Professional Documents
Culture Documents
2.1 Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada
suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri
(Wikipedia, 2015). Katalis dapat mempercepat reaksi kekanan atau kekiri
sehingga keadaan setimbang lebih cepat tercapai, katalis ini disebut dengan katalis
positif. Penambahan katalis juga dapat menghambat reaksi, katalis tersebut
disebut katalis negatif atau anti katalis atau inhibitor.
Penambahan katalis akan mempengaruhi laju reaksi. Pada teori tumbukan
dan distribusi energi molecular Maxwell–Boltzman pada gas, tumbukan-
tumbukan menghasilkan reaksi jika partikel-partikel bertumbukan dengan energi
yang cukup untuk memulai suatu reaksi. Menurut Atkins (1997), katalis
ditambahkan pada suatu sistem reaksi dengan tujuan menurunkan energi aktivasi,
sehingga reaktan mudah menjadi kompleks teraktifkan yang merupakan
intermediet reaktif yang akan bereaksi membentuk produk.
Untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu katalis, dapat diketahui dari
beberapa parameter diantaranya:
a. Aktivasi, yaitu kemampuan katalis untuk mengkonversi reaktan menjadi
produk
b. Selektivitas, yaitu kemampuan katalis mempercepat satu reaksi diantara
beberapa reaksi yang terjadi sehingga produk yang diinginkan dapat
diperoleh dengan produk samping seminimal mungkin
c. Kestabilan, yaitu lamanya katalis memiliki aktivitas dan selektivitas
seperti pada keadaan awal
d. Rendemen katalis, yaitu jumlah produk yang terbentuk untuk setiap satuan
reaktan yang terkonsumsi
e. Dapat diregenerasi, yaitu proses mengembalikan aktivitas dan selektivitas
seperti semula
Penggunaan katalis homogen asam seperti asam sulfat dan asam sulfonat
umumnya memerlukan waktu reaksi yang lebih lama karena dilakukan pada suhu
rendah.katalis ini juga cenderung sulit untuk dipisahkan.
Reaksi Katalis
Pemilihan katalis untuk proses dapat didasarkan pada beberapa hal berikut:
a. Berumur panjang
b. Harganya murah
c. Mudah diregenerasi
Kitosan merupakan biopolimer yang saat ini banyak diteliti untuk berbagai
bidang, salahsatunya digunakan sebagai katalis heterogen. Hal tersebut
dikarenakan keberadaan gugus fungsional –OH dan –NH2 pada kitosan
memungkinkan dilakukannya berbagai macam modifikasi kimia, sehingga kitosan
digolongkan sebagai highly functional biopolymer (Soonpatra, 2006) yang dapat
digunakan untuk aplikasi berbagai keperluan.
2.2 Kitosan
Kitosan merupakan suatu rantai linear dari D-Glukosamin dan N-Asetil D-
glukosamin yang terhubung melalui ikatan (1-4) β-glikosidik dan memiliki rumus
molekul (C6H11NO4)n. Kitosan diperoleh dari proses deasetilasi kitin dengan
menggunakan larutan NaOH pekat yang berfungsi untuk mengubah gugus asetil
dari kitin menjadi gugus amina pada kitosan. Metode pembuatan kitosan terdiri
dari tiga langkah utama, yaitu deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi. Tahap
dekolorisasi dapat ditambahkan agar kitosan yang dihasilkan mempunyai warna
yang lebih putih.
(𝑛0 −𝑛)
IEC (meq/g) = 𝑚
m = massa sampel
Keterangan:
Secara garis besar alat Surface Area bekerja berdasarkan metode BET
(Brunauer Emmett- Teller) yaitu adsorpsi dan desorpsi isothermis gas nitrogen
(N2) oleh sampel padatan pada kondisi temperatur nitrogen cair sebagai lapisan
tunggal (monolayer).
a. Prinsip kerja
Mekanisme yang terjadi pada spektrofotometer FTIR yaitu sinar yang
datang dari sumber sinar akan diteruskan dan kemudian akan dipecah oleh
Interferometer
Merupakan bagian utama dari FTIR yan berfungsi untuk membentuk
interferogram yang akan diteruskan menuju detektor. Pada sistem optik Fourier
Transform Infra Red digunakan radiasi LASER (Light Amplification by
Stimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang
diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra
merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik.
Detektor
Detektor dapat memberikan respons terhadap radiasi pada berbagai
panjang gelombang.
Macam-macam detector yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
a) Termokopel, digunakan pada pabrik operasi kontinyu
b) Bolometer
c) Fitikonduktif meter
d) Golay detektor
Recorder
Signal yang dihasilkan dari detektor kemudian direkam sebagai spektrum
infra merah yang berbentuk puncak-puncak absorpsi. Spektrum infra merah
ini menunjukkan hubungan antara absorpsi dan frekuensi/bilangan
gelombang. Sebagai absis dan frekuensi dan sebagai ordinat adalah
transmitan/absorbans.