Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
1.3.3 Untuk memahami aplikasi kasus kebutuhan cairan dan elektrolit di kehidupan
sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Distribusi Cairan
Cairan tubuh di distribusikan di antara dua kompartemen yaitu pada
intraseluler dan ekstraseluler. Cairan intraseluler kira-kira 2/3 atau 40% dari BB,
sedangkan cairan ekstraseluler 20% dari BB, cairan ini terdiri atas plasma (cairan
intravaskuler) 5%, cairan interstisial (misalnya, cairan di sekitar tubuh seperti
limfe) 10-15% dan transeluler (misalnya, cairan serebrospinalis, sinovia, cairan
dalam peritonium, cairan dalam rongga mata, dan lain-lain) 1-3%.
C. Fungsi Cairan
1. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh
2. Transpor nutrien ke sel
3. Transpor hasil sisa metabolisme
4. Transpor hormon
5. Pelumas antar-organ
3
6. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler
D. Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake atau masukan cairan dan
pengeluaran cairan. Pemasukan cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan
cairan setiap hari antara 1.800-2.500 ml/hari. Sekitar 1.200 ml/hari dari minuman dan
1.000 ml/hari dari makanan. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk
urine 1.200-1.500 ml/hari, feses 100 ml, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml.
4. Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retenai sodium dan air. Proses ini
dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine.
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelinan ginjal dan jantung, gangguan
hormon akan mengganggu keseimbangan cairan.
4
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran semipermeabel
dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang
sifatnya menarik.
c. Transpor Aktif
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena adanya daya aktif dari
tubuh seperti pompa jantung.
I. Pengaturan Elektrolit
a. Natrium (Sodium)
Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada cairan ektrasel
Na+ memengaruhi keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot
Sodium diatur oleh intake garam, aldosteron, dan pengeluaran urine.
Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt
b. Kalium (Potassium)
Merupakan kation utama cairan intrasel
Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi otot
Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan
keseimbangan asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion hidrogen
(H+). Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt
c. Kalsium
Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung, pembekuan
darah, serta pembentukan tulang dan gigi
Kalsium dalam cairan ektrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid
6
Hormon paratirois mengabsorpsi kalsium melalui gastrointestinal, sekresi
melalui ginjal
Hormon thirocalcitonin menghambat penyerapan Ca++ tulang
d. Magnesium
Merupakan kation terbanyak kedua pada intrasel
Sangat penting untuk aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular excibility.
Nilai normalnya sekitar 1,5-2,5 mEq/lt
e. Klorida
Terdapat pada cairan ektrasel dan intrasel, normalnya sekitar 95-105 mEq/lt
f. Bikarbonat
HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan
ekstrasel dan intrasel
Biknat diatur oleh ginjal
g. Fosfat
Merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel
Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metabolisme
karbohidrat, pengaturan asam basa
Pengaturan oleh hormon paratiroid
c. Asidosis Metabolik
Terjadi akibat akumulasi abnormal fixed acid atau kehilangan basa. PH arteri
<7,35, HCO3 menurun di bawah 22 mEq/lt. Gejala: pernapasan kusmaul (dalam dan
cepat), disorientasi, dan koma.
d. Alkalosis Metabolik
Disebabkan oleh kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa pada cairan
tubuh. Bikarbonat plasma meningkat >26 mEq/lt dan PH arteri >7, 45. Penyebab:
mencerna sebagian besar basa (misalnya BaHCO3, antasid, soda kue) untuk
mengatasi ulkus peptikum atau rasa kembung. Gejala: apatis, lemah, gangguan
mental, kram, dan pusing. Perbandingan antara bikarbonat, PH, dan PaCO 2 pada
gangguan asam basa sederhana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
2. Riwayat Kesehatan
A. Keluhan utama
Biasanya nyeri abdomen, kram, bising usus hiperaktif atau hipoaktif, anoreksia,
borborigmi, distensi abdomen, perasaan rektal penuh, fefes keras dan berbentuk,
keletihan umum, sakit kepala, tidak dapat makan, nyeri saat defekasi, mual,
muntah, konstipasi, inkontenensia defekasi, diare.
B. Riwayat kesehatan sekarang
1) Ditanyakan / menjelaskan kronologi berjalannya penyakit pasien dan Waktu
terjadinya sakit
9
2) Berapa lama sudah terjadinya sakit? Proses terjadinya sakit? Kapan mulai
terjadinya sakit? Bagaimana sakit itu mulai terjadi?
3) Upaya yang telah dilakukan
Ditanyakan :
- Selama sakit sudah berobat kemana?
- Obat-obatan yang pernah dikonsumsi?
4) Hasil pemeriksaan sementara/sekarang yang perlu dikaji dan ditanyakan:
- TTV meliputi tekanan darah, suhu, respiratorik rate, dan nadi
- Adanya patofisiologi lain seperti saat dipalpasi adanya nyeri abdomen,
sakit kepala, kram,.
- Apakah merasa mual, muntah, anoreksia dsb.
10
Menggunakan tabel aktifitas yang didasarkan pada skala 0 sampai 4, meliputi
makan, mandi berpakaian, eliminasi, mobilisaasi di tempat tidur, berpindah,
ambulansi, naik tangga.
3) Pola istirahat tidur.
Ditanyakan :
a. Jam berapa biasa pasien mulai tidur dan bangun tidur
b. Sonambolism
c. Kualitas dan kuantitas jam tidur
4) Pola nutrisi - metabolic.
Ditanyakan :
a. Berapa kali makan sehari
b. Makanan kesukaan
c. Berat badan sebelum dan sesudah sakit
d. Frekuensi dan kuantitas minum seharie.
5) Pola eliminasi.
Dikaji :
a. Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari
b. Nyeri
c. Kuantitas
6) Pola kognitif perceptual.
Adakah gangguan penglihatan, pendengaran (Panca Indra)
7) Pola konsep diri
a. Gambaran diri
b. Identitas diri
c. Peran diri
d. Ideal diri
e. Harga diri
8) Pola koping
Ditanyakan :
a. Cara / metode pemecahan dan penyelesaian masalah
b. Hasil koping dari metode yang dilakukan.
9) Pola seksual – reproduksi
Ditanyakan : adakah gangguan pada alat kelaminnya.
10) Pola peran hubungan
a. Hubungan dengan anggota keluarga
b. Dukungan keluarga
c. Hubungan dengan tetangga dan masyarakat.
11) Pola nilai dan kepercayaan
a. Persepsi keyakinan
b. Tindakan berdasarkan keyakinan
4. PEMERIKSAANFISIK
1. Data klinik, meliputi:
a. Pengukuran Klinik
b. Berat Badan
11
Kehilangan/ bertambanhnya berat badan menunjukkan adanya masalah
keseimbangan asam basa cairan :
+2 % : ringan
+5 % : sedang
+10 % : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama
c. Keadaan Umum
b. Pengukuran TTV seperti nadi, tekanan darah, suhu dan pernafasan
d. Tingkat kesadaran
c. Pengukuran pemasukan cairan
Cairan oral ; NGT dan oral
Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV
Makanan yang cenderung mengandung air
Irigasi kateter atau NGT
d. Pengukuran pengeluaran cairan
Urine : volume, kelernihan/kepekatan
Feses : jumlah dan konsisten
Muntah
Tube drainase
IWL
e. Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya+200 cc
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan elektrolit
b. Darah lengkap
c. pH
d. Berat jenis urin
12
e. AGD (Analisa Gas darah)
B. DIAGNOSAKEPERAWATAN
1. Aktual / Resiko defisit Volume Cairan Definisi : Kondisi dimana pasien
mengalami resiko kekurangan cairan pada ekstraseluler (CES) dan Vaskuler
(CIV) Berhubungan dengan :
a. Kehilangan cairan secara berlebihan
b. Berkeringant secara terus menerus
c. Menurunnya intake oral
d. Penggunaa diuretic
e. Pendarahan.
Ditandaidengan:
Hipotensi
Takhikardia
Pucat
Keklemahan
Konsentrasi urin pekat
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
1. Penyakit Addison
2. Koma
3. Ketoasidosis pada disbetik
4. Pendarahn gastrointestinal
5. Muntah diare
6. Intake cairan tidak adekuat
7. AIDS
8. Pendarahan
9. Ulcer kolon
NO INTERVENSI RASIONAL
1. Ukur dan catat setiap 4 jam: Menentukan kehilangan makan dan
- Intkae dan output cairan minum
- Warna muntahan, urine dan feses
- Monitor turgor kulit
- Tanda – tanda vital
13
- Monitor IV infuse
- CVP
- Elektrolit, BUN, hematokrit dan Hb
- Status mental
- Berat badan
2. Berikan makanan dan cairan Memenuhi kebutuhan makan dan
minum
3. Berikan pengobatan seperti antidiare dan Menurunkan pergerakan usus dan
antimuntah muntah
4. Berikan dukungan verbal dalam pemberian Meningkatkan konsumsi yang lebih
cairan
5. Lakukan kebersihan mulut sebelum makan Meningkatkan nafsu makan
6. Ubah posisi pasien setiap 4 jam Meningkatkan sirkulasi
7 Berikan pendidikan kesehatan tentang: Meningkatkan informasi dann
- Tanda dan gejala dehidrasi kerjasama
- Intake dan output cairan
- Terapi
6. Pada kluit yang edeme, berikan losion, hindari Mencegah kerusakan kulit
penekanan yang teruis – menerus.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. G
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas Klien
Nama :Tn.G
15
Tanggal Lahir : 08 Maret 1986
Usia : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan H. Bacek No.48 Tajur Ciledug
Bangsa : Indonesia
Status Pernikahan : Belum Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Diagnosa Medis : Diare akut
No.Medical Record : 00107466
Tanggal Masuk : 12 November 2016
Tanggal Pengkajian : 14November 2016
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny.R
Usia : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan H. Bacek No.48 Tajur Ciledug
Pekerjaan : Wirausaha
Hubungan dengan Klien : Ibu
3. Keluhan Utama
Pasien mengeluh BAB 5 x sehari dengan konsistensi feses yang cair, lemas, mual,
muntah dan tidak napsu makan.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien masuk ke RSU Kab. Tangerang tanggal 12 November 2016 jam 23.00 WIB
dengan keluhan utama BAB 5 x sehari dengan konsistensi feses yang cair, lemas,
mual, muntah, dan tidak napsu makan. Pasien sebelumnya telah berobat ke RS. Kota
Tangerang namun hasil yang didapatkan adalah diare biasa, karena kondisi Tn. G
yang semakin lama semakin memburuk akhirnya keluarga memustuskan untuk
berobat kembali ke RS. Awal Bros, hasil yang didapatkan dari RS tersebut Tn. G
didiagnosa oleh dr. Vivi diare akut yang disebabkan oleh komplikasi dari penyakit
lain yaitu HIV/AIDS karena di RS tersebut pengobatanya kurang lengkap, akhirnya
Tn. G di rujuk oleh dr. Vivi ke RSUD Kab. Tangerang.
b. Riwayat Kesehatan Masalalu
Keluarga mengatakan pasien pernah memiliki riwayat ambien (hemoroid)
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
16
Menurut keterangan pasien dan keluarga, anggota keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit keturunan
5. Data Psikososial
Status Emosi : Emosi terkontrol dengan baik
Kecemasan : Pasien gelisah
Gaya Komunikasi :Pasien berkumonikasi dengan baik menggunakan bahasa
Indonesia
Pola Koping : Bila ada masalah pasien mengatakan kepada keluarga
6. Data Sosial
Pasien mempunyai hubungan baik dengan keluarga dan masyarakat sekitar, sering
berinteraksi dengan keluarga dan tetangganya namun pasien lebih sering berinteraksi
dengan sesame jenis.
7. Data Spiritual
Pasien beragama islam, namun pasien jarang melakukan ibadah. Pasien akan
melaksanakan ibadahhanya jika di tuntun atau diingatkan oleh orangtuanya, teutama
ibunya seperti ketika ibunya memerintahkan untuk membaca kalimat “lailahailallah”
pasien baru mengikuti perintah ibunya.
Minum
17
2. Eliminasi 3 kali sehari, warna urine
± 5x sehari, warna kuning
BAK bening, berbau khas. Tidak
agak kecoklatan. Tidak
mengalami kelainan BAK
mengalami kelainan BAK
9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Tingkat kesadaran : Compos mentis
2) Gasgow Coma Scale : E:4 M:6 V:5
3) Tanda-Tanda Vital :
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi Rate : 19 kali/menit
Suhu : 36◦c
4) Berat Badan : 55 Kg
5) Tinggi Badan : 175 cm
18
b. Pemeriksaan Head to Toe
1) Kulit
Kulit warna putih. Turgor kulit jelek, terdapat lesi di bibir, akral dingin dan tidak
terdapat edema.
2) Kepala
Kepala simetris dengan tubuh, tidak ada pembesaran, tidak ada benjolan. Rambut
berwarna pirang, distribusinya menyebar, agak kotor, tidak mudah dicabut.
3) Mata
Mata simetris kanan dan kiri, tampak cekung, terdapat kotoran mata, sclera tidak
ikterik, konjungtiva anemis, reaksi pupil mengecilsaat terkena cahaya, pergerakan
bola mata normal, rabun dekat, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, TIO
(tekanan intra okuler) normal.
4) Telinga
Kedua telinga simetris, bentuk normal, tidak terdapat kotoran telinga, fungsi
pendengaran baik. Tidak terdapat lesi dan tidak ada nyeri tekan.
5) Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada lesi, tidak terdapat secret, tidak terdapat polip,
tidak ada napas cuping hidung, tidak ada nyeri tekan pada sinus, fungsi
penciuman baik.
6) Mulut
Bentuk mulut simetris, mukosa bibir kering, gigi kurang bersih, lidah kotor, ,
tidak terdapat stomatitis, pharing tidak ada radang, tidak ada pembesaran tonsil,
fungsi menelan baik.
7) Leher
Bentuk leher simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada distensi vena jugularis, tidak ada nyeri tekan, pergerakan leher normal.
8) Dada dan Thoraks
Bentuk dada simetris, perbandingan ekspirasi dan inspirasi sama, tidak ada
retraksi intercostal, tidak ada nyeri tekan.
9) Jantung
Tidak teraba ictus cordis, suara perkusi jantung pekak, bunyi jantung normal,
tidak ada bunyi jantung tambahan
10) Abdomen
19
Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran hati
dan limfa, serta terdapat bising usus yang meningkat mencapai 36 kali/menit pada
kuadran kiri atas.
11) Ekstrimitas atas
Bentuk tangan simetris, tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada jaringan parut,
jumlah jari lengkap, fungsi gerak normal, pada lengan kanan terpasang infus
NaCl30 tpm
Kekuatan otot :
Kanan : 3
Kiri : 3
12) Ekstrimitas Bawah
Bentuk kaki simetris, tidak ada lesi, tidak ada jaringan parut, tidak ada varises,
jumlah jari lengkap.
Kekuatan otot:
Kanan : 3
Kiri : 3
13) Genitalia
Genetalia normal, bersih, distribusi rambut mons pubis menyebar, tidak terdapat
kutu pada rambut mons pubis.
14) Anus
Terdapat hemoroid pada anus
20
HEMATOLOGI
Hematokrit 36 40-52 %
ELEKTROLIT
11. Therapi
NO NAMA OBAT ORAL YANG DOSIS
DIBERIKAN SETIAP HARI
1. Prednison 3 x 80mg
2. Rantidin 2 x 1 Amp
3. IVFD: Ringer Laktat 20 tpm
B. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. Ds: Diare Kekurangan volume
- Pasien mengatakan BAB cair
cairan
Frekuensi BAB
5x sehari, minum ±10 gelas,
meningkat
muntah.
Do:
Hilang cairan & elektrolit
- Pasien terlihat gelisah
- Turgor kulit jelek berlebihan
- Mukosa bibir tampak kering
- Hasil TTV: Gangguan keseimbangan
Tekanan Darah :
cairan & elektrolit
21
100/70mmHg
Nadi : 80 kali/menit Dehidrasi
Respirasi Rate : 19 kali/menit
Suhu : 36oC Kekurangan volume
Bising usus : 36x/ menit
cairan
2. Ds: Diare Resiko
ketidakseimbangan
- Pasien mengatakan mual,
nutrisi kurang dari
muntah, lemas, tidak napsu Distensi abdomen
kebutuhan tubuh
makan.
Do:
Mual muntah
- BB = 55 kg, TB = 175 cm
- BMI = 18 Nafsu makan menurun
22
Elastisitas turgor pemberian cairan
kulit baik IV(NACL 0,9%)
Membran mukosa Kolaborasi
lembab pemberian obat
Tidak ada rasa antidiare
haus yang
berlebihan
14-11- 2. Resiko Setelah dilakukan - Ukur BB dan TB
- Anjurkan pasien
2016 ketidakseimbang tindakan keperawatan
untuk banyak
an nutrisi selama 1 x 24 jam
istirahat
kurang dari diharapkan
- Anjurkan minum
kebutuhan tubuh berkurangnya resiko
air hangat
b.d penurunan ketidakseimbangan - Beri makanan
intake makanan nutrisi kurang dari dengan porsi
kebutuhan tubuh. sedikit namun
sering
Kriteria Hasil: - Anjurkan makan
selagi hangat
- Nafsu makan
meningkat
- Hilang rasa mual
dan muntah
- BB tetap atau
bertambah
- BMI dalam rentan
normal
23
E. IMPLEMENTASI
24
F. EVALUASI
A = Masalah teratasi
P = Hentikan intervensi
2. 15-11-2016 S = Pasien mengatakan rasa mual dan
07:00 WIB
muntahnya hilang, nafsu makan mulai
bertambah.
A = Masalah teratasi
P = Hentikan Intervensi
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu:
volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan
ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas
ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan
keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan
untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal
juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur
keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang
turut berperan dalam keseimbanganasam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion
hidrogen dan CO2 dan system dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh
4.2 Saran
Kebutuhan cairan tubuh tidak hanya berasal dari konsumsi air putih saja, melainkan juga
dari makanan dan minuman yang mengandung air. Meskipun begitu, akan jauh lebih baik
bila kita memilih untuk mengkonsumsi air putih ketimbang jenis minuman lainnya yang
banyak mengandung gula, kalori, kafein dan zat-zat lainnya.
26