You are on page 1of 68

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telahmemberikan rahmat dan karunia sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
kelompok ini. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas
praktek lapangan dan menerapkan teori yg telah diperoleh mahasiswa/i Akademi
Keperawatan selama mengikuti pendidikan di Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Tapanuli Tengah.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan oleh karena itu segala kerendahan hati penulis / menerima kritik
dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

Demikian makalah ini kami perbuat dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr.Candra Pasaribu.Sp.OG selaku Direktur Rumah Sakit Jiwa


Prof.Muhammad Ildrem Medan Provinsi Sumatera Utara.
2. Ibu Direktur Rostianna Purba, S.Pd, M.Kes selaku Direktur Akper Pemkab
Tapanuli Tengah
3. Kepala bidang perawatan Ibu Duma Farida Panjaitan, SPd,S.Kep,Ns,
4. Kepala bidang pendidikan dan latihan Ibu Lince Tambunan, S.Kep,Ns
5. Seluruh Staf dosen Akademi Keperawatan Tapanuli Tengah

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung penyelesaian makalah ini. Semoga bermanfaat untuk menambah
pengetahuan dan wawasan dalam perawatan pasien di Rumah Sakit Jiwa Medan
Provinsi Sumatera Utara.

Medan, 8 November 2018

Hormat saya

(Purnama Lestari)

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan masalah keperawatan yang sangat penting bagi

individu.Salah satu diantaranya adalah kesehatan jiwa.Hal ini disebabkan

karena banyaknya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dimana

dalam memenuhi kebutuhan tersebut mengakibatkan individu mengalami

stress. Untuk itu kita harus meningkatkan kerja sama antara bidang

penyembuhan kesehatan dengan perawatan dan pengobatan.secara umum

tugas seseorang tidaklah cukup hanya terampil dalam melaksanakan tindakan

keperawatan, tetapi juga peran perawat masa kini harus mampu meningkatkan

derajat kesehatan jiwa, mencegah terjadinya gangguan jiwa, memulihkan,

mengurangi dan menghilangkan penyakit serta melaksanakan program

rehabilitasi.

Halusinasi merupakan gangguan persepsi, dimana klien

mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.sesuatu perserapan

panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar (Miramis, 1998).

Halusinasi merupakan sesuatu yang dialami sebagai penghayatan seperti

suatu persepsi melalui panca indera tanpa stimulus ekstrim, persepsi palsu

(Lubis, 1993).

2
1.3 Tujuan Penulis

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gabaran umum yang jelas tentang asuhan

keperawatan pada klien dengan harga diri rendah.

2. Tujuan Khusus

 Untuk memperoleh proses keperawatan secara langsung kepada

penderita halusinasi pendengaran sesuai ilmu keterampilan sesuai

dengan ilmu yang didapat.

 Untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan serta mengevaluasi

hasil asuhan keperawatan.

 Untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi selama merawat

penderita dengan harga diri rendah.

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Landasan Teoritis Medis

2.1.1 Defenisi

Halusinasi adalah tanggapan (persepsi) pancaa indera tanpa adanya

rangsangan (stimulus) dari luar diri (eksternal), (Stuart Laraia,

2001).Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan

(stimulus).Misalnya penderita mendengar suara-suara bisikan di telinga

padahal tidak ada sumber dari suara/bisikan.

Halusinasi adalah gangguan persepsi dimana klien

mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.Sesuatu pengencerapan

panca indera tanpa ada rangsangan dari luar.Halusinasi merupakan salah satu

dari fungsi yang paling terjadi dari skizopernia yang menggambarkan

hikangnya kemampuan dari luar diri (mental).Dan dapat berupa halusinasi

dengar, lihat, cium, dan raba.

2.1.2 Jenis-Jenis Halusinasi

1. Halusinasi Pendengaran (Auditorius)

Yaitu individu mendengar suara yag dibicarakan, kegaduhan,

mengejek dan mengancam, tetapi tidak ada sumber dari sekitarnya.

Ciri-ciri objektifnya: individu berbicara dan tertawa sendiri, marah-

marah tanpa sebab, menyedengkan telinga ke araah tertentu, dan

menutup telinga.

4
2. Halusinasi Penglihatan (Visual)

Yaitu individu melihat sinar/ cahaya.Melihat panorama yang kuas

dan kompleks.Melihat bintang atau ssuatu yang tidak ada. Ciri-ciri

objektifnya: individu menunjuk-nujuk ke arah tertentu, ketakutan

dengan sesuatu yang tidak jelas.

3. Halusinasi Penciuman (Oifakturius)

Mencium bau bunga, bau busuk, bau kemenyan, bau mayat, dan

lain-lain yang tidak ada dirasakan oleh orang lain dan tidak ada

sumbernya. Ciri-ciri objektifnya: individu menghirup seperti

sedang membaui bau-bauan tertentu dan menutup hidung.

4. Halusinasi Pengecap (Gostaturius)

Individu merasa mengecap sesuatu rasa di mulut yang sumbernya

tidak ada. Ciri-ciri objektifnya: individu sering meludah dan

muntah.

5. Halusinasi Perabaan (Somatik)

Yaitu individu mengatakan rasa sakit atau tidak enak tanpa adanya

stimulus yang terlihat.Misalnya merasa ada seseorang yang merasa

memukul atau merayap di kulit. Ciri-ciri objektifnya: individu

menggaruk-garuk permukaan kulit.

6. Halusinasi Sinestetik

Yaitu persepsi panca indera individu yang mengatakan merasakan

fungsi tubuh, seperti darah mengalir melalui vena dan

arteri.Makanan dicerna atau pembentukan urine.

5
2.1.3 Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Mal Adaptif

 Pikiran logis  Perilaku yang  Kelainan pikiran


 Persepsi akurat menyimpang  Halusinasi
 Emosi konsisten  Reaksi emosi  Ketidak tentuan
mengalami dengan berlebihan  Isolasi sosial
pengalaman  Perilaku ganjil atau
 Perilaku sosial tidak lazim
 Hubungan sosial  Menarik diri

Keterangan:

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa gejala psikologis dalam lima

kategori utama yaitu persepsi, emosi, perilaku yang berhubungan dengan

masalah proses informasi yang berkaitan dengan skizopernia sering disebut

dengan defisit, kognisi yang mencakup semua aspek ingatan, perhatian

bentuk dan jumlah ucapan. Persepsi mengacu pada identitas interpretasi

awal dari stimulus berdasarkan dari rentang respon neurobiologis dimana

respon menyebabkan perilaku yang tidak ditoleransi oleh lingkungan.

1. Respon Adaptif

Pasien gangguan orientasi realita dan mengalami perubahan proses

piker, persepsi efek, dan kegiatan motorik dan sosial.

2. Respon Mal Adaptif

Pada piker logis dan jelas karakteristik pemikiran orang awam, pada

pasien gangguan orientasi realita pada proses piker primitive. Keadaan

6
ini sering terjadi pada stress, ansietas, dan takut.Pasien yang terganggu

pemikirannya sukaar berperilaku, kohern dan tidaknya cenderung

berdasarkan penilaian pribadi pasienkepada realita yang tidak sesuai

kepada pemikiran yang diterima umum.

3. karakteristik Perilaku Klien halusinasi

a. Bicara, senyum, dan tertawa sendiri

b. Mengatakan, mendengar sesuatu, melihat, menghirup dan merasa

sesuatu yang tidak nyata.

c. Merusak diri seendiri/ orang lain, dan lingkungan.

d. Tidak dapat menyatakan hal nyata dan tidak nyata.

e. Tidak dapat memusatkan perhatian/konsentrasi.

f. Pembicaraan kadang tidak masuk akal.

g. Sikap curiga dan bermusuhan.

h. Menarik diri, menghindari diri dari orang lain.

i. Sulit melihat keputusan.

j. Muka merah kadang pucat.

k. Ekspresi wajah tegang.

l. Banyak berkeringat.

m. Tidak mampu melaksanakan asuhan mandiri, sikat gigi, ganti

pakaian, berhias dan rapi.

n. Ketakutan.

o. Mudah tersinggung.

p. Menyalahkan diri sendiri/ orang lain.

7
2.1.4 Proses Terjadinya Halusinasi

No. Tahap Karakteristik Perilaku Kilen

1 Tahappertama  Klien mengalami  Tersenyum dan tertawa

memberikan rasa perasaan seperti sendiri di tempat yang

nyaman tingkat ansietas, kesepian, rasa ramai

ansietas sedang. bergairah, atau takut  Menggerakkan mata

Sedangkan secara meraba. Berfokus pada dengan cepat

umum halusinasi suatu pikiran ysng  Respon verbal yang

kesenangan mengadakan ansietas lambat

 Pikiran dan pengalaman  Diam dan konsentrasi

sensorik masih ada sendiri

dalam control

kesadaran (jika

kecemasan dikontrol)

2 Tahap kedua  Pengalaman sensori  Meningkatkan tanda-

menyatakan tingkat menakutkan tanda saraf otonom

kecemasan berat. akibat ansietas seperti

Secara umum  Merasa dilecehkan peningkatan denyut

berhalusinasi olehpengalaman nadi dan tekanan darah

penyebab anti pasi sensori teersebut  Rentang perhatian

lingkungan kurang

 Mulaimerasa kehilangan  Kehilangan

8
control kemampuan

membedakan halusinasi

 Menarik diri dari  Perintah halusinasi

kesadaran orang lain ditaati

3 Tahapketiga  Non psikotik  Kesukaran

mengontrol  Klien berhenti, berhubungan dengan

menghentikan orang lain

perawatan terhadap  Rentang perhatian

halusinasinya tersebut. hanya beberapa detik /

Dapat menyerah menit

terhadap halusinasinya  Adanya tanda-tanda

tersebut. bentuk ansietas berat,

 Isi halusinasi menjadi berkeringanan, tremor

menarik dam tidak mematuhi

peraturan

4 Tahap keempat  Kesepian bila  Agaitasi menarik diri.

- Klien sudah dikuasai pengalaman sensorik Atau kataloni: tidak

halusinasinya berakhir mampu berespon

- Kliaen panik  Tidak mau merespon terhadap lebih dari satu

pada lingkungan orang

 Halusinasi dapat

9
berlangsung selama

beberapa jam atau hari

(jika tidak ada

intervensi)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengkajian

a. faktor perkembangan terlambat.

 Usia bayi, tidak terpenuhi kebutuhan makanan, minuman dan rasa

aman.

 Usia balita, tidak terpenuhi kebutuhan otonomi

 Usia sekolah, mengalami peristiwa yang tidak terselesaikan.

b. faktor komunikasi dalam keluarga.

 Komunikasi peran ganda.

 Tidak ada komunikasi

 Tidak ada kehangatan

 Komunikasi dengan emosi berlebihan

 Komunikasi tertutup

 Orang tua yang membandingkan anak-anaknya, orang tua Yang

otoritas dan konflik orangtua.

c. faktor sosial budaya

kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi gangguan orientasi

realita seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan dan

10
kerusuhan) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress. Isolasi sosial

pada usia lanjut, catat, sakit kronis, tuntutan lingkungan yang terlaalu

tinggi.

d. faktor psikologis

keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi

respons psikologis klien sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi

gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau kekerasan dalam

kehidupan klien. Mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi,

menutup diri, ideal diri tinggi, harga diri rendah, indentitas diri tidak

jelas, krisis peran, gambaran diri negatif, dan koping dekstruktif.

e. faktor psikologis

gangguan perkembangan dan fungsi otak susunan syaraf pusat dapat

menimbulkan gangguan realitas. Gejala yang mungkin muncul adalah

hambatan dalam belajar, berbicara, daya ingat dan muncul perilaku

menarik diri.

f. faktor genetik

adanya pengaruh herediter (keturunan) berupa anggota keluarga

terdahulu yang mengalami skizofrenia dan kembar monozigot.

2. perilaku

Halusinasi benar-benar nyata dirasakan oleh klien yang

mengalaminya, seperti mimpi saat tidur. Klien mungkin tidak punya

cara untuk menentukan persepsi tersebut nyata. Sama halnya seperti

seseorang yang mendengarkan siaran ramalan cuaca dan tidak lagi

11
meragukan orang yang berbicara tentang cuaca tersebut.

Ketidakmampuannya untuk mempersepsikan stimulus secara nyata

dapat menyulitkan kehidupan klien. Karenanya halusinasinya harus

menjadi prioritas untuk segera diatasi. Sangat penting untuk memberi

kesempatan klien menjelaskan tentang halsinasinya yang dialaminya

secara leluasa. Perawat membutuhkan kemampuan untuk berbicara

tentang halsinasinya, karena dengan perbincangan halusinasinya dapat

menjadi indikator sejauh mana gejala psikotik klien diatasi. Untuk

memfasilitasinya, klien perlu dibuat nyaman untuk menceritakan

perihal halusinasinya.

Pasien yang mengalami halusinasi sering kecewa karena mendapatkan

respons negatif ketika mereka menceritakan halusinasinya kepada

orang lain. Oleh sebab itu, banyak pasien kemudian enggan untuk

mnceritakan pengalaman-pengalaman aneh halusinasinya.

Pengalaman halusinasi menjadi masalah untuk dibicarakan dengan

orang lain. Kemampuan untuk becakap-cakap tentang halusinasi yang

dialami oleh pasien penting untuk memiliki ketulusan dan perhatian

yang penuh untuk dapat memfasilitasi percakapan tentang

halusinasinya.

Perilaku pasien yang mengalami halusinasi sangat tergantung pada

jenis halusinasinya apakah halusinasi pendengaran, penglihatan,

penghidu, pebgecapan, perabaan dan senestetik.

12
Apabila perawat mengindentifikasi adanya tanda-tanda dan perilaku

halusinasi maka pengkajian selanjutnya harus dilakukan tidak hanya

sekedar mengetahui jenis halusinasinya saja. Validasi informasi

tentang halusinasi yang diperlukan meliputi :

 Isi halusinasi yang dialami oleh pasien

 Waktu dan frekuensi halusinasi

 Situasi pencetus halusinasi

 Respons pasien.

3. Fisik

 ADL

Nutrisi tidak adekuat bila halusinasi memerintah untuk tidak

makan, tidur terganggu karena ketakutan, kurang kebersihan diri

atau tidak mandi, tidak mampu berpartisipasi dalam kegiatan

aktivitas fisik yang berlebihan, agitasi gerakan atau kegiatan ganjil.

 Kebiasaan

Berhenti dari minuman keras, penggunaan obat-obatan dan zat

halusinogen dan tingkah laku merusak diri

 Riwayat kesehatan.

Skizofrenia, delerium berhbungan dengan riwayat demam dan

penyalahgunaan obat

 Riwayat skizofrenia dalam keluarga

 Fungsi sistem tubuh.

13
a. Perubahan berat badan, hypertemia (demam)

b. Neurologikal, perubahaan mood, disorientasi

c. Ketidakefektifan endokrin oleh peningkatan temperatur.

1. Status emosi

Afek tidak sesuai, perasaan bersalah atau malu, sikap negatif dan

bermusuhan, kecemasan berat atau panik, suka berkelahi.

2. Status intelektual

Gangguan persepsi, penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman

dan kecap, isi pikir tidak realitas, tidak logis dan sukar diikuti atau

kaku, kurang motivasi, koping regresi dan denial serta sedikit bicara.

3. Status sosial.

Putus asa, menurunannya kualitas kehidupan, ketidakmampuan

mengatasi stres dan kecemasan.

a. mengkaji jenis halusinasi

ada beberapa jenis halusinasi pada pasien gangguan jiwa. Kira-

kira 70% halusinasi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa

adalah halusinasi dengar/suara, 20%halusinasi penglihatan dan

10% halusinasi penghidu, pengecapan, perabaan, senestetik, dan

kinestetik.

b. Mengkaji waktu, frekuensi dan situasi munculnya halusinasi

c. Mengkaji respons tentang halusinasi.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

Gangguan sensori persepsi : halusinasi .............

14
2.2.3 Rencana Keperawatan

1. tindakan keperawatan untuk pasien.

a. tujuan tindakan untuk pasien meliputi :

 Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya

 Pasien dapat mengontrol halusinasinya

 Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal.

b. tindakan keperawatan

 Membantu pasien mengenali halusinasinya

Untuk membantu pasien mengenali halusinasi, saudara dapat

melakukannya cara berdiskusi dengan pasien tentang isi

halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadinya

halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan

perasaan pasien saat halusinasi muncul.

 Melatih pasien mengontrol halusinasi

Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi

saudara dapat melatih pasien empat caara yang sudah terbukti

dapat mengendalikan halusinasi. Keempat cara tersebut

meliputi :

a. Menghardik halusinasi

b. Bercakap-cakap dengan orang lain

c. Melakukan aktivitas yang terjadwal

d. Menggunakan obat secara teratur.

15
 Melatih pasien menghardik halusinasi

Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri

terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang

muncul. Pasien dilatih untuk mengatakan tidak terhadapa

halusinasi yang muncul atau tidak memerdulikan halusinasi.

Kalau ini bisa dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan

diri dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul. Mungkin

halusinasi tetap ada namun dengan kemampuan ini pasien

tidak akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam

halusinasinya.

Tahapan tindakan meliputi :

a. Menjelaskan cara menghardik halusinasi

b. Memperagakan cara menghardik

c. Meminta pasien memperagakan ulang

d. Memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku pasien.

 Melatih bercakap-cakap dengan orang lain

Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-

cakap dengan orang lain. Ketika pasien bercakap-cakap dengan

orang lain mak terjadi distraksi, fokus perhatian pasien akan

beralih dari halusinasi kepercakapan yang dilakukan dengan

orang lain tersebut. Sehingga salah satu cara yang efektif untuk

16
mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap-cakap dengan

orang lain.

 Melatih pasien beraktivitas secara terjadwal.

Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi adalah

dengan menyibukkan diri dengan aktivitas yang teratur.

Dengan beraktivitas secara terjadwal, pasien tidak akn

mengalami banyak waktu luang sendiri yang seringkali

mencetuskan halusinasi. Untuk itu pasien yang mengalami

halusinasi bisa dibantu untukl mengatasi halusinasinya dengan

cara beraktivitas secara teratur dari bangu pagi sampai tidur

malam, tujuh hari dalam seminggu.

Tahapan intervensi sebagai berikut :

a. Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk

mengatasi halusinasi

b. Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien

c. Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan

aktivitas yang telah dilatih. Upayakan pasien mempunyai

aktivitas dari bangu pagi sampai tidur malam, 7 hari dalam

seminggu.

d. Memantau pelaksanaan pelaksanaan jadwal kegiatan,

memberi penguatan terhadap perilaku pasien yang positif.

 Melatih pasien menggunakan obat secara teratur

17
Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien juga harus dilatih

untuk menggunakan obat secara teratur sesuai dengan

program. Pasien gangguan jiwa yang dirawat dirumah

seringkali mengalami putus obat sehingga akibatnya pasien

mengalami kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi maka untuk

mencapai kondisi seperti semula akan lebih sulit. Untuk itu

pasien perlu dilatih menggunakan obat sesuai program dan

berkelanjutan.

Berikut ini tindakan keperawatan agar pasien patuh

menggunakan obat :

a. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa.

b. Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program

c. Jelaskan akibat bila putus cinta

d. Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat

e. Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar

(benar obat, benar pasien, benar cara, benar waktu dan

benar dosis).

 Pemberian psikofarmakoterapi

Jika pasien mendapatkan obat maka pengetahuan tantang cara

pemberian obat, efek terapi, efek samping, cara pemberian

obat yang benar, dan tindakan keperawatan kepada pasien

perlu dimiliki oleh perawat.

18
Gejala halusinasi sebagai salah satu gejala psikotik/skizofrenia

biasanya diatasi dengan mengunakan obat-obatan anti psikotik

antara lain :

a. Golongan butirofenon

b. Golongan fenotiazine.

2. tindakan keperawatan kepada keluarga

 tujuan untuk keluarga adalah :

keluarga dapat merawat pasien dirumah dan menjadi sistem

pendukung yang efektif untuk pasien.

 Tindakan keperawatan

Faktor keluraga menepati hal vital dalam penanganan pasien

gangguan jiwa dirumah. Hal ini mengingat kelurga adalah

sistem pendukung terdekat dalam 24 jam bersama-sama

dengan pasien. Keluraga sangat menentukan apakah pasien

akan kambuh atau tetap sehat. Keluarga yang mendukung

pasien secara konsisten akan membuat pasien mampu

mempertahankan program pengobatan secara optimal. Namun

demikian jika keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien

akan kambuh bahkan untuk memulihkannya lagi akan sulit.

Untik itu perawat harus melatih kelurga agar mampu merawat

pasien gangguan jiwa dirumah.

19
2.2.5 Evaluasi

Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah

saudara lakukan untuk pasien halusinasi adalah sebagai berikut :

1. Pasien mempercayai saudara sebagai terapis, ditandai dengan :

a. Pasien mau menerima saudara sebagai perawatnya

b. Pasien mau menceritkan masalah yang ia hadapi kepada saudara,

bahkan hal-hal yang selama ini dianggap rahasia untuk orang lain.

c. Pasien mau bekerja sama dengan saudara, setiap program yang

saudara tawarkan ditaati oleh pasien

2. Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan

merupakan masalah yang harus diatasai

3. Pasien dapat mengontrol halusinasi

4. Keluarga mampu merawat pasien dirumah.

20
BAB 3

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN MASALAH

UTAMA PERUBAHAN PERSEPSI SENSORIK HALUSINASI

PENDENGARAN

DI RUANG GUNUNG SITOLI RUMAH SAKIT JIWA

DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Ruangan Rawat : Gunung Sitoli

Tanggal dirawat : 18 Juli 2018

3.1.1 Identitas Klien

Inisial / Nama : Tn.J

Tanggal / Pengkajian : 6 November 2018

Umur : 28 tahun

RM : 03.09.45

Informan : Klien dan Medical Record

3.1.2 Alasan Masuk

- Mengamuk karena mendengar sesuatu

- Meresahkan masarakat

- Sering marah-marah tanpa sebab

- Berbicara dan tertawa sendiri

21
3.1.3 Faktor Predisposisi

1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2013 yang lalu

dengan gejala di atas dan dirawat di Rumah Sakit Jiwa Medan dan

sudah empat kali masuk RSJ.

2. Pengobatan sebelumnya berhasil namun karena klien tidak pernah

teratur minum obat, sehingga klien kambuh lagi. Sampai saat ini

klien dirawat di RSJ Provsu di ruang inap “Gunung Sitoli”.

3. Klien mengatakan pernah mengamuk dan menghancurkan pekong

karena mendengar suara-suara

Masalah Keperawatan : Regimen Terapeutik Inefektif

Koping keluarga Inefektif

Resiko perilaku kekerasan.

4. Anggota keluarga tidak ada yang mangalami gangguan jiwa.

Masalah Keperawatan : -

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : klien pernah

bercita-cita ingin menjadi polisi namum tidak tercapai.

Masalah Keperawatan : koping individu inefekti

3.1.4 Pemeriksaan Fisik

1.Tanda Vital

TD : 120/70 mmHg

Pols : 80 x/2

RR : 18 x/2

Suhu : 36oC

22
2.Ukur

TB : 165 cm

BB : 65 kg

3.Klien tidak ada mengalami gangguan fisik

Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan

3.1.5 Psikososial

1. Genogram

Keterangan :

= Perempuan

= Laki-laki

= Perempuan meninggal

= laki-laki meninggal

= klien

23
= tinggal serumah

2. Konsep Diri

a. Gambaran Diri : Klien menyukai seluruh tubuhnya

b. Identitas : Klien adalah anak pertama dari tiga bersaudara

c. Peran : Sebagai ayah dan suami

d. Ideal Diri : Klien ingin cepat sembuh agar bisa pulang ke

rumah untuk berkumpul dengan keluarga

e. Harga Diri : Klien merasa tidak berharga dan tidak berguna lagi

bagidirinya sendiri semenjak dia pernah diobname

di RSJ.

Masalah keperawatan : Harga diri rendah.

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti bagi klien adalah keluarga terutama anak dan

istrinya

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat terganggu karena

penyakit pasien yang sudah lama dialaminya.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain klien mudah marah.

Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

4. Spiritual

24
a. Nilai-nilai keyakinan klien : Klien beragama Islam dan Klien

meyakini adanya Tuhan Yang Maha

Esa.

b. Kegiatan ibadah : Selama dirawat di RSJ klien pernah melaksanakan

ibadah.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

3.1.6 Status Mental

1. Penampilan Pasien

Penampilan pasien rapi, pakaian tampak bersih ,rambut disisir, dan

kuku tampak bersih.

Masalah Keperawatan : tidak ada

2. Pembicaraan

Pasien dapat berbicara cepat dan jelas dan masih dapat menjawab

pertanyaan yang dilontarkan kepada klien.

Masalah Keperawatan : Tidak ada

3. Aktivitas Motorik

Klien semangat dalam melakukan aktivitas di ruangan dan suka disuruh

atau mau melakukan aktivitas yang disukai.Klien suka bercerita dan

menyanyi.

Masalah Keperawatan : Tidak ada

4. Alam Perasaan

25
Klien merasa sedih dirawat di RSJ karena merasa diasingkan oleh

keluarganya, wajah klien selalu tampak sedih jika termenung jika

ditanya soal keluarga terutama anak dan istrinya.

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

5. Afek

Klien dapat berespon dengan baik sesuai dengan stimulus yang

diberikan oleh perawat.

Masalah Keperawatan : Tidak ada

6. Interaksi Selama wawancara

Selama klien diajak wawancara klien tampak kooperatif, kontak mata

baik .

Masalah Keperawatan : Tidak ada

7. Persepsi

Klien mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya yang

mengatakan “bunuh dewi kwin” yang ada di sekitarnya.

Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran

Resti Perilaku kekerasan

8. Proses Pikir

26
Pembicaraan kadang terputus saat konsentrasi atau ada objek lain tapi

dapat dilanjutkan dan diarahkanoleh perawat dan sesuai dengan topik

awal.

Masalah Keperawatan : Tidak ada

9. Isi pikir

Tidak ditemukan perubahan-perubahan ganguan isi pikir (waham)

Masalah Keperawatan : Tidak ada

10. Tingkat Kesadaran

Klien dapat membedakan waktu, tempat, dan orang

Masalah Keperawatan : Tidak ada

11. Memori

Klien mampu menceritakan kejadian yang dialaminya pada saat ini

maupun kejadian masa lalu.

Masalah Keperawatan : Tidak ada

12. Tingkat Konsentrasi berhitung

Klien masih dapat berhitung tanpa bantuan orang lain.

Masalah Keperawatan : Tidak ada

13. Kemampuan Penilaian

27
Klien mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Masalah Keperawatan : Tidak ada

14. Daya Tilik Diri

Klien menerima keadaan dan kenyataan bahwa dirinya sedng sakit dan

sedang dirawat di RSJ.

Masalah Keperawatan : Tidak ada

3.1.7 Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan makan disiapkan oleh

perawat dirumah sakit dan orang tua dirumah.Pakaian dirumah sakit

diberikan oleh perawat dan keluarga perawat kesehatan diri

memerlukan bantuan minimal oleh perawat di RS.

2. Kegiatan hidup sehari-hari

 Perawatan diri

 Mandi :Dilakukan sendiri, frekuensi 2x sehari,

mandi menggunakan sabun mandi gosok gigi pakai pasta gigi

tiap pagi, mandi dikamar mandi.

 BAB : Frekuensi 1x / hari, dapat dilakukan

ditoilet.

 BAK : Frekuensi 4 – 5 x / hari, dapat dilakukan

ditoilet.

28
 Ganti pakaian : Dapat dilakukan sendiri, tiap pagi hari

ganti pakaian sehabis mandi menggunakan

kaus dan celana pendek.

3. Nutrisi

Klien mengatakan menyukai makan disini frekuensi 3x / hari jenis

nasi, ikan, sayur, buah, (siang hari) frekuensi kudapan 1x / hari siang

hari nafsu makan ; baik, porsi dihabiskan, BB sekarung ; 54 kg.

4. Istirahat dan tidur

Masalah tidur ; ada

Saat bangun tidur klien mengatakan rasah lesu, tidur malam jam

08.00, bangun pagi ; 05.00. Gangguan tidur ;

Masalah keperawatan : gangguan pola tidur.-

5. Penggunaan obat

Pasien minum obat terlalu dimavitor oleh perawat yang bertugas

6. Pemeliharahan kesehatan.

Pasien mendapatkan perawatan lebih lanjut dan system pendukung

(keluarga) untuk memelihara kesehatan.

7. Aktivitas dalam rumah

Klien melakukan kegiatan seperti menyapu mengepel dan mencuci

pakaian sendiri.

8. Aktivitas diluar rumah

Pasien sering jalan – jalan disekitar rumah.

29
3.1.8 Mekanisme Koping

Saat halusinasi : klien suka marah, memberontak, melempar barang

(displacement). Pasien suka jalan diruangan,.

Aspek Medik.

Diagnosa medik : Skizofrenia paranoid

Therapi medis : CPZ : Cloropomazin 100 mg 3 x 1

THP : 2 mg 3 x 1,5

Haloperidol : 5mg 3 x 2

ANALISA DATA

No. DATA MASALAH

KEPERAWATAN

1. DS : klien mendengar suara yang Perubahan persepsi sensori

tidak ada wujudnya untuk menyuruh halusinasi pendengaran

klien “merusakkan barang-barang "

DO: klien berbicara sendiri

2. DS : klien mengatakan sejak berobat Regiment teraupetik inefektif

jalan obatnya tidak teratur di minum.

DO: - klien kembali lagi ke RS jiwa

- Klien sering termenung

3. DS : klien mengatakan tidak Gangguan konsep diri harga

berharga dan tidak berguna bagi diri rendah

30
dirinya sendiri semenjak dia dipenjara.

DO : klien tampak sedih dan

terkadang diam

4. DS : klien mengatakan suka marah- Resiko perilaku kekerasan

marah, Suka memecahkan barang-

barang

DO : tampak menggenggam

5. tangannya, wajah klien tampak merah

DS : klien kurang mau berkomunikasi Isolasi sosial : Menarik diri

dengan orang-orang yang ada di Koping individu Inefektif

lingkungan dan klien suka

menyendiri.

6. DO : klien tampak sedih

DS : klien pernah mengalami

kehilangan orang yang di sayangin

yaitu kakak laki-lakinya yang pertama

DO : banyak termenung dan diam

3.1.9 Daftar Masalah Keperawatan

1. Resiko tinggi perilaku kekerasan

2. koping keluarga inefektif

3. Harga diri rendah

4. Isolasi social menarik diri

31
5. Perubahan sensori : halusinasi pendengaran

6. Regiment teraupetik inefektif

7. Koping individu inefektif

3.1.10 Pohon Masalah

Resiko tinggi perilaku kekerasan

Perubahan sensori :
Halusinasi pendengaran.

Isolasi sosial : menarik diri

Regiment teraupetik inefektif Harga diri rendah

koping keluarga inefektif koping individu inefektif

3.1.11 Diagnosis Keperawatan

1. gangguan persepsi halusinasi pendengaran

2. harga diri rendah

32
3.1.12 Intervensi Keperawatan

RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa
No. Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan

1 Gangguan Sp 1 Setelah 3x interaksi klien Bina hubungan

persepsi sensori Tujuan menunjukan tanda-tanda saling percaya

pendengaran  Klien percaya pada perawat dengan

dapat - Ekspresi wajah menggunakan prinsip

membina bersahabat teraupetik;

hubungan - Mau berjabat - Sapa klien

saling tangan dengan

percaya - Ada kontak mata ramah, baik

- Mau duduk verbal

berdampingan maupunnon

verbal

- Perkenalkaan

nama

panggilan

dan tujuan

perkenalan

- Tanya nama

lengkap dan

nama

33
panggilan

yang disukai

- Buat kontrak

yang jelas

- Tunjukan

sikap yang

jujur dan

menepati

janji setiap

kali

berinteraksi

- Tunjukan

sikap

berinteraksi

dan

menerima

apa adanya.

 Klien - Beri
Setelah 3x interaksi klien menyebutkan: perhatian

mengalami pada klien dan

halusinasi - Isi halusinasi perhatikan

yang - Waktu terjadinya kebutuhan dasar

dialaminya - Frekuensi klien

- Kondisi yang Tanyakan perasaan

34
menimbulkan halusinasi klien dan masalah

yang dihadapi klien

- Dengarkan

Menyebutkan cara dengan

 Klien dapat mengontrol halusinasi penuh

mengontrol dengan cara menghardik ekspresi

halusinasi perasaan

dengan cara klien

menghardik - Diskusikan

dengan

klien

tentang

waktu ,

frekuensi,is

i dan

terjadi

halusinasi

- Diskusikan

dengan

klien cara

mengontrol

halusinasi,

yaitu

 Menghardi

35
k

 Bercakap-

cakap

dengan

orang lain

 Melakukan

aktivitas

terjadwal

minum

obat teratur

SP 2 - Menyebutkan cara - Diskusikan

Tujuan bercakap-cakap dengan

 Klien - Mempraktekan cara klien cara

dapat mengontrol bercakap-

mengon halusinasi dengan cakap

trol bercakap-cakap dengan

halusina dengan orang lain orang lain

si - Jelaskan

dengan cara

bercaka bercakap-

p-cakap cakap

dengan

orang lain

- Peragakan

cara

36
mengontrol

halusinasi

dengan

cara

bercakap-

cakap

dengan

orang lain

SP 3 - Mengevaluasi cara - Jelaskan

Tujuan mengontrol cara

Klien dapat halusinasi dengan melakukan

mengontrol cara bercakap- aktivitas

halusinasi cakap dengan terjadwal

dengan cara orang lain - Susun

melakukan - Mempraktekan cara bersama

aktivitas mengontrol klien yang

terjadwal halusinasi dengan dapat cepat

cara dengan cara dilakukan

melakukan - Pantau

aktivitas terjadwal pelaksanaa

n jadwal

kegiatan.

37
Sp 4 - Mengenali jenis - Beri

Tujuan obat kesempatan

 Klien - Mengetahui jam pada klien

dapat pemberian obat untuk

mengontr - Mengetahui mengingat

ol ymanfaat obat obatnya

halusinasi - Diskusikan

dengan pada tim

cara medis

minum tentang

obat obat klien

teratur - Beri pujian

tindakan

yang

dilakukan

2 Isolasi sosial Sp 1 - Menyadari - Tanyakan

menarik diri Tujuan: penyebab isolasi kepada

 Menyada - Klien mampu klien

ri mempraktekkan tentaang

penyebab cara berkenalan kebiasaan

isolasi dengan satu orang berinteraksi

 Klian - Mampu berkenalan dengan

menetahu dengan dua orang orang lain

i lebih - Tanyakan

keuntung - Klien mampu apa

38
an untuk latihan penyebab

berintera bercakap-cakap klien tidak

ksi dengan orang lain ingin

dengan berinteraksi

orang dengan

lain orang lain

 Mengajar - Jelaskan

klien keuntungan

berkenala berinteraksi

n dengan denagan

orang orang lain

lain - Ajarkan

klien caara

berkenalan

dengan

orang lain

- Memberika

Sp 2 n

Tujuan: kesempatan

 Klien Klien mampu berkenalan pada klien

mampu dengan satu orang lebih memprakte

mempra kkan cara

ktekkan berinteraksi

cara dengan

39
berkenal orang lain

an

dengan - Jelaskan

satu keuntungan

orang berinteraksi

dengan

orang lain

Sp 3 - Bantu klien

Tujuan: berinterksi

 Klien Klien mampu berkenalan dengan satu

bisa dengan satu orang atau orang atau

berkenal lebih lebih

an

dengan - Bila jumlah

satu klien

orang sudazh

atau menunjukk

lebih an

kemajuan

tingkat

interaksi

- Beri pujian

setiap

40
kemajuan

klien.

3.1.14 Implementasi Keperawatan

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari\ Strategi Implementasi Evaluasi

tanggal Pertemuan

Rabu Dx 1 Menyapa klien dengan S : klien mengatakan mau

7 nov Sp 1 memperkenalkan diri” selama berkenalan dan klien

2018 a. hubungan pagi nama saya S, saya berasal senang dipanggil bg

Jam saling dari Akper Gunungsitolisaya

10;00 percaya akan dinas di sini selama 2 O : saat berkenalan klien

minggu berbicara sopan mau

- Menanyakan nama berjabat tangan ekspresi

klien dan nama tenang, klien terpesan

panggilan kesukaan terbuka

klien “nama abang

siapa ?dan senang di A : masalah teratasi\

41
panggil siapa ? hubungan saling percaya

setelah 2x pertemuan

- Membuat kontak

intraksi yang jelas P ; intervensi dilanjutkan ,

“bang hari ini kita pertemuan selanjutnya

sudah berkenalan dan membahas tentang cara

abang boleh mengenal halusinasi

menceritakan hal apa

saja dengan saya’’

- Memberikan

kesempatan klien

mengungkapkan

perasaanya mengenai

hal yang dirasakan.

42
Jam b. Mengenal - Mengucapkan salam salam S:klien sudah mengerti

10.00 i terapeutik “selamat pagi bahwa suara

wib halusinasi bang ,saya suster S dari yangdidengar itu

yang Akper Gunungsitoli,pagi adaslah palsu

dialaminy ini kita akan berbincang- O:Kontak mata

a bincang tentang halusinasi baik,ekspresi wajah

yang abang alami” A:masalah teratasi sudah

- Menanyakan akan dapat mengenali

mengingat kontrakyang halusinasinya

telah disepakati P:Intervensi

“bagaimana apakah abang dilanjutkan,pertemuan

masih mengingat kontrak selanjutnya membahas

yang telah tentang mengontrol

disepakati”bagaimana halusinasi dengan cara

apakah abang masih menghardik

mengingat janji kita

kemarin”

- Membantu klien untnk

mengidentifikasi situasi

yang menyebabkan

halusinasi”apakah abang

ada mendengar suara-

suara?pada saat apa abnag

mendengar suara itu?kita

akan membicarakan

43
tentang halusinasi apakah

abang setuju?’

- Bang, suara yang

abangdengaradalahsuarapal

suitunamanyahalusinasi

Jam SP 2 - memberi salam terapeutik “ S:klien mengatakan sudah

15.00 Mengontrol selama pagi bang..? bisa mengontrol

wib halusinasi bagaimana perasaan bapak halusinasinya dengan

dengan cara saat ini ..? cara bercakap-cakap

bercakap- - mendiskusikan cara dengan orang lain

cakap dengan mengontrol halusinasi “

orang lain baiklah saya akan melatih O:klien tampak sudah

cara kedua untuk tampak bisa menontrol

mengontrol halusinasi halusinasinya, klien

dengan cara bercakap- tampak bercakap-cakap

cakap dengan orang lain, dengan orang lain

kita akan latihan selama 15 A:Sp 2 tercapai klien dapat

menit mau dimana..? menyebukan mengontrol

- memperagakan cara halusinasinya dengan

mengontrol halusinasi “ cara bercakap-cakap

contohnya tolong,saya P:pertemuan berikutnya

mulai dengan suara-suara dengan topik mengontrol

44
ayo ngobrol dengan saya halusinasi dengan

....begitu, coba bapa aktivitas terjadwal

lakukan, seperti yang saya

lakukan ,ya begitu coba

abang,, bagus coba sekali

lagi ,,, nah,,latihan terus ya

bang ..”

- mengingatkan topik

pembicaraanyang kemarin

“ jadi sudah berapa cara

yang abang pelajari untuk

mengontrol halusinasi

itu..? bagus,, cobalah kedua

cara ini kalau bapak

mengalami halusinasi lagi,

bagaimana kalau kita

masukan kedalam jadwal

kegiatan harian abang ,

mau jam berapa latihan

bercakap-cakap,

nah,,lakukan secara teratur

serta ketika suara itu

muncul

- membuat kontrak

pertemuan selanjutnya

45
bagaimana kalau kita

latihan cara ke 3 untuk

melakukan aktivitas

terjadwal sampai nanti sore

ya bang

46
kamis 8 SP 3 - melakukan salam S:klien mengatakan mampu

nov Mengontrol teraupetik dan menanyakan mengontrol halusinasinya

2018 halusinasi perasaan saat ini “ selamat dengan cara melakukan

Jam dengan sore abangbagaimana aktivitas terjadwal

10.00 melakukan perasaan abang sore ini?? O:klien tampak tampak bisa

WIB aktivitas Apakah suara-suara masih menontrol halusinasinya,

muncul ?bagus, sesuai janji dengan cara

kita kemarin kita akan membersihkan tempat,

belajar cara yang ketiga. ruangan, membersihkan

- Mendiskusikan cara tempat tidur

mengontorl halusinasi yang A:Sp 3 tercapai klien

ketiga untuk mencegah mampu melakukan

halusinasi yaitu : kegiatan yang telah

melakukan aktivitas dijadwalkan

terjadwal, mau dimana kita P:intervensi dilanjutkan

bicara?, baik kita bicarakan pertemuan selanjutnya

diruang tamu, berapa lama melakukan minum obat.

kita bicara? Bagaimana

kalau 20 menit

- Mendiskusikan aktivitas

yang dilakukan “baiklah

apa saja yang bisa abang

lakukan ? pagi-pagi apa

kegiatannya, jam

berikutnya hingga malam

47
hari ?” contoh jadwal

seperti pagi-pagi

membersihkan ruangan dan

membersihkan tempat tidur

dan kegiatan lainnya” wah

banyak sekali kegiatannya.

- Menyusun aktivitas harian

yang dilakukan hari ini

mari kita latih 2 kegiatan

hari ini (latihan kegiatan

tersebut) kegiatan ini bisa

dilakukan untuk mencegah

suara-suara tersebut

muncul, kegiatan yang lain

akan kita latih agar pagi

sampai malam ada kegiatan

“ bagaimana perasaan bang

setelah bernincang-bincang

yang ketiga untuk

mencegah suara-

suara...........” bagus sekali,

coba sebutkan 3 cara yang

telah kita latih untuk

mencegah suara-suara”

bagus sekali, mencegah

48
suara-suara tersebut

muncul, kegiatan yang lain

akan kita latih agar pagi

sampai malam ada

kegiatan. Bagaimana

perasaan abang selama

berbincang-bincang yang

ketiga untuk mencegah

suara-suara, bagus sekali.

- Meminta pelakanaan

jadawal kegiatan”mari kita

masukkan kedalam jadwal

kegiatan harian abang,

coba lakukan sesuai

jadwalnya” misalnya

bangun pagi jam 06.30

sarapan pagi pukul 08.00,

membersihkan ruangan dan

lain-lain.

- Membuat kontrak

selanjutnya bagaimana

kalau besok pagi kita

membahas cara minum

obat yang baik serta guna

obatnya.... sampai jumpa...

49
selamat sore....

50
Sp 4 - Memberi salam terapeutik, S:klienmegatakandapatmen

Jumat 9 Melakukan selamat pagi bang,,? genaliobat, jumlahobat

nov 2018 minum obat Bagaimana perasaan bapak yang diminum

Jam10 .00 pagi ini,,? Apakah suara- - Klienmegatakanbis

suara itu muncul...? apakah amenyebutkanguna

sudah pakai 3 cara yang obatmasing-masing

dilatih..?? apakah jadwal - Klienmengatakanm

kegiatan sudah inumobatsesuaiinst

dilaksanakan ..? apakah ruksinya

pagi ini sudah minum O:klienmemperhatikanobat

obat..? yang diberikanperawat

- Mendiskusikan cara

minum obat “ baik hari ini

kita akan mindiskusikan A:SP4

cara minum obat-obatan tercapaikliendapatmenyebu

abang minum, perawat tkanjenisobatdanmanfaat

minyiapkan obat kita yang diminum

diskusi selama 20 memit P:Intervensiterpenuhi,

sambil menunggu makan pertemuanberikutnyame

siang disini saja ya bang “ mbahastentangmenarikdir

apakah abang minum obat i

secara teratur ... minum

obat pinting supaya suara-

suara berkurang dan agar

suara yang abang dengar

51
selama ini tidak muncul

lagi

- Memberi kesempatan

kepada klien untuk

mengingat obatnya “

berapa macam obat yang

abang minum ...? ( perawat

menyiapkan obat ) THP

2mg 2X1 fungsinya

relaksasi otot setelah

makan pagi dan malam

CPZ100mg 1x1 setelah

makan fungsinya untnk

menghilangkan suara. HLP

5mg 2x1 (setelah makan

pagi dan malam)

fungsinya mehilangkan

suara jangan keliru dangan

obat ini, baca nama

kemasannya pastikan obat

diminum pada waktunya

dengan cara yang benar

yaitu “ diminum siang dan

malamsetelah makan dan

52
tepat jam, abang juga harus

memperhatkan jumlah obat

sekali minum dan cukup

minum 10 gelas per hari.

Jumat 10 Dx II - Menanyakanpendapat S :

nov 2018 Sp 1 kliententangkeberhasil klienmengatakanmaluberga

Jam 10.00 a. Menya anberinteraksidengan uldengan orang lain

wib daripe orang lain karnasudahsakitsejak 4

nyeba sebelumdisini, tahun yang lalu

bbisol apakahabangaktifmen O:

asisosi gikutikegiatanibadahdl klientampaksedihdanmenye

al l ndiri

- Menanyakkankepadak A:

lien yang klientahupenyebabisolasiso

menyebabkantidakberi sial

53
nteraksidengan orang

lain P:

“mengapaabangtidakm intevensidilanjutkandengan

engikutikegiatankelom pertemuanberikutnya,

pokdisinidanabangseri membahasmengenaitentang

ngmenyendiri” mengenaltentangmanfaathu

- Membuatkontrakuntuk bungandengan orang lain

pertemuanselanjutnya dankerugianklientidakberhu

bungandengan orang lain

S:klienmampumengatakankeu

ntunganmempunyaiteman

O:

klientampaklebihmemahamiba

gaimanacarabergaul

A: Masalahteratasisebagian

P:

Intevensidilanjutkanpertemu

anselanjutnyamelatihkliencar

aberkenalan

Jam 12.00 Sp2

wib menyebutkank Salam terapeutik“

54
euntungandan selamatsiang bang

kerugianbilatid bagaimanaperasaanabangsiang

akberhubunga ini?

ndengan orang - Masihadahal-hal yang

lain membuatabanginginbe

rcakap-cakapdengan

orang lain?.ohbegituya

bang

bailahsepertijanjikitak

emarinkitaakanberdisk

usikantentangapa yang

menyebabkanabangtid

akmaubergauldenganp

asien lain di

ruanganini

- Bagaimanperasaanaba

ngsetelahkitatahukeunt

unganbergauldankerug

iannyatidakmenganjur

kanklienunytukdapatb

erkenalandengan

orang lain “

bagaimanakalaubesok

kitalanjutkanlagiberke

nalandengantemansay

55
a”

Jam 15.00 C. - “Salam terapeutik S : klien mengatakan sudah

wib melatihkli ‘’selamat sorebang bias berkenalan dengan

encaraberk bagaimara orang lain

enalan perasaannya hari ini,

sesuai dengan janji O:

saya akan mengajak klientampakberkenalande


abang cara untuk ngan orang lain
berkenalan dengan

teman sekamar bapak,


A : Masalahteratasi
perhatikan ya bang

ulurkan tangan
P: Intervensi di lanjutkan
sebutkan nama lalu
pertmuan selanjutnya
tanyakan nama kawan
melatih pasien berinteraksi
berbicara dengan
dengan orang lain
abang …. Bagus sekali

bang

- Mmengucapkan

salam terapeutik

- Mmenayanyakan atau

mengingatkan kotrak

56
yang telah di sepakati

“ bagai mana apakah

abang masih ingat

dengan janji kita

kemarin

“Menganjurkan klien

untuk dapat berkenalan

dengan orang lain

‘‘bagai mana kalau

besok kita lanjutkan

lagi berkenalan dengan

teman saya ‘’

Sabtu jam Sp 2 - Mengucapkan salam S:

27 juli Membantu terapeutik klienmenjawabsalamklienm

2013 jam klien “ salamat pagi bang “ engatakanbahwaiamenging

09.00 berinteraksi - Membuat kontrak atjanji yang

dengan orang dengan klien untuk disampaikanbahwaberkenal

lain melakukan pertemuan andenganteman

“ bagaimana bang

masih ingat dengan O:

janji kemarin , klienmengulurkantanganunt

bagaimana kalau pagi ukberkenalandenganperawa

ini kita berkenalan t yang lain, klentersenyum

dengan teman saya tipis,

57
- Memberikan pujian klientidaktampakmenyendir

atas kebberhasilan ilagi

klien “ bagus sekali

ternyata bapak pintar A:

berkenalan dengan klienmulaidapatberinteraksi

kaka A menganjurkan mdengan orang lain

kliean untuk tetap

mengungkapkan P: dilanjutkan Sp3

perasaannya “

bagaimana perasaan

abangsetelah

berkenalan dengan

kaka A

- Membuat kontrak

untuk pertemuan

selajutnya

- Mengidentifikasi

kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki

klien seperti

membantu

membersihkan

ruangan

58
Jam SP3 - Mengucapkansalamter S:

11.00wib Membantuklie apeutik“selamatsiang klienmenyatakanmasihingat

nuntukberinter bang” denganjanji yang

aksidengan - Membuatkontrskdenga diberikanyaituberkenalande

orang lain nklienuntukmelakukan nganperawat S

secarabertahap pertemuanbagaimana Klienmngatakansenangberk

masihingatdengajanjia enalandenganperawat S

bangpadasaya,”bagaim

anakalausianginiabang O:

berkenalandenganpera kliendapatberkenalandenga

wat yang n

akanmerawatabang” - Temansekamar

- Beripujianataskeberha - Kintakmatabaik

silanklien “ mantap, - Klientersenyum

ternyataabangpintarber A: madsalahteratasitelah

kenalandenganperawat 3X pertemuan

- Melanganjurkanklienu P:

ntuktetapmengukapka peremuanberikutnyamemba

nperasaannya hasaspekpositif yang

- Bagaimanperasaanaba dimiliki

ngsetelahberkenalande

nganperawat s

- Membuatkontrakuntuk

pertemuanselanjutnya

59
- Mengidentifikasikanke

mampuandanaspekpos

itif yang

dimilikikliensepertime

mbantumembersihkanr

uangan

Jam 09.00 DX III - Mengidentifikasikan S:

SP1 kemampuan dan askep klienmengatakansukame


positif yang dimiliki mbersihkanruangan
Mengidentifik klien
O:
asi - seperti membantu
klienmampumelakukank
kemampuan membersihkan
egiatankebersihan
dan aspek ruangan
A:
positif yang - mengidentifikasi
klienmampumengunggka
dialaminy kemampuan dan
pkankegiatanpositifyang
aspek positif yang

dimiliki klien seperti dilakukansetelah 2x

membantu kebersihan pertemuan

ruanganya P : Intervensidilanjutkan

- menolong klien ,pertemuanberikutnyame


mengekspresikan mbahastentangmemilihda
mengapa bapak suka
nmenyusunrencanakegiat
membersihkan
an yang
ruangan
mampudilakukanklienses
- Memberikan pujian

60
yang positif atas uaikemampuannya

tindakan klien

- Wah bagus sekali

hobby abang dengan

membersihkan

ruangan dapat

menjaga kesehatan

Jam 11.00 SP 2 salam terapeutik “ selamat S:

wib pagi bang “ , bagai mana klienmengatakanmampu


Melatih perasaan abanghari ini ?? melakukankebersihantem
kemampuan Seperti janji kita kemarin hari
pattidurruangan
kedua yang ini saya akan memperagakan

dimiliki klien cara membersihkan tempat


O:
dan tidur dan ruangan ya bang?
klienmampumenirucarap
memasukkann nah ,, sekarang coba abang
erawatmerapikandanme
ya dalam memperagakannya,
mbersihkantempattidurda
jadwal memberikan pujian kepada

kegiatan klien “ abang hebat ternyata nruangan

harian klien abang biasa membersihkan

tempat tidur seperti yang saya A:

lakukan. Bagaimana perasaan klienmampumenetapkan


abang setelah saya dan abang ,
peragakan membersihkan
danmenyusunrencanakeg
tempat tidur dan ruangan ?

61
Mengidentifikasi kemampuan iatansesuaidengankemam

klien membersihkan tempat puannya


tidur dan ruangan .

P : Sp 2 tercapai klien

mampu menetapkan ,

memilih , melatih, dan

menyusun rencana kegiatan

yang sesuai dengan

kemampuan klien

62
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada halusinasi pendengaran ditemukan adanya gangguan dalam perasaan

dan tingkah laku dengan gejala psikotik yang dialami.Hal ini tidak hanya

disebabkan oleh gejala dari satu tipe uamg muncul dari dalam dari klien dann

sebagian terhadap halusinasi yang menimbulkan sikap yang masa bodoh dan

sering trjadai pada saat serangan pertama.

Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kepada klien dengan perubahan

persepsi sensori Halusinasi pendengaran selalu penulis ingin mengetahui gejala

yang sesuai dengan gangguan tersebut perawat juga mengetahui kebutuhan klien

yang meliputi : fisik, mental, social tanpa menghiraukan deagnosa medic.

4.1 Tahap pengkajian

Selama tahap pengkajian penulis tidak menemukan masalah dalam

berkomunikasi tetapi ada juga kesulitan yang ditemukan oleh penulis

dimanan klien terkadang tidak mau mengungkapkan perasaannya secara

terbuka sebagian upaya pemecahan penulis tetap melakukan pendekatan

sehinga klien mengungkapkan perasaanya dan saling percaya.

4.2 Tahap diagnose

Dalam tinjauan teoritis penulis menjumpai ada diagnosa yaitu

a. Perubahan persepsi halusinasi pendengaran

b. Isolasi social menarik diri

63
c. Deficit perawatan diri

d. Gangguan intoleransi social menarik diri

e. Intoleransi aktivitas

f. Resti perilaku kekerasan

Dalam tinjauan kasus penulis menjumpai ada 5 diagnosa yaitu :

1. gangguan persepsi halusinasi pendengaran

2. isolasi sosial menarik diri

Dalam tahap ini penulis menemukan perbedaan perumusan diagnose

keperawatan antara landasan teoritis dengan kasus yaitu :

1. Regiment teraupetik inefektif

Diagnose ini tidak ditemukan landasan teoritis tetapi ditemukan dalam

tinjauan kasus karena kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit

klien sehingga klien tidak terkontrol dank lien dibawa ke Rumah Sakit

Jiwa untuk diadakan rawatan intensif dan perbedaan ini bisa juga

dibedakan karena keluarga kurang dekat dengan klien.

4.3 Perencanaan

Dalam pembuatan perencanaan penulis berusaha menyusun secara efektif dan

efesien implementasi. Dalam untuk memperlancar tindakan yang

dilaukukan pada Implementasi. Dalam hal ini penulis tidak menemukan

kesenjangan antara diagnose keperawatan yang ada dalam toeri dengan

kasus yang dijumpai dilapangan. Jadi penulis dalam hal ini

menyimpulkan teori kasus yang ditemukan sama/berkesinambung.

4.4 Implementasi

64
Dalam melaksanakan imlpementasi terhadap klien, penulis berusaha

semaksimal mungkin untuk membantu klien dalam mengatasi msasalh

yang dihadapinya.Penulis juga membantu keluarga dalam menghadapi

klien.Selain ini sarana di RSJ Medan juga sangat mendukung

kesembuhan pasien.

4.5 Evaluasi

Evaluasi yaitu tahap akhir dari proses keperawatan evaluasi yang sesuai

dengan target yang telah ditetapkan dalam tinjdauan untuk menilai perubahan

serta kemajuan yag dicapai klien halusinasi pendengaran.

65
BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dalam kasus ini yaitu

1. Halusinasi pendengaran merupakan halusinasi dimana terdengarnya

suara-suara yang tidak jelas yang berasal dari luar, suara itu bisikan atau

gerutu yang tidak dapat dipahami.

2. Tindakan keperawatan dalam perencanaan dituliskan pada perawatan

mental dan tanpa mengabaikan keadaan fisik social dan spiritual

sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan.

3. Pelaksanaan oerawatan mencangkup peran serta keluraga klien dan

perawatan dalam uapya perawatan.

4. Fasilitas dan sarana sangat mendukung dalam mewujudkan prioritas

pelayanan keperawtan yang diberikan kepada pasien.

5.2 Saran

1. Bagi klien yang belum pulang, dianjurkan untk minum obat secara teratur

2. Bagi klien yang sudah pulang, sebaiknya selalu mengontrol pengobatan

secara teratur agar tidak timbul sewaktu-waktu

3. Kepada keluarga klien hendaknya dapat menerima klien sebagaimana

pembinaan individu

4. Untuk mengurangi tekanan jiwa perlu dilakukan pencegahan dengan

pembinaan individu

66
5. Dalam pelaksanaan usaha hendaknya bekerjasama dan membina saling

percaya serta menciptakan lingkungan lainnya

6. Penulis menyarankan agar perawtan dan pengobatan klien dapat

dipertahankan dan dilanjutkan dan melakukan kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat serta pemanfaatan saran dan parasarana yang

tersedia di Ruang Pusuk Buhit.

67
DAFTAR PUSTAKA

Stuart dan Laraia (2001) principle and practice of psychiatric Nursing edisi 6

St Louis : Mosby Year Book

Marams,W .F. (2005) Ilmu keokteran jiwa .Edisi 9.surabaya:Airlangga

University press.

Isaacs,Ann. (2005) keerawatan kesehatan jiwa dan psikiatry, Edisi. 3 jakarta ;

penerbit Buku kedokteran EGC

Purba,Jenny marlindawani .2008. asuhan keperawatan pada klien dengan

masalah psikososialdan gangguan jiwa Medan :USU Press.S

68

You might also like