You are on page 1of 8

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN HALUSINASI

A. Pengertian
Halusinasi adalah pengalaman sensorik tanpa rangsangan eksternal terjadi
pada keadaan kesadaran penuh yang menggambarkan hilangnya kemampuan
menilai realitas.(Sunaryo, 2004)
Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi
yang tidak sesuai dengan kenyataan (Sheila L Vidheak, 2001 : 298).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu pencerapan panca indra tanpa ada
rangsangan dari luar (Maramis, 1998)

B. Etiologi
1. Faktor predisposisi (Stuart and Sundeen, 1995)
a. Biologi
1) Hambatan perkembangan otak kortek frontal, temporal dan
lembek, jejak yang mungkin timbul adalah hambatan dalam
belajar, bebicara, daya ingat dan mungkin muncul perilaku
menarik diri atau kekerasan.
2) Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal,
neonatur dan kanak-kanak.
b. Psikologis
1) Ibu/pengasuh yang lemas, overprotektif dengan tidak sensitif.
2) Pola asuh yang tidak adequat.
3) Konflk perkawinan.
4) Koping dalam menghadapi stress tidak konstruktif.
5) Ketidakmampuan menggapai cita.

c. Perilaku
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, perasaan
tidak aman, gelisah, bingung, ketakutan, perilaku merusak diri,
kurang perhatian, tidak mampu mengambil keputusan, bicara
inkoheren, bicara sendiri, tidak mampu membedakan nyata dan tidak
nyata
d. Social Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi
realita seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang,
kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai
stress
2. Faktor presipitasi
Adanya rangsangan lingkungan yang sering sebagai pencetus
yaitu kurangnya partisipasi klien dalam kelompok, dimana sepi ( isolasi
) suasana tersebut dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang
merangsang tubuh zat haludinogenik. Berbagai streson dapat
menimbulkan halusinasi. Hubungan interpersonal masalah psikososial
dapat meningkatkan cemas dan stess serta akhirnya timbul halusinasi
C. Manifestasi Klinis (Stuart dan Sundeen 2009:306-307)
1. Halusinasi Pendengaran
a. Melirikan mata kekiri dan kekanan seperti mencari siapa atau apa
yang sedang dibicarakan.
b. Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang sedang
tidak berbicara atau pada benda mati seperti mebel.
c. Terlibat perakapan dengan benda mati atau dengan seseorang yang
tidak tampak.
d. Menggerak-gerakan mulutvseperti sedang berbicara atau sedang
menjawab suara.
2. Halusinasi penglihatan
Adapun perilaku yang dapat teramati sebagai berikut :
a. Tiba-tiba tampak gagap, ketakutan atau ditakuti oleh orang
lain,benda mati atau stimulus yang tidak Nampak.
b. Tiba-tiba berlari keruang lain.
3. Halusinasi Penciuman
Adapun perilaku yang dapat teramati sebagai berikut :
a. Hidung yang dikerutkan seperti mencium bau yang tidak enak.
b. Menghindari bau tubuh
c. Menghindari bau udara ketika sedang berjalan kedaerah lain
d. Merespon terhadap bau dengan panic,seperti mencium bau api atau
darah
e. Melempar selimut atau menuang air pada orang lain seakan sedang
memadamkan api.
4. Halusinasi Pengecap
Adapun perilaku yang dapat teramati sebagai berikut :
a. Meludahkan makanan atau minuman
b. Menolak makanan atau minuman
c. Tiba-tiba meninggalkan meja makan

5. Halusinasi Peraba
Adapun perilaku yang dapat teramati sebagai berikut:
a. Menggosok-gosokan tangan/kaki/wajah
b. Merasakn sesuatu yang beralasan
c.
SP1
1. Bantu pasien mengenal
halusinasi (isi, waktu
terjadinya, frekuensi, situasi
pencetus, perasaan saat terjadi
halusinasi)
2. Latih mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik.
Tahapan tindakannya meliputi
:
a. Jelaskan cara menghardik
halusinasi
b. Peragakan cara
menghardik
c. Minta pasien
memperagakan ulang
d. Pantau memperagakan
ulang
e. Pantau penerapan cara ini,
beri penguatan perilaku
pasien
f. Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
SP2
1. Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP1)
2. Latih berbicara/bercakap
dengan orang lain saat
halusinasi muncul
3. Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
SP3
1. Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP1 dan SP2)
2. Latih kegiatan agar halusinasi
tidak muncul
Tahapannya:
a. Jelaskan pentingnya
aktivitas yang teratur
untuk mengatasi halusinasi
b. Diskusikan aktivitas yang
biasa dilakukan oleh
pasien
c. Latih pasien melakukan
aktivitas
d. Susun jadwal aktivitas
sehari-hari sesuai dengan
aktivitas yang telah dilatih
(dari bangun pagi sampai
tidur malam)
e. Pantau pelaksanaan jadwal
kegiatan, berikan
penguatan terhadap
perilaku pasien yang (+)
SP4
1. Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP1, 2 & 3)
2. Tanyakan program
pengobatan
3. Jelaskan pentingnya
penggunaan obat pada
gangguan jiwa
4. Jelaskan akibat bila tidak
digunakan sesuai program
5. Jelaskan akibat bila putus obat
6. Jelaskan cara mendapatkan
obat/berobat
7. Jelaskan pengobatan (5B)
8. Latihan psien minum obat
9. Masukkan dalam jadwal
harian pasien
SP1
1. Identifikasi masalah keluarga
dalam merawat pasien
2. Jelaskan tentang halusinasi :
a. Pengertian halusinasi
b. Jenis halusinasi yang
dialami pasien
c. Tanda dan gejala
halusinasi
d. Cara merawat pasien
halusinasi (cara
berkomunikasi, pemberian
obat & pemberian
aktivitas kepada pasien)
3. Sumber-sumber pelayanan
kesehatan yang bisa dijangkau
4. Bermain peran cara merawat
5. Rencana tindak lanjut
keluarga, jadwal keluarga
untuk merawat pasien
SP2
1. Evaluasi kemampuan keluarga
(SP1)
2. Latihan keluarga merawat
pasien
3. RTL keluarga/jadwal keluarga
merawat pasien
SP3
1. Evaluasi kemampuan keluarga
(SP2)
2. Latih keluarga merawat pasien
3. RTL keluarga/jadwal keluarga
untuk merawat pasien
SP4
1. Evaluasi kemampuan keluarga
2. Evaluasi kemampuan pasien
3. RTL keluarga :
a. Follow up
b. Rujukan

You might also like