You are on page 1of 2

"Meningkatkan Budaya Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)"

Gema peningkatan budaya K3 selalu didengungkan tiap tahun bagi seluruh


usaha atau kegiatan usaha yang melibatkan aktivitas karyawan didalamnya
maupun pihak lain yang terlibat dalam operasional perusahaan bersangkutan.
Namun, beberapa praktisi K3 sempat berpikir keras bagaimana realisasi
meningkatkan budaya K3 ? Apa yang harus dilakukan ? ...dan kenyataan
banyak program yang diluncurkan untuk meningkatkan budaya ini namun
tingkat kecelakaan kerja masih sering terjadi dan kepedulian (Awareness)
belum juga terbentuk.

Sedikit uraian dalam membangun budaya K3 bisa menjadi bahan pencerahan.


Budaya atau Culture atau Tatanan Character yang terbentuk dalam suatu
komunitas bisa keluarga, masyarakat, perusahaan, negara dan selanjutnya.
Budaya K3 mengandung makna bahwa kita selalu berorientasi pada K3
(Keselamatan Kesehatan Kerja) - Safety Minded.
Bila pola pikir kita dalam menjaga konsistensi "Selamat" belum terbentuk sejak
dari tingkat personal hingga komunitas yang lebih besar maka sulit sekali
terbentuk yang namanya budaya K3.

Ada dua tahapan proses terbentuknya budaya K3 :

1. Membangun Budaya K3
2. Meningkatkan Budaya K3

Jadi bila belum terbangun budaya K3 maka jangan berharap meningkatkan


budaya K3. Ini penting bagi kita dalam upaya menjadikan K3 sebagai bagian
dari kehidupan sehari hari dimanapun kita berada karena kecelakaan bisa
terjadi di area kerja, dirumah, di tempat bermain, dan semua tampat yang
terkait dengan aktivitas kita.

A. Membangun Budaya K3

Tahapan membangun Budaya K3 adalah :

1. Safety Leadership (Self Leadership --> Team Leadership --> Organizational


Leadership)
2. Safety Awareness (Self Awareness --> Team Awareness --> Organizational
Awareness)
3. Safety Behaviour (Self Behaviour --> Team Behaviour --> Organizational
Behaviour)

Dalam membangun Budaya K3 yang diperlukan hanya satu... "Komitmen". Ini


tidak mudah ... mengingat kita harus selalu konsisten dalam menegakkan
semua ketentuan yang memberikan acuan kita untuk menjadi selamat.

Budaya K3 halaman 1 dari 2


Output terakhir "Safety Behaviour" (Perilaku Keselamatan) menjadi salah satu
parameter keberhasilan kita mampu merealisasikan konsistensi dari komitmen
yang sudah dicanangkan, tentunya kita sudah mampu menghukum diri kita
sendiri bila tidak konsisten. Bisakah ?...

B. Meningkatkan Budaya K3

Keberhasilan membangun fundamental Budaya K3 pada dasarnya kita sudah


berhasil membangun "Safety Value" pada diri kita sendiri. Bagaimana Safety
Value ini kita pertahankan bahkan ditingkatkan ? Mudah sekali...
Semua orang yang sudah berhasil membangun "Safety Value" sangat "open
mind" dalam menerima dan memberikan apapun tentang "safety" kepada orang
lain, tanpa lelah. Sebagai "Agent of Change" terhadap Safety dengan character
"Safety Leadership" yang excellent. Titik inilah kita mampu meningkatkan
budaya K3 dengan seutuhnya.

Safety Leadership Character :

1. Safety Pathfinding (Perintis Keselamatan)


2. Safety Aligning (Penyelaras Keselamatan)
3. Safety Empowering (Pemberdaya Keselamatan)
4. Safety Modeling (Panutan Keselamatan)

Bila setiap individu sudah mampu membangun Safety Leadership diatas, maka
terbentuk Budaya K3 sekaligus "Safety Soul" (Jiwa Keselamatan) yang mampu
merubah semua yang berhubungan dengan keselamatan menjadi budaya
keselamatan atau dikenal "Safety Culture".

Selamat membangun Budaya K3....


Sayangi Diri Kita dan Orang Lain Agar Selamat.... Sehingga Kita
Bisa Bermanfaat Bagi Orang Lain.

Budaya K3 halaman 2 dari 2

You might also like