Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Kelompok 1 (3)
Dimas Arrohmansyah 1418011058
Fitri Syifa Nabila 1418011089
Ria Andriana 1418011183
Pembimbing
dr. Merry Indah Sari, M. Med. Ed.
NIP. 198305242008122002
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
LEMBAR PENGESAHAN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami hanturkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi ridho dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Keluarga Binaan (FOME) Family
Oriented Medical Education di Kelurahan Bumi Raya, Kecamatan Bumi Waras, Teluk
Betung Selatan, Bandar Lampung.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing dr. Merry Indah Sari, M.
Med. Ed., serta semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan FOME khususnya kepada dr.
Diana Mayasari, MKK, dr. Eka Chania, Ibu Minerva Nadia Putri A.T, SKM, MKM, dr. Arief
Taufiqurrahman, dan Bapak Sofyan M W, S.Gz, M.Gizi, Bapak Sutarto, SKM. M.Epid,
selaku penanggung jawab blok dan penanggung jawab lapangan pada blok kedokteran
komunitas. Terima kasih juga tak lupa kami ucapkan kepada Keluarga Bapak Buyung
Effendi dan Ibu Entu Rohani yang telah menerima kami dengan baik sehingga kami dapat
menyelesaikan kegiatan ini hingga akhir. Saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan. Kami berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
2.6.1 Lingkungan Perumahan Keluarga ........................................................ 12
2.6.2 Lingkungan Pekerjaan Anggota Keluarga .......................................... 13
2.6.3 Lingkungan Sosial Keluarga ................................................................. 13
2.7 Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga ........................................................ 13
2.8 Urutan Prioritas Masalah Kesehatan Keluarga ................................................ 15
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 16
3.1 Diskusi dan Alasan Penyusunan Prioritas ........................................................ 16
3.2 Rencana Intervensi .............................................................................................. 17
3.3 Proses Intervensi .................................................................................................. 18
3.4 Hasil Intervensi .................................................................................................... 19
3.5 Hasil Evaluasi ...................................................................................................... 19
BAB IV PENUTUP ..................................................................................................................... 20
4.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 20
4.2 Saran ..................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 21
LAMPIRAN....................................................................................................................................... 22
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sehat adalah keadaan seluruh badan serta
bagian-bagiannya bebas dari sakit. Menurut UU Kesehatan No 23 tahun 1992, sehat
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut Badan Kesehatan Dunia atau World
Health Organization (WHO), sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan
sosial bukan hanya sekedar tidak adanya penyakit maupun cacat. Dari ketiga definisi
sehat diatas dapat disimpulkan bahwa sehat adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
yang terbebas dari suatu penyakit sehingga seseorang dapat melakukan aktivitas secara
optimal (Karina Arvianti, 2009)
1
personal, primer, komprehensif, dan berkelanjutan (continuing) kepada individu dengan
hubungannya dengan keluarga, komunitas, dan lingkungannya (Agius R, Seaton A, 2005)
Keluarga merupakan sebab dan akibat kesehatan dan penyakit pada individu. Masalah
kesehatan pasien seringkali disebabkan oleh masalah yang terdapat pada keluarga.
Sebaliknya, masalah kesehatan pasien dapat menyebabkan masalah kesehatan keluarga
(National University of Singapore, 2004)
Kunci untuk meningkatkan status kesehatan dan mencapai Millenium Development Goals
(MDGs) 2015 adalah dengan memperkuat sistem pelayanan kesehatan primer (Primary
Health Care). Perlu adanya integrasi dari Community Oriented Medical Education
(COME) ke Family Oriented Medical Education (FOME), salah satunya adalah dengan
pelayanan Kedokteran Keluarga yang melaksanakan pelayanan kesehatan holistik
meliputi usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan pendekatan keluarga
(Prasetyawati A, 2010)
Family Oriented Medical Education (FOME) adalah salah satu bentuk pendidikan
mahasiswa Kedokteran, sebagai upaya untuk melakukan proses identifikasi, intervensi,
dan evaluasi dengan pendekatan pada keluarga. Hal ini akan menunjang terbentuknya 6
STARS doctor yang oleh WHO digambarkan sebagai profil dokter masa depan yang
mencangkup dokter sebagai pemberi pelayanan (care provider), komunikator
(communicator), pengambil keputusan (decision maker), pemimpin masyarakat
(community leader), manajer (manager), dan peneliti (researcher) (Idris F, 2006)
Dalam kesempatan ini, kami akan mencoba untuk melakukan pendekatan kedokteran
keluarga pada keluarga Bapak Buyung Effendi dan Ibu Entu Rohani.
2
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan Family Oriented Medical Education (FOME) ini adalah :
1.3 Manfaat
3
b. Manfaat Bagi Mahasiswa
Mengetahui cara mengidentifikasi masalah, menentukan prioritas masalah,
melakukan intervensi serta evaluasi di bidang kesehatan pada individu
maupun keluarga.
Mahasiswa lebih memahami masalah kesehatan masyarakat secara lebih luas
dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya, dan memberikan pengalaman
bagi mahasiswa kedokteran dalam menyelesaikan berbagai masalah kesehatan
dengan pendekatan dokter keluarga.
4
BAB II
HASIL KEGIATAN
Pada kegiatan FOME ini kami melakukan kunjungan sebanyak 4 kali, yaitu pada tanggal
19 April 2017 kunjungan pertama, 25 April 2017 kunjungan kedua, 11 Mei 2017
kunjugan ketiga, 15 Mei 2017 kunjungan keempat.
Pada kunjungan pertama dan kedua, kami mengumpulkan data terkait identitas keluarga
Bapak Buyung Effendi dan Ibu Entu Rohani yang beralamatkan di Jalan Gatot Subroto
Gang Jarum, Kelurahan Bumi Raya, Kecamatan Bumi Waras Teluk Betung Selatan
Bandar lampung. Berikut ini daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah :
5
Bapak Buyung Effendi dan Ibu Entu Rohani menikah pada tahun 1974, memiliki 11
orang anak dan 23 orang cucu, dimana 5 orang anak tinggal bersama dalam 1 lingkungan,
yaitu tinggal pada kontrakan yang bersebelahan. Karena anak-anaknya telah menikah,
anak-anaknya memiliki Kartu Keluarga (KK) masing-masing, disini kami mengambil
Keluarga Bapak Buyung Effendi dan Ibu Entu Rohani untuk menjadi keluarga binaan
kami. Keluarga ini terdiri dari Ibu Entu Rohani (67 tahun), Bapak Buyung Effendi (75
tahun) dan Deni Saputra (22 tahun).
Bapak Buyung dahulunya adalah seorang supir angkot daerah pahoman, dan ibu entu
bekerja sebagai seorang serabutan seperti berdagang, membantu dalam catring, dan
sebagai ibu rumah tangga, dan anaknya deni juga hanya bekerja serabutan seperti supir,
bengkel, service Hp, dan kerja sebagai buruh bangunan, deni belum mendapatkan
pekerjaan tetap. Namun karena 2 tahun yang lalu bapak buyung menderita penyakit
diabetes mellitus ia berhenti bekerja karena kondisi kesehatannya dan umurnya yang
sudah tua, kemudian 6 bulan yang lalu ia didiagnosis mengalami penyakit Tuberculosis
paru dan juga mengalami hipertensi, sekarang ibu entu mengurusi suaminya yang sedang
sakit dan mengurusi cucunya yang dititipkan setiap kali orang tuanya bekerja, ibu entu
juga mengalami sakit jantung dan asam urat. Karena mereka sudah tergolong lansia dan
sudah sering mengalami penyakit sehingga sudah tidak bisa bekerja lagi seperti dahulu.
Tn. B Ny. E
75thn 67thn
67thn
tn.D
22th
n
Gambar 1. Genogram Keluarga
6
Keterangan Genogram :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Sedang Sakit
8 1 2 3
7 5
Keterangan :
1. Tahap awal perkawinan (baru kawin, belum punya anak)
2. Tahap keluarga dengan bayi (sampai umur 3 tahun)
3. Tahap keluarga dengan anak usia pra sekolah (umur 4-6 tahun)
4. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah (umur > 6 – 13 tahun)
5. Tahap keluarga dengan anak usia remaja (umur > 13 – 20 tahun)
6. Tahap keluarga dengan anak-anak meninggalkan keluarga (satu per satu)
7. Tahap orang tua usia menengah (orang tua sampai masa pensiun, semua anak
telah meninggalkan keluarga)
8. Tahap keluarga jompo / usia lanjut
7
Siklus kehidupan keluarga Bapak Buyung Effendi dan Ibu Entu Rohani adalah termasuk
Siklus tahapan nomor 8 keluarga jompo atau usia lanjut, walaupun masih ada anak yang
berusia remaja yang tinggal bersama mereka.
Keadaan rumah Bapak Buyung dan Ibu Entu kurang layak untuk dihuni. Mereka tinggal
pada sebuah kontrakan, dengan biaya sewa kontrakan perpintu adalah Rp.200.000,00
perbulan, dan mereka mengontrak sebanyak 4 pintu.
Rumah terdiri dari kamar tidur yang bersamaan dengan ruang tamu dan ruang keluarga,
terdapat dapur dan kamar terpisah untuk kakek yang sedang mengalami sakit
Tuberkulosis. Lantai terbuat dari semen yang sudah diplester, lantainya bersih tidak
berdebu, Atap rumah tidak menggunakan plafon dan sebagian menggunakan anyaman
bambu. Dinding terbuat dari tembok yang dilapisi cat, namun belum di plester dan
sebagian dinding menggunakan anyaman, sinar matahari dan ventilasi udara dinilai
kurang karena ukuran jendela terlalu kecil, hanya ada 1 jendela, sehingga cahaya tampak
gelap, dan pertukaran udara tidak segar. Untuk kamar dan ruang yang lain tidak memiliki
jendela atau ventilasi.
Untuk ventilasi di dapur hanya pintu masuk saja yang terbuka sehingga keadaan dapur
tampak gelap dan sedikit pengap apalagi jika sedang memasak. Ruang dapur bersamaan
dengan tempat untuk menjemur pakaian, sehingga keadaan ruangan terasa sangat lembab,
ditambah pencahayaan yang kurang membuat keadaan dapur terlihat gelap, barang-
barang didapur tidak tersusun dengan baik, banyak sekali barang yang berserakan.
Disamping dapur terdapat tempat untuk mencuci piring, mencuci baju, kamar mandi, dan
sumur timba yang berada dibagian luar. Kamar mandi digunakan bersama dengan
anggota keluarga yang lain yang juga mengontrak disana, kamar mandi sudah
menggunakan jamban leher angsa, untuk tembok kamar mandi menggunakan batu bata
tidak diplester, pintu hanya ditutupi dengan hordeng, serta tidak menggunakan atap, tidak
terdapat ventilasi dan tidak terdapat lampu sehingga nampak kotor, gelap, dan ditumbuhi
oleh lumut, terkadang jika malam hari hanya menggunakan lilin.
8
Pintu Kasur di dalam
Kasur
Kamar
“ Ruang Tengah”
Jendela
Barang-barang
Meja
Ibu Entu tidak memiliki masalah dengan keluarganya. Frekuensi bertemu dengan
anak dan menantunya cukup sering karena sebagian anak dan menantunya
tinggal di satu lingkungan, dan juga selalu berada dirumah sehingga hubungan
keluarga ini cukup erat dan cukup baik.
9
Ibu entu
Deni
Bapak buyung
Keterangan :
75
: Hubungan Erat
: Hubungan Sangat erat
: Hubungan renggang/tidak erat
Pemenuhan kebutuhan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana fungsi-fungsi dalam
keluarga berjalan dengan baik. Kebutuhan-kebutuhan yang dimaksud antara lain :
11
2.5 Gaya hidup Keluarga
Untuk jenis makanan lebih banyak kalori atau sumber energi seperti nasi, tahu,
tempe dan sayur-sayuran hampir setiap hari. Sedangkan untuk kebutuhan protein
dan lemak seperti ikan, telur, daging tidak setiap hari dihidangkan karena faktor
ekonomi.
Sedangkan untuk olahraga, keluarga ini sering melakukan kegiatan olahraga. Ibu
Entu sering mengikuti senam lansia, tetapi untuk Bapak Buyung jarang sekali
berolahraga dan sekarang sudah mulai berolahraga jalan disekitar rumahnya
walaupun masih menggunakan tongkat.
Untuk keamanan, Lingkungan rumah keluarga Ibu Entu termasuk aman tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dan setiap malam diadakan penjagaan secara
bergilir (ronda) oleh penduduk setempat. Tepat didepan rumah ini merupakan jalan
kendaraan bermotor sehingga memungkinkan anak-anak terpapar debu. Dan
dibelakang rumah Ibu Entu adalah Rel kereta api yang memungkinkan terjadi
faktor resiko kecelakaan kereta api dan terjadinya kebisingan kereta api.
13
I. Resiko/masalah Kesehatan yang Berhubungan dengan Karakteristik Keluarga
Bapak Buyung memiliki riwayat penyakit Tuberculosis yang telah dinyatakan sembuh
oleh tenaga kesehatan puskesmas setempat dan mempunyai penyakit lain seperti
Diabetes Mellitus dan Asam Urat. Bapak Buyung selalu di pantau kesehatannya oleh
keluarganya, rajin kontrol ke pelayanan kesehatan dan rutin minum obat. Mereka
memanfaatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang mereka miliki dengan sebaik-
baiknya karena selalu melakukan kontrol rutin pada pelayanan kesehatan.
14
IV. Resiko/masalah Kesehatan yang Berhubungan dengan Pemenuhan Kebutuhan
Keluarga
Kebutuhan ekonomi keluarga hanya terpenuhi sampai tingkat sekunder. Kebutuhan
primer tercukupi dengan baik. Biasanya makanan dirumah makan tinggi protein
nabati karena faktor ekonomi. Jadi makanan sehari-hari adalah seperti nasi sayur
tempe atau tahu dan jarang makan makanan dari sumber lemak, dan protein hewani
seperti ikan dan daging.
Kami memilih tetang risiko penularan penyakit menular sebagai prioritas utama karena
dilihat dari lingkungan rumah dan keadaan rumah yang memungkikan terjadinya
penyebaran dan penularan penyakit, di perkuat dengan keadaan Bapak Buyung yang
mengalami penyakit Tuberculosis yang berpotensi menularkan penyakitnya kepada
anggota keluarganya yang lain, didiskusikan dengan dosen pembimbing dan disarankan
untuk mengambil topik tentang risiko penularan penyakit menular.
1. Urgency range sebesar 1-4 (tidak urgen, kurang urgen, urgen, sangat urgen)
2. Seriousness range sebesar 1-4 (tidak serius, kurang serius, serius dan sangat serius)
3. Growth range sebesar 1-3 (tidak berkembang, berkembang lambat, berkembang cepat)
16
Setelah menentukan range permasalahan melalui metode USG, dilanjutkan dengan skoring
masalah yang terdapat dalam tabel berikut ini :
Rencana pemeliharaan keluarga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan derajat
kesehatan pada keluarga yang kami kunjungi. Rencana ini berdasarkan informasi dan
data-data yang kami peroleh pada saat kunjungan. Langkah ini dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara masalah-masalah kesehatan yang dijumpai dengan faktor-
faktor yang mempengaruhinya baik dari segi sosial, ekonomi, maupun lingkungan tempat
tinggal.
Dari berbagai masalah kesehatan yang timbul dari keluarga ini, kami memilih satu
prioritas masalah yang kami anggap paling penting dan bisa diselesaikan melalui
pendekatan dokter keluarga. Masalah tersebut adalah risiko penularan penyakit menular.
17
Perencanaan Tahap Hasil
Tujuan Materi Kegiatan Cara Sasaran Intervensi Intervensi
Kegiatan Pembinaan Individu
Memberikan a. Memberikan Seluruh Menjelaskan a. Terjadi
pengetahuan pengetahuan keluarga tentang peningkatan
tentang tentang apa itu dari penyakit pengetahuan
risiko penyakit menular, bapak menular tentang
penyebaran cara penyebarannya Buyung akibat penyakit
penyakit dan dampaknya. dan Ibu keadaan menular
menular Entu lingkungan terutama
yang b. Memberikan rumah yang diare dan
disebabkan contoh penyakit kurang TBC.
oleh keadaan akibat keadaan sehat, b. terjadi
lingkungan lingkungan yang terutama peningkatan
rumah. kurang sehat seperti tentang kebersihan
diare dan peyakit dan
tuberculosis. diare dann kesehatan
TBC. pada
lingkungan
rumah
Tabel 3. Perencanaan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga dan Intervensi
Pelaksanaan intervensi ini dilaksanakan pada tanggal 11 mei 2017 pada pukul 11.00-
selesai, dalam pelaksanaan intervensi ini kami menggunakan media berupa karton dan
flip chart (lembar balik) yang dikreasikan dan isi materi yang tercakup dalam media
tersebut adalah tentang keadaan lingkungan yang kurang baik, penyakit menular, cara
18
penularan dan dampak dari penularan penyakit serta menjelaskan tentang penyakit
menular contohnya diare dan tuberculosis.
Evaluasi hasil intervensi akan kami lakukan 1 minggu setelah dilakukan intervensi
terhadap keluarga. Kegiatan ini kami lakukan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan hasil intervensi yang kami lakukan terhadap keluarga Bapak Buyung dan
Ibu Entu, dengan melihat atau mengevaluasi kembali keadaan rumah apakah sudah sesuai
dengan intervensi yang diberikan, dan memberikan post test berupa beberapa pertanyaan
mengenai penyakit menular seperti diare dan tuberculosis.
Evaluasi hasil dilaksanakan pada hari Senin, 15 April 2017 pada pukul 19.00 sampai
selesai untuk mengetahui bagaimana hasil intervensi yang telah dilakukan. Kegiatan
yang dilakukan adalah melihat kembali keadaan rumah apakah sudah sesuai dengan
materi penyuluhan yang diberikan dan membandingkan keadaan rumah sebelumnya,
menanyakan berbagai pertanyaan terkait penyuluhan yang dilakukan dan hasilnya
keluarga Bapak Buyung dan Ibu Entu telah menerapkan dengan baik semua penyuluhan
kegiatan yang telah dilakukan.
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hasil yang didapatkan selama menjalani FOME pada keluarga Bapak Buyung dan Ibu
Entu adalah sebagai berikut :
1) Prioritas masalah yang di pilih adalah risiko penularan penyakit menular.
2) Sasaran utama dalam kegiatan FOME ini adalah seluruh anggota keluarga bapak
buyung.
3) Bapak buyung telah sembuh dari penyakit tuberculosis yang dideritanya.
4) Dilakukan intervensi tentang penularan penyakit menular berupa pengetahuan
tentang penyakit menular seperti diare dan tuberkulosis, kemudian dilakukan
evaluasi dengan hasil terdapat perbaikan kebiasaan menjaga lingkungan rumah
dan peningkatan pengetahuan tentang penularan penyakit menular, khususnya
penyakit diare dan tuberkulosis.
4.2 Saran
Keluarga Bapak Buyung dan Ibu Entu harus lebih memahami tentang lingkungan dan
keadaan rumah yang baik, mengetahui tentang penularan penyakit menular dan cara
pencegahan penyakit menular, sehingga meningkatkan keluarga yang sehat sejahtera dan
terhindar dari penyakit.
20
DAFTAR PUSTAKA
Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
21
LAMPIRAN
22
Kamar Tidur Atap Kamar Tidur
Media Intervensi