You are on page 1of 28

BLOK 12 PENYAKIT DAN KELAINAN

JARINGAN LUNAK RONGGA MULUT

SKENARIO 1

WRAP UP

KELOMPOK 10

Dosen tutorial: drg. Alisa Novianty Pratiwi, M. Kes

Ketua : Adzkia Dheyatika Asri 1112017001

Sekretaris : Miska Adilah 1112017038

Anggota : Julia Salsabila Imara 1112016023

Auryn Larisa Rachmaudina 1112017008

Caesar Hendrafadillah Daminggo 1112017015

Faradila Rochmana 1112017024

Intan Sumilauwati 1112017031

Rifqi Bayu Praditama 1112017045

Shela Kusuma Al Azhar 1112017051

Widiya Novita Sari 1112017058

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS YARSI

2018/2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah kami dapat
menyelesaikan wrap up ini tepat waktu. Tak lupa pula kami kirimkan shalawat serta salam
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.

Penulisan wrap up ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok Tutorial Blok 12 Penyakit
dan Kelainan Jarigan Lunak Rongga Mulut Skenario 1.

Dalam wrap up ini kami menguraikan mengenai masalah Skenario 1.

Dalam penyelesaian wrap up ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari beberapa
pihak. Oleh karna itu, sudah sepantasnya kami ucapkan terima kasih kepada.

1. drg. Alisa Novianty Pratiwi, M. Kes selaku dosen pembimbing tutorial.


2. Orang tua kami yang banyak memberikan support dan dukungan baik moril maupun
materil.
3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu persatu yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karna itu kami
mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan wrap up di masa mendatang. Harapan kami
semoga wrap up ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak. Amin.

Daftar isi
Skenario
Seorang pasien laki-laki berusia 43 tahun dating ke drg di RSGM YARSI dengan keluhan
lidah terdapat celah yang tidak terasa sakit. Dokter gigi kemudian melakukan pemeriksaan
klinis intra oral dan menemukan lesi fissure di dorsal lidah. Dokter menduga diagnosis kerja
adalah Fissure tongue yang merupakan salah satu varian normal jaringan lunak di rongga
mulut.
Kata sulit

Lesi fissure : Lesi yang berupa garis celah normal dengan tepi tajam

Fissured tongue : Kondisi varian normal yang ditandai dengan terdapat celah pada

dorsum lidah, umumnya tidak ada gejala sakit


Pertanyaan dan jawaban

1. Apa itu varian normal?


2. Apa saja ciri-ciri varian normal?
3. Apa saja macam-macam varian normal?
4. Apa etiologi dari Fissure tongue?
5. Bagaimana gambaran klinis dari Fissure tongue?
6. Apa perawatan untuk penderita Fissure tongue?
Jawaban

1. - Keragaman bentuk, letak, ukuran, hubungan berbagai struktur dari tubuh yang
tidak bersifat patologis.
- Fleksibilitas normal dalam morfologi dan topografi pada struktur tubuh
2. Asimtomatik, simetris bilateral, statis/ tidak beruah, lebih terlihat saat bertambah usia.
3. - Fordyce granule,
- Hairy tongue,
- Fissure tongue,
- Scalloped tongue,
- Oral melanotic macule,
- Linea alba,
- White sponge nevus,
- Ankyloglosia,
- Leukoedema, dan lainnya.

4. Faktor herediter dan manifestasi dari Down syndrome dan Sjorgen syndrome
5. - Fissure lebih dari 1 yang dalamnya hingga 2- 6 mm,
- Fissure central terbesar dengan cabang Fissure kecil di sekelilingnya dan adanya
Fissure vertical, Transversal, Oblique

6. Edukasi, menjaga oral hygiene, menggunaka cairan H2O2 untuk membersihkan debris
makanan yang ada pada fissure.
SKEMA

Macam-
macam

Etiologi
Varian
Normal Gambaran
Klinis

Perawatan

Sasaran Belajar
LO 1. Memahami dan menjelaskan variasi normal

1.1 Definisi Variasi Normal


1.2 Ciri-ciri Variasi Normal

LO 2. Memahami dan menjelaskan macam-macam variasi normal

2.1 Fordyce granule


2.2 Hairy tongue
2.3 Fissure tongue
2.4 Cheek bitting
2.5 Leukoedema

2.6 Makroglossia
2.7 Lingual Varicosities
2.8 Geographic tongue
2.9 Median Rhomboid glossitis

2.10 Torus palatinal


2.11 Torus mandibula
2.12 Scalloped tongue
2.13 Oral melanotic macule
2.14 Linea Alba
2.15 White Sponge Nevus
2.16 Angkyloglossia
2.17 Papilitis
2.18 Aglossia Bifid Tongue
2.19 Lingual Tonsil
2.20 Pigmentasi fisiologis

LO 3 . Keanekaragaman fisik manusia dalam pandangan Islam

LO 1. Memahami dan menjelaskan variasi normal


1.1 Definsi variasi normal
Variasi normal pada rongga mulut adalah lesi yang terlihat secara klinis pada intra
oral maupun peri oral, yang merupakan bentukan variasi normal secara anatomis.
Lesi variasi normal dapat berasal dari jaringan lunak maupun jaringan keras rongga
mulut. Secara tampilan klinis bentuknya bisa berupa papula, makula, nodula. Warnanya
bisa berwarna putih, kuning, dan merah kebiruan. Lesi variasi normal terdapat pada lidah
dan mukosa mulut lain.
1.2 Ciri – ciri variasi normal
Beberapa gambaran klinis merupakan ciri khas dari variasi anatomis normal. Satu
atau dua dari gambaran klinis berikut merupakan suatu bukti yang lemah bahwa variasi
normal merupakan penjelasan dari suatu penemuan klinis yang tidak biasa. Tetapi
bagaimanapun juga, adanya beberapa gambaran klinis yang dijelaskan di bawah ini pada
suatu penemuan klinis merupakan suatu bukti bahwa penemuan klinis tersebut merupakan
variasi anatomis normal.
Gambaran klinis yang pertama ialah bahwa biasanya variasi normal akan
menunjukkan penampakan yang “simetris bilateral” baik lokasinya maupun tingkat
perluasannya. Beberapa penyakit dapat menghasilkan lesi yang simetris bilateral, namun
baik tingkat maupun perluasan dari gambaran abnormal yang dihasilkan oleh penyakit
biasanya akan berbeda dari satu sisi ke sisi yang lainnya.
Gambaran klinis yang kedua yaitu bahwa biasanya variasi normal berada pada lokasi
yang dapat diprediksi.
Gambaran klinis yang ketiga adalah variasi normal biasanya “asimptomatik”. Bila
terdapat gejala lain yang dihasilkan dari suatu abnormalitas yang dicurigai, maka dapat
disimpulkan bahwa kemungkinan besar suatu abnormalitas ini merupakan suatu penyakit.
Gambaran klinis yang keempat ialah bahwa biasanya variasi normal merupakan
“independent finding”. Lesi intra oral biasanya menunjukkan perubahan atau manifestasi
sekunder seperti eritema atau berubahnya konsistensi jaringan selain ditemukan
manifestasi primer.
Gambaran klinis yang kelima ialah bahwa variasi normal biasanya statis atau tidak
berubah. Penyakit biasanya menghasilkan manifestasi yang dapat membaik atau malah
semakin berkembang atau memburuk pada proses re-evaluasi.
Gambaran klinis yang keenam ialah bahwa variasi normal dari suatu jaringan yang
normal biasanya akan “lebih terlihat jelas seiring dengan bertambahnya usia” pada pasien.
Hal ini dapat terjadi karena penampakan yang tidak lazim ini biasanya lebih sering terjadi
pada pasien yang telah dewasa atau dapat juga karena manifestasi primer akan lebih jelas
terlihat setelah bertahun-tahun terpapar pada lingkungan rongga mulut. Maka dari itu,
jaringan rongga mulut yang tidak lazim pada anak-anak memiliki kemungkinan yang
lebih besar bahwa jaringan tersebut merupakan suatu penyakit.
Gambaran klinis yang terakhir ialah bahwa jaringan normal yang terlihat tidak lazim
biasanya “tidak akan mengalami perubahan bila diberi perawatan empiris”, sedangkan
lesi yang merupakan suatu penyakit biasanya akan mengalami perbaikan atau malah
semakin memburuk di bawah pengaruh perawatan.1

LO 2. Memahami dan menjelaskan macam-macam Variasi Normal

2.1 Fordyce granule


a. Definisi
Kelenjar sebasea ektopik atau sebaseous choristomas (jaringan normal yang terdapat
pada lokasi yang abnormal) didalam mukosa oral. Pada keadaan normal kelenjar
sebasea ini terlihat didalam dermal adnexa yang berhubungan dengan folikel rambut.
b. Etiologi
Developmental origin dan bukan merupakan suatu penyakit namun gangguan
developmental.
Beberapa faktor misalnya pengaruh emosional atau hormonal dan perubahan
kimiawi pada komponen keringat diduga berperan dalam mencetuskan penyakit.
Gejala dan tanda penyakit fordyce timbul saat masa subur terutama pada perempuan,
saat fungsi kelenjar apokrin meningkat setelah menopause biasanya lesi menghilang.
c. Gambaran Klinis

Gambar 1. Fordyce granule

Muncul dalam bentuk papula berwarna putih kekuningan yang multiple atau bisa
juga sebagai papula berwarna putih. Paling banyak terdapat pada mukosa bukal dan
berupa garis merah terang di bibir atas. Dapat pula terlihat pada retromolar pad dan
pada pillar tonsil anterior.

d. Perawatan

Diperlukan prosedur pembedahan namun pada kasus dengan garis merah diatas bibir
harus dilakukan pembedahan karena alasan mengganggu estetik
2.2 Hairy tongue
a. Definisi
Pemanjangan secara abnormal dari papila filiformis yang membuat dorsum lidah
tampak seperti berambut dan terjadi perubahan warna
b. Etiologi
Penyebab utama dari hairy tongue adalah hipertropi papilla filiformis pada bagian
dorsum lidah, umumnya disebabkan kurangnya stimulus mekanis dan pembersihan.
Kondisi ini sering ditemukan pada masyarakat dengan oral hygiene buruk. Selain itu
hairy tongue juga terjadi pada perokok, peminum kopi dan teh, pengguna obat kumur,
diet lunak dengan sedikit serat.
c. Gambaran klinis
Semua kasus hairy tongue ditandai dengan hipertropi papila filiformis disertai sedikit
jumlah deskuamasi normal. Papila filiformis normal berukuran 1mm sedangkan pada
hairy tongue panjang papila filiformis lebih dari 3mm

Gambar 2. Hairy tongue

d. Perawatan
Tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika OH buruk maka dianjurkan untuk
berkonsultasi dengan doktergigi sehingga dapat didiagnosis dan diobati sejak awal.
jika kondisi ringan tanpa gejala maka yang terbaik adalah melakukan perawatan gigi
dan mulut seperti penggunaan pembersih lidah dan menggosok permukaan dorsal
lidah sesering mungkin sehingga mencegah akumulasi partikel makanan dan bakteri.1

2.3 Fissure tongue

a. Definisi
Kondisi varian normal yang ditandai dengan terdapatnya celah yang dalam di
dorsum lidah dan umumnya tidak ada gejala sakit. Biasanya kedalamannya 2-6mm
dan semakin bertambah nyata seiring bertambahnya usia.
b. Etiologi
Kondisi ini herediter/gen terlihat saat jelas dengan bertambah jelas seiring
bertambahnya usia, fissure tongue juga manifestasi dari syndrome sjorgen, down
syndrome dan psoriasis.
c. Gambaran klinis

Gambar 3. Fissure tongue

Variasi dalam bentuk, jumlah, kedalaman panjang serta pola dari celah tersebut.
Celah fissure tongue terdapat lebih dari 1 dan sedalam 2-6mm, biasanya
asimptomatik dan ditemukan secara kebetulan

d. Perawatan
Edukasi pasien bahwa fissure tongue adalah variasi normal dan tidak bahayaserta
harus menjaga oral hygiene.

2.4 Cheek bitting

a. Definisi
Lesi putih pada jaringan mulut yang disebabkan iritasi kronik akibat menyedot pipi
yang berulang-ulang, menggigit pipi, atau mengunyah.
b. Etiologi
- Terjadi pada orang yang sedang stress/kegelisahan atau psikologinya yang
sedang bermasalah, sehingga menyebabkan bibir dan pipinya tergigit tidak
sengaja
- Kebiasaan buruk
- Gigi yang tajam atau runcing
- Efek samping dari teeth grinding
- Kelainan TMJ dan juga disfungsi otot
c. Gambaran Klinis
Gambar 4. Cheek bitting
Lesi putih pada jaringan mulut yang disebabkan oleh iritasi kronik. Terdapat area
traumatis yang menebal, terbentuk jaringan parut, dan lebih pucat dibandingkan
jaringan di sekitarnya.
Pasien dengan kondisi seperti ini menyadari kebiasaannya tersebut, namun dia tidak
mengetahui bahwa ternyata dalam mulutnya sudah terbentuk lesi. Selain itu juga
terlihat di bibir dan lidah sebagai kombinasi lesi traumatik.
Sering ditemukan pada kedua sisi posterior dari mukosa bukal sepanjang bidang
oklusi. Didapat kekasaran atau adanya small tagz pada permukaan jaringan mulutnya.
2

d. Perawatan
Selama lesi tersebut disebabkan karena kebiasaan yang tidak disadari, tidak
diperlukan adanya tindakan. Meskipun begitu, kebiasaan ini tidak bisa dihentikan,
maka diperlukan night guard occlusal plastic.1

2.5 Leukoedema
a. Definisi
Leukoedema merupakan salah satu dari variasi normal mukosa rongga mulut dimana
muksoa rongga mulut memiliki penampakan berwarna abu-abu dan opak.
b. Etiologi dan patogenesis
Leukoedema adalah perubahan mukosa yang umum, yang dapat dikatakan lebih
mewakili variasi kondisi normal daripada perubahan patologis sejati. Insidensi
leukodema cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Kondisi ini jauh lebih
sering terjadi pada orang kulit hitam dibandingkan kulit putih, yaitu dilaporkan terjadi
50% pada anak-anak kulit hitam dan 92 % pada orang dewasa kulit hitam.
c. Gambaran Klinis
Gambar 5. Leukoedema terjadi di mukosa bukal
Leukoedema tampak sebagai diskolorasi (perubahan warna) mukosa menjadi tampak
keputihan, diffuse, dan filmy (seperti lapisan film), dengan banyak lipatan-lipatan
permukaan yang diakibatkan mengkerutnya mukosa. Lesi tidak dapat dikelupas, dan
menghilang atau memudar saat mukosa diregangkan. Leukoedema paling sering
terjadi di mukosa bukal (pipi bagian dalam) secara bilateral (kanan dan kiri), dan
kadang-kadang dapat ditemui pada mukosa labial (jaringan lunak bibir), palatum
(langit-langit) lunak, dan dasar mulut.2
d. Perawatan
Tidak ada perawatan yang diindikasikan karena kondisi ini adalah variasi normal.

2.21 Makroglossia
a. Definisi
Makroglossia merupakan suatu keadaan lidah yang mempunyai ukuran lebih besar
dari normal. Untuk menilai ukuran lidah, maka lidah harus dalam keaadaan istirahat,
tinggi normal dari dorsum lidah harus sama dengan bidang oklusal dari gigi bawah,
tepi-tepi lateral lidah harus berkontak dengan gigi, lidah yang melebihi dimensi ini
disebut makroglossia.
b. Etiologi
Etiologi makroglosia dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan utama yaitu true
makroglosia dan pseudo makroglosia.
 True Makroglosia
True Makroglosia adalah pembesaran lidah murni yang disebabkan oleh
bertambahnya otot lidah dan menimbulkan maloklusi gigi yang disebabkan
tekanan lidah terhadap gigi. True makroglosia bisa didapat secara kongenital
(dibawa lahir) dan akuired (didapat). True makroglosia yang didapat secara
kongenital dapat disebabkan oleh hemangioma, limfangioma, sindroma Down
dan sindroma Beckwith-Wiedemann, sedangkan makroglosia akuired
disebabkan oleh hipotiroidisme (kretinisme), akromegali dan amiloidosis.
 Pseudo Makroglosia
Pseudo makroglosia antara lain, kebiasaan postur lidah (menjulurkan lidah),
pembesaran tonsil, adenoid, hipotonia pada lidah serta defisiensi mandibula.
Faktor predisposisi dari makroglosia adalah karena kehilangan gigi geligi
rahang bawah dalam jumlah yang banyak, dapat pula disebabkan oleh tumor,
radang dan perubahan hormonal (misalnya pada kretinisme dan akromegali)3
c. Gambaran klinis

Gambar 6. Makroglosia
Lidah berukuran lebih besar dari ukuran normal, biasanya terdapat garis atau
cetakan gigi (identetion marking) pada tepi lidah, seringkali lidah menunjukkan
papilla fungiformis yang membesar.
Makroglosia dapat menyebabkan gangguan kesehatan umum seperti, kesulitan
makan,menelan, berbicara dan bernafas, sehingga mengakibatkan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak, selain itu makroglosia juga dapat
menimbulkan kelainan pada gigi dan rahang.1
d. Perawatan
Perawatan makroglosia tidak akan berhasil kecuali menghilangkan
penyebabnya, perawatan makroglosia secara surgikal dapat dilakukan dengan
glossektomi, sedangkan perawatan yang ditimbulkan makroglosia terhadap gigi
dapat dikoreksi dengan perawatan ortodonti.

2.22 Lingual Varicosities


a. Definisi
Lesi berupa titik atau tonjolan berwarna biru yang terdapat pada permukaan ventral
lidah.
b. Etiologi
Pembesaran pembuluh darah vena pada permukaan ventral lidah.
c. Gambaran klinis
Gambar 7. Lingual varicosities
Lesi benjolan berwarna ungu, asimtomatis, sering ditemukan pada pasien usia lanjut.
d. Perawatan
Jika tidak terdapat keluhan tidak di lakukan tindak lanjut

2.23 Geographic tongue


a. Definisi
Kondisi yang mengenai ujung, tepi lateral dan permukaan dorsum lidah dan terkadang
meluas sampai ke bagian ventral lidah. Geographic tongue dapat ditemukan juga pada
mukosa bukal, bibir, gingival, uvula, dasar mulut, palatum molle dan bahkan tonsil.
Lesi ini dapat muncul atau berpindah lokasi pada permukaan lidah.3
b. Etiologi
Stress, defisiensi nutrisi, faktor hormonal, herediter
c. Gambaran klinis

Gambar 8. Geographic tongue


Bermanifestasi secara klinis sebagai area terlokalisasi, melingkar tidak teratur, berupa
bercak merah yang dikelilingi oleh batas putih yang sedikit menonjol.
d. Perawatan
Jika asimtomatis tidak terdapat perawatan atau terapi khusus untuk kondisi ini, jika
simtomatis menggunakan topical corticosteroid.

2.24 Median Rhomboid glossitis


a. Definisi
Merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan adanya daerah kemerahan dan
hilangnya papila lingual, terletak di dorsum lidah pada garis tengah di depan papila
sirkumvalata.
b. Etiologi
Diduga disebabkan oleh infeksi jamur kronis biasanya jenis kandidiasis oral.
Faktor predisposisi termasuk merokok, pemakaian gigi tiruan, menggunakan
semprotan kortikosteroid atau inhaler dan penderita Human Immunodeficiency Virus
(HIV).
c. Gambaran klinis

Gambar 9. Median Rhomboid glossitis

Tidak menimbulkan rasa sakit, asimtomatis, tampilan khas lesi berebntuk oval atau
belah ketupat yag terletak di midline dari permukaan dorsal lidah, lesi biasanya
simetris, berbatas tegas.
d. Perawatan
Tidak di perlukan perawatan.

2.25 Torus palatinal

a. Definisi

Torus palatinal merupakan kondisi dimana terdapat tonjolan atau benjolan tulang
(eksostosis) pada langit-langit mulut (palatum). Biasanya, tonjolan ini tertutup
oleh mukosa yang tipis dan sedikit pembuluh darah.
b. Etiologi

Suatu pembesaran, penonjolan yang membulat pada rongga mulut. Torus


dianggap sebagai suatu anomali yang berkembang.

c. Gambaran klinis

Gambar 10. Torus palatinal

Eksostosis tulang (pertumbuhan ke luar) yang terletak digaris tengah palatum


durum, disebelah posterior dan gigi biskuspid.

d. Perawatan

Torus palatinal harus diangkat jika mengganggu fungsi makan, bicara, atau
perangkat prostetik.

2.26 Torus mandibula


a. Definisi
Torus mandibularis adalah pembengkakan dengan karakteristik jinak, akibat kerja
yang berlebihan dari osteoblas dan tulang didepositkan di sepanjang garis
fusi/penyatuan palatine atau hemimandibular bodies.
b. Etiologi
Genetik, karena penebalan tulang mandibula yang berlebih.
c. Gambaran klinis

Gambar 11. Torus mandibular


- Asimtomatis kecuali saat terkena trauma

- Terasa keras, dengan keadaan mukosanya normal

- Mukosanya berwarna normal atau kekuningan

- Tidak terasa sakit

- Bentuknya bermacam-macam (nodul, lobus, irreguler)

d. Perawatan
Torus dihilangkan dengan di eksisi (alveolektomi) jika menimbulkan kesulitan
saat menggunakan gigi tiruan.

2.27 Scalloped tongue


a. Definisi
Suatu keadaan yang ditandai dengan lekukan-lekukan pada tepi lateral lidah
b. Etiologi
Kelainan yang sering ditemukan yang ditandai oleh indentasi pada tepi lateral
lingua. Kondisi ini disebabkan oleh tekanan abnormal misalnya bruxism.
Biasanya lesi bersifat bilateral yaitu lidah berkontak erat dengan gigi geligi.
Penyebabnya karena gerakan menghisap lidah, clenching, bruxism.
c. Gambaran klinis
Gambar 12. Scalloped tongue
Menunjukan Tepi menonjol, Berkelok-kelok dan Berwarna putih
d. Perawatan
Perawatannya ditujukkan untuk menghilangkan kebiasaan buruk. Linea alba yang
mencolok pada mukosa bukal suatu temuan yang menyertai scalloped tongue
disebabkan oleh tekanan intraoral negatif yang berhubungan dengan menghisap
lidah pada orang yang mempunyai kebiasaan bruxism dan clenching.

2.28 Oral melanotic macule


a. Definisi
Makula melanotik adalah lesi berpigmen jinak pada rongga mulut
ditandai dengan peningkatan pigmentasi melanin.
b. Etiologi
Berasal dari deposisi melanin yang bersifat lokal, disepanjang lapisan basal
epithelium dan lapisan permukaan jaringan ikat.
c. Gambaran klinis

Gambar 13. Oral melanotic macule


Lokasinya ada di bibir, berbentuk macula, soliter dengan ukuran kurang dari 1
cm, berbatas jelas, oval atau ireguler pada garis luarnya. Ukuran maculenya tidak
bisa membesar, dan tidak bertambah gelap karena sinar matahari.
d. Penatalaksanaan
Pada umumnya tidak membutuhkan terapi, tetapi bisa dilakukan operasi jika
mengganggu.
2.29 Linea Alba
a. Definisi
Linea alba merupakan perubahan yang banyak terjadi pada mukosa pipi.
b. Etiologi
Linea alba terjadi karena tekanan atau isapan pada permukaan bukal gigi.
c. Gambaran Klinis

Gambar 14. Linea alba


Lesi tampak sebagai garis putih yang lebih menonjol dibandingkan sekitarnya,
terletak di sepanjang garis oklusi dan asimtomatik. Jika dilakukan palpasi, teraba
konsistensinya normal.1
d. Perawatan
Tidak diperlukan perawatan.

2.30 White Sponge Nevus


a. Definisi
White sponge nevus atau penyakit Cannon, merupakan genodermatosis yang
jarang terjadi.
b. Etiologi
White sponge nevus merupakan kondisi jinak yang diwariskan secara autosomal
dominan, walaupun tampilannya bervariasi. Ini terjadi karena mutase titik di
dalam gen yang mengkode protein keratin 4 dan 13.
c. Gambaran klinis
Kondisi ini asimtomatik dan bercirikan lesi putih melipat yang dalam pada
beberapa bagian mukosa, terutama mukosa bukal. Bagian lain dalam tubuh
mungkin terkena, termasuk mukosa vagina, vulva, anus, dan esofagus. Walaupu
asalnya perkembangan, white sponge nevus tidak baru terlihat pada dekade kedua
kehidupan.
Gambar 15. White sponge nevus
d. Perawatan
Tidak ada perawatan yang dianjurkan karena kondisi ini jinak dan tidak ada
berpotensi ganas. Beberapa laporan di literatur menunjukkan perbaikan gejala
setelah terapi antibiotik, tetapi alasan dan kegunaan pendekatan ini belum jelas.4

2.31 Angkyloglossia
a. Definisi
Ankyloglossia berasal dari bahasa Yunani yaitu angkylos “tidak lurus”, glossia
“lidah”. Partial ankyloglossia biasanya juga disebut dengan tongue tie dimana
kondisi ini disebabkan frenulum yang pendek pada lidah atau frenulum melekat
sampai keujung lidah. Ankyloglossia dapat mempengaruhi cara bicara (terutama
sulit untuk mengucapkan huruf t, d, l, th, dan s), mastikasi, menyusui untuk bayi,
kebersihan mulut dan lingkungan sosial.
b. Etiologi
Ankyloglossia terjadi karena kegagalan dalam degenerasi sel yang mengarah pada
hubungan antara lidah dengan dasar mulut. Insidensi dari tongue tie bervariasi
dari 0,25%.
c. Gambaran Klinis
Gambar 16. Ankyloglossia
Ankyloglossia disebabkan frenulum yang pendek pada lidah atau frenulum
melekat sampai keujung lidah. Lidahnya tidak dapat menyentuh palatum dan
sulit untuk menjangkau gigi bagian labial kiri dan kanan rahang atas.
d. Perawatan
Pembedahan dapat dilakukan sebagai terapi tongue tie adalah frenektomi.
Frenektomi merupakan salah satu prosedur bedah preprostetik. Prosedur
sederhana dimana sebagian atau seluruh frenulum yang bermasalah dibuang
secara bedah dengan tujuan untuk mengembalikan keseimbangan kesehatan
mulut dan retensi serta stabilitas gigi tiruan.5
2.32 Papilitis
a. Definisi
Papilitis merupakan kondisi medis di mana permukaan lidah, terutama papila
fungiformis meradang dan membesar.
b. Etiologi
 Gangguan gastrointestinal
 Asma
 Alergi serbuk bunga
 Iritasi konstan lidah
 Trauma atau menggigit lidah
 Sensitivitas lingkungan lidah menekankan perubahan hormonal atau fluktuasi
(seperti dengan menstruasi)
 Merokok.1
c. Gambaran Klinis

Gambar 17. Papilitis


Terdapat benjolan di lidah yang asimptomatik.
d. Perawatan
Tidak ada perawatan khusus yang dapat dilakukan.
2.33 Aglossia Bifid Tongue
a. Definisi
Aglossia bifid tongue merupakan keadaan dimana 2/3 anterior lidah terbagi 2.
Pathogenesis dari aglossia bifid tongue ini adalah kegagalan penyatuan dua
bagian lateral lingual swelling sehingga menghasilkan sebuah alur yang dalam.
Lapisan mesenkimal tidak berproliferasi untuk menghilangkan alur tersebut.
Seiring berjalannya waktu lapisan mesenkimal tumbuh kearah anterior dan alur
akan semakin terpisah.
b. Etiologi
Kongenital, oral-facial-digital syndrome, Larsen syndrome
c. Gambaran klinis

Gambar 18. Aglossia Bifid Tongue


Lidah seperti terbagi menjadi 2 bagian, tampak seperti lidah ular.
d. Perawatan
Untuk kasus ini bergantung pada derajat keparahan dan potensinya untuk
menimbulkan masalah dalam rongga mulut, dan dapat ditangani dengan tindakan
bedah.

2.34 Lingual Tonsil


a. Definisi
Sensitivitas papila yang lebih dominan terhadap rasa asam yang diinervasi oleh
nervus glossopharyngeal (IX).
b. Etiologi
Tidak ada etiologi maupun faktor yang mendukung terjadinya Lingual tonsil dan
tidak semua manusia memiliki Lingual Tonsil.
c. Gambaran klinis

Gambar 19. Lingual Tonsil


Pada sisi lateral dari daerah posterior lidah, maka dapat tampak papilla foliata.
Papilla-papila ini memiliki bentuk seperti daun yang menonjol mengarah seperti
lipatan-lipatan vertikal.6
d. Perawatan
Tidak ada perawatan khusus yang dapat dilakukan.

2.35 Pigmentasi fisiologis


a. Definisi
Suatu pigmentasi gelap yang menyeluruh dan konstan pada mukosa mulut,
umumnya pada orang orang berkulit gelap (Melanoderm).
b. Etiologi
Keadaan fisiologis yang diakibatkan bertambahnya melanin, yaitu suatu pigmen
yang terletak dalam lapisan basal mukosa dan lamina propria.

c. Gambaran klinis
Gambar 20. Pigmentasi fisiologis
Daerah yang umum untuk mengamati pigmenyasi rasial adalah pada bagian
gingival cekat. Seringkali tampak seperti pita yang diffuse, gelap dengan betas
jelas, simetris dan tanpa gejala. Daerah lain yang dapat terkena adalah mukosa
pipi, palatum keras, bibir dan lidah biasanya simetris, menetap, dan tidak
merubah morfologi yang normal seperti stipling gingival yang dapat terjadi ada
seluruh umur dan dapat terjadi di berbagai macam lokasi di dalam rongga mulut.
d. Perawatan
Tidak ada perawatan untuk variasi normal ini karena bersifat asimptomatik.

LO III. Keanekaragaman fisik manusia dalam pandangan Islam

(Q.s: Al – Hujurat: 13)

‫س إإنناَ يخليمقناَسكمم إممن يذيكرر يوأ سمنثْى يويجيعملناَسكمم س‬


‫شسعوباَ ا يويقباَإئيل لإيتعاَيرسفوا إإنن أيمكيريمسكمم إعمنيد‬ ‫يياَ أييييهاَ النناَ س‬
‫ا يعإليمم يخإبيمر‬ ‫ا أيمتقاَسكمم إإنن ن ي‬ ‫نإ‬
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal”.

Tafsir:

Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa ayat ini turun ketika Rasulullah saw. memerintahkan
untuk menikahkan beberapa budak / orang-orang non-Arab dengan anak-anak perempuan
keturunan Arab. Maka mereka terheran-heran dan berkata: “Wahai Rasulullah apakah engkau
memerintahkan kami untuk menikahkan anak-anak perempuan kami dengan para budak?”
Maka turunlah ayat ini dan membatalkan pemikiran-pemikiran takhayul ini.

Dalam kitab al-Kafi disebutkan dari Abu Bakar al-Hadhrami dari Abi Abdillah as berkata:
Sesungguhnya Rasulullah saw menikahkan Miqdad bin al-Aswad dengan Dhuba’ah binti az-
Zubair bin Abdul Muththalib, beliau menikahkannya agar mereka tahu bahwa yang paling
mulia di antara mereka di Sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara mereka.

Daftar Pustaka

1. Langlais P, Miler C. Atlas berwarna: kelainan rongga mulut yang lazim. Jakarta:
penerbit Hipokrates, 2000.
2. Laskaris, george. Atlas saku penyakit mulut. Ed 2. Jakarta: EGC, 2013.
3. Bruch, J. M. & Treiser, N. S. 2010. Clinical Oral Medicine and Pathology. New York:
Human Press.
4. Lewis M dan Jordan M. Penyakit mulut diagnosis dan terapi. Edisi 2. Purwanto, alih
bahasa. Jakarta: EGC; (tahun). Hal 70
5. Mandalas H dan Widya. Perawatan pada pasien Ankyloglossia. J Dental. 2017 Juli;
4(1): Hal 67-71
6. Ghom, Anil Govindrao. Textbook of Oral Medicine. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publishers.

You might also like