Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Senyawa kimia adalah zat kimia murni yang terdiri dari dua atau beberapa
unsur yang dapat dipecah-pecah lagi menjadi unsur-unsur pembentuknya dengan
reaksi kimia tersebut. Contohnya, dihidrogen monoksida (air, H2O) adalah sebuah
senyawa yang terdiri dari dua atom hidrogen untuk setiap atom oksigen.
Zat kimia adalah semua materi dengan komposisi kimia tertentu. Sebagai
contoh, suatu cuplikan air memiliki sifat yang sama dan rasio hidrogen terhadap
oksigen yang sama baik jika cuplikan tersebut diambil dari sungai maupun dibuat di
laboratorium. Suatu zat murni tidak dapat dipisahkan menjadi zat lain dengan proses
mekanis apapun. Zat kimia yang umum ditemukan sehari-hari antara lain adalah air,
garam (natrium klorida), dan gula (sukrosa). Secara umum, zat terdapat dalam bentuk
padat, cair, atau gas, dan dapat mengalami perubahan fase zat sesuai dengan
perubahan temperatur atau tekanan.
Konsep mengenai zat kimia terbentuk jelas pada akhir abad ke-18 dengan
karya kimiawan Joseph Proust mengenai komposisi beberapa senyawa kimia murni.
Ia menyatakan "Semua cuplikan suatu senyawa memiliki komposisi yang sama; yaitu
bahwa semua cuplikan memiliki proporsi yang sama, berdasarkan massa, dari unsur
yang terdapat dalam senyawa tersebut". Ini dikenal sebagai hukum komposisi tetap,
dan merupakan salah satu dasar dari kimia modern.
Rumus kimia (juga disebut rumus molekul) adalah cara ringkas memberikan
informasi mengenai perbandingan atom-atom yang menyusun suatu senyawa kimia
tertentu, menggunakan sebaris simbol zat kimia, nomor, dan kadang-kadang simbol
yang lain juga, seperti tanda kurung, kurung siku, dan tanda plus (+) dan minus (-).
Jenis paling sederhana dari rumus kimia adalah rumus empiris, yang hanya
menggunakan huruf dan angka.
Pembahasan
- Density: 2.7
Efek kesehatan :
- Kontak mata : Kontak mata dengan kristal (debu) dan solusi terkonsentrasi
menyebabkan iritasi parah, kemerahan, penglihatan kabur dan dapat
menyebabkan kerusakan parah, mungkin permanen
Mata : sesegera mungkin bilas dengan menggunakan air yang banyak, lakukan hal
tersebut kurang lebih selama sepuluh menit.
Kulit : cuci dengan menggunakan air yang banyak. Buang kain yang telah terkena zat
tersebut, jika kuit terlihat rusak maka segera bawa ke dokter.
BAB III
Kalium permanganat (PK) merupakan oksidator kuat yang sering digunakan untuk
mengobati penyakit ikan akibat ektoparasit dan infestasi bakteri terutama pada ikan-
ikan dalam kolam. Meskipun demikian untuk pengobatan ikan-ikan akuarium tidak
sepenuhnya dianjurkan karena diketahui banyak spesies ikan hias yang sensitif
terhadap bahan kimia ini.
Bahan ini diketahui efektif mencegah flukes, tricodina, ulcer, dan infeksi jamur.
Meskipun demikian, penggunaanya perlu dilakukan dengan hati-hati karena tingkat
keracunannya hanya sedikit lebih tinggi saja dari tingkat terapinya. Oleh karena itu,
harus dilakukan dengan dosis yang tepat. Tingkat keracunan PK secara umum akan
meningkat pada lingkungan akuarium yang alkalin. Potasium permanganat tersedia
sebagai serbuk maupun larutan berwarna violet.
Mekipun demikian Argulus, Lernea and Piscicola diketahui hanya akan respon
apabila PK digunakan dalam perendaman (dengan dosis: 10-25 ppm selama 90
menit). Begitu pula dengan Costia dan Chilodinella, dilaporkan resiten terhadap PK,
kecuali apabila PK digunakan sebagai terapi perendaman.
Kalium permangat sebagai terapi perendaman bersifat sangat kaustik, hal ini dapat
menyebabkan penggumpalan nekrosis (ditandai dengan memutihnya jaringan yang
mati) pada sirip. Kerusakan insang juga dapat terjadi, sehingga dapat menyebabkan
kematian pada ikan beberapa minggu kemudian setelah dilakukan terapi perendaman.
Ikan mas koki, diketahui lebih sensitif terhadap PK sebagai terapi perendaman
dibandingkan dengan spesies lainnya. Dengan alasan-alasan seperti itu, maka sering
tidak direkomendasikan untuk menggunakan PK sebagai terapi perendaman, dan juga
karena efek terapeutiknya tidak lebih baik dibandingakan dengan terapi terus-menerus
dengan dosis 2 - 4 ppm.
Penularan kembali masih dapat terjadi, oleh karena itu, direkomendasikan untuk
mengulang kembali perlakuan 2-3 hari kemudian dengan dosis 2 ppm.
Beberapa aplikasi lain yang biasa dilakukan oleh para hobiis dan akuakulturis adalah
menggunakannya dalam proses transportasi ikan. Konsentrasi kurang dari 2 ppm
diketahui dapat mengurangi resiko infeksi Columnaris dan infeksi bakteri lainnya,
serta membatasi dan menghentikan parasit yang sering menyertai ikan dalam proses
transportasi. Begitu juga transportasi burayak dilaporkan aman dengan perlakuan
kalium permanganat dibawah 2 ppm. Meskipun demikian untuk burayak dalam
kolam tidak dianjurkan untuk menggunakan perlakuan kalium permanganat. Hal ini
tidak ada hubungannya dengan keracunan yang mungkin terjadi pada burayak, tetapi
efeknya justru terhadap kemungkinan berkurangnya fitoplankton dan makrofit yang
dapat menyebabkan burayak menderita kelaparan.
Fungsi lain dari kalium permanganat dalam akuakultur adalah sebagai antitoxin
terhadap aplikasi bahan-bahan beracun. Sebagai contoh, Rotenone dan Antimycin
sering digunakan sebagai bahan piscisida, yaitu bahan untuk membunuh ikan hama
atau ikan lain yang tidak dikehendaki. Alih-alih menunggu bahan ini netral secara
alamiah dalam waktu tertentu, kalium permanganat digunakan untuk segera
menetralkan kedua bahan tersebut. Konsentrasi 2-3 ppm selama 10-20 jam diketahui
cukup untuk menetralisir residu Rotenone atau Antimycin. Pendapat lain menyatakan
bahwa dosis PK sebaiknya diberikan setara dengan dosis piscisida yang diberikan,
sebagai contoh apabila Rotenone diberikan sebanyak 2 ppm, makan untuk
menetralisirnya PK pun diberikan sebanyak 2 ppm.
Pertama by pass filter biologi. PK dapat membunuh bakteri dalam filter biologi.
Kedua pastikan bahwa aliran air dan aerasi bekerja optimal, karena pada saat
molekul-molekul oragnik teroksidasi, dan algae mati maka air akan cenderung keruh
dan oksigen terlarut menurun. Ketiga berikan dosis sebanyak 2-4 ppm.
Sebagai gambaran umum satu sendok teh peres (jangan dipadatkan) kurang lebih
setara dengan 6 gram. Hal ini dapat dijadikan patokan untuk mendapatkan dosis yang
diinginkan apabila timbangan tidak tersedia.
Perlakuan biasanya dilakukan 4 kali berturut dalam waktu 4 hari, dengan pemberian
PK dilakukan setiap pagi hari. Apabila pada perlakuan ketiga atau keempat air
bertahan berwarna ungu selama lebih dari 8 jam (warna tidak berubah menjadi
coklat), maka hal ini dapat dijadikan pertanda untuk menghentikan perlakuan. Karena
hal ini menunjukkan bahwa PK sudah tidak bereaksi lagi, atau dengan kata lain sudah
tidak ada lagi bahan yang dioksidasi. Setelah perlakuan dihentikan lakukan
penggantian air sebanyak 40 % untuk segera membantu pemulihan warna air.
KASUS
Ryan mengalami sakit gatal seluruh tubuh yang tak kunjung sembuh, kemudian
periksa konsultasi ke dokter, setelah dari dokter kemudian membawa resepnya ke
apotik saudara. Setelah membaca resep, saudara selaku farmasis segera melayani
pasien, dengan segera melihat ketersediaan obatnya (ada, tidak ada, atau ada dengan
merek lain)
Tugas
A. SKRINING ADMINISTRATIF
B. SKRINING FARMASETIS
1. PK digunakan pada saat mandi 1gr PK dilarutkan dalam 10-20 L air mandi
2. Betason N digunakan 2-3 kali sehari oles tipis pada bagian yang sakit
3. Racikan diminum 3 kali sehari 1 bungkus
4. Amoksan diminum 3 kali sehari
5. Jangan menggunakan handuk yang sama atau bergantian
6. Jaga kebersihan lingkungan dan pakaian
7. Hindari makanan yang dapat menyebabkan gatal
BAB III
SIMULASI APOTEKER-PASIEN
Ryan mengalami sakit gatal seluruh tubuh yang tak kunjung sembuh, kemudian periksa
konsultasi ke dokter, setelah dari dokter kemudian membawa resepnya ke apotik saudara. Setelah
membaca resep, saudara selaku farmasis segera melayani pasien, dengan segera melihat
ketersediaan obatnya (ada, tidak ada, atau ada dengan merek lain)
Pasien “Selamat siang Mba. Saya mau menebus resep untuk anak saya.”
Apoteker “Baik Ibu. saya cek dulu ya resep nya, silakan duduk dulu”
Apoteker “Baik Ibu, Apakah Ibu ada waktu sekitar 10 menit untuk ikut saya ke ruang
konseling?”
Apoteker “konseling untuk menjelaskan tentang cara menggunakan obat yang anak Ibu
peroleh.”
Apoteker “Apakah anak Ibu sudah dijelaskan tentang harapan setelah penggunaan obat ini?”
Pasien “Sudah mba, katanya ini untuk obat gatal anak saya.”
Apoteker “Ada riwayat penyakit lain dan keluhan lain oleh anak Ibu?”
Apoteker “Baik Ibu, Jadi begini, dari dokter Ibu mendapatkan 4 macam obat, yaitu
Pertama ibu mendapatkan obat PK digunakan saat mandi, caranya 1 gr PK dilarutkan
dalam 20 L air mandi ya bu, jangan sampai kena mulut dan mata ya bu, nanti
menyebabkan mata perih. obat kedua ada betason n, ini obatnya dioleskan tipis 2 kali
sehari pada bagian yang gatal ya bu. yang ketiga obat racikannya diminum 3kali
sehari 1 bungkus sesudah makan, obat keempatnya antibiotic diminum 3 kali sehari 1
bungkus sesudah makan harus dihabiskan ya bu antibiotiknya
Apoteker “Oh iya bu, jaga kebersihan pakaian dan lingkungan, jangan menggunakan handuk
yang sama secara bergantian ya bu.
Apoteker “kalau begitu, apakah Ibu bisa mengulangi aturan pakainya tadi?”
Apoteker “iya Ibu benar sekali, saya rasa Ibu sudah sangat paham dengan pengobatan anak ibu.
Apa ada yang ingin ditanyakan atau kurang jelas?”
http://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_kimia
http://damayuda.blogspot.com/2010/12/kalium-permanganat-kmno4.html
http://www.breederkoi.com/article/article_detail.asp?id=25
http://anisasishika.blogspot.com/2011/12/pembahasan-praktikum-kinetika-reaksi.html
http://hanyakimia.blogspot.com/2013/03/kalium-permanganat-msds-kmno4.html
http://www.o-fish.com/HamaPenyakit/pk.php
http://easthomas.blo/gspot.com/2010/10/kalium-permanganat-sebagai-obat-topikal.html