You are on page 1of 53

Modul Praktikum Metode Seismik II

Acara Well to Seismic Tie


Teori Singkat
Proses WST bertujuan untuk saling mengaitkan data sumur dengan
data seismik. Proses pengaitan penting untuk dilakukan karena kedua
data ini memiliki perbedaan domain. Data seismik memiliki domain
waktu sedangkan data sumur memiliki domain kedalaman. Proses WST
memerlukan data masukan berupa data kecepatan (log sonic), data
densitas (log densitas/RHOB), dan data checkshot. Sebelum proses
WST dilakukan maka terlebih dahulu dilakukan koreksi terhadap log
sonic dengan menggunakan data checkshot. Hasil dari proses WST
adalah berupa nilai korelasi antara sintetik seismogram dengan data
seismik dan nilai Depth-Time.
Koreksi Log Sonic
Koreksi terhadap log sonic perlu untuk dilakukan karena log sonic
umumnya hanya dapat mendeteksi kecepatan formasi batuan pada
ketebalan tertentu (+ 2 ft), selain itu pengukuran log sonic juga
terpengaruh oleh lingkungan lubang bor dan perubahan litologi yang
tiba-tiba (Abdullah, 2008). Data checkshot sendiri juga memiliki
kelemahan yaitu berupa resolusinya yang tidak sedetail data log sonic.
Untuk mengatasi kelemahan ini maka perlu dilakukan koreksi data
diantaranya keduanya. Besarnya koreksi checkshot terhadap log sonic
disebut sebagai “Drift”, sedangkan hasil koreksi log sonic adalah “sonic
corrected checkshot” (Abdullah, 2008).
Koreksi Log Sonic Contoh proses matematis koreksi sonic oleh
Crain's Petrophysical Handbook chekshot adalah sbb:
Checkshot data:
Kedalaman 1 = 1000 ft, Waktu 1 = 140 msec
Kedalaman 2 = 1250 ft, Waktu 2 = 170 msec
Checkshot time = 170 - 140 = 30 msec

Jika kecepatan sonic dari 1000 sampai 1250 ft


adalah 125 usec/ft, maka waktu tepuhnya
(1250 - 1000) x 0.125 = 31,25 msec
DRIFT = 30 - 31.25 = -1,25 msec.

(diambil dari Abdullah, 2008)

Kurva drift negative menandakan bahwa


pengukuran log sonic lebih tinggi daripada
pengukuran waktu seismik, sedangkan untuk
kurva drift positive pengukuran log sonic lebih
rendah daripada pengukuran waktu seismik .
Wavelet dan Seismogram Sintetik
Wavelet adalah kumpulan sejumlah gelombang harmonik yang mempunyai
amplitudo, frekuensi, dan fase tertentu (Sismanto, 1996).

Seismogram sintetik adalah rekaman seismik buatan yang dibuat dari data
log kecepatan dan densitas. Data kecepatan dan densitas membentuk suatu
fungsi koefisien refleksi yang selanjutnya dikonvolusikan dengan wavelet
sehingga terbentuklah seismogram sintetik. Seismogram sintetik dibuat
untukmengkorelasikan antara informasi data sumur (litologi, umur,
kedalaman, dan sebagainya) terhadap penampang seismik sehingga nantinya
diperoleh informasi yang lebih lengkap dan kompreensif (Sismanto, 1996).
Metode Ekstraksi Wavelet
1. Statistical = Wavelet yang dibuat dari hasil perhitungan statistika
spectrum amplitudo yang diambil dari data seismik.
2. Ricker = Wavelet yang dibuat dari hasil perhitungan Persamaan
Ricker.
3. Bandpass = Wavelet yang dibuat pada rentang frekuensi tertentu
dari data.
4. Use Well = Wavelet yang dibuat dan diekstraksi dari data sumur dan
lingkungan sekitarnya.
Parameter Wavelet
Dalam pembuatan Wavelet perlu diketahui nilai dari parameter-
parameter berikut :
1. Frekuensi Dominan
2. Fase
3. Sample Rate
4. Panjang Wavelet
Tutorial WST Hampson and Russell 10.0.2
Koreksi Checkshot

Untuk memunculkan curve view dari data log double click nama salah satu sumur
Setelah tampilan
curve view muncul,
Klik option kemudian
pilih
Check Shot Correction
Keterangan
1. Input Time = Data depth time asli dari log sonic.
2. Corrected Time = Data depth time yang telah terkoreksi oleh data
check shot.
3. Drift Curve = Kurva koreksi drift (kurva koreksi check shot terhadap
data log sonic).
4. P-wave_1 = Log Sonic asli.
5. Output Sonic Log = Log sonic terkoreksi check shot (sonic corrected
checshot).
Keterangan Parameter Check Shot
1. Type of Interpolation = Metode interpolasi data output. Interpolasi diperlukan untuk
menghubungkan titik-titik data yang kosong yang terdapat di log sonic. Metode
Interpolasi terdapat tiga macam :
a. Linear = Metode interpolasi data dengan menggunakan persamaan linear (y =
mx + c).
b. Spline = Metode interpolasi data dengan menggunakan persamaan cubic spline,
metode ini merupakan pengembangan dari metode polinomial (selengkapnya
dapat dibaca pada halaman berikut :
https://en.wikiversity.org/wiki/Cubic_Spline_Interpolation)
c. Polynomial = Metode interpolasi data dengan menggunakan persamaan
polynomial (dapat berupa orde 1,2,3, dst)

Untuk dapat lebih memahami perbedaan ketiganya, anda dapat membaca paper
berikut :
Ostrander, W.J., 1984, Plane-wave reflection coefficients for gas sands at nonnormal
angles of incidence, GEOPHYSICS, 10, 49, 1637-1648.
https://doi.org/10.1190/1.1441571
Keterangan Parameter Check Shot
2. Apply smoother of length : dipilih jika ingin melakukan smoothing data
pada kedalaman tertentu.
3. Sonic Log Changes : Hasil koreksi akan diterapkan pada data apa? Depth-
time nya saja atau keseluruhan (depth time+data log asli).
*untuk menampilkan
log hasil koreksi, klik
tanda mata, pilih layouts
uncheck Display Active
Logs Only, kemudian
check P-wave_1_chk
Ekstraksi Wavelet
• Untuk Ekstraksi Wavelet Metode Statistical : data yang diperlukan
adalah sebagai berikut : frekuensi dominan, sample rate, rotasi fase,
dan panjang wavelet.
Perhitungan Frekuensi Dominan
Zona target dimisalkan pada rentang 1000-1200 ms
Frekuensi Dominan = 60 Hz
Menentukan Panjang Wavelet
Misalkan targetnya adalah Lapisan FS4, tebal lapisannya adalah 30 ms,
maka asumsi panjang wavelet minimal adalah (perkiraan kasar) 30 ms,
untuk asumsi yang lebih aman maka panjang waveletnya adalah 120
ms.
Asumsi ini diambil berdasarkan resolusi vertikal. Jika 30 ms dianggap
sebagai resolusi vertikal data seismik maka panjang wavelet minimal
adalah 4 kalinya (120 ms).

Ingat ini asumsi kasar, sehingga tingkat errornya kemungkinan masih


tinggi.
Cara lain yang direkomendasikan adalah menghitung rerata kecepatan
beradasarkan data log setelah terkoreksi check shot.


=

Konversi :
1 μs/ft = 0,001 ms/ft
Kecepatan gelombang akustik = 1 ft/ms
Berdasarkan Analisis diatas didapatkan :
• Frekuensi Dominan = 60 Hz
• Sample Rate = 4 ms
• Rotasi Fase = 0o (asumsikan polaritas waveletnya normal)
• Panjang Wavelet = 120 ms
Proses Well to Seismic Tie
Keterangan
• Kurva Biru = Sintetik Seismogram
• Kurva Merah = Composite Seismogram (Seismogram Seismik)
• Kurva Hitam = Seismic (Data Real)
• Start-End = Batas Atas dan Batas Bawah Target
• Lag : +/- = Toleransi Shifting (Standar Deviasi)
• Wavelet Phase Rotation : Untuk Merotasi Wavelet sejauh sekian
derajat.
Untuk memilih wavelet yang digunakan Current Corr : Nilai Korelasi Saat ini
Max Corr : Nilai korelasi maksimum yang dapat dicapai
Time Shift : Nilai pergeseran waktu yang terjadi

Untuk melakukan stretching/squeezing

Snap Peak/Through = Picking Puncakan-Puncakan/Lembahan-Lembahan


sebelum shifting, stretching, squeezing
Snap Peak = Picking Puncakan Saja
Snap Through = Picking Lembahan Saja
Snap None = Picking Bebas (Puncakan x Lembahan atau Lembahan x Puncakan)
Keterangan
• Time Shift menandakan terdapatnya pergeseran time domain antara
seismogram sintetik dengan data seismogram seismik (kurva biru dan
merah). Usahakan agar nilai Time Shift sekecil mungkin dan
mendekati/sama dengan 0. Jika ingin melakukan shifting perhatikan
dulu nilai Time Shift sementara, kalua nilainya masih besar, Abdullah
(2008) berpendapat nilainya >20 ms, maka ubah parameter lainnya
terlebih dahulu seperti start-end, lag, atau fase rotasi.
• Current Correlation menandakan kemiripan seismogram sintetik
dengan seismogram seismik, semakin mendekati 1 semakin baik,
umumnya diantara 0,5 dan 1.
• Stretching/squeezing dapat dilakukan berkali-kali namun resikonya
data interval kedalaman sumur menjadi berubah signifikan, usahakan
dilakukan sejarang mungkin agar data sumur tidak terlalu berubah.
Gunakan sebagai opsi terakhir.
Keterangan
Sebelum proses wst disimpan (sebelum klik OK), export dulu hasilnya
ke Depth-Time Table.
Depth-Time Table hasil WST ini nantinya akan diintegrasikan ke Petrel
untuk proses WSTnya.
Mengkorelasikan Nilai T/D Hasil
WST di HRS dengan Petrel
Kurva TWT Hasil WST

Kurva TVD Hasil WST

Kurva MD Hasil WST


SELESAI
TUGAS
Tugas 1 (Pengganti Pre Test)
a. Instal HRS 10.0.2 dan Lakukan Penginputan Data, Tugas 1 diharapkan
dikumpulkan 5 menit sebelum praktikum dimulai. Sebagai bukti anda
telah mengerjakan Tugas 1, screenshoot Data Explorer HRS anda.
b. Jawablah Pertanyaan Berikut ini :
1. Mengapa proses well to seismic tie harus dilakukan? Jelaskan
pendapat anda.
2. Diketahui Data Sebagai Berikut:
Dua titik yang masing – masing berkedalaman 1575 ft dan 1650 ft
memiliki data waktu tempuh sebesar 175 ms dan 225 ms.
Berapakah checkshot time diantara keduanya? Jika diasumsikan
kecepatan log sonic nya 150 μs/ft, berapa waktu tempuh diantara
kedua titik tersebut dan berapa koreksi driftnya?
Tugas 2 : Lakukan proses WST pada keempat sumur yang ada. Anda
bebas untuk melakukan variasi parameter dalam pengolahan
data (tidak harus sesuai dengan modul). Bandingkan korelasi
WST untuk tiga wavelet yang berbeda
(contoh : statistical, ricker, bandpass/ ricker,bandpass,use
well/ group ricker, group bandpass, group use well, dsb boleh
variasi yang lain). Lakukan perbandingan ini hanya pada satu sumur saja.
Format Laporan Tugas 2 :
1) Langkah-langkah Koreksi Checkshot pada salah satu sumur
2) Langkah-langkah Proses WST pada salah satu sumur (seperti hal
34), tabel nilai korelasi WST untuk semua sumur, dan tabel
perbandingan nilai korelasi WST untuk tiga wavelet yang berbeda
serta Jelaskan pendapat anda tentang wavelet mana yang terbaik.
3) Snapshot hasil integrasi WST HRS ke Petrel seperti pada hal 47
untuk keempat sumur.
Format File Tugas
Tugas dikumpulkan dalam bentuk pdf dengan penamaan file seperti
berikut :
Tugas 1 : NIU (6 Digit Angka)_Nama_Tugas 1
Tugas 2 : NIU (6 Digit Angka)_Nama_Tugas 2

Batas Pengumpulan Tugas :


Tugas 1 : 5 Menit sebelum praktikum dimulai (Selasa, 10 April 2018,
Pukul 11.25 WIB)
Tugas 2 : Selasa, 17 April 2018 Pukul 23.59 WIB

Upload Tugas Anda ke : https://bit.ly/2GYYv2v (Login dulu ke Akun


UGM atau Akun Google Anda)

You might also like