You are on page 1of 15

ANALISIS STRATEGI BERSAING MELALUI PENDEKATAN

RESORCE BASED-VIEW GUNA MENCAPAI SUSTAINABLE


COMPETITIVE ADVANTAGE
(Studi Pada Desa Wisata Sanankerto)

Rofi Miftahul Amin


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Rofi.miftachul@yahoo.co.id

Dr. Mintarti Rahayu, SE., MS.


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Abstract: This study aims to identify the overall resources and capabilities of the
Sanankerto Tourism Village as a competitive advantage potential source through a resource
based-view (RBV) approach. This study divides resources into four categories to identify
the overall resources of the tourism village and analyzed using the VRIO framework. The
VRIO framework is an analytical tool that is used to determine the nature of existing
resources and capabilities. The result from VRIO analysis is used to identify core
competencies of tourism village. Type of this research is descriptive research with the
qualitative approach. The data obtained using observation and interview method which the
informants were selected by purposive sampling. The results show that the tourism village
has 36 types of resources that consist of 23 tangible assets and 13 intangible assets and 14
capabilities that have potential as a competitive advantage. The result of analysis gave that
Sanankerto Tourism Village had 12 resources and 4 capabilities that reaching sustainable
competitive advantage.

Keywords: Resource Based-view (RBV), Core Competencies, VRIO


Framework, Resource, Capabilities

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keseluruhan sumber daya dan
kapabilitas pada Desa Wisata Sanankerto yang berpotensi sebagai sumber keunggulan
kompetitif melalui pendekatan resource based-view (RBV). Penelitian dilakukan dengan
membagi sumber daya ke dalam empat kategori untuk mengidentifikasi keseluruhan
sumber daya yang ada pada desa wisata dan dianalisis menggunakan kerangka kerja VRIO.
Kerangka kerja VRIO merupakan alat analisis yang digunakan untuk menentukan sifat dari
sumber daya dan kapabilitas yang ada. Hasil dari analisis VRIO digunakan sebagai dasar
untuk mengidentifikasi kompetensi inti (core competencies) yang dimiliki. Jenis penelitian
ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan
menggunakan metode observasi dan wawancara dengan penentuan informan secara
purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desa wisata memiliki sebanyak
36 jenis sumber daya yang terdiri atas 23 tangible asset dan 13 intangible asset serta
kapabilitas sebanyak 14 jenis yang berpotensi sebagai keunggulan kompetitif. Hasil
analisis memberikan hasil bahwa Desa Wisata Sanankerto memiliki 12 sumber daya dan 4
kapabilitas yang dapat digunakan untuk mencapai sustainable competitive advantage.

Kata kunci: Resource Based-view (RBV), Kompetensi Inti, Kerangka Kerja


VRIO , Sumber Daya, Kapabilitas

1
1. PENDAHULUAN Gambar 1
Grafik PDB Pariwisata

Dewasa ini sektor pariwisata


Indonesia adalah sektor yang
berkembang pesat dan terus
meningkat setiap tahunnya. Hal
tersebut ditunjukkan dengan naiknya (Sumber: Laporan Kinerja Kementerian
posisi indeks daya saing pariwisata Pariwisata, 2016)
Hal tersebut tentunya
Indonesia dari urutan ke-70 dunia
menunjukkan bahwa PDB dari sektor
menjadi urutan ke 50 pada tahun 2015
pariwisata berpotensi untuk terus
dan naik kembali ke urutan ke-42
ditingkatkan. Salah satu upaya yang
pada tahun 2017 berdasar pada data
dilakukan oleh pemerintah dalam
dari The Travel and Tourism
rangka mendorong pertumbuhan dan
Competitiveness Indeks (TTCI) yang
meningkatkan daya saing pariwisata
dikeluarkan secara resmi oleh World
adalah dengan menerapkan konsep
Economic Forum (WEF) pada bulan
penta helix pariwisata, yaitu sebuah
April 2017.
konsep pembangunan pariwisata
Dari segi pertumbuhan ekonomi,
dengan melibatkan dan
Indonesia mengalami pertumbuhan
menyinergikan pihak academician
ekonomi sebesar 5,06% pada triwulan
(akademisi), business (pebisnis),
III-2017 dengan total Produk
community (kelompok masyarakat),
Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp.
government (pemerintah), dan Media
3.502,3 triliun dan kontribusi dari
(media massa). Sejalan dengan
sektor pariwisata sebanyak 10%
implementasi dari konsep tersebut
terhadap PDB Nasional (BPS, 2017).
maka salah satu bentuk pelibatan dari
Dilihat dari data-data penerimaan
community adalah dengan
sebelumnya, tren pendapatan PDB
pembentukan desa wisata.
dari sektor pariwisata juga terus
Berdasar pada data dari
mengalami peningkatan dari tahun ke
Kementerian Pariwisata, saat ini di
tahun, seperti yang ditunjukkan pada
Indonesia terdapat sebanyak 987 desa
Gambar grafik berikut:

2
wisata dan masih akan terus penyangga pariwisata dari program
dikembangkan setiap tahunnya, 10 prioritas kepariwisataan nasional
mengingat Indonesia memiliki total yaitu untuk kawasan Taman Nasional
jumlah desa sebanyak 74.754 dengan Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
1.902 desa yang berpotensi untuk Pandangan berbasis sumber daya
dikembangkan menjadi desa wisata. (resource based-view) menjadi
Salah satu daerah yang memiliki penting dilakukan pada desa wisata
banyak desa wisata adalah Malang Sanankerto guna mengidentifikasi
Raya. Berdasarkan data dari Dinas sumber daya-sumber daya dan
Kebudayaan Kabupaten/Kota kapabilitas yang berpotensi sebagai
Malang, kawasan Malang Raya keunggulan kompetitif. Pendekatan
memiliki 16 desa wisata dan akan RBV juga akan mampu memberikan
terus bertambah sejalan dengan target identifikasi secara menyeluruh
dari pemerintah Kabupaten/Kota mengenai sumber daya dan
Malang untuk membentuk satu desa kapabilitas yang selama ini belum
wisata di tiap tahunnya. diketahui oleh desa wisata, sehingga
Mengacu pada data-data tersebut, dapat dikelola dan dikembangkan
tentunya pertambahan jumlah desa guna menciptakan peluang-peluang
wisata baru akan semakin baru bagi desa wisata dalam
memperketat persaingan di antara menghadapi persaingan.
desa wisata yang sudah ada, ditambah Secara spesifik penelitian ini
dengan adanya sektor pariwisata lain berperan untuk membantu desa
di luar desa wisata yang turut andil wisata dalam mengidentifikasi
dalam meramaikan persaingan, maka kompetensi inti yang dimilikinya
hal yang perlu diperhatikan adalah guna menciptakan keunggulan
terkait dengan keberlangsungan desa kompetitif yang berkelanjutan
wisata pada tahun-tahun mendatang. melalui suatu tinjauan berbasis
Salah satu desa yang sedang sumber daya (Resouce Based-View)
melakukan pengembangan desa untuk mengidentifikasi keseluruhan
wisata adalah desa Sanankerto. Desa sumber daya dan kapabilitas yang
wisata Sanankerto merupakan dimiliki oleh Desa Wisata Sanankerto

3
dan menggunakan kerangka kerja pesaing, serta tujuan apa yang hendak
VRIO untuk menentukan sumber daya dicapai dari kompetisi tersebut.
dan kapabilitas yang dapat dijadikan
sebagai keunggulan kompetitif yang Manajemen Strategi
berkelanjutan bagi desa wisata Menurut David (2017, p. 33)
Sanankerto. Manajemen strategi diartikan sebagai
seni dan sains dalam memformulasi,
2. LANDASAN TEORI mengimplementasi, dan
mengevaluasi keputusan lintas
Strategi fungsional yang membuat organisasi
Pearce & Robinson (2013, p. 4) dapat memperoleh tujuannya. Hal
memberikan definisi strategi sebagai tersebut berarti bahwa manajemen
rencana skala besar yang berorientasi strategi berfokus pada
jangka panjang untuk berinteraksi pengintegrasian manajemen,
dengan lingkungan yang kompetitif pemasaran, keuangan dan akuntansi,
untuk mencapai tujuan perusahaan. produksi, dan operasi, penelitian dan
Hal tersebut berarti bahwa strategi pengembangan, serta sistim informasi
merupakan suatu rencana permainan untuk memperoleh kesuksesan
yang memberikan gambaran atau organisasi.
kerangka kerja mengenai keputusan-
keputusan manajerial di masa Analisis Lingkungan
mendatang. Meskipun strategi tidak Analisis lingkungan dapat
memberikan detail yang jelas diartikan sebagai pemantauan
mengenai seluruh sumber daya yang (monitoring), evaluasi (evaluating),
akan digunakan pada masa dan penyebaran informasi dari
mendatang, tetapi strategi lingkungan eksternal dan internal
mencerminkan kesadaran sebuah kepada pihak-pihak kunci pada
perusahaan tentang bagaimana, perusahaan. Analisis lingkungan
kapan, dan dimana perusahaan akan bertujuan untuk mengidentifikasi
berkompetisi, siapa yang menjadi faktor-faktor strategis, yang mana
menurut Wheelen & Hunger (2018, p.

4
46) didefinisikan sebagai elemen- lanjut lagi Barney & Hesterly
elemen dari lingkungan eksternal dan mengemukakan bahwa RBV
internal yang akan menentukan masa merupakan suatu proses perumusan
depan dari perusahaan. strategi untuk membangun suatu
keunggulan bersaing melalui analisis
Analisis Lingkungan Internal kekuatan internal perusahaan.
Hunger & Wheelen (2018, p. 47)
mendefinisikan analisis internal Resource
sebagai lingkungan yang terdiri dari Barney & Hesterly (2015, p. 86)
variabel-variabel (kekuatan dan memandang sumber daya dalam RBV
kelemahan) yang ada di dalam sebagai suatu aset berwujud
organisasi tetapi biasanya tidak dalam (tangible) dan aset tidak berwujud
pengendalian jangka pendek dari (intangible) yang dapat dikontrol oleh
manajemen puncak. Variabel- perusahaan dan dapat digunakan
variabel tersebut meliputi struktur, untuk menciptakan dan
budaya, dan sumber daya organisasi. mengimplementasikan strategi
perusahaan. Hitt et. al.(2017, p. 86)
Resource Based-View mengemukakan bahwa sumber daya
Barney & Hesterly (2015, p. 86) berwujud dan sumber daya tidak
mendefinisikan RBV sebagai model berwujud dikelompokkan ke dalam
dari kinerja perusahaan yang berfokus kategori-kategori. Empat kategori
pada sumber daya dan kapabilitas utama dari sumber daya berwujud
yang dikendalikan oleh perusahaan adalah sumber daya keuangan,
sebagai sumber dari keunggulan sumber daya organisasi, sumber daya
kompetitif. Hal ini berarti bahwa fisik dan sumber daya teknologi,
RBV menjadi suatu kerangka acuan sementara tiga kategori utama dari
untuk meneliti kekuatan dan sumber daya tidak berwujud adalah
kelemahan perusahaan dengan sumber daya manusia, inovasi, dan
mempelajari keunikan semua sumber reputasi.
daya internal yang dimiliki dan
dikontrol oleh perusahaan. Lebih

5
Capability sumber daya atau kapabilitas untuk
Menurut Barney & Hesterly menentukan segi potensial dari
(2015, p. 86) kemampuan kompetitifnya. Empat pertanyaan
(capabilities) adalah bagian dari tersebut meliputi value, rarity,
sumber daya perusahaan dan imitability, dan organization.
didefinisikan sebagai aset berwujud Parameter tersebut dijelaskan secara
dan tidak berwujud yang terperinci pada Tabel 1 berikut:
memungkinkan perusahaan untuk Tabel 1
VRIO Framework
mengambil keuntungan penuh dalam Is the Resources or Capability
Costly
Exploited by Competitive
mengontrol dari sumber lain. Valuable? Rare? to
Imitate
Organization Implication
Competitive
No - - No. Disadvantage
Competitive
Core Competencies Yes No - Parity
Temporary
Prahalad and Hamel dalam Barney Yes Yes No Competitive
Advantage
& Hesterly (2015, p. 86) Sustained
Yes Yes Yes Yes Competitive
Advantage
mendefinisikan kompetensi inti (Sumber: Barney & Hesterly, 2015 )
sebagai pembelajaran kolektif dari
organisasi, terutama pembelajaran Desa Wisata
tentang bagaimana untuk Desa wisata merupakan suatu
mengkoordinasikan beragam daerah tujuan wisata atau disebut pula
keterampilan produksi serta destinasi pariwisata, yang
bagaimana mengintegrasikan mengintegrasikan daya tarik wisata,
berbagai macam teknologi fasilitas umum, fasilitas pariwisata,
aksesibilitas yang disajikan dalam
VRIO Framework suatu struktur kehidupan masyarakat
Barney & Hesterly (2015, p. 88) yang menyatu dengan tata acara dan
mengemukakan bahwa VRIO adalah tradisi yang berlaku (Br.
alat yang dapat digunakan untuk Simanungkalit, 2017).
mengukur analisis internal, yang
mana pada kerangka kerja VRIO
terdiri atas empat pertanyaan yang
harus ditanyakan terkait dengan

6
3. METODE Sugiyono, (2016, p. 218) non-
probability sampling adalah teknik
Jenis Penelitian pengambilan sampel yang tidak
Penelitian ini menggunakan jenis memberikan peluang/kesempatan
pendekatan kualitatif dengan jenis yang sama bagi setiap unsur atau
penelitian deskriptif. Menurut anggota populasi untuk dipilih
Sugiyono (2016, p. 8), metode menjadi sampel, sementara purposive
penelitian kualitatif adalah metode sampling diartikan sebagai teknik
penelitian yang berlandaskan pada pengambilan sampel sumber data
filsafat positivisme dan digunakan dengan pertimbangan tertentu.
untuk meneliti pada kondisi objek Adapun rincian informan dapat
yang alamiah, yang mana peneliti dilihat pada Tabel 2 berikut:
adalah sebagai instrumen kunci, Tabel 2
Informan Penelitian
teknik pengumpulan data dilakukan No. Nama Jabatan
1 H. Subur, SE. Kepala Desa Sanankerto
secara triangulasi, serta analisis data 2 Drs. H. Samsul Ketua Badan Usaha Milik
Arifin, M.Si. Desa
bersifat induktif dan hasil penelitian 3 Indra Wahyudi Ketua Kelompok Sadar
Wisata
lebih menekankan pada makna 4 Totok Setiawan Ketua Karang Taruna
5 Rahmad Aldian Sekretaris Pokdarwis
daripada generalisasi. (Sumber: Data diolah, 2018 )

Sumber Data
Lokasi dan Periode Penelitian
Purhantara (2010, p. 79)
Penelitian ini dilaksanakan pada
menjelaskan bahwa terdapat dua jenis
desa wisata Sanankerto, yang
sumber data yaitu data primer dan
berlokasi di Turen, Kabupaten
data sekunder. Data primer adalah
Malang dan dilakukan dalam jangka
data yang diperoleh langsung dari
waktu 1 bulan, mulai bulan 26 Maret
subyek penelitian, sementara data
2018 hingga 26 April 2018
sekunder adalah data atau informasi
Informan Penelitian
yang diperoleh secara tidak langsung
Teknik pemilihan informan yang
dari obyek penelitian yang bersifat
digunakan peneliti adalah non-
publik.
probability sampling dengan teknik
sampel purposive sampling. Menurut

7
Metode Pengumpulan Data yang telah di identifikasi. Keempat
Menurut Sugiyono (2016, p. 225) pertanyaan tersebut meliputi
pada penelitian kualitatif pertanyaan yang terkait atas value,
pengumpulan data dilakukan pada rarity, imitability, dan organization
kondisi yang alamiah (natural yang diperlukan guna menganalisis
setting) dan menggunakan sumber kekuatan maupun kelemahan internal
data primer. Metode pengumpulan dari desa wisata Sanankerto. Adapun
data yang digunakan peneliti dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut
mengkaji permasalahan yang adalah sebagai berikut:
diangkat dalam objek penelitian 1. Pertanyaan dari nilai (Value)
adalah observasi, wawancara, dan Apakah sumber daya yang ada
dokumentasi. memungkinkan desa wisata secara
efisien dan efektif untuk
Metode Analisis Data mengoptimalkan peluang yang ada
Teknik Analisis Data Kualitatif dan mampu menetralisir ancaman
Menurut Sugiyono (2016, p. 243) yang dihadapi?
pada penelitian kualitatif data 2. Pertanyaan dari kelangkaan
diperoleh dari berbagai sumber (Rarity)
dengan menggunakan teknik Apakah sumber daya yang dimiliki
pengumpulan data yang bermacam- oleh desa wisata Sanankerto tidak
macam (triangulasi), dan dilakukan dapat dimiliki oleh para pesaing?
secara terus menerus sampai datanya 3. Pertanyaan dari meniru
jenuh, sehingga dengan adanya (Imitability)
pengamatan secara terus menerus Apakah keunggulan yang dimiliki
akan mengakibatkan tingkat variasi oleh desa wisata Sanankerto sulit
data yang tinggi. untuk ditiru?
4. Pertanyaan dari Organisasi
Analisis VRIO (Organization)
Analisis ini dilakukan dengan Apakah segala kemampuan dan
mengajukan empat pertanyaan yang keunggulan yang dimiliki oleh
ditujukan pada sumber daya internal

8
desa wisata Sanankerto kategori utama yaitu tangibel assets
terorganisir dengan baik? dan intangible assets yang didapatkan
dari hasil wawancara dan observasi.
4. HASIL PENELITAN DAN Adapun sumber daya yang ada dapat
PEMBAHASAN dilihat pada Tabel 3.

Visi dan Misi Pengembangan Kapabilitas Desa Wisata


Pariwisata Desa Wisata Sanankerto
Sanankerto Berdasarkan pada hasil observasi
Visi dan misi arah dan wawancara yang telah dilakukan,
pengembangan desa wisata kapabilitas yang ada pada desa wisata
Sanankerto secara eksplisit belum Sanankerto secara terperinci dapat
dikemukakan, akan tetapi visi dan ditunjukkan pada Tabel 4.
misi tersebut sudah dapat
ditangkap secara implisit Analisis VRIO pada Sumber Daya
berdasarkan pernyataan Berdasarkan pada hasil uji analisis
wawancara yaitu mengembangkan VRIO yang dilakukan pada sumber
desa wisata berbasis ekowisata daya yang dimiliki oleh Desa wisata
secara berkelanjutan. Hal ini Sanankerto dapat diidentifikasi
berarti bahwa arah pengembangan bahwa desa wisata memiliki 12
desa wisata didasarkan pada tiga sumber daya yang memiliki sustained
prinsip utama yaitu konservasi competitive advantage sementara
alam, pemberdayaan masyarakat sumber daya lainnya hanya bersifat
lokal, dan peningkatan kesadaran competitive parity dan temporary
akan lingkungan hidup. competitive advantage. Adapun hasil
uji VRIO dapat ditunjukkan pada
Identifikasi Sumber Daya pada Tabel 5.
Desa Wisata Sanankerto
Identifikasi sumber daya dan
kapabilitas dilakukan dengan
membagi sumber daya ke dalam dua

9
Tabel 3 jenis kapabilitas. Adapun hasil uji
Identifikasi Sumber Daya
dapat ditunjukkan pada Tabel 6.
No. Tangible Intangible
1 Uang 24 Kepemimpinan Tabel 4
2 Struktur 25 Pengetahuan Identifikasi Kapabilitas
3 pelaporan 26 Kepercayaan
Sistim 27 Keahlian dan No. Kapabilitas
4 koordinasi dan kemampuan 1 Kemampuan dalam mendapatkan
5 informasi 28 Pengalaman pendanaan
6 Sistim 29 Relasi 2 Kemampuan dalam melakukan
7 perencanaan 30 Budaya kerja pengelolaan keuangan
8 Sistim 31 Loyalitas 3 Kemampuan perencanaan
9 pengawasan 32 Technological pengembangan desa wisata
10 Bambu know-how
4 Kemampuan pengelolaan desa
11 Embung 33 Kearifan lokal
12 Andeman 34 Ide dan 5 wisata
Lahan kreativitas 6 Kemampuan pengawasan desa
Museum desa 35 Status hukum 7 wisata
13 Sumber air 36 Brand Kemampuan pengelolaan bahan
14 Homestay 8 baku
Kolam renang Kemampuan perencanaan paket
15 dan taman 9 wisata
bermain anak 10 Kemampuan dalam
Wahana wisata
memberdayakan masyarakat
16 Fasilitas desa
17 wisata
11 Kemampuan bekerja sama dalam
18 Tempat 12 tim
19 produksi dan 13 Kemampuan dalam menghasilkan
fasilitas inovasi dan kreativitas
20 produksi 14 Kemampuan mempromosikan
21 Sarana produk
22 transportasi Kemampuan dalam menjalin relasi
Sanggar tari Kemampuan dalam membentuk
23 Lokasi geografis
manajemen yang solid
Akses ke
sumber bahan Kemampuan dalam meningkatkan
baku kualitas pengurus dan masyarakat
Galeri (Sumber: Data diolah, 2018 )
Outlet
Proses produksi
industri kreatif
Proses Kompetensi Inti Desa Wisata
pengawetan
produk Sanankerto
kerajinan
(Sumber: Data diolah, 2018 ) Mengacu pada hasil penelitian
yang telah dilakukan, diperoleh hasil
Analisis VRIO pada Kapabilitas bahwa desa wisata Sanankerto
Berdasarkan pada hasil uji VRIO, memiliki 12 sumber daya dan 4
kapabilitas pada desa wisata yang kapabilitas yang mampu memberikan
memiliki potensi sebagai sustained keunggulan kompetitif secara
competitive advantage terdapat 4 berkelanjutan. Berdasar pada sumber
daya dan kapabilitas tersebut maka

10
dapat disimpulkan bahwa kompetensi Keahlian dan kemampuan v v - v
Pengalaman v v - v
inti yang dimiliki oleh desa wisata
Relasi v v v v
Sanankerto adalah desa wisata Budaya kerja v v - v
Sanankerto mampu menciptakan Loyalitas v v v v
Technological know-how v - - v
destinasi wisata berkonsep ekowisata
Kearifan lokal v v v v
yang nyaman, bernilai edukasi, dan Ide dan kreativitas v v - v
Status hukum v v v v
memberikan manfaat bagi masyarakat
Brand v - v v
setempat. (Sumber: Data diolah, 2018 )
Tabel 5
Hasil Uji VRIO pada Sumber Daya
Tabel 6
Sumber Daya V R I O Hasil Uji VRIO pada Kapabilitas
Kapabilitas V R I O
Uang v - - v
Kemampuan dalam
Struktur pelaporan v - - v v - - v
mendapatkan pendanaan
Sistim koordinasi dan Kemampuan dalam melakukan
v - - v v - - v
informasi pengelolaan keuangan
Sistim perencanaan v v v v Kemampuan perencanaan
v v v v
pengembangan desa wisata
Sistim pengawasan v - - v
Kemampuan pengelolaan desa
v v v v v - - v
Bambu wisata
v v v v Kemampuan pengawasan desa
Embung Andeman v - - v
wisata
Lahan v - - - Kemampuan pengelolaan
v - - v
v v v v bahan baku
Museum desa
Kemampuan perencanaan paket
v v v v v - - v
Sumber air wisata
Homestay v - - v Kemampuan dalam
v v v v
Kolam renang dan taman memberdayakan masyarakat
v - - - Kemampuan bekerja sama
bermain anak v - - v
dalam tim
Wahana wisata v v - v Kemampuan dalam
Fasilitas desa wisata v - - - menghasilkan inovasi dan v v v v
Tempat produksi dan kreativitas
v - - - Kemampuan mempromosikan
fasilitas produksi v - - v
produk
Sarana transportasi v - - v
Kemampuan dalam menjalin
v - v v
Sanggar tari v - - v relasi
v v v v Kemampuan dalam membentuk
Lokasi geografis v - - v
manajemen yang solid
Akses ke sumber bahan baku v - v v Kemampuan dalam
v - - v meningkatkan kualitas v v v v
Galeri
pengurus dan masyarakat
Outlet v - - v (Sumber: Data diolah, 2018 )
Proses produksi industri
v - - v
kreatif
Proses pengawetan produk
v v - -
kerajinan Strategi Bersaing
Kepemimpinan v v v v
Secara umum strategi yang
Pengetahuan v v - v
Kepercayaan v - - v ditawarkan untuk desa Sanankerto

11
adalah dengan melakukan strategi Boonpring Andeman tetapi juga
diferensiasi, artinya bahwa dengan untuk keseluruhan desa wisata
memunculkan keunikan atau ciri khas dengan cara pembuatan konten
yang nantinya dapat menjadi daya promosi sosial media yang
Tarik bagi wisatawan yang tidak menonjolkan keseluruhan potensi
dimiliki oleh desa wisata lainnya, yang ada di desa wisata.
sementara secara khusus alternatif 6. Secara jangka panjang dapat
strategi yang ditawarkan bagi desa dilakukan pembentukan satu
wisata adalah sebagai berikut: kawasan pariwisata terpadu Desa
1. Mempertahankan serta Sanankerto berbasis elektronik
mengembangkan sumber daya dan dengan mengusung konsep smart
kapabilitas yang termasuk ke village dengan melakukan
dalam kategori sustained pembutaan aplikasi khusus yang
competitive advantage. dapat diakses melalui smartphone,
2. Memperbaiki dan meningkatkan yang mana pada aplikasi tersebut
sumber daya dan kapabilitas yang dimuat informasi-informasi terkait
masih bersifat temporary pariwisata desa, objek dan fasilitas
competitive advantage dan yang ditawarkan, hingga panduan
competitive parity agar mampu rute untuk memulai eksplorasi
menjadi sumber keunggulan desa wisata.
kompetitif yang berkelanjutan
pada Desa Wisata. 5. KESIMPULAN DAN SARAN
3. Menerapkan knowledge
management pada Desa Wisata. Kesimpulan
4. Melakukan pengembangan Penelitian ini dapat disimpulkan
terhadap fasilitas dan melakukan sebagai berikut:
diversifikasi produk baik yang 1. Secara implisit visi dan misi
berupa produk fisik maupun pariwisata yang dimiliki oleh desa
produk-produk paket wisata. wisata Sanankerto adalah
5. Meningkatkan promosi tidak mengembangkan desa wisata
hanya untuk objek wisata

12
berbasis ekowisata secara memberikan keunggulan
berkelanjutan. kompetitif secara berkelanjutan.
2. Berdasarkan pada identifikasi
sumber daya dan kapabilitas yang Keterbatasan
telah dilakukan, diperoleh hasil Pada penelitian ini terdapat
bahwa Desa wisata Sanankerto keterbatasan yang membatasi
memiliki sebanyak 36 Sumber penelitian ini, yaitu penilaian
daya yang terdiri atas 23 tangible menggunakan kerangka kerja VRIO
asset dan 13 intangible asset, serta hanya didasarkan pada lingkungan
memiliki 14 jenis kapabilitas. industri desa wisata yang ada di
3. Kompetensi inti yang dimiliki oleh kawasan Malang dan berdasarkan isu-
desa wisata Sanankerto adalah isu strategis pariwisata berbasis
desa wisata Sanankerto mampu community yang sedang berkembang,
menciptakan destinasi wisata sehingga belum dipertimbangkan
berkonsep ekowisata yang faktor-faktor eksternal secara
nyaman, bernilai edukasi, dan menyeluruh.
memberikan manfaat bagi
masyarakat setempat. Saran
4. Berdasarkan pada hasil analisis 1. Desa wisata perlu melakukan
yang didapatkan maka alternatif pengamatan terhadap potensi-
strategi yang ditawarkan adalah potensi yang ada di desa wisata
melakukan diferensiasi dan terus secara berkelanjutan, karena
mempertahankan serta penelitian ini hanya terfokus pada
mengembangkan sumber daya dan potensi-potensi yang ada saat ini,
kapabilitas yang bersifat sustained sehingga terdapat kemungkinan
competitive advantage serta adanya perubahan seiring dengan
mengembangkan sumber daya dan adanya perkembangan desa wisata
kapabilitas yang masih bersifat yang mengharuskan penyesuaian
competitive parity dan temporary terhadap alternatif strategi yang
competitive advantage agar diusulkan.
menjadi sumber daya yang mampu

13
2. Terkait dengan penambahan Advantage Concepts and
fasilitas seperti outlet dan tata Cases 15th Edition. Pearson
letak, sebaiknya disesuaikan Education Limited, England.
dengan konsep ekowisata, artinya
penambahan outlet sebaiknya David, R. Fred and Forest R. David.
menggunakan desain dan bahan- 2017. Strategis Management
bahan yang lebih menyatu dengan Concepts and Cases A
alam yang sesuai dengan konsep Competitive Advantage
ekowisata bambu. Approach 16th Edition.
3. Pengurus desa wisata perlu Pearson Education Limited,
melakukan edukasi terhadap England.
masyarakat terkait dengan
kesadaran wisata dan sapta pesona Grant, M. Robert. 2016.
secara berkesinambungan, Contemporary Strategy
sehingga masyarakat bisa lebih Analysis Text and Cases 9th
aware terhadap para wisatawan Edition. John Wiley & Sons
dan dapat ikut berinisiatif dalam Ltd., United Kingdom.
mengembangkan potensi
pariwisata yang ada di desa Hitt, A. Michael, R. Duane Ireland,
Sanankerto. and Robert E. Hoskisson.
2017. Strategic Management
6. DAFTAR PUSTAKA Competitiveness &
Globalization Concepts and
Badan Pusat Statistik. 2017. Berita Cases 12th Edition. Change
Resmi Statistik: Pertumbuhan Learning, USA.
Ekonomi Indonesia Triwulan
III-2017. No.101/11/Th.XX. Kementerian Pariwisata Republik
Indonesia. 2016. Laporan
Barney, B. Jay and William S. Akuntabilitas Kinerja
Hesterly. 2015. Strategic Kementerian Pariwisata
Management and Competitive Tahun 2016. Biro

14
Perencanaan dan Keuangan Ketenagalistrikan dan Aneka
Sekretariat Kementerian, Usaha, Jakarta.
Jakarta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kuantitatif, Kualitatif dan
Provinsi Jawa Timur. 2017. R&D. Alfabeta, Bandung.
Profil Desa Wisata Jatim
2017. Disbudpar Prov. Jawa Wheelen, L. Thomas dan J. David
Timur Hunger. 2003. Manajemen
Strategis. Andi, Yogyakarta.
Pearce, A. John and Richard B.
Robinson. 2013. Manajemen Wheelen, L. Thomas, J. David
Strategis: Formulasi, Hunger, Alan N. Hoffman &
Implementasi, dan Charles E. Bamford. 2018.
Pengendalian Edisi 12. Strategic Management and
Salemba Empat, Jakarta. Business Policy
Globalization, Innovation,
Prahalad, C.K and Gary Hamel. 1990. and Sustainability 15th
The Core Competence of the Edition. Pearson Education
Corporation, vol.--, no.--, pp. Limited, United Kingdom.
83
World Economic Forum, 2017, The
Purhantara, Wahyu. 2010. Metode Travel and Tourism
Penelitian Kualitatif untuk Competitiveness ;Index,
Bisnis. Graha Ilmu, diakses pada 02 Februari
Yogyakarta. 2018,
<https://www.weforum.org/re
Simanungkalit. Br. Victoria, dkk. ports/the-travel-tourism-
2017. Buku Panduan competitiveness-report-2017>
Pengembangan Desa Wisata
Hijau. Asisten Deputi Urusan

15

You might also like