Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Melakukan kajian- kajian tentang perkembangan pemikiran tentang peranan
pancasila dalam berbangsah dan bernegara bukanlah hal yang yang mudah. Tanpa
adanya pendekatan “Partisipant observasion “dan dengan adanya pancasila sebagai
dasar Negara di jadikan yang di jadikan pedoman hidup bermasyarakat ,berbangsa
dan bernegara.
Sejak dulu, ilmu pengetahuan mempunyai posisi penting dalam aktivitas
berpikir manusia. Istilah ilmu pengetahuan terdiri dari dua gabungan kata berbeda
makna, ilmu dan pengetahuan. Segala sesuatu yang kita ketahui merupakan definisi
pengetahuan, sedangkan ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara sistematis menurut metode tertentu.
Sikap kritis dan cerdas manusia dalam menanggapi berbagai peristiwa di
sekitarnya, berbanding lurus dengan perkembangan pesat ilmu pengetahuan.
Namun dalam perkembangannya, timbul gejala dehumanisasi atau penurunan
derajat manusia. Hal tersebut disebabkan karena produk yang dihasilkan oleh
manusia, baik itu suatu teori mau pun materi menjadi lebih bernilai ketimbang
penggagasnya. Itulah sebabnya, peran Pancasila harus diperkuat agar bangsa
Indonesia tidak terjerumus pada pengembangan ilmu pengetahuan yang saat ini
semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.
Melalui teori relativitas Einstein paradigm kebenaran ilmu sekarang sudah
berubah dari paradigm lama yang dibangun oleh fisika Newton yang ingin selalu
membangun teori absolut dalam kebenaran ilmiah. Paradigma sekarang ilmu bukan
sesuatu entitas yang abadi, bahkan ilmu tidak pernah selesai meskipun ilmu itu
didasarkan pada kerangka objektif, rasional, metodologis, sistematis, logis dan
empiris. Dalam perkembangannya ilmu tidak mungkin lepas dari mekanisme
keterbukaan terhadap koreksi. Itulah sebabnya ilmuwan dituntut mencari alternatif-
alternatif pengembangannya melalui kajian, penelitian eksperimen, baik mengenai
aspekontologis epistemologis, maupun ontologis.
Karena setiap pengembangan ilmu paling tidak validitas (validity) dan reliabilitas
(reliability) dapat dipertanggungjawabkan, baik berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan
(context of justification) maupun berdasarkan sistem nilai masyarakat di mana ilmu
itu ditemukan/dikembangkan (context of discovery).
Kekuatan bangunan ilmu terletak pada sejumlah pilar-pilarnya, yaitu pilar
ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ketiga pilar tersebut dinamakan pilar-pilar
filosofis keilmuan. Berfungsi sebagai penyangga, penguat, dan bersifat integratif
sertaprerequisite/saling mempersyaratkan. Pengembangan ilmu selalu dihadapkan
pada persoalan ontologi, epistemologi dan aksiologi.
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah Filsafat Pancasila dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan di
Indonesia?
2. Bagaimanakah Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu ?
3. Apakah Peran Pancasila Dalam Pendidikan di indonesia?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Filsafat Pancasila dan Perkembangan Iilmu Pengetahuan.
2. Untuk mengetahui Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu.
3. Untuk Mengetahui Peran Pancasila Dalam Pendidikan di indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Ada empat hal pokok agar ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan
secara konkrit, unsur-unsur mana yang tidak boleh dilanggar dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam masyarakat agar masyarakat itu tetap
manusiawi.
1. Rumusan hak azasi merupakan sarana hukum untuk menjamin penghormatan
terhadap manusia. Individu individu perlu dilindungi dari pengaruh penindasan ilmu
pengetahuan.
2. Keadilan dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi sebagai hal yang mutlak.
Perkembangan teknologi sudah membawa akibat konsentrasi kekuatan ekonomi
maupun politik. Jika kita ingin memanusiawikan pengembangan ilmu dan teknologi
berarti bersedia mendesentralisasikan monopoli pengambilan keputusan dalam
bidang politik, ekonomi. Pelaksanaan keadilan harus memberi pada setiap individu
kesempatan yang sama menggunakan hak-haknya.
3. Soal lingkungan hidup. Tidak ada seorang pun berhak menguras/mengeksploitasi
sumber-sumber alam dan manusiawi tanpa memperhatikan akibat-akibatnya pada
seluruh masyarakat. Ekologi mengajar kita bahwa ada kaitan erat antara benda yang
satu dengan benda yang lain di alam ini.
4. Nilai manusia sebagai pribadi. Dalam dunia yang dikuasai teknik, harga manusia
dinilai dari tempatnya sebagai salah satu instrumen sistem administrasi kantor
tertentu. Akibatnya manusia dinilai bukan sebagai pribadi tapi lebih dari sudut
kegunaannya atau hanya dilihat sejauh ada manfaat praktisnya bagi suatu sistem.
Nilai sebagai pribadi berdasar hubungan sosialnya, dasar kerohanian dan
penghayatan hidup sebagai manusia dikesampingkan. Bila pengembangan ilmu dan
teknologi mau manusiawi, perhatian pada nilai manusia sebagai pribadi tidak boleh
kalah oleh mesin. Hal ini penting karena sistem teknokrasi cenderung dehumanisasi
( T. Yacob, 1993).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa nila-nilai yang terkandung
dalam pancasila sangat berpengaruh dalam perkembangan pendidikan diindonesia.
Karena nilai-nilai tersebut mengatur progam wajib belajar yang dapat dijadikan
sarana untuk meningkatkan persatuan dengan pola pikir pancasila yang selalu
diterapkan dilingkungan pendidikan. Peranan pancasila di dalam berbangsa dan
bernegara sangatlah penting bagi masyarakat kususnya Indonesia. Dari uraian di
atas dapat kita simpulkan bahwa pendidikan merupakan satu aspek penting untuk
membangun bangsa. Hampir semua bangsa menempatkan pembangunan
pendidikan sebagai prioritas utama dalam Program Pembangunan Nasional.
Sumber daya manusia yang bermutu yang merupakan Produk Pendidikan dan
merupakan kunci keberhasilan suatu Negara.
Oleh sebab itu pendidikan sangat diharuskan sekali karena memberikan
peranan yang sangat penting baik itu untuk diri sendiri, oang lain ataupun Negara.
Untuk diri sendiri keuntungan yang didapat adalah ilmu, untuk orang lain kita bias
mengajarkan ilmu yang kita ketahui kepada orang yang masih awam dan untuk
Negara jika kita pintar maka kita akan mengangkat nama baik Negara kita di dunia
internasional.
B. Saran
Program Wajib Belajar ini ditujukan oleh seluruh anak Bangsa Indonesia untuk
menjadi generasi penerus bangsa yang berpendidikan dan diharapkan jumlah anak
putus sekolah (drop out) bisa diminimalisir dan salah satu strategi untuk
meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.Penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun adalah
program nasional. Oleh karena itu, untuk mensukseskan program itu perlu
kerjasama umtuk tetap meningkatkan partisipasinya dalam Program Wajib Belajar 9
Tahun.
Sebagai masyarakat yang baik kita harus ikut berpartisipasi dan ikut serta dalam
mendukung wajib belajar 9 tahun, karena program ini sangat baik untuk
meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab kita semua terhadap masa depan
generasi penerus bangsa yang berkualitas serta upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya. Dari
segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan
yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.balairungpress.com
2. http://14april92.blogspot.com
3. http://endangsriyani.blogspot.com
4. http://anislestarihasim.blogspot.com
Diposkan oleh meison satrio di 08.33