Professional Documents
Culture Documents
SKENARIO 1
WRAP UP
KELOMPOK 10
UNIVERSITAS YARSI
2018/2019
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah kami dapat
menyelesaikan wrap up ini tepat waktu. Tak lupa pula kami kirimkan shalawat serta salam
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Penulisan wrap up ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok Tutorial Blok 12 Penyakit
dan Kelainan Jarigan Lunak Rongga Mulut Skenario 1.
Dalam penyelesaian wrap up ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari beberapa
pihak. Oleh karna itu, sudah sepantasnya kami ucapkan terima kasih kepada.
Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karna itu kami
mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan wrap up di masa mendatang. Harapan kami
semoga wrap up ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak. Amin.
Daftar isi
Skenario
Seorang pasien laki-laki berusia 43 tahun dating ke drg di RSGM YARSI dengan keluhan
lidah terdapat celah yang tidak terasa sakit. Dokter gigi kemudian melakukan pemeriksaan
klinis intra oral dan menemukan lesi fissure di dorsal lidah. Dokter menduga diagnosis kerja
adalah Fissure tongue yang merupakan salah satu varian normal jaringan lunak di rongga
mulut.
Kata sulit
Lesi fissure : Lesi yang berupa garis celah normal dengan tepi tajam
Fissured tongue : Kondisi varian normal yang ditandai dengan terdapat celah pada
1. - Keragaman bentuk, letak, ukuran, hubungan berbagai struktur dari tubuh yang
tidak bersifat patologis.
- Fleksibilitas normal dalam morfologi dan topografi pada struktur tubuh
2. Asimtomatik, simetris bilateral, statis/ tidak beruah, lebih terlihat saat bertambah usia.
3. - Fordyce granule,
- Hairy tongue,
- Fissure tongue,
- Scalloped tongue,
- Oral melanotic macule,
- Linea alba,
- White sponge nevus,
- Ankyloglosia,
- Leukoedema, dan lainnya.
4. Faktor herediter dan manifestasi dari Down syndrome dan Sjorgen syndrome
5. - Fissure lebih dari 1 yang dalamnya hingga 2- 6 mm,
- Fissure central terbesar dengan cabang Fissure kecil di sekelilingnya dan adanya
Fissure vertical, Transversal, Oblique
6. Edukasi, menjaga oral hygiene, menggunaka cairan H2O2 untuk membersihkan debris
makanan yang ada pada fissure.
SKEMA
Macam-
macam
Etiologi
Varian
Normal Gambaran
Klinis
Perawatan
Sasaran Belajar
LO 1. Memahami dan menjelaskan variasi normal
2.6 Makroglossia
2.7 Lingual Varicosities
2.8 Geographic tongue
2.9 Median Rhomboid glossitis
Muncul dalam bentuk papula berwarna putih kekuningan yang multiple atau bisa
juga sebagai papula berwarna putih. Paling banyak terdapat pada mukosa bukal dan
berupa garis merah terang di bibir atas. Dapat pula terlihat pada retromolar pad dan
pada pillar tonsil anterior.
d. Perawatan
Diperlukan prosedur pembedahan namun pada kasus dengan garis merah diatas bibir
harus dilakukan pembedahan karena alasan mengganggu estetik
2.2 Hairy tongue
a. Definisi
Pemanjangan secara abnormal dari papila filiformis yang membuat dorsum lidah
tampak seperti berambut dan terjadi perubahan warna
b. Etiologi
Penyebab utama dari hairy tongue adalah hipertropi papilla filiformis pada bagian
dorsum lidah, umumnya disebabkan kurangnya stimulus mekanis dan pembersihan.
Kondisi ini sering ditemukan pada masyarakat dengan oral hygiene buruk. Selain itu
hairy tongue juga terjadi pada perokok, peminum kopi dan teh, pengguna obat kumur,
diet lunak dengan sedikit serat.
c. Gambaran klinis
Semua kasus hairy tongue ditandai dengan hipertropi papila filiformis disertai sedikit
jumlah deskuamasi normal. Papila filiformis normal berukuran 1mm sedangkan pada
hairy tongue panjang papila filiformis lebih dari 3mm
d. Perawatan
Tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika OH buruk maka dianjurkan untuk
berkonsultasi dengan doktergigi sehingga dapat didiagnosis dan diobati sejak awal.
jika kondisi ringan tanpa gejala maka yang terbaik adalah melakukan perawatan gigi
dan mulut seperti penggunaan pembersih lidah dan menggosok permukaan dorsal
lidah sesering mungkin sehingga mencegah akumulasi partikel makanan dan bakteri.1
a. Definisi
Kondisi varian normal yang ditandai dengan terdapatnya celah yang dalam di
dorsum lidah dan umumnya tidak ada gejala sakit. Biasanya kedalamannya 2-6mm
dan semakin bertambah nyata seiring bertambahnya usia.
b. Etiologi
Kondisi ini herediter/gen terlihat saat jelas dengan bertambah jelas seiring
bertambahnya usia, fissure tongue juga manifestasi dari syndrome sjorgen, down
syndrome dan psoriasis.
c. Gambaran klinis
Variasi dalam bentuk, jumlah, kedalaman panjang serta pola dari celah tersebut.
Celah fissure tongue terdapat lebih dari 1 dan sedalam 2-6mm, biasanya
asimptomatik dan ditemukan secara kebetulan
d. Perawatan
Edukasi pasien bahwa fissure tongue adalah variasi normal dan tidak bahayaserta
harus menjaga oral hygiene.
a. Definisi
Lesi putih pada jaringan mulut yang disebabkan iritasi kronik akibat menyedot pipi
yang berulang-ulang, menggigit pipi, atau mengunyah.
b. Etiologi
- Terjadi pada orang yang sedang stress/kegelisahan atau psikologinya yang
sedang bermasalah, sehingga menyebabkan bibir dan pipinya tergigit tidak
sengaja
- Kebiasaan buruk
- Gigi yang tajam atau runcing
- Efek samping dari teeth grinding
- Kelainan TMJ dan juga disfungsi otot
c. Gambaran Klinis
Gambar 4. Cheek bitting
Lesi putih pada jaringan mulut yang disebabkan oleh iritasi kronik. Terdapat area
traumatis yang menebal, terbentuk jaringan parut, dan lebih pucat dibandingkan
jaringan di sekitarnya.
Pasien dengan kondisi seperti ini menyadari kebiasaannya tersebut, namun dia tidak
mengetahui bahwa ternyata dalam mulutnya sudah terbentuk lesi. Selain itu juga
terlihat di bibir dan lidah sebagai kombinasi lesi traumatik.
Sering ditemukan pada kedua sisi posterior dari mukosa bukal sepanjang bidang
oklusi. Didapat kekasaran atau adanya small tagz pada permukaan jaringan mulutnya.
2
d. Perawatan
Selama lesi tersebut disebabkan karena kebiasaan yang tidak disadari, tidak
diperlukan adanya tindakan. Meskipun begitu, kebiasaan ini tidak bisa dihentikan,
maka diperlukan night guard occlusal plastic.1
2.5 Leukoedema
a. Definisi
Leukoedema merupakan salah satu dari variasi normal mukosa rongga mulut dimana
muksoa rongga mulut memiliki penampakan berwarna abu-abu dan opak.
b. Etiologi dan patogenesis
Leukoedema adalah perubahan mukosa yang umum, yang dapat dikatakan lebih
mewakili variasi kondisi normal daripada perubahan patologis sejati. Insidensi
leukodema cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Kondisi ini jauh lebih
sering terjadi pada orang kulit hitam dibandingkan kulit putih, yaitu dilaporkan terjadi
50% pada anak-anak kulit hitam dan 92 % pada orang dewasa kulit hitam.
c. Gambaran Klinis
Gambar 5. Leukoedema terjadi di mukosa bukal
Leukoedema tampak sebagai diskolorasi (perubahan warna) mukosa menjadi tampak
keputihan, diffuse, dan filmy (seperti lapisan film), dengan banyak lipatan-lipatan
permukaan yang diakibatkan mengkerutnya mukosa. Lesi tidak dapat dikelupas, dan
menghilang atau memudar saat mukosa diregangkan. Leukoedema paling sering
terjadi di mukosa bukal (pipi bagian dalam) secara bilateral (kanan dan kiri), dan
kadang-kadang dapat ditemui pada mukosa labial (jaringan lunak bibir), palatum
(langit-langit) lunak, dan dasar mulut.2
d. Perawatan
Tidak ada perawatan yang diindikasikan karena kondisi ini adalah variasi normal.
2.21 Makroglossia
a. Definisi
Makroglossia merupakan suatu keadaan lidah yang mempunyai ukuran lebih besar
dari normal. Untuk menilai ukuran lidah, maka lidah harus dalam keaadaan istirahat,
tinggi normal dari dorsum lidah harus sama dengan bidang oklusal dari gigi bawah,
tepi-tepi lateral lidah harus berkontak dengan gigi, lidah yang melebihi dimensi ini
disebut makroglossia.
b. Etiologi
Etiologi makroglosia dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan utama yaitu true
makroglosia dan pseudo makroglosia.
True Makroglosia
True Makroglosia adalah pembesaran lidah murni yang disebabkan oleh
bertambahnya otot lidah dan menimbulkan maloklusi gigi yang disebabkan
tekanan lidah terhadap gigi. True makroglosia bisa didapat secara kongenital
(dibawa lahir) dan akuired (didapat). True makroglosia yang didapat secara
kongenital dapat disebabkan oleh hemangioma, limfangioma, sindroma Down
dan sindroma Beckwith-Wiedemann, sedangkan makroglosia akuired
disebabkan oleh hipotiroidisme (kretinisme), akromegali dan amiloidosis.
Pseudo Makroglosia
Pseudo makroglosia antara lain, kebiasaan postur lidah (menjulurkan lidah),
pembesaran tonsil, adenoid, hipotonia pada lidah serta defisiensi mandibula.
Faktor predisposisi dari makroglosia adalah karena kehilangan gigi geligi
rahang bawah dalam jumlah yang banyak, dapat pula disebabkan oleh tumor,
radang dan perubahan hormonal (misalnya pada kretinisme dan akromegali)3
c. Gambaran klinis
Gambar 6. Makroglosia
Lidah berukuran lebih besar dari ukuran normal, biasanya terdapat garis atau
cetakan gigi (identetion marking) pada tepi lidah, seringkali lidah menunjukkan
papilla fungiformis yang membesar.
Makroglosia dapat menyebabkan gangguan kesehatan umum seperti, kesulitan
makan,menelan, berbicara dan bernafas, sehingga mengakibatkan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak, selain itu makroglosia juga dapat
menimbulkan kelainan pada gigi dan rahang.1
d. Perawatan
Perawatan makroglosia tidak akan berhasil kecuali menghilangkan
penyebabnya, perawatan makroglosia secara surgikal dapat dilakukan dengan
glossektomi, sedangkan perawatan yang ditimbulkan makroglosia terhadap gigi
dapat dikoreksi dengan perawatan ortodonti.
Tidak menimbulkan rasa sakit, asimtomatis, tampilan khas lesi berebntuk oval atau
belah ketupat yag terletak di midline dari permukaan dorsal lidah, lesi biasanya
simetris, berbatas tegas.
d. Perawatan
Tidak di perlukan perawatan.
a. Definisi
Torus palatinal merupakan kondisi dimana terdapat tonjolan atau benjolan tulang
(eksostosis) pada langit-langit mulut (palatum). Biasanya, tonjolan ini tertutup
oleh mukosa yang tipis dan sedikit pembuluh darah.
b. Etiologi
c. Gambaran klinis
d. Perawatan
Torus palatinal harus diangkat jika mengganggu fungsi makan, bicara, atau
perangkat prostetik.
d. Perawatan
Torus dihilangkan dengan di eksisi (alveolektomi) jika menimbulkan kesulitan
saat menggunakan gigi tiruan.
2.31 Angkyloglossia
a. Definisi
Ankyloglossia berasal dari bahasa Yunani yaitu angkylos “tidak lurus”, glossia
“lidah”. Partial ankyloglossia biasanya juga disebut dengan tongue tie dimana
kondisi ini disebabkan frenulum yang pendek pada lidah atau frenulum melekat
sampai keujung lidah. Ankyloglossia dapat mempengaruhi cara bicara (terutama
sulit untuk mengucapkan huruf t, d, l, th, dan s), mastikasi, menyusui untuk bayi,
kebersihan mulut dan lingkungan sosial.
b. Etiologi
Ankyloglossia terjadi karena kegagalan dalam degenerasi sel yang mengarah pada
hubungan antara lidah dengan dasar mulut. Insidensi dari tongue tie bervariasi
dari 0,25%.
c. Gambaran Klinis
Gambar 16. Ankyloglossia
Ankyloglossia disebabkan frenulum yang pendek pada lidah atau frenulum
melekat sampai keujung lidah. Lidahnya tidak dapat menyentuh palatum dan
sulit untuk menjangkau gigi bagian labial kiri dan kanan rahang atas.
d. Perawatan
Pembedahan dapat dilakukan sebagai terapi tongue tie adalah frenektomi.
Frenektomi merupakan salah satu prosedur bedah preprostetik. Prosedur
sederhana dimana sebagian atau seluruh frenulum yang bermasalah dibuang
secara bedah dengan tujuan untuk mengembalikan keseimbangan kesehatan
mulut dan retensi serta stabilitas gigi tiruan.5
2.32 Papilitis
a. Definisi
Papilitis merupakan kondisi medis di mana permukaan lidah, terutama papila
fungiformis meradang dan membesar.
b. Etiologi
Gangguan gastrointestinal
Asma
Alergi serbuk bunga
Iritasi konstan lidah
Trauma atau menggigit lidah
Sensitivitas lingkungan lidah menekankan perubahan hormonal atau fluktuasi
(seperti dengan menstruasi)
Merokok.1
c. Gambaran Klinis
c. Gambaran klinis
Gambar 20. Pigmentasi fisiologis
Daerah yang umum untuk mengamati pigmenyasi rasial adalah pada bagian
gingival cekat. Seringkali tampak seperti pita yang diffuse, gelap dengan betas
jelas, simetris dan tanpa gejala. Daerah lain yang dapat terkena adalah mukosa
pipi, palatum keras, bibir dan lidah biasanya simetris, menetap, dan tidak
merubah morfologi yang normal seperti stipling gingival yang dapat terjadi ada
seluruh umur dan dapat terjadi di berbagai macam lokasi di dalam rongga mulut.
d. Perawatan
Tidak ada perawatan untuk variasi normal ini karena bersifat asimptomatik.
Tafsir:
Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa ayat ini turun ketika Rasulullah saw. memerintahkan
untuk menikahkan beberapa budak / orang-orang non-Arab dengan anak-anak perempuan
keturunan Arab. Maka mereka terheran-heran dan berkata: “Wahai Rasulullah apakah engkau
memerintahkan kami untuk menikahkan anak-anak perempuan kami dengan para budak?”
Maka turunlah ayat ini dan membatalkan pemikiran-pemikiran takhayul ini.
Dalam kitab al-Kafi disebutkan dari Abu Bakar al-Hadhrami dari Abi Abdillah as berkata:
Sesungguhnya Rasulullah saw menikahkan Miqdad bin al-Aswad dengan Dhuba’ah binti az-
Zubair bin Abdul Muththalib, beliau menikahkannya agar mereka tahu bahwa yang paling
mulia di antara mereka di Sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara mereka.
Daftar Pustaka
1. Langlais P, Miler C. Atlas berwarna: kelainan rongga mulut yang lazim. Jakarta:
penerbit Hipokrates, 2000.
2. Laskaris, george. Atlas saku penyakit mulut. Ed 2. Jakarta: EGC, 2013.
3. Bruch, J. M. & Treiser, N. S. 2010. Clinical Oral Medicine and Pathology. New York:
Human Press.
4. Lewis M dan Jordan M. Penyakit mulut diagnosis dan terapi. Edisi 2. Purwanto, alih
bahasa. Jakarta: EGC; (tahun). Hal 70
5. Mandalas H dan Widya. Perawatan pada pasien Ankyloglossia. J Dental. 2017 Juli;
4(1): Hal 67-71
6. Ghom, Anil Govindrao. Textbook of Oral Medicine. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publishers.