Professional Documents
Culture Documents
Oleh Kelompok 5:
Dosen Pembimbing:
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM
1. Deskripsi
Anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah (yang berfungsi
membawa oksigen) mengalami penurunan untuk memenuhi lebutuhan fisiologis
tubuh. Kebutuhan fisiologis spesifik bervariasi pada manusia dan bergantung pada
usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, dan tahap kehamilan (WHO, 2011).
Anemia adalah kondisi klinis yang terjadi akibat insufiensi kebutuhan sel
darah merah (SDM), baik volume total SDM maupun kuantitas hemoglobin.
Hipoksia terjadi karena jaringan tubuh tidak adekuat dalam mendapatkan oksigen.
Anemia bukan merupakan penyakit tersediri, melainkan merupakan dampak dari
berbagai proses patologis yang menyebabkan abnormalitas jumlah SDM dan
struktur atau fugsi SDM (Black & Hawks, 2009).
1
2. Patofisiologi
3. Etiologi
Secara umum, definisi zat besi merupakan penyebab anemia global, tetapi
defisiensi nutrisi lainnya (meliputi kekurangan asam folat , vitamin B 12, dan
vitamin A), masalah infeksi akut dan kronis, infeksi parasit, kelainan yang
berkaitan dengan sintesis hemoglobin, produksi sel darah merah, rapat
menyebabkan anemia (WHO, 2011).
Anemia dapat berkembang dari masalah hematologi primer atau
merupakan perkembangan akibat kerusakan atau kelainan sistem tubuh. Anemia
juga diklasifikasikan berdasarkan etiologi atau morfologinya. Anemia dapat
disebabkan oleh salah satu dari tiga cara berikut ini.
1. Penurunan produksi sel darah merah (SDM).
a. Sintesis DNA defektif: Defisiensi kobalamin atau vitamin B12,
defisiensi asam folat.
b. Penurunan sintesis hemoglobin: Definisi zat besi, talasemia,
anemia skleroblastik.
c. Penurunan jumlah eritrosit prekursor: Anemia aplastik, anemia dari
leukimia, penyakit kronis.
2. Penignkatan destruksi sel darah merah (SDM).
2
a. Akut : Trauma, ruptur pembuluh darah
Pengkajian
riwayat
- Keletihan ;
- Ketidakmampuan berkonsentrasi ;
- Pika, hasrat yang tidak terkontrol untuk memakan sesuatu yang aneh, seperti
tanah liat, tepung, es, dan pada anak, timbal ;
- Menoragia ;
- Disfragia ;
- Gangguan vasomotor ;
- Nyeri neuralgik.
3
- Sudut bibir mengalami erosi, nyeri tekan, dan bengkak (stomatitis angular)
- Takikardia.
4
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium
- Kadar hemoglobin serum menurun (normal : pria 13,5-18 g/dL; wanita 12-16
g/dL)2 atau pada anemia berat, penurunan kadar MCH (normal : 27-31 pg)2 ;
- Hitung sel darah merah (SDM) serum menurun (normal : pria 4,6-6,0
juta/µL ; wanita 4,0-5,0 juta/µL)2 dengan sel mikrositik dan hipokromik (pada
tahap awal , hitung SDM normal, kecuali pada bayi dan anak).
b. Prosedur Diagnostik
- Pemerikasaan salauran cerna, seperti uji guaiak peses, uji telan barium dan
enema, endoskopi, dan sigmoidoskopi meniadakan atau memperkuat diagnosis
perdarahan yang menyebabkan defisiensi besi.
5
Diagnosis, Hasil, dan Intervemsi Keperawatan Gangguan Sistem Hematologi :
6
2. Diagnosa keperawatan : Defisiensi pengetahuan yang berhubungan dengan : Kurang paparan,
mengingat, salah pengertian terhadap informasi, tidak mengetahui sumber informasi
Definisi : Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
7
4. Diagnosa keperawatan : Konstipasi/Diare yang berhubungan dengan : Efek samping medikasi,
kebiasaan makan buruk, perubahan motilitas gastrointestinal
Definisi : Konstipasi : Penurunan frekuensi normal defekasi yang disertai kesulitan atau
pengeluaran feses tidak tuntas dan/ atau feses yang keras, kering, dan banyak. Diare : Pengeluaran
feses yang lunak dan tidak berbentuk
Hasil yang dicapai (NOC) Intervensi (NIC)
Status Nutrisi Manajemen Defekasi
Mencapai kembali pola normal funsi usus Independen
Menunjukkan perubahan perilaku atau gaya Auskultasi bising usus.
hidup, seperti yang diharuskan oleh faktor
penyebab atau pendukung
Menunjukkan perilaku atau perubahan gaya
hidup untuk memperoleh kembali dan
mempertahankan berat badan yang tepat
PEMBAHASAN JURNAL
8
Intervensi Manajemen Energi
9
Dalam penelitian tentang A Critical Review of Auscultating Bowel dan
How Useful are Bowel Sounds in Assessing The Abdomen dibahas bahwa
Intervensi Manajemen Defekasi terkait Auskultasi bising usus yang mana
Auskultasi (mendengarkan bising usus) merupakan bagian dari penilaian fisik
perut dan dilakukan untuk menentukan apakah suara usus normal, serta dalam
melakukan Auskultasi bising usus jelas bahwa analisis bunyi usus yang memiliki
beberapa kegunaan dapat berguna dalam mencari seperti penyakit pencernaan
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
10
Baid, H 2009, ‘A critical review of auscultating bowel review’, British Journal of
Nursing, Vol. 18. No. 18, pp. 1125-1129.
Gu, Y, Lim, H & Moser, M 2010, ‘How Useful Are Bowel Sounds in Assessing
the Abdomen?’, Department of Surgery University of Saskatchewan,27:
pp. 422-426.
11