Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
inflamasi kandung empedu yang terjadi paling sering karena obstruksi duktus
sistikus oleh batu empedu. Kurang lebih 90% kasus kolesistitis melibatkan batu
pada duktus sitikus (kolesistitis kalkulus) dan sebanyak 10% termasuk kolesistitis
akalkulus.1
Peningkatan insidensi pada laki-laki usia lanjut dikaitkan dengan perubahan rasio
androgen-estrogen.2,3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
kanalikuli yang kompleks, duktulus biliaris yang kecil dan duktus biliaris yang
lebih besar yang mengalir bersama limfatik dan cabang vena porta dan arteri
hepatika dalam traktus porta yang terletak antara lobulus hati. Duktus biliaris
interlobulus ini bergabung membentuk duktus biliaris septum yang lebih besar yang
bergabung untuk membentuk duktus hepatikus kanan dan kiri yang berlanjut
sebagai duktus hepatikus komunis. Bersama dengan duktus sistikus dari kandung
2
Empedu hati adalah cairan isotonik berpigmentasi dengan komposisi
elektrolit yang menyerupai plasma darah. Komponen utama cairan empedu terdiri
dari 82% air, 12% asam empedu, 4% lesitin dan fosfolipid lainnya serta 0,7%
protein (IgA), elektrolit, mukus, dapat pula obat atau hasil metabolisme lainnya..
ml. Selama empedu berada di dalam kandung empedu, maka akan terjadi
besar anion anorganik, klorida dan bikarbonat, diikuti oleh difusi air sehingga
Asam – asam empedu primer (asam kolat & kenodeoksikolat) dibentuk dari
bersifat larut dalam air akibat konjugasi dengan glisin atau taurin dan diekskresi ke
2.3 Etiologi
3
Penyebab utama dari kolesistitis akut adalah obstruksi terus menerus dari
duktus sistikus oleh batu empedu yang mengakibatkan peradangan akut dari
1. Inflamasi Mekanik
mukosa dan dinding kandung empedu dapat menjadi infark dan ganggren.
2. Inflamasi kimiawi
mediator inflamasi yang lain juga terlibat. Lisolesitin bersifat toksik pada
Organisme yang paling sering di kultur dari cairan kandung bempedu pasien
2.4 Klasifikasi
kolesistitis kronik. Pembagian ini juga berhubungan dengan gejala yang timbul
4
1. Kolesistitis akut
Terjadi inflamasi akut pada kandung empedu dengan gejala yang lebih nyata
berisiko rendah. Pasien pada derajat ini tidak memenuhi kriteria untuk
a. Leukositosis
dobutamin)
5
d. Disfungsi renal (oliguria, kreatitin >2mg/dL)
2. Kolesistitis kronik
Inflamasi pada kandung empedu yang timbul secara perlahan-lahan dan sangat
erat hubugannya dengan litiasis dan gejala yang ditimbulkan sangat minimal
2.5 Patogenesis
cairan empedu, infeksi kuman, dan iskemia dinding kandung empedu. Penyebab
utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu (90%) yang terletak di duktus
sistikus yang menyebabkan stasis cairan empedu, sedangkan sebagian kecil kasus
kolesititis (10%) timbul tanpa adanya batu empedu. Kolesistitis kalkulus akut
disebabkan oleh obstruksi duktus sistikus oleh batu empedu yang menyebabkan
distensi kandung empedu. Akibatnya aliran darah dan drainase limfatik menurun
dan menyebabkan iskemia mukosa dan nekrosis. Diperkirakan banyak faktor yang
prostaglandin yang merusak lapisan mukosa dinding kandung empedu diikuti oleh
empedu, stasis empedu, dan infeksi kandung empedu. Perubahan susunan empedu
6
yang sangat jenuh dengan kolesterol. Kolesterol yang berlebihan ini mengendap
dalam kandung empedu dengan cara yang belum dimengerti sepenuhnya. Stasis
spasme sfingter Oddi atau keduanya dapat menyebabkan stasis Infeksi bakteri
dalam saluran empedu dapat berperan sebagian dalam pembentukan batu, melalui
peningkatan deskuamasi sel dan pembentukan mukus. Akan tetapi, infeksi mungkin
lebih sering sebagai akibat adanya batu empedu daripada menjadi penyebab
trauma atau luka bakar yang serius, dengan periode pascapersalinan yang menyertai
demam dan dehidrasi dan akibat tidak adanya pemberian makan per oral dalam
jangka waktu lama atau pada pasien yang dirawat cukup lama yang mendapat
nutrisi secara parenteral. Hal ini dapat terjadi karena kandung empedu tidak
Selain itu, kerusakan pada kandung empedu mungkin merupakan hasil dari
tertahannya empedu pekat, suatu senyawa yang sangat berbahaya. Pada pasien
7
stimulus dari kolesistokinin yang berfungsi merangsang pengosongan kandung
kandung empedu yang terjadi akibat lambatnya aliran empedu pada demam,
akalkulus. 9
luas, dan hilangnya mukosa secara ekstensif, sesuai dengan iskemia akut yang
8
Peradangan kronik dinding kandung empedu hampir selalu berkaitan dengan
adanya batu empedu dan diperkirakan terjadi akibat serangan berulang kolesistitis
akut atau subakut atau akibat iritasi mekanis persisten pada dinding kandung
empedu. Bakteri ditemukan dalam empedu pada lebih dari seperempat pasien
kolesistitis kronik. 1
adalah:11
o Tanda Murphy
o Demam
o Leukositosis
Pemeriksaan pencitraan
Diagnosis kolesistitis jika 1 tanda lokal, disertai 1 tanda sistemik dan hasil USG
9
Pasien kolesistitis akut memiliki riwayat nyeri hebat pada abdomen bagian
atas yang bertahan dalam beberapa jam hingga akhirnya mereka mencari
pertolongan ke unit gawat darurat lokal. Secara umum, pasien kolesistitis akut juga
sering merasa mual dan muntah serta pasien melaporkan adanya demam. Tanda-
tanda iritasi peritoneal juga dapat muncul, dan pada beberapa pasien menjalar
hingga ke bahu kanan atau skapula. Kadang-kadang nyeri bermula dari regio
nyeri awal dideskripsikan sebagai nyeri kolik, nyeri ini kemudian akan menetap
Pada pemeriksaan fisis, kuadran kanan atas abdomen hampir selalu nyeri
bila dipalpasi. Pada seperempat sampai separuh pasien dapat diraba kandung
empedu yang tegang dan membesar. Inspirasi dalam atau batuk sewaktu palpasi
subkosta kudaran kanan atas biasanya menambah nyeri dan menyebabkan inspirasi
Ikterus dijumpai pada 20% kasus, umumnya derajat ringan (bilirubin < 4,0
mg/dl). Apabila konsentrasi bilirubin tinggi, perlu dipikirkan adanya batu di saluran
empedu ekstra hepatik. Pada pasien – pasien yang sudah tua dan dengan diabetes
mellitus, tanda dan gejala yang ada tidak terlalu spesifik dan kadang hanya berupa
mual saja . 3,
dengan keadaan inflamasi kandung empedu akut yang sudah parah walaupun
sebelumnya tidak terdapat tanda – tanda kolik kandung empedu. Biasanya pasien
10
sudah jatuh ke dalam kondisi sepsis tanpa terdapat tanda – tanda kolesistitis akut
Diagnosis kolesistitis kronik lebih sering sulit ditegakkan oleh karena gejalanya
sangat minimal dan tidak menonjol seperti dispepsia, rasa penuh di epigastrium dan
hilang seteah bersendawa. Riwayat penyakit batu empedu di keluarga, ikterus dan
kolik berulang, nyeri lokal di daerah kandung empedu disertai tanda Murphy
atas abdomen, dan seringkali teraba massa atau teraba penuh. Palpasi kuadran
kanan atas saat inspirasi seringkali menyebabkan rasa tidak nyaman yang berat
yang menyebabkan pasien berhenti menghirup napas, hal ini disebut sebagai tanda
11
2. Pemeriksaan Laboratorium
leukositosis dan peningkatan kadar C-reactive protein (CRP). Pada 15% pasien,
aminotransferase (ALT), alkali fosfatase (AP) dan bilirubin jika batu tidak berada
di duktus biliaris.2,11,12
3. Pemeriksaan Penunjang
Pada USG, dapat ditemukan adanya batu, penebalan dinding kandung empedu,
adanya cairan di perikolesistik, dan tanda Murphy positif saat kontak antara probe
USG dengan abdomen kuadran kanan atas. Nilai kepekaan dan ketepatan USG
mencapai 90-95%.1,12
memperlihatkan adanya abses perikolesisitik yang masih kecil yang mungkin tidak
12
terlihat dengan pemeriksaan USG. Skintigrafi saluran empedu mempergunakan zat
radioaktif HIDA atau 99m Tc6 Iminodiacetic acid mempunyai kepekaan dan
ketepatan yang lebih rendah daripada USG dan juga lebih rumit untuk dikerjakan.
akut.1,3
Diagnosis banding untuk nyeri perut kanan atas yang tiba – tiba, perlu
dipikirkan seperti penjalaran nyeri saraf spinal, kelainan organ di bawah diafragma
2.8 Komplikasi
Ileus batu kandung empedu, jarang terjadi, namun dapat terjadi pada batu
berukuran besar yang keluar dari kandung empedu dan menyumbat di ileum
13
Kolesistitis emfisematous, terjadi ± pada 1% kasus dan ditandai dengan
Komplikasi ini lebih sering terjadi pada pasien dengan diabetes, lebih sering
2.9 Penatalaksanaan
kolesistitis akut, terapi awal yang diberikan meliputi mengistirahatkan usus, diet
pemberian analgesik, dan antibiotik intravena. Untuk kolesistitis akut yang ringan,
cukup diberikan terapi antibiotik tunggal spektrum luas. Pilihan terapi yang dapat
diberikan:3,1
imipenem/cilastatin.
14
Regimen alternatif termasuk sefalosporin generasi ketiga ditambah dengan
metronidazol.
intravena.3
Pada pasien diabetes dan pada pasien yang memperlihatkan tanda sepsis
4. Tidak ada kelainan medis penyerta, usia tua, kehamilan atau kondisi
imunokompromis.
medik.
15
Gambar 2.5 Algoritma penatalaksanaan kolesistitis akut13
16
terapi konservatif dan keadaaan umum pasien lebih baik. Sebanyak 50 % kasus
akan membaik tanpa tindakan bedah. Ahli bedah yang pro operasi dini menyatakan,
timbul gangren dan komplikasi kegagalan terapi konservatif dapat dihindarkan dan
lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih singkat dan biaya daat ditekan.
penyebaran infeksi ke rongga peritoneum dan teknik operasi lebih sulit karena
operasi perlu lebih dini dilakukan (dalam 24 sampai 72 jam). Komplikasi teknis
memiliki resiko besar bila dilakukan operasi segera (2) pasien yang diagnosis
empedu melalui selang tersebut dapat menjadi suatu terapi yang definitif. Hasil
17
penelitian menunjukkan pasien kolesistitis akalkulus cukup diterapi dengan
Selain itu, dapat juga dilakukan terapi dengan metode endoskopi. Metode
empedu secara jelas dan sekaligus terapi dengan mengeluarkan batu dari duktus
yang aman dan cukup baik dalam terapi pasien kolesistitis akut yang memiliki
drainage yang dilakukan oleh Mutignani et al, pada 35 pasien kolesistitis akut,
menunjukkan keberhasilan terapi ini secara teknis pada 29 pasien dan secara klinis
2.10 Prognosis
empedu menjadi tebal, fibrotik, penuh dengan batu dan tidak berfungsi lagi. Tidak
menjadi gangren, empiema dan perforasi kandung empedu, fistel, abses hati atau
peritonitis umum secara cepat. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian antibiotik
yang adekuat pada awal serangan. Tindakan bedah akut pada pasien usia tua (>75
18
BAB III
SIMPULAN
1.1 Simpulan
guidelines.
19
DAFTAR PUSTAKA
2. Steel PAD, Sharma R, Brenner BE, Meim SM. Cholecystitis and Biliary
http://emedicine.medscape.com/article/1950020-overview.
overview.
4. Sulaiman, Ali.dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. Batu empedu. Hal
5. Guyton, Arthur C.2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Sekresi
Empedu oleh Hati;Fungsi dari Sistem Empedu. Hal 843-846. Jakarta : EGC
edisi 19 vol.4. Penyakit Kandung Empedu Dan Duktus Bilaris. Hal 1688-
8. Sabiston, C David. 2011. Buku Ajar Bedah. Bagian 2. Sistem Empedu. Hal 128-138.
Jakarta : EGC.
20
9. Shojamanesh H, Roy PK, Patti MG. Acalculous Cholecystitis. [Diakses
overview.
10. Khan AN, Karani J, Patankar TA. Acute Cholecystitis Imaging. [Diakses
http://emedicine.medscape.com/article/365698-overview.
2007. p. 27-34.
14. Kolesistitis akut. Dalam Irawan C, Tarigan TEJ, Marbun MB, editor.
Publishing. 58-62
21