Professional Documents
Culture Documents
Nevi Berpigmen
Defenisi : Nevi selular berpigmen, merupakan malformasi jinak melanosit dan “sel-sel nevus”
yang umumnya terjadi di kulit, tetapi jarang ditemukan di mukosa mulut
Etiologi : Kelainan perkembangan. Lesi berasal dari melanosit dan sel nevus dari krista
neuralis
Gambaran klinis : berdasarkan histologi, nevi berpigmen diklasifikasikan menjadi empat tipe
yaitu intramucosal, junctional, compound, dan biru. Secara klinis, lesi tampak sebagai bercak
atau plak yang asimtomatik, berbatas tegas, datar atau sedikit lebih tinggi dari daerah
sekitarnya, berwarna coklat, hitam atau biru, dengan diameter kurang dari 1 cm. Tempat
predileksi lesi ini adalah di palatum, gingiva, mukosa pipi, dan bibir.
Perawatan : Biasaya tidak ada perawatan yang dilakukan. Namun pada beberapa kasus ada
yang dilakukan bedah eksisi konservatif.
Pemeriksaan klinis : Terlihat makula, berbatas difus, asimtomatik, dan berwarna coklat
kehitaman, yang paling sering pada attached gingiva.
Diagnosa banding pada skenario ini (Smoker’s melanosis) adalah pigmentasi fisiologis,
pigmentasi karena obat, nevi berpigmen, melanoma, penyakit Addison.
Smoker’s melanosis tidak terkait dengan mortalitas atau morbiditas, jadi pasien dengan
smoker’s melanosis memiliki prognosis yang baik jika menghentikan kebiasaan merokok yang
dapat mengurangi intensitas warna hitam kecoklatan pada lesi.1
Dalil dan Hadist yang berbicara mengenai larangan merokok sejatinya memang tidak
dituliskan secara jelas. Namun, sebagai umat muslim yang patuh terhadap larangan Allah
SWT, tentunya kita wajib mengetahui dan menjalankan segala perintah serta menjauhi
larangan yang sudah tertera dalam ayat Al Qur’an. Beberapa dalil yang dapat digunakan
sebagai larangan untuk merokok diantaranya adalah sebagai berikut;
يِ اَلتنذيِ يعنجهدونعهه عممكهتوبباَ نعمنعدههمم نفيِ اَلتتموعراَنة عواَ م نلمننجيِنل يعأمهمهرههمم نباَملعممعهرو ن
ف عويعمنعهاَههمم ععنن يِ اَملهمم ت
اَلتنذيعن يعتتبنهعوعن اَلترهسوعل اَلنتبن ت
ِصعرههمم عواَملعمغعلعل اَلتنتي ضهع ععمنههمم إن مث عويع ع ت عويهعحمرهم ععلعميِنههم اَملعخعباَئن عاَملهممنعكنر عويهنحلِل لعهههم اَلطتيِمعباَ ن
ك هههم اَملهممفلنهحوعن صهروهه عواَتتبعهعواَ اَللِنوعر اَلتنذيِ أهمننزعل عمععهه ۙ هأو للعئن ع ت ععلعميِنهمم ۚ عفاَلتنذيعن آعمهنواَ بننه عوععتزهروهه عونع ع عكاَنع م
“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka
dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada
mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan
mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur’an), mereka itulah
orang-orang yang beruntung. (QS. al-A’raaf: 157)
Dari ayat tersebut telah menjelaskan bahwa Allah SWT telah menghalalkan segal yang
baik bagi umat manusia dan mengharamkan yang buruk bagi manusia. Secara ilmu
pengetahuan, kesehatan, rokok merupakan barang yang berpotensi untuk membuat kondisi
pemakainya justru menurun. Hal ini dapat diartikan bahwa merokok adalah kebiasaan yang
tidak baik serta dilarang oleh Allah SWT.
Keburukan mengonsumsi rokok juga telah dengan jelas disebutkan pada kemasan roko
tersebut. Sebagai peringatan, justru kalimat yang hampir disetujui semua kalangan itu tidak
sekalipun diindahkan. Hal ini bdapat dibuktikan dalam kebiasaan perokok secara umum
seperti; bahwa setiap perokok justru tidak menginginkan keturunannya untuk melakukan
hal yang sama, larangan merokok telah dilakukan hampir di semua area publik, sehingga
secara jelas sebenarnya larangan merokok tersebut sudah tepat dan wajib direalisasikan.
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman,
ب اَملهممحنسننيِعن ان عوعل تهملهقواَ بنأ عمينديهكمم إنعلىَ اَلتتمهلهعكنة ۛ عوأعمحنسهنواَ ۛ إنتن ت
ِاع يهنح ل عوأعمنفنقهواَ نفيِ عسنبيِنل ت
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Baqarah 195)
Firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah tersebut menjelaskan kepada kita sebagai umat
muslim untuk tidak menggunakan apapun untuk menghancurkan diri kita sendiri.
Sebagaimana firman Allah tersebut, kita mengetahui bahwa rokok sebenarnya dapat
membunuh manusia secara perlahan.
Hal tersebut sangat dilarang oleh Allah yaitu membinasakan diri sendiri. Kematian yang
disebabkan oleh bahaya merokok sudah terjadi hampir di seluruh dunia. Beberapa penyakit
seperti jantung, paru-paru, kanker tenggorokan dan sebagainya termasuk jenis penyakit
yang mayoritas disebabkan oleh konsumsi rokok tidak terkendali. Jadi, wajar saja apabila
rokok dianggap sebagai racun yang perlahan dapat membunuh nyawa seseorang.
Al Qur’an Surat AL- Baqarah 219 menjelaskan bahwa Allah SWT melarang manusia untuk
melakukan sesuatu yang tiada bermanfaat, atau yang bahayanya jauh melebihi arak serta
judi. Arak dan judi adalah dosa besar yang tiada manfaatnya, justru menimbulkan banyak
kerugian bagi pelakunya. Hal ini disamakan dengan merokok yang memang tidak
menjadikan manfaat apapun bagi pemakainya.
Pembelaan mengenai merokok dilakukan oleh mereka yang sudah menganggap rokok
sebagai candu. Pernyataan ini jelas bertentangan karena sesungguhnya sedikitpun dari segi
kesehatan, perekonomian, atau budaya dan sebagainya yang diklaim sebagai pembelaan
atas rokok tidak satupun yang membenarkan perilaku tersebut adalah hal yang baik.
Sebagaimana Hadist Rasulullah SAW diriwayatkan berbunyi,
”Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain.” (HR. Baihaqi dan al-Hakim
dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani).
Perokok tidak hanya membahayakan diri mereka sendiri, melainkan juga orang disekitar
mereka. Bahkan sebuah riset menyetakan bahaya perokok pasif atau mereka yang berada
disekitar perokok lebih besar terinfeksi kanker dibandingkan perokok yang sesungguhnya.
Betapa dirugikannya orang yang disekeliling perokok saat menghisap asap yang berpotensi
membunuh diri mereka secara perlahan. Firman Allah SWT dalam surat Al Ahzab berbunyi
sebagai berikut,
ت عذاَ اَملقهمربعلىَ عحقتهه عواَملنممسنكيِعن عواَمبعن اَلتسنبيِنل عوعل تهبعمذمر تعمبنذيبر إنتن اَملهمبعمذنريعن عكاَهنواَ إنمخعواَعن اَلتشعيِاَنطيِنن ۖ عوعكاَعن اَلتشميِ ع
طاَهن لنعربمنه عكهفوبراَعوآ ن
َا
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin
dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan
syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”(AS. Al-Isro’: 26-27).
Pernahkah berpikir bahwa setiap harta yang kita kumpulkan adalah hasil dari kerja keras
dan keringat? Harta tersebut didapatkan dengan cara yang tidak mudah. Secara logika,
menghamburkan uang yang didapatkan dengan susah payah untuk membeli sebatang rokok
adalah tindakan yang sia-sia. Menyia-nyiakan rezeki, sia-sia terhadap waktu, dan tidak
menghargai kesehatan yang sudah diberikan kepada kita adalah hal yang tidak disukai
Allah SWT.
Sesungguhnya merokok atau tidak adalah sebuah pilihan. Namun, pilihan tersebut
bukanlah pilihan yang berat karena sudah dengan jelas diungkapkan bahwa merokok
adalah prilaku yang sia-sia dari segi apapun. Oleh karena itu, alangkah baiknya
menggunakan sisa waktu, sisa rezeki dan badan jasmani kita dengan tindakan yang baik
serta bermanfaat bagi masa depan.
Beberapa manfaat yang bisa didapatkan seseorang yang tidak merokok atau sudah
berhenti merokok adalah :
1. Kesehatan fisik.
2. Kesehatan ekonomi, dalam artian perekonomiannya lebih stabil karena biaya yang
biasanya digunakan untuk rokok dapat dipapai untuk hal lain yang bermanfaat.
3. Kesehatan pola pikir, memilih untuk tidak merokok adalah pilihan yang tepat bagi
seseorang yang cerdas. Hal tersebut didasari fakta bahwa dia menggunakan ilmunya
mengetahui bahaya rokok sehingga enggan menggunakannya.
4. Semakin dekat dengan Ridho Allah SWT. Allah sangat mencintai umatNya yang senantiasa
menjalankan kewajiban dan menjauhi laranganNya secara konsisten.2
Daftar pustaka :