You are on page 1of 15

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PAKAIAN

BEKAS IMPOR BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8


TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
( Studi Kasus Pasar Datuk Rubiah)

Oleh : Jusma Dona


Pembimbing I : Dr. Hayatul Ismi, SH.,MH.
Pembimbing 2 : Riska Fitriani, SH.,MH.
Alamat : Jl. Nusa Indah, Marpoyan Damai
Email:jusmadona18@gmail.com Telp : 081378088139

ABSTRACT
The rapid economic development has resulted in various types and
variations of goods and / or services. With the support of technology and
information, consumer needs are simple, and the relationship between consumers
and traditional society is relatively simple. Where consumers and producers can
meet face-to-face. The modern society produces consumer goods in bulk, thus
creating mass consumers as well. The purpose of thesis writing is: firstly, to know
the impact on the business actors with the Regulation of the Minister of Trade of
the Republic of Indonesia No. 51 / M-DAG / PER / 7/2015 on the prohibition of
second-hand clothing import, secondly to know the responsibility of the imported
clothing business players based on the Law -Indonesia Number 8 Year 1999
About Consumer Protection.
This type of research can be classified in the type of sociological juridical
legal research and data collected by seeking information based on questionnaires,
interviews and literature related to the research. This research was conducted in
Datuk Rubiah market Kota Bagansiapiapi whereas population and sample were
all parties related to the problem under study. In this study the data used, in this
study is by observation, interview and literature study
From the research result of the problem there are two main things that
can be concluded, firstly, the impact of business actor on Ministerial Regulation
No. 51 / M-DAG / PER / 7/2015, business actor opinion is reduced, Second,
business actor responsibility based on Law No. 8 year 1999 about consumer
protection, they do not provide clear information, so that the rights of consumers
are violated. warrant, the perpetrator must be aware of the Ministerial Regulation
No. 51 / M-DAG / PER / 7/2015 Minister, for consumers should be more careful
in buying and reading -Undonesia Number 8 Year 1999 About Consumer
Protection.

Keywords: Used Clothing - Responsibility - Consumer Protection

JOM Fakultas Hukum Volume V Nomor 1, April 2018 Page 1


PENDAHULUAN ketentuan peraturan
perundang-undangan.
A. Latar Belakang Masalah b. Tidak sesuai dengan berat
bersih, isi bersih, atau netto
dan jumlah dalam hitungan
Lampiran Peraturan Menteri sebagaimana yang
Perdagangan Republik Indonesia dinyatakan dalam label atau
Nomor 51/M-DAG/ PER/7/2015 etiket barang tersebut.
Tentang Larangan Impor Pakaian c. Tidak sesuai dengan ukuran,
Bekas ,dalam pasal 2 menjelaskan takaran, timbangan dan
bahwa pakaian bekas dilarang jumlah dalam hitungan
untuk di impor kedalam wilayah menurut ukuran yang
Negara Kesatuan Republik sebenarnya.
Indonesia.1 d. Tidak sesuai dengan
Undang-Undang kondisi, keistimewaan, atau
Perlindungan Konsumen kemanjuran sebagaimana
menetapkan tujuan perlindungan dinyatakan dalam label,
konsumen antara lain adalah etiket atau keterangan
untuk mengangkat harkat barang dan/ atau jasa
kehidupan konsumen, maka untuk tersebut.
maksud tersebut berbagai hal e. Tidak sesuai dengan
yang membawa akibat negatif dari mutu,tingkatan, komposisi
pemakain barang dan/atau jasa proses pengolahan, gaya,
harus dihindarkan dari aktivitas mode, atau penggunaan
perdagangan pelaku usaha. tertentu sebagaimana
Sebagai upaya untuk dinyatakan dalam label atau
menghindarkan akibat negatif keterangan barangdan/ atau
pemakain barang-barang dan/ atau jasa tersebut.
jasa tersebut, maka dalam Pasal 8 f. Tidak sesuai dengan janji
Undang- Undang Perlindungan yang dinyatakan dalam
Konsumen menentukan berbagai label, etiket, keterangan,
larangan sebagai berikut: iklan, atau promosi
penjualan barang atau jasa
1. Pelaku usaha dilarang
tersebut.
memproduksi dan/atau
g. Tidak mencantumkan
memperdagangkan barang
tanggal kadarluasa atau
dan/atau jasa yang:
jangka waktu penggunaan/
a. Tidak memenuhi atau tidak
pemanfaatan yang paling
sesaui dengan standar yang
baik atas barang tertentu.
dipersyaratkan dan
h. Tidak mengikuti ketentuan
berproduksi sacara halal,
sebagaimana pernyataan
1
Pasal 2 Peraturan Menteri “halal”yang dicantumkan
Perdagangan Republik Indonesia Republik dalam label.
Indonesia Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 i. Tidak memasang label atau
Tentang larangan pakain bekas membuat penjelasan barang

JOM Fakultas Hukum Volume V Nomor 1, April 2018 Page 2


yang memuat nama barang, Tentang Perlindungan
ukuran, berat/ isi bersih atau Konsumen
netto, komposisi, aturan
pakai, tanggal pembuatan, B. Rumusan Masalah
akibat sampingan, nama dan 1. Bagaimana dampak terhadap
alamat pelaku usaha serta pelaku usaha dengan adanya
keterangan lain untuk Peraturan Menteri Perdagangan
penggunaan yang menurut Republik Indonesia Nomor 51/
ketentuan harus dipasang/ M-DAG/PER/7/2015 Tentang
dibuat. Larangan Impor Pakaian
j. Tidak mencamtumkan Bekas?
informasi dan/ atau petunjuk 2. Bagaimana tanggung jawab
penggunaan barang dalam pelaku usaha pakaian bekas
bahasa Indonesia sesuai impor berdasarkan Undang-
dengan ketentuan Undang Nomor 8 Tahun 1999
perundang-undangan yang Tentang Perlindungan
berlaku Konsumen?
2. Pelaku usaha dilarang C. Tujuan dan Kegunaan
memperdagangkan barang Penelitian
yang rusak, cacat atau bekas, 1. Tujuan Penelitian
dan tercemar tanpa a. Untuk mengetahui dampak
memberikan informasi secara terhadap pelaku usaha dengan
lengkap dan benar atas barang adanya Peraturan Menteri
dimaksud. Perdagangan Republik
3. Pelaku usaha dilarang Indonesia Nomor 51/ M-
memperdagangkan sediaan DAG/PER/7/2015 tentang
farmasi dan pangan yang rusak, larangan impor pakaian bekas
cacat atau bekas dan tercemar, b. Untuk mengetahui tanggung
dengan atau tanpa memberikan jawab pelaku usaha pakaian
informasi secara lengkap dan bekas impor berdasarkan
benar. Undang- Undang Nomor 8
4. Pelaku usaha yang melakukan Tahun 1999 Tentang
pelanggran pada ayat (1) dan Perlindungan Konsumen
ayat(2) dilarang 2. Kegunaan Penelitian
memperdagangkan barang dan/ a. Secara Teoritis
atau jasa tersebut serta wajib 1. Bagi penulis sebagai syarat
menariknya dari peredaran. untuk mendapatkan gelar
strata 1 (satu) dan syarat
Berdasarkan uraian diatas lulus dari Fakultas Hukum
maka penulis tertarik untuk Universitas Riau.
meneliti lebih lanjut tentang 2. Untuk menambah
permasalahan tersebut dengan wawasan bagi masyarakat
judul Tanggung Jawab Pelaku dalam ilmu perlindungan
Usaha Terhadap Pakaian Bekas konsumen yang sesuai
Impor Berdasarkan Undang- dengan aturan yang
Undang Nomor 8 Tahun 1999 berlaku di Indonesia

JOM Fakultas Hukum Volume V Nomor 1, April 2018 Page 3


b. Secara Praktis pertanggungjawaban mutlak (
1. Hasil penelitian ini absolute responsibility). Cukup
diharapkan dapat bahwa perbuatannya telah
menjelaskan tentang membawa efek yang
dampak terhadap pelaku dinyatakan oleh legislator
usaha dengan adanya sebagai harmful,yang berarti
Peraturan menunjukkan hubungan
MenterikPerdagangan eksternal antara perbuatan dan
Republik Indonesia Nomor efeknya. Tetapi individu secara
51/M-DAG/PER/7/2015 hukum bertanggungjawab dan
Tentang larangan impor tidak hanya jika secara objektif
pakaian bekas harmful effect dilakukan secara
2. Sebagai masukan dalam terlarang, tetapi juga akibat
bidang hukum perdata perbuatan tersebut telah
bisnis. dimaksudkan walaupun tanpa
D. Kerangka Teori niat yang salah, atau jika akibat
1. Teori Tanggung Jawab tersebut terjadi tanpa adanya
Hukum maksud atau direncanakan oleh
Fenomena hukum individu pelaku. Namun
melahirkan teori sanksinya mungkin berbeda
pertanggungjawaban. dalam kasusu-kasus yang
Timbulnya berbeda.2
pertanggungjawaban karena
suatu kewajiban atas kerugian 2. Teori Perlindungan
yang ditimbulkan terhadap Konsumen
pihak lain. Teori mengenai
Pertanggungjawaban tidak saja perlindungan konsumen yang
karena kerugian yang menjadi pedoman dalam
ditimbulkan oleh suatu penulisan ini adalah segala
tindakan, tetapi juga karena upaya yang mejamin adanya
sesuatu kesalahan baik di kepastian hukum untuk
sengaja maupun tidak sengaja. memberikan perlindungan
Adanya suatu perbuatan yang kepada konsumen. Segala
dilakukan yaitu, perbuatan upaya memberi jaminan akan
yang melanggar hak subyektif kepastian hukum, ukuranya
orang lain atau yang secara kualitatif ditentukan
bertentangan dengan kewajiban dalam undang-undang
hukum dari sipembuat sendiri perlindungan konsumen dan
yang telah diatur dalam Undang-Undang lainnya yang
undang- undang. Menurut teori dimaksudkan dan masih
tradisional, terdapat dua berlaku untuk memberikan
macam pertanggungjawaban perlindungan hukum bagi
yang dibedakan yaitu, konsumen, baik dalam bidang
pertanggung jawaban
2
berdasarkan kesalahan( based Jimly Asshiddiqie Dan M. Ali
on fault ) dan Safa’at, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum,
Konsitusi Press Jakarta: 2014, hlm.56-57.

JOM Fakultas Hukum Volume V Nomor 1, April 2018 Page 4


hukum privat( pribadi) maupun datuk rubiah banyak pelaku
dalam hukum publik ( hukum usaha yang memperdagangkan
pidana maupun hukum pakain bekas impor, alasan
3
administrasi Negara) penulis melakukan penelitian
disana karena penulis melihat
Dengan berlakunya secara langsung barang
Undang-Undang Nomor 8 tersebut dijual kepada
Tahun 1999 tentang konsumen sehingga dengan
Perlindungan Konsumen,maka adanya efisiensi tenaga dan
setiap pelaku usaha baik waktu diharapkan mendapat
principal,agen, distributor, hasil yang akurat dan optimal.
dealer dan pengecer yang 3) Populasi dan Sampel
menjual barang dan jasa secara a. Populasi
langsung ataupun melalui Populasi adalah
pedagang perantara kepada sekumpulan obyek yang
konsumen bertanggung jawab hendak diteliti berdasarkan
terhadap kualitas barang dan lokasi penelitian yang sudah
jasa tersebut dan kerugian yang ditentukan sebelumnya.6
diderita konsumen.4 Adapun yang menjadi
populasi dalam penelitian
E. METODE PENELITIAN
ini adalah:
1) Jenis Penelitian
1) Kepala Dinas
Bila dilihat dari
Perindustrian dan
jenisnya,maka penelitian ini
Perdagangan Kota
termasuk kedalam penelitian
Bagansiapiapi
sosiologis yuridis, yaitu
2) Pelaku usaha yang
penelitian lapangan dengan
menjual pakaian bekas
cara survey langsung kelokasi
kota Bagansiapiapi
penelitian dengan
3) Konsumen pakaian bekas
menggunakan alat
kota Bagansiapiapi
pengumpulan data berupa
wawancara dan kuisioner.5 b. Sampel
Sampel adalah sebagian
2) Lokasi Penelitian dari populasi yang dapat
Lokasi penelitian adalah mewakili keseluruhan obyek
diwilayah pasar Datuk Rubiah penelitian untuk
kota Bagansiapiapi, mempermudah penulis
dikarenakan diwilayah pasar dalam menjawab
permasalahan.7
3
Ahmadi Miru Dan Sutarman, Hukum
Perlindungan Konsumen, Raja Grafindo,
Jakarta: 2010, hlm.1.
4
Suharmoko, Hukum
Perjanjian,Kencana Prenada,Jakarta: 2004,
6
hlm.52. Bambang waluyo, Penelitian
5
Bambang waluyo, penelitian Hukum Hukum Dalam Praktek, sinar grafika,
dalam Praktek, sinar grafika, Jakarta: Jakarta : 2002, hlm. 44.
7
2002, hlm 44. Ibid, hlm 43.

JOM Fakultas Hukum Volume V Nomor 1, April 2018 Page 5


Tabel 1.4 1) Bahan hukum primer
Populasi Dan Sampel Bahan-bahan hukum
yang mengikat terdiri
PERS dari peraturan
POPULA SAMPE
NO RESPONDEN ENT
SI L
ASE perundang-undangan
Kepala dinas 1 1 100% yang terkait dengan
1. Perindustrian dan objek penelitian.9
perdagangan kota
Bagansiapiapi
Peraturan
Pelaku usaha 48 24 50 % perundang-undangan
2.
yang menjual yang dipakai dalam
pakain bekas
Pemakai ( 80 40 50 %
penelitian antara lain:
3. a. Undang-undang
konsumen)
pakain bekas Nomor 8 Tahun 1999
Jumlah 129 65 - Tentang Perlindungan
4. Konsumen
b. Undang - undang
Nomor 7 Tahun 2014
Tentang Perdagangan
4) Sumber Data c. Peraturan Menteri
a) Data primer Perdagangan Republik
Data primer yaitu data Indonesa Nomor
yang diperoleh langsung 51/M-
dari sumbernya, baik DAG/PER/7/2015
melalui wawancara, Tentang Larangan
observasi maupun laporan Impor Pakain Bekas
dalam bentuk dokumen
tidak resmi yang kemudian 2) Bahan hukum sekunder
dioleh oleh peneliti.8 Bahan hukum sekunder
adalah buku-buku dan tulisan-
b) Data sekunder tulisan ilmiah hukum yang
Data sekunder yaitu terkait dengan objek penelitian
data yang diperoleh dari ini.10
dokumen-dokumen resmi, 3) Bahan hukum tersier
buku-buku yang Bahan hukum tersier
berhubungan dengan objek adalah petunjuk atau
penelitian, hasil penelitian penjelasan mngenai bahan
dalam bentuk laporan, hukum primer atau bahan
skripsi, tesis, disertasi dan hukum sekunder yang berasal
peraturan perundang- dari kamus, ensiklopedia,
undangan Data sekunder majalah, surat kabar dan
tersebut, dapat dibagi sebagainya.11
menjadi:

8 9
Zainudin ali, Metode Penelitian Ibid.
10
Hukum,Sinar Garfika, Palu: 20013, ibid.
11
hlm.106. ibid.

JOM Fakultas Hukum Volume V Nomor 1, April 2018 Page 6


5) Teknik Pengumpulan Data selanjutnya penulis
a. Observasi, yaitu penulis menarik kesimplan secara
langsung mengadakan deduktif, yaitu menarik
penelitian pada lokasi atau kesimpulan dari yang bersifat
tempat penelitian, dalam hal umum kepada hal-hal yang
ini yang menjadi tempat bersifat khusus, yang mana
penelitian adalah beberapa dalam mendapatkan suatu
pedagang dipasar Datuk kesimpulan dimulai dengan
Rubiah yang menjual melihat faktor- faktor nyata
pakaian bekas dikota dan diakhiri dengan
Bagansiapiapi. penarikan suatu kesimpulan
b. Kuisioner, yaitu alat yang juga merupakan fakta
pengumpulan data berupa dimana kedua fakta tersebut
daftar pertanyaan yang telah dijembatani oleh teori- teori.
penulis sebarkan atau
berikan kepada para PEMBAHASAN
responden kemudian penulis
kumpulkan kembali untuk A. Dampak Terhadap Pelaku
diolah. Usaha Pakaian Bekas Impor
c. Wawancara, yaitu Dengan Adanya Peraturan
mengumpulkan data dengan Menteri Nomor 51/ M-
cara mengajukan pertanyaan DAG/PER/7/2015 Tentang
langsung secara lisan Larangan Impor Pakaian
melalui tanya jawab kepada Bekas.
beberapa pedagang kaki
lima yang menjual sepatu Pelanggaran yang terjadi
bermerek palsu dan terhadap penjualan pakain bekas
konsumen. ini sudah barang tentu melanggar
d. Studi kepustakaan, yaitu Peraturan Menteri Nomor 51/ M-
pengumpulan data sekunder DAG/PER/7/2015 Tentang
yang dilkakukan dengan Larangan Impor Pakaian Bekas.
melakukan studi pustaka Oleh karena itu penulis
yang meliputi sumber data menyebarkan kuisioner yang
primer dan sumber data bertujuan untuk mengetahui
sekunder Peraturan Menteri Nomor 51/ M-
6) Analisis Data DAG/PER/7/2015 Tentang
Dalam penelitian hukum, Larangan Impor Pakaian Bekas.
analisis data yang digunakan Berikut hasil penelitian yang
adalah analisis kualitatif yaitu dilakukan oleh penulis dengan
data tidak dengan penyebaran kuisioner
menggunakan statistik atau tentangdampak terhadap pakain
matematika ataupun yang bekas impor di pasar datuk rubiah.
sejenisnya, namun cukup Mengenai pelaku usha
dengan mengguraikan secara mengetahui adanya Peraturan
diskriptif atau data yang telah Menteri Nomor 51/M-
diperoleh. DAG/PER/7/2015 Tentang

JOM Fakultas Hukum Volume V Nomor 1, April 2018 Page 7


Larangan Impor Pakaian Bekas yang menyatakan bahwa pakaian
sebagaimana pada tabel berikut: bekas dilarang untuk di impor
kedalm wilayah kesatuan
Tabel IV.I Republik Indonesia. Hasil
wawancara penulis dengan
Apakah Pelaku Usaha dengan salah satu responden juga
Mengetahui Adanya Peraturan diperoleh bahwa hamper 2 bulan
Menteri Nomor 51/M- sekali dia membeli pakain bekas
DAG/PER/7/2015 Tentang impor di pasar datuk rubiah,
Larangan Impor Pakaian bagansiapiapi.
Bekas
Berdasarkan wawancara
N Alternati Jumla Persenta penulis dengan para responden
o ve h se mendapatkan fakta bahwa
jawaban beberapa pedagang yang
1. Tahu 20 83 % mengetahui Peraturan Menteri
2 Tidak 4 17 % Nomor 51/ M-DAG/PER/7/2015
tahu Tentang Larangan Impor Pakaian
Jumlah 24 100 % Bekas pernah mendapat sosialisasi
Sumber data: data lapangan dari dinas peridustrian dan
setelah diolah bulan Desember perdagangan kota Bagansiapiap,.
Tetapi mereka tidak mendapat
Tabel diatas menunjukkan penjelasan yang terkandung di
bahwa responden mengetahui dalam Peraturan Menteri Nomor
adanya peraturan menteri nomor 51/ M-DAG/PER/7/2015 Tentang
51/ M-DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas
Larangan Impor Pakaian Bekas di tersebut. Padahal yang mereka
pasar datuk rubiah yaitu sebanyak jual selama ini telah melanggar
48 orang pelaku usaha yang aturan hukum yang berlaku.
dijadikan responden 24 pelaku
usaha. Dari responden tersebut 83 Berdasarkan wawancara
% mengetahui adanya peraturan dengan bapak Sukma alfalah,
menteri nomor 51/M- selaku kepala dinas perindustrian
DAG/PER/7/2015 Tentang dan perdagangan kota
Larangan Impor Pakaian Bekas. bagansiapiapi, menyatakan bahwa
Dapat dilihat bahwa 83 % pelaku pernah melakukan sosialisasi
mengetahui adanya peraturan kepada pedagang yang mana juga
menteri nomor51/M- melibatkan mahasiswa KKN (
DAG/PER/7/2015 Tentang Kuliah kerja nyata ) oleh
Larangan Impor Pakaian bekas, mahasiswa Unri. Sosialisasi ini
apabila setiap pelaku usaha bertujuan untuk memberikan
menjual pakain bekas tersebut pengarahan kepada pedagang agar
jelas telah melanggar pasal 2
dalam peraturan menteri nomor
51/M-DAG/PER/7/2015 Tentang
Larangan Impor Pakaian bekas

JOM Fakultas Hukum Volume V Nomor 1, April 2018 Page 8


tidak lagi berjualan pakaian bekas Tabel diatas menunjukkan
impor.12 bahwa pelaku usaha mengetahui
isi Peraturan Menteri Nomor 51/
Menurut penulis hal tersebut M-DAG/PER/7/2015 Tentang
diatas terjadi karena kurangya Larangan Impor Pakaian Bekas
kesadaran hukum pelaku usaha, yaitu sebanyak 48 orang pelaku
dan rendahnya sanksi terhadap usaha yang dijadikan responden
pelaku usaha yang masih menjual 24 orang. Dari responden tersebut
pakaian bekas padahal sudah 83 % mengetahui isi dari
dilarang. Salah satu cara untuk Peraturan Menteri Nomor51/M-
mengatasi permasalahan ini DAG/PER/7/2015 Tentang
adalah adanya lembaga yang Larangan Impor Pakaian bekas,
mengawasi perdagangan pakaian sedangkan 17% tidak mengetahui
bekas impor yang dibentuk oleh sama sekali isi terhadap adanya
pemerintah daerah setempat, Peraturan Menteri Nomor 51/M-
sehingga hal ini bisa memperkecil DAG/PER/7/2015 Tentang
peredaran penjualan pakaian Larangan Impor Pakai.
bekas.
Menurut penulis hal tersebut
Tabel IV.II diatas terjadi karena kurangnya
pengawasan dari pemerintah, serta
Apakah bapak/ ibu ( pelaku usaha) kurangnya sanksi terhadap pelaku
mengetahui isi Peraturan Menteri usaha yang menjual pakain bekas.
Nomor 51/ M-DAG/PER/7/2015 Adapun solusi yang bisa
Tentang Larangan Impor Pakaian dilakukan adalah menerapkan
Bekas, Masih Menjual Pakain sanksi yag tegas, serta melakukan
Bekas. sosialisasi hukum untuk
meningkatkan kesadaran
N Alternative Jumla Persentas masyarakat dalam hal peraturan
o / jawaban h e peundang-undangan di Indonesia.
1. Tahu 20 83 % Sosialisasi hukumdapat dilakukan
oleh kepolisian, dinas
perindustrian dan perdagangan,
2.Tidak tahu 4 17 %
maupun sarjana hukum sehingga
menumbuhkan rasa kesadaran
Jumlah 24 100 %
hukum untuk tidak menggangap
Sumber : data lapangan setelah
remeh setiap aturan yang
diolah bulan Desember
dikeluarkkan oleh pemerintah.

Pada kasus seperti ini tidak


12
hanya ada dipasar datuk rubiah
Wawancara Dengan Bapak
melainkan sudah banyak beredar
Sukma Alfalah, Selaku Kepala Dinas
Perindustrian Dan Perdagangan Kota di Indonesia. Meskipun aturan
Bagansiapiapi, Hari Kamis, Tanggal 5 yang dibuat pemerintah sudah
Oktober 2017, Bertempat Dikantor ada, akan tetapi beberapa pelaku
Perindustrian Dan Perdagangan Kota usaha juga mengalami dampak
Bagansiapiapi.

JOM Fakultas Hukum Volume V Nomor 1, April 2018 Page 9


terhadap adanya Peraturan 4. Sari mengatakan dengan
Menteri Nomor 51/ M- adanya Peraturan Menteri
DAG/PER/7/2015 Tentang Nomor 51/ M-
Larangan Impor Pakaian Bekas. DAG/PER/7/2015 Tentang
Penulis juga melakukan Larangan Impor Pakaian Bekas
wawancara dan menyebarkan menurunnya keuntungan
kuisioner mengenai dampak kami.16
terhadap pelaku usaha dan 5. Butet mengatakan dengan
berikut alasan yang mereka adanya peraturan menteri
paparkan: Nomor 51/ M-
DAG/PER/7/2015 Tentang
1. Harry mengatakan dengan Larangan Impor Pakaian Bekas
adanya Peraturan Menteri stok barang menjadi sedikit.17
Nomor 51/ M-
DAG/PER/7/2015 Tentang B. Tanggung Jawab Pelaku Usaha
Larangan Impor Pakaian Pakaian Bekas Impor
Bekas, mengakibatkan Berdasarkan Undang-Undang
turunnya omset penjualan13. Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
2. Sandi mengatakan dengan Perlindungan Konsumen
adanya Peraturan Menteri
Nomor 51/ M- Berbagai hal yang
DAG/PER/7/2015 Tentang membawa akibat negatif dari
Larangan Impor Pakaian Bekas pemakaian barang/ dan atau jasa
mengakibatkan untung yang harus dihindarkan dari aktivitas
diperoleh menjadi merosot.14 perdagangan pelaku usaha,
3. Mina mengatakan dengan sebagai upaya untuk
adanya Peraturan Menteri menghindarkan akibat negatif
Nomor 51/ M- pemakaian barang dan/ atau jasa
DAG/PER/7/2015 Tentang tersebut, maka undang-undang
Larangan Impor Pakaian Bekas menetukan berbagai larangan
larinya pelanggan untuk berikut:
membeli pakaian baru dan
lebih mengejar obral-obral (1)Pelaku usaha dilarang
pakaian.15 memproduksi dan/atau
memperdagangkan barang
dan/atau jasa yang:
13
a. Tidak memenuhi atau
Wawancara Dengan Bapk Harry, tidak sesuai dengan
Pelaku Usaha Penjual Pakaian, Hari Selasa,
Tanggal 14 November 2017 , Bertemapat
standar yang
Dipasar Datuk Rubiah Kota Bagansiapiapi.
14 16
Wawancara Dengan Bapak Sandi Wawancara Dengan Bu Sari Pelaku
Pelaku Usaha Penjual Pakaian, Hari Selasa, Usaha Penjual Pakaian, Hari Selasa, Tanggal
Tanggal 14 November 2017, Bertemapat 14 November 2017, Bertemapat Dipasar
Dipasar Datuk Rubiah Kota Bagansiapiapi. Datuk Rubiah Kota Bagansiapiapi.
15 17
Wawancara Dengan Bu Mina Wawancara Dengan Butet Pelaku
Pelaku Usaha Penjual Pakaian, Hari Selasa, Usaha Tas, Hari Selasa, Tanggal 14
Tanggal 14 November 2017, Bertemapat Vovember 2017, Bertempat Dipasar Datuk
Dipasar Datuk Rubiah Kota Bagansiapiapi. Rubiah Kota Bagansiapiapi.

JOM Fakultas Hukum Volume V Nomor 1, April 2018 Page 10


dipersyaratkan dan “halal” yang dicantumkan
ketentuan peraturan dalam label.
perundang-undangan. i. Tidak memasang label atau
b. Tidak sesuai dengan berat membuat penjelasan
bersih, isi bersih, atau barang yang memuat nama
netto dan jumlah dalam barang, ukuran, berat/ isi
hitungan sebagaimana bersih atau netto,
yang dinyatakan dalam komposisi, aturan pakai,
label atau etiket barang tanggal pembuatan, akibat
tersebut. sampingan, nama dan
c. Tidak sesuai dengan alamat pelaku usaha serta
ukuran, takaran, keterangan lain untuk
timbangan dan jumlah penggunaan yang menurut
dalam hitungan menurut ketentuan harus dipasang/
ukuran yang sebenarnya. dibuat.
d. Tidak sesuai dengan j. Tidak mencantumkan
kondisi, jaminan, informasi dan/ petunjuk
keistimewaan, atau penggunaan dalam bahasa
kemanjuran sebagaimana Indonesia sesuai dengan
dinyatakan dalam label, ketentuan peraturan
etiket atau keterangan perundang-undangan yang
barang dan/ atau jasa berlaku.
tersebut. (2) Pelaku usaha dilarang
e. Tidak sesuai dengan memperdagangkan barang
mutu,tingkatan, komposisi yang rusak, cacat atau bekas,
proses pengolahan, gaya, dan tercemar tanpa
mode, atau penggunaan memberikan informasi secara
tertentu sebagaimana lengkap dan benar atas
dinyatakan dalam label barang dimaksud.
atau keterangan barang (3) Pelaku usaha dilarang
dan/ atau jasa tersebut. memperdagangkan sediaan
f. Tidak sesuai dengan janji farmasi dan pangan yang
yang dinyatakan dalam rusak, cacat atau bekas dan
label, etiket, keterangan, tercemar, dengan atau tanpa
iklan, atau promosi memberikan informasi secara
penjualan barang atau jasa lengkap dan benar.
tersebut. (4) Pelaku usaha yang
g. Tidak mencantumkan melakukan pelanggaran pada
tanggal kadarluasa atau ayat (1) dan ayat (2) dilarang
jangka waktu penggunaan/ memperdagangkan barand
pemanfaatan yang paling dan/jasa tersebut serta wajib
baik atas barang tertentu. menariknya dari peredaran.
h. Tidak mengikuti ketentuan Perdagangan berarti
berproduksi sacara halal, melakukan bisnis yang
sebagaimana pernyataan menyediakan barang,
properti, atau layanan

JOM Fakultas Hukum Volume V Nomor 1, April 2018 Page 11


terutama untuk keperluan
pribadi, keluarga, atau rumah No Pertanyaan Pernah Tidak
tangga.18.
1 Pernah 10 25 %
Memperhatikan 2 Tidak 30 75 %
substansi Pasal 19 ayat( 1) pernah
Undang- Undang Nomor 8 Jumlah 40 100%
Tahun 1999 tentang Sumber: Data lapangan setelah
Perlindungan Konsumen, diolah bulan Desember
dapat diketahui bahwa
tanggung jawab pelaku usaha Tabel diatas
meliputi: menunjukkan bahwa
responden tidak memberikan
a. Tanggung jawab ganti informasi yang jelas
kerugian atas kerusakan; mengenai pakaian bekas
b. Tanggung jawab kerugian berdarkan undang-undang
atas pencemaran; nomor 8 tahun 1999 tentang
c. Tanggung jawab ganti perlindungan konsumen
kerugian atas kerugian sebanyak 80 konsumen yang
konsumen; dijadikan responden 40
Berdasarkan hal ini, konsumen., 25 % dari
maka adanya produk barang responden pernah mendapat
dan/ atau jasa yang cacat informasi mengenai pakain
bukan merupakan satu- bekas karena mereka
satunya dasar bertanya, sedangkan 75%
pertanggungjawaban pelaku responden tidak pernah
usaha. Hal ini berarti, bahwa mendapatkan informasi yang
tanggung jawab pelaku usaha jelas terkait dengan pakaian
meliputi segala kerugian yang bekas.
dialami konsumen.
Wawancara ulfa,
Tabel 4.4 seorang mahasiswa STAI
Apakah bapak/I Aridho mengatakan bahwa
pernah mendapat informasi dalam sebulan sekali dia
yang jelas mengenai membeli pakaian bekas
pakaian bekas berdasarkan seperti tas, sepatu dan lain-
Undang-Undang Nomor 8 lain, dia tidak pernah
Tahun 1999 Tentang mendapatan informasi
Perlindungan Konsumen mengenai pakaian bekas
karena dia selama berbelanja
pakaian bekas tidak pernah
18
United States District Court, N.D. mendapatkan kerugian secara
California, No. 05–1699 CRB, Bextra and
fisik.
Celebrex Marketing Sales Practices and
Product Liability Litigation, July 5, 2007,
Jurnal West Law, diakses melalui
Bahkan berdasarkan
http://fh.unri.ac.id/index.php/perpustakaan/# wawancara penulis dengan
, pada tanggal 21 September 2017 dan responden mendapatkan fakta
diterjemahkan oleh Google Translate.

JOM Fakultas Hukum Volume V Nomor 1, April 2018 Page 12


bahwa ada beberapa tanggung jawab pelaku usaha
mahasiswa yang membeli terhadap pakaian bekas
pakaian bekas ini mengetahui berdasarkan Undang-Undang
adanya Undang- Undang No. Nomor 8 Tahun 1999
8 Tahun 1999 Tentang Tentang Perlindungan
perlindungan Konsumen, Konsumen, dapat dilihat dari
tetapi diantara mereka hanya tabel dibawah ini.
mengetahui mengetahui
namanya saja. Tabel IV.V

Sampai saat ini secara Apakah Pelaku Usaha Pakaian


universal diakui adanya hak- Bekas Impor pernah
hak konsumen yang secara memberi ganti rugi
universal pula harus terhadap konsumen jika
dilindungi, dan dihormati konsumen komplain.
yaitu:19
No Alternative/ Jumlah Persantase
a. Hak keamanan dan jawaban
keselamatan; 1 Pernah 4 17 %
b. Hak atas informasi; 2 Tidak 20 83 %
c. Hak untuk memilih; pernah
d. Hak untuk didengar;
Jumlah 24 100 %
e. Hak atas lingkugan hidup.
Sumber : data penelitian
Mengacu pada Pasal 4
setelah diolah bulan Desember
Undang Undang
Perlindungan Konsumen, hak
Tabel diatas
hak inilah yang menjadi
menunjukkan bahwa
acuan oleh pelaku usaha
responden pelaku usaha
untuk dapat melaksanakan
pakaian bekas impor pernah
kewajiabnnya sebagia pelaku
memberi ganti rugi terhadap
usaha. Dengan adanya
konsumen jika kosumen
Undang undang dan
complain sebanyak 17 pelaku
perangkat hukum lainnya,
usaha yang dijadikan
konsumen memiliki hak dan
responden sebanyak 24
posisi yang berimbang, dan
pelaku usaha, 17 % dari
merekapun bisa menggugat
responden pernah member
atau menuntut jika ternyata
ganti rugi, sedangkan 83 %
hak-haknya telah dirugikan
pelaku usaha tidak member
atau dilanggar
ganti kerugian.
Kemudian penulis
menyebarkan kuisioner yang Berdasarkan
bertujuan untuk mengetahi wawancara penulis salah satu
pelaku usaha rina 23 tahun
menuturkan jika ada yang
19
Husni Syawali dan Neni Sri complain terhadap barang
Imaniyati, Hukum Perlindungan Konsumen, yang dibelinya, kami hanya
Mandar Maju, Bandung: 2000, hlm. 38-39.

JOM Fakultas Hukum Volume V Nomor 1, April 2018 Page 13


member menukar barangnya, barang yng sesuai dengan
apabila barang tersebut lebih keinginan konsumen disisi lain
mahal dari harga awal, maka bagi konsumen yang tidak
mereka wajib membayar sisa mempermasalahkan pelanggaran
dari harga awal.20 yang dilakukan pedagang
tersebut tidak keberatan
PENUTUP membeli pakaian bekas karena
harga yang lebih murah dan
A. Kesimpulan mendapatkan barang dengan
merek terkenal untuk menunjang
1. Dampak terhadap pelaku gaya hidup
usaha pakaian bekas impor
dengan adanya Peraturan B. Saran
Menteri Nomor 51/ M- Sehubungan dengan hasil-
DAG/PER/7/2015 Tentang hasil penelitian yang
Larangan Impor Pakaian Bekas. dikemukakan penulis, maka
Beberapa pelaku usaha penulis ingin memberi beberapa
mengeluh karena omset yang saran sebagai berikut :
didapat setiap harinya 1. Bagi pelaku usaha
berkurang, dan larinya hendaknya mengetahui dan
pelanggan yang sudah sering mempelajari peraturan
membeli pakaian bekas seperti perundang-undangan terkait
biasanya. barang dan/atau jasa yang di
produksi atau
2. Perdagangan pakaian bekas diperdagangkannya sehingga
impor semakin marak terjadi tidak memproduksi atau
karena pedagang ( pelaku usaha) memperdagangkan barang
yang bertanggung jawab atas bekas dengan tidak
kegiatan usahanya tidak memberikan informasi yang
mengetahui tentang peraturan jelas dengan begitu arus
terkait barang impor yang kegiatan usaha yang
dijualnya sudah diatur dalam dilakukan tidak menyalahi
Undang-Undang Nomor 8 Hukum Positif yang berlaku
Tahun 1999 tentang di Indonesia dan dapat
Perlindungan Konsumen. menciptakan iklim
minimnya pengetahuan persaingan usaha yang baik
pedagang terhadap undang- antar pelaku usaha dan tidak
undng tersebut menjadi acuan merugikan konsumen
pedagang tetap menjual pakian maupun pihak lain.
bekas impor dengan berdalih 2. Bagi konsumen hendaknya
untuk alasan untuk mencari lebih teliti dalam membeli
keuntungan dan menyediakan dan membaca undang-
undang terkait dengan
20
Wawancara Dengan Rina, Pelaku
barang bekas impor seperti
Usaha, Hari Senin, Tanggal 18 Januari yang tercantum dalam
2018 Bertempat Dijalan Sumatera, Undang-Undang Nomor 8
Bagansiapiapi.

JOM Fakultas Hukum Volume V Nomor 1, April 2018 Page 14


Tahun 1999 tentang Journal, United State Court
Perlindungan Konsumen, Of Appeals District Of
agar hak-hak konsumen Colombia Circuit, April 10,
terpenuhi dan pelaku usaha 1979.
juga bisa menerapkan itikad Hamzah’’pengalihan Resiko
baik dalam berdagang Tanggung Jawab Pelaku
Usaha Terhadap Konsumen
DAFTAR PUSTAKA Di Indonesia Melalui
Mekanisme Asuransi’’jurnal
A. Buku-buku
Media Hukum’’,fakultas
Asshiddiqie, Jimly Dan M. Ali Hukum Universitas
Safa’at, 2014, Teori Hans Lampung,Volume 18 No 1
Kelsen Tentang Hukum, Juni 2011
Konsitusi Press, Jakarta United States District Court, N.D.
Miru, Ahmadi Dan Sutarman, California, No. 05–1699
2010, Hukum Perlindungan CRB, Bextra and Celebrex
Konsumen, Raja Grafindo, Marketing Sales Practices and
Jakarta Product Liability Litigation,
Suharmoko, 2004, Hukum July 5, 2007, Happy Susanto,
Perjanjian, Kencana Hak-Hak Konsumen Jika
Prenada,Jakarta Dirugikan, Visi Media
Pustaka, Jakarta: 2008, hlm.
B. Jurnal 25.
Appellant, The Anaconda Syawali, Husni dan Neni Sri
Company, A Wholly Owned Imaniyati, 2000, Hukum
Subsidiary Of Atlantic Perlindungan Konsumen,
Richfield Company Et Al. Mandar Maju, Bandung
Consumer Product Safety
Commission, Westlaw

JOM Fakultas Hukum Volume V Nomor 1, April 2018 Page 15

You might also like