You are on page 1of 2

Nama : Aditya Aziz Rafianto

No.Bp : 1610622045

Paralel : 02 (Fakultas peternakan II payakumbuh)

Topik : Manajemen Usaha Peternakan Unggas

Pengertian Manajemen

Pengertian Manajemen Secara etimologis kata manajemen berasal dari ba hasa Perancis
Kuno management , yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Robbins dan Coulter
(2007) manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga
pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Efisiensi mengacu pada memperoleh output terbesar dengan input terkecil; digambarkan sebagai
“melakukan segala sesuatu secara benar.” Sedangkan efektivitas mengacu pada menyelesaikan
kegiatan-kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai; digambarkan sebagai “melakukan
segala sesuatu yang benar.”

Usaha Peternakan Unggas di Indonesia

Peternakan unggas adalah salah satu komoditi yang memiliki prospek yang sangat baik
kedepannya. Unggas diternakan untuk diambil telur dan dagingya sebagai produk utama. Salah satu
contoh ternak unggas yang banyak di budidayakan di Indonesia adalah Ayam Broiler atau yang
disebut juga dengan ayam ras. Ayam broiler merupakan ternak unggas yang ekonomis bila
dibandingkan dengan ternak lain, kelebihan yang dimiliki adalah kecepatan pertambahan/produksi
daging dalam waktu yang relatif cepat sudah dapat dikonsumsi serta kemampuan konversi pakan
menjadi dagingnya yang tinggi. Ayam ras pedaging memiliki potensi di Indonesia karena iklimnya
yang mendukung serta karakteristik produknya sendiri yang disukai seluruh lapisan masyarakat di
Indonesia. Usaha peternakan khususnya unggas memerlukan modal yang besar, terutama untuk
pengadaan pakan dan bibit. Biaya yang besar ini biasanya sulit untuk dipenuhi peternak baru yang
masih kekurangan modal. Berdasarkan skala usaha dan tingkat pendapatan modal, usaha peternakan
dibagi kedalam 4 kelompok yaitu:

1. Peternakan sebagai usaha sambilan, yaitu masyarakat yang memiliki suatu usaha dengan
pertanian khususnya tanaman pangan sebagai komoditas utamanya, sedangkan ternak hanya
sebagai usaha sambilan untuk mencukupi kebutuhan keluarga dengan tingkat pendapatan
usaha < 30%.

2. Peternakan sebagai cabang usaha, yaitu peternak yang beternak sebagai cabang dari usaha
utamanya yaitu pertanian yang kemudian digabungkan dengan bisnis peternakan dengan
tingkat pendapatan dari usaha ternak mencapai 30-70%.

3. Peternakan sebagai usaha pokok, yaitu peternak mengusahakan ternak sebagai usaha pokok
dengan tingkat pendapatan berkisar antara 70-100%.
4. Peternakan sebagai industri(komersil) dengan mengusahakan ternak secara khusus dan
sistematis dengan tingkat pendapatan dari usaha peternakan mencapai 100%. Usaha
peternakan komersil umumnya dilakukan oleh peternak yang memiliki modal besar serta
menerapkan teknologi modern.

Manajemen Usaha Unggas di Indonesia

Dalam menjalankan usaha peternakan di Indonesia biasanya ada dua sistem manajemen yang
saat ini berjalan:

1. Peternak Mandiri
Peternak mandiri adalah peternak yang mampu menyelenggarakan usaha peternakan dengan
modalnya sendiri, dengan seluruh keuntungan dan kerugian ditanggung sendiri. Pada
prinsipnya peternak mandiri memiliki kebebasan sebesar-besarnya dalam mengolah seluruh
input produksi mulai dari bibit, pakan dan obat-obatan. Peternak mandiri mesti memiliki
kepandaian dalam manajemen khususnya perencanaan sehingga mampu mengolah semua
sumber daya yang dimiliki secara penuh dan memanfaatkannya sesuai dengan tujuan yang
diinginkan dengan resiko kegagalan yang ditanggung sepenuhnya oleh peternak.

2. Peternak Kemitraan
Para peternak yang memiliki modal terbatas biasanya membentuk sebuah pola kemitraan
dengan perusahaan lain yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhannya, para peternak yang
beralih ke dalam ikatan kerjasama kemitraan dapat mengurangi resiko terjadinya kerugian
karena senantiasa mendapat pengawasan serta memperoleh jaminan dalam supplai dan
pemasaran produk yang diperlukan untuk menjalankan usaha peternakan. Peternak menerima
keuntungan berdasarkan selisih dan kesepakatan dengan peternak inti, pelaku yang ikut serta
dalam pola kemitraan ini mesti senantiasa memiliki etika yang baik sehingga dapat
terselenggara sebuah usaha yang saling menguntungkan dan membangun. Pola kemitraan ini
memudahkan perkembangan industri ayam broiler di Indonesia jika dijalankan dengan
manajemen dan cara yang tepat.

Daftar Pustaka

R obbins, S dan Coulter, M. 2007, Manajemen . Edisi Kedelapan, Jakarta : PT Indeks.

You might also like