You are on page 1of 5

Lokasi: Tandung Nanggala Tanggal: Sabtu, 26 maret 2016

Koordinat: 51 M 176351 9672437 Cuaca: cerah


Singkapan: Granit

B C

Gambar: (A) Singkapan granit di daerah Tandung Nanggala (B) kenampakan bending
pada batuan granit menunjukkan pembentukan nya bersamaan dengan
pendinginan (C) batuan asing (xenolith)

Deskripsi Singkapan:
terdapat dipinggir jalan, abu-abu, agak terang, sedikit kusam, masif, membentuk air terjun,
tinggi ± 10 meter, terdapat urat yang saling berpotongan.
Deskripsi litologi:
abu-abu, terang, agak kemerahan, segar, masif, holokristalin, faneritik, equigranular, disusun
oleh alkali feldspar, plagioklas, hornblenda dan kuarsa.
dijumpai struktur bending pada tubuh batuan granit, yang terbentuk saat batuan mulai
mengalami pendinginan serta dijumpai pula batuan asing (xenolith). Dalam konsep
mikrotektonik, kenampakan bending pada batuan beku, menunjukkan indikasi bahwa batuan
terbentuk pada transisi antara zona brittle dan zona ductile, selain itu diperkuat juga oleh
adanya bukti struktur seperti porfiroklas. Kehadiran urat terjadi pada fase akhir, dimana
batuan telah membeku, kehadiran urat ini saling berpotongan. Berdasarkan (J.D. Obbradovic,
1974, dan Sudjatmiko, dkk., 1998) batuan granit ini memiliki umur 9.03 Ma merupakan
batuan terobosan.

Lokasi: Sungai Lamasi, Batusitanduk. Tanggal: Sabtu, 26 maret 2016


Koordinat: 51 M 179939 9685234 Cuaca:Cerah
Singkapan: Diabas diterobos oleh basalt

Urat

Basalt

Gambar: (A) Singkapan diabas dan basalt di bawah jembatan lamasi (B) kenampakan urat epidot yang
memotong basalt)
Deskripsi singkapan:
singkapan memiliki panjang 20 meter, lebar 7 meter, kenampakan segar,terletak dibawah
jembatan lamasi tepatnya disepanjang sungai lamasi, singkapan berwarna abu-abu terang,
singkapan terpotong-potong oleh urat
Deskripsi litologi:
Diabas: Warna abu-abu terang, tekstur diabasik, fanerik, inequigranular, disusun oleh
plagioklas dan piroksen
Basalt : Warna abu-abu, gelap, afanitik, mengkilap, banyak rekahan.
Diabas termasuk ke dalam bagian ofiolit, sedangkan basalt, hadir sebagai intrusi dan bukan
merupakan bagian ofiolit.
Keterdapatan diabas diduga sebagai blok ofiolit dalam melange, hal ini dibuktikan dengan
adanya polideformasi serta asosiasi batuan ofiolit yang dijumpai pada stopsite sebelumnya,
deformasi dicirikan oleh kehadiran urat kuarsa dan epidot, shear fracture berarah
N190°E/70°, N180°E/60° yang dipotong sesar dengan kedudukan N60°E/60°, serta dijumpai
mylonite dan boudinage yang memiliki orientasi N185°E. Menurut (Priadi dkk., 1993), umur
dari bagian ofiolit menggunakan 40K-40Ar memperlihatkan kisaran 158,50–137,17 jt atau Jura
Akhir dengan tingkat ketidakpastian cukup tinggi. Diabas disetarakan dengan Formasi Ofiolit
Lamasi. Sedangkan, keterdapatan basalt diduga merupakan bagian dari formasi yang lebih
muda dari Ofiolit Lamasi.

Lokasi: Songka Tanggal: Sabtu, 26 maret 2016


Koordinat: 51 M 191659 9662616 Cuaca: Cerah
Singkapan: Basalt

A B

Gambar: (A) kenampakan singkapan songka berupa basalt (B) struktur bantal yang tidak terlihat
dengan baik, akan tetapi masih bisa diikuti dari rekahan yang dihasilkan diantara
bentukan bantal

Deskripsi singkapan:
Singkapan berada di pinggir jalan, tinggi ± 5 meter, lebar ± 20 meter, abu-abu gelap, kusam,
sedikit lapuk, terdapat rekahan,
Deskripsi litologi:
Basalt: Abu-abu kehijauan, gelap, struktur amigdaloidal, vesikuler, diisi oleh mineral kuarsa,
memiliki struktur bantal.
Kenampakan bentukan bantal tidak berbentuk ideal, akan tetapi jika jika diperhatikan pada
rekahan, maka akan didapatkan rekahan yang merupakan batas dari bulatan bulatan yang
menyerupai bantal. Satuan ini termasuk kedalam Batuan Gunungapi Lamasi-Pohi yang
memiliki umur 32,89–28,60 jt berupa lava andesit-basaltik berafinitas magmatik toleitik
dijumpai di sekitar Pohi di selatan Palopo. Produk vulkanik ini dan yang dijumpai di sekitar
Caming mengindikasikan kehadiran subduksi awal pada bagian tengah-utara Lengan Selatan
Sulawesi pada Eosen-Oligosen, seiring dengan pembentukan basalt Laut Sulawesi di utara
(Priadi dkk., 1993; Polve dkk., 1996).

Lokasi: Lauwa Tanggal: Sabtu, 26 maret 2016


Koordinat: 51 M 211390 9593132 Cuaca: Cerah
Singkapan: Konglomerat

Gambar: kenampakan singkapan konglomerat di daerah Lauwa,


nampak terlihat off set dari pergeseran yang dihasilkan
oleh struktur, orientasi butiran yang mengisi cerukan-
cerukan yang memanjang

Deskripsi Singkapan:
Singkapan sekitar 30 meter dari jalan, membentuk tebing setinggi ± 8 meter, lebar 14 meter,
warna kecoklatan, kusam, terlihat orientasi butiran, butiran berbentuk membundar tanggung-
membundar, pemilahan buruk, terlihat off-set dari pergerakan sesar berupa imbrikasi.
Deskripsi litologi:
Kecoklatan, agak gelap, bentuk membundar tanggung-membundar, kemas terbuka,
pemilahan buruk, disusun oleh fragmen berupa serpentinite, rijang, kuarsit, sekis yang
tertanam dalam matriks berupa material berukuran pasir halus-kasar dengan komposisi mirip
dengan fragmen.
Bidang perlapisan dapat dikenali dari orientasi butiran, dengan kedudukan N360E / 250 SE
konglomerat ini diduga ekuivalen dengan Formasi Walanae, yang diendapkan pada
lingkungan alluvial Fan, hal ini ditunjukkan oleh pemilahan yang buruk, fragmen
membundar, komposisi matriks yang sama dengan komposisi fragmen.
Sumber material diduga berasal dari pegunungan latimojong Komposisi (Coffieild et. al.,
1993) yang mengalami erosi ketika terjadi pengangkatan pada rezim kompresi,hal lainnya
adalah tidak dijumpai batugamping sebagai fragmen. Formasi Walanae berumur Miosen
Akhir – Pliosen

You might also like