal sebanyak 5 kali, memberi penjelasan kepada siswa

tentang media yang ditampilkan, membagikan lembar kerja kelompok

berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap, dan bertanya jawab

mengenai jawaban yang benar dari lembar kerja kelompok yang telah

dikerjakan. Kelima aspek ini mendapat skor 3 hal ini dikarenakan,

aspek yang pertama yaitu memberikan kartu yang berisi materi kepada

136
masing-masing siswa, guru hanya memberikan kartu yang berisikan

materi yang ringkas secara merata kepada seluruh siswa dan

memberikan arahan kepada siswa untuk menuliskan nama dan

membaca, menghafal dan mengingat materi dari kartu yang mereka

pegang. Pada pertemuan mendatang akan ditambahkan kegiatan guru

untuk mengkondisikan kelas agar tidak ribut saat membagikan kartu

materi.

Aspek yang kedua yaitu meminta siswa mencari pasangan untuk

saling memberi informasi dari kartu yang dia dapatkan minimal

sebanyak 5 kali, guru hanya memberi perintah yang jelas kepada

siswa untuk mencari pasangan kemudian memperhatikan seberapa

banyak setiap siswa berganti pasangan dan mencatat nama siswa yang

tidak mengikuti perintah untuk mencari pasangan. Pada pertemuan

mendatang akan ditambahkan kegiatan guru untuk mengkondisikan

kelas agar tetap tertib saat siswa mencari pasangan.

Aspek yang ketiga yaitu memberi penjelasan kepada siswa

tentang media yang ditampilkan, guru hanya memberi penjelasan

kepada siswa tentang media yang di tampilkan secara terstruktur dan

sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan dengan suara yang

lantang dan jelas. Pada pertemuan mendatang akan ditambahkan

kegiatan guru untuk memberi penjelasan dengan adanya pemberian

tekanan suara pada kata-kata tertentu agar anak lebih fokus dan

memberi perhatian yang lebih pada penjelasan yang di sampaikan.

137
Aspek yang ke empat yaitu membagikan lembar kerja kelompok

berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap, guru hanya

membagikan lembar kerja kelompok yang dapat membuat siswa untuk

berpikir dan bekerja sama yang mampu menarik minat siswa untuk

mengerjakan dan dilengkapi petunjuk yang jelas dengan memakan

waktu yang cukup lama. Pada pertemuan mendatang akan

ditambahkan kegiatan guru untuk menggunakan waktu yang singkat

untuk membagikan lembar kerja kelompok.

Aspek yang kelima yaitu bertanya jawab mengenai jawaban

yang benar dari lembar kerja kelompok yang telah dikerjakan, guru

hanya melakukan kegiatan tanya jawab yang merata kepada seluruh

siswa dan ketika siswa menyampaikan jawaban yang salah guru masih

menghargai pendapat yang di sampaikan siswa dan kemudian

menyampaikan jawaban yang benar. Pada pertemuan mendatang akan

ditambahkan kegiatan guru untuk memberikan penguatan nonverbal

kepada siswa yang sudah menyampaikan pendapat atau jawabannya.

2) Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I

pertemuan 2, aktivitas siswa yang dinilai oleh observer menyatakan

bahwa ada 4 orang siswa yang berada di kategori sangat aktif dengan

presentase 13,33%, 24 orang siswa yang berada di kategori aktif

dengan presentase 80%, dan 2 orang siswa yang berada di kategori

cukup aktif dengan presentase 6,67%. Secara klasikal skor siswa pada

138
setiap aspek, yang memperoleh skor paling rendah ada 2 aspek yaitu

aspek C dan aspek E. Pada aspek C yakni aktivitas siswa mencari

pasangan minimal sebanyak 5 kali dengan persentase 80% hal ini

dikarenakan masih ada siswa yang hanya mencari pasangan sebanyak

5 kali dan tidak lebih dari itu, meskipun ada beberapa siswa yang

sudah melebihi batas minimal yaitu 5 pada saat mencari pasangan.

Pada aspek E yakni siswa mengumpulkan informasi dan bekerja sama

dalam kelompok dengan persentase 80% hal ini dikarenakan masih

ada beberapa siswa yang terlihat asik sendiri, tidak ikut

mengumpulkan informasi dan menyelesaikan tugas kelompoknya.

Dengan demikian pada pertemuan mendatang guru harus lebih

bisa memotivasi siswa untuk mencari pasangan lebih dari 5 kali dan

mampu memberikan teguran yang tegass kepada siswa yang tidak ikut

mengumpulkan informasi dan menyelesaikan tugas kelompoknya.

3) Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 2 ini masih

dikatakan belum berhasil karena masih dibawah indikator

keberhasilan yang di tentukan. Pada pertemuan ini masih terdapat 7

siswa dari 30 siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM, ini artinya

hanya 76,67% siswa yang mencapai kategori tuntas. Secara individu

siswa bisa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai ≥75 sedangkan

secara klasikal bisa dikatakan berhasil apabila ≥85%. Hasil belajar

139
pada pertemuan ini tentunya masih sangat jauh dari indikator

keberhasilan yang telah ditentukan.

Ketidakberhasilan hasil belajar ini dikarenakan siswa

kebanyakan salah dalam menjawab soal pilihan ganda nomor 8

dimana soal tersebut merupakan soal penerapan (C3). Pada soal

pilihan ganda nomor 8 sebanyak 16 siswa yang menjawab salah. hal

ini di karenakan siswa belum memahami apa yang di sampaikan guru,

siswa belum bisa menentukan bahwa pelapukan oleh hujan asam

termasuk dalam jenis pelapukan kimia. Sedangkan pada soal essay

hanya 23 siswa yang menjawab dengan tepat, hal ini dikarenakan

siswa masih tidak spesipik dalam hal mendiagnosis penyebab-

penyebab terjadinya pelapukan fisika, pelapukan kimia, dan

pelapukan biologi.

Berdasarkan uraian diatas, pada pertemuan mendatang peneliti

harus sering bertanya kepada siswa setelah memberikan penjelasan

ataupun meminta siswa mengucapkan kembali apa yang telah

dijelaskan oleh peneliti untuk memastikan bahwa seluruh siswa sudah

menyimaknya dengan baik, yang mana perbaikan ini akan

dilaksanakan peneliti pada pertemuan selanjutnya.

140
3. Analisis Pembelajaran Siklus I

Siklus I merupakan pembelajaran dengan materi jenis-jenis batuan

pada pertemuan 1 dan pelapukan batuan pada pertemuan 2. Hasil

penelitian pada siklus I dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Aktivitas Guru

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer

terhadap aktivitas guru pada siklus I dalam pembelajaran IPA

menggunakan kombinasi model pembelajaan Take and Give, Example

Non Example, dan Complete Sentence pada kelas V C SDN 4 Loktabat

Utara Banjarbaru diperoleh data sebagai berikut.

141
Tabel 4.17 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Skor
No Aspek yang diamati
P1 P2
1 Guru menyajikan materi sesuai topik dengan tanya 4 4
jawab
2 Guru memberikan kartu yang berisi materi kepada 3 3
masing masing siswa
3 Guru meminta siswa mencari pasangan untuk saling
memberi informasi dari kartu yang dia dapatkan minimal 2 3
sebanyak 5 kali
4 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang 4 4
anggotanya terdiri dari 3 orang siswa
5 Guru menampilkan media berupa gambar dipapan tulis 4 4
6 Guru memberi penjelasan kepada siswa tentang media 3 3
yang di tampilkan
7 Guru membagikan lembar kerja kelompok berupa 3 3
paragraf yang kalimatnya belum lengkap
8 Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada
kelompok untuk memperhatikan dan menganalisis media 4 4
berupa gambar untuk menyelesaikan LKK yang telah
dibagikan
9 Guru memberi durasi waktu kepada kelompok untuk
berdiskusi menyusun paragraf dengan melengkapi 3 4
kalimat menggunakan kunci jawaban yang tersedia
10 Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban
yang benar dari lembar kerja kelompok yang telah di 3 3
kerjakaan
Jumlah Skor 33 35
Sangat
Kriteria Baik
Baik

Keterangan :

P1 = Pertemuan 1

P2 = Pertemuan 2

142
Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat adanya peningkatan skor

pada aspek 3 dan 9. Peningkatan yang terjadi karena adanya perbaikan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru berdasarkan kekurangan yang

terjadi pada saat pembelajaran. Meskipun demikian masih ada beberapa

aspek yang tidak terjadi peningkatan dan juga masih ada beberapa

aspek yang mendapat skor 3. Sehingga aktivitas guru pada siklus 1

harus dilakukan perbaikan pada siklus 2 agar guru dapat lebih

meningkatkan hasil belajars siswa. Berikut adalah perbandingan jumlah

skor yang diperoleh antara pertemuan 1 dan pertemuan 2 berdasarkan

hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran siklus I ini.

Grafik Perbandingan Jumlah Skor


Aktivitas Guru Siklus I
35

35

34.5

34

33.5 33

33

32.5

32
Pertemuan 1 Pertemuan 2

Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Jumlah Skor Aktivitas Guru

Siklus I

143
Berdasarkan gambar 4.9 dapat diketahui bahwa adanya kenaikan

jumlah skor yang diperoleh guru. Pada pertemuan 1 memperoleh skor

33 dan pada pertemuan 2 naik menjadi 35. Sedangkan indikator

keberhasilan yang ditetapkan adalah guru harus memperoleh skor 34-40

yang masuk pada kriteria sangat baik.

b) Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap

aktivitas siswa pada siklus I dalam pembelajaran IPA menggunakan

kombinasi model pembelajaan Take and Give, Example Non Example,

dan Complete Sentence pada kelas V C SDN 4 Loktabat Utara

Banjarbaru diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.18 Perbandingan Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Siklus I

Persentase
No Kategori
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Sangat Aktif 31,03% 13,33%
2 Aktif 51,73% 80,00%
3 Cukup Aktif 17,24% 6,67%
4 Kurang Aktif 0% 0%

Berdasarkan tabel 4.18 dapat dilihat pada kategori sangat aktif

terjadi penurunan antara pertemuan 1 dan pertemuan 2 yaitu dari

31,03% menjadi 13,33%. Sedangakan pada kategori aktif terjadi

peningkatan antara pertemuan 1 dan pertemuan 2 yaitu dari 51,73%

144
menjadi 80,00%, dan pada kategori cukup aktif terjadi penurunan antara

pertemuan 1 dan pertemuan 2 yaitu dari 17,24% menjadi 6,67%. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut.

80.00%
80.00%

70.00%

60.00% 51.73%
50.00% Sangat Aktif
Aktif
40.00%
31.03% Cukup Aktif
30.00%
Kurang Aktif
17.24%
20.00% 13.33%
6.67%
10.00%
0% 0%
0.00%
Pertemuan 1 Pertemuan 2

Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I

c) Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil dari tes evaluasi yang dilakukan di akhir

pembelajaran pertemuan 1 dan pertemuan 2, maka didapatkan data nilai

hasil belajar siswa pada siklus I yang dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

145
Tabel 4.19 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I

Frekuensi
No Nilai
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 >75 (Tuntas) 16 23
2 <75 (Tidak Tuntas) 13 7
Persentase Ketuntasan
55,17% 76,67%
Klasikal

Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui adanaya peningkatan hasil

belajar pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pada pertemuan 1

persentase ketuntasan klasikal hasil belajar mencapai 55,17% dan

meningkat menjadi 76,67% pada pertemuan 2. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik Perbandingan Ketuntasan


Hasil Belajar Siswa Siklus I
76.67%

80.00%
55.17%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Ketuntasan Pertemuan 1 Ketuntasan Pertemuan 2

Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar

Siswa Siklus I

146
4. Pelakasanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II Pertemuan 1

a) Perencanaan

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari selasa

tanggal 24 April 2018 pada pukul 10.00-11.10 WITA. Pada pertemuan

pertama di siklus II ini membahas materi atau pokok bahasan tentang

jenis tanah pasir, tanah humus dan tanah liat.

Sebelum memulai pembelajaran, guru menyiapkan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang jenis tanah pasir, tanah humus,

dan tanah liat, menyiapkan bahan ajar/materi media/alat-alat yang

diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, kemudian menyiapkan tugas

yang akan dikerjakan siswa baik berupa tugas kelompok (LKK) maupun

tugas individual (tes evaluasi). Guru juga menyerahkan lembar observasi

aktivitas guru beserta rubrik penilaiannya kepada observer (pengamat)

guna memberikan penilaian terhadap aktivitas guru pada saat proses

pembelajaran berlangsung menggunakan kombinasi model pembelajaran

Take and Give, Example Non Example, dan Complete Sentence.

Secara garis besar aktivitas yang dilakukan guru pada kegiatan

pendahuluan adalah mengucap salam dan menanyakan keadaan siswa,

melakukan absensi, melakukan appersepsi dan mencoba memotivasi

siswa, menyampaikan kompetensi yang akan dicapai siswa dan

menyampaikan garis besar materi dan langkah-langkah kegiatan

pembelajaran dengan kombinasi model pembelajaran Take and Give,

Example Non Example, dan Complete Sentence..

147
Secara garis besar aktivitas yang dilakukan guru pada kegiatan inti

adalah menyajikan materi mengenai tanah pasir, tanah humus, dan tanah

liat dengan tanya jawab, memberi siswa masing-masing satu kartu yang

berisikan materi untuk dibaca, dihafal serta diingat, meminta semua

siswa berdiri dan kemudian mencari pasangan untuk saling memberi

informasi dari kartu yang dia dapatkan minimal sebanyak 5 kali,

membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang anggotanya terdiri dari

3 orang siswa, menampilkan alat peraga atau media berupa gambar

mengenai tanah pasir, tanah humus, dan tanah liat di papan tulis,

memberi penjelasan kepada siswa terkait alat peraga atau media yang

yang ditampilkan, membagikan LKK berupa paragraf yang kalimatnya

belum lengkap mengenai tanah pasir, tanah humus, dan tanah liat kepada

setiap kelompok, memberi arahan dan memberi kesempatan kepada

kelompok untuk memperhatikan dan menganalisis alat peraga atau media

berupa gambar untuk menyelesaikan LKK yang telah dibagikan,

memberi durasi kepada kelompok untuk berdiskusi menyusun paragraf

dengan melengkapi kalimat menggunakan kunci jawaban yang tersedia,

bertanya jawab mengenai jawaban yang benar dari lember kerja

kelompok yang telah dikerjakan.

Pada kegiatan penutup, secara garis besar aktivitas yang dilakukan

oleh guru adalah menyimpulkam materi pelajaran, melakukan evaluasi,

memberikan umpan balik dan menyampaikan rencana pembelajaran pada

148
pertemuan selanjutnya yaitu membahas tentang tanah kapur, tanah

podzol, dan tanah gambut.

b) Pelaksanaan

1) Kegiatan Pendahuluan

Guru memasuki ruang kelas V C pada hari selasa pukul 10.00

WITA. Guru memulai proses pembelajaran dengan mengucap salam

yang kemudian dijawab oleh seluruh siswa dengan serempak.

Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu menanyakan

keadaan siswa apakah sudah siap untuk belajar dan siswa menjawab

bahwa mereka sudah siap untuk belajar. Kemudian guru mengecek

kehadiran siswa satu persatu dengan meminta siswa mengangkat

tangan jika namanya disebut. Kehadiran siswa pada pertemuan

pertama siklus II hanya 29 orang karena 1 orang tidak hadir dengan

keterangan sakit. Setelah mengecek kehadiran siswa guru mencoba

memberi motivasi kepada siswa dengan dengan tepuk semangat,

semua siswa terlihat antusias untuk melakukan gerakan tepuk

semangat.

Guru bertanya kepada siswa tentang pembelajaran pada

pertemuan sebelumnya membahas materi tentang apa dan seluruh

siswa menjawab bahwa pembelajaran sebelumnya membahas tentang

pelapukan batuan. Guru memberikan penjelasan bahwa ketika batu-

batu mengalami pelapukan maka lama kelamaan batu tersebut akan

149
menjadi tanah akibat adanya pelapukan batuan tersebut. Kemudian

guru meyampaikan kepada seluruh siswa bahwa hari ini akan belajar

tentang jenis-jenis tanah berdasarkan kompsosisinya yaitu tanah pasir,

tanah humus, dan tanah liat, kemudian guru meminta siswa untuk

membuka buku pelajaran mereka pada halaman 202, kemudian

menyampaikan kepada siswa kompetensi yang harus mereka capai

pada pembelajaran hari ini adalah mereka harus mampu membedakan

jenis tanah pasir, tanah humus, dan tanah liat. Setelah itu guru

menyampaikan garis besar pembelajaran yaitu siswa akan diberi kartu

materi masing-masing kemudian mereka akan mencari pasangan

dengan formasi dibagi menjadi 5 kubu untuk bertukar kartu materi

dengan teman sekubunya, setelah itu pembagian kelompok untuk

mengamati gambar dan mengerjakan LKK kemudian mengoreksi

secara bersama hasil dari kerja kelompok yang telah di kerjakan oleh

setiap kelompok dengan kegiatan tanya jawab.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dimulai dengan guru melakukan tanya jawab

dengan siswa tentang jenis tanah pasir, tanah humus, dan tanah liat.

Guru bertanya kepada siswa ada yang tau ciri-ciri dari tanah pasir apa

saja dan salah satu siswa siswa menjawab tanah pasir memiliki ciri

mudah dilalui oleh air. Guru bertanya kembali kepada siswa tentang

ciri dari tanah humus dan seluruh siswa menjawab tanah humus

memiliki ciri berwarna gelap dan mengandung humus, kemudian

150
bertanya kepada siswa tentang ciri dari tanah liat dan seluruh siswa

menjawab tanah liat memiliki ciri sulit dilalui air, berat serta jika

basah lengket dan elastis.

Guru membagi kartu materi kepada seluruh siswa dimana setiap

siswa akan mendapatkan kartu yang berisikan materi yang ringkas,

setelah kartu di bagikan guru memberi arahan kepada siswa untuk

menuliskan nama lengkap mereka di kartu materi tersebut kemudian

meminta siswa untuk membaca, menghafal dan mengingat isi materi

dari kartu yang mereka pegang dengan durasi waktu 3 menit. Dalam

waktu 3 menit tersebut siswa terlihat antusias untuk menghafalkan isi

materi dari kartu yang mereka pegang.

Setelah 3 menit guru memberi penjelasan bahwa mereka nanti

akan melakukan kegiatan mencari pasangan untuk bertukar kartu

materi dengan temannya tetapi hanya dengan teman sesama kubunya

dimana guru membagi siswa menjadi 5 kubu dan setiap kubu ada 6

siswa. Sebelum meminta siswa untuk bertukar kartu materi guru

terlebih dahulu mengingatkan kembalai bagaimana prosedur dari

bertukar kartu materi. Guru menyampaikan bahwa mereka harus

mencari pasangan sebanyak 5 kali untuk bertukar kartu materi, pada

pertemuan ini setiap siswa akan bertukar kartu materi hanya sebanyak

5 kali dan tidak lebih dari itu karena guru sudah menentukan bahwa

mereka hanya bertukar kartu materi dengan teman se kubunya yang

mana setiap kubu hanya terdiri dari 6 orang siswa dengan tujuan agar

151
kondisi kelas tetap tertib tidak ada siswa yang berjalan kesana kemari

untuk mencari pasangan. Setelah itu guru mempersilahkan siswa

untuk mulai mencari pasangan dengan durasi waktu 6 menit. Siswa

dengan antusias dan semangat mencari pasangan untuk bertukar kartu

materi kemudian mencatat nama pasangan mereka serta menghafalkan

isi materi dari kartu pasangannya. Selama proses bertukar kartu materi

guru sambil memperhatikan dan mencatat siswa yang tidak mengikuti

perintah untuk mencari pasangan.

Guru membagi siswa menjadi 10 kelompok, pembagian

kelompok dilakukan secara hetrogen, berdasarkan prestasi dan jenis

kelamin. Guru menanyakan kepada siswa apakah mereka masih ingat

teman sekelompoknya seluruh siswa menjawab masih ingat, karena

siswa sudah tahu siapa saja teman sekelompoknya guru langsung

memberikan arahan kepada kelompok 1 dan 2 duduk di meja tengah

depan, kelompok 3 dan 4 duduk dimeja kanan depan, kelompok 5 dan

6 duduk di meja kanan belakang, kelompok 7 dan 8 duduk di meja kiri

belakang, kelompok 9 daan 10 duduk di meja kiri depan dan

kemudian langsung meminta siswa untuk duduk secara berkelempok.

Setelah siswa duduk berkelompok secara rapi kemudian guru

menyampaikan kepada siswa tujuan dari di adakannya kelompok-

kelompok yaitu agar mereka belajar secara berkelompok untuk

mamahami materi pelajaran dengan menyelesaikan LKK dan

mengamati gambar.

152
Guru menampilkan media pembelajaran kepada seluruh siswa,

sebelum media di letakkan di papan tulis seluruh siswa bertanya-tanya

gambar apa itu bu. Kemudian guru meminta 2 orang siswa untuk

membantu menempelkan media berupa gamabar di papan tulis

ditempat yang bisa dilihat oleh semua siswa dengan jelas. Ketika

media sudah diletakkan di papan tulis seluruh siswa mengamati

gambar-gambar yang tersusun di sebuah karton. Setelah menampilkan

media guru memberikan penjelasan terkait media yang di tampilkan

dengan suara yang lantang dan jelas. Media yang di tampilkan adalah

gambar2 yang terkait dengan tanah pasir, tanah humus, dan tanah liat

yang dapat membantu siswa dalam mebedakan jenis tanah pasir, tanah

humus, dan tanah liat. Dalam memberikan penjelasan terkait media

yang di tampilkan, guru juga menggunakan alat peraga yaitu berupa

tanah pasir, tanah humus, dan tanah liat secara langsung yang

dimasukkan di dalam botol minuman bekas yang berwarna bening

agar dalam memberikan penjelasan siswa dapat mengamati secara

langsung perbedaan dari tanah-tanah yang sedang di pelajari dan lebih

mudah memahami dan mengingat materi yang sedang dipelajari.

Guru membagikan lembar kerja kelompok kepada setiap

kelompok yang mana lembar kerja kelompok tersebut berupa paragraf

yang kalimatnya belum lengkap mengenai tanah pasir, tanah humus,

dan tanah liat kemudian tugas dari setiap kelompok adalah

melengkapi kalimat tersebut dengan menggunakan kunci jawaban

153
yang tersedia. Setelah lembar kerja kelompok dibagikan guru

memberi arahan kepada siswa untuk menuliskan nama anggota

kelompoknya dan memberi prosedur atau cara pengerjaan lembar

kerja kelompok kepada siswa dengan jelas, kemudian mempersilahkan

siswa untuk mengerjakan lembar kerja kelompok dengan durasi waktu

15 menit, selama 15 menit guru berkeliling ke setiap kelompok untuk

memastikan kelompok mendisukusikan jawabannya, dan memberikan

bantuan kepada setiap kelompok jika ada yang dipertanyakan. Guru

juga memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk mengamati

dan menganalisis media ketika menyelesaikan lembar kerja kelompok.

Setiap kelompok terlihat saling berbagi tugas mengerjakan lembar

kerja kelompoknya ada yang bertugas mencari jawaban di buku

pelajaran dan ada juga yang bertugas menuliskan jawabannya di

lembar kerja kelompok.

Guru mengingatkan kepada setiap kelompok ketika 13 menit

sudah terlewati untuk berdiskusi dan menayampaikan bahwa masih

ada 2 menit sisa waktu untuk berdiskusi. Setelah waktu habis, guru

meminta kelompok menukarkan lembar kerja kelompok mereka

dengan kelompok di depannya untuk di koreksi secara bersama atas

jawaban yang diberikan setiap kelompok melalui kegiatan tanya

jawab.

Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban yang

benar dari lembar kerja kelompok yang telah di kerjakan mengenai

154
tanah pasir, tanah humus, dan tanah liat. Dalam tanya jawab guru

membacakan soal kemudian menunjuk salah satu siswa untuk

menjawab, jika jawaban yang disampaikan siswa salah maka guru

memberikan jawaban yang benar dan meminta siswa untuk menyilang

jawaban dari kelompok lain jika jawaban yang diberikan salah.

Setelah kegiatan tanya jawab berakhir guru kemudian meminta siswa

untuk kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.

3) Kegiatan Penutup

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran

yang dimulai dengan meminta salah satu siswa untuk maju kedepan

menyampaikan kesimpulan belajar hari ini dengan bantuan bimbingan

guru. Kemudian guru menyampaikan kembali kesimpulan belajar

tentang tanah pasir, tanah humus dan tanah liat kepada seluruh siswa.

Setelah menyimpulkan pembelajaran guru memberikan tes evaluasi

kepada setiap siswa untuk dikerjakan secara mandiri dengan durasi

waktu 10 menit. Saat mengerjakan tes evaluasi guru mengingatkan

siswa untuk menjawab secara mandiri tidak mencontek teman dan

tidak membuka buku. Semua siswa terlihat serius saat

mengerjakannya.

Setelah evaluasi selesai dilaksanakan guru memberikan umpan

balik kepada siswa bahwa pembelajaran hari ini sudah bagus dan

menyenangkan, mereka sudah bertukar kartu materi, mengerjakan

LKK serta menyampaikan jawaban saat ditanya. Setelah memberikan

155
umpan balik guru menyampaikan bahwa untuk pertemuan selanjutnya

akan mempelajari tentang tanah kapur, tanah podzol, tanah gambut

dan meminta siswa untuk mempelajarinya dirumah. Guru

mengucapkan terima kasih kepada siswa atas perhatian mereka saat

mengikuti proses belajar mengajar kemudian megakhiri pembelajaran

dengan mengucap salam.

c) Hasil Observasi

Data hasil observasi yang didapat dari hasil penelitian kemudian

dirangkum dalam sebuah tabel lembar observasi yang telah disiapkan

sebelumya. Data tersebut terdiri dari data hasil observasi kegiatan

pembelajaran untuk guru, data keaktivan siswa, serta data hasil belajar

siswa. Untuk lebih jelasnya, data hasil observasi pada pertemuan pertama

siklus II dapat dilihat dalam uraian berikut.

1) Observasi Aktivitas Guru

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran

yang telah dilakukan guru pada materi jenis tanah pasir, tanah humus,

dan tanah liat dengan menggunakan kombinasi model pembelajaran

Take and Give, Example Non Exampele, dan Complete Sentence yang

telah dilaksanakan selama 2x35 menit diperoleh data sebagai berikut:

156
Tabel 4.20 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 1

Skor Jumlah
No Langkah-langkah Pembelajaran
1 2 3 4 Skor
Kegiatan Pendahuluan
1. Mengucap salam dan menanyakan keadaan siswa 4 18
2. Melakukan Absensi 4
3. Melakukan apersepsi dan mencoba memotivasi siswa 3
4. Menyampaikan kompetensi yang akan di capai siswa 3
5. Menyampaikan garis besar materi dan langkah-langkah 4
kegiatan pembelajaran dengan kombinasi model
pembelajaran Take and Give, Example Non Example,
dan Complete Sentence.
Kegiatan Inti
1. Guru menyajikan materi sesuai topik dengan tanya 4 37
jawab
2. Guru memberikan kartu yang berisi materi kepada 4
masing masing siswa
3. Guru meminta siswa mencari pasangan untuk saling 4
memberi informasi dari kartu yang dia dapatkan
minimal sebanyak 5 kali
4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang 4
anggotanya terdiri dari 3 orang siswa
5. Guru menampilkan media berupa gambar dipapan tulis 4
6. Guru memberi penjelasan kepada siswa tentang media 3
yang di tampilkan
7. Guru membagikan lembar kerja kelompok berupa 3
paragraf yang kalimatnya belum lengkap
8. Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada 4
kelompok untuk memperhatikan dan menganalisis
media berupa gambar untuk menyelesaikan LKK yang
telah dibagikan
9. Guru memberi durasi waktu kepada kelompok untuk 4
berdiskusi menyusun paragraf dengan melengkapi
kalimat menggunakan kunci jawaban yang tersedia
10. Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban 3
yang benar dari lembar kerja kelompok yang telah di
kerjakaan
Kegiatan Penutup
1. Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran 3 18
2. Guru melakukan evaluasi 4
3. Guru memberikan umpan balik 3
4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada 4
pertemuan selanjutnya
5. Guru menutup salam dengan mengucap salam 4

157
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer

terhadap langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru,

kegiatan inti yang di laksanakan guru memperoleh jumlah skor yaitu

37 yang termasuk dalam kategori “sangat baik”, dengan analisis

sebagai berikut:

1. Guru menyajikan materi sesuai topik dengan tanya jawab

memperoleh skor 4, yang dilakukan guru adalah melakukan

kegiatan tanya jawab yang sesuai dengan topik, menggunakan

bahasa yang mudah dimengerti, memberikan pertanyaan yang

sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan kegiatan

tanya jawab dengan suara yang jelas.

2. Guru memberikan kartu yang berisi materi kepada masing masing

siswa memperoleh skor 4, yang dilakukan guru adalah

memberikan kartu yang berisikan materi yang ringkas,

memberikan arahan kepada siswa untuk menuliskan nama dan

membaca, menghafal dan mengingat materi dari kartu yang

mereka pegang. Guru tidak membuat siswa ribut saat

membagikan kartu karena guru membagikan kartu tersebut ke

setiap siswa secara langsung satu persatu, dan memberikan kartu

secara merata kepada seluruh siswa.

3. Guru meminta siswa mencari pasangan untuk saling memberi

informasi dari kartu yang dia dapatkan minimal sebanyak 5 kali

memperoleh skor 4, yang dilakukan guru adalah memberi

158
perintah yang jelas kepada siswa untuk mencari pasangan,

megkondisikan kelas agar tetap tertib dengan membagi siswa

menjadi 5 kubu untuk bertukar kartu materi dan siswa hanya

boleh bertukar kartu materi dengan sesama teman sekubunya

sehingga kondisi kelas menjadi lebih tertib saat mereka bertukar

kartu materi, memperhatikan seberapa banyak setiap siswa

berganti pasangan dan kemudian mencatat nama siswa yang tidak

mengikuti perintah untuk mencari pasangan.

4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang

anggotanya terdiri dari 3 orang siswa memperoleh skor 4, yang

dilakukan guru adalah membagi siswa menjadi 10 kelompok,

pembagian kelompok dilakukan secara heterogen, berdasarkan

prestasi dan jenis kelamin, mengarahkan siswa untuk duduk

secara berkelompok, memberi penjelasan kepada siswa tujuan

dari di adakannya kelompok-kelompok, dan membagi kelompok

dengan tidak membeda-bedakan kelompok satu dengan kelompok

yang lainnya.

5. Guru menampilkan media berupa gambar dipapan tulis

memperoleh skor 4, yang dilakukan guru adalah menampilkan

media berupa gambar yang sesuai dengan materi yaitu jenis-jenis

batuan, meletakkkan gambar ditempat yang bisa dilihat semua

siswa dengan jelas, menggunakan gambar yang mampu menarik

perhatian siswa dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

159
6. Guru memberi penjelasan kepada siswa tentang media yang di

tampilkan memperoleh skor 3, yang dilakukan guru adalah

memberi penjelasan kepada siswa tentang media yang di

tampilkan dengan suara yang lantang dan jelas. Penjelasan yang

diberikan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai serta

memberikan penjelasan secara terstruktur.

7. Guru membagikan lembar kerja kelompok berupa paragraf yang

kalimatnya belum lengkap memperoleh skor 3, yang dilakukan

guru adalah membagikan lembar kerja kelompok yang dapat

membuat siswa untuk berpikir dan bekerja sama, pada lembar

kerja kelompok yang guru bagikan petunjuk atau tugas setiap

kelompok sudah tertulis jelas, dan juga mampu menarik minat

siswa untuk mengerjakan.

8. Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada

kelompok untuk memperhatikan dan menganalisis media berupa

gambar untuk menyelesaikan LKK yang telah dibagikan

memperoleh skor 4, yang dilakukan guru adalah menyampaikan

prosedur atau cara pengerjaan lembar kerja kelompok dengan

jelas, memfasilitasi sebuah media berupa gambar untuk setiap

kelompok, memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk

memeperhatikan dan menganlisis media dengan mandiri, dan

memberikan bantuan jika kelompok memerlukan bantuan.

160
9. Guru memberi durasi waktu kepada kelompok untuk berdiskusi

menyusun paragraf dengan melengkapi kalimat menggunakan

kunci jawaban yang tersedia memperoleh skor 4, yang dilakukan

guru adalah memberi durasi waktu yang jelas yaitu 15 menit

untuk menyelesaikan LKK, mengawasi setiap kelompok dengan

berkeliling ke setiap kelompok untuk memastikan kelompok

mendiskusikan jawabannya, mengingatkan kelompok ketika

waktu untuk berdiskusi hampir selesai serta memberikan durasi

waktu yang sama kepada setiap kelompok.

10. Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban yang

benar dari lembar kerja kelompok yang telah di kerjakaan

memperoleh skor 3, yang dilakuka guru adalah melakukan

kegiatan tanya jawab yang merata kepada seluruh siswa tidak

hanya dengan satu siswa saja, menghargai pendapat yang di

sampaikan siswa dan kemudian menyampaikan jawaban yang

benar jika siswa menyampaikan jawaban yang salah saat di tanya.

2) Observasi Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa yang

diamati pada kegiatan pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 pada materi

jenis tanah pasir, tanah humus, dan tanah liat dengan menggunakan

kombinasi model pembelajaran Take and Give, Example Non

Exampele, dan Complete Sentence yang telah dilaksanakan selama

2x35 menit dapat diperoleh data sebagai berikut:

161
Tabel 4.21 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1

Aspek KA CA A SA
Klasikal
No. yang
Diamati %
F % F % F % F %
1. A - - - - 17 58,62 12 41,38 100
2. B - - - - 14 48,28 15 51,72 100
3. C - - 1 3,45 8 27,59 20 68,96 96,55
4. D - - - - 17 58,62 12 41,38 100
5. E - - 3 10,35 11 37,93 15 51,72 89,65
6. F - - - - 21 72,41 8 27,59 100

Jumlah 586,2

Rata-rata Klasikal 97,7

Kriteria Sangat
Aktif

Keterangan Aspek:
A = Siswa menjawab dan bertanya saat guru menyajikan materi
B = Siswa membaca, menghafal dan mengingat isi materi dari kartu
yang diberikan
C = Siswa mencari pasangan minimal sebanyak 5 kali
D = Siswa mengamati media dan memberi perhatian terhadap
penjelasan yang diberikan guru
E = Siswa mengumpulkan informasi dan bekerja sama dalam
kelompok.
F = Siswa memberi jawaban yang benar saat di tanya oleh guru
tentang hasil kerja kelompok

Berdasarkan hasil observasi siswa yang telah dilaksanakan, dari

tabel 4.21 diatas dapat dilihat bahwa pada aspek A yaitu siswa

menjawab dan bertanya saat guru menyajikan materi memperoleh

162
persentase klasikal sebanyak 100%. Pada aspek B yaitu siswa

membaca, menghafal dan mengingat isi materi dari kartu yang

diberikan memperoleh persentase klasikal sebanyak 100%. Pada aspek

C yaitu siswa mencari pasangan minimal sebanyak 5 kali memperoleh

persentase klasikal sebanyak 96,55%. Pada aspek D yaitu siswa

mengamati media dan memberi perhatian terhadap penjelasan yang

diberikan guru memperoleh persentase klasikal sebanyak 100%. Pada

aspek E yaitu siswa mengumpulkan informasi dan bekerja sama dalam

kelompok memperoleh persentase klasikal sebanyak 89,65%. Pada

aspek F yaitu siswa memberi jawaban yang benar saat di tanya oleh

guru tentang hasil kerja kelompok memperoleh persentase klasikal

sebanyak 100%. Berikut grafik hasil observasi siswa secara klasikal

pada setiap aspek:

Grafik Observasi Aktivitas Siswa


Siklus II Pertemuan 1
100%
98%
96%
94%
92% 100% 100% 100% 100%
96.55%
90%
88%
89.65%
86%
84%
A B C D E F

Gambar 4.12 Grafik Observasi Aktivatas Siswa Siklus II Pertemuan 1

163
Jika dilihat berdasarkan aktivitas siswa yang menunjukkan

bahwa dalam proses pembelajaran pada materi jenis tanah pasir, tanah

humus, dan tanah liat menggunakan kombinasi model pembelajaran

Take and Give, Example Non Example, dan Complete Sentence

terbagi menjadi 4 klasifikasi yaitu sangat aktif, aktif, cukup aktif,

kurang aktif yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.22 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Sangat Aktif 20 68,97%

2. Aktif 9 31,03%

3. Cukup Aktif - -

4. Kurang Aktif - -

Jumlah 29 100%

Berdasarkan tabel di atas jika di nilai dari keseluruhan aspek,

siswa yang mendapatkan kriteria sangat aktif ada 20 orang (68,97%),

siswa yang mendapatkan kriteria aktif ada 9 orang (31,03%), siswa

yang mendapatkan kriteria cukup aktif tidak ada, dan siswa yang

mendapatkan kriteria kurang aktif tidak ada. Berikut grafik

rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 1 :

164
Grafik Rekapitulasi Hasil Observasi
Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1
20
20
18
16
14
12
9
10
8
6
4
2 0 0
0
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif

Gambar 4.13 Grafik Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus II

Pertemuan 1

3) Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil tes tertulis yang dilaksanakan diakhir

pembelajaran Siklus II pertemuan 1 didapatkan data nilai untuk

mengetahui hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

165
Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1

% Ketuntasan
No Rentang Skor Frekuensi Tidak
Tuntas
Tuntas
91-100 15 51,72% -
1
81-90 9 31,03% -
2
71-80 2 6,90% -
3
61-70 3 - 10,35%
4
29 89,65% 10,35%
Jumlah

Berdasarkan tabel 4.23 di atas dapat diketahui nilai yang

diperoleh siswa yakni pada rentang skor 91-100 ada 15 siswa yang

masuk dalam kategori tuntas sebanyak 51,72%, pada rentang skor 81-

90 ada 9 siswa yang masuk dalam kategori tuntas sebanyak 31,03%,

pada rentang skor 71-80 ada 2 siswa yang masuk dalam kategori

tuntas sebanyak 6,90%, pada rentang skor 61-70 ada 3 siswa yang

masuk dalam kategori tidak tuntas sebanyak 10,35%. Berikut grafik

rekapitulasi hasil belajar siswa siklus II pertemuan 1:

166
Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar
Siswa Siklus II Pertemuan 1
15
16
14
12
9
10
8
6
3
4 2
2
0
91-100 81-90 71-80 61-70

Gambar 4.14 Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

Siklus II Pertemuan 1

Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa

ketuntasan hasil belajar klasikal siswa sudah berhasil dan

meningkat dari pertemuan sebelumnya. Ketuntasan klasikal hasil

belajar yang dicapai siswa untuk siklus II pertemuan 1 dikatakan

tuntas karena sudah mencapai indikator keberhasilan secara

klasikal ≥85 % yakni memperoleh peresentase 89,65%. Jika dilihat

dari hasil belajar siswa tersebut masih ada 3 siswa yang tidak tuntas

dikarenakan siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami

soal yang diberikan guru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut:

167
Tabel 4.24 Keterangan Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus II Pertemuan 1

Nomor Frekuensi Jawaban Siswa


Kategori
Soal Benar Salah
C4(Analisis) 25 4
1
C4(Analisis) 17 12
2
C3(Penerapan) 29 0
3
C3(Penerapan) 27 2
4
C3(Penerapan) 26 3
5
C3(Penerapan) 29 0
6
C2(Pemahaman) 29 0
7
C4(Analisis) 28 1
8
C3(Penerapan) 28 1
9
C3(Penerapan) 20 9
10

Berdasarakan tabel 4.24 siswa kebanyakan menjawab salah

dalam menjawab soal nomor 2 dengan kategori C4(Analisis). Hal ini

disebabkan siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang

berbentuk jenis soal menelaah (C4).

Tabel 4.25 Keterangan Soal Evaluasi Essay Siklus II Pertemuan 1

Frekuensi jawaban siswa


Soal Kategori Semua Sebagian Sebagian
Salah
benar besar benar kecil benar

Jelaskan ciri-
ciri dari tanah
C2 18 8 3 0
pasir dan
tanah humus!

168
Berdasarakan tabel 4.25 soal Essay masuk kategori C2 yaitu

mencirikan (C2), siswa yang memberikan jawaban dengan benar

sebanyak 18 orang, siswa yang memberikan jawaban sebagian besar

benar sebanyak 8 orang, siswa yang memberikan jawaban sebagian

kecil benar sebanyak 3 orang, dan siswa yang memberikan jawaban

salah tidak ada.

Tabel 4.26 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1

Pertemuan 1 Ketuntasan
Nilai
Frekuensi Persentase
>75 26 89,65% Tuntas

<75 3 10,35%. Tidak Tuntas

Berdasarkan tabel 4.26 dapat disimpulkan bahwa dengan

Kriteria Kentuntasan Minimal yaitu 75, maka jumlah siswa yang

tuntas adalah sebanyak 26 orang dengan persentase yaitu 89,65%,

sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas adalah sebanyak 3 orang

dengan persentase 10,35%. Ketuntasan klasikal hasil belajar yang

dicapai siswa untuk siklus II pertemuan 1 dikatakan tuntas karena

sudah mencapai indikator keberhasilan secara klasikal yaitu ≥85 %.

Berikut grafik ketuntasan hasil belajar siswa siklus II pertemuan 1:

169
Grafik Ketuntasan Hasil Belajar
Siswa Siklus II Pertemuan 1

10.35%

Tuntas
Tidak Tuntas
89.65%

Gambar 4.15 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

Pertemuan 1

d) Refleksi

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa serta

hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 1 maka didapatkan beberapa

aspek yang perlu direfleksi, yaitu antara lain :

1) Aktivitas Guru

Pada siklus II pertemuan 1 aktivitas guru memperoleh skor 37

yang termasuk dalam kategori “sangat baik”, tetapi masih ada

beberapa aspek yang mendapat skor 3. Dalam pembelajaran ini

berdasarkan langkah-langkah kombinasi model pembelajaran Take

and Give, Example Non Example, dan Complete Sentence yang

disusun, tidak seluruhnya terlaksana dengan sangat baik, semua aspek

170
sudah dilaksanakan oleh guru dan sesuai dengan langkah-langkah

model yang diterapkan, namun dalam lembar observasi aktivitas guru

masih ada 3 aspek yang mendapat skor 3.

Aspek-aspek yang mendapat skor 3 tersebut adalah memberi

penjelasan kepada siswa tentang media yang ditampilkan,

membagikan lembar kerja kelompok berupa paragraf yang kalimatnya

belum lengkap, dan bertanya jawab mengenai jawaban yang benar

dari lembar kerja kelompok yang telah dikerjakan. Ketiga aspek ini

mendapat skor 3 hal ini dikarenakan, aspek yang pertama yaitu

memberi penjelasan kepada siswa tentang media yang ditampilkan,

guru hanya memberi penjelasan kepada siswa tentang media yang di

tampilkan secara terstruktur dan sesuai dengan kompetensi yang akan

dicapai dan dengan suara yang lantang dan jelas. Pada pertemuan

mendatang akan ditambahkan kegiatan guru untuk memberi

penjelasan dengan adanya pemberian tekanan suara pada kata-kata

tertentu agar anak lebih fokus dan memberi perhatian yang lebih pada

penjelasan yang di sampaikan.

Aspek yang kedua yaitu membagikan lembar kerja kelompok

berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap, guru hanya

membagikan lembar kerja kelompok yang dapat membuat siswa untuk

berpikir dan bekerja sama yang mampu menarik minat siswa untuk

mengerjakan dan dilengkapi petunjuk yang jelas dengan memakan

waktu yang cukup lama. Pada pertemuan mendatang akan

171
ditambahkan kegiatan guru untuk menggunakan waktu yang singkat

untuk membagikan lembar kerja kelompok.

Aspek yang ketiga yaitu bertanya jawab mengenai jawaban yang

benar dari lembar kerja kelompok yang telah dikerjakan, guru hanya

melakukan kegiatan tanya jawab yang merata kepada seluruh siswa

dan ketika siswa menyampaikan jawaban yang salah guru masih

menghargai pendapat yang di sampaikan siswa dan kemudian

menyampaikan jawaban yang benar. Pada pertemuan mendatang akan

ditambahkan kegiatan guru untuk memberikan penguatan nonverbal

kepada siswa yang sudah menyampaikan pendapat atau jawabannya.

2) Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II

pertemuan 1, aktivitas siswa yang dinilai oleh observer menyatakan

bahwa ada 20 orang siswa yang berada di kategori sangat aktif dengan

persentase 68,97%, dan 9 orang siswa yang berada di kategori aktif

dengan presentase 31,03%. Secara klasikal skor siswa pada setiap

aspek, yang memperoleh skor paling rendah ada 2 aspek yaitu aspek C

dan aspek E. Pada aspek C yakni aktivitas siswa mencari pasangan

minimal sebanyak 5 kali dengan persentase 96,55% hal ini

dikarenakan masih ada 1 siswa yang terlihat malas untuk mencari

pasangan dan bertukar kartu materi. Pada aspek E yakni siswa

mengumpulkan informasi dan bekerja sama dalam kelompok dengan

172
persentase 89,65% hal ini dikarenakan masih ada beberapa siswa yang

terlihat tidak ikut bekerja sama dalam kelompok.

Dengan demikian pada pertemuan mendatang guru harus lebih

bisa memotivasi siswa tersebut untuk bisa semangat mencari pasangan

dan bertukar kartu materi. Guru juga harus mampu memberikan

teguran yang tegas kepada siswa yang tidak ikut bekerja sama dalam

kelompoknya.

3) Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 1 ini sudah

dikatakan berhasil karena sudah mencapai indikator keberhasilan yang

di tentukan yaitu 89,65%. Pada pertemuan ini masih terdapat 3 siswa

dari 29 siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM, ini artinya

masih ada 10,35% siswa yang belum mencapai kategori tuntas. Secara

individu siswa bisa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai ≥75.

Hasil belajar pada pertemuan ini tentunya masih perlu perbaikan lagi

agar hasil belajar siswa lebih meningkat.

Dilihat dari hasil evaluasi yang dikerjakan siswa, ternyata masih

ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami soal.

Hal ini terbukti pada soal pilihan ganda nomor 2 dimana soal tersebut

merupakan soal menelaah (C4). Pada soal pilihan ganda nomor 2

sebanyak 12 siswa yang menjawab salah, hal ini di karenakan siswa

belum memahami apa yang di sampaikan guru, siswa belum bisa

menelaah bahwa setiap jenis tanah akan berbeda tergantung pada jenis

173
batuan yang telah lapuk. Sedangkan pada soal essay hanya 18 siswa

yang menjawab dengan tepat, hal ini dikarenakan beberapa siswa

masih tidak detail dalam hal mencirikan tanah-tanah yang diminta

pada soal.

Berdasarkan uraian diatas, pada pertemuan mendatang peneliti

harus lebih rinci dan sistematis ketika memberikan penjelasan materi

kepada siswa, yang mana perbaikan ini akan dilaksanakan peneliti

pada pertemuan selanjutnya.

5. Pelakasanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II Pertemuan 2

a) Perencanaan

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari jum’at

tanggal 27 April 2018 pada pukul 08.00-09.10 WITA. Pada pertemuan

kedua di siklus II ini membahas materi atau pokok bahasan tentang jenis

tanah kapur, tanah podzol dan tanah gambut.

Sebelum memulai pembelajaran, guru menyiapkan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang jenis tanah kapur, tanah podzol

dan tanah gambut, menyiapkan bahan ajar/materi media/alat-alat yang

diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, kemudian menyiapkan tugas

yang akan dikerjakan siswa baik berupa tugas kelompok (LKK) maupun

tugas individual (tes evaluasi). Guru juga menyerahkan lembar observasi

aktivitas guru beserta rubrik penilaiannya kepada observer (pengamat)

guna memberikan penilaian terhadap aktivitas guru pada saat proses

174
pembelajaran berlangsung menggunakan kombinasi model pembelajaran

Take and Give, Example Non Example, dan Complete Sentence.

Secara garis besar aktivitas yang dilakukan guru pada kegiatan

pendahuluan adalah mengucap salam dan menanyakan keadaan siswa,

melakukan absensi, melakukan appersepsi dan mencoba memotivasi

siswa, menyampaikan kompetensi yang akan dicapai siswa dan

menyampaikan garis besar materi dan langkah-langkah kegiatan

pembelajaran dengan kombinasi model pembelajaran Take and Give,

Example Non Example, dan Complete Sentence..

Secara garis besar aktivitas yang dilakukan guru pada kegiatan inti

adalah menyajikan materi mengenai tanah kapur, tanah podzol dan tanah

gambut dengan tanya jawab, memberi siswa masing-masing satu kartu

yang berisikan materi untuk dibaca, dihafal serta diingat, meminta semua

siswa berdiri dan kemudian mencari pasangan untuk saling memberi

informasi dari kartu yang dia dapatkan minimal sebanyak 5 kali,

membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang anggotanya terdiri dari

3 orang siswa, menampilkan alat peraga atau media berupa gambar

mengenai tanah kapur, tanah podzol dan tanah gambut di papan tulis,

memberi penjelasan kepada siswa terkait alat peraga atau media yang

yang ditampilkan, membagikan LKK berupa paragraf yang kalimatnya

belum lengkap mengenai tanah kapur, tanah podzol dan tanah gambut

kepada setiap kelompok, memberi arahan dan memberi kesempatan

kepada kelompok untuk memperhatikan dan menganalisis alat peraga

175
atau media berupa gambar untuk menyelesaikan LKK yang telah

dibagikan, memberi durasi kepada kelompok untuk berdiskusi menyusun

paragraf dengan melengkapi kalimat menggunakan kunci jawaban yang

tersedia, bertanya jawab mengenai jawaban yang benar dari lember kerja

kelompok yang telah dikerjakan.

Pada kegiatan penutup, secara garis besar aktivitas yang dilakukan

oleh guru adalah menyimpulkam materi pelajaran, melakukan evaluasi,

memberikan umpan balik dan menutup pembelajaran dengan mengucap

salam.

b) Pelaksanaan

1) Kegiatan Pendahuluan

Guru memasuki ruang kelas V C pada hari jum’at pukul 08.00

WITA. Guru memulai proses pembelajaran dengan mengucap salam

yang kemudian dijawab oleh seluruh siswa dengan serempak.

Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu menanyakan

keadaan siswa apakah sudah siap untuk belajar dan siswa menjawab

bahwa mereka sudah siap untuk belajar. Kemudian guru mengecek

kehadiran siswa satu persatu dengan meminta siswa mengangkat

tangan jika namanya disebut. Kehadiran siswa pada pertemuan kedua

siklus II hanya 29 orang karena 1 orang tidak hadir tanpa keterangan.

Setelah mengecek kehadiran siswa guru mencoba memberi motivasi

176
kepada siswa dengan dengan tepuk semangat, semua siswa terlihat

antusias untuk melakukan gerakan tepuk semangat.

Guru bertanya kepada siswa tentang pembelajaran pada

pertemuan sebelumnya membahas materi tentang apa dan seluruh

siswa menjawab bahwa pembelajaran sebelumnya membahas tentang

tanah pasir, tanah humus, dan tanah liat. Guru meyampaikan kepada

seluruh siswa bahwa hari ini akan melanjutkan pembelajaran

sebelumnya yaitu akan belajar tentang jenis tanah kapur, tanah podzol,

dan tanah gambut dan meminta siswa untuk membuka buku pelajaran

mereka pada halaman 203. Guru kemudian menyampaikan kepada

siswa kompetensi yang harus mereka capai pada pembelajaran hari ini

adalah mereka harus mampu membedakan jenis tanah kapur, tanah

podzol, dan tanah gambut. Setelah itu guru menyampaikan garis besar

pembelajaran yaitu siswa akan diberi kartu materi masing-masing

kemudian mereka akan mencari pasangan dengan formasi dibagi

menjadi 5 kubu untuk bertukar kartu materi dengan teman sekubunya,

setelah itu pembagian kelompok untuk mengamati gambar dan

mengerjakan LKK kemudian mengoreksi secara bersama hasil dari

kerja kelompok yang telah di kerjakan oleh setiap kelompok dengan

kegiatan tanya jawab.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dimulai dengan guru melakukan tanya jawab

dengan siswa tentang jenis tanah pasir, tanah humus, dan tanah liat.

177
Guru bertanya kepada siswa dari ketiga jenis tanah yang akan kita

pelajari tanah yang mana yang sering kalian lihat dan kalian dengar

dan seluruh siswa menjawab tanah gambut, kemudian guru bertanya

bagaimana ciri-ciri dari tanah gambut dan seluruh siswa menjawab

berwarna hitam dan biasanya ada dirawa. Guru bertanya kepada

seluruh siswa tentang tanah podzol, bagaiamana ciri-ciri dari tanah

podzol dan salah satu siswa menjawab bahwa tanah podzol memiliki

ciri berwarna cokelat atau ke abu-abuan dan banyak mengandung

kuarsa. Guru bertanya kembali kepada siswa tentang bagaimana ciri-

ciri tanah kapur dan seluruh siswa menjawab tanah kapur memiliki

ciri mengandung bebatuan dan sangat mudah di lalui air.

Guru membagi kartu materi kepada seluruh siswa dimana setiap

siswa akan mendapatkan kartu yang berisikan materi yang ringkas,

setelah kartu di bagikan guru memberi arahan kepada siswa untuk

menuliskan nama lengkap mereka di kartu materi tersebut kemudian

meminta siswa untuk membaca, menghafal dan mengingat isi materi

dari kartu yang mereka pegang dengan durasi waktu 3 menit. Dalam

waktu 3 menit tersebut siswa terlihat antusias untuk menghafalkan isi

materi dari kartu yang mereka pegang.

Setelah 3 menit guru memberi penjelasan bahwa mereka nanti

akan melakukan kegiatan mencari pasangan untuk bertukar kartu

materi dengan temannya tetapi hanya dengan teman sesama kubunya

dimana guru membagi siswa menjadi 5 kubu dan setiap kubu ada 6

178
siswa. Sebelum meminta siswa untuk bertukar kartu materi guru

terlebih dahulu mengingatkan kembali bagaimana prosedur dari

bertukar kartu materi. Guru menyampaikan bahwa mereka harus

mencari pasangan sebanyak 5 kali untuk bertukar kartu materi, pada

pertemuan ini setiap siswa akan bertukar kartu materi hanya sebanyak

5 kali dan tidak lebih dari itu karena guru sudah menentukan bahwa

mereka hanya bertukar kartu materi dengan teman se kubunya yang

mana setiap kubu hanya terdiri dari 6 orang siswa dengan tujuan agar

kondisi kelas tetap tertib tidak ada siswa yang berjalan kesana kemari

untuk mencari pasangan. Setelah itu guru mempersilahkan siswa

untuk mulai mencari pasangan dengan durasi waktu 6 menit. Siswa

dengan antusias dan semangat mencari pasangan untuk bertukar kartu

materi kemudian mencatat nama pasangan mereka serta menghafalkan

isi materi dari kartu pasangannya. Selama proses bertukar kartu materi

guru sambil memperhatikan dan mencatat siswa yang tidak mengikuti

perintah untuk mencari pasangan.

Guru membagi siswa menjadi 10 kelompok, pembagian

kelompok dilakukan secara hetrogen, berdasarkan prestasi dan jenis

kelamin. Guru menanyakan kepada siswa apakah mereka masih ingat

teman sekelompoknya seluruh siswa menjawab masih ingat, karena

siswa sudah tahu siapa saja teman sekelompoknya guru langsung

memberikan arahan kepada kelompok 1 dan 2 duduk di meja tengah

depan, kelompok 3 dan 4 duduk dimeja kiri depan, kelompok 5 dan 6

179
duduk di meja kiri belakang, kelompok 7 dan 8 duduk di meja kanan

belakang, kelompok 9 daan 10 duduk di meja kanan depan dan

kemudian langsung meminta siswa untuk duduk secara berkelempok.

Setelah siswa duduk berkelompok secara rapi kemudian guru

menyampaikan kepada siswa tujuan dari di adakannya kelompok-

kelompok yaitu agar mereka belajar secara berkelompok untuk

mamahami materi pelajaran dengan menyelesaikan LKK dan

mengamati gambar.

Guru menampilkan media pembelajaran kepada seluruh siswa,

sebelum media di letakkan di papan tulis seluruh siswa bertanya-tanya

gambar apa itu bu. Kemudian guru meminta 2 orang siswa untuk

membantu menempelkan media berupa gamabar di papan tulis

ditempat yang bisa dilihat oleh semua siswa dengan jelas. Ketika

media sudah diletakkan di papan tulis seluruh siswa mengamati

gambar-gambar yang tersusun di sebuah karton. Setelah menampilkan

media guru memberikan penjelasan terkait media yang di tampilkan

dengan suara yang lantang dan jelas dan pemberian tekanan suara

pada kata-kata tertentu. Media yang di tampilkan adalah gambar2

yang terkait dengan tanah kapur, tanah podzol, dan tanah gambut yang

dapat membantu siswa dalam mebedakan jenis tanah kapur, tanah

podzol, dan tanah gambut.

Guru membagikan lembar kerja kelompok kepada setiap

kelompok yang mana lembar kerja kelompok tersebut berupa paragraf

180
yang kalimatnya belum lengkap mengenai tanah kapur, tanah podzol,

dan tanah gambut kemudian tugas dari setiap kelompok adalah

melengkapi kalimat tersebut dengan menggunakan kunci jawaban

yang tersedia. Setelah lembar kerja kelompok dibagikan guru

memberi arahan kepada siswa untuk menuliskan nama anggota

kelompoknya dan memberi prosedur atau cara pengerjaan lembar

kerja kelompok kepada siswa dengan jelas, kemudian mempersilahkan

siswa untuk mengerjakan lembar kerja kelompok dengan durasi waktu

15 menit, selama 15 menit guru berkeliling ke setiap kelompok untuk

memastikan kelompok mendisukusikan jawabannya, dan memberikan

bantuan kepada setiap kelompok jika ada yang dipertanyakan. Guru

juga memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk mengamati

dan menganalisis media ketika menyelesaikan lembar kerja kelompok.

Setiap kelompok terlihat saling berbagi tugas mengerjakan lembar

kerja kelompoknya ada yang bertugas mencari jawaban di buku

pelajaran dan ada juga yang bertugas menuliskan jawabannya di

lembar kerja kelompok.

Guru mengingatkan kepada setiap kelompok ketika 13 menit

sudah terlewati untuk berdiskusi dan menayampaikan bahwa masih

ada 2 menit sisa waktu untuk berdiskusi. Setelah waktu habis, guru

meminta kelompok menukarkan lembar kerja kelompok mereka

dengan kelompok di depannya untuk di koreksi secara bersama atas

181
jawaban yang diberikan setiap kelompok melalui kegiatan tanya

jawab.

Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban yang

benar dari lembar kerja kelompok yang telah di kerjakan mengenai

tanah kapur, tanah podzol, dan tanah gambut. Dalam tanya jawab guru

membacakan soal kemudian menunjuk salah satu siswa untuk

menjawab, jika jawaban yang disampaikan siswa salah maka guru

memberikan jawaban yang benar dan meminta siswa untuk menyilang

jawaban dari kelompok lain jika jawaban yang diberikan salah.

Setelah kegiatan tanya jawab berakhir guru kemudian meminta siswa

untuk kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.

3) Kegiatan Penutup

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran

yang dimulai dengan meminta salah satu siswa untuk maju kedepan

menyampaikan kesimpulan belajar hari ini dengan bantuan bimbingan

guru. Kemudian guru menyampaikan kembali kesimpulan belajar

tentang tanah kapur, tanah podzol dan tanah gambut kepada seluruh

siswa. Setelah menyimpulkan pembelajaran guru memberikan tes

evaluasi kepada setiap siswa untuk dikerjakan secara mandiri dengan

durasi waktu 10 menit. Saat mengerjakan tes evaluasi guru

mengingatkan siswa untuk menjawab secara mandiri tidak mencontek

teman dan tidak membuka buku. Semua siswa terlihat serius saat

mengerjakannya.

182
Setelah evaluasi selesai dilaksanakan guru memberikan umpan

balik kepada siswa bahwa pembelajaran hari ini sudah sangat bagus

dan menyenangkan, mereka sudah bertukar kartu materi, mengerjakan

LKK serta menyampaikan jawaban saat ditanya. Guru juga

menyampaikan bahwa dari pertemuan pertama sampai pertemuan

terakhir mereka sudah sangat rajin dan antusias dalam mengikuti

pembelajarn meskipun ada 2/3 orang yang kurang semanagat dalam

mengikuti pembelajaran. Guru juga mengucapkan terima kasih kepada

siswa atas perhatian mereka saat mengikuti proses belajar mengajar

dan meminta maaf kepada seluruh siswa jika adaa salah selama proses

pembelajaran. Guru megakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

c) Hasil Observasi

Data hasil observasi yang didapat dari hasil penelitian kemudian

dirangkum dalam sebuah tabel lembar observasi yang telah disiapkan

sebelumya. Data tersebut terdiri dari data hasil observasi kegiatan

pembelajaran untuk guru, data keaktivan siswa, serta data hasil belajar

siswa. Untuk lebih jelasnya, data hasil observasi pada pertemuan kedua

siklus II dapat dilihat dalam uraian berikut.

1) Observasi Aktivitas Guru

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran

yang telah dilakukan guru pada materi jenis tanah kapur, tanah podzol,

dan tanah gambut dengan menggunakan kombinasi model

183
pembelajaran Take and Give, Example Non Exampele, dan Complete

Sentence yang telah dilaksanakan selama 2x35 menit diperoleh data

sebagai berikut:

184
Tabel 4.27 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 2

Skor Jumlah
No Langkah-langkah Pembelajaran
1 2 3 4 Skor
Kegiatan Pendahuluan
1. Mengucap salam dan menanyakan keadaan siswa 4 19
2. Melakukan Absensi 4
3. Melakukan apersepsi dan mencoba memotivasi siswa 3
4. Menyampaikan kompetensi yang akan di capai siswa 4
5. Menyampaikan garis besar materi dan langkah-langkah 4
kegiatan pembelajaran dengan kombinasi model
pembelajaran Take and Give, Example Non Example,
dan Complete Sentence.
Kegiatan Inti
1. Guru menyajikan materi sesuai topik dengan tanya 4 38
jawab
2. Guru memberikan kartu yang berisi materi kepada 4
masing masing siswa
3. Guru meminta siswa mencari pasangan untuk saling 4
memberi informasi dari kartu yang dia dapatkan
minimal sebanyak 5 kali
4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang 4
anggotanya terdiri dari 3 orang siswa
5. Guru menampilkan media berupa gambar dipapan tulis 4
6. Guru memberi penjelasan kepada siswa tentang media 4
yang di tampilkan
7. Guru membagikan lembar kerja kelompok berupa 3
paragraf yang kalimatnya belum lengkap
8. Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada 4
kelompok untuk memperhatikan dan menganalisis
media berupa gambar untuk menyelesaikan LKK yang
telah dibagikan
9. Guru memberi durasi waktu kepada kelompok untuk 4
berdiskusi menyusun paragraf dengan melengkapi
kalimat menggunakan kunci jawaban yang tersedia
10. Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban 3
yang benar dari lembar kerja kelompok yang telah di
kerjakaan
Kegiatan Penutup
1. Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran 3 14
2. Guru melakukan evaluasi 4
3. Guru memberikan umpan balik 3
4. Guru menutup salam dengan mengucap salam 4

185
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer

terhadap langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru,

kegiatan inti yang di laksanakan guru memperoleh jumlah skor yaitu

38 yang termasuk dalam kategori “sangat baik”, dengan analisis

sebagai berikut:

1. Guru menyajikan materi sesuai topik dengan tanya jawab

memperoleh skor 4, yang dilakukan guru adalah melakukan

kegiatan tanya jawab yang sesuai dengan topik, menggunakan

bahasa yang mudah dimengerti, memberikan pertanyaan yang

sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan kegiatan

tanya jawab dengan suara yang jelas.

2. Guru memberikan kartu yang berisi materi kepada masing masing

siswa memperoleh skor 4, yang dilakukan guru adalah

memberikan kartu yang berisikan materi yang ringkas,

memberikan arahan kepada siswa untuk menuliskan nama dan

membaca, menghafal dan mengingat materi dari kartu yang

mereka pegang. Guru tidak membuat siswa ribut saat

membagikan kartu karena guru membagikan kartu tersebut ke

setiap siswa secara langsung satu persatu, dan memberikan kartu

secara merata kepada seluruh siswa.

3. Guru meminta siswa mencari pasangan untuk saling memberi

informasi dari kartu yang dia dapatkan minimal sebanyak 5 kali

memperoleh skor 4, yang dilakukan guru adalah memberi

186
perintah yang jelas kepada siswa untuk mencari pasangan,

megkondisikan kelas agar tetap tertib dengan membagi siswa

menjadi 5 kubu untuk bertukar kartu materi dan siswa hanya

boleh bertukar kartu materi dengan sesama teman sekubunya

sehingga kondisi kelas menjadi lebih tertib saat mereka bertukar

kartu materi, memperhatikan seberapa banyak setiap siswa

berganti pasangan dan kemudian mencatat nama siswa yang tidak

mengikuti perintah untuk mencari pasangan.

4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang

anggotanya terdiri dari 3 orang siswa memperoleh skor 4, yang

dilakukan guru adalah membagi siswa menjadi 10 kelompok,

pembagian kelompok dilakukan secara heterogen, berdasarkan

prestasi dan jenis kelamin, mengarahkan siswa untuk duduk

secara berkelompok, memberi penjelasan kepada siswa tujuan

dari di adakannya kelompok-kelompok, dan membagi kelompok

dengan tidak membeda-bedakan kelompok satu dengan kelompok

yang lainnya.

5. Guru menampilkan media berupa gambar dipapan tulis

memperoleh skor 4, yang dilakukan guru adalah menampilkan

media berupa gambar yang sesuai dengan materi yaitu jenis-jenis

batuan, meletakkkan gambar ditempat yang bisa dilihat semua

siswa dengan jelas, menggunakan gambar yang mampu menarik

perhatian siswa dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

187
6. Guru memberi penjelasan kepada siswa tentang media yang di

tampilkan memperoleh skor 4, yang dilakukan guru adalah

memberi penjelasan kepada siswa tentang media yang di

tampilkan dengan suara yang lantang dan jelas, penjelasan yang

diberikan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai,

memberikan penjelasan secara terstruktur, dan adanya pemberian

tekanan suara pada kata-kata tertentu.

7. Guru membagikan lembar kerja kelompok berupa paragraf yang

kalimatnya belum lengkap memperoleh skor 3, yang dilakukan

guru adalah membagikan lembar kerja kelompok yang dapat

membuat siswa untuk berpikir dan bekerja sama, pada lembar

kerja kelompok yang guru bagikan petunjuk atau tugas setiap

kelompok sudah tertulis jelas, dan juga mampu menarik minat

siswa untuk mengerjakan.

8. Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada

kelompok untuk memperhatikan dan menganalisis media berupa

gambar untuk menyelesaikan LKK yang telah dibagikan

memperoleh skor 4, yang dilakukan guru adalah menyampaikan

prosedur atau cara pengerjaan lembar kerja kelompok dengan

jelas, memfasilitasi sebuah media berupa gambar untuk setiap

kelompok, memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk

memeperhatikan dan menganlisis media dengan mandiri, dan

memberikan bantuan jika kelompok memerlukan bantuan.

188
9. Guru memberi durasi waktu kepada kelompok untuk berdiskusi

menyusun paragraf dengan melengkapi kalimat menggunakan

kunci jawaban yang tersedia memperoleh skor 4, yang dilakukan

guru adalah memberi durasi waktu yang jelas yaitu 15 menit

untuk menyelesaikan LKK, mengawasi setiap kelompok dengan

berkeliling ke setiap kelompok untuk memastikan kelompok

mendiskusikan jawabannya, mengingatkan kelompok ketika

waktu untuk berdiskusi hampir selesai serta memberikan durasi

waktu yang sama kepada setiap kelompok.

10. Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban yang

benar dari lembar kerja kelompok yang telah di kerjakaan

memperoleh skor 3, yang dilakuka guru adalah melakukan

kegiatan tanya jawab yang merata kepada seluruh siswa tidak

hanya dengan satu siswa saja, menghargai pendapat yang di

sampaikan siswa dan kemudian menyampaikan jawaban yang

benar jika siswa menyampaikan jawaban yang salah saat di tanya.

2) Observasi Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa yang

diamati pada kegiatan pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 pada materi

jenis tanah kapur, tanah podzol, dan tanah gambut dengan

menggunakan kombinasi model pembelajaran Take and Give,

Example Non Exampele, dan Complete Sentence yang telah

dilaksanakan selama 2x35 menit dapat diperoleh data sebagai berikut:

189
Tabel 4.28 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2

Aspek KA CA A SA
Klasikal
No. yang
Diamati %
F % F % F % F %
1. A - - - - 13 44,83 16 55,17 100
2. B - - - - 10 34,48 19 65,52 100
3. C - - - - 9 31,03 20 68,97 100
4. D - - - - 18 62,07 11 37,93 100
5. E - - - - 5 17,24 24 82,76 100
6. F - - 1 3,45 5 17,24 23 79,31 96,55

Jumlah 596,55

Rata-rata Klasikal 99,43

Kriteria Sangat
Aktif

Keterangan Aspek:
A = Siswa menjawab dan bertanya saat guru menyajikan materi
B = Siswa membaca, menghafal dan mengingat isi materi dari kartu
yang diberikan
C = Siswa mencari pasangan minimal sebanyak 5 kali
D = Siswa mengamati media dan memberi perhatian terhadap
penjelasan yang diberikan guru
E = Siswa mengumpulkan informasi dan bekerja sama dalam
kelompok.
F = Siswa memberi jawaban yang benar saat di tanya oleh guru
tentang hasil kerja kelompok

Berdasarkan hasil observasi siswa yang telah dilaksanakan, dari

tabel 4.28 diatas dapat dilihat bahwa pada aspek A yaitu siswa

190
menjawab dan bertanya saat guru menyajikan materi memperoleh

persentase klasikal sebanyak 100%. Pada aspek B yaitu siswa

membaca, menghafal dan mengingat isi materi dari kartu yang

diberikan memperoleh persentase klasikal sebanyak 100%. Pada aspek

C yaitu siswa mencari pasangan minimal sebanyak 5 kali memperoleh

persentase klasikal sebanyak 100%. Pada aspek D yaitu siswa

mengamati media dan memberi perhatian terhadap penjelasan yang

diberikan guru memperoleh persentase klasikal sebanyak 100%. Pada

aspek E yaitu siswa mengumpulkan informasi dan bekerja sama dalam

kelompok memperoleh persentase klasikal sebanyak 100%. Pada

aspek F yaitu siswa memberi jawaban yang benar saat di tanya oleh

guru tentang hasil kerja kelompok memperoleh persentase klasikal

sebanyak 96,55%. Berikut grafik hasil observasi siswa secara klasikal

pada setiap aspek:

Grafik Observasi Aktivitas Siswa


Siklus II Pertemuan 1
100% 100% 100% 100% 100%
100%
99%
98%
96.55%
97%
96%
95%
94%
A B C D E F

Gambar 4.16 Grafik Observasi Aktivatas Siswa Siklus II Pertemuan 2

191
Jika dilihat berdasarkan aktivitas siswa yang menunjukkan

bahwa dalam proses pembelajaran pada materi jenis tanah kapur,

tanah podzol, dan tanah gambut menggunakan kombinasi model

pembelajaran Take and Give, Example Non Example, dan Complete

Sentence terbagi menjadi 4 klasifikasi yaitu sangat aktif, aktif, cukup

aktif, kurang aktif yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.29 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Sangat Aktif 25 86,21%

2. Aktif 4 13,79%

3. Cukup Aktif - -

4. Kurang Aktif - -

Jumlah 29 100%

Berdasarkan tabel di atas jika di nilai dari keseluruhan aspek,

siswa yang mendapatkan kriteria sangat aktif ada 25 orang (86,21%),

siswa yang mendapatkan kriteria aktif ada 4 orang (13,79%), siswa

yang mendapatkan kriteria cukup aktif tidak ada, dan siswa yang

mendapatkan kriteria kurang aktif tidak ada. Berikut grafik

rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 2 :

192
Grafik Rekapitulasi Hasil Observasi
Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2
25
25

20

15

10
4
5
0 0
0
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif

Gambar 4.17 Grafik Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus II

Pertemuan 2

3) Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil tes tertulis yang dilaksanakan diakhir

pembelajaran Siklus II pertemuan 2 didapatkan data nilai untuk

mengetahui hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

193
Tabel 4.30 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2

% Ketuntasan
No Rentang Skor Frekuensi Tidak
Tuntas
Tuntas
91-100 21 72,41% -
1
81-90 5 17,24% -
2
71-80 1 3,45% -
3
61-70 2 - 6,90%
4
29 93,10% 6,90%
Jumlah

Berdasarkan tabel 4.30 di atas dapat diketahui nilai yang

diperoleh siswa yakni pada rentang skor 91-100 ada 21 siswa yang

masuk dalam kategori tuntas sebanyak 72,41%, pada rentang skor 81-

90 ada 5 siswa yang masuk dalam kategori tuntas sebanyak 17,24%,

pada rentang skor 71-80 ada 1 siswa yang masuk dalam kategori

tuntas sebanyak 3,45%, pada rentang skor 61-70 ada 2 siswa yang

masuk dalam kategori tidak tuntas sebanyak 6,90%. Berikut grafik

rekapitulasi hasil belajar siswa siklus II pertemuan 2:

194
Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar
Siswa Siklus II Pertemuan 2

25
21

20

15

10
5
5 2
1

0
91-100 81-90 71-80 61-70

Gambar 4.18 Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II

Pertemuan 2

Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa

ketuntasan hasil belajar klasikal siswa sudah berhasil dan

meningkat dari pertemuan sebelumnya. Ketuntasan klasikal hasil

belajar yang dicapai siswa untuk siklus II pertemuan 2 dikatakan

tuntas karena sudah mencapai indikator keberhasilan secara

klasikal ≥85 % yakni memperoleh persentase 93,10%. Jika dilihat

dari hasil belajar siswa tersebut masih ada 2 siswa yang tidak tuntas

dikarenakan siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami

soal yang diberikan guru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut:

195
Tabel 4.31 Keterangan Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus II Pertemuan 2

Nomor Frekuensi Jawaban Siswa


Kategori
Soal Benar Salah
C3(Penerapan) 29 0
1
C3(Penerapan) 27 2
2
C3(Penerapan) 28 1
3
C4(Analisis) 28 1
4
C3(Penerapan) 29 0
5
C2(Pemahaman) 23 6
6
C4(Analisis) 29 0
7
C3(Penerapan) 27 2
8
C4(Analisis) 29 0
9
C3(Penerapan) 28 1
10

Berdasarakan tabel 4.31 siswa kebanyakan menjawab salah

dalam menjawab soal nomor 2 dengan kategori C2(Pemahaman). Hal

ini disebabkan siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal

yang berbentuk jenis soal membedakan (C2).

Tabel 4.32 Keterangan Soal Evaluasi Essay Siklus II Pertemuan 2

Frekuensi jawaban siswa


Soal Kategori Semua Sebagian Sebagian
Salah
benar besar benar kecil benar

Jelaskan ciri-
ciri dari tanah
podzol dan C2 19 6 4 0
tanah
gambut!

196
Berdasarakan tabel 4.32 soal Essay masuk kategori C2 yaitu

mencirikan (C2), siswa yang memberikan jawaban dengan benar

sebanyak 19 orang, siswa yang memberikan jawaban sebagian besar

benar sebanyak 6 orang, siswa yang memberikan jawaban sebagian

kecil benar sebanyak 4 orang, dan siswa yang memberikan jawaban

salah tidak ada.

Tabel 4.33 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2

Pertemuan 1 Ketuntasan
Nilai
Frekuensi Persentase
>75 27 93,10% Tuntas

<75 2 6,90%. Tidak Tuntas

Berdasarkan tabel 4.33 dapat disimpulkan bahwa dengan

Kriteria Kentuntasan Minimal yaitu 75, maka jumlah siswa yang

tuntas adalah sebanyak 27 orang dengan persentase yaitu 93,10%,

sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas adalah sebanyak 2 orang

dengan persentase 6,90%. Ketuntasan klasikal hasil belajar yang

dicapai siswa untuk siklus II pertemuan 2 dikatakan tuntas dan

meningkat karena sudah mencapai indikator keberhasilan secara

klasikal yaitu ≥85 %. Berikut grafik ketuntasan hasil belajar siswa

siklus II pertemuan 2:

197
Grafik Ketuntasan Hasil Belajar
Siswa Siklus II Pertemuan 2

6.90%

Tuntas
Tidak Tuntas
93.10%

Gambar 4.19 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

Pertemuan 2

d) Refleksi

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa serta

hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 2 maka didapatkan beberapa

aspek yang perlu direfleksi, yaitu antara lain :

1) Aktivitas Guru

Pada siklus II pertemuan 2 aktivitas guru memperoleh skor 37

yang termasuk dalam kategori “sangat baik” dengan skor maksimal

40, tetapi masih ada beberapa aspek yang mendapat skor 3.

Pelaksanaan langkah-langkah pembelajarn yang telah dilaksanakan

guru sudah efektif dan terlaksana dengan maksimal. Semua aspek

198
sudah dilakukan dengan sangat baik. Tidak ada aktivitas guru yang

memperoleh skor 2 hanya saja ada 2 aspek yang mana guru

memperoleh skor 3.

Keberhasilan ini dikarenakan guru sudah benar-benar

membimbing dan melatih siswa untuk belajar dalam setiap langkah

pembelajarannya dengan menerapkan menerapkan pembelajaran yang

kreatif melalui kombinasi model pembelajaran Take and Give,

Example Non Example, dan Complete Sentence. Kedepannya guru

harus mampu mempertahankan cara mengajarnya dengan

menggunakan metode mengajar yang bervariasi, baik didukung

dengan media pembelajaran yang menarik maupun penggunaan

model-model pembelajaran.

2) Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II

pertemuan 2, aktivitas siswa yang dinilai oleh observer menyatakan

bahwa ada 25 orang siswa yang berada di kategori sangat aktif dengan

persentase 86,21%, dan 4 orang siswa yang berada di kategori aktif

dengan presentase 13,79%. Secara klasikal skor siswa pada setiap

aspek, yang memperoleh skor paling rendah hanya ada 1 dari 5 aspek

yaitu aspek E. Pada aspek E yakni siswa mengumpulkan informasi

dan bekerja sama dalam kelompok dengan persentase 96,55% hal ini

dikarenakan masih ada 1 siswa yang terlihat asik sendiri dan tidak

mau ikut bekerja sama dalam kelompok.

199
Dengan demikian pada pertemuan ini aktivitas siswa dikatakan

sudah berhasil hal ini dikarenakan rata-rata klasikal siswa memperoleh

persentase 96,43% dengan kriteria “sangat aktif”. Keberhasilan dari

meningkatnya aktivitas siswa ini tidak lepas dari kegigihan dan

keuletan guru dalam memperbaiki proses pembelajarannya pada setiap

pertemuan.

3) Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 2 ini mengalami

peningkatan dan dapat dikatakan berhasil. Ketuntasan siswa pada

siklus II pertemuan 2 adalah sebanyak 27 siswa dari 29 siswa dengan

persentase sebesar 93,10%. Secara individu hasil belajar siswa dapat

dikatakan tuntas apabila mendapat nilai ≥75, sedangkan secara

klasikal hasil belajar siswa dapat dikatakan berhasil apabila ≥85%.

Jadi pada pertemuan 2 siklus II sudah melebihi indikator keberhasilan

yang telah ditetapkan.

Keberhasilan ini dikarenakan guru sudah sangat baik dalam

menyampaikan materi yang diajarkan dengan menggunakan

kombinasi model pembelajaran Take and Give, Example Non

Example, dan Complete Sentence sehingga berdampak positif pada

hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil tes evaluasi siswa, yang

mana pada pertemuan ini siswa yang memperoleh nilai akhir 100 lebih

dari 50% yaitu sebanyak 16 siswa dari 29 siswa. Kedepannya guru

harus mampu mempertahankan cara mengajarnya dengan

200
menggunakan metode mengajar yang bervariasi, baik didukung

dengan media pembelajaran yang menarik maupun penggunaan

model-model pembelajaran yang mana akan berdampak positif pada

aktivitas dan hasil belajar siswa.

6. Analisis Pembelajaran Siklus II

Siklus II merupakan pembelajaran dengan materi jenis tanah pasir,

tanah humus, dan tanah liat pada pertemuan 1 dan materi jenis tanah

kapur, tanah podzol, dan tanah gambut pada pertemuan 2. Hasil penelitian

pada siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Aktivitas Guru

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap

aktivitas guru pada siklus II dalam pembelajaran IPA menggunakan

kombinasi model pembelajaan Take and Give, Example Non Example,

dan Complete Sentence pada kelas V C SDN 4 Loktabat Utara

Banjarbaru diperoleh data sebagai berikut.

201
Tabel 4.34 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Skor
No Aspek yang diamati
P1 P2
1 Guru menyajikan materi sesuai topik dengan tanya 4 4
jawab
2 Guru memberikan kartu yang berisi materi kepada 4 4
masing masing siswa
3 Guru meminta siswa mencari pasangan untuk saling
memberi informasi dari kartu yang dia dapatkan minimal 4 4
sebanyak 5 kali
4 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang 4 4
anggotanya terdiri dari 3 orang siswa
5 Guru menampilkan media berupa gambar dipapan tulis 4 4
6 Guru memberi penjelasan kepada siswa tentang media 3 4
yang di tampilkan
7 Guru membagikan lembar kerja kelompok berupa 3 3
paragraf yang kalimatnya belum lengkap
8 Guru memberi arahan dan memberi kesempatan kepada
kelompok untuk memperhatikan dan menganalisis media 4 4
berupa gambar untuk menyelesaikan LKK yang telah
dibagikan
9 Guru memberi durasi waktu kepada kelompok untuk
berdiskusi menyusun paragraf dengan melengkapi 4 4
kalimat menggunakan kunci jawaban yang tersedia
10 Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai jawaban
yang benar dari lembar kerja kelompok yang telah di 3 3
kerjakaan
Jumlah Skor 37 38
Sangat Sangat
Kriteria
Baik Baik

Keterangan :

P1 = Pertemuan 1

P2 = Pertemuan 2

202
Berdasarkan tabel 4.34 dapat dilihat adanya peningkatan skor

pada aspek 6. Peningkatan yang terjadi karena adanya perbaikan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru berdasarkan kekurangan yang

terjadi pada saat pembelajaran. Berikut adalah perbandingan jumlah

skor yang diperoleh antara pertemuan 1 dan pertemuan 2 berdasarkan

hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran siklus II ini.

Grafik Perbandingan Jumlah Skor


Aktivitas Guru Siklus II

38
37.8
37.6
37.4
38
37.2
37
36.8 37
36.6
36.4
Pertemuan 1 Pertemuan 2

Gambar 4.20 Grafik Perbandingan Jumlah Skor Aktivitas Guru

Siklus II

Berdasarkan gambar 4.20 dapat diketahui bahwa adanya kenaikan

jumlah skor yang diperoleh guru. Pada pertemuan 1 memperoleh skor

37 dan pada pertemuan 2 naik menjadi 38. Sedangkan indikator

203
keberhasilan yang ditetapkan adalah guru harus memperoleh skor 34-40

yang masuk pada kriteria sangat baik.

b) Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap

aktivitas siswa pada siklus II dalam pembelajaran IPA menggunakan

kombinasi model pembelajaan Take and Give, Example Non Example,

dan Complete Sentence pada kelas V C SDN 4 Loktabat Utara

Banjarbaru diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.35 Perbandingan Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Siklus II

Persentase
No Kategori
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Sangat Aktif 68,97% 86,21%
2 Aktif 31,03% 13,79%
3 Cukup Aktif 0% 0%
4 Kurang Aktif 0% 0%

Berdasarkan tabel 4.35 dapat dilihat pada kategori sangat aktif

terjadi peningkatan antara pertemuan 1 dan pertemuan 2 yaitu dari

68,97% menjadi 86,21%. Sedangakan pada kategori aktif terjadi

penurunan antara pertemuan 1 dan pertemuan 2 yaitu dari 31,03%

menjadi 13,79%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut.

204
86.21%
90.00%

80.00%
68.97%
70.00%

60.00%
Sangat Aktif
50.00% Aktif

40.00% Cukup Aktif


31.03%
Kurang Akti
30.00%

20.00% 13.79%

10.00%
0% 0% 0% 0%
0.00%
Pertemuan 1 Pertemuan 2

Gambar 4.21 Grafik Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus II

c) Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil dari tes evaluasi yang dilakukan di akhir

pembelajaran pertemuan 1 dan pertemuan 2, maka didapatkan data nilai

hasil belajar siswa pada siklus II yang dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 4.36 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus II

Frekuensi
No Nilai
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 >75 (Tuntas) 26 27
2 <75 (Tidak Tuntas) 3 2
Persentase Ketuntasan
89,65% 93,10%
Klasikal

205
Berdasarkan tabel 4.36 dapat diketahui adanaya peningkatan hasil

belajar pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pada pertemuan 1

persentase ketuntasan klasikal hasil belajar mencapai 89,65% dan

meningkat menjadi 93,10% pada pertemuan 2. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik Perbandingan Ketuntasan


Hasil Belajar Siswa Siklus II

93.10%
94.00%

93.00%

92.00%

91.00% 89.65%
90.00%

89.00%

88.00%

87.00%
Ketuntasan Pertemuan 1 Ketuntasan Pertemuan 2

Gambar 4.22 Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Siklus II

Berdasarkan uraian diatas maka tindakan kelas yang dilakukan

pada penelitian ini dikatakan berhasil dan hipotesis yang menyatakan

“Jika digunakan kombinasi model pembelajaran Take And Give,

Example Non Example, dan Complete Sentence maka hasil belajar

206
tentang materi proses pembentukan tanah di kelas VC SDN 4 Lokatabat

Utara akan meningkat” dapat diterima.

D. Pembahasan

Hasil observasi dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I

dan siklus II dalam pembelajaran IPA pada materi proses pembentukan tanah

menggunakan kombinasi model pembelajaan Take and Give, Example Non

Example, dan Complete Sentence pada kelas V C SDN 4 Loktabat Utara

Banjarbaru dijelaskan lebih lanjut dalam pembahasan di bawah ini:

1. Aktivitas Guru

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru selama siklus I dan siklus

II pada penelitian tindakan kelas ini diketahui telah terjadi perbaikan

aktivitas guru dalam pembelajaran IPA pada materi proses pembentukan

tanah menggunakan kombinasi model pembelajaran Take and Give,

Example Non Example, dan Compete Sentence. Pada siklus I guru

memperoleh jumlah skor 33 dengan kategori baik pada pertemuan

pertama dan memperoleh jumlah skor 35 dengan kategori sangat baik pada

pertemuan kedua. Kemudian pada siklus II mengalami peningkatan yaitu

guru memperoleh jumlah skor 37 dengan kategori sangat baik pada

pertemuan pertama dan memperoleh jumlah skor 38 dengan kategori

sangat baik pada pertemuan kedua.

Keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

tentunya tidak lepas dari memilih model pembelajaran yang sesuai dengan

207
materi dan karakteristik siswa sekolah dasar kelas tinggi. Guru memilih

alternatif kombinasi model pembelajaan Take and Give, Example Non

Example, dan Complete Sentence dimana model ini dianggap cocok

dilaksanakan disekolah yang telah terpilih sebagai lokasi penelitian.

Guru mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran

dikelas. Guru yang memiliki kemampuan profesional mengajar dan

memiliki peran sebagai sumber belajar akan bertanggung jawab atas

tercapainya hasil belajar siswa. Guru juga sebagai pemimpin dalam proses

belajar mengajar, terciptanya kondisi belajar yang baik bagi siswa akan

tergantung pada bagaimana cara guru dalam memimpin pembelajaran

dikelas.

Pembelajaran dengan menggunakan kombinasi model pembelajaan

Take and Give, Example Non Example, dan Complete Sentence yang

digunakan peneliti dalam penelitian ini merupakan model yang cocok

untuk digunakan dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi proses

pembentukan tanah. Hal ini dikarenakan bahwa kombinasi dari langkah-

langkah model tersebut dapat membantu siswa untuk memahami konsep,

membuat siswa aktif dalam pembelajaran dengan terlibat secara langsung

dengan media pembelajaran, serta memiliki minat baca yang tinggi

terhadap materi pembelajaran.

Menurut Slavin dalam Shoimin (2014:195) mengemukakan bahwa

model pembelaajaran take and give pada dasarnya mengacu pada teori

konsruktivisme yaitu pembelajaran yang membuat siswa aktif secara

208
sendiri membangun pengetahuan yang akan menjadi milikinya. Dalam

proses tersebut siswa memeriksa dan menyesuaikan pengetahuan baru

yang dipelajari dengan kerangka berpikir yang telah ia miliki. Peran guru

dalam proses pembelajaran take and give lebih menagarah sebagai

mediator dan fasilitator.

Sedangkan menurut Komalasari dalam Shoimin (2014:73)

menyatakan bahwa model pembelajaran example non example merupakan

model pembelajaran yang membelajarkan siswa terhadap permasalahan

yang ada disekitarnya melalui analisis contoh-contoh berupa gambar-

gambar, foto, dan kasus yang bermuatan masalah.

Model pembelajaran Complete Sentence adalah model pembelajaran

yang berusaha mempertimbangkan kemampuan siswa untuk memprediksi

fragmen-fragmen teks yang ditugaskan kepada mereka (Huda, 2013:313).

Dari beberapa pendapat diatas yang menyebutkan bahwa model

pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kondisi

belajar siswa yang kurang berinteraksi dengan teman pada saat

memperoleh pengetahuan dan kondisi belajar belajar siswa yang

cenderung malas membaca materi dengan teliti dan seksama. Berdasarkan

uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa proses pembelajaran

menggunakan kombinasi model pembelajaan Take and Give, Example

Non Example, dan Complete Sentence dapat meningkatkan aktivitas guru.

209
Hal ini juga didukung dengam penelitian sebelumnya, diantara hasil

penelitian terdahulu yang relevan dengan hasil penelitian adalah sebagai

berikut:

4) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marlina Widyaningrum (2012)

dengan judul “Peningkatan Partisipasi Dan Hasil Belajar IPA Dengan

Metode Pembelajaran Take And Give Pada Siswa Kelas IV SDN

Manjung 2”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode Take

And Give dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi struktur

bagian tumbuhan di SDN Manjung 2. Ketuntasan hasil belajar pada

siklus I dengan presentasi 63,63% dan meningkat menjadi 86,36% pada

siklus II.

5) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Eka Rosaliani (2013) dengan judul

“Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Perubahan Lingkungan dan

Pengaruhnya Melalui Pembelajaran Example Non Example Pada Siswa

Kelas IV SDN Pasar Lama 6 Banjarmasin”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dengan model Example Non Example dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perubahan lingkungan

dan pengaruhnya di SDN Pasar Lama 6 Banjarmasin. Ketuntasan hasil

belajar pada siklus I dengan presentasi 68% dan meningkat menjadi

91% pada siklus II.

6) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nofrini (2017) dengan judul

“Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pokok bahasan perubahan

lingkungan pada pelajaran IPA dengan menggunakan Complete

210
Sentence di kelas IV SDN Cinta Rakyat”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dengan model Complete Sentence dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi perubahan lingkungan di SDN Cinta Rakyat.

Ketuntasan hasil belajar pada siklus I dengan presentasi 51,52% dan

meningkat menjadi 100% pada siklus II.

2. Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa selama siklus I dan siklus

II pada penelitian tindakan kelas ini diketahui telah terjadi peningkatan

aktivitas siswa dalam mempelajari materi proses pembentukan tanah

menggunakan kombinasi model pembelajaran Take and Give, Example

Non Example, dan Complete Sentence. Pada siklus I rata-rata klasikal

aktivitas siswa untuk pertemuan pertama mencapai 84,48% dan rata-rata

klasikal aktivitas siswa untuk pertemuan kedua mencapai 86,67%.

Kemudian pada siklus II mengalami peningkatan yaitu rata-rata klasikal

aktivitas siswa untuk pertemuan pertama mencapai 97,70% dan rata-rata

klasikal aktivitas siswa untuk pertemuan kedua mencapai 99,43%.

Hal diatas didukung oleh pendapat Shoimin (2014:196) yang

mengemukakan bahwa model pembelajaran Take and Give merupakan

metode pembelajaran yang memilki sintaks serta menuntut siswa untuk

mampu memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru dan siswa

yang lain.

Melalui model pembelajaran Example Non Example, siswa diberi

kesempatan belajar secara berkelompok untuk saling memberikan

211
informasi dan saling membelajarkan, yang mana akan memberi dampak

positif bagi siswa dengan diadakannya kerja kelompok tersebut yakni

siswa akan mampu menghargai setiap perbedaan dan mampu melatih

siswa untuk bekerja sama dalam memecahkan setiap permasalahan

(Shoimin, 2014:74).

Sedangkan menurut Shoimin (2014:35) pembelajaran Complete

Sentence merupakan pembelajaran yang mampu mengarahkan siswa

belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan menggunakan

kunci jawaban yang tersedia.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa proses

pembelajaran menggunakan kombinasi model pembelajaan Take and Give,

Example Non Example, dan Complete Sentence dapat meningkatkan

aktivitas siswa.

Hal ini juga didukung dengam penelitian sebelumnya, diantara hasil

penelitian terdahulu yang relevan dengan hasil penelitian adalah sebagai

berikut:

1) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marlina Widyaningrum (2012)

dengan judul “Peningkatan Partisipasi Dan Hasil Belajar IPA Dengan

Metode Pembelajaran Take And Give Pada Siswa Kelas IV SDN

Manjung 2”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode Take

And Give dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi struktur

bagian tumbuhan di SDN Manjung 2. Ketuntasan hasil belajar pada

212
siklus I dengan presentasi 63,63% dan meningkat menjadi 86,36% pada

siklus II.

2) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Eka Rosaliani (2013) dengan judul

“Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Perubahan Lingkungan dan

Pengaruhnya Melalui Pembelajaran Example Non Example Pada Siswa

Kelas IV SDN Pasar Lama 6 Banjarmasin”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dengan model Example Non Example dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perubahan lingkungan

dan pengaruhnya di SDN Pasar Lama 6 Banjarmasin. Ketuntasan hasil

belajar pada siklus I dengan presentasi 68% dan meningkat menjadi

91% pada siklus II.

3) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nofrini (2017) dengan judul

“Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pokok bahasan perubahan

lingkungan pada pelajaran IPA dengan menggunakan Complete

Sentence di kelas IV SDN Cinta Rakyat”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dengan model Complete Sentence dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi perubahan lingkungan di SDN Cinta Rakyat.

Ketuntasan hasil belajar pada siklus I dengan presentasi 51,52% dan

meningkat menjadi 100% pada siklus II.

3. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada hasil

belajar siswa selama siklus I dan siklus II pada penelitian tindakan kelas

ini diketahui terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas V C dalam

213
pembelajaran IPA pada materi proses pembentukan tanah dengan

menggunakan kombinasi model pembelajaran Take and Give, Example

Non Example, dan Complete Sentence pada siswa kelas V C SDN 4

Loktabat Utara Banjarbaru. Pada siklus I hasil ketuntasan klasikal

pertemuan pertama hanya mencapai 55,17% dan hasil ketuntasan klasikal

pertemuan kedua mencapai 79,31%. Kemudian pada siklus II mengalami

peningkatan yaitu hasil ketuntasan klasikal pertemuan pertama mencapai

89,65% dan hasil ketuntasan klasikal pertemuan kedua mencapai 93,10%.

Peningkatan hasil belajar siswa di pengaruhi oleh dimensi kognitif

siswa dalam kegiatan belajar. Menurut Suprihatiningrum (2016:38)

menyatakn bahwa hasil belajar yang berkaitan dengan aspek kognitif

merupakan kemampuan siswa yang berhubungan dengan berpikir,

mengatahui, serta memecahkan masalah. Kawasan kognitif adalah

kawasan yang membahas tujuan pembelajaraan berkenaan dengan proses

mental yang berawal dari tingkat pengetahuan rendah sampai ke tingkat

pengetahuan yang lebih tinggi yakni evaluasi.

Melalui evaluasi di setiap akhir pembelajaran, peneliti memperoleh

data hasil belajar siswa pada setiap pertemuan yang mana sangat

membantu peneliti dalam mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

terhadap materi yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan

kombinasi model pembelajaran Take and Give, Example Non Example,

dan Complete Sentence.

214
Penggunaan kombinasi model pembelajaran Take and Give,

Example Non Example, dan Complete Sentence telah mempengaruhi hasil

belajar siswa, pada penelitian ini hasil belajar sudah memenuhi indikator

keberhasilan penelitian yaitu mengalami peningkatan dan sudah melebihi

ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu ≥ 85%.

Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang berbunyi “Jika

digunakan kombinasi model pembelajaran Take And Give, Example Non

Example, dan Complete Sentence maka hasil belajar tentang materi proses

pembentukan tanah di kelas VC SDN 4 Lokatabat Utara akan meningkat”

terbukti benar dan dapat diterima.

Penelitian ini tidak terlepas dari penelitian-penelitian sebelumnya

yang juga menggunakan model pembelajaran Take And Give, Example

Non Example, dan Complete Sentence, diantara hasil penelitian terdahulu

yang relevan dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marlina Widyaningrum (2012)

dengan judul “Peningkatan Partisipasi Dan Hasil Belajar IPA Dengan

Metode Pembelajaran Take And Give Pada Siswa Kelas IV SDN

Manjung 2”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode Take

And Give dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi struktur

bagian tumbuhan di SDN Manjung 2. Ketuntasan hasil belajar pada

siklus I dengan presentasi 63,63% dan meningkat menjadi 86,36% pada

siklus II.

215
2) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Eka Rosaliani (2013) dengan judul

“Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Perubahan Lingkungan dan

Pengaruhnya Melalui Pembelajaran Example Non Example Pada Siswa

Kelas IV SDN Pasar Lama 6 Banjarmasin”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dengan model Example Non Example dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perubahan lingkungan

dan pengaruhnya di SDN Pasar Lama 6 Banjarmasin. Ketuntasan hasil

belajar pada siklus I dengan presentasi 68% dan meningkat menjadi

91% pada siklus II.

3) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nofrini (2017) dengan judul

“Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pokok bahasan perubahan

lingkungan pada pelajaran IPA dengan menggunakan Complete

Sentence di kelas IV SDN Cinta Rakyat”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dengan model Complete Sentence dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi perubahan lingkungan di SDN Cinta Rakyat.

Ketuntasan hasil belajar pada siklus I dengan presentasi 51,52% dan

meningkat menjadi 100% pada siklus II.

216
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam melaksanakan

pembelajaran IPA pada materi proses pembentukan tanah menggunakan

kombinasi model pembelajaran Take and Give, Example Non Example, dan

Complete Sentence untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V C SDN 4

Loktabat Utara Banjarbaru tahun ajaran 2017/2018 dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Aktivitas guru dalam pembelajaran pada materi proses pembentukan

tanah menggunakan kombinasi model pembelajaran Take and Give,

Example Non Example, dan Complete Sentence pada siswa kelas V C

SDN 4 Loktabat Utara Banjarbaru telah terlaksana dengan sangat baik.

2. Aktivitas siswa dalam mempelajari materi proses pembentukan tanah

menggunakan kombinasi model pembelajaran Take and Give, Example

Non Example, dan Complete Sentence pada siswa kelas V C SDN 4

Loktabat Utara Banjarbaru memperoleh kategori sangat aktif.

3. Hasil belajar siswa pada materi proses pembentukan tanah dengan

menggunakan kombinasi model pembelajaran Take and Give, Example

Non Example, dan Complete Sentence pada siswa kelas V C SDN 4

Loktabat Utara Banjarbaru telah meningkat.

217
B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas, dapat

dikemukakan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan

tentang model pembelajaran yang inovatif dan efektif untuk

meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

Melalui penelitian ini, akan memberikan pengalaman baru bagi guru

dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif

serta menyenangkan seperti kombinasi model pembelajaran Take and

Give, Example Non Example, dan Complete Sentence.

2. Bagi kepala sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa sehingga mampu

meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan juga meningkatkan mutu

sekolah.

3. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini diharapkan mampu mampu meneliti

lebih lanjut hasil temuan yang diperoleh untuk kepentingan dalam upaya

peningkatan mutu pendidikan.

218
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Dirman & Cicih Juarsih. 2014. Karakteristik Peserta Didik Dalam Rangka

Implementasi Standar Proses Pendidikan Siswa. Jakarta: Rineka Cipta

Ekawarna. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: GP Press

Haryanto. 2004. Sains untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran: Isu-Isu

Metodis Dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jufri, Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka

Cipta

Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Kurniasih, Imas & Berlin Sani. 2014. Teknik dan Cara Mudah Membuat

Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:

Kata Pena

Kurniasih, Imas & Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model

Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata

Pena.

Mulyasa, E. 2016. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

219
Rosaliani, Eka. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Perubahan

Lingkungan dan Pengaruhnya Melalui Pembelajaran Example Non

Example Pada Siswa Kelas IV SDN Pasar Lama 6 Banjarmasin. Tidak

diterbitkan.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatid dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Suriansyah, Ahmad dkk. 2014. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana.

Thobroni, Muhammad. 2015. Belajar & Pembelajaran Teori dan Praktik.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Triwiyanto, Teguh. 2015. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Widyaningrum, Marlina. 2012. Peningkatan Partisipasi Dan Hasil Belajar IPA

Dengan Metode Pembelajaran Take And Give Pada Siswa Kelas IV SDN

Manjung 2. Tidak diterbitkan.

Wisudawati, Asih Widi & Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran

IPA. Jakarta: Bumi Aksara.

220
221
222
223
224
225
226
SURAT PERNYATAAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Lina Miliani

NIM : A1E314006

Program Studi : S1 PG-PSD

Tempat/ Tanggal Lahir : Kelua, 22 Agustus 1997

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Meningkatkan

Hasil Belajar IPA Materi Proses Pembentukan Tanah Menggunakan

Kombinasi Model Pembelajaran Take and Give, Example Non Example, dan

Complete Sentence Pada Siswa Kelas V C SDN 4 Loktabat Utara

Banjarbaru” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya sendiri dan tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai etika

keilmuan yang berlaku dalam pembuatan karya ilmiah.

Atas pernyataan ini saya bersedia menerima sanksi apabila ditemukan

adanya pelanggaran terhadap etika karya tulis atau adanya klaim dari pihak lain

terhadap karya tulis ini.

Banjarbaru , Juli 2018


Yang Membuat Pernyataan

Lina Miliani
NIM. A1E314006

227
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Lina

Miliani, lahir di Kabupaten Tabalong tepatnya

di Kecamatan Kelua pada tanggal 22 Agustus

1997. Putri ketiga dari Bapak Suriansyah dan

Ibu Rosmini. Penulis sekarang bertempat

tinggal di Desa Karangan Putih RT.06

RW.04, Kecamatan Kelua, Kabupaten

Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan.

Pendidikan yang telah ditempuh penulis yaitu pendidikan Sekolah Dasar

Negeri Bahungin Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong dan lulus pada tahun

2008, pendidikan Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kelua dan lulus pada tahun

2011, pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kelua Kabupaten Tabalong

dan lulus pada tahun 2014. Penuli mulai menempuh pendidikan S1 PG-PSD FKIP

Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin di Banjarbaru pada tahun 2014.

228

You might also like