You are on page 1of 12

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS ROGOTRUNAN
Jalan Brantas No 5 Lumajang 67351
Telepon ( 0334 ) 881224,E-mail: puskesmasrogotrunan@gmail.com

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasionan bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidupsehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yangsetinggi-tingginya sebagai
investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif sebagai sosial dan
ekonomi. Sebagaimana diamanatkan olehUndang-Undang Nomor 36 Tahun 2009. Oleh
karena itu, pengobatan dan perawatan yang diberikan kepada masyarakat harus dapat
dipertanggung jawabkan manfaat dan keamananya.
Pelayanan kesehatan tradisional sebagai sejarah budaya Indonesia.Bersama
pelayanan kesehatan konvensional diarahkan untuk menciptakanmasyarakat yang
sehat, mandiri, dan berkedaulatan melalui pemanfaatan tenaga dan keterampilan.
Berdasarkan data tahun 2013 proporsi rumah tangga yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan tradisonal sebesar 30,4% ,keterampilan sebanyak 17,8% dan ramuan
sebesar 49%. Sedangkan aneka ragam spesies tanaman terdapat lebih dari 1600 jenis
tanaman obat yang berpotensi sebagai produk ramuan kesehatan tradisional secara
turuntemurun, dan kondisi ini menggambarkan bahwa pelayanan kesehatan
tradisional banyak diminati untuk upaya penyembuhan.
Pelayanan kesehatan tradisional menggunakan cara dan jenis yang mengacu
pada pengalaman dan keterampilan turun-temurun secara empiris dan dapat
dipertanggung jawabkan sesuai dengan norma agama dan budaya masyarakat.
Sedangkan kompetensi penyehat tradisional (Hattra) dikembangkan melalui upaya
saintifikasi produk dan prakteknya agar dapat diterima dan diakui manfaat, mutu serta
keamananya bagi masyarakat luas.
Dalam pengembangan pelayanan kesehatan tradisional empiris dan pelayanan
kesehatan tradisional komplementer harus dibina dan diawasa oleh pemerintah,
sehingga diperlukan landasan ,kepastian dan perlindungan hukum (WHO
complementary medicine 2014-2023).
.
B. TUJUAN
Tujuan Umum :
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar dapat mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya melalui pelayanan kesehatan tradisional.
Tujuan Khusus :

1. Memberikan perlindungan kesehatan kepada masyarakat.


2. Menginventarisasi jumlah pengobat tradisional jenis dan cara
pengobtanya.
3. Meningktakan mutu pelayanan kesehatan tradisional.
4. Membangun sistem pelayanan kesehatan tradisional yang bersinergi
dengan pelayanan kesehatan konvensional.
5. Memberikan kepastian hukum bagi pengguna dan pemberi pelayanan
kesehatan tradisional.

C. SASARAN

1. Penyehat tradisonal / Hattra.


2. Masyarakat sebagai klien.

D. LANDASAN HUKUM

1. Permenkes RI Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pelayanan Kesehatan


Tradisional Empiris.
2. UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
3. UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.
4. PP Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Yankestrad.
5. PP Nomor 72 Tahun 2012 Tentang SKN.
6. Permenkes Nomor 1787/Menkes/Per/XII/2010 Tentang Iklan Dan
Publikasi Yankes.
7. Permenkes Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Registrasi Obat Tradisional.
8. Permenkes Nomor 90 Tahun 2013 Tentang SP3T.
9. Permenkes Nomor 64 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kemenkes.
10. Kepmenkes Nomor 381/Menkes/SK/III/2007 Tentang Kebijakan Obat
Tradisional Nasional.

E. DEFINISI OPERASIONAL

1. Pelayanan Kesehatan Tradisional/Yankestrad


Pengobatan dan atau perawatan tradisional yang mengacu pada pengalaman
dan keterampilan yang diperoleh secara turun-temurun dan dapat
dipertanggung jawabkan serta diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.

2. Jenis Pelayanan Kesehatan Tradisional


a) Yankestrad empiris.
b) Yankestrad komplementer.
c) Yankestrad integrasi.

3. Cara Pengobatan Yankestrad

a) Ramuan terdiri dari tumbuhan, hewan dan mineral dengan


metode herbal/jamu.
b) Keterampilan terdiri dari tehnik manual, terapi olah pikir, terapi
energi dengan metode pijat, terapi patah tulang, bekam, rukyah,
hipnoterapi tenaga dalam serta roki.
c) Gabungan/ kombinasi memadukan metode keterampilan dan
ramuan berdasarkan teori.

4. Pembinaan dan Pengawasan

Dilakukan secara berjenjang mulai Menteri, Kadinkes Provinsi,


Kadinkes Kabupaten/Kota sesuai dengan tugas dan kewenanganya.

5. Perizinan dan Pendaftaran

a) Setiap penyehat tradisional /Hattra harus memiliki Surat


Terdaftar Penyehat Tradisional/STPT yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah atau Kabupaten/Kota.
b) Setiap Hattra yang menjalankan praktek wajib memiliki STRTKT
dan SIPTKT.
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Pelayanan kesehatan tradisional/Yankestrad adalah gabungan
pengetahuan, keterampilan dan praktek yang berdasarkan teori, keyakinan
dan pengalaman dari kebudayaan tertentu, baik yang dapat dijelaskan
maupun tidak dan yang digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta
pencegahan, diagnosis, perbaikan atau pengobatan penyakit fisik dan mental
(Traditional Medicine, WHO).
Yankestrad adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan obat
yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara
empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai norma
yang berlaku di masyarakat (UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan).
B. JENIS PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
Pelayanan kesehatan tradisional terdiri dari 3 jenis yaitu :
1. Yankestrad Empiris
Penerapan kesehatan tradisional yang manfaat dan keamanya terbukti
secara empiris.
Ketentuan :
a) Dapat dipertanggung jawabkan dan digunakan secara rasional.
b) Dalam rangka upaya promotif perventif.
c) Digunakan dalam pendekatan holistik dan alamiah untuk
menyeimbangkan kembali antara kemampuan adaptasi dengan
penyebab gangguan kesehatan.
d) Tidak bertentangan dengan norma agama
(klenik,mistik/menggunakan bantuan gaib) dan norma yang
berlaku di masyarakat.
e) Tidak bertentangan dengan program pemerintah dalam upaya
kesehatan masyarakat.
Tabel 2.1 Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris
SDM KEILMUAN PENDIDIKANUPAYA
KESEHATAN
PENDAFTAR
AN DAN
PERIZINAN
TEMPAT
Penyehat
tradisional
Terbukti
secara
empiris
-informal
(kursus)
-non formal
(magang
pada Hattra
senior)
Promotif dan
preventif
STPT
berlaku 2
tahun dan
dapat
diperbaharui
Mandiri atau
praktik
berkelompok
di panti
sehat
2. Yankestrad Komplementer
Penerapan kesehatan tradisional yang memanfaatkan ilmu biomedis
dan biokultural dalam penjelasnya serta manfaat dan kemananya
terbukti secara ilmiah.
Jenis Yankestrad Komplementer ditetapkan oleh Menteri setelah
mendapat rekomendasi dari tim, yang terdiri dari Kemkes, OP, praktisi
dan pakar Kestrad.
Tabel 2.2 Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
SDM KEILMUAN PENDIDIKAN
UPAYA
KESEHATAN
PENDAFTA
RAN DAN
PERIZINAN
TEMPAT
Tenaga
kesehatan
tradisional
(Nakestrad)
Biokultural
dan
biomedis
terbukti
secara
ilmiah
Formal :
minimal D3 di
bidang
Yankestrad
Promotif,
preventif,
kuratif, dan
rehabilitatif
STR TKT
dan SIP
TKT
Mandiri atau
berkelompok
di fasilitas
pelayanan
kesehatan
tradisional
3. Yankestrad Integrasi
Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang mengkombinasikan
pelayanan kesehatan konvensional dengan pelayanan kesehatan
tradisional komplementer, baik bersifat pelengkap atau pengganti.
Tabel 2.3 Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi
SDM KEILMUAN PENDIDIKAN
UPAYA
KESEHATAN
PENDAFTAR
AN DAN
PERIZINAN
TEMPAT
Dilakukan
secara
bersama
oleh
Nakes
Kombinasi
Yankes
konvension
al dan
Yankestrad
komplement
er
Formal :
minimal D3
Promotif,
preventif,
kuratif,
rehabilitatif
STR dan SIP Fasilitas
pelayanan
kesehatan
C. TATACARA PELAYANAN, REGISTRASI DAN PERIZINAN
1. Penyehat Tradisional (Hattra)
Syarat dan ketentuan :
a) Hattra hanya dapat menerima klien sesuai keilmuan dan
keahlian.
b) Bila berhalangan praktik tidak dapat digantikan oleh Hattra
lainya.
c) Bila tidak mampu memberikan pelayanan , wajib mengirimkan
klien ke fasilitas pelayanan kesehatan.
d) Wajib memiliki STPT .
e) Tidak melakukan intervensi tubuh yang bersifat invasif.
f) Hanya dapat memiliki 1 STPT dan 1 tempat praktik.
g) Izin praktik perseorangan melekat pada STOT Hattra.
h) Setiap panti sehat harus memiliki izin sarana.
i) Wajib menaati kode etik hattra.
Syarat untuk mendapatkan STPT :
STPT hanya diberikan Hattra yang tidak melakukan intervensi terhadap
tubuh yang bersifat invasif serta tidak bertentangan dengan konsep dan
ciri khas Yankestrad empiris. STPT berlaku 2 tahun dan dapat
diperpanjang. Persyaratanya yaitu :
a) Surat pernyataan mengenai metode atau tahnik pelayanan yang
diberikan.
b) Fotokopi KTP yang masih berlaku.
c) Pas foto terbaru 4x6 2 lembar.
d) Surat keterangan lokasi praktik dari kelurahan atau kantor desa.
e) Surat pengantar dari Puskesmas.
f) Rekomendasi Dinkes Kabupaten/Kota (dilakukan setelah
penilaian teknis).
g) Surat rekomendasi dari asosiasi terkait.
Syarat untuk memperpanjang STPT :
a) Fotokopy STPT yang masih berlaku.
b) Rekomendasi Dinkes Kabupaten/Kota (dilakukan setelah
penilaian teknis).
c) Permohonan diajukan paling lambat 3 bulan sebelum jangka
waktu STPT berakhir.
2. Tenaga Kesehatan Tradisional (Nakestrad)
Syarat dan ketentuan :
a) Pemberian Yankestradkom harus sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan dan SPO.
b) Bila berhalangan praktik dapat digantikan oleh Nakestrad lain
yang memiliki kompetensi dan kewenangan yang sama.
c) Bila tidak mampu memberikan pelayanan wajib merujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan
tradisional
d) Wajib memiliki STR TKT dari konsil (berlaku 5 tahun).
e) Wajib memiliki SIP TKT.
f) Pembaharuan SIP TKT dilaksanakan sepanjang STRTKT masih
berlaku.
g) Wajib mematuhi etika profesi.
Persyaratan STRTKT DAN SIPTKT bagi Nakestrad :
STRTKT Diterbitkan oleh konsil/MTKI.
a) Ijazah Kestrad.
b) Sertifikasi kompetensi.
c) Surat keterangan sehat.
d) Pernyataan telah mengucapkan sumpah profesi.
e) Pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
f) SIPTKT diterbitkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
atas Rekomendasi Pejabat Kesehatan yang berwenang di
Kabupaten/Kota.
g) STRTKT.
h) Surat pernyataan memiliki tempat praktik atau surat keterangan
dari Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
D. SUMBERDAYA MANUSIA PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
DOKTER
(AKUPUNTUR, HERBAL)
PERAWAT, BIDAN FISIOTERAPI
Harus memiliki :
1. Sertifikasi kompetensi/CPD
yang dikeluarkan oleh PDAI,
PERDAFKI.
2. Sertifikasi BPPSDMK
Kemenkes.
3. Kurmod : terakreditasi
BPPSDMK Kemenkes.
4. Register dan ijin : STR dan SIP
profesi dokter.
Harus memiliki :
1. Sertifikat pelatihan akupuntur.
2. Sertifikasi BPPSDMK
Kemenkes.
3. Kurmod : terakreditasi
BPPSDMK Kemenkes.
4. Register dan ijin : STR dan SIP
profesi perawat/ bidan/
fisioterapi.
E. PANTI SEHAT
1. Jenis-Jenis Panti Sehat
Panti sehat tidak boleh melaksanakan pelayanan rawat inap. Panti
sehat dapat dikelompokan menjadi dua yaitu terdiri dari :
a) Panti sehat perorangan yaitu : tempat Hattra melakukan
pelayanan secara perorangan. Sedangkan ijin penyelenggaraan
panti sehat perorangan melekat pada STPT yang dimiliki oleh
penyehat tradisional (Hattra).
b) Panti sehat berkelompok yaitu : tempat hattra melakukan
pelayanan secara bersama-sama yang dimiliki oleh perorangan
atau badan hukum dan harus memiliki penanggungjawab teknis
yang memiliki STPT.
2. Izin Penyelenggaraan Panti Sehat
Mengajukan surat permohonan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota,
dengan melampirkan :
a) STPT masing-masing hattra.
b) Fotokopy pendirian badan usaha, kecuali perorangan.
c) Identitas lengkap pemohon.
d) Surat keterangan domisili dari kelurahan.
e) Profil panti sehat (struktur organisasi kepengurusan, daftar
tenaga, sarana dan prasarana, jenis pelayanan yang diberikan).
f) Rekomendasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (setelah
dilakukan penilaian).
F. PENGGUNAAN ALAT DAN TEKNOLOGI
Alat dan teknologi kesehatan tradisional dapat berupa instrumen, mesin dan
bahan lain yang tidak mengandung obat, yang digunakan untuk mencegah
dan meringankan keluhan, dan memulihkan kesehatan.
1. Penggunaan alat dan teknologi Hattra
a) Hanya dapat menggunakan alat dan teknologi yang aman bagi
kesehatan dan sesuai dengan metode/ilmunya.
b) Dilarang menggunakan alat kedokteran dan penunjang
diagnostik kedokteran.
c) Penggunaan alat dan teknologi harus memiliki izin dari lembaga
kesehatan yang berwenang.
2. Penggunaan alat dan teknologi Nakestrad
a) Dilarang menggunakan alat kedokteran dan penunjang
diagnostik kedokteran kecuali bila sesuai dengan metode,
kompetensi dan kewenanganya.
G. OBAT TRADISIONAL
Penggunaan obat tradisional terdiri dari 2 jenis yaitu :
1. Sediaan jadi obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka
yang memiliki nomor izin edar. Sedangkan cara pemberian sediaan jadi
obat tradisional harus sesuai dengan aturan pakai yang telah
ditetapkan dan sesuai dengan keluhan.
2. Sediaan jadi obat tradisional racikan sendiri contonya jamu yang dibuat
segar, ramuan simplisia kering dan obat ramuan luar. Pemberian obat
tradisional penyehat tradisional tidak boleh mencampur antara obat
tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka yang diproduksi oleh
industri dengan obat tradisional racikan sendiri.
BAB III
KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
A. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
1. Pengertian
Menurut peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2014 pemerintah
bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran aktif
masyarakat dalam upaya pengembangan kesehatan tradisional.
Masyarakat diarahkan agar dapat melakukan perawatan kesehatan
secara mandiri dan benar, yang dilaksanakan melalui pemanfaatan
taman obat keluarga dan keterampilan melalui penyuluhan dan
pelatihan. Masyarakat secara perorangan dapat berperan aktif dalam
upaya pengembangan kesehatan keluarga.
2. Tujuan :
Menurut Permenkes Nomor 9 Tahun 2016 tentang upaya
pengembangan kestrad melalui asuhan mandiri pemanfaatan toga dan
akupresur, tujuan pemberdayaan masyarakat adalah untuk mengatasi
kesehatan ringan dan memelihara kesehatan individu maupun
keluarga.
B. PUBLIKASI DAN PERIKLANAN
Publikasi dan periklanan dalam hal ini terdiri dari :
1. Penyehat Tradisional (Hattra)
Wajib memasang papan nama praktik yang berisi nama, tatacara
pelayanan, waktu pelayanan dan STPT . Tetapi Hattra dilarang
melakukan publikasi dan iklan baik melalui media cetak maupun
elektronik.
PENYEHAT TRADISIONAL (HATTRA)
NAMA
BUKA
JAM
NOMOR STPT
JENIS PELAYANAN
:
:
:
:
:
Conton Papan Nama Praktik Hattra
2. Tenaga Kesehatan Tradisional (Nakestrad)
Wajib memasang papan nama praktik yang berisi nama, jenis, tempat
dan jam pelayanan serta gelar keahlian yang sesuai, SIPTKT. Dapat
melakukan iklan dan publikasi Yankestrad Komplementer sesuai
peraturan perundang-undangan.
TENAGA KESEHATAN TRADISIONAL
NAMA
BUKA
JAM
NOMOR SIPTKT
JENIS PELAYANAN
:
:
:
:
:
Contoh Papan Nama Praktik Tenaga Kesehatan Tradisional
C. SISTEM PELAPORAN
Hattra dan Nakestrad wajib melapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
melalui Puskesmas setempat.
Laporan dilakukan setiap bulan yang memuat :
1. Jumlah dan jenis kelamin klien.
2. Jenis keluhan.
3. Metode yang digunakan.
4. Cara pelayanan.
D. SANKSI ADMINISTRATIF
Sanksi administratif dapat diberikan apabila Hattra, Nakestrad, maupun
penyelenggara Fasyankestrad melakukan pelanggaran yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan dapat merugikan klien. Sanksi
tersebut terdiri dari :
1. Penyehat Tradisional :
a) Teguran lisan.
b) Teguran tertulis.
c) Pembatalan STPT
2. Tenaga Kesehatan Tradisional :
a) Teguran lisan.
b) Teguran tertulis.
c) Pencabutan izin.
3. Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional :
a) Teguran lisan.
b) Teguran tertulis.
c) Pencabutan izin.
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
1. Pembinaan dan pengawasan dilakukan secara berjenjang mulai Menteri,
Kadinkes Provinsi, Kadinkes Kabupaten/Kota sesuai tugas dan
kewenanganya.
2. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan dapat melibatkan institusi terkait
dan masyarakat.
3. Dalam melaksanakan pengawasan (Menteri, Kadinkes Provinsi, Kadinkes
Kabupaten/Kota) dapat mengangkat tenaga pengawas.
4. Tenaga pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelanggaran
pelayanan kesehatan tradisional empiris.
BAB V
TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH
A. PEMERINTAH
1. Membuat kebijakan penyelenggaraan Yankestrad tingkat nasional.
2. Melakukan pembinaan dan pengawasan.
3. Mendorong penerapan, penelitian dan pengembangan Yankestrad.
4. Melakukan pemantauan, pengelolaan, kemitraan dan evaluasi
Yankestrad skala nasional.
5. Membuat sistem pelaporan yankestrad.
6. Meningkatkan mutu penyelenggaraan.
7. Menjamin keamanan penyelenggaraan.
B. PROVINSI
1. Membuat kebijakan daerah mengacu pada kebijakan nasional.
2. Mengusulkan pengkajian spesifik daerah kepada pemerintah.
3. Melakukan pelaporan Yankestrad skala provinsi.
4. Mendayagunakan Nakestrad.
C. KABUPATEN/KOTA
1. Membuat kebijakan daerah mengacu pada kebijakan provinsi dan
nasional.
2. Mengusulkan pengkajian spesifik daerah kepada pemerintah melalui
provinsi.
3. Melakukan pelaporan Yankestrad.
4. Memberikan perizinan bagi Nakestrad.
5. Mendayagunakan Hattra dalam rangka pelayanan kesehatan promotif
dan preventif.
BAB VI
PENUTUP
Dengan rahmat Tuhan YME bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat setiap orang
dalam rangka mewujudkan kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum, maka kami membuat buku pedoman pelayanan kesehatan
tradisional dengan tujuan :
1) Pedoman Pelayanan Kesehatan Tradisional ini diharapkan dapat menjadi
acuan untuk lebih memantapkan potensi dalam tatalaksana Kesehatan
Tradisonal bagi Masyarakat.
2) Buku pedoman ini merupakan dokumen hidup (livingdocument) yang akan
terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
3) Dokumen ini juga terbuka terhadap saran-saran untuk perbaikan dan
penyempurnaan.
4) Akhirnya semoga buku pedoman ini bermanfaat secara maksimal, dengan
tidak mengurangi kesempatan untuk berkonsultasi
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2016. Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris.
………..Jakarta : Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional.
Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi. 2017. Penguatan Yankestrad di Kabupaten.
………Ngawi. Ngawi : Seksi Yankestrad Kabupaten Ngawi.
By Faizal Asegaf

You might also like